Dermatitis Numularis

21

Transcript of Dermatitis Numularis

Ismawati (PO.71.3.201.10.1.065) Ismayanti (PO.71.3.201.10.1.066) Isnaeni Latif (PO.71.3.201.10.1.067) Jamilah (PO.71.3.201.10.1.068) Jumrana (PO.71.3.201.10.1.069) Kurniawati (PO.71.3.201.10.1.070) Lidya M. Panggalo (PO.71.3.201.10.1.071) Lutpiani (PO.71.3.201.10.1.072) M. Aliaksa (PO.71.3.201.10.1.073) Mardiana (PO.71.3.201.10.1.074) Mardianto (PO.71.3.201.10.1.075) Megah Fitrian (PO.71.3.201.10.1.076)

Dermatitits Numularis ditandai oleh bercak yang sangat gatal, bersisik, berbentuk bulat, berbatas tegas (berbeda dari dermatitis pada umumnya), dengan vesikel-vesikel kecil di bagian tepi lesi. Sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi (central clearing), tetapi secara klinis berbedadari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Kata numular diambil dari bahasa Latin nummulus yang berarti koin kecil= diskoid. Dermatitis numularis lebih sering dijumpai pada usia dewasa dibanding pada anak-anak

Dermatitis numularis angka kejadiannya pada usia dewasa lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita, onsetnya pada usia antara 55 dan 65 tahun. Penyakit ini jarang pada anak-anak, jarang muncul dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466 anak yang menderita dermatitis numularis dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur

Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak faktor predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan Micrococci diketahui sebagai penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. Namun demikian, perannya secara patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan kimia mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numularis, tetapi bukan merupakan penyebab utama. Penyakit ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga dihubungkan dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering dalam sehari akan memperburuk kondisi penyakit ini.

Dermatitis numularis merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan yang mengandung metal.

Karena pada dermatitis numularis terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numularis dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numularis.

Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numularis. Substansi P dan kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada penderita dermatitis numularis. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numularis menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi

Gejala-gejala yang umum, antara lain: Timbul rasa gatal UKK kulit yang antara lain makula, papul, vesikel,

atau tambalan : Bentuk numular (seperti koin) Terutama pada tangan dan kaki Umumnya menyebar Lembab dengan permukaan yang keras

Kulit bersisik atau ekskoriasi Kulit yang kemerahan atau inflamasi

Klinis ditandai : Lesi berbentuk Plakat ukuran koin, dengan Krusta diatasnya.

Klinis ditandai : Lesi yang konfluen berbentuk Plakat ukuran koin, dengan Lesi Satelit disekitarnya.

Klinis ditandai : Lesi berbentuk Plakat ukuran koin, dengan Lesi Simetris di pergelangan tangan.

Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik. Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numularis yang mempunyai gambaran penyembuhan di tengah. Jika ada kondisi lain yang sangat mirip dengan penyakit ini sehingga sulit untuk menentukan diagnosisnya (contohnya pada tinea, psoriasis) dapat dilakukan biopsi.

Dermatitis numularis dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan gejala klinis. Tingkat gatal dan terjadinya likenifikasi akan membedakannya dari neurodermatitis. Distribusi lesi biasanya pada kedua lutut, kedua siku dan kulit kepala. Pada psoriasis, lesinya kering, skuamanya lebih tebal dan iritasinya lebih ringan, patch test dan prick test akan membantu mengidentifikasikan penderita dengan dermatitis kontak

Diagnosis

banding dari penyakit ini antara lain: Liken simpleks kronikus (neurodermatitis). Dermatitis kontak alergi. Pitiriasis rosea Dermatitis atopik

Penatalaksanaanya difokuskan pada gejala yang mendasari. Menghindari alergen.

Melindungi kulit dari trauma. Pemberian Emollients. Steroid topikal Antibiotik oral maupun topikal. Antihistamin oral. Steroid sistemik.

Infeksi sekunder. Dermatitis numularis pada anak seringkali dijumpai datang ke rumah sakit dengan infeksi sekunder.

Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit dari dermatitis numularis yang kronik dan cenderung sering berulang (residif). Mencegah atau menghindari dari faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung berulang dengan menggunakan pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah penyakit ini. Adapun prognosis bervariasi dalam setiap individu. Dermatitis numularis cenderung residif pada sebagian besar kasus. Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik.