Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

download Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

of 47

description

hiperemesis gravidarum

Transcript of Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    HIPEREMESIS GRAVIDARUM

    MAKALAH

    Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Endokrin I

    Disusun oleh:

    Kelompok 8

    Anggie Putriyani 220110110127

    Anggraeni Mardianti 220110110091

    Bagus Dwi Santoso 220110110151

    Desi Afriyanti 220110110019

    Ezaryana Octary 220110110115

    Hilda Ayu Septian 220110110139

    Iis Septiana Dewi 220110110079

    Melda Iskawati 220110110043

    Neng Tuti Haryati 220110110067

    Nuke Saleh 220110110103

    Nurnila Novia 220110110031

    Nurul Iklima 220110110055

    Vathnawaty Carmilla 220110110007

    FAKULTAS KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2013

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    HIPEREMESIS GRAVIDARUM

    MAKALAH

    Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Endokrin I

    Disusun oleh:

    Kelompok 8

    Anggie Putriyani Anggota

    Anggraeni Mardianti Anggota

    Bagus Dwi Santoso Chair 1

    Desi Afriyanti Scriber 1

    Ezaryana Octary Anggota

    Hilda Ayu Septian Anggota

    Iis Septiana Dewi Anggota

    Melda Iskawati Scriber 2

    Neng Tuti Haryati Anggota

    Nuke Saleh Anggota

    Nurnila Novia Chair 2

    Nurul Iklima Anggota

    Vathnawaty Carmilla Anggota

    FAKULTAS KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2013

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat

    dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini sesuai dengan

    waktu yang telah ditentukan.

    Makalah ini membahas tentang sistem endokrin I khususnya mengenai penyakit

    Hiperemesis Gravidarum.

    Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi dapat

    teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Nursiswati, S.Kp., Ners., M.Kep, Sp.KMB selaku dosen koordinator mata

    pelajaran Sistem Endokrin I

    2. Ibu Ridha Wahdini, S.Kp., Ners selaku dosen tutor kelompok 8

    3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya

    membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Akhirnya,

    penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan

    umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya

    kepada kita. Amin.

    Jatinangor, 26 April 2013

    Penulis

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Mual dan muntah merupakan gejala yang umum terjadi pada sekitar 50%

    sampai 80% dari seluruh kehamilan. Kondisi ini umumnya disebut morning

    sickness. Bagaimanapun sebesar 0,05% - 2% pada seluruh kehamilan dapat terjadi

    mual dan muntah yang berat, kondisi ini sering disebut dengan hiperemesis

    gravidarum,dengan prevalensi 1% sampai 3% atau 5-20 kasus per 1000

    kehamilan(Simpson et.al, 2001).

    Hiperemesis gravidarum (HG) dapat menyebabkan komplikasi bahkan

    kematian pada ibu dan janin jika tidak tertangani dengan baik. Mual dan muntah

    secara terus menerus, mengakibatkan turunnya berat badan hingga lebih dari 5%

    berat sebelum hamil, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan

    komplikasi maternal seperti kerusakan hati dan ginjal, robekan pada esofagus,

    pneumothoraks, neuropati perifer, ensefalopati wernicke, dan kematian. Pada janin

    dengan ibu yang menderita hiperemesis gravidarum berkepanjangan dapat

    menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian (Asih, Kampono, &

    Prihartono, 2009).

    Adanya berbagai macam dampak yang ditimbulkan akibat hiperemesis

    gravidarum, perlu menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan.Penanganan cepat dan

    tepat dari tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan sangat diperlukan. Soltani &

    Taylor (2003) menyatakan bahwa tenaga kesehatan kadang menunjukkan sikap yang

    tidak mendukung (ambivalent) jika menemui kasus HG dan menganggap kondisi HG

    merupakan masalah pasien. Selain itu, literatur yang membahas tentang sikap tenaga

    kesehatan dalam menangani kasus HG masih sangat terbatas.

    Makalah ini akan membahas tentang bagaimana sikap tenaga kesehatan terhadap

    perempuan dengan HG yang dating untuk mencari pertolongan di pelayanan

    kesehatan.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    1.2 Rumusan Masalah

    Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

    Apakah definisi hiperemesis garvidarum ?

    Apa etiologi hiperemesis garvidarum?

    Bagaimana penyebaran penyakit hiperemesis garvidarum?

    Bagaimana klasifikasi penyakit hiperemesis garvidarum?

    Apakah manifestasi klinis dari hiperemesis garvidarum?

    Bagaimana patofisiologi hiperemesis garvidarum?

    Bagaimana pemeriksaan diagnostik hiperemesis garvidarum?

    Bagaimana penatalaksanaan hiperemesis garvidarum?

    Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

    hiperemesis garvidarum ?

    1.3 Tujuan

    Tujuan umum

    Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan asuhan keperawatan

    pada pasien dengan hiperemesis garvidarum.

    Tujuan khusus

    Mengetahui definisi hiperemesis garvidarum.

    Mengetahui etiologi hiperemesis garvidarum.

    Mengetahui penyebaran penyakit hiperemesis garvidarum.

    Mengetahui klasifikasi penyakit hiperemesis garvidarum

    Mengetahui manifestasi klinis hiperemesis garvidarum.

    Mengetahui patofisiologi hiperemesis garvidarum.

    Mengetahui pemeriksaan diagnostik hiperemesis garvidarum.

    Mengetahui penatalaksanaan hiperemesis garvidarum.

    Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien hiperemesis

    garvidarum.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    BAB II

    ANALISA KASUS

    2.1 Uraian Kasus

    Ny. S 28 tahun, G2P1A0, datang ke klinik pada hari rabu, 17 April 2013.

    Mengaku hari pertama haid terakhir 10 Februari 2013 dengan siklus 28 hari. Ia

    mengeluh mual dan muntah sejak 6 hari yang lalu. Muntah-muntah awalnya hanya

    terjadi pada hari dan setelah makan dan minum. Hari ini muntah dialami lebih dari 10

    x perhari, yang dimuntahkan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi

    sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin

    bertambah berat setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Badan terasa

    lemah, aktivitas sehari-hari terganggu. Merasa haus dan bibir terasa kering. Nafsu

    makan dirasakan menurun karena pasien takut muntah. BAB dan BAK dirasakan

    semakin menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati.

    Dari hasil pemeriksaan didapat: keadaan umum sedang, composmentis, TD

    100/60 mmHg, nadi 94 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 37o

    , BB 44 kg (sebelumnya 47

    kg). Hasil lab keton 150,00 mg/dL, +4. Ny. S mendapat terapi resusitasi cairan RL

    1,5 L/12 jam, metokloferamid 3x1 ampul, neurobion 3x1 ampul, dan puasa 24 jam.

    2.2 Pembahasan kasus

    2.2.1 Step 1

    G2P1A0 (Neng Tuti) : menunjukan keadaan pasien yang

    berhubungan dengan kehamilan dan

    aborsi (Melda)

    Metokloferamid (Ezaryana) : LO

    Lab keton (Riezka) : LO

    Neurobion (Melda) : vitamin B komplek (Nurnila)

    Resusitasi : pemberian cairan untuk mengganti

    cairan yangh ilang (Riezka)

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    2.2.2 Step 2

    1 Apakah efek dari mual dan muntah? (Anggra)

    2 Apakah yang dihasilkan dari pemeriksaan lab keton?(Anggi)

    3 Apa pemeriksaan tambahan pada kasus ini?(Anggi)

    4 Apakah tanda dan gejala yang terjadi pada pasien tersebut normal?

    (Riezka)

    5 Apa saja pengobatan lain yang dapat diberikan kepada pasien

    tersebut?(Riezka)

    6 Apakah nyeri ulu hati merupakan komplikasi pada penyakitnya?(Iis)

    7 Mengapa pasien harus dipuasakan sedangkan pasien tersebut kekurangan

    nutrisi?(Anggi)

    8 Mengapa mual dan muntah terjadi pada pagi hari dan setelah makan?

    (Vathnawaty)

    9 Apakah penyebab frekuensi muntah klien 10 x dalam sehari? (Ezaryana)

    10 Mengapa mual tidak hilang ketika diistirahatkan?(Nurul)

    11 Mengapa BAB dan BAK klien menurun?(Nurnila)

    12 Kenapa cairan yang diberikan kepada pasien harus 1,5 L/12 jam?(Melda)

    13 Apa saja klasifikasi dari penyakit ini?(Anggra)

    14 Apa yang harus dilakukan perawat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

    pasien?(Hilda)

    15 Kenapa tekanan darah pasien rendah?(Iis)

    16 Apakah efek samping dari obat yang diberikan?(Riezka)

    17 Apakah indikasi diberikan obat-obat tersebut?(Anggi)

    18 Apa saja peran perawat terhadap kasus?(Tuti)

    19 Apakah pasien ini perlu diberikan penkes?(Desi)

    20 Apakah diagnose medis dari kasus ini?(Bagus)

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    2.2.3 Step 3

    1 Pasien akan kekurangan banyak cairan sehingga banyak elektrolit yang

    hilang, mengalami kekurangan nutrisi, kelemahan, penurunan tekanan

    darah. (Tuti dan Riezka)

    3. USG untuk mengetahui perkembangan janin

    Tes urin

    Pemeriksaan darah lengkap (Desi, Anggi)

    4. Tanda dan gejala yang terjadi pada pasien tersebut tidak normal. Sebab

    ketika seorang wanita hamil akan terjadi perubahan fisiologis pada tubuh.

    Pada umumnya seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami mual

    muntah. Namun, pada kasus ini pasien mengalami mual muntah lebih dari

    sepuluh kali perhari (Melda)

    5. Pengobatan yang bisa dilakukan diantaranya pemberian makan sedikit tapi

    sering, pemberian makanan berupa biscuit, pemberian makananan melalui

    NGT, pemenuhan cairan lewat RL.(Riezka, Melda, Tuti, Desi)

    7. Pasien harus dipuasakan karena ketika diberi makanan ataupun minuman

    akan dikeluarkan. Maka dari itu klien harus dipuasakan 24 jam setelah itu

    dipantau apakah klien sudah dapat makan secara oral ataupun belum.

    8. Hal tersebut dikarenakan peningkatan hormon sehingga memicu mual dan

    muntah (Bagus)

    11.BAB dan BAK pasien berkurang karena pasien mengalami mual muntah

    secara berlebihan. Ketika mual muntah banyak cairan dan elektrolit yang

    keluar. Ketika cairan dalam tubuh berkurang maka akan berdampak pada

    BAK dan BAB pasien.

    12. Hal tersebut diberikan untuk mengganti cairan yang hilang agar keutuhan

    cairan pasien terpenuhi (Anggra)

    13.Klasifikasi pada penyakit ini didasarkan pada frekuensi mual muntah

    pasien, tingkat kesadaran pasien. (Desi, Nurnila)

    14. Memberikan asupan nutrisi yang adekuat kepada pasien seperti pemberian

    cairan RL, kolaborasi dengan pemberian obat antiemetic.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    15.Pasien mengalami kekurangan cairan di dalam tubuh sehingga asupan

    darah ke jantung juga rendah, maka tekanan darah akan turun.(Tuti)

    19. Pasien perlu diberikan penkes dengan memberikan informasi kepada

    pasien mengenai efek samping pemberian obat, efek yang terjadi dari

    mual muntah, derajat mual muntah pasien yang dialami.

    2.2.4 Step 4

    Hamil

    Peningkatan hormon

    Mual dan muntah

    berlebihan

    Konsep Umum

    Etiologi

    Pemeriksaan diagnostik

    Asuhan Keperawatan

    Manifestasi klinis

    Penatalaksanaan

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    2.2.5 Step 5

    1. Mind Map

    2. Metokloferamid

    3. Lab keton

    4. Apakah yang dihasilkan dari pemeriksaan lab keton?

    5. Apakah nyeri ulu hati merupakan komplikasi pada penyakitnya?

    6. Apakah efek samping dari obat yang diberikan?

    7. Apakah efek samping dari obat yang diberikan?

    8. Apakah diagnose medis dari kasus ini?

    2.3 Reporting

    2.3.1 Konsep Umum

    a. Definisi

    Mual dan muntah (Morning Sickness, Emesis Gravidarum) adalah

    mual dan muntah selama kehamilan yang terjadi antara 4 dan 8 minggu

    kehamilan dan terus berlanjut hingga 14-16 minggu kehamilan dan gejala

    biasanya akan membaik. Mual dan muntah selama kehamilan dapat berupa

    gejala yang ringan hingga berat. Mual dan muntah adalah keluhan utama pada

    70 %-80 % kehamilan.

    Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang berat

    selama kehamilan, yang terjadi pada 1 %-2 % dari semua kehamilan atau 1-20

    pasien per 1000 kehamilan.

    Hiperemesis gravidarum menyebabkan tidak seimbangnya cairan,

    elektrolit, asam-basa, defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan yang cukup

    berat. Pada hiperemesis gravidarum dapat terjadi dehidrasi, asidosis akibat

    kelaparan, alkalosis akibat hilangnya asam hidroklorida pada saat muntah,

    hipokalemia dan ketonuria, sehingga mengharuskan pasien masuk dan dirawat

    di rumah sakit

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    b. Epidemiologi

    Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi

    pada 50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi

    gravida dan 40-60% multi gravida. Dari seluruh kehamilan yang terjadi di

    Amerika Serikat 0,3-2% diantaranya mengalami hiperemesis gravidarum atau

    kurang lebih lima dari 1000 kehamilan. Mual dan muntah yang berkaitan

    dengan kehamilan biasanya dimulai pada usia kehamilan 9- 10 minggu,

    puncaknya pada usia kehamilan 11-13 minggu, dan sembuh pada kebanyakan

    kasus pada umur kehamilan 12-14 minggu. Dalam 1-10% dari kehamilan,

    gejala-gejala dapat berlanjut melampaui 20-22 minggu. Kejadian hiperemesis

    dapat berulang pada wanita hamil. J. Fitzgerald (1938-1953) melakukan studi

    terhadap 159 wanita hamil di Aberdeen, Skotlandia, menemukan bahwa

    hiperemesis pada kehamilan pertama merupakan faktor risiko untuk terjadinya

    hiperemesis pada kehamilan berikutnya. Berdasarkan penelitian, dari 56 wanita

    yang kembali hamil, 27 diantaranya mengalami hiperemesis pada kehamilan

    kedua dan 7 dari 19 wanita mengalami hiperemesis pada kehamilan ketiga.

    Banyak studi berusaha menilai kejadian dan prevalensi infeksi H. pylori,

    cara penularannya dan setiap faktor risiko yang turut mendukung perkembangan

    infeksi. Kejadian per tahun yang dilaporkan untuk infeksi H. pylori sebagai

    salah satu penyebab hiperemesis gravidarum di negara-negara maju adalah 0,3

    %- 0,5 % per tahun, sedangkan di negara-negara yang sedang berkembang 10

    %-20 %.

    Bakteri ini merupakan patogen dengan penyebaran di seluruh dunia,

    yang menyerang populasi manusia di negara-negara maju dan di negara-negara

    yang sedang berkembang. Prevalensi ditemukan lebih tinggi di negara yang

    sedang berkembang dibandingkan dengan negara maju. Prevalensi infeksi H.

    pylori sekitar 30 % di Amerika Serikat, sedangkan di negara yang sedang

    berkembang > 80 %. Prevalensi ini sangat bervariasi tergantung kelompok

    etnik, budaya, genetik, sosial ekonomi, lingkungan, dan beberapa faktor lainnya

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    termasuk lokasi kelompok studi dan ciri-ciri populasi yang di studi. Angka

    infeksi ini juga ditemukan tinggi di daerah yang padat penduduknya dengan

    lingkungan sosial ekonomi yang rendah, yang mengindikasikan bahwa H. pylori

    ditularkan melalui kontak langsung. H. pylori didapat selama masa anak-anak,

    yang paling sering dengan rute feces-oral atau oral-oral.

    Hubungan antara H. pylori dan hiperemesis gravidarum bisa menjadi

    penjelasan yang mungkin untuk variasi yang diamati dalam kejadian

    hiperemesis gravidarum pada kelompok etnis yang berbeda-beda, karena angka

    kejadian infeksi H. pylori juga berbeda secara mencolok antara populasi. Akan

    tetapi, hipotesa ini rentan terhadap faktor-faktor pengganggu seperti status

    sosial ekonomi yang lebih rendah, yang disebut-sebut pada hiperemesis

    gravidarum maupun infeksi H. pylori. Karaca di Turkey tahun 2004

    menemukan bukti yang mendukung hubungan antara status sosial ekonomi dan

    infeksi H. pylori pada wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum

    dalam studi perbandingan prospektif dengan wanita hamil asimptomatik.

    Menurutnya, status sosial ekonomi yang rendah juga merupakan faktor resiko

    yang penting untuk infeksi H. pylori pada wanita hamil dengan hiperemesis

    gravidarum. Walaupun infeksi H. pylori sering ditemukan pada pasien penderita

    hiperemesis gravidarum, sebagian besar wanita hamil dengan infeksi H. pylori

    bisa tetap asimptomatik. Jadi bila dalam lambung manusia terdapat H. Pylori

    maka dapat menimbulkan ulkus duodenal dan ulkus peptikum yang tidak dapat

    disembuhkan dengan pengobatan antiemetik biasa, sehingga biaya pengobatan

    akan lebih tinggi dan waktu pengobatan yang lebih lama dengan hasil yang

    mengecewakan.

    c. Etiologi

    Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 1.301 kasus hiperemesis

    gravidarum di Canada diketahui beberapa hal yang menjadi faktor risiko

    terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya komplikasi dari kelainan

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    hipertiroid, gangguan psikiatri, kelainan gastrointestinal, dan diabetes

    pregestasional. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor

    toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.

    Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan

    adalah sebagai berikut:

    1. Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Pada mola hidatidosa

    dan kehamilan ganda, faktor hormon memegang peranan dimana hormon

    khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

    2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik

    akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan

    tersebut.

    3. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.

    Pada kehamilan, di mana di duga terjadi invasi jaringan villi korialis yang

    masuk peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan

    kejadian hiperemesis gravidarum.

    4. Faktor psikologis

    Faktor psikologis seperti depresi, gangguan psikiatri, rumah tangga

    yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,

    takut terhadaptanggung jawab sebagai ibu, tidak siap untuk menerima

    kehamilan memegangperanan yang cukup penting dalam menimbulkan

    hiperemesis gravidarum.

    5. Faktor adaptasi dan hormonal

    Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis

    gravidarum

    Dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dgn

    anemia, wanita primigravida, & overdistensi rahim pada hamil ganda &

    hamil molahidatidosa

    Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon

    estrogen & koreonik gonadotropin, sedangkan pada hamil ganda &

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    molahidatidosa, jumlah hormon yangg dikeluarkan terlalu tinggi terjadi

    hiperemesis gravidarum

    Menurut Goodwin, dkk. (1994) dan Van de Ven (1997), hiperemesis

    nampaknyaterkait dengan tingginya atau peningkatan bertahap kadar hormon

    korionik gonadotropin, estrogen atau kadar keduanya di dalam serum. Selain

    itu, pada beberapa kasus yang berat mungkin terkait dengan faktor psikologis.

    Namun adanya hubungan dengan serum positif terhadap Helicobacter pylori

    sebagai penyebab ulkus peptikum tidak dapat dibuktikan oleh beberapa peneliti.

    H. pylori adalah bakteri Gram negatif, dengan bentuk spiral melengkung

    dan berflagel yang ditemukan hidup berkoloni pada lapisan mukosa lambung yang

    dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan. Bakteri ini dicirikan oleh

    aktivitas urease yang tinggi. Bakteri ini mampu hidup dalam suasana asam yang

    kuat dengan cara memproduksi urease. H. Pylori mempunyai mekanisme resistensi

    asam, yang menghidrolisa urea menjadi karbon dioksida dan ammonia. Bakteri ini

    mempunyai sifat pertumbuhan yang lambat tetapi mampu merusak lapisan lendir /

    mukus pada epitel lambung sehingga menimbulkan peradangan lambung yang

    kronik, menetap/ persistent, menahun dan ulkus peptikum.

    Bakteri ini ada pada 95 %-98 % pasien penderita ulkus duodenal dan 60

    %-90 % pasien penderita ulkus peptikum. Taksiran angka kejadian infeksi menurut

    berbagai test diagnostik termasuk test bakteriologi, test histologi dan test serologi

    menunjukkan bahwa 90 % pasien yang terserang tanpa adanya gejala-gejala klinik.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    Faktor- faktor predisposisi :

    a. Faktor organik

    Karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan

    metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun terhadap

    perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu

    respon dari jaringan ibu terhadap janin.

    b. Faktor psikologik

    Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini, konflik mental

    yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar

    terhadap keenganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran

    hidup.

    c. Faktor endokrin

    Hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG

    d. Klasifikasi

    Batasan seberapa banyak terjadinya mual muntah yang disebut

    hiperemesis gravidarum belum ada kesepakatannya. Akan tetapi jika keluhan

    mual muntah tersebut sampai mempengaruhi keadaan umum ibu dan sampai

    mengganggu aktivitas sehari-hari sudah dapat dianggap sebagai hiperemesis

    gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat

    dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu:

    1. Tingkat I.

    Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,

    ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa

    nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah

    sistolik menurun, turgor kulit menurun, lidah mengering dan mata cekung.

    2. Tingkat II.

    Penderita tampak lebih lemas dan kesadaran apatis, turgor kulit lebih

    menurun, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu

    kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton

    dapat tercium dalam bau pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan

    dapat pula ditemukan dalam kencing.

    3. Tingkat III.

    Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti, kesadaran menurun dari

    somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi

    menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai

    EncephalopathyWernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan

    mental. Keadaan ini terjadi akibat defisiensi zat makanan, termasuk vitamin B

    kompleks. Timbulnya ikterus menunjukan adanya gangguan hati.

    2.3.2 Pemeriksaan Diagnostik

    Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium

    meliputi :

    1. Kadar potassium , sodium klorida, protein menurun.

    2. Hemoglobin dan hematokrit menurun.

    3. Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein

    4. Kadar vitamin dalam darah menurun

    5. BUN, non protein , uric acid meningkat.

    6. Pemeriksaan lab keton

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    Badan keton (aseton, asam aseotasetat, dan asam -hidroksibutirat)

    diproduksi untuk menghasilkan energi saat karbohidrat tidak dapat digunakan.

    Asam aseotasetat dan asam -hidroksibutirat merupakan bahan bakar respirasi

    normal dan sumber energi penting terutama untuk otot jantung dan korteks ginjal.

    Apabila kapasitas jaringan untuk menggunakan keton sudah mencukupi maka

    akan diekskresi ke dalam urine, dan apabila kemampuan ginjal untuk

    mengekskresi keton telah melampaui batas, maka terjadi ketonemia. Benda keton

    yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.

    Ketonuria disebabkan oleh kurangnya intake karbohidrat (kelaparan, tidak

    seimbangnya diet tinggi lemak dengan rendah karbohidrat), gangguan absorbsi

    karbohidrat (kelainan gastrointestinal), gangguan metabolisme karbohidrat (mis.

    diabetes), sehingga tubuh mengambil kekurangan energi dari lemak atau protein,

    febris.

    Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat, dan

    asam -hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam

    lemak yang berlebihan. Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat

    digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan

    metabolisme karbohidrat (mis.Diabetes melitus yang tidak terkontrol), kurangnya

    asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi lemak rendah

    karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), atau

    gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak

    untuk dibakar.

    Peningkatan kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga

    dapat menghabiskan cadangan basa (mis. bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan

    menyebabkan asidosis. Pada ketoasidosis diabetik, keton serum meningkat hingga

    mencapai lebih dari 50 mg/dl.

    Keton memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke dalam urin.

    Namun, kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada plasma atu serum,

    kemudian baru urin. Ketonuria (keton dalam urin) terjadi akibat ketosis. Benda

    keton yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    Prosedur

    Kumpulkan spesimen urine secara acak (urin random atau urin sewaktu).

    Urin harus segar dan ditampung dalam wadah tertutup rapat. Pengujian harus

    segera dilakukan, karena penundaan pengujian lebih lama dapat menyebabkan

    temuan negatif palsu. Hal ini dikarenakan keton mudah menguap. Uji ketonuria

    dapat dilakukan dengan menggunakan tablet Acetest, atau strip reagen (dipstick)

    Ketostix atau strip reagen multitest (mis. Combur, Multistix, Arkray, dsb).

    Uji ketonuria dengan tablet Acetest digunakan untuk mendeteksi dua keton

    utama, yaitu aseton dan asam asetoasetat. Letakkan tablet Acetest di atas kertas

    saring atau tissue, lalu teteskan urin segar di atas tablet tersebut. Tunggu selama

    30 detik. Amati perubahan warna yang terjadi pada tablet tersebut; jika berubah

    warna menjadi berwarna lembayung terang gelap, maka uji keton dinyatakan

    positif.

    Uji ketonuria dengan strip reagen (Ketostix atau strip reagen multitest)

    lebih sensitif terhadap asam asetoasetat daripada aseton. Celupkan strip reagen ke

    dalam urin. Tunggu selam 15 detik, lalu amati perubahan warna yang terjadi.

    Bandingkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument

    otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara

    visual.

    Nilai Rujukan

    Dewasa dan anak : uji keton negatif (kurang dari15 mg/dl)

    Faktor yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium

    Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan temuan positif

    palsu.

    Obat tertentu

    Urin disimpan pada temperature ruangan dalam waktu yang lama dapat

    menyebabkan hasil uji negaif palsu

    Adanya bakteri dalam urin dapat menyebabkan kehilangan asam asetoasetat

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    Anak penderita diabetes cenderung mengalami ketonuria daripada penderita

    dewasa.

    2.3.3 Penatalaksanaan

    a. Pencegahan

    Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar ridak terjadi hiperemesis

    gravidarum dengan cara :

    1. Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu

    proses yang fisiologik.

    2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang kadang muntah

    merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang

    setelah kehamilan 4 bulan.

    3. Menganjurkan mengubah makan sehari hari dengan makanan dalam

    jumlah kecil tapi sering.

    4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat

    tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.

    5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

    6. Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

    7. Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan

    makanan yang banyak mengandung gula (Wiknjosastro, 2005)

    b. Tindakan

    Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus

    dilakukan rawat inap dirumah sakit, dan dilakukan penanganan yaitu :

    1. Medikamentosa

    Berikan obat-obatan seperti yang telah dikemukakan diatas. Namun

    harus diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogenik. Obat-obatan yang

    dapat diberikan diantaranya suplemen multivitamin, antihistamin, dopamin

    antagonis, serotonin antagonis, dan kortikosteroid. itamin yang dianjurkan

    adalah vitamin B1 dan B6 seperti pyridoxine (vitamin B6). Pemberian pyridoxin

    cukup efektif dalam mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti histamin yang

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    dianjurkan adalah 8doxylamine dan dipendyramine. Pemberian antihistamin

    bertujuan untuk menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H1

    dan secara tidak langsung mempengaruhi sistem vestibular, menurunkan

    rangsangan di pusat muntah.

    Selama terjadi mual dan muntah, reseptor dopamin di lambung berperan

    dalam menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat dopamin

    antagonis. Dopamin antagonis yang dianjurkan diantaranya

    prochlorperazine,promethazine, dan metocloperamide. Prochlorperazin dan

    promethazine bekerja pada reseptor D2 untuk menimbulkan efek antiemetik.

    Sementara itu metocloperamide bekerja di sentral dan di perifer. Obat ini

    menimbulkan efek antiemetik dengan cara meningkatkan kekuatan spincter

    esofagus bagian bawah dan menurunkan transit time pada saluran cerna.

    Pemberian serotonin antagonis cukup efektif dalam menurunkan

    keluhan mual dan muntah. Obat ini bekerja menurunkan rangsangan pusat

    muntah di medula. Serotonin antagonis yang dianjurkan adalah ondansetron.

    Odansetron biasanya diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum yang tidak

    membaik setelah diberikan obat-obatan yang lain. Sementara itu pemberian

    kortikosteroid masih kontroversial karena dikatakan pemberian pada kehamilan

    trimester pertama dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat bawaan.

    Metokloferamid

    Indikasi:

    - Untuk meringankan (mengurangi simptom diabetik gastroparesis akut dan

    yang kambuh kembali).

    - Juga digunakan untuk menanggulangi mual, muntah metabolik karena

    obat sesudah operasi.

    - Rasa terbakar yang berhubungan dengan refluks esofagitis.

    - Tidak untuk mencegah motion sickness.

    Kontra Indikasi:

    - Penderita gastrointestinal hemorrhage, obstruksi mekanik atau perforasi.

    - Penderita pheochromocytoma.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    - Penderita yang sensitif terhadap obat ini.

    - Penderita epilepsi atau pasien yang menerima obat-obat yang dapat

    menyebabkan reaksi ekstrapiramidal.

    Komposisi

    METOCLOPRAMIDE HCl 5 mg

    Tiap tablet mengandung:

    Metoklopramida HCl 5 mg

    METOCLOPRAMIDE HCl 10 mg

    Tiap tablet mengandung:

    Metoklopramida HCl 10 mg

    Farmakologi:

    Kerja dari metoklopramida pada saluran cerna bagian atas mirip

    dengan obat kolinergik, tetapi tidak seperti obat koliergik, metoklopramida

    tidak dapat menstimulasi sekresi dari lambung, empedu atau pankreas, dan

    tidak dapat mempengaruhi konsentrasi gastrin serum.

    Cara kerja dari obat ini tidak jelas, kemungkinan bekerja pada jaringan

    yang peka terhadap asetilkolin. Efek dari metoklopramida pada motilitas

    usus tidak tergantung pada persarafan nervus vagus, tetapi dihambat oleh

    obat-obat antikolinergik.

    Metoklopramida dapat meningkatkan tonus dan amplitudo pada

    kontraksi lambung (terutama pada bagian antrum), merelaksasi sfingter

    pilorus dan bulbus duodenum, serta meningkatkan paristaltik dari duodenum

    dan jejunum sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung dan usus.

    Mekanisme yang pasti dari sifat antiemetik metoklopramida tidak

    jelas, tapi mempengaruhi secara langsung CTZ (Chemoreceptor Trigger

    Zone) medulla yaitu dengan menghambat reseptor dopamin pada CTZ.

    Metoklopramida meningkatkan ambang rangsang CTZ dan menurunkan

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    sensitivitas saraf visceral yang membawa impuls saraf aferen dari

    gastrointestinal ke pusat muntah pada formatio reticularis lateralis.

    Dosis:

    Dewasa : sehari 3 kali 1 tablet (1 tablet = 10 mg)

    Anak-anak usia 5-14 tahun : sehari 3 kali tablet (1 tablet = 10 mg)

    Diberikan 30 menit sebelum makan dan waktu mau tidur atau menurut

    petunjuk dokter.

    Efek samping:

    Efek SSP: kegelisahan, kantuk, kelelahan dan kelemahan.

    Reaksi ekstrapiramidal: reaksi distonik akut.

    Gangguan endokrin: galaktore, amenore, ginekomastia, impoten

    sekunder, hiperprolaktinemia.

    Efek pada kardiovaskular: hipotensi, hipertensi supraventrikular,

    takikardia dan bradikardia.

    Efek pada gastrointestinal: mual dan gangguan perut terutama diare.

    Efek pada hati: hepatotoksisitas.

    Efek pada ginjal: sering buang air, inkontinensi.

    Efek pada hematologik: neutropenia, leukopenia, agranulositosis.

    Reaksi alergi: gatal-gatal, urtikaria dan bronkospasme khususnya

    penderita asma.

    Efek lain: gangguan penglihatan, porfiria, Neuroleptic Malignant

    Syndrome (NMS).

    Interaksi obat:

    Efek metoklopramida pada motilitas gastrointestinal diantagonis oleh

    obat-obat antikolinergik dan analgesik narkotik.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    Efek aditif dapat terjadi bila metoklopramida diberikan bersama

    dengan alkohol, hipnotik, sedatif, narkotika atau tranquilizer.

    Absorpsi obat tertentu pada lambung dapat dihambat oleh

    metoklopramida misalnya digoksin.

    Kecepatan absorpsi obat pada small bowel dapat meningkat dengan

    adanya metoklopramida misalnya: asetaminofen, tetrasiklin, levodopa, etanol

    dan siklosporin.

    Metoklopramida akan mempengaruhi pengosongan makanan dalam

    lambung ke dalam usus menjadi lebih lambat sehingga absorpsi makanan

    berkurang dan menimbulkan hipoglikemia pada pasien diabetes. Oleh

    karenanya perlu pengaturan dosis dan waktu pemberian insulin dengan tepat.

    Neurobion

    Indikasi:

    Untuk pencegahan dan pengobatan penyakit karena kekurangan vitamin B1,

    B6,dan B12 seperti beri-beri, neuritis perifer, neuralgia.

    Kontra Indikasi:

    N/A

    Komposisi:

    1 tablet salut gula mengandung:

    Vitamin B1 (Thiamine mononitrate) 100 mg

    Vitamin B6 (Pyridoxol Hydrochloride) 200 mg

    Vitamin B12 200 mcg

    Takaran Pemakaian:

    1 tablet salut gula sehari atau sesuai petunjuk dokter.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    Cara Kerja Obat:

    Thiamine penting untuk metabolisma kabohidrat, dalam tubuh dikonversi

    menjadi bentuk aktifnya thiamine pirofosfat yang merupakan koenzim pada

    reaksi dekarboksilasi asam a-keto. Pyridoxol HCI di dalam tubuh di ubah

    menjadi pyridoxol fosfat, yang merupakan koenzim reaksi karbksilasi dan

    transaminasi, berfungsi terutama dalam metabolisme protein dan asam

    amino.vitamin B12 diperlukan dalam sintesis asam nukleat, dan mielin,

    dangan demikian mempengaruhi pematangan sel dan memelihara keutuhan

    jaringan saraf.

    Penyimpanan:

    Simpan di tempat yang kering, suhu di bawah 25 derajat C.

    Jenis: Tablet

    2. Terapi Nutrisi

    Pada kasus hiperemesis gravidarum jalur pemberian nutrisi tergantung

    pada derajat muntah, berat ringannya deplesi nutrisi dan peneriamaan penderita

    terhadap rencana pemberian makanan. Pada prinsipnya bila memungkinkan

    saluran cerna harus digunakan. Bila peroral menemui hambatan dicoba untuk

    menggunakan nasogastric tube (NGT). Saluran cerna mempunyai banyak

    keuntungan misalnya dapat mengabsorsi banyak nutrien, adanya mekanisme

    defensif untuk menanggulangi infeksi dan toksin. Selain itu dengan masuknya

    sari makanan ke hati melalui saluran porta ikut menjaga pengaturan

    homeostasis nutrisi.

    Bila penderita sudah dapat makan peoral, modifikasi diet yang diberikan

    adalah makanan dalam porsi kecil namun sering, diet tinggi karbohidrat, rendah

    protein dan rendah lemak, hindari suplementasi besi untuk sementara, hindari

    makanan yang emetogenik dan berbau sehingga menimbulkan rangsangan

    muntah.1,2 Pemberian diet diperhitungkan jumlah kebutuhan basal kalori

    seharihari ditambah dengan 300 kkal perharinya.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    3. Isolasi

    Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah, dan memiliki

    peredaran udara yang baik. Sebaiknya hanya dokter dan perawat saja yang

    diperbolehkan untuk keluar masuk kamar tersebut. Catat cairan yang keluar dan

    masuk. Pasien tidak diberikan makan ataupun minum selama 24 jam. Biasanya

    dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

    4. Terapi psikologik

    Perlu diyakinkan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan.

    Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan dan persalinan karena itu

    merupakan proses fisiologis, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah

    dan konflik lainnya yang melatarbelakangi penyakit ini. Jelaskan juga bahwa

    mual dan muntah adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan

    akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan.

    5. Cairan parenteral

    Resusitasi cairan merupakan prioritas utama, untuk mencegah

    mekanisme kompensasi yaitu vasokonstriksi dan gangguan perfusi uterus.

    Selama terjadi gangguan hemodinamik, uterus termasuk organ non vital

    sehingga pasokan darah berkurang. Pada kasus hiperemesis gravidarum, jenis

    dehidrasi yang terjadi termasuk dalam dehidrasi karena kehilangan cairan (pure

    dehidration). Maka tindakan yang dilakukan adalah rehidrasi yaitu mengganti

    cairan tubuh yang hilang ke volume normal, osmolaritas yang efektif dan

    komposisi cairan yang tepat untuk keseimbangan asam basa. Pemberian cairan

    untuk dehidrasi harus memperhitungkan secara cermat berdasarkan: berapa

    jumlah cairan yang diperlukan, defisit natrium, defisit kalium dan ada tidaknya

    asidosis.

    Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein

    dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila

    perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin, terutama vitamin B kompleks dan

    vitamin C, dapat diberikan pula asam amino secara intravena apabila terjadi

    kekurangan protein.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Urin

    perlu diperiksa setiap hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu

    tubuh dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari.

    Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut

    keperluan. Bila dalam 24 jam pasien tidak muntah dan keadaan umum membaik

    dapat dicoba untuk memberikan minuman, dan lambat laun makanan dapat

    ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan ini, pada

    umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan aman bertambah baik.

    c. Diet Hiperemesis gravidarum

    Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya

    berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama

    makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua

    zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama

    beberapa hari.

    Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.

    Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.

    Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam

    semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

    Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis

    ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan

    bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali

    kalsium.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    2.3.4 Asuhan Keperawatan

    a. Patofisiologi

    Mual/muntah

    Perubahan sistem endokrin

    sel-sel trofoblas blastosit Kadar HCG

    melewati kontrol ovarium di meningkatnya kadar estrogen

    hipofisi

    korpus luteum terus memproduksi

    estrogen dan progesteron

    diambil olih lapisan karonik plasenta cadangan karbohidrat dan lemak habis

    karena oksidasi lemak yang tak sempurna

    ketosis dengan tertimbunya asam aseton asetik, asam

    hidrok sibutirik dan aseton dalam darah

    kekurangan cairan dan kehilangan cairan

    robekan pada selaput lendir dehidrasi

    esofagus dan lambung

    cairan ekstraseluler dan plasma

    berkurang

    perdarahan gastrointestinal

    natrium dan klorida menurun

    klorida air kemih menurun

    HYPEREMIS

    GRAVIDARUM

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    hemokonsentrasi

    aliran darah ke jaringan berkurang

    jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang

    tertimbunya zat metabolik yang toksik

    kurang kalium

    bertambahnya ekskresi lewat ginjal

    frekuensi muntah lebih banyak

    merusak hati

    susah istirahat

    lemah dan lesu

    susah aktivitas

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    b. Pengkajian

    I. Biodata

    A. Identitas Ibu

    Nama : Ny. S

    Umur : 28 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Inisial Suami : Tn. X

    Umur : -

    Jenis kelamin : laki-laki

    Tanggal masuk klinik : Rabu,17 April 2013

    II. Riwayat kesehatan sekarang

    A. Keluhan Utama

    Klien mengeluh muntah sejak 6 hari yang lalu, muntah awalnya

    terjadi pada pagi hari, setelah makan dan minum.

    B. Riwayat penyakit sekarang

    Muntah dialami lebih dari sepuluh kali perhari yang dimuntahkan

    berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Pada

    muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual muntah bertambah berat

    setelah makan dan minum dan tidak berkurang saat istirahat. Badan terasa

    lemas, aktivitas sehari-hari terganggu, merasa haus dan bibir terasa kering.

    Nafsu makan menurun karena takut muntah. BAB dan BAK dirasakan

    menurun. Pasien mengeluh nyeri ulu hati.

    C. Riwayat Menstruasi

    a. Haid pertama Haid terakhir : 10 Februari 2013

    b.Siklus : 28 hari

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    D. Riwayat kesehatan lain

    G2P1A0 meunjukan kehamilan kedua, pasien pernah mengalami

    persalinan 1 kali, dan tidak pernah keguguran.

    E. Pola Kebiasaan

    a. Pola nutrisi

    Mual muntah bertambah berat setelah makan dan minum,nafsu

    makan menurun karena pasien takut muntah.

    b.Pola eliminasi

    BAB dan BAK dirasakan semakin menurun.

    c. Pola aktivitas

    Pasien merasa lemah, aktivitas sehari-hari terganggu.

    III. Pemeriksaan Fisik

    a. Keadaan umum : sedang

    b.TTV :

    BB : 44 kg (sebelumnya 47 kg)

    Nadi : 90 x/menit

    RR : 16 x/menit

    S : 37o

    c. Pemeriksaan Lab : hasil lab keton 150 mg/dL (+) 4

    IV. Terapi

    Pasien mendapat resusitasi cairan RL 1,5 L/12 jam, metokloferamid 3x1 ampul,

    neurobion 3 x 1 ampul, dan puasa 24 jam.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    c. Analisa Data

    Data yang Menyimpang Etiologi Masalah

    Ds : klien mengeluh

    mual dan muntah sejak

    6 hari yang lalu.

    Muntah-muntah

    awalnya hanya terjadi

    pada hari dan setelah

    makan dan minum. Hari

    ini muntah dialami

    lebih dari 10 x perhari,

    yang dimuntahkan

    berupa makanan dan

    minuman yang

    dikonsumsi

    sebelumnya, pada

    muntahan tidak terdapat

    darah. Keluhan mual

    dan muntah semakin

    bertambah berat setelah

    makan dan minum, dan

    berkurang saat istirahat.

    BAB dan BAK

    dirasakan semakin

    menurun.

    Do:Dari hasil

    pemeriksaan didapat:

    keadaan umum sedang,

    composmentis, TD

    100/60 mmHg.

    cadangan karbohidrat dan

    lemak habis

    karena

    oksidasi lemak yang tak

    sempurna

    ketosis dengan tertimbunya

    asam aseton asetik, asam

    hidrok sibutirik dan aseton

    dalam darah

    kekurangan cairan dan

    kehilangan cairan

    Dehidrasi

    Gangguan keseimbangan

    cairan dan elektrolit

    Gangguan

    keseimbangan cairan

    dan elektrolit.

    Ds: klien mengeluh

    mual dan muntah sejak

    6 hari yang lalu.

    Muntah-muntah

    awalnya hanya terjadi

    pada hari dan setelah

    makan dan minum. Hari

    ini muntah dialami

    lebih dari 10 x perhari,

    yang dimuntahkan

    berupa makanan dan

    Dehidrasi

    cairan ekstraseluler dan plasma

    natrium dan klorida menurun

    klorida air kemih menurun

    Nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    minuman yang

    dikonsumsi

    sebelumnya, pada

    muntahan tidak terdapat

    darah. Nafsu makan

    dirasakan menurun

    karena pasien takut

    muntah.

    Do: BB 44 kg

    (sebelumnya 47 kg).

    Hasil lab keton 150,00

    mg/dL.

    hemokonsentrasi

    aliran darah ke jaringan

    berkurang

    jumlah zat makanan dan

    oksigen ke jaringan berkurang

    tertimbunya zat metabolik yang

    toksik

    kurang kalium

    bertambahnya ekskresi

    lewat ginjal

    frekuensi muntah lebih

    banyak

    Ds: Keluhan mual dan

    muntah semakin

    bertambah berat setelah

    makan dan minum, dan

    berkurang saat istirahat.

    Badan terasa lemah,

    aktivitas sehari-hari

    terganggu.

    Do: TD 100/60 mmHg,

    nadi 94 x/menit, RR 18

    x/menit.

    frekuensi muntah lebih

    banyak

    merusak hati

    lemah dan lesu

    susah aktivitas

    Intoleransi aktivitas

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    d. Nursing Care Planning

    No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

    1 Gangguan

    keseimbkangan cairan

    dan elektrolit

    berhubungan dengan

    output yang berlebihan

    ditandai dengan klien

    mengeluh mual dan

    muntah sejak 6 hari

    yang lalu. Muntah-

    muntah awalnya hanya

    terjadi pada hari dan

    setelah makan dan

    minum. Hari ini

    muntah dialami lebih

    dari 10 x perhari, yang

    dimuntahkan berupa

    makanan dan minuman

    Tidak terjadi

    dehidrasi

    Kriteria Hasil :

    - Mual muntah

    hilang

    - Tanda-tanda

    dehidrasi hilang

    - Keadaan umum

    kembali membaik

    - Nadi : 60 - 100

    x/menit

    Monitor intake dan out put

    Pertahankan infus tetap

    terpasang dan berikan

    makanan berinfus glukosa

    10% dan larutan garam

    fisiologis

    Anjurkan untuk banyak

    minum

    Mengetahui banyak muntah yang

    keluarkan dan cairan yang masuk

    melalui cairan parenteral dan minum

    air, sehingga mudah untuk

    menentukan sejauh mana tubuh

    kekurangan cairan.

    Keadaan infus yang tertata dan tetap

    menunjang kelancaran masukan

    cairan parenteral dalam tubuh dan

    glukosa serta larutan garam

    menggantikan cairan yang keluar

    dari tubuh dan mengikat larutan

    elektrolit yang masuk dalam tubuh

    Banyak minum adalah salah satu

    upaya dalam dehidrasi dan cairan

    tubuh yang hilang melalui muntah

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    yang dikonsumsi

    sebelumnya, pada

    muntahan tidak

    terdapat darah. Keluhan

    mual dan muntah

    semakin bertambah

    berat setelah makan

    dan minum, dan

    berkurang saat istirahat.

    BAB dan BAK

    dirasakan semakin

    menurun. Dari hasil

    pemeriksaan didapat:

    keadaan umum sedang,

    composmentis, TD

    100/60 mmHg.

    Periksa kadar Hemoglobin

    Pertahankan atau anjurkan

    bedrest total.

    Anjurkan pasien untuk

    mobilisasi selama bedrest

    Observasi tanda-tanda vital

    akan membantu terpenuhi terutama

    minum yang banyak.

    Merupakan petunjuk yang lebih

    berguna untuk menentukan

    hilangnya cairan dan seberapa

    banyaknya cairan yang dibutuhkan.

    Mual muntah dapat disebabkan

    karena perubahan aktivitas pasien

    sehingga pasien dianjurkan

    istirahat guna mengurangi muntah

    yang berulang.

    Mobilisasi miring kiri miring kanan

    melancarkan sirkulasi atau

    mengurangi kemungkinan kekakuan

    serta melatih gerakan sendi.

    Perubahan dari tanda-tanda vital

    menunjukkan adanya gangguan

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    dalam tubuh dan bilaterjadi suatu

    keadaan yang gawat yaitu tensi

    menurun nadi meningkat, suhupanas

    yangdiakibatkan oleh dehidrasi

    dengan tanda-tanda vital dapat

    diketahui segera.

    2 nutrisi kurang dari

    kebutuhan

    berhubungan dengan

    mual muntah berlebih

    ditandai dengan

    Kebutuhan nutrisi

    segera terpenuhi

    setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    Kriteria Hasil :

    -Diet yang

    disediakan dapat

    dihabiskan.

    -BB menjadi

    normal

    -keadaan umum

    Memberikan makanan

    dalam bentuk menarik dan

    sesuai dengan selera.

    menganjurkan untuk tidak

    makan makanan yang

    berlemak.

    Memberikan lingkungan

    yang bersih dan nyaman.

    Beri penjelasan pada pasien

    tentang fungsi makanan bagi

    Mengkaji menu makanan dan

    penyajian yang menarik diharapkan

    dapat merangsang nafsu makan.

    Makanan yang berlemak dapat

    menimbulkan rasa mual.

    Keadaan yang bersih dapat

    mendorong pasien dalam

    mengkonsumsi makanan dengan

    nyaman dan tenang

    Penjelasan tentang pentingnya

    makanan bagi tubuh dan ibu hamil

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    membaik

    -Tanda-tanda

    dehidrasi dapat

    diidentifikasikan

    tubuh

    Timbang berat badan pasien

    tiap hari.

    Kolaborasi dengan tim

    medis.

    dapat menambah pengetahuan

    pasien tentang gizi dan diharapkan

    pasien menghabiskan porsi

    makannya yang disediakan.

    Tingkat keberhasilan dalam

    pemenuhan nutrisi dapat diketahui

    dengan menimbang berat badan,

    berat badan yang meningkat sebagai

    gambaran tentang keberhasilan.

    Bisa memberikan yang tepat

    misalnya pemberian primperan

    tablet yang mengurangirasa mual

    muntah sehingga pasien bisa tenang.

    3 Intoleransi aktivitas

    berhubungan dengan

    kelelahan

    Tujuan kebutuhan

    aktifitas terpenuhi

    Kriteria Hasil:

    - Kondisi Fisik

    membaik

    - Dapat elakukan

    menganjurkan klien untuk

    membatasi aktifitas dengan

    isrirahat yang cukup.

    menganjurkan klien untuk

    menghindari mengangkat

    Menghemat energi dan menghindari

    pengeluaran tenaga yang terus

    menerus untuk meminimalkan

    kelelahan/kepekaan uterus.

    Aktifitas yang ditoleransi

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    aktifitasnya

    secara mandiri

    berat.

    sebelumnya mungkin tidak

    dimodifikasi untuk wanita

    beresiko

    menganjurkan tirah baring

    yang dimodifikasi sesuai

    indikasi

    Aktifitas bertahap meminimalkan

    terjadinya trauma seita meringankan

    dalam memenuhi kebutuhannya.

    Tingkat aktifitas mungkin periu

    dimodifikasi sesuai indika

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Konsep Dasar Kehamilan

    3.1.1 Pengertian Kehamilan

    Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.lama

    kehamilan normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari,dihitung dari hari pertama

    dan haid terakhir.

    Kehamilan matur (cukup bulan ) bberlangsung 40 minggu (280 hari) dan

    tidak lebih dari 43 minggu (300 hari).kehamilan yang berlangsung antara 28dan 36

    minggu di sebut premature , sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan

    postmatur.

    Seorang ibu belum tentu dikatakan hamil apabila hanya memiliki tanda-

    tanda seperti terlambat haid, mual, muntah, perut dan payudara membesar karena

    dikatakan hamil apabila sudah terdengar bunyi denyut jantung janin serta

    terlihatnya tulang janin melalui ultra sonografi (USG) dan dalam foto rontgen.

    3.1.2 Patofisiologi Kehamilan

    Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan masa kehamilan

    dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal kira-kira

    280 hari (40 minggu) sampai 300 hari (42 minggu) yang terhitung dari haid

    terakhir.Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan cukup bulan, bila kehamilan lebih

    dari 42 minggu disebut kehamilan post matur. Kehamilan dibagi 3 fase yaitu :

    1. Trimester I (antara 0 sampai 12 minggu)

    2. Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu) dan

    3. Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu)

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    3.1.3 Tanda dugaan hamil

    Menurut Hanifa (2002:125) pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala

    antara lain sebagai berikut :

    a. Amenore (tidak dapat haid)

    Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid lagi.Penting

    diketahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditentukan tuanya

    kehamilan dan perkiraan persalinan.

    b. Nausea (enek) dan Emesis (muntah)

    Enek umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-

    kadang oleh emosi. Morning sickness dalam batas-batas tertentu keadaan ini

    masih fisiologik.Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan

    kesehatan dan disebut Hiperemesis Gravidarum.

    c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

    Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang

    dengan makin tuanya kehamilan.

    d. Pingsan

    Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai, dianjurkan pada bulan-

    bulan pertama tidak berada ditempat tersebut. Keadaan ini akan hilang sesudah

    kehamilan 16 minggu.

    e. Payudara Tegang dan Membesar

    Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang

    merangsang duktuli dan alveoli di payudara.

    f. Anoreksia (tidak nafsu makan)

    Pada bulan-bulan pertama anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul

    lagi.Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang

    sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    g. Sering kencing

    Kejadian ini terjadi karena kandung kencing pada bulan -bulan pertama

    kehamilan karena tertekan uterus yang mulai membesar.Pada triwulan kedua

    umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang mulai membesar dari

    rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.

    h. Obstipasi (sulit buang air besar)

    Keadaan ini karena pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus.

    i. Pigmentasi kulit

    Terjadi pada usia kehamilan 12 minggu keatas pada pipi hidung dan dahi.

    Kadang-kadang nampak deposit pigmen yang berlebihan dikenal sebagai

    kloasma gravidarum. Aerola mamae lebih hitam karena didapatkan deposit

    pigmen yang berlebih.

    j. Epulis hipertropi dari papil gusi terjadi pada trimester pertama.

    k. Varices

    Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penumpukan pembuluh

    darah vena.Penumpukan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna,

    kaki, betis dan payudara.Penumpukan pembuluh darah ini dapat menghilang

    setelah persalinan.

    3.1.4 Proses kehamilan

    a. Ovulasi

    1) Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel

    de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan

    folikel.

    2) Desakan folikel de graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan

    devaskilarisasi.

    3) Selama pertumbuhan menjadi folikel de graaf ovarium mengeluarkan

    hormone estrogen yang dapat mempengaruhi :

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    a) Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium

    b) Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi

    c) Peristaltic tuba makin aktif

    4) Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak,

    terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi

    5) Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang

    telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.

    6) Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam

    bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.

    b. Spermatozoa

    Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.

    1) Spermatogonium berasal dari selprimitif tubulus.

    2) Menjadi spermatosit pertama

    3) Menjadi spermatosit kedua

    4) Menjadi spermatid

    5) Akhirnya spermatozoa

    Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari

    pancaindara, hipotalamus, hipofisis dan interstitial Leydig sehingga spermatogonium

    dapat mengalami mitosis, Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan

    hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk

    kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu

    untuk mengadakan konsepsi.

    c. Konsepsi

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :

    1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata

    yang mengandung persediaan nutrisi.

    2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang

    disebut vitelus.

    3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pellusida.

    Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pellusida.

    4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang

    dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.

    5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

    d. Implantasi

    Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang

    mengandung cairan yang disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berjalan,

    blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk

    mengadakan nidasi. Sementara sekresi endometrium telah mungkin gembur dan

    makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas primer vili

    korialis melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri

    di dalam endometrium. Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi,

    terladi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. (Manuaba, 2010 : 75 82)

    3.1.5 Tanda-tanda Kehamilan

    Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada

    kehamilan 18 minggu sedang pada multigravida pada 16 minggu oleh karena sudah

    berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Gerakan janin kadang-kadang pada

    kehamilan 20 minggu dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa, balotemen dalam

    uterus sudah dapat diraba pada kehamilan lebih tua.Bila dilakukan pemeriksaan

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    dengan sinar rontgen kerangka fetus mulai dapat dilihat.Dengan alat fetal elektro

    cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu (8)

    Dalam triwulan terasa gerakan janin lebih gesit.Bunyi jantung janin juga

    dapat didengar lebih jelas.Bagian-bagian besar janin ialah kepala dan bokong dan

    bagian-bagian kecil ialah kaki dan lengan dapat pula diraba dengan jelas.Pada

    primigravida kepala janin mulai turun pada kehamilan kira-kira 36 minggu sedang

    pada multigravida pada kira-kira 38 minggu.

    Dari keseluruhan yang diuraikan maka diagnosis pasti kehamilan dapat dibuat

    apabila:

    a. Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.

    b. Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan beberapa cara.

    c. Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen

    d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.

    e. Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang

    janin (crown rump) dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya

    kehamilan dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual muntah pada

    kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Mual dan muntah bila

    terjadi terus menerus dapat menyebabakan dehidrasi dan jika dehidrasi tidak

    mendapatkan penanganan yang baik maka akan membahayakan nyawa ibu dan bayi.

    Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan pula karena kurangnya asupan gizi untuk

    wanita hamil karena segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan semua sehingga

    dapat menyebabkan anemia, dari anemia dapat menyebabkan perdarahan kemudian

    syok dan keadaan yang lebih buruk adalah kematian pada ibu(1)

    Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-

    perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh

    kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada

    primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan

    kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal

    dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan

    pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung

    jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80%

    primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual biasanya terjadi pagi hari.Rasa mual

    biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan

    keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan6).

    4.2 Saran

    Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional

    keperawatan yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) berkaitan dengan

    sistem reproduksi, kehamilan , melahirkan, nifas, antar dua kehamilan dan bayi lahir

    sampai umur 40 hari, beserta keluarganya. Berfokus pada pada pemenuhan kebutuhan

    dasar dalam beradaptasi secar fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan

    keluarga dengan menggunakan pedekatan proses keperawatan. Setiap individu

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak mendapatkan

    pelayanan kesehatan yang berkualitas. Disamping itu asuhan keperawatan yang

    diberikan bersifat holistic dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta

    menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai

    untuk dirinya.

    Peran perawat haruslah dilaksanakan sebagai mestinya untuk memenuhi

    kepuasan klien, demi terlaksananya pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi

    secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan

    menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dan bagi teman teman mahasiswa

    agar memahami tentang fungsi dan peran perawat.

  • Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8

    DAFTAR PUSTAKA

    Doenges, ME. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman untuk

    Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta: EGC.

    Kasdu, Dini .2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara.

    Magee LA, Mazotta P, Korean G. Evidence-Based View of Safety and Effetiveness of

    Pharmacologic Therapy for Nausea and Vomiting of Pregnancy (NVP). Obset

    Gynecol. 2002:186:256.

    Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk .2009. Memahami Kesehatan Repsoduksi

    Wanita Ed 2. Jakarta : EGC.

    Tiran, B. 2008. Mual dan Muntah Kehamilan: Asuhan kebidanan. Jakarta: EGC

    Wylie, L. 2010. Esensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas.

    Jakarta:EGC

    Anonim.2013. Pemeriksaan Keton Urine Metode. CarikCelup. Available at:

    http://www.labsaya.com/2013/03/materi-kuliah-kimia-klinik-i_9913.html diakses

    pada 30 April 2013 pukul 20.00 WIB

    Anonim. 2012. Metokloferamid HCl. Available at:

    http://www.dechacare.com/Metoclopramide-Hcl-P759.html diakses pada 30 April

    2013 pukul 20.30 WB

    Anonim. 2012. Neurobion. Available at: http://www.dechacare.com/Neurobion-

    P79.html diakses pada 30 April 2013 pukul 21.00 WIB