Long Case Hipertensi Urgency

45
LAPORAN KASUS HIPERTENSI URGENSI, VERTIGO, DAN HIPERTENSI HEART DISEASE PEMBIMBING : dr. Afdhalun A. Hakim, Sp.JP, FIHA, FAsCC DISUSUN OLEH : Meita Kusumo Putri, S. Ked NIM : 030.10.174 0

description

HIPERTENSI URGENCY

Transcript of Long Case Hipertensi Urgency

LAPORAN KASUSHIPERTENSI URGENSI, VERTIGO, DAN HIPERTENSI HEART DISEASE

PEMBIMBING :dr. Afdhalun A. Hakim, Sp.JP, FIHA, FAsCC

DISUSUN OLEH :Meita Kusumo Putri, S. KedNIM : 030.10.174

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMRUMAH SAKIT OTORITA BATAMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIPERIODE 26 OKTOBER 2014 3 JANUARI 2015LEMBAR PENGESAHAN

Nama mahasiswa: Meita Kusumo Putri, S. KedNIM: 030.10.174Bagian: Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas TrisaktiPeriode: 26 Oktober 2014 3 Januari Agustus 2015Judul: Hipertensi urgency dan hipertensi heart diseasePembimbing: dr. Afdhalun A. Hakim, Sp.JP, FIHA, FAsCC

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal :Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Otorita Batam.

Batam, Desember 2014

dr. Afdhalun A. Hakim, Sp.JP, FIHA, FAsCC

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Hipertensi urgency dan hipertensi heart disease dengan baik dan tepat waktu.Laporan kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti di Rumah Sakit Otorita Batam periode 26 Oktober 2014 3 Januari 2015. Di samping itu, laporan kasus ini ditujukan untuk menambah pengetahuan bagi kita semua tentang hipertensi urgency dan hiperteni heart disease.Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada dr. Afdhalun A. Hakim, Sp.JP, FIHA, FAsCC selaku pembimbing dalam penyusunan laporan kasus ini, serta kepada dokterdokter pembimbing lain yang telah membimbing penulis selama di Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Otorita Batam. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekanrekan anggota Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Otorita Batam serta berbagai pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan kepada penulis.Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya masukan, kritik maupun saran yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya, semoga tugas ini dapat memberikan tambahan informasi bagi kita semua.

Batam, November 2014 Penulis

Meita Kusumo Putri

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ..........................................................................................1Kata pengantar ....................................................................................................2Daftar isi ............................................................................................................3BAB IPendahuluan ..................................................................................4BAB IILaporan Kasus ..........................................................................5 BAB IIIAnalisa Kasus ......................................................................BAB IVKesimpulan ....................................................................................18

BAB IPENDAHULUAN

Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004.Semakin meningkatnya kasus hipertensi yang terjadi di dunia dapat menyebabkan semakin seringnya terjadi komplikasi lebih lanjut yang dapat mengancam jiwa.1 Diperkirakan sekitar 1 % dari pasien hipertensi akan mengalami krisis hipertensi. Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak sistolik 180 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik 120 mmHg yang membutuhkan penanggulangan segera. Krisis hipertensi dibagi menjadi dua kategori, yaitu hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi. Hipertensi emergensi adalah peningkatan secara mendadak tekanan darah sistolik 180 mmHg atau tekanan darah diastolik 120 mmHg disertai dengan adanya kerusakan target organ akut atau progresif sehingga membutuhkan penurunan tekanan darah segera. Hipertensi urgensi adalah peningkatan secara mendadak tekanan darah sistolik 180 mmHg atau tekanan darah diastolik 120 mmHg tanpa gejala yang berat atau kerusakan target organ progresif dimana kondisi ini membutuhkan penurunan tekanan darah dalam beberapa jam. 2Secara epidemiologis, kejadian krisis hipertensi paralel dengan distribusi hipertensi primer dalam komunitas, dan lebih tinggi pada mereka orang African-American dan usia lebih tua, dimana pria terkena 2 kali lebih sering dibandingkan wanita. Kebanyakan dari pasien yang mengalami krisis hipertensi ialah mereka yang sudah terdiagnosis memiliki hipertensi primer dan banyak diantaranya sudah diberikan terapi antihipertensi dengan kontrol tekanan darah yang tidak adekuat. Pada beberapa penelitian yang ada menunjukkan bahwa pasien dengan krisis hipertensi memiliki peluang yang lebih besar untuk menderita gangguan somatoform,stroke serta penyakit jantung hipertensi dan atau penyakit jantung koroner. Kurangnya tenaga dokter, kegagalan untuk memberikan terapi antihipertensi lebih awal, serta ketidaksesuaian dalam memberikan terapi antihipertensi menjadi faktor resiko yang cukup besar untuk terjadinya hipertensi emergensi. Hal inilah yang menyebabkan semakin tingginya kejadian krisis hipertensi yang terjadi pada pasien-pasien hipertensi. 1,2

BAB IILAPORAN KASUSI. IDENTITAS PASIEN Nama: Tn. A. Jenis kelamin : Laki-laki Umur: 79 Tahun Agama: Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Pensiun PNS Status pernikahan: Menikah Hari, dan tanggal masuk RS: Kamis, 11 Desember 2014, pukul 20.00 WIB Ruang perawatan: Bangsal MelatiII. ANAMNESISDilakukan secara auto-anamnesa kepada pasien dan allo-anamnesa kepada anak kandung pasien pada Kamis, 12 Desember 2014, pukul 06.30 WIB.Keluhan UtamaNyeri kepala sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit.Riwayat Penyakit SekarangSeorang pasien laki-lak berusia 79 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri kepala bersifat berdenyut, timbul secara mendadak saat berubah posisi dari berbaring ke posisi duduk yang disertai tengkuk terasa berat. pasien sedang ingin berubah posisi dari berbaring ke posisi duduk yang disertai dengan tengkuk terasa berat. Selain mengeluhkan nyeri kepala, pasien juga mengeluh adanya pusing yang bersifat berputar, seakan-akan lingkungan sekitar ikut bergerak, berlangsung dalam beberapa menit. Pasien mengaku masih sanggup berjalan dan tidak mengeluhkan rasa seperti ingin terjatuh. Keluhan pusing berputar seperti ini sudah sering berulang, namun serangan ini dirasa paling hebat dibandingkan biasanya. Keluhan mual, muntah, gangguan pendengaran, pandangan kabur, penglihata ganda, penurunan kesadaran hingga pingsan, sesak napas, nyeri dada, rasa jantung berdebar, ataupun keringat dingin saat serangan pusing berputar disangkal. Buang air kecil lancar, volume urine banyak, tidak tersendat-sendat, dan tidak terasa nyeri. Nafsu makan baik, tidak ada penurunan berat badan, keluhan demam, batuk ataupun riwayat batuk lama disangkal. Keluhan mudah merasa lapar, haus, atau kesemutan pada ujung-ujung jari juga disangkal.Riwayat Penyakit DahuluDidapatkan riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, dengan tekanan sistolik rerata pasien adalah 140-150 mmHg, tidak terkontrol teratur dengan pengobatan. Riwayat diabetes mellitus, asma, penyakit jantung, ginjal disangkal. Riwayat sesak napas atau nyeri dada terdahulu disangkal. Riwayat keluar cairan dari dalam telinga, telinga berdengung disangkal. Riwayat trauma, atau cedera terutama pada bagian kepala juga disangkal. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, ginjal, asma, dan keganasan dalam keluarga disangkal. Riwayat KebiasaanTerdapat riwayat merokok aktif saat usia muda selama 15 tahun, dengan jumlah 6 batang per hari. Pasien menjaga pola makan dengan cukup baik, pasien mengurangi makan makanan yang asin dan berlemak sejak mengetahui mengalami hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.Riwayat PengobatanPasien meminum obat penurun tekanan darah, berupa captopril, namun tidak rutin diminum dan jarang kontrol ke dokter. Pasien sering minum obat mertigo bila keluhan pusing berputar kambuh.

III. PEMERIKSAAN FISIK (12 DESEMBER 2014)Pemeriksaan Umum1. Keadaan umum: Tampak sakit ringan2. Kesadaran: Compos mentis3. Tanda vitala. Tekanan darah: 170/100 mmHg di IGD : 220/110 mmHgb. Nadi: 54x/menit, ireguler, isi cukup, ekual. di IGD : 78x/menitc. Pernapasan: 16x/menit di IGD : 18x/menitd. Suhu: 36,4oC di IGD : 36,6oC4. Antropometri a. BB: 50 kgb. TB: 160 cmc. BMI: 19,53d. Lingkar pinggang: -Status Generalis1. Kepala dan wajahKepala: NormosefaliWajah: Simetris2. MataPalpebra: Tidak tampak oedem pada kedua palpebraKonjunctiva: Tidak tampak pucat pada kedua konjunctivaSklera: Tidak tampak ikterik pada kedua skleraPupil: Bulat, isokor, diameter 3 mm / 3 mm, Refleks cahaya: Langsung : Ada pada kedua mata Tidak langsung : Ada pada kedua mataLensa: JernihPergerakan bola mata: Baik ke segala arah3. TelingaBentuk: Normotia aurikula dekstra dan sinistraLiang telinga: Lapang pada kedua liang telingaSerumen: Tidak ada pada kedua telingaCairan: Tidak ada pada kedua telingaMembran timpani: Tidak dilakukan pemeriksaan4. HidungBentuk: Bentuk normal dan tidak ada kelainanKavum nasi: Lapang / lapangSekret: Tidak ada pada kedua lubang hidungMukosa hiperemis: (-) / (-)Konka edema: (-) / (-)5. MulutBibir: Tidak tampak pucat, kering, ataupun sianosisPalatum: tak tampak kelainanGigi geligi: tak tampak kelainanLidah: tak tampak kelainanTonsil: T1 T1Faring: tak tampak kelainan6. Lehera. Deviasi trakea: (-)b. Kelenjar Tiroid: Tak teraba membesarc. Kelenjar getah bening leher : Tak teraba membesard. Tekanan Vena Jugularis : 5 + 2 cmH2O7. Thoraxa. ParuInspeksi: Bentuk thoraks simetris, tidak ada pernapasan yang tertinggal, tipe pernapasan abdominothorakal, tidak tampak retraksiPalpasi: Vokal fremitus sama kuat kanan dan kiriPerkusi: Sonor dikedua lapang paruAuskultasi: Suara napas vesikuler kanan dan kiri simetris, tidak didapatkan ronkhi atau wheezing pada kedua lapang paru.b. JantungInspeksi: Ictus cordis tak terlihatPalpasi: Ictus cordis tak teraba, tak teraba pulsasi abnormalPerkusi: -Batas paru dan kanan jantung berada setinggi ICS III-V linea sternalis dekstra dengan suara redup Batas paru dan kiri jantung berada setinggi ICS V 1 cm lateral dari linea midclavicularis sinistra dengan suara redup Batas atas jantung berada setinggi ICS II linea parasternalis sinistra dengan suara redupAuskultasi: Bunyi jantung I-II normal, irama ireguler, tidak terdengar split, murmur, ataupun gallop.8. AbdomenInspeksi: Perut tampak datar, gerakan peristaltik usus (-) Palpasi: Supel, tidak terdapat nyeri tekan diseluruh kuadran abdomen, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba ballottement ginjal, turgor kulit baik.Perkusi: Timpani pada seluruh lapang kuadran abdomen, tidak terdapat nyeri ketok costo-vertebra angle.Auskultasi: Bising usus (+) dengan frekuensi 3x/meni9. EkstremitasEkstremitas atasDekstraSinistraAkralHangatHangatTonus ototNormalNormalTrofi ototEutrofiEutrofiCapillary refill time