makalah kasus kwn

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam negara demokrasi, seluruh rakyat bebas menjalankan kehidupan masing-masing sesuai aturan yang dibuat bersama. Tidak ada halangan untuk hidup bersama secara dinamis, di sela-sela persaingan dan kerja sama. Persaingan untuk memperebutkan kepemimpinan berlangsung lewat pemilihan umum, tanpa kekerasan. Menyatakan pendapat dan berdebat dapat berlangsung bebas tanpa hambatan karena memiliki arti penting bagi proses demokrasi. Cara ini bukan hanya memberikan pencerahan kepada rakyat, tetapi juga perlu sebagai katup pengaman bila ketegangan politik meningkat, dengan demikian dapat mencegah gejolak politik lebih besar Banyaknya kontestan dalam Pemilu menunjukkan keragaman keinginan rakyat untuk menyalurkan aspirasi masing-masing. Semakin banyak partai tentu situasi bertambah rumit karena mempersulit rakyat membuat pilihan. Tapi itu masih lebih baik dibandingkan dengan di negara totaliter atau feodalistis yang sama sekali tidak memberikan chance (kesempatan) kepada rakyat untuk membuat

Transcript of makalah kasus kwn

Page 1: makalah kasus kwn

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam negara demokrasi, seluruh rakyat bebas menjalankan

kehidupan masing-masing sesuai aturan yang dibuat bersama. Tidak ada

halangan untuk hidup bersama secara dinamis, di sela-sela persaingan dan

kerja sama. Persaingan untuk memperebutkan kepemimpinan berlangsung

lewat pemilihan umum, tanpa kekerasan. Menyatakan pendapat dan berdebat

dapat berlangsung bebas tanpa hambatan karena memiliki arti penting bagi

proses demokrasi. Cara ini bukan hanya memberikan pencerahan kepada

rakyat, tetapi juga perlu sebagai katup pengaman bila ketegangan politik

meningkat, dengan demikian dapat mencegah gejolak politik lebih besar

Banyaknya kontestan dalam Pemilu menunjukkan keragaman

keinginan rakyat untuk menyalurkan aspirasi masing-masing. Semakin

banyak partai tentu situasi bertambah rumit karena mempersulit rakyat

membuat pilihan. Tapi itu masih lebih baik dibandingkan dengan di negara

totaliter atau feodalistis yang sama sekali tidak memberikan chance

(kesempatan) kepada rakyat untuk membuat pilihan. Negara totaliter yang

hanya memiliki satu partai politik tidak bisa disebut memiliki sistem

kepartaian karena esensi sistem kepartaian adalah kompetisi (persaingan).

Tanpa ada persaingan, para pemimpin negara bisa menjalankan kebijakan

tanpa pengawasan yang lain. Ini yang seyogianya tidak dilegalkan di negara

demokrasi.

1.2 Tujuan

Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki beberapa

tujuan, diantaranya :

1. Mengetahui fungsi warga bukan sekedar objek milik negara;

2. Mengetahui hubungan timbal balik antara negara dan warga negara yang

menimbulkan hak dan kewajiban;

Page 2: makalah kasus kwn

3. Mengetahui kewajiban anggota DPR kepada rakyat sebagai wakil rakyat

di parlemen; serta

4. Mengetahui peranan wakil rakyat dalam memenuhi hak warga

negaranya.

1.3 Identifikasi Masalah

1. Rencana pembangunan gedung DPR baru menuai banyak kritikan dari

berbagai kalangan;

2. Menggelikan dan menyakitkan hati apa yang telah dipertontonkan para

pimpinan DPR yang dinahkodai oleh Marzuki Alie dan anggota DPR

pendukung pembangunan gedung baru DPR yang sebagian berasal dari

Partai Demokrat yang mengaku sangat menjunjung tinggi demokrasi.

Namun anehnya yang dipertontonkan justru sikap sebaliknya dengan

ngotot-nya MA dkk untuk membangun gedung baru DPR;

3. Para anggota DPR pendukung pembangunan gedung baru lupa bahwa

Negara ini merdeka karena perjuangan rakyat bukan perjuangan

segelintir elit, mereka kelihatannya mengalami “lupa diri” dengan tidak

mau belajar dari kesalahan pemerintahan ORBA dibawah Soeharto yang

telah berkuasa 32 tahun lamanya yang ternyata mampu ditumbangkan

oleh people power.

Page 3: makalah kasus kwn

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bangsa dan Negara

Bangsa adalah orang-orang yang memilikin kesamaan asal

keturunan, adat, dan sejarah, serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah

kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan

wilayah tertentu di muka bumi (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Kedua, Depdikbud, hlm. 89). Dengan demikian, bangsa Indonesia adalah

sekolompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan

menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu

wilayah : Nusantara/Indonesia.

Banyak para ahli memberikan difinisi tentang negara, tetapi

syarat dan pengertiannya mencakup elemen berikut :

a. Penduduk, yaitu semua orang yang berdomisili dan menyatakan diri

ingin bersatu.

b. Wilayah, yaitu batas teritorial yang jelas atas darat, laut, serta udara di

atasnya.

c. Pemerintah, yaitu organisasi utama yang bertindak menyelenggarakan

kekuasaan, fungsi-fungsi, dan kebijakan dalam mencapai tujaun.

d. Kedaulatan, yaitu supremasi wewenang secara merdeka dan bebas dari

dominasi negara lain, serta negara memperoleh pengakuan dunia

internasional.

Negara memiliki sifat yang membedakannya dengan organisasi

lain, sifat tersebut adalah :

a. Sifat memaksa,

b. Sifat monopoli, dan

c. Sifat totalitas.

Negara merupakan wadah yang memungkinkan seseorang dapat

mengembangkan bakat dan potensinya. Negara dapat memungkinkan

rakyatnya maju berkembang serta mengekspresikan daya cipta atau

Page 4: makalah kasus kwn

kreatifitas sebebasnya, bahkan negara memberikan pembinaan. Secara

umum, setiap negara mempunyai 4 fungsi utama bagi bangsanya, yaitu :

a. Fungsi pertahanan dan keamanan;

b. Fungsi pengaturan dan ketertiban;

c. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran; serta

d. Fungsi keadilan menurut hak dan kewajiban.

Bagaimana fungsi-fungsi negara itu terlaksana, sangat

bergantung pada partisipasi politik semua warga negara dan mobilisasi

sumber daya kekuatan negara. Adapun elemen kekuatan negara tercermin

dalam hal-hal berikut :

a. Sumber daya manusia, yaitu jumlah penduduk, tingkat pendidikan

warga, nilai budaya masyarakat, dan kondisi kesehatan masyarakat.

b. Teritorial negeri, yaitu mencakup luas wilayah negara (darat dan laut),

letak geografis, dan situasi negara tetangga.

c. Sumber daya alam, yaitu kondisi alam material buminya, berupa

kandungan mineral, kesuburan, serta kekayaan laut dan hutan.

d. Kapasitas pertanian dan industri, yaitu tingkat budaya, usaha warga

negara dalam bidang pertanian, industri, dan perdagangan.

e. Kekuatan militer dan mobilitasnya, yaitu kapasitas power (kekuatan)

yang dimiliki militer dalam hal mewujudkan kekuasaan dari pemerintah

demi tercapainya tujuan negara.

f. Elemen kekuatan yang tidak nyata (tak berwujud), yaitu segala faktor

yang mendukung kedaulatan negara, berupa kepribadian dan

kepemimpinan, efesiensi birokrasi, persatuan bangsa, dukungan

internasional, reputasi bangsa (nasionalsime), dan sebagainya.

2.2 Penduduk dan Warga Negara

Penduduk Indonesia menurut Pasal 26 Ayat (2) UUD 1945 ialah

warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di

Indonesia. Adapun warga negara menurut Pasal 26 Ayat (1) ialah orang-

orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan

Page 5: makalah kasus kwn

dengan Undang-undang sebagai warga negara. Sementara itu, menurut

Undang-undang No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia,

dinyatakan bahwa Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang

yang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku sejak proklamasi

17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik Indonesia.

Warga negara dari suatu negara berarti anggota dari negara itu

yang merupakan pendukung dan penanggung jawab terhadap kemajuan dan

kemunduran suatu negara. Oleh sebab itu, seseorang menjadi anggota atau

warga suatu negara haruslah ditentukan oleh Undang-undang yang dibuat

oleh negara tersebut. Sebelum negara menentukan siapa-siapa yang menjadi

warga negara, terlebih dahulu negara harus mengakui bahwa setiap orang

berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah

negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan

oleh Pasal 28 E Ayat (1) UUD 1945. Pernyataan ini mengandung makna

bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Penduduk, ialah yang memiliki domisili atau tempat tinggal tetap di

wilayah negara itu, yang dapat dibedakan warga negara dengan warga

negara asing (WNA).

b. Bukan penduduk, yaitu orang-orang asing yang tingal sementara dalam

suatu negara sesuai dengan visa yang diberikan oleh negara (Kantor

Imigrasi) yang bersangkutan, misalnya turis.

Dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Warganegara

adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan, sedangkan Kewarganegaraan didefinisikan sebagai

segala hal ihwal yang berhubungan dengan warganegara. Pada UU yang

sama dijelaskan pula istilah Pewarganegaraan yang diartikan sebagai tata

cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik

Indonesia.

Page 6: makalah kasus kwn

Secara garis besar isi UU No. 12 tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia meliputi pengertian-pengertian yang

berkaitan dengan kewarganegaraan, syarat dan tata cara memperoleh

Kewarganegaraan Indonesia, serta syarat dan tata cara memperoleh kembali

Kewarganegaraan Indonesia.

2.3 Asas Kewarganegaraan

Setiap negara mempunyaikebesan dan kewenangan untuk

menentukan asas kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal

dua pedoman, yaitu :

a. Asas Kelahiran (ios soli)

Merupakan penentuan status kewarganegaran berdasarkan

tempat atau daerah kelahiran seseorang. Pada awalnya asas

kewarganegaraan hanyalah ius soli saja, sebagai suatu anggapan bahwa

seseorang lahir di suatu wilayah negara, maka otomatis dan logis ia

menjadi warga negara tersebut. Akan tetapi, dengan tingginya mobilitas

manusia maka diperlukan asas lain yang tidak hanya berpatokan pada

kelahiran sebagai realitas. Sebagai contoh, orang tua yang memiliki

status kewarganegaraan yang berbeda akan menjadi bermasalah jika

orang tua tersebut melahirkan di tempat salah satu orang tuanya

(misalnya di tempat ibunya). Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan,

sia anak tidak berhak untuk mendapatkan status kewarganegaraan

bapaknya. Atas dasar itulah maka muncul asas ius sanguinis.

b. Asas Keturunan (ius sanguinis)

Asas keturunan (ius sanguinis) adalah pedoman

kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah atau keturunan. Jika suatu

negara menganut asas ius sanguinis, seseorang yang lahir dari orang tua

yang memiliki kewarganegaraan suatu negara, seperti Indonesia maka

anak tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang tuanya,

yaitu warga negara Indonesia.

Page 7: makalah kasus kwn

c. Asas Perkawinan

Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang

memiliki asas kesatuan hukum, yaitu paradigma suami istri atau ikatan

keluarga merupakan inti masyarakat yang mendambakan suasana

sejahtera, sehat, dan bersatu. Disamping itu, asas perkawinan

mengandung asas persamaan derajat. Hal ini karena suatu perkawinan

tiak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan setiap pihak. Asas

ini menghindari penyelundupan hukum, misalnya seorang laki-laki yang

berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan

suatu negara dengan cara berpura-pura melakukan pernikahan dengan

seorang perempuan di negara tersebut, lalu setelah medapat

kewarganegaraan itu, dia menceeraikan istrinya.

d. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang

dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak

untuk menjadi warga negara dari suatu negara. Adapun naturalisasi

pasif, yaitu seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu

negara atau tidak mau diberi status warga negara suatu negara. Dengan

demikian, yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi, yaitu hak

untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.

2.4 Problem Status Kewarganegaraan

Apabila asas kewarganegaraan di atas diterapkan secara tegas

dalah sebuah negara, akan mengakibatkan status kewarganegaraan

seseorang menjadi sebagai berikut :

a. Apatride,

b. Bipatride, dan

c. Multipatride.

Dalam rangka memecahkan problem kewarganegaraan di atas,

setiap negara memiliki peraturan sendiri-sendiri yang prinsip-prinsipna

bersifat universal sebagaimana dinatakan dalam UUD 1945 Pasal 28 D

Page 8: makalah kasus kwn

Ayat (4) bahwa setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Oleh

sebab itu, negara Indonesia dinyatakan bahwa cara memperoleh

kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Karena kelahiran,

b. Karena pengangkatan,

c. Karena dikabulkan permohonan,

d. Karena pewarganegaraan,

e. Karena perkawinan,

f. Karena turut ayah dan ibu, serta

g. Karena pernyataan.

2.5 Hak dan Kewajiban Warga Negara serta Tugas dan Tanggung Jawab

Negara

Untuk memahami hak dan kewajiban, terlebih dahulu harus

dipahami pengertian hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah sesuatu

yang melekat pada diri seseorang sebagai ciptaan Tuhan agar mampu

menjaga harkat, martabatnya, dan keharmonisan lingkungan. Hak asasi

merupakan hak dasar yang melekat secara kodratif pada diri manusia

dengan sifatnya yang universal dan abadi.

Oleh karena itu, hak asasi ini harus dilindungi, dihormati,

dikurangi, dan dipertahankan. Selain itu, hak ini tidak boleh diabaikan,

dikurangi, atau dirampas oleh siapa pun. Hak asasi manusia perlu mendapat

jaminan perlindungan dari negara melalui pernyataan tertulis yang harus

dimuat dalam UUD negara. Peranan negara sesuai dengan Pasal 1 Ayat (1)

UU No. 39/1999 tentang HAM menyatakan bahwa negara, hukum dan

pemerintah, serta setiap orang wajib menghormati, menjunjung tinggi, dan

melindungi hak asasi manusia.

2.5.1 Hak Warga Negara

Dalam UUD 1945, telah dinyatakan bahwa hak warga

negara adalah sebagai berikut :

1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

Page 9: makalah kasus kwn

2) Berhak berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan fikiran.

3) Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.

4) Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan.

5) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan

berkembang, serta perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi.

6) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalaui pemenuhan

kebutuhan dasarnya.

7) Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta seni dan budaya untuk meningkatkan kualitas

hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.

8) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam

memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun

masyarakat, bangsa, dan negaranya.

9) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan perlindungan,

kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama didepan

hukum.

10) Setiap orang berhak untuk bekerja dan mendapatkan imbalan,

serta perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

11) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang

sama dalam pemerintah.

12) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

13) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut

agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih

pekerjaan, memilih kewarganegaraan, serta memilih tempat

tinggal di wilayah negara juga meninggalkannya serta berhak

kembali.

14) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,

serta menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nurani.

Page 10: makalah kasus kwn

15) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan

mengeluarkan pendapat.

16) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh

informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan

sosialnya. Selain itu, setiap orang berhak untuk mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis

saluran yang tersedia.

17) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,

kehormatan, martabat, dan harta benda yang berada dibawah

kekuasaannya. Disamping itu, setiap orang berhak atas rasa

aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat

atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

18) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau

perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia, serta

berhak memperoleh suaka politik negara lain.

19) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

tinggal, mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

20) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan

khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama

dalam menacapai persamaan dan keadilan.

21) Setiap orang behak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang

bermartabat.

22) Setiap orang berhak memiliki hak milik pribadi. Hak milih

tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh

siapa pun.

23) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan

pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak

diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan

Page 11: makalah kasus kwn

hukum, serta hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang

berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat

dikurangi dalam keadaan apapun.

24) Setiap orang berhak beas dari perlakuan yang bersifat

diskriminatif atas dasar apapun, serta berhak mendapatkan

perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif

itu.

25) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati

selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

2.5.2 Kewajiban Warga Negara adalah :

1) Wajib menjunjung hukum dan pemerintah;

2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara;

3) Wajib ikut serta dalam pembelaan negara;

4) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain;

5) Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dengan

undang-undang untuk menjamin pengakuan, serta

penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain;

6) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan

negara; dan

7) Wajib mengikuti pendidikan dasar.

2.5.3 Tugas dan Tanggung Jawab Negara

Dalam rangka terpeliharanya hak dan kewajiban warga

negara, negara memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

1) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya;

2) Negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan,

khususnya pendidikan dasar.

3) Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.

Page 12: makalah kasus kwn

4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-

kurangnya 20% dari anggaran belanja negara dan belanja

daerah.

5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan

bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia.

6) Negara memajukan kebudayaan manusia di tengah peradaban

dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat, dengan

memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

7) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai

kekayaan kebudayaan nasional.

8) Negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi

negara dan menguasai hidup orang banyak.

9) Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi

kemakmuran rakyat.

10) Negara berkewajiban memelihara fakir miskin dan anak-anak

terlantar.

11) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh

rakyat, serta memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak

mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

12) Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Page 13: makalah kasus kwn

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Rencana Pembangunan Gedung Baru DPR

Sebagai wakil rakyat yang baik, publik tentunya beranggapan

bahwasanya anggota DPR seharusnya memerhatikan kesejahteraan rakyat

terlebih dahulu. Perencanaan pembangunan gedung baru dengan anggaran

yang sangat besar  di saat rakyat masih banyak dibawah garis kemiskinan

ditafsirkan menjadi sangat tidak relevan karena jelas tidak

merepresentasikan kondisi rakyatnya sebagai pemilik kedaulatan

sebenarnya.

Para wakil rakyat kebanyakan mengeluh. Ruangan seluas 32

meter persegi yang ditempati saat ini dikatakan para wakil rakyat terlalu

sempit. Tak mampu menampung jumlah staf dan berbagai dokumen yang

mendukung kerjanya sebagai wakil rakyat di Gedung DPR, Jakarta. Gedung

Nusantara I, tempat mereka berkantor saat ini, dinilai sudah melebihi

kapasitas sehingga diperlukan gedung yang baru. Dan gedung dengan

anggaran Rp 1,138 triliun itu rencananya akan mulai dibangun pada 22 Juni

2011.

Pasca wacana tersebut mulai bergulir. Suara penolakan pun

mulai banyak dikumandangkan. Tidak hanya berasal dari para golongan

aktivis, tetapi juga dari mereka yang berlatar rakyat biasa. Belakangan,

sejumlah fraksi di DPR pun juga mulai menarik dukungan tapi itu pun

dinilai publik tidak lebih lebih kepada aksentuasi nilai politis semata sebagai

komoditas politis kedepannya.

3.2 Anggota DPR Kurang Bersikap Negarawan

Terlalu egois rasanya jika DPR tetap bersikukuh untuk

membuat gedung baru. Selain gaji dan fasilitas dari para anggota DPR yang

dinilai sudah besar, pembangunan tersebut juga merupakan usaha yang

sia-sia karena banyak rakyat kecil masih belum merasakan hasil dari kinerja

Page 14: makalah kasus kwn

wakil rakyatnya. Rencana pembangunan gedung baru DPR ini seakan akan

menjadi bentuk penegas dari keinginan perilaku korup para legislator

dengan menggunakan kekuasaan yang melekat pada fungsi DPR, dalam hal

ini menyangkut fungsi di bidang anggaran. Dengan fungsi ini, DPR telah

mengabaikan penolakan publik atas pengalokasian anggaran pembangunan

gedung baru tersebut

Anggota DPR RI Kurang Bersikap Negarawan, itulah gambaran

yang terjadi sekarang ini menyikapi perilaku anggota DPR yang tiap hari

menghiasi pemberitaan di banyak media massa. Salah satu permasalahan

yang mencuat belakangan ini adalah mengenai perencanaan pembangunan

gedung baru DPR RI.

3.3 Kewajiban Para Legislator DPR RI

Urgensi kebersamaan dari para legislator di DPR RI sebagai

sekelompok orang pilihan yang dibalut dalam ikatan tanggung jawab penuh

dengan kapasitas sebagai seorang negarawan Indonesia inilah yang belum

tampak dari performance anggota DPR RI kita. Dan untuk membangun

semua kebersamaan tersebut diperlukan adanya strategi yang matang

melalui permusyawaratan kolegial yang diimplementasikan dengan

menjalin kebersamaan, menyamakan visi, misi dan perencanaan ekspektasi

yang matang, dengan sinergi konsep, kesamaan kepentingan dan beberapa

arah konstruktif lainnya. Sebagaimana cita-cita bangsa untuk membentuk

suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

3.4 Fungsi yang Terabaikan oleh Anggota DPR

Undang-Undang No 27 Tahun 2009, khususnya Bab III tentang

DPR RI Pasal 69, menyatakan bahwa DPR RI mempunyai fungsi:

Page 15: makalah kasus kwn

a. legislasi, b. anggaran, dan c. pengawasan. Ketiga fungsi dijalankan dalam

kerangka representasi rakyat. Pelaksanaan fungsi DPR RI terhadap kerangka

representasi rakyat dilakukan, antara lain, melalui ruang partisipasi publik,

transparansi fungsi, dan pertanggungjawaban kerja DPR RI kepada rakyat.

Ada keinginan untuk tidak melibatkan rakyat biasa dalam pembahasan soal

gedung baru yang mengalokasikan anggaran luar biasa besar

Hal yang selayaknya untuk dipertimbangkan agar kita jangan

dianggap hanya merujuk pada kemauan atau kepentingan suatu kelompok,

karena kita bukan negara otoriter. Bila DPR RI merepresentasikan

kepentingan rakyat, kesejahteraan rakyatlah yang hendaknya diprioritaskan.

Kenyataan sekarang, setiap anggota DPR RI memiliki peran

ganda: sebagai wakil rakyat dan langsung sebagai wakil partainya. Namun

hal yang paling utama adalah yang terakhir, dia harus pintar menjadi

perantara antara kelompoknya dan kelompok-kelompok partai lain di DPR

RI. Dia harus cukup terampil dalam bernegosiasi dan berkompromi untuk

mencapai hasil jangka panjang yang terbaik bagi semuanya: demi

kepentingan masyarakat dan negara, partainya maupun partai-partai lain.

Dia diharapkan mampu memperjuangkan apa yang diyakininya; dalam

waktu bersamaan harus mampu meyakinkan kelompoknya maupun yang

lain-lain agar bersedia menyepakatinya.

Tentu tidak segenap anggota DPR RI mampu melaksanakan

fungsinya sesuai tuntutan. Hal utama yang layak digaris bawahi bahwasanya

legislator tidak akan punya arti apa – apa jika tidak pernah menyampaikan

gagasan dan idenya demi kepentingan publik maupun untuk menyelesaikan

berbagai persoalan bangsa. Mereka lebih baik jangan menjadi legislator,

bila tidak memberikan pencerahan kepada rakyat yang mereka wakili

dengan bertanggung jawab terhadap sumpah jabatan, diri, bangsa dan

Negara.

Page 16: makalah kasus kwn

3.5 Hak Rakyat yang Terabaikan

Moral kapitalisme telah merasuk ke dalam semua elemen

bahkan wakil rakyat sekalipun. Moral kapitalisme wakil rakyat tersebut

terlihat dalam rencana pembangunan Gedung DPR yang akan

menghabiskan banyak biaya dan mengabaikan kesejahteraan rakyat.

Pembangunan Gedung DPR tersebut tentunya sangat bertentangan dengan

tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia. Tujuan nasional bangsa

Indonesia seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945, adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Di tengah-tengah kemiskinan, pengangguran dan kelaparan yang

masih dirasakan oleh sebagian besar warga Negara Indonesia pada saat

sekarang ini, rencana pembangunan gedung baru tersebut dirasa tidak tepat

karena melihat kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan kesejahteraan

rakyat telah diabaikan. Jika dihubungkan kembali kepada tujuan

pembangunan nasional Indonesia, maka hal tersebut akan sangat

bertentangan dengan asas kerakyatan. Biaya pembangunan gedung DPR

yang diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar 1 triliun lebih tentu saja

menggunakan uang rakyat, jika biaya yang sebesar itu disalurkan untuk

kesejahteraan rakyat maka tentunya bisa mengurangi kemiskinan, kelaparan

dan pengangguran yang masih banyak menjadi masalah rakyat Indonesia

saat ini. Jika di dalam kenyataannya,wakil rakyat lebih memilih untuk

membangun gedung DPR demi kenyamanan mereka sendiri, maka jelas

inilah potret moral kapitalisme wakil rakyat.

3.6 Gedung Baru DPR atau 32.000 Sekolah Baru

Rencana DPR membangun gedung baru terus mendapat

penolakan. Koalisi LSM mempertanyakan kengototan DPR membangun

gedung baru. Jumlah gedung sekolah dasar hingga menengah atas seluruh

Page 17: makalah kasus kwn

Indonesia yang mengalami kerusakan diperkirakan mencapai 170 ribu

sekolah. Apabila anggaran gedung baru DPR senilai Rp 1,138 triliun

digunakan untuk membangun sekolah maka dapat dibangun 32 ribu gedung

sekolah baru (Alfon Kurnia Palma).

Hal ini disampaikan Alfon usai mengirim somasi ke Sekjen

DPR menyangkut pembangunan gedung baru DPR. Alfon mengatakan,

anggaran pembangunan gedung baru DPR masih dibutuhkan rakyat.

Anggaran untuk membangun 36 lantai gedung baru DPR dapat digunakan

untuk menjamin kesejahteraan rakyat Indonesia. Dana itu dapat digunakan

untuk membiayai jaminan kesehatan masyarakat sebanyak 22 juta penduduk

Indonesia. Dapat untuk pengadaan sawah baru seluas 20 hektar dan

membangun 11.600 rumah sederhana.

Karena itu, penolakan gedung baru DPR akan digelar di

beberapa wilayah di Indonesia. Warga kota Padang, Medan, Aceh,

Palembang, Semarang, Yogyakarta, Bali, Makassar, Manado dan lainnya

akan memprotes pembangunan gedung baru DPR. Menolak gedung baru

dewan penderitaan rakyat, koalisi LSM mempersiapkan gugatan di 15

daerah. Kami mendesak DPR membatalkan rencana pembangunan gedung

baru DPR dan mengembalikan anggaran ke negara. DPR meminta maaf

secara terbuka melalui sidang paripurna DPR atas rencana pembangunan

gedung baru DPR (Alfon Kurnia Palma).

Page 18: makalah kasus kwn

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Rencana pembangunan gedung DPR yang baru telah

menimbulkan kontroversi belakangan ini. Ada pro kontra yang tidak bisa

dihindari dan wajar terjadi di negara yang demokratis ini. Rakyat sudah

semakin pintar dan mengerti akan posisinya sebagai bagian integral dari

kesatuan republik ini. Senada dengan hal itu, kita juga harus mengakui

bahwa tidak sedikit wakil rakyat yang cerdas dan terdidik sehingga masih

ada ruang untuk memberi kepercayaan kepada yang terhormat para wakil

rakyat. Perbedaan pendapat yang marak ini tentunya harus diselesaikan

dengan jalur musyawarah yang menjadi ciri demokrasi di Indonesia

(deliberation democracy).

4.2 Saran

Rencana pembangunan gedung DPR tetap tidak tepat

pelaksanaannya disaat kondisi ekonomi rakyat yang sedang tidak baik,

pengangguran dimana-mana, dan kemiskinan yang sedang dialami rakyat.

Ada beberapa saran untuk para wakil rakyat, diantaranya :

1. Wakil rakyat di parlemen sebaiknya untuk memperbaiki/meningkatkan

kinerja dan pelayanannya kepada masyarakat;

2. Masih berkaitan dengan dana dan konversinya terhadap hal-hal lain yang

dianggap lebih urgen. Sekiranya perlu kebijaksanaan yang tinggi dalam

hal ini. Bila memang dana untuk kesejahteraan rakyat selalu ada setiap

tahun namun dampaknya masih minim, yang perlu dipertanyakan adalah

bagaimana pengelolaannya. Sementara dana untuk pembangunan gedung

ini hanya untuk satu tahun anggaran, mungkin bisa diprioritaskan untuk

tetap menjalankan pembangunan gedung yang baru.

Page 19: makalah kasus kwn

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Bidang Studi UPT. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung.

Universitas Padjadjaran.

http://nasional.kompas.com/read/2011/04/13/18375015/

Dua.Cacat.Pembangunan.Gedung.Baru.DPR

http://nasional.kompas.com/read/

2011/04/12/21004381/.Ngotot.Gedung.Baru.DPR.Hilang.Akal

http://berita.liputan6.com/politik/201103/326516/

pembangunan_gedung_dpr_baru_dinilai_kemahalan

http://amriawan.blogspot.com/2010/09/kontroversi-pembangunan-gedung-dpr-

baru.html

http://www.newoes.com/gedung-baru-dpr-gambar-foto-dan-kronologi-rencana-

pembangunan-gedung-dpr-ri

http://nasional.vivanews.com/news/read/213927-pembangunan-gedung-baru-dpr--

sby-digugat

http://www.detiknews.com/read/2011/04/08/102416/1611585/10/ada-

kejanggalan-pembangunan-gedung-baru-dpr-kpk-harus-bertindak

http://www.ti.or.id/index.php/press-release/2011/03/16/indikasi-korupsi-

pembangunan-gedung-baru-dpr

Page 20: makalah kasus kwn

KATA PENGANTAR

Teriring rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-

Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan

makalah mengenai Kasus Pembangunan Gedung Baru DPR guna melengkapi

tugas salah satu mata kuliah. Makalah ini membahas mengenai kajian terhadap

polemik mengenai perencanaan gedung DPR yang baru.

Dalam penyusunan hingga penyelesaian tugas ini, penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis ucapkan, khususnya

kepada Ibu Lilis selaku dosen untuk mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

dan rekan-rekan yang telah memberi dukungan dan motivasi.

Penulis berharap penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat besar

bagi pembacanya. Dan penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang

membangun sebagai koreksi untuk tugas mendatang.

Jatinangor, 8 Mei 2011

Penulis.

Page 21: makalah kasus kwn

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................... 1

1.3 Identifikasi Masalah .............................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bangsa dan Negara ............................................. 3

2.2 Penduduk dan Warga Negara ................................................ 4

2.3 Asas Kewarganegaraan ......................................................... 6

2.4 Problem Status Kewarganegaraan ........................................ 7

2.5 Hak dan Kewajiban Warga Negara serta Tugas dan

Tanggung Jawab Negara ....................................................... 8

2.5.1 Hak Warga Negara .................................................... 8

2.5.2 Kewajiban Warga Negara ......................................... 11

2.5.3 Tugas dan Tanggung Jawab Negara ......................... 11

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Rencana Pembangunan Gedung Baru DPR .......................... 13

3.2 Anggota DPR Kurang Bersikap Negarawan ......................... 13

3.3 Kewajiban Para Legislator DPR RI ...................................... 14

3.4 Fungsi yang Terabaikan oleh Anggota DPR ........................ 14

3.5 Hak Rakyat yang Terabaikan ................................................ 16

3.6 Gedung Baru atau 32.000 Sekolah Baru ............................... 16

Page 22: makalah kasus kwn

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ........................................................................... 18

4.2 Saran ..................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 19

Page 23: makalah kasus kwn

MAKALAH STUDI KASUS

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

MENGENAI

RENCANA PEMBANGUNAN GEDUNG BARU DPR

DISUSUN OLEH :

SELNY FEBRIDA 230110100099

TIARA DEA K. 230110100110

PATAR SIHOMBING 230110100104

FAJAR SIDIK 230110100109

CHRISTOPER 230110100111

FIDANAR A.P. 230110100106

ALIF PRAKOSO 230110100105

AHMAD FAUJI 230110100108

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011