Obat Yang Mencegah Pembekuan Darah Antikoagulan

3
Obat yang mencegah pembekuan darah disebut antikoagulan, antitrombosit, dan thrombolitik. Trombolitik digunakan untuk serangan akut akibat trombus. Antikoagulan ada yang preparat parenteral (heparin), oral (warfarin, nicumalone, anisindione, kumarin dan dicumarol), dan pengikat ion calcium (Na sitrat, asam oksalat, Na edetat). Heparin afinitasnya meningkat terhadap thrombin dan faktor X. Penggunaan dosis yang tepat sangat penting dan diperlukan monitoring terus-menerus. Pemberian parenteral dapat menimbulkan nyeri dan hematome di area infeksi. Heparin memiliki molekul yang besar sehingga sulit menembus placenta dan tidak masuk ke dalam ASI (tidak mempengaruhi janin dalam kandungan). Efek sampingnya perdarahan. Peminum alkohol merupakan kontraindikasi pemberian heparin karena mengganggu fungsi hepar. Antagonis heparin adalah protamin sulfat. Antikoagulan oral penting diperhatikan interaksi obatnya. Phenilbutazone, corticosteroid, chloramphenicol dapat meningkatkan respon antikoagulan oral. Antikoagulan oral pada dasarnya merupakan antagonis vitamin K. Warfarin bisa diberikan intra muskular atau intravena. Pada pasien hipotiroid yang diberikan warfarin, pemberian levothyroxin harus hati-hati karena berefek pada kelainan kardiovaskularnya. Antikoagulan pengikat ion Calcium, asam oksalat umumnya bersifat sangat toksik sehingga tidak digunakan untuk manusia (hanya dipakai secara in vitro).

Transcript of Obat Yang Mencegah Pembekuan Darah Antikoagulan

Page 1: Obat Yang Mencegah Pembekuan Darah Antikoagulan

Obat yang mencegah pembekuan darah disebut antikoagulan, antitrombosit, dan thrombolitik.

Trombolitik digunakan untuk serangan akut akibat trombus.

Antikoagulan ada yang preparat parenteral (heparin), oral (warfarin, nicumalone, anisindione,

kumarin dan dicumarol), dan pengikat ion calcium (Na sitrat, asam oksalat, Na edetat).

Heparin afinitasnya meningkat terhadap thrombin dan faktor X. Penggunaan dosis yang tepat

sangat penting dan diperlukan monitoring terus-menerus. Pemberian parenteral dapat

menimbulkan nyeri dan hematome di area infeksi. Heparin memiliki molekul yang besar

sehingga sulit menembus placenta dan tidak masuk ke dalam ASI (tidak mempengaruhi janin

dalam kandungan). Efek sampingnya perdarahan. Peminum alkohol merupakan kontraindikasi

pemberian heparin karena mengganggu fungsi hepar. Antagonis heparin adalah protamin sulfat.

Antikoagulan oral penting diperhatikan interaksi obatnya. Phenilbutazone, corticosteroid,

chloramphenicol dapat meningkatkan respon antikoagulan oral. Antikoagulan oral pada dasarnya

merupakan antagonis vitamin K. Warfarin bisa diberikan intra muskular atau intravena. Pada

pasien hipotiroid yang diberikan warfarin, pemberian levothyroxin harus hati-hati karena berefek

pada kelainan kardiovaskularnya.

Antikoagulan pengikat ion Calcium, asam oksalat umumnya bersifat sangat toksik sehingga

tidak digunakan untuk manusia (hanya dipakai secara in vitro).

Untuk mengatasi perdarahan akibat penggunaan antikoagulan digunakan: protamin sulfat,

maphyton, synkaville.

Antitrombolitik digunakan untuk mencegah pembentukan trombus. Eptifibatid, Abciximud, dan

Tirofiban bekerja dengan menghambat agregasi platelet dengan berikatan pada reseptor

glikoprotein IIb/IIIa. Dipiridamol bekerja menghambat metabolisme adenosit, bekerja pada

prostasiklin. Dekstran digunakan sebagai profilaksis untuk pasien dengan kecenderungan

komplikasi thromboemboli (ex. pada waktu melahirkan, fraktur femur). Aspirin, dipiridamol,

clopidogrel, tiklopidin bisa menghambat agregasi trombosit.

Trombolitik digunakan pada saat thrombus sudah terbentuk. Obat ini bekerja dengan cara

berdifusi ke dalam bekuan darah dan mengaktifkan plasminogen (alteplase (tPa), reteplase,

streptokinase, urokinase, anispletase) yang digunakan untuk menghancurkan gumpalan-

gumpalan pada kondisi seperti trombosis vena, emboli paru, trombosis retina, juga infark

miokard.

Page 2: Obat Yang Mencegah Pembekuan Darah Antikoagulan

Jika terjadi perdarahan akibat pemberian trombolitik perlu diberikat obat antifibrinolitik, seperti

asam aminokaproat, aprotinin, dan asam traneksamat, dapat melawan aksi trombolitik (namun

keamanan pemberian obat ini secara bersamaan belum didapatkan). Asam aminokaproat

merupakan penghambat yang bersaing dengan aktivator plasminogen dan penghambat plasmin.

Koagulan merupakan obat yang memudahkan pembekuan darah yang dipengaruhi oleh faktor

vaskular dan ekstravaskular. Pada area dengan infeksi endotel rusak sehingga mudah berdarah.

Pengendalian perdarahan dikenal dengan hemostatik lokal dan sistemik.

Bahan yang mempercepat pembekuan darah antara lain: fibrin (diberikan dengan thrombin

sebagai tahanan mekanik), thrombin (untuk perdarahan kecil merembes). Pada kasus epistaksis

bisa dengan vasokonstriktor. Jika terdapat fibrin clot, tidak boleh dibersihkan dulu karena bisa

berdarah lagi jika dibersihkan.

Hemostatik sistemik antara lain: carbarochrome salicylate (adona, efektivitasnya diragukan),

premarin (untuk perdarahan spontan, tidak untuk defisiensi faktor koagulan), asam aminokaproat

(untuk hemofilia karena defisiensi faktor VIII), asam trameksamat (juga sering digunakan),

kompleks faktor IX (untuk hemofilia karena defisiensi faktor IX), vitamin C dan vitamin K.

Untuk mengganti darah yang hilang, dapat dilakukan transfusi darah, plasma, atau fraksi darah.