KDK - Disentri
Embed Size (px)
Transcript of KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 1/55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional tahun 2004 menggariskan bahwa untuk
masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan nasional telah
berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) strata pertama melalui puskesmas. Penyelenggaraan UKP
akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep
dokter keluarga, kecuali di daerah yang terpencil. Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi sudah tidak dapat ditunda
lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun berkembang
pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi
dan subspesialisasi. Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi
pelayanan kesehatan dan kedokteran, menurunnya etos profesionalisme serta
banyak ditemukan berbagai pelanggaran norma dan etika kedokteran.11
Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu upaya
penyelenggaraan kesehatan perorangan di tingkat primer untuk memenuhi
ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Diharapkan akan mampu mengatasi
permasalahan kesehatan yang hingga sekarang belum terselesaikan karena
belum jelasnya bentuk subsistem pelayanan kesehatan dan terkait dengan
subsistem pembiayaan kesehatan.10
1

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 2/55
Penyakit diare merupakan penyakit yang banyak diderita oleh
masyarakat, terutama anak-anak yang erat sekali hubungannya dengan
keadaan kesehatan lingkungan dan kesehatan perorangan. Masyarakat
menganggap bahwa penyakit diare (gastroenteritis) adalah penyakit ringan,
bahkan bagi bayi dianggap dan dipercaya sebagai pertanda terjadinya
perubahan perilaku. Anggapan ini bermula dari seringnya anak-anak di bawah
umur menderita penyakit diare yang disebabkan oleh keadaan kesehatan
lingkungan dan kesehatan perorangan yang buruk. Karena dianggap penyakit
yang ringan oleh sebagian besar masyarakat maka penderita diare apabila
dibawa ke rumah sakit atau puskesmas sudah dalam keadaan kekurangan
cairan atau dehidrasi, bahkan banyak yang meninggal sebelum mendapat
pertolongan.
Tingginya prevalensi diare (103,6%) sebagai penyebab kematian bayi
dan balita berakibat pada tingginya angka kematian bayi dan balita di
Indonesia. Adanya faktor lingkungan dan perilaku sebagai penyebab utama
tingginya angka kesakitan diare yang juga menyerang orang dewasa ini
menyebabkan penyakit ini tidak mudah untuk ditanggulangi. Untuk itu perlu
adanya program pencegahan dan penanggulangan penyakit diare di
puskesmas.
Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian terjadi
akibat disentri basiler pada anak-anak di bawah umur 5 tahun. Kebanyakan
kuman penyebab disentri basiler ditemukan di negara berkembang dengan
kesehatan lingkungan yang masih kurang. Disentri amuba tersebar hampir ke
seluruh dunia terutama di negara yang sedang berkembang yang berada di
2

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 3/55
daerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor kepadatan penduduk, hygiene
individu, sanitasi lingkungan dan kondisi sosial ekonomi serta kultural yang
menunjang.2
Akibat penting dari diare disentri adalah penurunan berat badan,
anoreksia dan kerusakan usus karena bakteri invasif. Beberapa komplikasi lain
juga dapat terjadi. Penyebab utama disentri akut adalah Shigella, penyebab
lain adalah Campylobacter jejuni, E coli enteroinvasive, Salmonella, dan
Entamoeba histolytica. Aeromonas juga diketahui sebagai bakteri penyebab
diare disentri. Dalam satu studi pasien diare dengan Aeromonas positif, gejala
klinis yang muncul 30% diare berdarah, 37% muntah-muntah, dan 31%
demam.1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum.
Memahami permasalahan kesehatan secara komprehensif, holistik, dan
berkesinambungan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
2. Tujuan
Khusus.
Meningkatkan kualitas kesehatan seluruh anggota keluarga.
Membantu seluruh anggota keluarga untuk mengenali masalah yang ada di dalam
keluarga tersebut yang akan mempengaruhi derajat kesehatan anggota
keluarga.
3

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 4/55
Membantu keluarga untuk memahami fungsi-fungsi anggota keluarga (biologis,
psikologis, sosial, ekonomi dan pemenuhan kebutuhan, serta
penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi).
Membantu keluarga untuk dapat memecahkan permasalahan kesehatannya secara
mandiri.
Membentuk perilaku hidup sehat di dalam keluarga.
C. Manfaat
1. Manfaat untuk keluarga.
a. Keluarga menjadi lebih memahami mengenai masalah kesehatan yang
ada dalam lingkungan keluarga.
b. Keluarga mampu untuk mengatasi permasalahan kesehatan keluarga
secara mandiri.
2. Manfaat untuk dokter muda.
Dokter muda menjadi lebih memahami prinsip pendekatan kedokteran
keluarga.
4

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 5/55
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kedokteran Keluarga
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak
hanya oleh orang-perorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan
bahkan oleh anggota masyarakat. Untuk mewujudkan keadaan sehat tersebut
banyak upaya yang harus dilaksanakan. Salah satu diantaranya yang dianggap
mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
Kriteria pelayanan kesehatan yang harus terpenuhi untuk mewujudkan
keadaan sehat diantaranya adalah tersedianya pelayanan kesehatan (available),
tercapai (accessible), terjangkau (affordable), berkesinambungan (continue),
menyeluruh (comprehensive), terpadu (integrated), dan bermutu (quality).
Pengertian pelayanan kesehatan disini mencakup bidang yang sangat luas.
Secara umum dapat diartikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan
secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun
masyarakat.
5

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 6/55
Dari pengertian tersebut jelas bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan menjadi dua
macam. Pertama, pelayanan kesehatan personal ( personal health services)
atau sering disebut sebagai pelayanan kedokteran (medical services). Kedua,
pelayanan kesehatan lingkungan (environmental health services) atau sering
disebut pula dengan pelayanan kesehatan masyarakat ( public health services).
Sasaran dari kedua bentuk pelayanan kesehatan ini juga berbeda.
Sasaran utama pelayanan kedokteran adalah perseorangan dan keluarga.
Sedangkan sasaran utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah kelompok
dan masyarakat. Pelayanan kedokteran yang sasaran utamanya adalah
keluarga disebut dengan nama pelayanan dokter keluarga ( family practice).
Batasan pelayanan kedokteran keluarga ada banyak macamnya. Dua
diantaranya yang dipandang cukup penting adalah :
1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai satu
unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak
dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, tidak juga oleh organ
tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas
yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu
kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kendungan, ilmu bedah serta ilmu
kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan yang
terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinik, dan
6

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 7/55
karenanya mampu mempersiapkan setiap dokter agar mempunyai peranan
unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian
masalah, pelayanan konseling serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi
yang menkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.
Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (Family
doctor, family physician). Batasan pengertian dokter keluarga menurut Ikatan
Dokter Indonesia adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya
sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi
bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.
Cabang ilmu kedokteran yang diterapkan pada pelayanan dokter
keluarga disebut dengan nama ilmu kedokteran keluarga (family medicine)
yaitu suatu ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang
orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu,
keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan
ekonomi dan sosial budaya.
Ilmu kedokteran keluarga (family medicine), haruslah dibedakan
dengan ilmu kesehatan keluarga (family health) sekalipun sasarannya adalah
sama, yaitu keluarga (family). Ilmu kedokteran keluarga lebih mengacu pada
aplikasi ilmu kedokteran (medical sciences), sedangkan ilmu kesehatan
keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kesehatan masyarakat (public
health sciences).
7

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 8/55
Adapun tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang sangat
luas. Secara umum dibedakan menjadi:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah terwujudnya keadaan
sehat bagi setiap anggota keluarga.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pelayanan dokter keluarga diantaranya :
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang
lebih efektif.
Hal ini dikarenakan dalam menangani masalah kesehatan,
perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja,
tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai
bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing.
Dengan demikian penyelesaian suatu masalah kesehatan diharapkan
dapat lebih memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang
lebih efisien.
Pelayanan dokter keluarga lebih mengutamakan pelayanan
pencegahan penyakit serta diselenggarakan sevara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Salah satu keuntungan dari pelayanan
yang seperti itu adalah dapat dihindarkannya tindakan atau
pemeriksaaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya
dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang biasanya bersifat
terbatas.
8

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 9/55
Manfaat dari pelayanan dokter keluarga apabila diselenggarakan
dengan baik diantaranya adalah :
1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai
manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan kesehatan.
3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih
baik dan terarah, terutama ditengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat
ini.
4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu
sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan
berbagai masalah lainnya.
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka
segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan
maupun keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.
7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan
tatacara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal sehingga dapat
meringanka biaya kesehatan.
8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran
canggih yang membertkan biaya kesehatan.
Rumah Sehat
9

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 10/55
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting
bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk
melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti
yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan
sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah
mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah
yang sehat dan layak dihuni.
Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan
perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh
derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka
diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara
lain :
1. Sirkulasi udara yang baik.
2. Penerangan yang cukup.
3. Air bersih terpenuhi.
4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan
pencemaran.
5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak
terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara
kotor.
Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
1. Bahan Bangunan.
10

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 11/55
a. Tidak
terbuat
dari
bahan
yang
dapat
melepask
an zat-zat
yang
dapat
membaha
yakan
kesehatan
.
b. Tidak
terbuat
dari
bahan
yang
dapat
menjadi
tumbuh
dan
berkemba
11

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 12/55
ngnya
mikroorg
anisme
patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah.
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.
b. Dinding.
Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi
untuk pengaturan sirkulasi udara sedangkan dinding di kamar mandi
dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan.
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi
dengan penangkal petir.
Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang
keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan
ruang bermain anak.
Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
.
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat
menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak
menyilaukan.
4. Kualitas
Udara.
12

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 13/55
Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C dengan kelembaban
udara berkisar antara 40% sampai 70%.
5. Ventilasi.
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari
luas lantai.
6. Binatang
penular
penyakit.
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia
air bersih
dengan
kapasitas
minmal
60
liter/hari/
orang.
b. Kualitas
air harus
memenuh
i
persyarat
an
13

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 14/55
kesehatan
air bersih
dan air
minum
sesuai
dengan
peraturan
perundan
g-
undangan
yang
berlaku.
8. Tersediannya
sarana
penyimpanan
makanan
yang aman
dan higienis.
9. Limbah.
Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan
bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan
pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
Kepadatan hunian ruang tidur.
14

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 15/55
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih
dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah
umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan
tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang
berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau
menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat,
aman , serasi, dan teratur”.
Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan
masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup
hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan,
rumah harus mempunyai fungsi sebagai tempat yang dapat mencegah
terjadinya penyakit, mencegah terjadinya kecelakaan, aman dan nyaman bagi
penghuninya, penurunan ketegangan jiwa dan sosial.14
Disentri
1. Pengertian.
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dis (gangguan) dan
enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan luka atau
ulkus di kolon ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma
disentri, yakni sebagai berikut :
a. Sakit di
perut
yang
sering
15

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 16/55
disertai
dengan
tenesmus.
b. Diare.
c. Tinja
mengand
ung
darah dan
lendir.
2. Epidemiologi
.
Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan
ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih
menjadi masalah kesehatan. Di Inggris satu dari lima orang menderita
diare infeksi setiap tahunnya dan satu dari enam orang pasien yang berobat
ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di
negara barat ini oleh karena foodborne infection dan waterborne infection
yang disebabkan bakteri Salmonella sp., Campylobacter jejuni,
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan
Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).3
Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian
sekitar tiga juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang
16

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 17/55
diare infeksi tujuh kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang
lainnya yang mengalami serangan diare tiga kali setiap tahun.
Sebuah penelitian mengenai penyebab diare disentri pada anak usia
0 – 15 tahun di Salvador, Brazil ditemukan pada hasil kutur tinja Shigella
adalah penyebab tersering dan ditemukan pada 141 (54.3%) hasil kultur.
Sedangkan Salmonella ditemukan dalam 100 (38.4%) dan
Enteropathogenic E. coli 19 (7.3%). Salmonella ditemukan sebagai
penyebab utama diare bakterial pada anak usia di bawah lima tahun
sedangkan Shigella ditemukan lebih sering pada anak usia 5 sampai 15
tahun.2
Amubiasis merupakan protozoa kedua setelah malaria yang dapat
menyebabkan kematian. Di seluruh dunia 500 juta orang adalah sebagai
karier Entamoeba histolytica atau Entamoeba dispar , 50 juta adalah
penderita amubiasis aktif dan 50.000 sampai 100.000 orang meninggal
pertahun. Angka kejadian amubiasis tinggi di negara Afrika, Indocina,
Amerika Tengah dan Selatan. Di Amerika Serikat kasus ini lebih jarang
terjadi, kelompok risiko utama adalah imigran dari daerah endemik dan
orang yang tinggal di penampungan. Distribusi puncak usia penderita
amubiasis ada dua yaitu pada usia 2 sampai 3 tahun dengan tingkat
fatalitas kasus 20% dan usia lebih dari 40 tahun dengan tingkat fatalitas
kasus sebesar 70%.2
3. Patofisiologi.
17

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 18/55
Mayoritas patogen tidak dapat mencapai usus dengan mudah.
Karena tubuh mempunyai berbagai macam pertahanan yaitu :
a. Keasama
n
lambung
(pH <4).
Hanya
patogen
tahan
asam
(Shigella)
yang bisa
bertahan
dan
menyeba
bkan
penyakit
dalam
jumlah
kecil,
patogen
lain harus
tertelan
dalam
18

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 19/55
jumlah
besar
untuk
menyeba
bkan
penyakit.
b. Motilitas
aktif usus
halus
juga
membant
u
memberi
perlindun
gan dari
patogen,
sehingga
pemberia
n
antimotili
tas usus
dapat
berakibat
stasisnya
19

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 20/55
bakteri
patogen
dan
menyeba
bkan
overgrow
th
patogen
serta
menamba
h parah
diare.
c. Bakteri
flora
normal
dalam
usus
besar
berkomp
etisi
dengan
patogen
dalam
peran
20

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 21/55
mencega
h infeksi.
Tetapi
bila flora
normal
berubah
atau
dikurangi
dengan
pengguna
an
antibiotik
, pasien
dapat
cenderun
g
menderit
a super
infeksi
seperti
dengan
Clostridi
um
difficile.
21

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 22/55
Ada empat dasar proses patofisiologi yang menyebabkan diare
pada anak. Proses diare secara keseluruhan mungkin juga merupakan
kombinasi lebih dari satu proses dasar tersebut. Proses patofisiologi itu
adalah sebagai berikut :
a. Sekretori
k.
Merupakan diare akut yang disebabkan oleh sekresi
enterotoksin yang diproduksi oleh proses infeksi, metabolik, atau
toksin eksogen. Enterotoksin akan merangsang sekresi cairan dan
elektrolit dari mukosa crypt sel yang merupakan sel sekretori utama
dari usus kecil. Proses ini dimediasi oleh fungsi Prostaglandin dan
siklik Adenosine monophosphate, guanosine monophosphate, dan ion
kalsium. Enterotoksin dapat menghambat penyerapan cairan dan
elektrolit dalam sel vilus, yang merupakan sel absorbsi utama.
Gambar 1. Efek Enterotoksin Bakteri pada Mukosa Usus Halus
22

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 23/55
Bakteri patogen menghasilkan enterotoksin yang berikatan
dengan permukaan permukan mukosa sel usus halus. Bagian dari
enterotoksin kemudian masuk ke dalam sel mukosa usus halus dan
merangsang sistem adenilat siklase. Peningkatan Adenosin trifosfat
yang dihasilkan yang merangsang mekanisme transpor aktif dalam
membran sel dan meningkatkan sekresi aktif cairan dan elektrolit dari
sel crypt keluar ke dalam lumen usus. Kemudian oleh enterotoksin
juga terjadi blok reabsorpsi cairan dan elektrolit pada sel vilus.
Mekanisme blok ini belum dapat dipahami tetapi tampaknya blok
reabsorpsi tidak menghalangi masuknya glukosa ke dalam sel pada
konsentrasi 2% hingga 3%. Masuknya kembali glukosa ke dalam sel
membawa serta juga cairan dan elektrolit. Oleh karena itu, konsentrasi
glukosa ini yang digunakan dalam cairan rehidrasi.4
b. Sitotoksi
k.
Proses sitotoksik dikarakteristikkan dengan adanya kehancuran
mukosa sel-sel vili usus halus, paling sering disebabkan oleh infeksi
virus. Setelah lisisnya sel, vilus menjadi pendek dan permukaan
mukosa menjadi seperti yang terlihat pada penyakit celiac. Akibat dari
proses ini adalah untuk menyempitnya area permukaan sel usus halus
sehingga mengurangi kapasitas usus halus untuk menyerap cairan dan
elektrolit. Oleh karena hancurnya sel vili usus maka yang tersisa
adalah sel crypt yaitu sel-sel sekretorik utama mukosa usus. Akibatnya
adalah proses fungsional yang sama dengan yang terjadi pada diare
23

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 24/55
sekretorik yaitu peningkatan sekresi usus ditambah dengan penurunan
fungsi absorbsi mukosa usus halus.
c. Osmotik.
Proses osmotik paling sering terlihat pada sindrom malabsorpsi
meskipun proses fungsional adalah terjadinya proses sekretori dan
sitotoksik. Diare terjadi akibat ketidak mampuan usus untuk menyerap
nutrisi dan elektrolit. Yang paling sering terjadi adalah intoleransi
laktosa karena menurunnya kepekaan enzim laktase pada sel mukosa
oleh proses patologis gastrointestinal. Jika bahan yang tidak bisa
dicerna memiliki konsentrasi yang cukup tinggi untuk mengaktifkan
proses osmolalitas, terjadi aliran cairan ke dalam lumen yang
mengakibatkan terjadinya diare cair dan dalam banyak kasus pada
proses diare osmotik, flora usus besar dibanjiri substrat karbohidrat
yang meningkat dan akan dimetabolisme oleh bakteri usus besar
sehingga menghasilkan gas, sakit perut, dan pH yang asam.
d. Invasif.
Pada disentri terjadi proses inflamasi submukosa pada ileum
terminal dan usus besar. Proses inflamasi disebabkan oleh adanya
invasi bakteri patogen. Karena invasi oleh bakteri patogen yang
menyebabkan edema, terjadi perdarahan mukosa dan infiltrasi leukosit.
Leukosit dan darah kemudian dikeluarkan ke lumen usus melalui tinja.
Penyerapan cairan yang merupakan fungsi utama usus besar akhirnya
menurun sehingga terjadi diare. Iritasi dan peradangan menyebabkan
peningkatan motilitas usus, peningkatan frekuensi defekasi, tinja lendir
24

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 25/55
dan darah serta seringkali dengan gejala klinis demam, nyeri perut dan
tenesmus.4
Gambar 2. Invasi Bakteri Shigella
Patogen invasif mengaktivasi sitoskeleton aktin yang
menyebabkan kerusakan membran, macropinocytosis, dan invasi.
Selanjutnya terjadi edema dan kerusakan mukosa dan infiltrasi leukosit
(Sel Polimorfonuklear).
25

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 26/55
Gambar 3. (A) Gambaran Kolonoskopi dari amubiasis intestinal. (B)
Ulkus kolon diameter 1 – 2 mm. (C) Ulkus kolon (pewarnaan
hematoksilin eosin, Perbesaran 20x)
Gambar 4. Inflamasi Usus dan Invasi Trofozoit Entamoeba histolytica
(pewarnaan hematoksilin eosin, perbesaran 40X)
4. Etiologi
Pada diare disentri patofisiologinya dapat merupakan gabungan
melalui toksin (dan invasi bakteri yang menyebabkan peradangan mukosa.
Berikut adalah etiologi dari jenis diare berdasarkan patofisiologinya :
Tabel 1. Jenis Diare dan Penyebabnya
Sekretorik Sitotoksik Osmotik Disentri
Escherichia coli Rotavirus Lactose Shigella
Vibrio cholera Norwalk agent Sorbitol Salmonella
Clostridium difficile Cryptosporidium Campylobacter fetus
Clostridium perfringens Escherichia coli Aeromonas
Aeromonas hydrophila Clostridium difficile
Staphylococcus aureus Yersinia enterocolitica
Vibrio parahaemolyticus Entamoeba histolytica
26

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 27/55
Bacillus cereus
Shigella
Salmonella
Yersinia enterocolitica
Giardia lamblia
a. Shigella
Ada empat spesies Shigella, yaitu Shigella flexneri, Shigella
dysentriae, Shigella boydii dan Shigella sonnei. Pada umumnya S.
flexneri, S.Boydii, dan S. dysentriae paling banyak ditemukan di
negara berkembang seperti Indonesia. Sebaliknya S. sonnei paling
sering ditemukan dan S. dysentriae paling sedikit ditemukan di negara
maju.
Shigella, penyebab diare disentri yang paling sering pada anak
usia 6 bulan sampai 10 tahun di Amerika Serikat dan negara
berkembang. Shigella tahan terhadap keasaman lambung dan
membutuhkan inokulum yang kecil untuk menyebabkan diare
sehingga mudah ditularkan ke orang lain. Penularan terjadi dalam
kondisi banyak orang berkumpul dalam satu tempat seperti di
penitipan anak, panti asuhan atau tempat penampungan.
Rendahnya kualitas sanitasi dan air yang buruk, memperbesar
peningkatan risiko infeksi. Shigella menginvasi dan berproliferasi di
dalam epitel kolon. Kemudian menghasilkan suatu toksin dengan efek
sekretori dan sitotoksik dan menyebabkan ulkus sehingga tinja
mengandung lendir dan darah, secara mikroskopis ditemukan leukosit
dan sel-sel darah merah.
27

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 28/55
b. Salmonel
la
Salmonella merupakan penyebab diare bakterial tersering pada
anak dibawah lima tahun. Salmonella sering menjadi penyebab diare
nosokomial bersama C difficile dan lebih sering mengenai pasien
imunodefisiensi dengan gejala klinis yang dapat membahayakan jiwa
serta bersifat sering kambuh. Pemberian antimikroba tidak efektif
untuk tatalaksana Salmonella bahkan dapat memperlambat
pengeluaran bakteri dari usus. Sehingga pengobatan primer adalah
penggantian cairan. Tetapi beberapa penulis tetap menganjurkan
pemberian antibiotik terutama pada pasien dengan imunodefisiensi
seperti bayi, anak penderita limfoma, leukemia yang rentan terhadap
terjadinya bakteremia.
Salmonellosis akut biasanya akibat dari konsumsi daging, susu,
atau produk unggas yang telah terkontaminasi. Karena infeksi
Salmonella biasanya membutuhkan sebuah inokulum yang relatif
besar, jarang disebabkan penularan dari orang ke orang. Salmonella
dapat bertahan dalam pengeringan dan di Amerika Serikat sering
ditularkan melalui makanan jadi dalam bentuk kering atau setelah
diproses. Salmonella juga dapat ditularkan melalui telur yang belum
pecah dan dapat menyebar dari wilayah geografis yang jauh melalui
buah-buahan dan sayuran import. Salmonella terutama nontyphosa
menyerang ileum distal dan menghasilkan toksik serta inflamasi usus.
Masa inkubasi yaitu 24 sampai 36 jam kemudian muncul gejala klinis
28

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 29/55
diare dua sampai tiga hari bisa disertai darah di tinja dengan demam,
muntah dan nyeri perut.2
c. Enterohe
moragic
E. Coli
(Subtipe
0157)
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik.
Wabah ini terjadi akibat makanan yang terkontaminasi. Kebanyakan
kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air terkontaminasi.
EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius. Subtipe
0157 : H7 dapat dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic
Uremic Syndrom (HUS). Centers for Disease Control (CDC) telah
meneliti bahwa E . Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare
berdarah akut atau HUS. EHEC noninvasif tetapi menghasilkan toksin
shiga, yang menyebabkan kerusakan endotel, hemolisis
mikroangiopatik, dan kerusakan ginjal.
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat
(hingga 10-12 kali perhari). Diare awal tidak berdarah tetapi
berkembang menjadi berdarah. Nyeri abdomen berat dan kejang biasa
terjadi, mual dan muntah timbul pada 2/3 pasien. Pemeriksaan
abdomen didapati distensi abdomen dan nyeri tekan pada kuadran
kanan bawah. Demam terjadi pada 1/3 pasien. Hingga 1/3 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit.
29

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 30/55
Leukositosis sering terjadi. Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit. Adanya tanda anemia
hemolitik mikroangiopatik (hematokrit < 30%), trombositopenia (<150
x 109/L), dan insufiensi renal (BUN >20 mg/dL) adalah diagnosa
HUS.
HUS terjadi pada 5-10% pasien dan di diagnosa 6 hari setelah
terkena diare. Faktor resiko HUS, usia (khususnya pada anak-anak
dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diare.Penggunaan
antibiotik juga meningkatkan resiko. Hampir 60% pasien dengan HUS
akan sembuh, 3-5% akan meninggal, 5% akan berkembang ke
penyakit ginjal tahap akhir dan 30% akan mengalami gejala sisa
proteinuria. Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi
lebih jarang dari pada HUS. Jika tersangka EHEC, harus dilakukan
kultur feses E. coli. Serotipe biasanya dilakukan pada laboratorium
khusus.Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi
ginjal dan vaskuler.
d. Campylo
bacter
Spesies Campylobacter ditemukan pada manusia. C. Jejuni dan
C. Fetus, sering ditemukan pada pasien imunokompromis. Patogenesis
dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa. Manifestasi klinis infeksi
Campylobacter sangat bervariasi, dari asimtomatis sampai sindroma
disentri. Masa inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk.
Diare dan demam timbul pada 90% pasien, dan nyeri abdomen dan
30

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 31/55
feses berdarah hingga 50-70%. Gejala lain yang mungkin timbul
adalah demam, mual, muntah dan malaise. Masa berlangsungnya
penyakit ini 7 hari.
e. Aeromon
as
Spesies Aeromonas adalah gram negatif, anaerobik fakultatif.
Aeromonas menghasilkan beberapa toksin, termasuk hemosilin,
enterotoksin, dan sitotoksin. Dalam satu studi pasien diare dengan
Aeromonas positif, gejala klinis yang muncul 30% diare berdarah,
37% muntah-muntah, dan 31% demam. Penyakit sembuh sendiri
dalam 7 hari. Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran. Antibiotik
direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang
berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia, termasuk
malignansi, penyakit hepatobiliar, atau pasien imunokompromis.
f. Entamoe
ba
histolytic
a
Dua spesies amuba yang paling sering menimbulkan penyakit
pada manusia adalah E. dispar yang sering ditemukan pada karier
asimtomatik dan E. histolytica yang dapat menimbulkan penyakit. E.
histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai
mikroorganisme komensal (apatogen) di usus besar manusia. Apabila
kondisi mengijinkan dapat berubah menjadi patogen dengan cara
31

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 32/55
membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus
sehingga menimbulkan ulserasi.
Siklus hidup amuba ada 2 bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang
dapat bergerak dan bentuk kista. Bentuk trofozoit ada 2 macam, yaitu
trofozoit komensal (berukuran < 10 mm) dan trofozoit patogen
(berukuran > 10 mm). Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen
usus tanpa menyebabkan gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare,
maka trofozoit akan keluar bersama tinja. Sementara trofozoit patogen
yang dapat dijumpai di lumen dan dinding usus (intraintestinal)
maupun luar usus (ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala
disentri. Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal (dapat
sampai 50 mm) dan mengandung beberapa eritrosit di dalamnya. Hal
ini dikarenakan trofozoit patogen sering menelan eritrosit
(haematophagous trophozoite).3
Gambar 5. Bentuk Kista dan Trofozoit Amuba
32

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 33/55
Bentuk trofozoit ini bertanggung jawab terhadap terjadinya
gejala penyakit tetapi cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia.
Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu kista muda dan kista dewasa.
Bentuk kista hanya dijumpai di lumen usus. Bentuk kista bertanggung
jawab terhadap terjadinya penularan penyakit dan dapat hidup lama di
luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor
standar di dalam sistem air minum.
5. Diagnosis
a. Gejala
Klinis
Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak
timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut
berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau
beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon,
maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering
mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan
“mengedan” dan tenesmus yang menyebabkan nyeri perut bagian
bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada
lebih dari setengah kasus dewasa.
Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan
elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan
kematian. Hal ini dikarenakan terdapat hubungan perkembangan
metabolisme cairan dan elektrolit sistem gastrointestinal yang
33

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 34/55
memiliki variasi usia. Pada bayi mukosa usus cenderung lebih
permeabel terhadap air. Sehingga pada bayi dampak dari peningkatan
osmolalitas lumen karena proses diare menghasilkan kehilangan cairan
dan elektrolit yang lebih besar daripada anak yang lebih tua atau orang
dewasa dengan proses yang sama.
Disentri Amuba Carrier (Cyst Passer ) tidak menunjukkan
gejala klinis sama sekali. Hal ini disebabkan karena amuba yang
berada dalam lumen usus besar tidak mengadakan invasi ke dinding
usus. Timbulnya penyakit (onset penyakit) perlahan-lahan. Penderita
biasanya mengeluh perut kembung, kadang nyeri perut ringan yang
bersifat kejang. Dapat timbul diare ringan, 4-5 kali sehari, dengan tinja
berbau busuk. Kadang juga tinja bercampur darah dan lendir. Terdapat
sedikit nyeri tekan di daerah sigmoid, jarang nyeri di daerah
epigastrium. Keadaan tersebut bergantung pada lokasi ulkusnya.
Keadaan umum pasien biasanya baik, tanpa atau sedikit demam ringan
(subfebris). Kadang dijumpai hepatomegali yang tidak atau sedikit
nyeri tekan.
b. Laborator
ium
Pemeriksaan tinja dapat membantu menegakkan diagnosis.
Ditemukannya darah dan lendir di tinja merupakan tanda yang penting
penyebab diare disentri. Leukosit di tinja menunjukkan 70% penyebab
diare adalah bakteri dan 90% adalah diare disentri karena leukosit di
34

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 35/55
tinja memiliki sensitivitas dan positive predictive value cukup tinggi
untuk diare disentri.
Tabel 2. Pemeriksaan Tinja dan Interpretasi Hasil
1) Pemeriksaan Leukosit di Tinja
Dengan cara mendapatkan sejumlah kecil tinja segar,
sebaiknya dengan lendir. Kemudian usap tipis pada objek glass dan
tambahkan setetes metilen biru kemudian tutup dengan coverslip.
Lihat di bawah mikroskop dengan perbesaran rendah 10 x
kemudian periksa lagi dengan perbesaran tinggi (40x). Adanya
lebih dari 5 leukosit dalam satu lapangan pandang di mikroskop
menunjukkan hasil positif.
2) Pemeriksaan Tinja Amubiasis
Untuk pemeriksaan mikroskopik diperlukan tinja yang
segar mengandung darah dan lendir dari Anal Swab atau Colok
35

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 36/55
dubur. Kemudian tinja dihapuskan ke objek glass dan diberi larutan
Nacl 0,9% kemudian tutup dengan cover slip. Kemudian dilihat di
bawah mikroskop dengan perbesaran rendah 10 x kemudian
periksa lagi dengan perbesaran tinggi (40x).
Dalam tinja pasien dapat ditemukan bentuk trofozoit yang
masih bergerak aktif seperti keong dengan menggunakan
pseudopodinya yang seperti kaca. Jika tinja berdarah, akan tampak
amoeba dengan eritrosit di dalamnya. Bentuk inti akan nampak
jelas bila dibuat sediaan dengan larutan eosin. Temuan adanya
trofozoit adalah sebagai diagnosis pasti amubiasis. Temuan adanya
kista amuba belum cukup untuk mendiagnosis amuba.
Kista amubiasis berbentuk bulat dan berkilau seperti
mutiara. Di dalamnya terdapat badan-badan kromatoid yang
berbentuk batang dengan ujung tumpul, sedangkan inti tidak
tampak. Untuk dapat melihat intinya, dapat digunakan larutan
lugol. Akan tetapi dengan larutan lugol ini badan-badan kromatoid
tidak tampak. Bila jumlah kista sedikit, dapat dilakukan
pemeriksaan menggunakan metode konsentrasi dengan larutan
seng sulfat dan eterformalin. Dengan larutan seng sulfat kista akan
terapung di permukaan sedangkan dengan larutan eterformalin
kista akan mengendap.
36

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 37/55
Gambar 6. Pemeriksaan mikroskopis kista dan trofozoit amuba
(perbesaran 1000x). Gambar (E) dan (F) adalah kista amuba
dalam pengecatan salin. (G) Kista amuba dengan pengecatan
Iodine. H. Trofozoit amuba yang menelan eritrosit dengan
pengecatan salin. I. Trofozoit dengan pengecatan trichrome.
6. Komplikasi
a. Hipokalemi. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian oralit atau
makanan kaya kalium seperti pisang, air kelapa dan sayuran berdaun
hijau.
b. Demam tinggi. Jika anak demam tinggi (≥ 39 ° C atau ≥ 102,2 ° F)
yang akan menyebabkan kesulitan, berikan parasetamol.
c. Prolaps rektum. Sedikit tekan kembali prolaps rektum menggunakan
sarung tangan bedah atau kain basah. Atau, siapkan cairan yang hangat
37

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 38/55
dari magnesium sulfat dan kompres dengan larutan ini untuk
mengurangi prolaps dengan mengurangi edema tersebut.
d. Kejang. Jika berlangsung lama atau berulang, maka berikan
antikonvulsi dengan daizepam intravena atau diazepam rektal.
e. Sindrom hemolitik-uremik. Bila pemeriksaan laboratorium tidak dapat
dilakukan, maka pikirkan kemungkinan sindrom hemolitik-uremik
(HUS) pada pasien dengan mudah memar, pucat, kesadaran menurun
atau tidak ada output urin.
7. Penatalaksanaan
a. Mengatasi dehidrasi.
Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus
segera dibawa ke petugas atau sarana kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan yang cepat dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi
dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan cairan intravena
dengan ringer laktat sebelum dilanjutkan terapi oral dengan
memberikan minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang
dianjurkan seperti air tajin , kuah sayur, air sup.
b. Pemberian nutrisi.
Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Berikan cairan termasuk oralit dan
makanan sesuai yang dianjurkan. Anak yang masih mimun ASI harus
lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan
38

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 39/55
lebih sering dari biasanya. Anak Usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi
yang telah mendapat makanan padat harus diberikan makanan yang
mudah dicerna sedikit sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti
pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk
membantu pemulihan berat badan anak.
c. Pemberian Zinc.
Pemberian Zinc selama 10 hari untuk anak dibawah usia 6
bulan 10 mg dan di atas 6 bulan 20 mg sekali sehari terbukti dapat
memperbaiki kerusakan vili usus pada diare sehingga mempercepat
penyembuhan diare, mengurangi frekuensi diare dan mencegah
terjadinya diare berikutnya.
d. Memberi edukasi pada orang tua.
Memberi edukasi pada orang tua mengenai cara pemberian
cairan pengganti diare, mengenali tanda tanda dehidrasi berat dan
untuk tetap meneruskan makan dan minum selama anak diare. Bila
anak masih mendapat ASI, maka pemberian ASI tetap dilanjutkan.
e. Pemberian antibiotik.
Apabila ditemukan penderita diare infeksi, maka diberikan
pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi.
Tidak ada obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare.
Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan
tanda diare infeksi seperti feses lendir dan berdarah, leukosit pada
feses, kolera dan pasien imunokompromis. Pemberian antibiotik secara
39

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 40/55
empiris dapat dilakukan tetapi terapi antibiotik spesifik diberikan
berdasarkan kultur dan resistensi kuman.6
Anak gizi buruk dengan disentri, serta anak dibawah usia 2
bulan dengan disentri harus dirawat di rumah sakit. Sebagai tambahan
anak yang kelihatan sangat sakit atau toksik, letargis, perut kembung
dan tegang serta kejang beresiko tinggi untuk mengalami sepsis
sehingga harus dimondokkan di rumah sakit juga.
Selain dari kelompok ini dapat dilakukan rawat jalan pada anak
di rumah dengan pemberian obat :
1) Antibiotik selama 5 hari. Antibiotik pilihan adalah yang masih
sensitif dengan Shigella di daerah tersebut. Sebagai contoh adalah
ciprofloxacin, pivmecillinam, atau fluoroquinolones lain. Catatan :
metronidazole, streptomisin, tetrasiklin, kloramfenicol, sulfonamid,
nitrofuran (contoh : nitrofurantoin, furazolidone), aminoglikosida
(contoh : gentamisin, kanamisin), cephalosporins generasi pertama
dan kedua (contoh : cephaleksin, cefamandole), dan amoksisilin
tidak efektif untuk Shigella. Kotrimoxazole dan ampisilin sekarang
sudah tidak efektif lagi oleh karena telah terjadi resistensi di
hampir seluruh dunia.6
2) Evaluasi gejala klinis setelah pemberian antibiotik selama dua hari,
bila tidak ada perbaikan, hentikan pemberian antibiotik pertama
dan beri antibiotik lini kedua yang masih sensitif untuk Shigella di
daerah tersebut. Bila antibitik lini kedua masih tidak memberi
perbaikan klinis setelah dua hari maka pikirkan kemungkinan
40

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 41/55
diagnosis lain, rawat inap anak bila terdapat indikasi klinis atau
tatalaksana sebagai disentri amuba dan beri Metronidazole (50
mg/kgBB/hari, 3 kali perhari) selama 5 hari.
3) Lakukan kultur feses dan sensitivitas antibiotik bila
memungkinkan.
4) Anak usia dibawah dua bulan dengan diare lendir darah, pikirkan
kemungkinan intususepsi dan rujuk ke dokter bedah bila perlu. Bila
tidak, maka beri antibiotik Ceftriaxon IV/IM 100 mg/kg/hari,
single dose selama 5 hari. Anak gizi buruk dengan diare disentri,
pertama ditatalaksana sebagai disentri Shigella bila tidak membaik
ditatalaksana sebagai disentri amuba. Tetapi bila fasilitas kesehatan
tersedia pemeriksaan mikroskopis tinja maka lakukan pemeriksaan
trofozoit pada tinja.
8. Antibiotik pada Disentri Shigella.
Untuk diare disentri, manajemen pengobatan dari Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) didasarkan bahwa diare disentri di negara
berkembang banyak disebabkan oleh Shigella. Dimana Shigella jarang
menyebabkan bakteremia dan sering menyerang pasien imunokompromis
serta masih berespon baik dengan pemberian antimikroba berbeda dengan
Salmonella sehingga penangananan yang tepat dapat mengurangi gejala
hingga 50%. Sayangnya resistensi terhadap plasmid-mediated
antimicrobial telah muncul dengan cepat dan merupakan fenomena di
seluruh dunia. Oleh karena itu uji sensitivitas terhadap antibiotik sangat
41

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 42/55
diperlukan. Trimethoprim-sulfametoksazol merupakan obat pilihan untuk
Shigella di daerah dimana sensitivitas antibiotik belum diketahui.5,6
Sebuah metaanalisis ( International Journal of Epidemiology, 2010)
mengenai kebijakan WHO baru dalam pengobatan diare disentri terbukti
bahwa antibiotik ciprofloxacin, ceftriaxon, pivmenacilam yang
direkomendasikan oleh WHO untuk diare disentri > 99% efektif dalam
mengurangi tanda dan gejala disentri secara klinis, bakteriologis dan
kekambuhan diare. Rangkuman hasil dari sebuah tinjauan kepustakaan
sistematis (Cochrane review, 2009) dengan kriteria inklusi : penelitian
acak buta terkendali pemberian antibiotik pada disentri Shigella dan luaran
yang dinilai adalah terjadinya diare, demam pada masa follow up,
kambuhnya diare, kesembuhan secara bakteriologis, efek samping obat.5,7
42

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 43/55
BAB III
PEMBAHASAN
A. Identitas Pasien dan Keluarga
1. Identitas Pasien :
a. Nama : Johan Efendi Irwan.
b. Umur : 22 Tahun.
c. Jenis kelamin : Laki-laki.
d. Status perkawinan : Belum kawin.
e. Agama : Islam .
f. Suku bangsa : Jawa.
g. Pendidikan : SLTP/Sederajat.
h. Pekerjaan : Buruh.
i. Alamat lengkap : Dusun Kliwonan I
RT. 02 RW. 01 Desa
Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten
Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
2. Identitas Kepala Keluarga :
a. Nama : Haris.
b. Umur : 39 Tahun.
c. Jenis kelamin : Laki-laki.
d. Status perkawinan : Kawin.
e. Agama : Islam .
43

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 44/55
f. Suku bangsa : Betawi.
g. Pendidikan : Tamat SD.
h. Pekerjaan : Buruh.
i. Alamat : Dusun Kliwonan I RT: 02 RW: 01 Desa
Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten
Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
B. Profil Keluarga
Tabel 3. Profil Keluarga
No. Nama
Umur
(Tahun)
Pend. Pekerjaan
Hubungan
Keluarga
Status
Perkawinan
Keteterangan
Kesehatan
1. Haris 39 SD Buruh KK Kawin Sehat
2. Supartinah 42 SD Buruh Istri Kawin Sehat
3. Indah
Setiawati
8 SD Pelajar Anak
kandung
Belum
kawin
Sehat
4. Johan
Efendi
Irwan
22 SLTP Buruh Anak Tiri Belum
kawin
Disentri
5. Johana
Irawati
20 SLTA Swasta Anak Tiri Belum
Kawin
Sehat
44

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 45/55
Pasien
Disentt
ri
Gambar 7. Genogram Tiga Generasi
Gambar 8. Genogram Keluarga Penderita
Bentuk Keluarga : keluarga inti (nuclear family).
Siklus Keluarga : tahap keluarga dengan satu anak usia sekolah dan dua
anak yang telah dewasa.
C. Denah Rumah
45
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 46/55
Gambar 9. Denah Rumah
D. Resume Penyakit dan Penatalaksanaan yang Sudah Dilakukan
kepada Pasien
1. Anamnesis :
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesa pada
tanggal 08 Februari 2011.
2. Keluhan Utama :
Buang air besar dengan lendir dan darah lebih dari 5 kali dalam sehari.
3. Keluhan Tambahan :
46

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 47/55
Sakit kepala, mual, lemas, perut tidak nyaman, demam.
4. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Rawat Inap
Grabag I dengan keluhan utama buang air besar dengan lendir dan darah
lebih dari 5 kali dalam sehari. Pada saat datang ke UGD, ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya sudah mengeluhkan BAB dengan lendir dan
darah sejak 4 hari yang lalu, orang tua pasien memberikan obat warung
untuk antidiare, tetapi tidak ada perubahan.
5. Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada
6. Riwayat Penyakit Keluarga :
Anak bungsu pernah menderita diare seminggu sebelumnya.
7. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan umum : Sakit sedang.
b. Kesadaran : Compos mentis.
c. GCS : 15.
d. Vital Sign :
1) Tensi : 120/80 mmHg.
2) Frekuensi Napas : 24x/menit.
3) Nadi : 95x/menit.
4) Suhu : 37,5 o C.
e. Mata :
1) Konjungtiva anemis : -/-
2) Sklera ikterik : -/-
47

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 48/55
3) Mata cekung : -/-
f. Telinga : Normotia; serumen -/-; secret -/-
g. Hidung : Nafas cuping hidung (-); deviasi
septum (-)
h. Mulut : Bibir kering (+); mukosa lembab (+)
i. Tenggorok : Faring hiperemis (-)
j. Leher : Pembesaran KGB (-)
k. Toraks :
1) Cor
a) Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
b) Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V, 2 cm medial
Linea Mid. Clavikularis Sinistra
c) Perkusi : Dalam batas normal
d) Auskultasi : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-)
2) Pulmo
a) Inspeksi : Gerak dinding dada simetris saat statis dan
dinamis
b) Palpasi : Fremitus kanan = kiri
c) Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
d) Auskultasi : Bunyi napas vesikular; suara tambahan (-)
3) Abdomen
1) Inspeksi : Datar; venektasi (-)
2) Palpasi : Supel; hepar dan lien tak teraba; nyeri
tekan abdomen (-); turgor cukup
48

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 49/55
3) Perkusi : Bunyi timpani.
4) Auskultasi : Bising usus/bunyi peristaltik (+)
l. Ekstremitas : Dalam batas normal.
8. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan.
9. Diagnosis Kerja : Disentri.
10. Rencana Penatalaksanaan :
a) Infus Ringer Laktat.
b) Paracetamol (jika demam).
c) Ciprofloxacin selama 5 hari.
d) Terapi edukasi :
1) Banyak minum air putih.
2) Minum obat teratur sesuai petunjuk dokter.
3) Hindari makanan pedas dan berminyak.
4) Makan makanan yang bergizi.
5) Istirahat yang cukup.
6) Memberikan edukasi kepada orangtua/anggota keluarga untuk
menjaga kebersihan lingkungan rumah.
7) Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan; sesudah
buang air besar; setelah kontak dengan benda yang tidak bersih.
11) Hasil Penatalaksanaan Medis
Dari hasil kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 9 Februari
2011 didapatkan keterangan dari orang tua pasien bahwa keadaan pasien
membaik setelah dilakukan pengobatan selama rawat inap di Puskesmas
Grabag 1. Pasien sudah tidak mengeluh buang air besar dengan frekuensi
49

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 50/55
yang banyak dan disertai dengan darah atau lendir. Tidak ada lagi keluhan
lain seperti sakit kepala, demam, ataupun mual.
a. Faktor pendukung :
Orang tua terus mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur
sesuai petunjuk dokter dan mengawasi pola makan pasien.
b. Faktor penghambat :
Lingkungan pekerjaan pasien yang kurang bersih sebagai buruh
lepas dan lingkungan rumah yang masih harus dijaga dan
ditingkatkan kebersihan, penataan ruang, ventilasi, dan sanitasinya.
c. Indikator keberhasilan :
Tidak ada keluhan buang air besar dengan frekuensi yang banyak,
konsistensi cair, disertai darah atau lender.
E. Identifikasi Fungsi-fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Sejak kecil pasien belum pernah sakit berat sampai dirawat di
rumah sakit atau puskesmas. Sesekali pasien pernah batuk pilek saat masih
sekolah dasar. Adik bungsu pasien mengalami diare seminggu yang lalu
selama empat hari dan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat sakit bawaan dan menular.
2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama ibu kandung, dua adik kandung, dan ayah
tiri, Ibunya berpisah dengan ayah kandung pasien karena ayahnya
meninggal dunia. Pernikahan kedua ibunya menghasilkan satu anak
50

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 51/55
perempuan yang sudah berumur 8 tahun. Walaupun pasien tinggal dengan
ayah tiri, hubungan antara masing-masing anggota keluarga sangat baik.
Apabila ada permasalahan dalam keluarga diselesaikan dengan
musyawarah untuk mengambil keputusan.
3. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan keluarga berasal dari hasil kerja ayah, ibu,
pasien,dan dari adik pasien. Pasien dan adik pasien yang sudah bekerja
memberikan sebagian uang gajinya kepada orang tuanya setiap bulanya
untuk membantu membayar bea listrik, untuk makan sehari-hari, dan
untuk membantu biaya pendidikan adik bungsunya.
4. Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SLTP, adik pasien tamat SLTA,
sedangkan adik bungsunya masih bersekolah. Orang tua pasien yang
hanya tamat SD tidak mempunyai perencanaan pendanaan khusus untuk
pendidikan anak-anaknya.
5. Fungsi Religius
Pasien adalah seorang muslim yang taat beragama, selalu
menjalankan ibadah sholat lima waktu dan sering sholat berjamaah di
Masjid di dekat rumahnya. Pasien dan keluarga aktif mengikuti kegiatan
pendalaman agama dalam majelis ta’lim di masjid dekat rumahnya.
6. Fungsi Sosial budaya
Pasien hidup dalam keluarga yang sederhana, hubungan
bermasyarakat dengan tetangga-tetangganya baik. Pasien rutin mengikuti
kerja bakti membersihkan lingkungan apabila ada kerja bakti. Rumah
51

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 52/55
pasien yang berdekatan dengan masjid secara tidak langsung
meningkatkan keaktifan pasien dan keluarga mengikuti kegiatan
keagamaan di desanya.
F. Pola Konsumsi Makan Penderita
Frekuensi makan rata – rata setiap harinya 2x/hari dengan variasi
makanan sebagai berikut : nasi lunak, lauk (telur/tempe/tahu), sayur (bayam,
sayur asem, dan sayuran lainnya). Pasien jarang diberi makan daging ayam
maupun daging merah (2 minggu – 3 minggu sekali) dan sering makan buah.
G. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluarga
1. Faktor Perilaku
Orang tua pasien mengaku bahwa anaknya sering tidur larut malam
untuk berkumpul dengan teman-temannya, sering kelelahan karena kurang
tidur, sebelum makan hanya mencuci tangan dengan air tanpa sabun
setelah selesai bekerja di sawah atau bekerja di pabrik tahu, Ibu pasien
juga mengaku jarang membersihkan rumah, sehingga rumah terlihat kotor
dan berantakan dikarenakan penyusunan barang yang tidak teratur, ibu
pasien jarang mencuci seprei, karpet dan jarang menjemur kasur, sehingga
meningkatkan risiko untuk terkena penyakit. Bila ada anggota keluarga
yang sakit yang pertama dilakukan adalah pergi ke puskesmas,
dikarenakan jarak rumah dengan puskesmas dekat, dan tersedia pendanaan
kesehatan berupa jamkesmas yang di miliki oleh pasien, pasien tidak ikut
52

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 53/55
serta dalam program kesehatan di lingkungan rumah, pemanfaatan waktu
luang tidak diisi dengan olah raga, rekreasi ataupun hobi.
2. Faktor
Nonperilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup dekat seperti
puskesmas dan praktek dokter terdekat. Hal ini cukup berpengaruh
terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan jika ada anggota
keluarga yang sakit. Jarak rumah ke Puskesmas Grabag I kurang lebih 3
km. Tidak ada keterbatasan sarana untuk pergi berobat, pasien biasa
menggunakan kendaraan pribadi untuk berobat.
Kamar tidur terasa lembab dikarenakan hanya memiliki 1 jendela
yang jarang di buka dan di bersihkan, barang-barang dalam kamar terlihat
tidak tertata dengan baik dan kotor. Keadaan dapur yang kotor
berlantaikan tanah dan terdapat tumpukan kayu-kayu serta kandang ayam.
Keadaan kamar mandi dan tempat mencuci alat-alat makan yang kurang
bersih, dikarenakan tumpukan sisa makanan yang tidak langsung dibuang
ke tempat sampah. Jarak sumber air bersih dengan septic tank yang kurang
dari 10 meter.
H. Identifikasi Lingkungan Rumah
Rumah penderita terletak di daerah pemukiman penduduk biasa
dengan ukuran 5 x 8 m2, bentuk bangunan 1 lantai. Penderita tinggal bersama
4 anggota keluarga lainnya. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 2
53

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 54/55
kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi beserta WC, 1 ruang tamu, dan 1 ruang
makan.
Lantai rumah dari semen, dinding dari tembok kecuali dapur yang
menggunakan dinding kayu, atap dari genteng. Ventilasi dan penerangan
disetiap ruangan kurang, Terdapat jendela hanya pada ruang tamu dan kamar
tidur dengan ukuran sebanyak masing 1 buah untuk kamar tidur dan 2 buah
untuk ruang tamu. Perbandingan luas lantai dengan jendela di ruang tamu dan
kamar tidur > 25%.
Kebersihan dalam rumah dan luar rumah kurang baik, dan tata letak
barang tidak rapi. Listrik 450 watt, sumber air bersih untuk keperluan sehari-
hari dari sumur galian, dan juga untuk air minum didapat dari air sumur galian
yang dimasak. Fasilitas MCK dengan jamban model leher angsa, bak mandi
dikuras 1 minggu sekali. Jarak antara septic tank dengan sumber air minum
kurang dari 10 meter.
Kebersihan dapur kurang baik dengan keadaan lantai dari tanah dan
penempatan tumpukan kayu serta kandang ayam di dalam dapur, pembuangan
air limbah ke selokan dan aliran lancar. Di dalam rumah tidak terdapat tempat
sampah yang tertutup. Jalan di depan rumah terbuat dari tanah. Kebersihan
lingkungan pemukiman kurang baik.
54

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 55/55
55