PR Long Case

9
Kebutuhan Cairan Tabel 1. Kebutuhan cairan untuk dehidrasi sedang Berat waktu masuk (kg) Jumlah cairan ml/kg BB per hari < 7 220 7 – 11 165 12 – 18 132 > 18 88 Kebutuhan cairan rumatan dapat diperhitungkan dari tabel berikut. Tabel 2. Kebutuhan cairan rumatan Berat badan (kg) Jumlah cairan (ml) 10 100 per kg BB 10 – 20 1000 + 50 x kg (diatas 10 kg) > 20 1500 + 20 x kg (diatas 20 kg) Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergan- tung pada zinc. Zinc juga dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna. Semua yang berpe- ran dalam fungsi imun, membutuhkan zinc. Jika zinc diberikan pada anak yang sistim kekebalannya belum berkembang baik, dapat meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari penyakit infeksi. Mekanisme lainnya adalah efek zinc pada cAMP pada tingkat enterocyte, me- nyebabkan peningkatan absorpsi Na+ dan

description

pr

Transcript of PR Long Case

Kebutuhan Cairan

Tabel 1. Kebutuhan cairan untuk dehidrasi sedangBerat waktu masuk (kg)Jumlah cairan ml/kg BB per hari

< 7220

7 11165

12 18132

> 1888

Kebutuhan cairan rumatan dapat diperhitungkan dari tabel berikut.

Tabel 2. Kebutuhan cairan rumatanBerat badan (kg)Jumlah cairan (ml)

10100 per kg BB

10 201000 + 50 x kg (diatas 10 kg)

> 201500 + 20 x kg (diatas 20 kg)

Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergan- tung pada zinc. Zinc juga dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna. Semua yang berpe- ran dalam fungsi imun, membutuhkan zinc. Jika zinc diberikan pada anak yang sistim kekebalannya belum berkembang baik, dapat meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari penyakit infeksi. Mekanisme lainnya adalah efek zinc pada cAMP pada tingkat enterocyte, me- nyebabkan peningkatan absorpsi Na+ dan menurunkan sekresi Cl-. Kita tahu, zinc adalah kofaktor enzim utama yang mensti- mulasi pembelahan sel. Jadi, ketika zinc diberikan, terjadi peningkatan pembelahan sel. Ketika zinc diberikan pada penderirta diare, terjadi perbaikan mukosa. Mukosa menjadi lebih kuat melawan diare. Kese- mua mekanisme ini bekerja secara bersa- maan, sehingga zinc memiliki efek pengo- batan dan pencegahan.

Barulahir: HB01 bulan: BCG + Polio 12 bulan: HB1 + DPT 1 + Polio 23 bulan: HB2 + DPT 2 + Polio 34 bulan: HB3 + DPT 3 + Polio 49 bulan: campak

jadwal imunisasi terbaru 2011 dikeluarkan oleh ikatan dokter anak Indonesia (IDAI).adwal ini berbeda dengan yang dikeluarkan oleh Depkes RI yang digunakan oleh Puskesmas, Posyandu dan bidan. Perbedaannya adalah untuk jadwal Depkes disesuaikan dengan Vaksin yang disediakan dan diberikan secara gratis oleh pemerintah, sesuai dengan program pengembangan imunisasi.Untuk imunisasi baru lahir sama yaitu hepatitis B bulan kedua dst berbeda. Jadwal dari IDAI lebih baik karena disesuaikan dengan hasil penelitian untuk mendapat kadar imunisasi yang optimal. Pemberian Vaksin BCG menurut Depkes diberikan saat usia 1 bulan, sedangkan menurut IDAI diberikan saat usia 2-3 bulan.

Bunyi Jantung ITerjadi karena getaran menutupnya katub atrioventrikularis, yang terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole. Getaran yang terjadi tersebut akan diproyeksikan pada dinding toraks yang kita dengar sebagai bunyi jantung I. Intensitas dari BJ I tergantung dari : Kekuatan kontraksi bilik dimana ini tergantung dari kekuatan otot bilik. Kecepatan naiknya desakan bilik Letak katub A V pada waktu systole ventrikel Kondisi anatomis dari katub A VDaerah auskultasi untuk BJ I :1. Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini.2. Pada ruang interkostal IV V kanan. Pada tepi sternum : katub trikuspidalis terdengar disini3. Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum, merupakan tempat yang baik pula untuk mendengar katub mitral.

Bunyi jantung IITerjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katub aorta dan a. pulmonalis pada dinding toraks yang merupakan tandadimulainya fase diastole ventrikel. Frekuensinya50Hz dan berakhir 0,15 detik

Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada : hipertensi arterisklerosis aorta yang sangat.Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada : kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital.BJ II menjadi kembar pada penutupan yang tidak bersama-sama dari katub aorta dan pulmonal. terdengar jelas pada basis jantung.BJ I dan II akan melemah pada : orang yang gemuk emfisema paru-paru perikarditis eksudatif penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung.

- Bunyi jantung I (S1), ditimbulkan oleh penutupan katup-katup mitral dan trikuspidal, lamanya kira-kira 0,15detik dan frekuensinya 25-45 Hz. Bunyi iniadalah tanda mulainya fase sistole ventrikel. Bunyi jantung I di dengar bertepatan denganterabanya pulsasi nadi pada arteri carotis.

- Bunyi jantung II (S2), ditimbulkan oleh penutupan katup-katup aorta dan pulmonal dan tandadimulainya fase diastole ventrikel. Frekuensinya50Hz dan berakhir 0,15 detik

Bunyi ketiga (Gallop S3)Bunyi ini lemah, didengar kira-kira sepertiga jalan diastolic. Pada individu muda ini bertepatan dengan masa pengisian cepat ventrikel. Hal ini mungkin disebabkan oleh getaran yang timbul karena desakan darah yang lamanya 0,1 detik.Maka bunyi jantung menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik seperti gallop kuda,bunyi ini terjadi pada awal diastolic, selama fase pengisian cepat siklus jantung atau pada akhir kontraksi atrium disebut suara ketiga (S3).Suara ini terdengar pada pasien yang mengalami penyakit miokard atau yang menderita gagal jantung kongestif dan yang ventrikelnya gagal menyemburkan semua darahselama sistolik. Gallop S3 terdengar pada pasien yang berbaring pada sisi kiri.

Bunyi ke empat (S4)Bunyi ini terkadang dapat didengar sebelum bunyi pertama bila tekanan atrium tinggi atau ventrikel kaku seperti pada hipertrofi ventike

Auskultasi bunyi jantung dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut :- Ictus cordis untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup mitral- Intercostal II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup pulmonal.- Intercostal III kanan untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari aorta- Intercostal IV dan V di tepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk mendengar bunyijantung yang berasal dari katup trikuspidal.Tempat-tempat auskultasi di atas adalah tidak sesuai dengan tempat dan letak anatomis dari katup-katup yang bersangkutan. Hal ini akibat penghantaran bunyi jantung ke dinding dada.

Antipiretik Non HepatotoksikDerivat asam propionat, misalnya ibuprofen, ketoprofen, naproksen. Mempunyai efek analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi, namun efek antiinflamasinya memerlukan dosis lebih besar. - Efek sampingnya ringan, seperti sakit kepala dan iritasi lambung ringan.Komposisi: Tiap tablet salut selaput mengandungDexketoprofen trometamol 36.9 mg setara dengan dexketoprofen 25 mgFarmakologi:Dexketoprofen trometamol merupakan garam tromethamine dari S-( + )-2-(3-benzoylphenyl) propionic acid, adalah obat analgesik, antiinflamasi dan antipiretik yang termasuk golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID).Mekanisme kerja obat-obat antiinflamasi nonsteroid berhubungan dengan pengurangan sintesis prostaglandin dengan penghambatan jalur siklooksigenase. Secara spesifik terjadi penghambatan transformasi asam arakidonat menjadi endoperoksida siklik, PGG2 dan PGH2, yang menghasilkan prostaglandin; PGE1, PGE2. PGF2 dan PGD2, dan juga prostasiklin PGI2 dan tromboksan (TxA2 dan TxB2). Selanjutnya, penghambatan sintesis prostaglandin dapat mempengaruhi mediator inflamasi lain seperti kinin, menyebabkan aksi tak langsung yang akan memperkuat aksi langsung.Dexketoprofen telah memperlihatkan penghambatan terhadap aktivitas COX-l dan COX-2 dalam percobaan pada manusia dan hewan.Studi klinik yang dilakukan pada beberapa model nyeri memperlihatkan bahwa dexketoprofen trometamol memiliki aktivitas analgesik yang efektif. Mula kerja aktivitas analgesiknya adalah 30 menit setelah pemberian. Efek analgesik bertahan selama 4 sampai 6 jam.Farmakokinetik:Tmax adalah 30 menit (kisaran waktu 15 sampai 60 menit), setelah pemberian per oral dexketoprofen trometamol pada manusia. Waktu paruh distribusi dan eliminasi dexketoprofen trometamol berturut-turut adalah 0,35 dan 1,65 jam, Dengan obat lain yang memiliki ikatan protein yang tinggi (99%), nilai rata-rata volume distribusinya adalah 0,25 l/kg. Jalur eliminasi utama untuk dexketoprofen adalah konjugasi glukuronida yang diikuti oleh ekskresi renal. Setelah pemberian dexketoprofen trometamol hanya S-( + ) enansiomer yang terdapat pada urin, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi konversi ke bentuk R-(-) enansiomer.Pada studi farmakokinetik untuk dosis ganda, terlihat bahwa AUC setelah pemberian terakhir tidak berbeda dengan pemberian dosis tunggal, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi akumulasi obat.Jika diberikan bersamaan dengan makanan, tidak ada perubahan pada AUC, tetapi terjadi penurunan Cmax dexketoprofen trometamol dan peningkatan kecepatan absorpsinya diperlambat (peningkatan Tmax)Indikasi:Pengobatan gejala dengan intensitas nyeri yang ringan hingga sedang, seperti nyeri akut muskuloskeletal, dismenoria, sakit gigi dan nyeri setelah operasi.Kontraindikasi:Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap dexketoprofen, NSAID lainnya, atau bahan tambahan yang terdapat di dalam sediaan.Pasien yang pernah mengalami serangan asma, bronkospasme, rinitis akut, atau polip nasal urtikaria atau edema angioneurotik yang dicetuskan oleh obat lain dengan cara kerja yang serupa (misalnya aspirin, atau NSAID lainnya).Pasien dengan riwayat atau menderita tukak lambung (aktif maupun baru kecurigaan saja), atau dispepsia kronik, perdarahan lambung atau