Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

download Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

of 52

Transcript of Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    1/52

    Rumah Seh

    Dibuat untuk memenuhi sal

    Rati Erviani

    Taryana Wi

    Ayu Wulan

    Safrina Da

    Anggun Fri

    Indri Angga

    Lathifathul

    Siti Hani

    Riezka Wa

    Santa Novit

    Christable

    Putri Panjai

    Dianti Siti S

    Nurul Vikri

    F

    U

    AKALAH SGD KASUS III

    at, Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan

    h satu tugas mata kuliah Sistem Keperawatan Kom

    Disusun oleh:

    Kelompok 2

    220110110001

    aya Kusuma 220110110013

    dari (scriber 2) 220110110025

    ayani 220110110037

    ka Yohana 220110110049

    na A 220110110061

    hoiriah 220110110073

    220110110085

    da 220110110097

    a (Chair) 220110110109

    ania 220110110121

    an (scriber 1) 220110110133

    yarah 220110110145

    220110110157

    KULTAS KEPERAWATAN

    IVERSITAS PADJADJARAN

    2012

    1

    nitas I

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    2/52

    2

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb.

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Karena dengan perkenan-Nya jualah penyusunan

    tugas ini dapat diselesaikan.

    Makalah SGD ini mengenai Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan. Makalah

    ini disusun untuk memenuhi tugas dan diajukan untuk memenuhi standar proses

    pembelajaran pada mata kuliah Sistem Keperawatan Komunitas I.

    Terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan

    membantu kelancaran pembuatan tugas Sistem Keperawatan Komunitas I ini.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi

    maupun teknik penyajiannya mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.

    Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

    Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah

    Sistem Keperawatan Komunitas I.

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Bandung, Juni 2013

    Penulis

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    3/52

    3

    DAFTAR ISI

    BAB I

    A. Latar Belakang.......................................................................................... 5

    B. Tujuan ...................................................................................................... 5

    C. Batasan Masalah ...................................................................................... 5

    BAB II

    A. Rumah Sehat ............................................................................... ............6

    B. Air Bersih................ .............................................................................. 12

    C. Sanitasi Lingkungan.............................................................................

    1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...............................................14

    2. Pengelolaan sampah................................................................................16

    3. Sanitasi jamban dan penggunaan septitank ............................................21

    BAB III

    A. Jurnal 1 .............................................................................. ....................25

    B. Jurnal 2 .................................................................................................. 26

    BAB IV

    A. Simpulan..................................................................................................27

    B. Saran........................................................................................................27

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ..................28

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    4/52

    4

    DAFTAR GAMBAR

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    5/52

    5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesehatan adalah salah satu elemen penting dari manusia sebagai makhluk holistik.

    Dimana kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor , salah satunya adalah

    lingkungan. Lingkungan merupakan faktor determinan kesehatan artinya lingkungan

    memegang peranan untuk memengaruhi status kesehatan seseorang.

    Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

    kemasyarakatan. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya

    untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan

    hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

    Kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah hal yang saling berkesinambungan artinya

    jika lingkungan bersih, maka status kesehatan seseorang dapat ditingkatkan.

    Status lingkungan yang sehat dipengaruhi oleh banyak hal ,mencakup beberapa

    elemen. Hal tersebut seperti perumahan yang sehat, air bersih, dan sanitasi

    lingkungan.

    B.Tujuan

    Menjelaskan kriteria Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan

    Menjelaskan konsep PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

    Menjelaskan pengelolaan sampah yang benar dalam sanitasi lingkungan

    Menjelaskan sanitasi lingkungan yang baik terutama dalam penggunaan

    septictank

    C. Batasan Masalah

    Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanitasi

    Lingkungan yang dikaitkan dengan kasus.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    6/52

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kriteria Rumah Sehat

    Depkes RI di tahun 2006 melaporkan bahwa kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat

    untuk tingkat nasional hanya 43,89%. Lalu kondisi pembuangan limbah yang memenuhi

    syarat sebanyak 62,11% dan kondisi jamban yang memenuhi syarat 46,54%. Sungguh ironis

    bukan? Padahal rumah adalah tempat yang penting bagi kita untuk memenuhi kebutuhan kita

    secara jasmani maupun rohani. Di rumah-lah seseorang melakukan segala sesuatunya. Mulai

    beristirahat, bersantai, belajar, dan beraktivitas lainnya. Sehingga pentingnya memiliki

    rumah yang sehatjelas adalah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

    Rumah yang sehat memerlukan strategi desain tersendiri dipadu dengan kepedulian sang

    penghuni rumah untuk tetap menjaga dan memeliharanya dengan baik.

    Beberapa kriteria rumah sehat adalah sebagai berikut:

    1. Kering

    Rumah dikondisikan dengan membangun sistem bangunan yang dikonstruksi dengan

    lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa dilakukan dengan menjaga agar

    sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik.Begitu pun masalah

    perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.

    2. Bersih

    Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu, asap

    serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda

    penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.

    3. Aman

    Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang aman bagi

    penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan

    matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya

    kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    7/52

    7

    4. Bebas Kontaminasi

    Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak mengganggu

    kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota

    keluarga.

    5. Memiliki Ventilasi

    Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Standardnya harus

    ada di setiap ruangan.

    6. Bebas dari hewan pengganggu

    Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan pengganggu

    seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk mencari

    makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja

    keras untuk mengenyahkannya.

    7. Terawat

    Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan terpelihara

    dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling

    berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama

    Empat syarat kriteria rumah sehat adalah (Depkes RI,2002)

    (1) Memenuhi kebutuhan fisiologis

    a. Memepertahankan temperatur lingkungan untuk menjaga keseimbangan pengeluaran panas

    tubuh dan kelembaban ruangan.

    b. Membuat ketentuan tentang kadar pengotoran udara yang diperkenankan oleh bahan-bahan

    kimia.

    c. Tentang illuminasi cahaya siang yang cukup.

    d. Ketentuan tentang direct sunlight yang diperkenankan.

    e. Ketentuan tentang cahaya buatan yang cukup baik.

    f. Perlindungan terhadap gangguan suara/keributan yang berlebihan.

    g. Adapun lapangan terbuka untuk olah raga, rekreasi dan tempat anak-anak bermain.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    8/52

    8

    (2) Memenuhi Kebutuhan Pisikologis

    a. Ketentuan-ketentuan tentangprivacy yang cukup bagi setiap individu.

    b. Kebebasan dan kesempatan bagi setiap keluarga yang normal.

    c. Kebebasan dan kesempurnaan hidup bermasyarakat.

    d. Fasilitas yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan tanpa menyebabkan kelelahan fisik

    dan mental

    e. Fasilitas-fasilitas untuk mempertahankan kebersihan rumah dan lingkungan.

    f. Ketentuan tentang kenyamanan dirumah dan sekitarnya.

    g. Membuata indeks standar standar sosial dari masyarakat yang secara lokal.

    (3) Perlindungan terhadap penularan penyakit

    a. Penyediaan air sehat bagi setiap penduduk

    b. Ketentuan tentang perlindungan air minum dari pencemaran

    c. Ketentuan tentang fasilitas pembuangan kotoran ( Jamban)

    d. Melindungi interior rumah terhadap sewage contamination

    e. Menghindarkan insanitary condition sekitar rumah

    f. Ketentuan tentang Space dikamar tidur

    g. Menghindarkan adanya sarangan tikus dan kutu busuk dalam rumah

    (4) Terhindar dari kecelakaan

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    9/52

    9

    a. Membuat kontruksi rumah yang kokoh untuk menghindarkan ambruk.

    b. Menghindarkan bahaya kebakaran

    c. Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan jatuh dan kecelakaan lainnya

    d. Perlindungan terhadapElectrical shock

    e. Perlindungan terhadap bahaya keracunan oleh gas

    f. Menghindarkan bahaya-bahaya lalu lintas kendaraan

    Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan:

    a. Bahan Bangunan

    1. Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik

    tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat

    menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu

    dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik,

    teraso dan lain-lain (Notoatmodjo, 2010).

    2. Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi

    ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari

    pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan

    yang tahan api yaitu dinding dari batu. (Sanropie, 1989).

    3. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

    4. Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin,

    panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap

    dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator,

    sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan. (Sanropie, 1989).

    b. Ventilasi

    Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena

    ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang

    bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar

    (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya gerak udara yang

    lancar dalam ruangan.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    10/52

    10

    Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya

    matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari.

    Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.

    Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangan

    mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu:

    1. Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara

    alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan

    sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena juga

    merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu

    harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya dari gigitan serangga

    tersebut.

    2. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk

    mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.

    c. Pencahayaan

    Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

    rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau

    tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak

    cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada dua

    sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah

    yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan

    masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat

    dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

    alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).

    d. Luas Bangunan Rumah

    Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas

    lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang

    tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni

    (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi

    oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    11/52

    11

    kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat

    menyediakan 2,5 3 m2

    untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).

    e. Aman dari segi lingkungan

    Memiliki sumber air yang bersih dan sehat

    Memiliki tempat pembuangan sampah yang sehat, kotoran manusia dan air

    limbah

    Mencegah perkembangan penyakit

    Letak perumahan jauh dari pencemaran, jarak minimal 5 km, bebas banjir dan

    daerah hijau

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    12/52

    12

    B. Kriteria Air Bersih

    Air merupakan zat cair yang dinamis bergerak dan mengalir melalui siklus

    hidrologi yang abadi. Siklus tersebut adalah pertama, penguapan dari laut ke udara

    sebanyak 502.800 km3 dan penguapan dari daratan sebanyak 74.200 km3 per

    tahun. Kemudian kedua, curah hujan (yang berasal dari penguapan air dari laut

    dan darat , yang jatuh ke laut sebanyak 458.000 km3 dan ke daratan 119.000 km3

    per tahun. Ketiga, air daratan berjumlah 44.800 km3 terbagi menjadi 42.700 km3

    mengalir di permukaan tanah dan 2,100 km3 mengalir di dalam tanah selanjutnya

    semua berkumpul di laut.

    Standar Mutu Air Minum

    1. Standar Fisik : Suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan air

    Air harus jernih atau tidak keruh. Kekeruhan pada air biasanya

    disebabkan oleh adanya butir-butir tanah liat yang sangat halus. Semakin

    keruh menunjukkan semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran yang

    terkandung di dalamnya.

    Tidak berwarna. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan

    lain berbahaya bagi kesehatan, misalnya pada air rawa berwarna kuning , air

    buangan dari pabrik , selokan, air sumur yang tercemar dan lain-lain.

    Rasanya tawar. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin

    menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan

    adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam

    diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

    Tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium

    dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-

    bahan organik yang sedang didekomposisi (diuraikan) oleh mikroorganisme

    air

    2. Standar Biologik : Bebas kuman parasitik & patogen ; bakteri golongan E.

    Coli

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    13/52

    13

    3. Standar Kimiawi : pH, jumlah zat padat (Total Dissolved Solids), bahan-bahan

    kimia

    Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 8,5 . Air yang pHnya

    rendah akan terasa asam, sedangkan bila pHnya tinggi terasa pahit. Contoh air

    alam yang terasa asam adalah air gambut (rawa)

    4. Standar Radioaktifitas : benda-benda radioaktif yang mungkin terkandung

    dalam air

    Tidak mengandug zat kimia beracun, misalnya arsen, timbal, nitrat,

    senyawa raksa, senyawa sulfida, senyawa fenolik, amoniak serta bahan

    radioaktif

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    14/52

    14

    C. Sanitasi Lingkungan

    a. Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau

    keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

    kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.

    PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan beraneka

    ragam makanan, minum tablet darah, mengkonsumsi Garam beryodium, memberi bayi dan

    balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada

    tempatnya , membersihkan lingkungan.

    Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

    PHBS di rumah tangga.

    PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah

    tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta

    berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

    PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.

    Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di

    rumah tangga yaitu :

    1. persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

    2. memberi bayi ASI ekslusif

    3. menimbang balita setiap bulan

    4. menggunakan air bersih

    5. mencuci tangan dengan air brsih dan sabun

    6. menggunakan jamban sehat

    7. memberantas jentik di rumah sekali seminggu

    8. makan buah dan sayur setiap hari

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    15/52

    15

    9. melakukan aktifitas fisik setiap hari

    10. tidak merokok di dalam rumah.

    Manfaat di rumah tangga dengan PHBS

    Bagi Rumah Tangga :

    Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

    Anak tumbuh sehat dan cerdas.

    Anggota keluarga giat bekerja.

    Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi

    keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

    Bagi Masyarakat:

    Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

    Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah masalah

    kesehatan.

    Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

    Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber

    Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban,

    ambulans desa dan lain-lain.

    Berdasarkan dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 5 pilar ver-PHBS,

    yaitu:

    Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS),

    Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

    Pengamanan Air Minum Rumah Tangga

    Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    16/52

    16

    Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

    b. Pengelolaan sampah

    Menurut Notoatmodjo (2003), cara-cara pengelolaan sampah antara lain

    sebagai berikut:

    1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah

    Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing

    rumah tangga atau instansi yang menghasilkan sampah, maka dari itu mereka

    harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan

    sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut

    harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah dan

    selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).

    2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah

    Pemusnahan dan atau pengelolaan sampah ini dapat dilakukan melalui

    berbagai cara, antara lain sebagai berikut:

    a. Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di

    tanah (jugangan) kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.

    b. Dibakar (Inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar

    di dalam tungku pembakaran (incenerator).

    c. Dijadikan pupuk (Composting) yaitu pengelolaan sampah menjadi pupuk

    (kompos), khususnya untuk sampah organik seperti: daun-daunan, sisa

    makanan dan sampah lain yang dapat membusuk (Notoatmodjo, 2003)

    Tempat/Lubang Sampah Padat

    Masyarakat memiliki cara cara untuk membuang limbah rumah tangga seharihari secara

    nyaman dan efektif.

    Prinsip:

    1. Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari

    sebuah bak sampah atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter

    jaraknya dari lubang sampah umum.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    17/52

    17

    2. Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila

    limbah rumah tangga seharihari tidak dikubur ditempat.

    Syarat tempat sampah yg di anjurkan :

    - Terbuat dari bahan yang kedap air, kuat, dan tidak mudah bocor.

    - Mempunyai tutup yg mudah di buka, dikosongkan isinya, mudah dibersihkan.

    - Ukurannya di atur agar dapat di angkut oleh 1 orang.

    Sedangkan syarat kesehatan tempat pengumpulan sampah sementara (Mubarak

    danChayatin, 2009) :

    - Terdapat dua pintu : untuk masuk dan untuk keluar

    - Lamanya sampah di bak maksimal tiga hari

    - Tidak terletak pada daerah rawan banjir

    - Volume tempat penampungan sampah sementara mampu menampung sampah

    untuktiga hari.

    - Ada lubang ventilasi tertutup kasa untuk mencegah masuknya lalat.

    - Harus ada kran air untuk membersihkan.

    - Tidak menjadi perindukan vektor.

    - Mudah di jangkau oleh masyarakat/ dan kendaraan pengangkut. .

    Operasional Proses Komposting

    Operasional proses komposting secara umum sangat tergantung dari teknologi yang

    digunakan dan tergantung dari alat komposter dan lokasi dimana proses komposting

    dilaksanakan. Secara umum proses komposting secara aerobik dengan windrow

    komposting untuk skala kawasan atau kota dapat dilihat pada Gambar 7

    1)Pemilahan

    Pada pengomposan, sampah dipilah dan bahan organik biodegradable diproses

    menjadi kompos. Ada beberapa metode pemilahan yaitu :

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    18/52

    18

    Secara manual; dimana sampah dibongkar dan dipilah sepenuhnya dengan tenaga

    manusia.

    Secara semi mekanis yaitu dengan bantuan ban berjalan yang dibantu oleh petugas

    pemilah;

    Secara mekanis :

    - Sampah berjalan diatas conveyor selanjutnya akan mengalami beberapa tahapan

    proses yaitu

    - Pemisahan logam besi dengan menggunakan magnet

    - Pemisahan sampah ringan dengan air separator

    - Pemisahan organik dengan saringan putar (rotary screen) atau saringan getar

    2)Pencacahan

    Pencacahan ini berfungsi untuk memperbesar luas permukaan kontak dari sampah

    sehingga mempercepat proses komposting.

    Pencacahan pada skala kawasan

    - Motor penggerak mesin cacah dihidupkan hingga stationer

    - Sampah organik dituangkan ke dalam hopper hingga tercacah dan keluar dalam

    bentuk serpihan dan ditampung untuk proses berikutnya

    Pencacahan pada skala kota

    - Sampah dituangkan ke lubang penerimaan (hopper).

    - Dengan menggunakan conveyor, sampah dimasukkan kedalam mesin cacah(chrusher)

    - Pencacahan dalam mesin dengan menggunakan penghancur (hammer)

    - Sampah yang telah hancur berjalan melalui conveyor menuju proses selanjutnya.

    3)Proses Komposting

    Windrow komposting :

    - Sampah organik ditumpuk diatas lorong udara sampai ketinggian 1,5 m membentuk

    lajur-lajur (row) dengan panjang sesuai rencana

    - Aliran udara dari lorong akan menyediakan udara/oksigen bagi proses dekomposisi

    yg berlangsung

    - Tumpukan sampah dibalik untuk menjaga agar kelembaban atau suhu selalu berada

    dalam batas yang diijinkan

    - Kompos akan terbentuk sekitar 5-6 minggu

    - Proses pematangan kompos perlu waktu 1-2 minggu

    Proses Static Pile :

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    19/52

    19

    - Sampah organik ditumpuk diatas lahan yang telah dilengkapi dengan sistem

    perpipaan porous untuk penghawaan

    - Aliran udara diberikan melalui perpipaan dengan bantuan blower

    - Kompos akan terbentuk sekitar 3-4 minggu

    - Proses pematangan kompos perlu waktu 1-2 minggu

    4)Proses pematangan

    Hal lain yang perlu diperhatikan dalam composting adalah fase kematangan kompos.

    Kematangan kompos didefinisikan sebagai keadaan antara bahan organic mentah

    dengan busuk sempurna atau mati. Indikator yang biasanya digunakan sebagai indikasi

    kematangan kompos adalah :

    1. Suhu, setelah beberapa lama dalam keadaan termofilik suhu akan menurun

    mendekati suhu ruangan. Jika proses pengadukan tidak menyebabkan suhu meningkat

    kembali dan suhu sudah stabil, maka dapat dianggap kompos mencapai kematangan.

    2. Rasio C/N, selama proses berlangsung rasio C/N akan mengalami

    penurunan. Standard pengukuran kematangan kompos adalah rasio C/N 20.

    3. Bentuk fisik, secara sederhana untuk mengetahui kompos sudah matang atau tidak

    adalah dari bentuk fisik yang menyerupai tanah.

    4. Bau, jika kompos diambil dalam dua genggaman tangan, dimasukkan

    alam kantong plastik dan diamkan selama 2 x 24 jam. Bila kantong palstik

    menggelembung dan panas atau waktu kantong dibuka menimbulkan bau yang

    menyengat, maka kompos belum matang.

    5)Pengayakan

    Berfungsi untuk memisahkan sampah halus dan sampah kasar, serta berfungsi untuk

    memisahkan antara sampah yang belum menjadi kompos dengan produk kompos.

    Standar Kompos

    Pengendalian mutu dari kompos sangat penting diperhatikan karena akan

    mempengaruhi kondisi tanah dan tanaman yang akan menyerap unsur-unsur yang

    disediakan oleh kompos. Selain itu kompos dibuat dari bahan seperti sampah dengan

    campuran lumpur dan kotoran sehingga diharuskan ada quality control untuk

    mencegah adanya kontaminasi dari bahan berbahaya yang terkandung dalam bahan

    baku pembuat kompos

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    20/52

    20

    Penanggulangan sampah

    Agar sampah tidak menggunung di mana2 sebaiknya kita melakukan program 4 R. 4

    R adalah reduce (mengurangi),Reuse(Menggunakan kembali),Recycle (mendaur

    ulang)& Replace (mengganti)

    1. Reduce artinya kita dapat mengurangi penggunaan bahan bahan yg tidak ramah

    lingkungan.Cara yang dapat di lakukan adalah :

    -membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik yg sulit di uraikan

    -membeli kemasan isi ulang untuk deterjen,shampo,sabun,atau kecap daripada selalu

    memberi kemasan yg baru setiap kali habis

    -membeli barang kebutuhan dengan kemasan besar

    -mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu kita butuhkan

    2. Reuse berarti menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan.Cara nya

    adalah:

    -menggunakan buku tulis yang kertasnya masih kosong untuk catatan atau coret coret

    -Menggunakan kedua sisi kertas

    -botol air mineral daapat digunakan untuk pot bunga

    Dll

    3. Recycle adalah mendaur ulang mengolah sampah menjadi barang baru yang dapat

    kita gunakan.Misalnya kita membuat kompos,membuat wadah tissue,membuat pot

    bunga dan masih banyak Lagi. Biasanya jika kita me recycle barang2 bekas kita dapat

    membuahkan suatu keuntungan. Keuntungannya adalah kita dapat menjualnya dan

    kita dapat mengurangi sampah yang ada disekitar kita.

    4. Replace adalah mengganti barang-barang yang sulit diuraikan atau mengganti

    barang2 sampah..Contoh dari Replace adalah:

    -mengganti styrofoam dengan kertas minyak

    -mengganti tissue dengan sapu tangan

    -mengganti botol plastik yang dapat diremukan dengan botol plastik keras

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    21/52

    21

    c. Sanitasi Lingkungan khususnya menyangkut sanitasi jamban dan

    septictank

    Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh

    kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:

    1. Tidak mencemari air

    Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang

    kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan

    terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat

    atau diplester.

    Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter

    Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor

    dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

    Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,

    empang, danau, sungai, dan laut

    2. Tidak mencemari tanah permukaan

    Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan,

    dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.

    Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras

    kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.

    3. Bebas dari serangga

    Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras

    setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam

    berdarah

    Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat

    menjadi sarang nyamuk.

    Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa

    menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya

    Lantai jamban harus selalu bersih dan kering

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    22/52

    22

    Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

    4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

    Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup

    setiap selesai digunakan Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus

    tertutup rapat oleh air

    Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi

    untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran

    Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.

    Pembersihan harus dilakukan secara periodic

    5. Aman digunakan oleh pemakainya

    Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding

    lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau

    bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat

    6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya

    Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran

    Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran

    kotoran karena dapat menyumbat saluran

    Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena

    jamban akan cepat penuh

    Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan

    pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal

    2:100

    7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

    Jamban harus berdinding dan berpintu

    Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya

    terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

    Septictank, adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari

    WC(water closet), konstruksi septictank ada disekat dengan dinding bata

    dandiatasnya diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup control dan

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    23/52

    23

    diberipipa hawa T dengan diameter 1 , sebagai hubungan agar ada udara /

    oksigenke dalam septictank sehingga bakteri bakteri menjadi subur. Sebagai

    pemusnahkotoran kotoran atau tinja yang masuk ke dalam bak

    penampungannya.

    Fungsi Septictank;

    - Sebagai penampungan air limbah & proses penghancuran kotoran kotoran

    yang masuk, air limbah ini akan mengalir ke rembesan/ sumur peresapan yang

    jaraknya tidak jauh dari septictank, begitu juga penempatan septictank tidak

    terlalu jauh dari WC (water closet)

    - Hubungan septictank dan rembesan, berupa pipa paralon yang diujungnya diberi

    lubang lubang agar aliran air limbah dapat merata pada lubang rembesannya.

    - Tidak semua saluran air kotor dialirkan ke arah bak septictank, jadi aliran air

    limbah yang masuk ke septictank hanya dari WC saja.

    - Hal yang penting menghitung volume septictank perlu untuk perencanaan:

    Misalkan jumlah penghuni 10 orang. Diperhitungkan setiap

    orangmembuang air sebanyak 25 l/hari.Diperkirakan kotoran akan hancur

    habis dimakan oleh bakteri dalam waktu 3 hari.

    Berarti volume air buangan dihitung waktu 3 hari, jadi banyaknya air

    buangan yang harus ditampung oleh bak septictank = 10 x 25 x 3 = 750 l.

    Dipakai ukuran luas bak = 1,20 x 0,80= 0,96 m2 tinggi air diambil = 1

    m,

    jadi volume air yang dapat ditampung= 0,96 x 1= 0,96 m3 960 l> 750 l.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMBIr.Drs.Bochari,MM

    Untuk ruang hawa diambil tinggi 1/3 tinggi airnya = 1/3 x 1 m= 0,35

    m,

    Jadi volume total septictank= (tinggi air + tinggi ruang hawa) x luas bak =

    1,35 m x 0,96 m2= 1,296 m3 ~ 1,3 m3

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    24/52

    24

    Hal- hal yang haris di perhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak

    mencemari air dan tanah di sekitarnya :

    1. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10 m

    2. Untuk membuang air keluaran dari septik tank di buat miring ke arah ruang

    lumpur .

    3. Septic tank di rencanakan untuk pembuangan kotoran rumah tangga dan

    jumlah air limbah antara 70-80% dari volume penghunaan air bersih.

    4. Waktu tinggal aor limbahmdalam tangki diperkirakan minimal 24 jam .

    5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang di

    hasilkan setiap orang rata- rata 30-40 liter/orang/tahun .

    6. Viba air masuk ke dalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebih 25

    cm dari pipa air keluar

    7. Septic tank harus di lengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang

    penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    25/52

    25

    BAB III

    REVIEW JURNAL

    1. Jurnal 1

    Kontribusi pencemaran air dari sanitasi yang tidak memadai dan kualitas perumahan

    penyakit diare di pemukiman perumahan murah dari Cape Town, Afrika Selatan.

    Tujuan : Kami meneliti efek gagal sanitasi, kondisi perumahan yang buruk, dan polusi

    kotoran dalam air limpasan pada kesehatan - terutama kejadian penyakit diare - warga

    permukiman perumahan murah di Cape Town, Afrika Selatan.

    Metode. Pada bulan November 2009, kami melakukan survei cross-sectional dengan

    wawancara terstruktur dalam masyarakat 4 (n = 336 tempat tinggal, 1.080 orang). Kami

    menggunakan teknologi didefinisikan Colilert-substrat untuk menentukan tingkat Escherichia

    coli dalam sampel air limpasan yang diambil dari masyarakat belajar.

    Hasil. Hampir 15% rumah tangga dibuang produk kotor dalam air badai saluran dan 6%

    dibuang produk kotor di jalanan. Dalam hanya 26% dari tempat tinggal adalah toilet dicuci

    setiap hari. Sekitar 59% dari tempat tinggal tidak memiliki keran dekat toilet untuk mencuci

    tangan, dan 14% responden mengalami 1 atau lebih serangan diare dalam 2 minggu sebelum

    wawancara mereka. E.coli tuduhan limpasan sampel air lingkungan berkisar 750-1580000000

    per 100 mililiter.

    Kesimpulan. Sebuah pendekatan holistik dan terpadu diperlukan untuk meningkatkan kualitas

    perumahan dan sanitasi di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah Cape Town. (Am J

    Kesehatan Masyarakat 2011; 101:.. E4 - e9)

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    26/52

    26

    2. Jurnal 2

    Judul : GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI

    DUKUH SEPAT KELURAHAN SEPAT KECAMATAN MASARAN KABUPATEN

    SRAGEN TAHUN 2011 oleh Eka Nurjanah, tahun 2011.

    Metode : Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan

    pendekatan Cross sectional. Teknik pengambilan sampelnya dengan cara Simple Random

    Sampling. Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, setelah data ditabulasi

    dengan skala ordinal yang diberi skor benar= 1, salah= 0. Dengan kategori baik : 76-100%,

    cukup : 56-75% dan kurang :

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    27/52

    27

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu elemen penting yang

    harus kita perhatikan.Hal itu mencakup perilaku individu, lingkungan, dan

    bermasyarakat.

    Kesehatan lingkungan adalah salah satu faktor determinan kesehatan , mencakup :

    rumah sehat, pengelolaan air bersih, sanitasi lingkungan ( pengelolaan sampah yang

    benar, syarat jamban yang sehat, penggunaan septictank yang baik).

    Untuk menciptakan kesehatan lingkungan diperlukan kesadaran untuk menjaga

    kesehatan dari individu, dan kerjasama dengan masyarakat, petugas kesehatan, dan

    pemerintah untuk memperhatikan kesehatan.

    B. Saran

    Tumbuhkan kesadaran untuk menjaga kesehatan mulai dari diri sendiri, setelah itu

    perhatikanlah kesehatan lingkungan, tidak hanya lingkungan rumah tempat tinggal tapi

    juga lingkungan di luar tempat tinggal.

    Sebagai petugas kesehatan hendaknya melaksanakan tugasnya sebagai health educator

    yaitu memberi pendidikan kesehatan, dan sebagai masyarakat yang telah mendapatkan

    pendidikan kesehatan agar mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    28/52

    28

    DAFTAR PUSTAKA

    Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta

    Godam64. 2006. Pengertian, Definisi & Ciri Daerah Slum / Daerah Kumuh -

    Area, Wilayah, Lingkungan Kota - Belajar Geografi Sosiologi.

    http://organisasi.org/pengertian_definisi_ciri_daerah_slum_daerah_kumuh_area_wila

    yah_lingkungan_kota_belajar_geografi_sosiologi diakses tanggal 21 Juni 2013.

    . 2010. Apa Syarat Air Bersih?

    .http://green.kompasiana.com/limbah/2010/12/05/apa-syarat-air-bersih/. Diakses

    tanggal 21 Juni 2013.

    . 2011. Proses dan Cara Pengolahan Limbah Rumah Tangga (Sanitasi).

    http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/02/25/proses-dan-cara-pengolahan-limbah-

    rumah-tangga-sanitasi/ diakses tanggal 21 Juni 2013.

    JURNAL

    GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI

    DUKUH SEPAT KELURAHAN SEPAT KECAMATAN MASARAN KABUPATEN

    SRAGEN TAHUN 2011Eka Nurjanah Kontribusi pencemaran air dari sanitasi yang tidak memadai dan kualitas perumahan

    penyakit diare di pemukiman perumahan murah dari Cape Town, Afrika Selatan

    PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU BERBASIS MASYARAKAT KOTA

    KEDIRI

    Viradin Yogiesti, Setiana Hariyani, Fauzul Rizal Sutikno

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    29/52

    29

    LAMPIRAN NOTULENSI

    KASUS 3 Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanutasi Lingkungan

    Wilayah Pujasari merupakan wilayah pemukiman penduduk yang terletak di wilayah

    pusat perkotaan sehingga cukup padat, dimana letak antara rumah penduduk berdekatan

    bahkan berdempetan. Diantara rumah sebagian besar terdiri dari gang-gang , dimana

    kondisinya cukup permanen. Jarak antara rumah dengan rumah lainnya bervariasi antara 0,5

    s.d 1 meter. Jumlah penduduk wilayah Pujasari sebanyak 1.486 jiwa, yang terdiri dari

    419KK. Sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta, ibu RT, dan wiraswasta dengan

    penghasilan diatas UMR.

    Kelembaban udara di wilayah tersebut cukup dingin dimalam hari dan cukup panas

    pada siang hari. Hal ini diperburuk dengan pemukiman penduduk yang padat, sehingga dapat

    memengaruhi masuknya sinar matahari ke pemukiman penduduk. Sebagian besar warga

    wilayah tersebut memiliki jenis rumah permanen, hanya sebagian kecil memiliki jenis rumah

    semi permanen. Seluruh keluarga memiliki jamban keluarga. Namun demikian untuk

    pembuangan limbah limbah hampir seluruh keluarga membuang limbah ke sungai dan hanya

    beberapa keluarga saja memiliki septic tank.

    Seluruh keluarga di wilayah tsb menggunakan sumber air bersih yang memenuhi

    standar dari PDAM, sumur pompa, dan sumur gali untuk keperluan umum dan keperluan

    rumah tangga lainnya. Beberapa keluarga memiliki lebih dari satu sumber air, misalnya

    PDAM dengan sumur pompa atau PDAM dengan sumur gali.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan warga dan tokoh masyarakat didapat keterangan bahwa

    seluruh sampah dari setiap keluarga akan diangkut petugas pada setiap harinya, kemudian

    sampah tersebut akan dibakar di tempat khusus. Tidak semua keluarga melakukan pemilahan

    sampah basah dan kering sebelum sampah tersebut diangkut oleh petugas. Sebagian besar

    warga memiliki tempat sampah terbuka, hanya sebagian kecil warga memiliki tempat sampahtertutup.

    Wilayah Pujasari berada di bawah jalan layang (fly over) sehingga warga sering kali

    mengeluhkan banyaknya sampah karena sampah dibuang begitu saja oleh pengguna jalan

    layang, selain suara bisig dan udara yang menyesakkan akibat kendaraan bermotor dari jalan

    layang.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    30/52

    30

    Selama ini belum pernah ada kejadian luar biasa teteapi banyak warga mengalami penyakit

    seperti ISPA,TBC, demam berdarah, dan diare. Bila dilihat dari kebiasaan warga, hampir

    seluruh warga laki-laki memiliki kebiasaan merokok didalam rumah yang sebagian besar tida

    memiliki kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni rumah, tidak mencuci tangan

    sebelum makan, biasa jajan sembarangan serta masih ditemukan rumah keluarga yang belum

    bebas jentik.

    Perawat A yang bertugas di wilayah tsb mencoba memetakan rumah sehat dan rumah tidak

    sehat di wilayah tersebut berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Disamping itu, berbagai

    upaya pengelolaan sampah juga perlu dipikirkan bersama masyarakat agar wilayah Pujasari

    memiliki pemukiman yang lebih sehat.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    31/52

    31

    STEP 1

    1. Jamban (Putri PJ) : Kamar mandi, toilet (Nurul V)

    STEP 2

    1. Apa saja kriteria rumah sehat? (Dianti)

    2. Berapa ideal jarak rumah satu dengan lainnya? (Rati)

    3. Berapa ideal luas rumah dengan jumlah penghuni? (Latif)

    4. Apakah daerah tersebut beresiko KLB? (Rizka)

    5. Apa saja kriteria air bersih ? (Safrina)

    6. Berapakah suhu kelembaban ideal (Dianti)

    7. Bagaimanakah pengelolaan sampah yang benar? (Ayu)

    8. Apakah ada kemungkinan warga aka di pindah ke tempat lain? (Indri)

    9. Bagaimana peran perawat dan pelayanan kesehatan untuk menangani kasus

    ini? (Dianti)

    STEP 3

    1. Ada ventilasi, cukup sinar matahari, lantai keramik (Siti H)

    Limbah tidak dibuang ke sungai, jarak septitank 10m dari rumah (Anggun)

    Bahan bangunan tidak dari bahan yang membahayakan seperti asbes, 1 kamar

    minimal luasnya 5m2

    (Ayu)

    1kamar ideal dihuni oleh 1 orang (Putri Pj)

    Menggunakan jamban yang sehat (Cristable)

    2. Jangan ada celah sebaiknya, menghindari adanya sarang tikus (Cristable)

    Ada celah, supaya tidak lembab, sirkulasi cukup (siti H)

    3. Telah di jelaskan di point 1

    4. Beresiko KLB, berdasarkan padatan hunian (Anggun)Seperti dikasus sudah ada ISPA, TBC, jadi beresiko KLB (Santa)

    Pembuangan sampah ke sungai (safrina)

    Pembuangan sampah yang terus menerus ke sungai menimbulkan bakteri, khususnya

    cholera akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit diare yg bisa menyebabkan

    KLB (Ayu)

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    32/52

    32

    5. Fisik : bau,warna, rasa, kekeruhan

    Biologis : bakteri e.coli

    Kimia :pH, jumlah zat padat

    Radioaktif

    (Latif)

    6. Luas rumah 4m2, kelembaban 40-70 % (Siti H)

    7. Pembuangan sampah organik dan anorganik, organik dibuat pupuk (Nurul V)

    Prinsip 3R, daur ulang (Christable)

    Limbah di buang ke kolam besar (santa)

    Pembuatan pupuk dengan car adimasukkan dalam drum besar, ditimbun (siti H)

    8. Ada kemungkinan dipindah, atau ke rumah susun (Rizka)

    Faktor perilaku lah yang mempengaruhi, jadi tidak perlu dipindahkan (Santa)

    9. Educator ( pendkes hidup sehat) (siti H)

    STEP 4

    MIND MAP

    STEP 5

    Learning Objective

    1. Kriteria Rumah Sehat

    2. PHBS

    3. Pengelolaan Sampah

    Rumah

    Sehat

    Pengelolaan

    sampah

    Sanitasi

    Rumah

    (PHBS)

    organik

    anorganik

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    33/52

    33

    4. Sanitasi Septic tank

    STEP 6

    SELF STUDY

    STEP 7

    REPORTING

    1. Kriteria Rumah sehat

    (Riezka)

    Depkes RI di tahun 2006 melaporkan bahwa kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat

    untuk tingkat nasional hanya 43,89%. Lalu kondisi pembuangan limbah yang memenuhi

    syarat sebanyak 62,11% dan kondisi jamban yang memenuhi syarat 46,54%. Sungguh ironisbukan? Padahal rumah adalah tempat yang penting bagi kita untuk memenuhi kebutuhan kita

    secara jasmani maupun rohani. Di rumah-lah seseorang melakukan segala sesuatunya. Mulai

    beristirahat, bersantai, belajar, dan beraktivitas lainnya. Sehingga pentingnya memiliki

    rumah yang sehatjelas adalah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

    Rumah yang sehat memerlukan strategi desain tersendiri dipadu dengan kepedulian sang

    penghuni rumah untuk tetap menjaga dan memeliharanya dengan baik.

    Beberapa kriteria rumah sehat adalah sebagai berikut:

    1. Kering

    Rumah dikondisikan dengan membangun sistem bangunan yang dikonstruksi dengan

    lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa dilakukan dengan menjaga agar

    sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik.Begitu pun masalah

    perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.

    2. Bersih

    Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu, asap

    serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda

    penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.

    3. Aman

    Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang aman bagi

    penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    34/52

    34

    matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya

    kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.

    4. Bebas Kontaminasi

    Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak mengganggu

    kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota

    keluarga.

    5. Memiliki Ventilasi

    Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Standardnya harus

    ada di setiap ruangan.

    6. Bebas dari hewan pengganggu

    Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan pengganggu

    seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk mencari

    makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja

    keras untuk mengenyahkannya.

    7. Terawat

    Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan terpelihara

    dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling

    berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama

    (Dianti)

    Empat syarat kriteria rumah sehat adalah (Depkes RI,2002)

    (1) Memenuhi kebutuhan fisiologis

    a. Memepertahankan temperatur lingkungan untuk menjaga keseimbangan pengeluaran panas

    tubuh dan kelembaban ruangan.

    b. Membuat ketentuan tentang kadar pengotoran udara yang diperkenankan oleh bahan-bahan

    kimia.

    c. Tentang illuminasi cahaya siang yang cukup.

    d. Ketentuan tentang direct sunlight yang diperkenankan.

    e. Ketentuan tentang cahaya buatan yang cukup baik.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    35/52

    35

    f. Perlindungan terhadap gangguan suara/keributan yang berlebihan.

    g. Adapun lapangan terbuka untuk olah raga, rekreasi dan tempat anak-anak bermain.

    (2) Memenuhi Kebutuhan Pisikologis

    a. Ketentuan-ketentuan tentangprivacy yang cukup bagi setiap individu.

    b. Kebebasan dan kesempatan bagi setiap keluarga yang normal.

    c. Kebebasan dan kesempurnaan hidup bermasyarakat.

    d. Fasilitas yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan tanpa menyebabkan kelelahan fisik

    dan mental

    e. Fasilitas-fasilitas untuk mempertahankan kebersihan rumah dan lingkungan.

    f. Ketentuan tentang kenyamanan dirumah dan sekitarnya.

    g. Membuata indeks standar standar sosial dari masyarakat yang secara lokal.

    (3) Perlindungan terhadap penularan penyakit

    a. Penyediaan air sehat bagi setiap penduduk

    b. Ketentuan tentang perlindungan air minum dari pencemaran

    c. Ketentuan tentang fasilitas pembuangan kotoran ( Jamban)

    d. Melindungi interior rumah terhadap sewage contamination

    e. Menghindarkan insanitary condition sekitar rumah

    f. Ketentuan tentang Space dikamar tidur

    g. Menghindarkan adanya sarangan tikus dan kutu busuk dalam rumah

    (4) Terhindar dari kecelakaan

    a. Membuat kontruksi rumah yang kokoh untuk menghindarkan ambruk.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    36/52

    36

    b. Menghindarkan bahaya kebakaran

    c. Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan jatuh dan kecelakaan lainnya

    d. Perlindungan terhadapElectrical shock

    e. Perlindungan terhadap bahaya keracunan oleh gas

    f. Menghindarkan bahaya-bahaya lalu lintas kendaraan

    (Safrina)

    Bahan bangunan :

    A. Lantai

    Ubin atau semen adalah baik daripada dari kayu pada rumah panggung karena bakteri

    bisa mudah masuk

    B. Dinding

    Tebok adalah baik, namun kurangbaik bila sedikit ataupun tidak ada ventilasinya .

    Tetapi di daerah pedesaan juga cocok menggunakan papan, meskipun jendela tidak

    cukup, maka lubang lubang pada dinding ataupun papan tersebut merupakan

    ventilasi, dan dapat menambah penerangan alami

    (Anggun)

    Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan:

    Bahan Bangunan

    Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak

    digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan

    gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan

    lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain

    (Notoatmodjo, 2010).

    Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi

    ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    37/52

    37

    pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan

    yang tahan api yaitu dinding dari batu. (Sanropie, 1989).

    Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

    Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan

    hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lain-

    lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk

    dimusim panas dan hangat di musim hujan. (Sanropie, 1989).

    Ventilasi

    Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena

    ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang

    bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar

    (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya gerak udara yang

    lancar dalam ruangan.

    Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya

    matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari.

    Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.

    Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruanganmempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu:

    -Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara

    alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan

    sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena

    juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam

    rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya

    dari gigitan serangga tersebut.

    -Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk

    mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.

    Pencahayaan

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    38/52

    38

    Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

    rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau

    tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak

    cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada dua

    sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah

    yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan

    masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat

    dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

    alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).

    (siti H)

    a. Aman dari segi lingkungan

    Memiliki sumber air yang bersih dan sehat

    Memiliki tempat pembuangan sampah yang sehat, kotoran manusia dan air

    limbah

    Mencegah perkembangan penyakit

    Letak perumahan jauh dari pencemaran, jarak minimal 5 km, bebas banjir dan

    daerah hijau

    (Taryana)

    Luas Bangunan Rumah

    Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas

    lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang

    tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni

    (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi

    oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular

    kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat

    menyediakan 2,5 3 m2

    untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).

    (Latifatul)

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    39/52

    39

    Rumah sehat menurut Winslow memiliki kriteria, antara lain (Chandra, 2007):

    1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis

    2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis

    3. Dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan

    4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit

    Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia, 2002, secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria

    sebagai berikut:

    1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak

    yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

    2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat

    antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

    3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan

    penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan

    tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya

    makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang

    cukup.

    4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan

    luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang

    (Santa)

    kriteria rumah sehat secara fisik adalah, anggota keluarga bebas dari penyakit menular dan

    tidak merokok dalam rumah

    (Nurul V)

    Ketentuan Persyatan kesehatan Rumah Tinggal menurut Kemenkes :

    1. Bahan Bangunan

    1. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membehayakan.

    2. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme

    pathogen

    2. Komponen dan Penataan Ruangan

    1. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

    2. Dibandingkan rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar cuci kedap air dan

    mudah dibersihkan

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    40/52

    40

    3. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

    4. Bumbungan rumah 10m dan ada penangkal listrik

    5. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya

    6. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap

    3. Pengcahayaan

    Pengcahayaan alam atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh

    ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

    4. Kualitas Udara

    1. Suhu udara nyaman antara 18-300 C

    2. Kelembaban udara 40-70 %

    3. Pertukaran udara 5 kali/ menit.penghuni

    4. Gas formaldehid kurang dari 120mg/m3

    5. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam

    5. Ventilasi

    Luas lubang yang permanen minimal 10% luas lantai

    6. Vektor Penyakit

    Tidak ada lalat, nyamuk, maupun tikus yang bersarang dirumah

    7. Penyediaan Air

    1. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/ hari

    2. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih

    8. Sarana Penyimpanan Makanan

    Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.

    9. Pembuangan Limbah

    1. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak

    menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah

    2. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari

    permukaan tanah dan air tanah

    2. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

    (Ayu) PHBS di rumah tangga.

    PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah

    tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta

    berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    41/52

    41

    PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.

    Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di

    rumah tangga yaitu :

    1. persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

    2. memberi bayi ASI ekslusif

    3. menimbang balita setiap bulan

    4. menggunakan air bersih

    5. mencuci tangan dengan air brsih dan sabun

    6. menggunakan jamban sehat

    7. memberantas jentik di rumah sekali seminggu

    8. makan buah dan sayur setiap hari

    9. melakukan aktifitas fisik setiap hari

    10. tidak merokok di dalam rumah.

    (Siti H) PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota

    keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif

    dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.

    PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan beraneka

    ragam makanan, minum tablet darah, mengkonsumsi Garam beryodium, memberi bayi dan

    balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada

    tempatnya , membersihkan lingkungan.

    Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

    Manfaat di rumah tangga dengan PHBS

    Bagi Rumah Tangga :

    Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

    Anak tumbuh sehat dan cerdas.

    Anggota keluarga giat bekerja.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    42/52

    42

    Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi

    keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

    Bagi Masyarakat:

    Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

    Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah masalah

    kesehatan.

    Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

    Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber

    Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban,

    ambulans desa dan lain-lain.

    (Dianti) Berdasarkan dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 5 pilar

    ver-PHBS, yaitu:

    Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS),

    Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

    Pengamanan Air Minum Rumah Tangga

    Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

    Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

    3. Pengelolaan sampah

    (Nurul V)

    Pengelolaan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut UU No.18

    tahun 2008, didefinisikan sebagai proses perubahan bentuk sampah dengan mengubah

    karakteristik, komposisi, dan jumlah sampahnya. Pengelolahan sampah dapat dilakukan

    berupa proses tranformasi sampah baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Masing-masing

    definisi dari proses transformasi tersebut adalah :

    1. Transformasi Fisik

    Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa cara, yaitu :

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    43/52

    43

    1. pemisahan komponen sampah : dilakukan secara manual/mekanis, sampah dipisah menjadi

    homogen

    2. mengurangi volume sampah dengan pemadatan

    3. mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan

    2. Tansformasi Kimia

    Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan menggunakan prinsip proses

    pembakaran/insenerasi.

    3. Transformasi Biologi

    Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk

    mendekomposisi sampah menjadi bahan stabil yaitu kompos

    (Latifatul)

    Menurut Notoatmodjo (2003), cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai

    berikut:

    1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah

    Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau

    instansi yang menghasilkan sampah, maka dari itu mereka harus membangun atau

    mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing

    tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara

    (TPS) sampah dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).

    2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah

    Pemusnahan dan atau pengelolaan sampah ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara

    lain sebagai berikut:

    a. Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah (jugangan)

    kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.

    b. Dibakar (Inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam

    tungku pembakaran (incenerator).

    c. Dijadikan pupuk (Composting) yaitu pengelolaan sampah menjadi pupuk (kompos),

    khususnya untuk sampah organik seperti: daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang

    dapat membusuk (Notoatmodjo, 2003).

    (Rizka)

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    44/52

    44

    Teknik pengomposan yang dipilih adalahsistem open windrow. Pada dasarnya pembuatan

    kompos terdiri dari beberapa tahapan,yaitu:

    Memasukkan sampah ke reaktor kompos

    Menambahkansampah organik

    Menjaga kelembapan timbunan kompos

    Memiliki sistem pembuangan air lindi

    Memutar balikkan kompos secara periodik untuk memberikan sirkulasi udara

    (Safrina)

    Pengelolaan kembali secara fisik

    Mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang. Bisa juga dibuat untuk

    hasil karya dari pengelolaan sampah tersebut. Contoh bahan yang bisa digunakan : kaleng

    minuman almunium, kaca/botolkaca, kertas karton, majalah, Koran, dan kardus. Daur ulang

    dari produk yang komplek nseperti computer/mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya

    harus diurai dan dikumpulkan menurut jenis bahannya.

    (Christable)

    Dalam PP no 81 tahun 2012 BAB III Bagian Kesatu dan kedua tentang

    PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH dan PENGURANGAN SAMPAH.

    Pasal 10

    (1) Penyelenggaraan pengelolaan sampah meliputi:

    a. pengurangan sampah; dan

    b. penanganan sampah.

    (2) Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah dan

    penanganan sampah.

    Pasal 11

    (1) Pengurangan sampah meliputi:

    a. pembatasan timbulan sampah;

    b. pendauran ulang sampah; dan/atau

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    45/52

    45

    c. pemanfaatan kembali sampah.

    (2) Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) dilakukan dengan cara:

    a. menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, bahan

    yang dapat didaur ulang, dan/atau bahan yang

    mudah diurai oleh proses alam; dan/atau

    b. mengumpulkan dan menyerahkan kembali sampah

    dari produk dan/atau kemasan yang sudah

    digunakan.

    (Dianti)

    Tempat/Lubang Sampah Padat

    Masyarakat memiliki cara cara untuk membuang limbah rumah tangga seharihari secara

    nyaman dan efektif.

    Prinsip:

    Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari sebuah bak sampah

    atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter jaraknya dar lubang sampah umum.

    Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila limbah rumah tangga

    seharihari tidak dikubur ditempat

    (Taryana)

    . Tempat/Lubang Sampah Padat

    Masyarakat memiliki cara cara untuk membuang limbah rumah tangga seharihari secara

    nyaman dan efektif.

    Tolok ukur kunci :

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    46/52

    46

    1. Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari sebuah

    bak sampah atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter jaraknya dar

    lubang sampah umum.

    2. Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila limbah

    rumah tangga seharihari tidak dikubur ditempat.

    (Anggun)

    Agar sampah tidak menggunung di mana2 sebaiknya kita melakukan program 4 R. 4 R

    adalah reduce (mengurangi),Reuse(Menggunakan kembali),Recycle (mendaur ulang)&

    Replace (mengganti)

    Reduce artinya kita dapat mengurangi penggunaan bahan bahan yg tidak ramah

    lingkungan.Cara yang dapat di lakukan adalah

    -membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik yg sulit di uraikan

    -membeli kemasan isi ulang untuk deterjen,shampo,sabun,atau kecap daripada selalu

    memberi kemasan yg baru setiap kali habis

    -membeli barang kebutuhan dengan kemasan besar

    -mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu kita butuhkan

    Reuse berarti menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan.Cara nya adalah

    -menggunakan buku tulis yang kertasnya masih kosong untuk catatan atau coret coret

    -Menggunakan kedua sisi kertas

    -botol air mineral daapat digunakan untuk pot bunga

    Dll

    Recycle adalah mendaur ulang mengolah sampah menjadi barang baru yang dapat kita

    gunakan.Misalnya kita membuat kompos,membuat wadah tissue,membuat pot bunga dan

    masih banyak Lagi. Biasanya jika kita me recycle barang2 bekas kita dapat membuahkan

    suatu keuntungan. Keuntungannya adalah kita dapat menjualnya dan kita dapat mengurangi

    sampah yang ada disekitar kita.

    Replace adalah mengganti barang-barang yang sulit diuraikan atau mengganti barang2

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    47/52

    47

    sampah.Biasanya kita hanya mengenal program 3 R.Tetapi bagi saya apabila program 3 R

    ditambah menjadi 4 R mungkin hasilnya akan lebih baik.Contoh dari Replace adalah:

    -mengganti styrofoam dengan kertas minyak

    -mengganti tissue dengan sapu tangan

    -mengganti botol plastik yang dapat diremukan dengan botol plastik keras

    (Santa)

    pengelolaan sampah. proses yang utama dalam pengelolaan sampah adalah pemilahan

    sampah organik dan anorganik.

    http://www.youtube.com/watch?v=fAgTZsa4PuE

    http://www.youtube.com/watch?v=PLdiwLHoOXY

    (Putri pj)

    A. Jenis, Sumber, dan Komposisi Sampah

    1. Penggolongan jenis sampah berdasarkan komposisi kimia, sifat mengurai,

    mudah tidaknya terbakar, bahaya , dan karakteristiknya.

    a. Berdasarkan pengelolaan komposisi kimianya, sampah dibagi menjadi

    sampah organik dan nonorganic.

    b. Sampah secara alami mudah terurai (degrable)dan sampah yang sulit

    terurai (non-degrable)jadi penggolongan sampah didasrkan sifat mengurai.

    c. Berdasarkan mudah terbakarnya, maka sampah yang mudah terbakar

    (compostible) dan sampah yang sulit terbakar (non-compustible).

    2. Sumber sampah

    Pemukiman penduduk, tempat-tempat umum dan tempat perdagangan, sarana

    pelayanan masyarakat milik pemerintah, industry berat sampai ringan, serta pertanian.

    3. Komposisi sampah

    a. Umumnya sampah di daerah perkotaan terdapat sisa makanan, tekstil,

    kayu, kertas, karet, kaca, karton, kulit, kaleng, plastic, sampah perkarangan,

    logam bukan besi, besi, debu, abu dan lain-lain.

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    48/52

    48

    b. Komposisi sampah menurut jenis komponen-komponen dipengaruhi

    oleh factor tempat, jenis kegiatan masyarakat, musim, transportasi, tingkat

    ekonomi, dan pembangunan.

    4.Pengelolaan jamban dan septictank

    (Rati)

    Hal- hal yang haris di perhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak

    mencemari air dan tanah di sekitarnya :

    1. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10 m

    2. Untuk membuang air keluaran dari septik tank di buat miring ke arah ruang

    lumpur .

    3. Septic tank di rencanakan untuk pembuangan kotoran rumah tangga dan

    jumlah air limbah antara 70-80% dari volume penghunaan air bersih.

    4. Waktu tinggal aor limbahmdalam tangki diperkirakan minimal 24 jam .

    5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang di

    hasilkan setiap orang rata- rata 30-40 liter/orang/tahun .

    6. Viba air masuk ke dalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebih 25

    cm dari pipa air keluar

    7. Septic tank harus di lengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang

    penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.

    (Ayu) Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban

    sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:

    1. Tidak mencemari air

    Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang

    kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan

    terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat

    atau diplester.

    Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    49/52

    49

    Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor

    dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

    Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,

    empang, danau, sungai, dan laut

    2. Tidak mencemari tanah permukaan

    Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan,

    dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.

    Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras

    kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.

    3. Bebas dari serangga

    Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras

    setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam

    berdarah

    Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat

    menjadi sarang nyamuk.

    Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa

    menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya

    Lantai jamban harus selalu bersih dan kering

    Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

    4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

    Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup

    setiap selesai digunakan

    Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus

    tertutup rapat oleh air

    Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi

    untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran

    Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.

    Pembersihan harus dilakukan secara periodic

    5. Aman digunakan oleh pemakainya

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    50/52

    50

    Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding

    lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau

    bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat

    6.Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya

    Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran

    Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran

    kotoran karena dapat menyumbat saluran

    Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena

    jamban akan cepat penuh

    Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan

    pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal

    2:100

    7.Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

    Jamban harus berdinding dan berpintu

    Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya

    terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

    (siti H)

    Rumah dengan 5 orang penghuni, dibutuhkan septic tank dengan volume ruang basah

    1,2m3, ruang lumpur 0,45m

    3, dan ruang ambang batas 0,4m

    3. Atau dalam ukuran panjang

    lebar: 1,6m, 0,8m, dan 1,6m. Dengan ukuran seperti ini, septic tank akan bertahan selama

    tiga tahun tanpa perlu dilakukan pengurasan. Tangki harus tahan terhadap asam dan

    kedap air. Tidak boleh ada rembesan dari tangki, yang apabila terjadi perembesan akan

    meningkatkan potensi pencemaran lingkungan. Tangki bisa dibuat dari batu kali, bata

    merah, beton, dan batako. Bisa juga menggunakan keramik, pvc, plastik, atau besi. Jarak

    tangki dengan rumah harus 1,5m. jarak dengan sumur air bersih harus 10m, dan dengan

    sumur resapan harus berjarak 5m

    (Dianti)

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    51/52

    51

    Septictank, adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC (water

    closet), konstruksi septictank ada disekat dengan dinding bata dandiatasnya diberi penutup

    dengan pelat beton dilengkapi penutup control dan diberipipa hawa T dengan diameter 1

    , sebagai hubungan agar ada udara / oksigen ke dalam septictank sehingga bakteri bakteri

    menjadi subur. Sebagai pemusnah kotoran kotoran atau tinja yang masuk ke dalam bak

    penampungannya.

    Fungsi Septictank;

    - Sebagai penampungan air limbah & proses penghancuran kotoran kotoran yang masuk, air

    limbah ini akan mengalir ke rembesan/ sumur peresapan yang jaraknya tidak jauh dari

    septictank, begitu juga penempatan septictank tidak terlalu jauh dari WC (water closet)

    - Hubungan septictank dan rembesan, berupa pipa paralon yang diujungnya diberi lubang

    lubang agar aliran air limbah dapat merata pada lubang rembesannya.

    - Tidak semua saluran air kotor dialirkan ke arah bak septictank, jadi aliran air limbah yang

    masuk ke septictank hanya dari WC saja.

    - Hal yang penting menghitung volume septictank perlu untuk perencanaan:

    _ Misalkan jumlah penghuni 10 orang. Diperhitungkan setiap orangmembuang air sebanyak

    25 l/hari.

    Diperkirakan kotoran akan hancur habis dimakan oleh bakteri dalamwaktu 3 hari.

    _ Berarti volume air buangan dihitung waktu 3 hari, jadi banyaknya air buangan yang harus

    ditampung oleh bak septictank = 10 x 25 x 3 = 750 l.

    _ Dipakai ukuran luas bak = 1,20 x 0,80= 0,96 m2 tinggi air diambil = 1 m, jadi volume air

    yang dapat ditampung= 0,96 x 1= 0,96 m3 960 l> 750 l.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MMMENGGAMBAR

    REKAYASA

    _ Untuk ruang hawa diambil tinggi 1/3 tinggi airnya = 1/3 x 1 m= 0,35 m,

    _ Jadi volume total septictank= (tinggi air + tinggi ruang hawa) x luas bak =

    1,35 m x 0,96 m2= 1,296 m3 ~ 1,3 m3

  • 7/21/2019 Makalah Kasus 3 Tutor 2 (Cnp1)

    52/52

    Ukuran ini adalah ukuran ruang dalam septictank.

    Resapan air kotor/ rembesan;

    - Rembesan adalah lubang yang berdekatan dengan septictank, gunanyamendapatkan aliran

    air limbah dari septictank.

    - Konstruksi rembesan terdiri dari pelapisan dari macam macam bahan dari pasir, diatasnya

    dipasangkan ijuk, kemudian dipasangkan krikil atau split dipasangkan lagi ijuk diatasnya

    diberi pasangan batu karang yang berongga diberi ijuk lagi dan pasir kembali dan seterusnya,

    yang perlu diperhatikan sekeliling lubang diberi ijuk.

    - Pipa paralon 2 yang di dalam rembesan diberi berlubang lubang untuk memudahkan

    penyebaran air limbah yang mengalir dari septictank ke rembesan.

    - Jika akan memasang sumur pompa atau jet pump agar dipasang lebih dari 10m. dari

    penempatan septictank dan rembesan, untuk menghindari infiltrasi air limbah dari rembesan.