Makalah Sp Tutor Cardio 2

32
MAKALAH BLOK SISTEM CARDIOVASKULER II ”Atrial Septal Defect(ASD)” Fasilitator : Ns. Sri Muharni, M.kep NamaKelompok I : Anggota : Desti wahyuni Ike Wahyuli Putri Indah Purnama Sari Rika Aulia sofiayanti Sadam hussein Resti Gustiani Viska Suci Ramadhani Widhori Widya Hastuti sy Yurnike ningsih

Transcript of Makalah Sp Tutor Cardio 2

MAKALAH

BLOK SISTEM CARDIOVASKULER II

”Atrial Septal Defect(ASD)”

Fasilitator :

Ns. Sri Muharni, M.kep

NamaKelompok I :

Anggota :

Desti wahyuni

Ike Wahyuli Putri

Indah Purnama Sari

Rika Aulia sofiayanti

Sadam hussein

Resti Gustiani

Viska Suci Ramadhani

Widhori

Widya Hastuti sy

Yurnike ningsih

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN DAN MIPA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

TAHUN 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................

B. Tujuan .......................................................................................

C. Metodologi Permasalahan..........................................................

BAB II LANDASAN TEORITIS

a) Anatomi fisiologi sensori...........................................................

b) Definisi.......................................................................................

c) Etiologi.......................................................................................

d) Manifestasi klinis.......................................................................

e) Klasifikasi..................................................................................

f) Komplikasi.................................................................................

g) Patofisiologi...............................................................................

h) Penatalaksanaan.........................................................................

i) WOC..........................................................................................

BAB III PEMBAHASAN

a) Skenario.......................................................................................

b) Klarifikasi istilah sulit.................................................................

c) Jawaban Pertanyaan.....................................................................

d) Asuhan keperawatan....................................................................

e) BAB IV PENUTUP

a) Kesimpulan...................................................................................

b) Saran ............................................................................................

c) DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Atrial Septal Defect

(ASD)”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan modul

sistem cardiovaskuler.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki

penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

fasilitator kelompok 1 yaitu, ibu Ns.Sri Muharni, M.kep yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga allah memberikan imbalan yang setimpal pada ibu

yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai

ibadah,amin.

Bukittinggi, 05 Juli 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung manusia mulai membentuk struktur kantong tunggal pada minggu keempat

kehamilan. Pada minggu kedelapan, kantong ini secara bertahap membesar. Sekat jantung

(septum) tumbuh untuk memisahkan serambi (atrium) dan bilik (ventrikel) jantung di sisi

kanan dan sisi kiri. Empat katup jantung terbentuk untuk mengatur aliran darah dari rongga-

rongga jantung menuju paru dan tubuh. Saat bayi masih di kandungan, aliran oksigen dan

karbondioksida berlangsung melalui plasenta sehingga kelainan jantung pada saat itu tidak

akan membawa masalah bagi bayi.

Setelah bayi lahir dan tali plasenta dipotong, akan terlihat bila ada masalah pada jantung

anak. Tanda pertama kelainan jantung adalah suara bising (murmur). Dokter dapat

mengetahuinya lewat stetoskop. Namun, untuk memastikan penyebab bising tersebut,

diperlukan rontgen jantung, EKG dan pemeriksaan penunjang lainnya. Tanda lainnya antara

lain berupa detak jantung tidak normal (takikardia), nafas pendek, kesulitan menyusui

(karena nafas yang pendek) dan gangguan pertumbuhan dan kulit yang membiru (cyanotic).

Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan antara atrium kanan dengan atrium

kiri yang tidak ditutup oleh katup ( Markum, 1991). ASD adalah defek pada sekat yang

memisahkan atrium kiri dan kanan. (Sudigdo Sastroasmoro, Kardiologi Anak. 1994)

Kelainan ini dibedakan dalam 3 bentuk anatomis, yaitu

1. Defek Sinus Venosus Defek ini terletak di bagian superior dan posterior sekat, sangat

dekat dengan vena kava superior. Juga dekat dengan salah satu muara vena

pulmonalis.

2. Defek Sekat Sekundum  Defek ini terletak di tengah sekat atrium. Defek ini juga

terletak pada foramen ovale.

3. Defek Sekat Primum  Defek ini terletak dibagian bawah sekat primum, dibagian

bawah hanya di batasi oleh sekat ventrikel, dan terjadi karena gagal pertumbuhan

sekat primum. Defek sekat primum dikenal dengan ASD I,  Defek sinus Venosus dan

defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II

B. Tujuan umum : Mampu mengetahui dan memahami masalah dengan kasus

gangguan pada berbagai sistem cardiovaskuler.

Tujuan khusus :

- mampu memahami anatomi fisiologi system cardiovaskuler.

- untuk mengetahui defenisi Atrial Septal Defect

- untuk mengetahui etiologi Atrial Septal Defect

- untuk mengetahui klasifikasi Atrial Septal Defect

- untuk mengetahui manifestasi Atrial Septal Defect

- untuk mengetahui komplikasi Atrial Septal Defect

- untuk mengetahui patofisiologi Atrial Septal Defect

- untuk mengetahui asuhan keperawatan Atrial Septal Defect

C. Metodologi Permasalahan

1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario.

Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak jelas

agar interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi.

2. Mendefinisikan masalah.

Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling

berhubungan dapat dijelaskan.Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub4

masalah agar dapat didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah

menuntun proses brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya.

3. Menganalisa masalah.

Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang

mereka ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan

mekanisme yang mendasari . Melalui tehnik brain storming ini, pengetahuan yang ada

sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tesedia.

4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima.

Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandangan – pandangan

yang sepertinya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu kesatuan, sementara

pendapat yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi apa yang masih harus

dipelajari.

5. Merumuskan tujuan pembelajaran.

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus

dijawab agar tercapai pemahaman yang lebih baik.

Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tersebut merupakan dasar dari kegiatan

belajar yang harus dilaksanakan pada tahap berikutnya. Fungsi langkah ini adalah

menuntun proses belajar mandiri (active learning)

6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning).

Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi pada

berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet,dll). Pada langkah ini, mahasiswa

belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna menguasai masalah.

7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar

mandiri.

Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri.

Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu :

- Mengumpulkan informasi dari berbagai sumbe hingga tiap kesalahan dapat dikoreksi.

- Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang dipelajari.

- Memperdalam pengetahuan para mahasiswa dengan cara pertukaran informasi secara

aktif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Dan Fisiologi

Atrium :

1.  Atrium kanan

Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah

dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan

kemudian ke paru-paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk dalam atrium

kanan melalui vena kava superior, inferior, dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava

tidak ada katup sejati. Hal yang memisahkan vena kava dari atrium ini hanyalah lipatan katup

atau pita otot.

2.  Atrium kiri

Atrium kiri menerima darah yang sudah di oksigenasi dari paru-paru melalui keempat

vena plulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak ada katup sejati. Oleh karena

itu perubahan tekanan dalam atrium kiri mudah sekali membalik retrograde (mundur) ke

dalam pembuluh paru. Peningkatan tekanan atrium kiri yang akut akan menyebabkan

bendungan paru-paru. Atrium kiri berdinding tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir

dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitral.

Fungsi atrium sebagai pemompa

Dalam keadaan normal darah mengalir terus dari vena-vena besar kedalam atrium.

Kira-kira 70% aliran ini langsung mengalir dari atrium ke ventrikel walaupun atrium belum

berkotraksi. Kemudian kontraksi atrium mengadakan pengisian tambahan 30% karena atrium

berfungsi hanya sebagai pompa primer yang meningkatkan keefektifan ventrikel. Jantung

terus dapat bekerja dengan sangat memuaskan dalam keadaan istirahat normal.

Aliran pirau kiri ke kanan melewati defect septum atrium mengakibatkan kelebihan

beban volume pada atrium kanan ventrikel kana dan sirkulasi pulmonal. Volume pirau dapat

dihitung dari curah jantung dan jumlah peningkatan saturasi O2 pada atrium kanan pada

stadium awal tekanan dalam sisi kanan jantung tidak meningkatkan dengan berlalunya waktu

dapat terjadi perubahan vascular pulmonal. Arah aliran yang melewati pirau dapat terjadi

pada hipertensi pulmonal berat.

B. Defenisi

ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum interatrial

(sekatantar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin.

Defek Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah suatu lubang pada dinding(septum)

yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan). Kelainan jantung ini

mirip seperti VSD, tetapi letak kebocoran di septum antara serambi kiridan kanan. Kelainan

ini menimbulkan keluhan yang lebih ringan dibanding VSD.

Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang

memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang memerlukan

pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah hubungan

langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan

pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat muara vena kavasuperior,

foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan setelah kelahiran, defek septum

sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum dan defek septumprimum adalah

kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan

endokard.

Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum

terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda

timbulnya sindrome Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka

pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit

langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.

Berdasarkan lokasi lubang, diklasifikasikan dalam 3 tipe, yaitu

1)    Ostium Primum (ASD 1), letak lubang di bagian bawah septum,mungkin disertai

kelainankatup mitral.

2)   Ostium Secundum (ASD 2), letak lubang di tengah septum.

3)   Sinus Venosus Defek, lubang berada diantara Vena Cava Superior dan Atrium

Kanan.

ASD diklasifikasikan menjadi:

1)    ASD sederhana dengan defek pada septum dan disekitar fossa

ovalis(dikenaldengan DSA sekundum), defek pada tepi bawah septum (DSAprimum)

dan defek disekitar muara VCS (defek sinus venosus) yangseringkali disertai anomali

parsialdrainase vena pulmonalis.

2)   ASD kompleks yang merupakan bentuk dari defek endocardial cushion

yangsekarang dikenal sebagai defek septum atrioventrikular(DSAV) atau

AVcanal.Defek septum atrium sekundum adalah kelainan yang dimana terdapat

lubang patologis di tempat fossa ovalis. Akibatnya terjadi pirau dari atrium kiri ke

atriumkanan, dengan beban volume di atrium dan di ventrikel kanan.

C. Etiologi Atrial Septal Defect (ASD)

Penyakit dari penyakit jantung kongentinal ASD ini belum dapat dipastikan banyak

kasus mungkin terjadi akibat aksi trotogen yang tidak diketahui dalam trisemester pertama

kehamilan saat terjadi perkembangan jantung janin. Sebagian besar cacat jantung

konggentinal tidak diwariskan kita kenal dalam embriologi jantung bahwa cidera atau zat

yang menimbulkan cacat melakukan kerusakan dalam waktu 5-8 minggu. Pertama kehidupan

status, saat struktur kardiovaskuler terbentuk kecuali duktus arteriosis paten yaitu saluran

normal untuk status yang harus menututp dalam beberapa hari pertama. Penyebabnya belum

dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh

pada peningkatan angka kejadian ASD.

Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu:

1)    Faktor Prenatal.

a)    Ibu menderita infeksi Rubella

b)   Ibu alkoholisme

c)    Umur ibu lebih dari 40 tahun

d)   Ibu menderita IDDM

e)   Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

2)   Faktor genetic

a)    Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB

b)   Ayah atau ibu menderita PJB

c)    Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down

d)   Lahir dengan kelainan bawaan lain

 ASD merupakan suatu kelainan jantung bawaan.Dalam keadaan normal, pada

peredaran darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiridan kanan sehingga darah tidak

perlu melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang inibiasanya menutup. Jika lubang ini tetap

terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri keatrium kanan (shunt). Penyebab dari tidak

menutupnya lubang pada septum atrium ini tidak diketahui.

D. Patofisiologi Atrial Septal Defect (ASD)

Darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui defek sekat ini.

Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada atrium kiri dan kanan tidak begitu besar

(tekanan pada atrium kiri 6 mmHg sedang pada atrium kanan 5 mmHg). Adanya aliran darah

menyebabkan penambahan beben pada ventrikel kanan, arteri pulmonalis, kapiler paru-paru

dan atrium kiri. Bila shunt besar, maka volume darah yang melalui arteri pulmonalis dapat 3-

5 kali dari darah yang melalui aorta. Dengan bertambahnya volume aliran darah pada

ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Maka tekanan pada alat–alat tersebut naik., dengan

adanya kenaikan tekanan, maka tahanan katup arteri pulmonalis naik, sehingga adanya

perbedaan tekanan sekitar 15 -25 mmHg. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu

bising sistolik (jadi bising sistolik pada ASD merupakan bising dari stenosis relative katup

pulmonal). Juga pada valvula trikuspidalis ada perbedaan tekanan, sehingga disini juga

terjadistenosis relative katup trikuspidalis sehingga terdengar bising diastolik.

Karena adanya penambahan beban yang terus menerus pada arteri pulmonalis, maka

lama kelamaan akan terjadi kenaikan tahanan pada arteri pulmunalis dan akibatnya akan

terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen. Tapi kejadian ini pada ASD

terjadinya sangat lambat ASD I sebagian sama dengan ASD II. Hanya bila ada defek pada

katup mitral atau katup trikuspidal, sehingga darah dari ventrikel kiri atau ventrikel kanan

mengalir kembali ke atrium kiri dan atrium kanan pada waktu systole. Keadaan ini tidak

pernah terjadi pada ASD II.

Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang mengandung

oksigendari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak sebaliknya. Aliran yang melaluidefek

tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan complain dari atrium tersebut.Normalnya

setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih besar daripada ventrikelkiri yang

menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang. Hal ini juga berakibatvolume

serta ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat.

Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang terus meningkat shunt

dari kiri kekanan biasa berkurang. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger bisa terjadi akibat

penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan

kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen

akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.

Pathway/Woc

Faktor ginetik/keturunan

Faktor selema hidup ibu

Infeksi tertentu(Rubella)

Mempengaruhi perkembangan bayi/janin 

Perkembangan atrium yang abnormal

Ukuran atrium kanan mengecil dan kiri membesar 

Beban atrium kanan

ASD(atrial septal defek)

Arah shunt berubah kiri-kanan 

Suplai O2 ke perife Sirkulasi sistemik Resiko penurunan curah jantung hipoksia sianosis Penurunan sel dan jaringan kekurangan Gangguan transfortasi O2

fungsi pulmonal zat makan khususnya O2 Resti infeksi metabolisme Metabolisme Anaerob saluran nafas

Perubahan tumbang kelemahan imun

Resti Infeksi

Kurang terpenuhinya informasi Resti terjadi edema Mengenai penyakit anak

Kurang informasi mengenai penyakit

E. Prognosis Atrial Septal Defect (ASD)

Biasanya ASD dapat ditoleransi dengan baik pada bayi maupun pada anak. Hanya

kadang – kadang pada ASD dengan shunt yang besar menimbulkan gejala – gejala gagal

jantung, dan pada keadaan ini perlu dibantu dengan digitalis. Kalau dengan digitalis tidak

berhasil perlu dioperasi, untuk ASD dengan shunt yang besar, operasi segera dipikirkan, guna

mencegah terjadinya hipertensi pulmonal. Hipertensi pulmonal pada ASD jarang sekali

terjadi pada anak. Umur harapan penderita ASD sangat tergantung pada besarnya shunt. Bila

shunt kecil dan tekanan darah pada ventrikel kanan normal operasi tedak perlu dilakukan.

Pada defek sekat atrium primum lebih sering terjadi gagal jantung dari pada ASD II. Gagal

jantung biasanya terjadi pada umum kurang dari 5 tahun. Endokarditis Infektif Sub akut lebih

sering terjadi pada ASD I, sedang terjadinya hipertensi pulmonal hampir sama dengan ASD

II.

F. Manifestasi Klinis Atrial Septal Defect (ASD)

Sebagian besar penderita ASD tidak menampakkan gejala (asimptomatik) pada

masakecilnya, kecuali pada ASD besar yang dapat menyebabkan kondisi gagal jantung di

tahunpertama kehidupan pada sekitar 5% penderita. Kejadian gagal jantung meningkat pada

dekade ke-4 dan ke-5, dengan disertai adanya gangguan aktivitas listrik jantung (aritmia).

Gejala yang muncul pada masa bayi dan kanak-kanak adalah adanya infeksi saluran

nafasbagian bawah berulang, yang ditandai dengan keluhan batuk dan panas hilang timbul (tanpapilek).

Selain itu gejala gagal jantung (pada ASD besar) dapat berupa sesak napas,

kesulitanmenyusu, gagal tumbuh kembang pada bayi atau cepat capai saat aktivitas fisik pada

anak yang lebih besar. Selanjutnya dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

seperti elektro-kardiografi (EKG), rontgent dada dan echo-cardiografi, diagnosis ASD dapat

ditegakkan.

Gejalanya bisa berupa :

1. Adanya Dispnea

2. Kecenderungan infeksi pada jalan nafas

3. Palpitasi

4. Kardiomegali

5. atrium dan ventrikel kanan membesar

6. Diastolik meningkat

7. Sistolik Rendah

8. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan.

9. Dispneu (kesulitan dalam bernafas)

10. Sesak nafas ketika melakukan aktivitas

11. Jantung berdebar-debar (palpitasi)

12. Pada kelainan yang sifatnya ringan sampai sedang, mungkin sama sekali

13. Tidak ditemukangejala atau gejalanya baru timbul pada usia pertengahan

Aritmia.

G. Pemeriksaan Penunjang Atrial Septal Defect (ASD)

1. Foto Ronsen Dada  Pada defek kecil gambaran foto dada masih dalam batas normal.

Bila defek bermakna mungkin tampak kardiomegali akibat pembesaran jantung

kanan. Pembesaran ventrikel ini lebih nyata terlihat pada foto lateral.

2. Elektrokardiografi  Pada ASD I, gambaran EKG sangat karakterstik dan patognomis,

yaitu sumbu jantung frontal selalu kekiri. Sedangkan pada ASD II jarang sekali

dengan sumbu Frontal kekiri.

3. Katerisasi Jantung  Katerisasi jantung dilakukan defek intra pad ekodiograf tidak

jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmonal pada katerisasi jantung terdapat

peningkatan saturasi O2 di atrium kanan dengan peningkatan ringan tekanan ventrikel

kanan dan kiri bil terjadi penyakit vaskuler paru tekanan arteri pulmonalis, sangat

meningkat sehingga perlu dilakukan tes dengan pemberian O2 100% untuk menilai

resensibilitas vasakuler paru pada Syndrome ersen menger saturasi O2 di atrium kiri

menurun.

4. Eko kardiogram  Ekokardiogram memperlihatkan dilatasi ventrikel kanan dan

septum interventrikular yang bergerak paradoks. Ekokardiogrfi dua dimensi dapat

memperlihatkan lokasi dan besarnya defect interatrial pandangan subsifoid yang

paling terpercaya prolaps katup netral dan regurgitasi sering tampak pada defect

septum atrium yang besar. Tujuan utama pemeriksaan ekokardiografi pada ASD

adalah untuk mengevaluasi pirau dari kiri ke kanan di tingkat atrium antara lain

adalah:

a) Mengidentifikasi secara tepat defek diantara ke dua atrium

b) Memisualisasikan hubungan seluruh vena pulmonalis

c) Menyingkirkan lesi tambahan lainnya

d) Menilai ukuran ruang-ruang jantung (dilatasi)

e) Katerisasi jantung

Penderita di operasi tanpa katerisasi jantung, katerisasi hanya dilakukan

apabilaterdapat keraguan akan adanya penyakit penyerta atau hipertensi pulmonal.

5. Radiologi  Tanda – tanda penting pad foto radiologi thoraks ialah:

1) Corak pembuluh darah bertambah

2) Ventrikel kanan dan atrium kanan membesar

3) Batang arteri pulmonalis membesar sehingga pada hilus tampak

denyutan( pada fluoroskopi) dan disebut sebagai hilam dance.

H. Komplikasi Atrial Septal Defect (ASD)

1. Hipertensi Pulmonal

2. Gagal Jantung

3. Penyakit pembuluh darah paru

4. Endokarditis

5. Aritmia

I. Penatalaksanaan Atrial Septal Defect (ASD)

Operasi harus segera dilakukan bila:

1. Jantung sangat membesar

2. Dyspnoe d’effort yang berat atau sering ada serangan bronchitis.

3. Kenaikan tekanan pada arteri pulmonalis.

Bila pada anak masih dapat dikelola dengan digitalis, biasanya operasi ditunggu

sampai anak mencapai umur sekitar 3 tahun.

1. Opersi pada ASD I tanpa masalah katup mitral atau trikuspidal mortalitasnya

rendah, operasi dilakukan pada masa bayi.

2. ASD I disertai celah katup mitral dan trikuspidal operasi paling baik dilakukan

umur antara 3-4 tahun.

3. Apabila ditemukan tanda – tanda hipertensi pulmonal, operasi dapat dilakukan

pada masa bayi untuk mencgah terjadinya penyakit vaskuler pulmonal.

4. Terapi dengan digoksin, furosemid dengan atau tanpa sipironolakton dengan

pemantauan elektrolit berkala masih merupakan terapi standar gagal jantung pada

bayi dan anak.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail terhadap jantung.

a. Denyut arteri pulmonalis dapat diraba di dada

b. Pemeriksaan dengan stetoskop menunjukkan bunyi jantung yang Abnormal.

c. Bisa terdengar murmur akibat peningkatan aliran darah yang melalui katup

pulmonalisTanda-tanda gagal jantung

d. Jika shuntnya besar, murmur juga bisa terdengar akibat peningkatan aliran

darah yangmengalir melalui katup trikuspidalis

2. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital.

3. Kaji tampilan umum, perilaku, dan fungsi:InspeksiStatus nutrisi

a. Gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk berhubungan dengan

penyakit jantung.

b. Warna Sianosis adalah gambaran umum dari penyakit jantung kongenital,

b. Sedangkan pucat berhubungan dengan anemia, yang sering menyertai penyakit jantung

Deformitas dada pembesaran jantung terkadang mengubah konfigurasi dada. Pulsasi

tidak umum terkadang terjadi pulsasi yang dapat dilihat.

c. Ekskursi pernapasan mudah atau sulit (mis; takipnea, dispnea, adanya

dengkur ekspirasi).

d. Jari tabuh Berhubungan dengan beberapa type penyakit jantung kongenital. Perilaku memilih

posisi lutut dada atau berjongkok merupakan ciri khas dari beberapa jenis penyakit

jantung.

e. Palpasi dan perkusi dada Membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung dan

paru-paru.

f. karakteristik lain (sepertithrill-vibrilasi yang dirasakan pemeriksa saat mampalpasi)

Abdomen Hepatomegali dan/atau splenomegali mungkin terlihat.

g. Nadi perifer Frekwensi, keteraturan, dan amplitudo (kekuatan) dapat

menunjukkanketidaksesuaian.AuskultasiJantung Mendeteksi adanya murmur jantung.

h. Frekwensi dan irama jantung menunjukkan deviasi bunyi dan intensitas jantung

yangmembantu melokalisasi defek jantung.

i. Paru-paru ± Menunjukkan ronki kering kasar, mengi.

j. Tekanan darah ± Penyimpangan terjadi dibeberapa kondisi jantung (mis;

ketidaksesuaianantara ekstremitas atas dan bawah)Bantu dengan prosedur diagnostik dan

pengujian ± mis; ekg, radiografi, ekokardiografi, , ultrasonografi, angiografi, analisis darah

(jumlah darah, hemoglobin, volume sel darah, gas darah), kateterisasi jantung.

Bayi: Ø Sianosis umum, khususnya membrane mukosa, bibir dan lidah, konjungtiva, area vaskularisasi tinggi.Ø Dispnea, khususnya setelah kerja pfisik seperti makan, menangis, mengejan.Ø KeletihanØ Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)Ø Serimg mengalami infeksi saluran pernafasan Ø Kesulitan makanØHipotaniaØkeringat berlebihan ØSerangan sinkop seperti Hiperpnea Paroksismal. Serangan anoksia.

Anak yang lebih besar :Ø Kerusakan pertumbuhan Ø Pembangunan tubuh lemah , sulit Ø KeletihanØ Dispnea pad aktivitas Ø OrtopneaØ Jari tubuhØ Berjongkok untuk menghilangkan diispnea.Ø Sakit kepalaØ Epistaksis Ø Keletihan kaki. 

B. Diagnosa Keperawatan

1)    Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur.

2)   Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen

3)   Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan

oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.

4)   Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah.

5)   Risiko tinggi cedera (komplikasi) berhubungan dengan kondisi jantung dan terapi

6)   Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan penyakit

jantung (ASD)

BAB IV

PEMBAHASAN

Skenario 1

An. A usia 3 tahun dibawa ibunya ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan sesak nafas

dan berkeringat. Ibu mengatakan anaknya memiliki riwayat kesehatan masa lalu infeksi

saluran pernafasan, berat badan An.A sulit bertambah. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik

didapatkan an. A terlihat sianosis, pada auskultasi jantung pada S2 terdengar bunyi splitting.

Ibu mengatakan kalau ada keluarga yang memiliki riwayat kelainan defek jantung.

Istilah yang tidak dipahami/ kata-kata sulit

1. Splitting = bunyi jantung pecah yang diakibatkan oleh penutupan katup mitral dan

trikuspid yang tidak bersamaan.

2. S2 = bunyi jantung 2

3. Kelainan defek jantung = kelainan jantung bawaan yang dibawa sejak lahir dan sudah

di alami saat masih berupa embrio dan bersifat kongenital.

Pertanyaan

1. Apa yang menyebabkan berat badan An.A sulit bertambah?

2. Kenapa An.A mengalami sianosis?

3. Apakah hubungan RKD An.A dengan riwayat kongenital?

4. Apa keyword dari skenario di atas?

5. Kenapa An. A sesak nafas dan berkeringat?

6. Kenapa pada pemeriksaan auskulitasi jantung S2 berbunyi splitting?

7. Apa diagnosa skenario di atas?

8. Apa intervensi yang dilakukan pada An.A?

Jawaban

1. Karena An.A mengalami gejala sesak nafas dan pernah mengalami infeksi saluran

pernafasan. Sesak nafas merupakan gejala dari masalah atau penyakit jantung yang

dapat menghambat proses menyusui, si anak tidak dapat menghisap puting ibu dengan

baik. Oleh karena itu anak tidak memperoleh gizi yang baik dan akan menghambat

proses tumbuh kembang. Anak akan gampang sakit, susah minum susu dan cepat

kelelahan.

2. Karena klien mengalami sesak nafas yang dapat menyebabkan berkurangnya O2

dalam darah berkurang

3. Karena adanya riwayat kelainan defek jantung pada keluarga

4. ASD(Atrial Septal Defek)

5.

6. Keadaaan fisiologi yang terjadinya pada jantung karena penutupan katup aorta lebih

dahulu dibandingkan katup seminalis.

7. Diagnosa skenario

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur.

b. Gangguan pertumbuhan perkembangan berhubungan dengan Ketidak adekuatan

oksigen dan nutrisi ke jaringan

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen

8. Intervensi

a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen.

Anjurkan permainan dan aktivitas yang tenang.

Bantu anak memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi, dan

kemampuan.

Hindari suhu lingkungan yang ekstrem karena hipertermia atau

hipotermia meningkatkan kebutuhan oksigen.

Implementasikan tindakan untuk menurunkan ansietas.

Berespons dengan segera terhadap tangisan atau ekspresi lain dari

distress.

Berikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa

gangguan.

b. Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur.

Beri digoksin sesuai program, dengan menggunakan kewaspadaan

yang dibuat untuk mencegah toxisitas.

Beri obat penurun afterload sesuai program

Beri diuretik sesuai program

c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.

Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan

yang adekuat.

Pantau tinggi dan berat badan; gambarkan pada grafik pertumbuhan

untuk menentukan kecenderungan pertumbuhan.

Dapat memberikan suplemen besi untuk mengatasi anemia, bila

dianjurkan.

Dorong aktivitas yang sesuai usia.

Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama terhadap

sosialisasi seperti anak yang lain.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajiana. Identitas :

Nama : An.AUmur : 3 th

b. Riwayat penyakit sekarang : klien datang ke RS dengan keluhan sesak nafas dan

berkeringat, dan sianosis.

c. Riwayat penyakit dahulu : Ibu klien mengatakan anaknya memiliki riwayat kesehatan masa laluinfeksi saluran pernafasan, berat badan sulit bertambah.

d. Riwayat penyakit keluarga : kelainan defek jantung.

Pemeriksaan fisik :1. An.A terlihat sianosis2. Auskultasi bunyi jantung S2 terdengar bunyi splitting

ANALISA DATA

N

O

DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 DO :

- Auskultasi jantung pada S2

terdengar bunyi spilitting

- Sianosis

DS:

- ibu klien mengatakan anaknya

memiliki RKD infeksi saluran

pernafasan

Terdapat defek antara

atrium kanan dan kiri

Tekanan atrium kiri >

atrium kanan

Terjadi aliran yang

tinggi dari atrium kiri

ke atrium kanan

Penurunan curah

jantung

2 DO:

DS:

- Ibu klien mengatakan anaknya

BB anak A sulit bertambah

Volume ventrikel

kiri menurun

Curah jantung

menurun

Ketidak adekuatan

oksigen dan nutrisi ke

jaringan

Gangguan

pertumbuhan dan

perkembangan

3. DO:

DS:

- Ibu klien mengatakan anaknya

sesak nafas

Terjadi aliran yang

tinggi dari atrium kiri

ke atrium kanan

Curah jantung

menurun

Hipoksia Jaringan

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

Rencana Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan & kriteria hasil intervensi

1 Penurunan curah jantung

2

3