PPT KDK

47
KASUS KEDOKTERAN KELUARGA: “TB ANAK” Cut Aisyah Khumairah, S.Ked (1310.221.070) Tutuko Radite PN, S.Ked (1310.221.075) Novika Mega W, S.Ked (1310.221.083) Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat UNDIP Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Tahun 2015

description

kedokteran keluarga

Transcript of PPT KDK

KASUS KEDOKTERAN KELUARGA: “TB ANAK”Cut Aisyah Khumairah, S.Ked (1310.221.070)

Tutuko Radite PN, S.Ked (1310.221.075)

Novika Mega W, S.Ked (1310.221.083)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat UNDIPFakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jakarta Tahun 2015

BAB I LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL KDK

BAB IV PENUTUP

BAB I

LATAR BELAKANGTUBERKULOSIS ANAK

LATAR BELAKANGPenyakit TBC

merupakan masalah utama kesehatan

masyarakat di Indonesia

Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT 1995 )

penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor

tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit

saluran pernafasan pada semua kelompok umur.

Meningkatnya kejadian TBC pada orang dewasa, maka jumlah anak yang

terinfeksi TBC akan meningkat dan jumlah

anak dengan penyakit TBC juga meningkat.

TB merupakan salah satu penyakit menular yang

penularannya mudah sekali terjadi di dalam keluarga sehingga pengobatan TB

sangat penting untuk dilakukan secara holistik.

Pendekatan kedokteran keluarga memungkinkan

terapi secara holistik untuk dilakukan dan menghasilkan hasil

akhir yang memuaskan.

TUJUAN

•Memahami permasalahan kesehatan secara menyeluruh, berkelanjutan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

Tujuan

Umum

TUJUAN KHUSUS

Meningkatkan kualitas kesehatan seluruh anggota keluarga.

Membantu seluruh anggota keluarga untuk mengenali masalah yang ada di dalam

keluarga tersebut yang akan mempengaruhi derajat kesehatan anggota

keluarga

Membantu keluarga untuk memahami fungsi-fungsi anggota keluarga

Membantu keluarga untuk dapat memecahkan permasalahan kesehatannya

secara mandiri.

Membentuk perilaku hidup sehat di dalam keluarga.

MANFAAT

• Menambah pengetahuan penulis tentang kedokteran keluarga serta penatalaksanaan kasus TB pada anak dengan pendekatan kedokteran keluarga

Bagi Penulis

• Keluarga menjadi lebih memahami mengenai masalah kesehatan yang ada dalam lingkungan keluarga.

• Keluarga mampu untuk mengatasi permasalahan kesehatan keluarga secara mandiri

Bagi Pasien dan Keluarga

• Sebagai bahan masukan agar setiap memberikan penatalaksanaan kepada pasien TB Anak dilakukan secara holistik dan komprehensif

Bagi Tenaga Kesehatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKATUBERKULOSIS ANAK

Mycobacterium Tuberculosis Bakteri berbentuk batang aerob yang tidak membentuk spora

Bakteri berbentuk batang aerob yang tidak membentuk spora

Basil tuberkulosis ditandai dengan “tahan asam”.

Mikobakterium kaya akan lipid yang terdiri dari asam mikolat (asam lemak rantai panjang C78-C90), lilin, dan fosfat.

Sifat Pertumbuhan

• Bersifat aerob obligat• Mendapatkan energi dari oksidasi banyak komponen karbon sederhana• Peninkatan CO2 mendukung pertumbuhan• Waktu replikasi sekitar 18 jam• Bentuk saprofitik

Reaksi terhadap Bahan Fisik dan Kimia

• Cenderung lebih resisten terhadap bahan-bahan kimia • Sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhannya yang berkelompok• Basil tuberkel tahan pengeringan dan dapat hidup untuk waktu yang lama

pada sputum yang dikeringkan

TUBERKULOSIS ANAK

Menurut Kartasasmita (2009), sulitnya konfirmasi diagnosis TB

pada anak mengakibatkan penanganan TB anak terabaikan

FAKTOR RISIKO

Risiko Infeksi TB

Terpajan dengan orang dewasa dengan TB aktif

Daerah endemis

Kemiskinan

Lingkungan yang tidk sehat

Tempat penampungan umum

dll

Risiko Sakit TB

Usia

Uji tuberkulin (+)

Malnutrisi

Imunokompromais

Epidemiologi TB

Kepadatan hunian

Pendidikan rendah

dll

RISIKO SAKIT TB PADA ANAK YANG TERINFEKSI TB

Umur saat infeksi

Primer

(Tahun)

Tidak Sakit Risiko Sakit

TB Paru TB Diseminata

(milier, meningitis)

<1 50% 30-40% 10-20%

1-2 75-80% 10-20% 2-5%

2-5 95% 5% 0,5%

5-10 98% 2% <0,5%

>10 80-90% 10-20% <0,5%

BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

IDENTITAS

Pasien

Nama : An. MN Umur : 5 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status : Tidak Kawin Agama : Islam Suku bangsa : Jawa Pendidikan : TK Pekerjaan : - Alamat lengkap : Perumahan

Sandangsari Gg Kapas Tengah no 44 RT/RW 001/008 Desa Madyocondro Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Kepala Keluarga

• Nama : Tn. MS• Umur : 30 Tahun• Jenis kelamin : Laki-laki• Status : Menikah• Agama : Islam• Suku bangsaz : Jawa• Pendidikan : SLTA• Pekerjaan : Wiraswasta Alamat lengkap : Perumahan

Sandangsari Gg Kapas Tengah no 44 RT/RW 001/008 Desa Madyocondro Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

KARAKTERISTIK KEDATANGAN PASIEN KE PUSKESMAS SECANG 1

Pasien datang ke Puskesmas Secang I pertama kali bulan Januari 2015. Pasien datang dengan keluhan sering batuk-

batuk yang sudah lama. Pasien datang diantar oleh ibu yang melakukan kunjungan kontrol rutinnya untuk

pengobatan TB paru

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan adik perempuan

yang berusia 3 tahun di Perumahan Sandangsari Gg Kapas

Tengah no 44 RT/RW 001/008 Desa Madyocondro Kecamatan

Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Daerah tempat

tinggal pasien merupakan daerah pemukiman penduduk

yang baik dan dengan keadaan lingkungan yang bersih

PROFIL KELUARGA PASIEN

No NamaUmur

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan

Hubungan

Keluarga

Status

Perkawinan

Keteterangan

Kesehatan

1. MS 30 SLTA Wiraswasta Suami Kawin Sehat

2. RM 29 SLTA Pedagang Istri KawinPost Pengobatan

TB paru

3 MN 5 TK Pelajar Anak I Tidak Kawin TB anak

4 K 3 - - Anak II Tidak Kawin Sehat

GENOGRAM

DENAH RUMAH

RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH DILAKUKAN

Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dan

autoanamnesa pada tanggal 8 Maret 2015 pukul 19.00 WIB di

rumah pasien

Keluhan Utama

• Batuk tidak berdahak sudah 1 bulan

Keluhan Tambahan

• Panas, BB menetap dan tidak naik

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke balai pengobatan umum Puskesmas Secang 1 dengan keluhan utama batuk yang sudah lama, kurang lebih sudah 1 bulan. Batuk tidak berdahak. Keluhan disertai panas yang hilang timbul. Pasien belum pernah mengalami keluhan batuk yang lama hingga 1 bulan. Ibu pasien baru saja menyelesaikan pengobatan TB parunya.

Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat sakit yang serupa : disangkal• Riwayat alergi : disangkal• Riwayat asma : disangkal• Riwayat mondok : diakui saat usia 6 bulan dengan

diare

Riwaya Penyakit Keluarga

• Ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama (ibu pasien)

• Tidak ada anggota keluarga yang menderita alergi• Tidak ada anggota keluarga yang menderita asma

• KEPALA : Normocephali, rambut hitam, distribusi rambut merata, tidak

mudah dicabut• MATA : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-), mata cekung (-)• TELINGA : Benjolan (-), Oedem (-), Nyeri tekan (-),

Sekret (-) • HIDUNG : sekret (-), deviasi septum (-) • BIBIR : Pucat (-), sianosis (-), bibir kering (+)• TENGGOROK : T1-T1, faring hiperemis (-), granulasi (-),

nyeri telan (-)• LEHER : Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-)

• THORAKS : –COR

• Inspeksi : Iktus cordis tak tampak• Palpasi : Iktus cordis teraba tidak kuat angkat• Perkusi : Dalam batas normal• Auskultasi : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-)

 –PULMO

• Inspeksi : Normochest, simetris.• Palpasi : Fremitus kanan = kiri• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru• Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-),

wheezing (-/-)

ABDOMEN Inspeksi : Datar Palpasi : Supel, hepar / lien tidak teraba membesar, nyeri tekan abdomen (-), turgor baik

Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG Rontgen : Sugestif TB Mantoux Test : (+)

DIAGNOSIS KERJA

Skoring TB anak = 9 (>6) DIAGNOSIS TB ANAK

PARAMETER KEADAAN PASIEN SKOR

Kontak dengan pasien TB Kontak dengan pasien BTA (+) 3

Uji Tuberkulin + 3

Keadaan Gizi - -

Demam tanpa sebab jelas >2 minggu 1

Batuk >3 minggu 1

Pembesaran KGB - -

Pembengkakan tulang - -

Foto TB Sugestif TB 1

PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa

• Menjaga pola makan bergizi tinggi• Menjaga daya tahan tubuh

Medikamentosa

• Tablet FDC yang berisi (Pirazinamid 150 mg, Rifampicin 75 mg, Isoniazid 50 mg)

• Vitamin Curcuma

HASIL PENATALAKSANAAN MEDIS

Pemeriksaan dilakukan saat kunjungan ke rumah pasien pada

tanggal 10 dan 12 Maret 2015, pasien merasa sesekali batuk-batuk namun

sudah tidak dmam, berat badan belum ada peningkatan.

Faktor Pendukung

•Kesadaran orang tua pasien untuk minum obat teratur agar anak dapat pulih, perhatian orangtua mengenai obat-obatan apa saja yang harus diminum anak, pemeriksaan rutin untuk anak. Orangtua juga menyadari untuk memeriksakan anggota keluarga yang lain (anak kedua) untuk deteksi TB

Faktor Penghambat

•orangtua pasien belum paham mengenai pentingnya asupan gizi bagi anak dengan TB, perawatan rumah

Indikator Keberhasilan•Mantoux test di akhir pengobatan (-), anak mengalami peningkatan berat badan

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

• FUNGSI BIOLOGIS DAN REPRODUKSI

Pasien batuk-batuk sudah 1 bulan belum berhenti. Pasien sering batuk-batuk namun tidak pernah sesak dan belum pernah lebih dari 3 minggu. Selama dua bulan terakhir pasien tidak pernah sakit yang lain atau menjalani perawatan di RS namun keluhan batuk disertai uga dengan demam yang hilang timbul tanpa penyebab yang jelas. Pasien memiliki riwayat kontak dengan pasien BTA positif yaitu sang ibu pasien sendiri. Pasien saat ini berusia 5 tahun, tidak pernah mengalami kelaianan sejak lahir. Penolong persalinan oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan.

•  FUNGSI PSIKOLOGIS

Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan satu adik perempuan dengan selisih usia 2 tahun. Sehari-hari pasien aktif bermain dengan adik dan kedua orangtuanya. Orangtua tidak memiliki masalah dalam mendidik anak-anaknya.

FUNGSI EKONOMI

Sumber penghasilan dari keluarga pasien didapatkan dari hasil kerjaayah sebagai wiraswasta dengan penghasilan rata-rata sebulan 4.000.000 per bulan dan hasil berdagang ibu. Penghasilan tersebut dipakai untuk membayar listrik, telepon seluler, dan untuk belanja harian. Untuk kebutuhan primer (makan, minum, sandang, papan) serta kebutuhan sekunder (ibadah, alat elektronik) sudah tercukupi dengan baik.

• Fungsi Pendidikan

Pendidikan terkhir pasien saat ini adalah Taman Kanak-Kanak, sedangkan pendidikan terakhir orangtua pasien adalah SLTA.

• Fungsi Religius

Pasien dan keluarga memeluk agama islam yang menjalankan ibadah sholat lima waktu dan sering sholat berjamaah di mushola dekat rumahnya

•  Fungsi Sosial Budaya

Pasien diberikan pembekalan agama sejak kecil dan mengikutsertakan anaknya untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di sekolah. Pasien sebagai seorag anak memiliki waktu untuk bermain dengan teman-teman sebaya yang biasa dilakukan sore hari.

Pola Konsumsi Makan Pasien

Frekuensi makan rata–rata pasien setiap harinya 3x sehari dengan mengolah makanan sendiri di rumah. Variasi makanan sebagai berikut: nasi, lauk (ayam, telur, ikan, tempe, tahu), sayur (bayam, kangkung,sop). Pasien kadang mengkonsumsi buah-buahan. Buah favorit pasien yang biasa diberikan oleh orangtua adalah pepaya dan mangga.

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA Faktor Perilaku

Pasien tidur rata-rata pada pukul 22.00 WIB. Pasien tidur bersama adik dan kedua orangtuaya. Kegiatan sehari-hari pasien sekolah dari pukul 07.00 hingga 10.00 WIB diantar jemput oleh ibu. Pasien dibiasakan makan di rumah sehingga tidak terlalu sering jajan di luar. Pasien memeilki waktu istirahat siang dan bermain di sore hari. Saat maam hari sehabis makan malam pasien biasa bermain dengan adik perempuan dan orangtuanya.

Faktor Non Perilaku

Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup dekat seperti puskesmas. Hal ini cukup berpengaruh terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit. Jarak rumah ke Puskesmas Secang Ikurang dari 1 km.Keluarga pasien memiliki kendaraan pribadi untuk bepergian ke pelayanan kesehatan.

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

Pasien tinggal di rumah milik sendiri yang berasal dari warisan kedua orangtua ayah pasien. Terletak di daerah pemukiman perumahan yang asri, cukup bersih dan teratur. Bentuk bangunan 1 lantai.Secara umum gambaran rumah terdiri dari 3kamar tidur, 1 dapur,1 kamar mandi+WC, dan 1 ruang tamu.Lantai rumah hanya di bagian ruang tamu keramik dan di bagian dapurplester,dinding tembok dari bata, atap dari genteng dengan langit-langit.Ventilasi dan penerangan disetiap ruangan kurang,terdapat jendela di ruang tamu dan ruang tidur namun tidak pernah dibuka.Kebersihan dalam rumah dan luar rumah cukup baik, danuntuk tata letak barang cukup rapi.Listrik 900 watt, sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari dari PAM. Fasilitas MCK dengan jamban jongkok, bak mandi dikuras sesuai kebutuhan. Jarak antara septic tank dengan sumber air minum kurang dari 10 meter. Kebersihan dapur cukup baik, pembuangan air limbah ke selokan dan aliran lancar. Di dalam rumah terdapat tempat sampah yang tidak tertutup. Jalan di depan rumah terbuat dari plester semen. Kebersihan lingkungan pemukiman sudah baik.

DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA

Fungsi Biologis

• Pasien baru pertama kali mengalami batuk > 3 minggu• Keluhan lain berupa demam tanpa sebab yang jelas• Ibu pasien riwayat TB paru (baru saja selesai pengobatan bulan Januari 2015)

Fungsi Psikologi

• Hubungan dengan tiap anggota keluarga baik.• Hubungan dengan tetangga dan teman sebaya baik.

Fungsi Religius, Sosial Budaya, Ekonomi

• Dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan baik• Perekonomian keluarga cukup sehingga kebutuhan juga dapat terpenuhi.

Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi

• Orangtua pasien tidak mengalami maslah dalam mendidik pasien• Pasien menuruti orangtua untuk minum obat

Faktor Perilaku

• Pasien tidurtidak larut malam• Pasien bersekolah di pagi hari• Makan teratur• Memiliki waktu untuk bermain• Orangtua pasien kadang membuka jendela dan pintunya

Faktor Non Perilaku

• Sarana pelayanan kesehatan dekat dengan rumah.

DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

DIAGNOSIS HOLISTIK

ASPEK 1 •pasien mengalami batuk lama sudah > 3 minggu•ibu pasien memiliki riwayat TB paru dan dalam masa akhir pengobatan (selesai Januari 2015) sehingga orangtua khawatir si anak tertular oleh ibu•harapan: dengan berobat ke Puskesmas Secang I, orangtua pasien berharap anaknya dapat sembuh total tanpa memperngaruhi pertumbuhan dan perkembangannya

ASPEK II •Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis klinis berupa TB paru anak

ASPEK III •Kebiasaan keluarga yang diajarkan orangtua membuat anak memiliki perilaku yang cukup baik dan mengikuti pengobatan dengan baik. Namun disisi lain, orangtua belum banyak memahami mengapa anaknya dapat tertular TB, belum mengetahui sumber penularan dan bagaimana pencegahannya.

DIAGNOSIS HOLISTIK

ASPEK IV •Secara psikologis psien tidak mengalami tekanan dari orang-orang di sekitarnya karena hubungan pasien dengan orangtua, adik dan tetangga serta teman sebaya sangat baik.

ASPEK V•Derajat Fungsional : derajat 1 •Secara aspek fungsional pasien tidak ada kesulitan dan masih merasa mampu dalam fisik dan mental untuk beraktifitas sehari-hari.

PENGELOLAAN SECARA KOMPREHENSIF

Promotif•mengedukasi orangtua pasien untuk megobati anak rutin sesuai petunjuk dokter, menjaga pola makan mengkonsumsi makanan bergizi tinggi, menjaga daya tahan tubuh anak dengan istirahat cukup dan vitamin

Preventif •mengedukasi orangtua pasien mengenai deteksi dini TB paru pada anak yang memerlukan penanganan segera, edukasi untuk memeriksakan seluruh anggota keluarga agar dapat dicari sumber penularan dan mendapat penanganan segera

Kuratif •melakukan pengobatan jangka panjang TB hingga Mantoux Test di akhir pengobatan (-) dengan tablet FDC Pirazinamid 150 mg, Rifampicin 75 mg, Isoniazid 50 mg) dan Vitamin Curcuma

Rehabilitatif

•meningkatkan berat badan anak

RISIKO, PERMASALAHAN, DAN RENCANA PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA

No. Risiko dan Masalah Kesehatan Rencana pembinaan Sasaran

1. Penyakit Tuberkulosis pada Anak Memberikan edukasi mengenai penyakit Tuberkulosis yang

meliputi:faktor risiko,rencana pengobatan,komplikasi dan

pencegahan

Orangtua pasien

2. Kebiasaan mengkonsumsi makanan

dengan menu seimbang

Edukasi dan motivasi pasien tentang manfaat mengkonsumsi

makanan dengan menu seimbang

Orangtua pasien

3. Membuka Jendela Edukasi tentang pentingnyamembuka jendela agar sirkulasi udra

lancar

Orangtua pasien

4. Melakukan pemeriksaan untuk

keluarga yang tinggal satu rumah

dengan penderita

Memberikan edukasi kepada orangtua pasien mengenai pentingnya

memeriksakan seluruh anggota keluarga untuk mencari sumber

penularan dan segara dilakukan pengobatan.

Orangtua pasien

PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN

Tanggal Kegiatan yang dilakukan Keluarga yang terlibat Hasil kegiatan

10-03-2015 Edukasi mengenai penyakit TB anak yang

meliputi,faktor risiko,rencana pengobatan

komplikasi dan pencegahan.

Orangtua pasien. Oragtua pasien memahami

penjelasan yang diberikan.

12-03-2015 Edukasi mengenai pola makan dengan menu

seimbang diantaranya karbohidrat tinggi,

lemak rendah, protein sedang, dengan porsi

kecil tapi banyak.

Orangtuapasien Orangtua pasien memahami

penjelasan yang diberikan.

Edukasi mengenai perilaku hidup sehat

diantaranya adalah membuka jendela, tidak

membuang dahak ditempat terbuka, barang

yang digunakan penderita dipisahkan,

pentingnya untuk melakukan pemeriksaan

terhadap seluruh anggota keluarga yang

tinggal satu rumah dengan penderita

Orangtua pasien Orangtua pasien memahami

penjelasan yang diberikan.

BAB IV. PENUTUP

Kesimpulan Pembinaan Keluarga

Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada tanggal 10 Maret 2015 dan 12 Maret 2015 pada pukul 19.00 WIB. Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut

Tingkat pemahaman :Pemahaman terhadap penyuluhan yang dilakukan sudah baik. Oragtua pasien memiliki pengetahuan tambahan mengenai alur pengobatan anak dan terapi penujang lain selain dari obat-obatan

• Hasil Pemeriksaan :

Keadaan Umum : Baik

Keluhan : Tidak ada

TTV : dalam batas normal

BAB IV. PENUTUP

KESIMPULAN

Faktor pendukung : Orangtua pasien kooperatif dalam menerima pembinaan yang dberikan, kesadaran orangtua pasien baik untuk dapat merawat anaknya dan memeriksakan seluruh anggota keluarga, oragtua mau belajar untuk menyediakan makanan menu bergizi.

Faktor penyulit : tidak ada

Indikator keberhasilan: Pengetahuan dan kesadaran sudah meningkat

SARAN

Dalam rangka mengurangi angka kesakitan anak terutama akibat TB diperlukan pendekatan keluarga dalam penatalaksanaan secara komprehensif