LAporan Keluarga Binaan
-
Upload
putra-mahautama -
Category
Documents
-
view
117 -
download
16
description
Transcript of LAporan Keluarga Binaan
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN KELUARGA BINAAN
DIABETES MILITUS
OLEH
FRISTIWI ARYANINGSIH
H1A006051
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYAILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAMPUSKESMAS NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT
2013
KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAANData Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan
Tanggal 9-02-2013 diisi oleh Nama: Frstiwi Aryaningsih NIM : H1A 006051
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada
Pasien Keterangan
Nama Tn Mahnun
Umur / tgl. Lahir 58 tahun
Alamat Tanak Beak, Kecamatan
Narmada, Lombok Barat
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan -
Status perkawinan Menikah
Kedatangan yang ke 1
Telah diobati
sebelumnya
: Sudah diobati -
Alergi obat -
Sistem pembayaran : Jamkesmas
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang-oran-
perorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota
masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang harus
diupayakan, salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting
adalah penyelengggaraan pelayanan kesehatan
Secara umum dapat dibedakan dua macam pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan
personal ( personal health service ) atau sering disebut pula sebagai pelayanan kedokteran (
medical service) dan pelayanan kesehatan lingkungan ( environment health services). Sasaran
utama pelayanan kedokteran adalah personal dan keluarga sedangkan sasaran utama
pelayanan kesehatan masyarakat adalah kelompok/ masyarakat. Pelayanan yang sasaran
utamannya keluarga dengan nama pelayanan kesehatan keluarga (family practice)
Beberapa pengertian dokter keluarga adalah :
Dokter keluarga adalah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi
komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai
individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara
pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter
Indonesia, 1982)
1. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh
yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga dan
apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak
mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (
The American Board of family Practice, 1969)
2. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama
yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan,menilai kebutuhan
kesehatan total pasien dan penyelenggaraan pelayanan kedokteran perseorangan
dalam satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ketempat
pelayanan lain yang tersedia sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan,
mengembangkan tanggunga jawab untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan
berkesinambungan serta bertindak sebagai koordinator pelayanan kesehatan.,
menerima tanggung jawab untuk perawatan total pasien sebagai konsultasi sesuai
dengan keadaan lingkungan pasien yakni keluarga atau unit sosial sebanding serta
masyarakat (The American Academic of General practice)
3. Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada
pasiennyayang terkaid dengan keluarga, komunitas serta lingkungan dimana
pasien tersebut berada (Singapura colege of general Practioners)
Terdapat hubungan antara family medicine ( kedokteran keluarga) dan kedokteran
komunitas. Kedokteran keluarga merupakan cabang dari kedokteran komunitas karena
keluarga merupakan bagian unit terkecil dari sebuah masyarakat, apabila nilai-nilai yang
terdapat pada kedokteran keluarga tersebut terlaksana maka secara otomatis masyarakat
juga akan terbina
Kedokteran keluarga (family medicine) adalah disiplin ilmu yang menekankan
pentingnya pemberian pelayanan kesehatan yang personal, primer, komprehensif, dan
berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam hubungannnya dengan keluarga,
komunitas, dan terdapat beberapa nilai-nilai utama yang dianut dalam kedokteran
keluarga (National University of Singapore, 2004, Wikipedia, 2010):
1. Pelayanan berpusat pada pasien (patient-centered care) dan perhatian khsus kepada
hubungan dokter-pasien
2. Pendekatan holistik kepada pasien dan masalahnya. Masalah penyakit pasien tidak
hanya disebabkan oleh dimensi fisik tetapi juga sosial dan psikologi (model bio-pskio-
sosial penyakit) dari pasien, keluarga, dan komunitasnya. Memberikan perhtaian
kepada aspek sosial dan psikologi pasien sering kali efektif dalam memecahkan
masalah fisik pasien. Pendekatan holistik pada pasien sangat penting pada zaman
sekarang ketika teknologi tinggi kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien
dan fragmentasi pelayanan kesehatan.
3. Kedokteran pencegahan yaitu dokter keluarga lebih menitik beratkan kepada
pencegahan penyakit dan promatif kesehatan tanpa mengabaikan kurative dan
rehabilitatif. Pencegahan memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih
panjangdaripada kedokteran kuratif.
4. Dokter keluarga melayani orang dari segala usia, sehingga dokter keluarga disebut
sebagai “specialist in breadth”, berbeda dengan spesialis di rumah sakit yang
“specialist indepth”.
5. Dokter keluarga bersedia memberikan pelayanan tidak hanya di ruang konsultasi
klinik tetapi juga di rumah dan setting pelayanan lainnya.
II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn Mahnun. Tn M
merupakan kepala keluarnga dalam rumah yang dihuninya. Keluarga inti terdiri dari
Tn. M, Istri dan anak ke lima. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang
diperoleh pada saat kunjungan pertama:
Data Anggota Keluarga:
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Rohimah Istri Pasien
Umur 45 tahun
Alamat Tanak beak
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan IRT
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Muhajirin Anshari Anak ke 5 pasien
Umur 19 tahun
Alamat Tanak beak
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Swasta
Status Belum menikah
Kelurga Tn. M secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar
keluarga sebagai berikut:
Ikhtisar Keluarga Tn. Mahnun:
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
:meninggal
: anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien
: anggota keluarga yang diintervensi
: keluarga tinggal dalam satu rumah
2 3 4 51
III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan.
Aspek Pemeriksaan
Tn. M Istri (Ny.R)
Anak (Tn M)
BB 54 kg 60 kg 55 kg
TB/PB 170 cm 153 cm 160 cm
TD 130/80 120/80 120/70
N 76x/mnt 80x/mnt 80x/mnt
RR 16x/mnt 16x/mnt 18x/mnt
T 36,6 36,7 36,7
IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
Anamnesis
Keluhan Utama:
Cepat lapar dan haus walaupun sering makan dan minum, sering kencing
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku dalam 1 bulan terakhir pasien mengatakan sering makan dan minum.
Namun walaupun seperti itu os mudah sekali lapar dan haus. Pasien juga mengaku sering
kencing. Pasien mengaku berat badan pasien menurun walaupun pasien sering makan
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat panas (-),
muntah (-). sesak (-), kebiruan (-), kejang (-), trauma (-), riwayat badan kuning (-).
Riwayat penyakit keluarga
Terdapat anggota keluarga os yang mengalami penyakit DM yaitu adik pasien dan kakak
namun sekarang adik pasien tersebut telah meningggal yang menurut pasien meninggal
karena penyakit DM
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum & tanda-tanda vital :
Kesan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Fungsi vital:
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 76 x/mnt
RR : 14 x/menit
Tax : 36,90 C
Status gizi:
Berat Badan : 54 kg
Tinggi : 170 kg
Status Generalis
Kepala : kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-),
Mata : pupil : reflek cahaya +/+. isokor (+), myosis (-), midriasis (-)
sekret mata : -/-
Konjungtiva : anemis (-/-), edema palpebra: (-)
Telinga : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,serumen (-)
Hidung : kesan normal, bentuk dan fungsi normal, pernafasan cuping hidung
(-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thoraks
Inspeksi : kelainan bentuk (-), pergerakan dinding dada simetris, retraksi
dinding dada (-)
Auskultasi : Pulmo: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonkii(-/-)
Cor: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-),
Auskultasi :Peristaltik usus : + normal
Palpasi : Turgor : normal
Tonus : normal
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Perkusi : suara timpani
Anggota Gerak :
Kelainan bentuk : (-)
Edema : (-)
Akral hangat : + +
+ +
Uro-genital
Kelainan bawaan : (-)
Vertebrae :
Kelainan yang ada : (-)
Tanda-tanda fraktur : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
GDS : 326
Reduksi : 4
DIAGNOSIS KERJA
DM
TERAPI :
Glibenclamid
VBC
PROGNOSIS PASIEN
Dubia ad Bonam
KONSELING
Mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi. Yaitu mengurangi porsi makan
Mengurangi Makanan dan minuman yang mengandung gula Rutin berolah raga 3-5 x seminggu selama 30 menit Rutin melakukan kontrol terhadap gula darah di pelayanan kesehatan terdekat Mengkonsumsi obat-obatan anti diabetes secara teratur.
V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA
KELUARGA
V.1 Keadaan Lingkungan
Keluarga Tn. M tinggal di Tanak Beak Timur, Narmada. Tempat tinggalnya
tersebut merupakan tempat tinggal sendiri yang dibangun dan ditempati sejak tahun
1980. Luas rumah Tn.M kira-kira 100 m2, dimana panjangnya ±10 m dan lebarnya ±
10 m, dan menghadap ke timur. Rumah Tn.M berlantai semen, beratap genteng dan
sebagian menggunakan seng, dari kios, kamar tidur, dapur dan kamar mandi dan
tempat shalat. Dapur terletak di tengah, berdekatan dengan kamar mandi. Terdapat
beberapa kamar tidur yang kosong tidak dihuni karena masih dalam renovasi dan diisi
oleh perabot rumah yang lain. Hanya dua kamar tidur yang digunakan.
Rumah Tn.M tidak memiliki halaman. Depan rumah pasien langsung
menghadap ke jalan depan gang rumah pasien. Batas sebelah timur, selatan dan utara
rumahnya adalah rumah tetangga dengan jarak ± 2 m.
Perabotan rumah tangga tertata tidak rapi, hanya di bagian dapur penataannya
masih sedikit berantakan. Pencahayaan kurannag karena jumlah jendela hanya sedikit
dan jendela yang ada tidak pernah dibuka. Keluarga Tn. M membuang sampah di
kebun yang berjarak 30 meter dari rumah, dan sampah – sampah tersebut biasanya
dibakar.
Tn. M mengatakan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari, ia dan keluarga
menggunakan air PDAM. Air tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk
memasak dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Menurut Tn.M, air yang digunakan
untuk minum tersebut dimasak terlebih dahulu.
Denah Rumah Tn.M
Keterangan:
: Pintu
: Jendela
Dokumentasi Lingkungan Tempat Tinggal Tn. M
V.2. Sosial Ekonomi
Tn. M adalah seorang kepala keluarga sekaligus sebagai tulang punggung
keluarga. Tn. M sudah tidak bekerja lagi sejak menderita DM. Sebelumnya Tn. M
bekerja sebagai buruh bangunan namun sejak menderita DM Tn. M hanya diam di
rumah. Untuk mmenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga hanya mengandalkan hasil
berdagang yang dilakukan oleh anak Tn.M di rumah.penghasilan yang diperoleh dari
berdagang sekitar Rp. 500.000- Rp.600.000 per bulan.
V.3. Budaya
Budaya dan adat istiadat setempat masih mengikuti daerah-daerah di Lombok
pada umumnya. Biasanya kalau makan, nasinya lebih banyak dari pada lauknya,
belum menganggap makan kalau belum makan nas, dan terkadang kalau makan nasi,
lauknya dimakan berupa mie.
V. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
VI.1.Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan
kedua terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan dalam keluarga Tn.M tersebut beserta dengan kemungkinan
penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah Kesehatan
Keterangan
1. Tn. M Diabetes Melitus
Kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan berlemak tinggi dan dengan penyedap rasa serta makanan berpengawet.
Diet tidak teratur dan tidak seimbang
Riwayat DM dalam keluarga
Masalah
diketahui
saat
kunjungan
pasien ke
Puskesmas.
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah Kesehatan
Keterangan
2 Istri (Ny. R) - - Saat
kunjungan
rumah tidak
ada masalah
kesehatan
No Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah Kesehatan
Keterangan
3 Anak (Tn.M) - - Saat
kunjungan
rumah tidak
ada masalah
kesehatan
Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama
masalah kesehatan dialami oleh Tn. M, istri dan anak. Dengan demikian 1 orang dari
3 orang anggota keluarga masih memilki masalah kesehatan. Melalui wawancara,
dapat diketahui beberapa penyebab masalah yang dianggap menjadi kemungkinan
penyebab masalah dalam keluarga tersebut.
Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh Tn.M tersebut di atas terkait dengan determinan
kesehatan yang ada yaitu aspek biologis/genetik, aspek lingkungan, aspek
perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai
berikut:
Bapak (Tn.M) à Diabetes Melitus
Dari 4 determinan kesehatan, Ny.R memiliki masalah kesehatan yang
terkait utama pada perilaku atau gaya hidup, pada aspek biologis
(karena penyakit DM adalah penyakit metabolik yg berkaitan dengan
genetik) serta sedikit dari aspek pelayanan kesehatan.
Masalah kesehatan yang pertama kali diidentifikasi adalah berasal dari
Tn. M dalam hal ini yang merupakan kepala keluarga dalam keluarga inti dengan
keluhan sering kencing, cepat haus, cepat lapar namun BB terus menurun dan sering
kesemutan . Tn.M kemudian memeriksakan keluhannya di puskesmas Narmada
pada tanggal 9 februari 2013 dan didiagnosis sebagai DM. Pada kunjungan pertama
diperikaran rencana upaya intervensi terhadap masalah kesehatan Ny.R. Rencana
upaya interfensi tersebut antara lain seperti di bawah ini:
VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan
Anggota
Keluarga
Masalah Kesehatan
Anggota Keluarga
Rencana Upaya
Intervensi
Ket
Bapak (Tn.M) Diabetes Melitus Penyuluhan mengenai
penyakit DM, faktor resiko
dan komplikasinya.
Penyuluhan mengenai pola
diet pasien DM, pentingnya
aktivitas fisik, dan mengurangi
kebiasaan makan-makanan
dengan penyedap rasa atau
yang berpengawet terlalu
banyak.
Konsultasi dengan ahli gizi.
Pengawasan minum obat
secara teratur serta kontrol
teratur.
Pengukuran kadar gula darah
secara berkala.
VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn. M bila terdapat
anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan. Pengobatan yang dilakukan
adalah berobat ke Pustu atau ke perawat. Untuk penyakit yang lebih serius pasien dan
keluarga mencari pengobatan ke Puskesmas.
VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
VII.1. Kerangka Konsep Masalah Pasien
USIA
Usia 58 tahun termasuk usia dengan resiko penyakit degenerative dan metabolic. Selain itu kegagalan organ pancreas memproduksi
insulin karena faktor usia
BIOLOGIS/PERSONAL
PERILAKU
Kebiasaan mengkonsumsi makanan- makanan dengan penyedap rasa dan makanan instant (berpengawet) serta
berlemak terlalu banyak
PELAYANAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN
GENETIK
Faktor keturunan memiliki peran dalam penyakit
degenerative dan metabolik. pasien memiliki riwayat DM
Kebiasaan pola makan yang tidak teratur
DIABETES
MELITUSSosio Ekonomi
Pengetahuan Keluarga yang Kurang Mengenai
Penyakit Metabolik
Penyuluhan tentang penyakit metabolic jarang dilakukan
VII.2. Diagnostik Holistik
Aspek Personal
pasien mengatakan sering makan dan minum. Namun walaupun seperti itu os mudah sekali lapar dan haus. Pasien juga mengaku sering kencing. Pasien mengaku berat badan pasien menurun walaupun pasien sering makan. Keluhan yang dirasakan berlangsung sejak 1 bulan yang lalu. Saat ini pasien telah mengaku selalu kontrol ke Puskesmas karena ingin sembuh dari penyakitnya. Harapan pasien saat ini adalah ia sangat ingin sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi.
Aspek Klinik
Diabetes Melitus
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan wanita yang berumur 58 tahun dimana pada usia ini rentan terkena
penyakit degeneratif dan metabolik seperti Diabetes Melitus, di samping terdapat
riwayat penyakit yang sama dalam keluarga, yaitu adik dan kakak pasien. Selain itu
gaya hidup yang dijalani oleh pasien menjadi aspek resiko bagi penyakit yang
dialaminya saat ini.
Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit degeneratif dan metabolik seperti
Diabetes Melitus. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bahaya kebiasaan pola
makan yang tidak teratur dan sering mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap
rasa, berlemak serta berpengawet terlalu banyak,kurangnya latihan fisik serta anggapan
yang masih salah mengenai hidup sehat.
Derajat fungsional : 1 , 2 , 3, 4, 5
VII.3. Rencana Penatalaksanaan Pasien
No.
Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
1. Aspek personal Evaluasi:- Keluhan, harapan, dan
kekhawatiran pasienIntervensi:- Edukasi kepada pasien
mengenai penyakit Diabetes Melitus dan tatalaksananya, serta hal yang perlu diperhatikan menyangkut komplikasinya.
Pasien 1 minggu
- Kekhawatiran pasien mengenai kondisi pasien akan berkurang
2. Aspek klinik
Diabetes Melitus
Evaluasi:- Pemantauan perbaikan kondisi
klinis pasien, kepatuhan terhadap diet, keteraturan untuk melakukan aktivitas fisik,termasuk perbaikan gejala DM
- Kontrol pengobatan DM setiap habis obat
- Keteraturan meminum obat- Pemantauan kadar gula darah
pasien, pemeriksaan proteinurin.
- Pencegahan terhadap komplikasi yang terjadi.
Terapi:- Non Farmakologis:
1. Mempertahankan kadar glukosa darah yang mendekati normal
2. Menjaga tekanan darah <130/80 mmHg
3. Menjaga berat badan senormal mungkin
Pasien dan keluarga pasien
1 minggu
- Perbaikan gejala klinis
- Dilakukan kontrol kesehatan teratur setiap habis obat
- Pasien teratur dan selalu disiplin meminum obat
- Pasien mulai menjaga diet dan aktif melakukan aktivitas fisik
- Terjadinya Komplikasi dapat dicegah
4. Menjaga diet: Karbohidrat tidak
boleh lebih dari 55-65 % dari total kebutuhan energi sehari
Protein: jumlah kebutuhan protein sekitar 10-15 % dari total kalori perhari.
Lemak:lemak jenuh maksimal 10 % dari total kebutuhan kalori per hari
5. Latihan jasmani Frekuensi: olahraga
perminggu, 3-5 x perminggu
Intensitas: ringan dan sedang
Durasi: 30-60 menit Jenis: jalan, jogging
- Farmakologis : Oral Anti Diabetikum;
Golongan Sulfonilurea:
Glibenklamid 2,5 mg/hari 1x1
Vitamin B complex tablet: 2x1 perhari
Edukasi:- Menjelaskan tentang DM,
faktor resiko, serta tatalaksana pengobatannya termasuk pentingnya keteraturan berobat, serta menjaga gaya hidup sehat
- Pentingnya dilakukan kontrol gula darah dan proteinurin.
- Pentingnya terapi non farmakologis
Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
3. Aspek Resiko Internal
Genetika
Edukasi:- Mengenai keadaan kesehatan
pada usia tersebut- Gaya hidup memiliki peranan
penting terhadap terjadinya DM
Edukasi:Mengenai faktor resiko penyakit DM dari aspek keturunan/faktor genetic
Pasien
Pasien
1 minggu
1 minggu
- Pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia rentan terkena penyakit degeratif dan penyakit metabolik
- Persepsi pasien lebih tepat mengenai hidup sehat (tidak dari indikator gemuk atau kurusnya seseorang)
- Pasien mengerti bahwa penyakit DM juga merupakan penyakit keturunan. Kakak dan adik pasien juga menderita DM
No.
Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
4. Aspek psikososial
Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit metabolik seperti DM
Edukasi:- Mengenai penyakit DM,
termasuk bahaya dan komplikasinya
Pasien dan keluarga pasien
1 minggu
- pasien mengerti dan mampu memahami mengenai penyakit DM
Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya mengkonsumsi makan-makanan instant (berpengawet), yang menggunakan penyedap rasa dan yang berlemak terlalu banyak.
Edukasi:- Pentingnya mengusahakan
memasak makanan sehat sendiri tanpa penyedap rasa.
Pasien dan keluarga pasien
1 minggu
- Pasien dan keluarga pasien dapat mengurangi mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap rasa
Kecenderungan penyakit metabolik pada keluarga pasien.
Edukasi:- Mengenai kemungkinan
timbulnya diabetes melitus pada pasien dan keluarga pasien karena adanya faktor genetik.
- Pentingnya pengaturan gaya hidup sehat;mengurangi makanan berlemak, perbanyak konsumsi sayur dan buah, olahraga teratur.
- Anjuran untuk melakukan skrining tekanan darahgula darah secara teratur.
Keluarga pasien
1 minggu
- Keluarga pasien mengerti mengenai kemungkinan diturunkannya penyakit metabolik (DM).
- Perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat.
- Awasi munculnya gejala dan tanda DM secara dini pada anggota keluarga yang lain
VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien
Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya
Kedatangan pertama
(9 Februari 2013)
Evaluasi:
- Pada kedatangan pertama ini, dievaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien, keteraturan meminum obat OAD (Obat Anti Diabetik), dan mengenai pola makan pasien.
Hasil :- Pasien minum obat yang telah diberikan secara teratur, dan didapatkan perbaikan gejala klinis. Pola
makan pasien yang kurang baik yaitu lebih suka makan-makanan yang berpengawet dan mengandung banyak lemak teramati pada evaluasi pertama ini.
- Pembina menambahkan data-data yang belum lengkap.Intervensi:
- Pada kedatangan pertama, intervensi yang dilakukan adalah edukasi mengenai penyakit DM (penyebab, faktor resiko, patofisiologi, pengobatan dan pentingnya pengobatan secara teratur dan disiplin serta pencegahannya) yang dilakukan terhadap pasien serta keluarga, serta anjuran untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara berkala.
- Menjelaskan bahwa penyakit DM adalah penyakit yang tidak lepas dari obat sehingga pasien harus selalu dan disiplin mengkonsumsi obat.
- Juga dilakukan edukasi untuk menjaga pola makan dan menerapkan hidup sehat.- Edukasi untuk memperbaiki pola makan pada pasien dan mengurangi makan-makanan berpengawet,
berlemak dan menggunakan penyedap rasa terlalu banyak. Menyarankan untuk lebih banyak makan sayur dan buah.
- Edukasi kepada pasien untuk menjaga agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari penyakitnya tersebut(misalnya dengan cara menyarankan agar terbiasa menggunakan sandal jepit agar tidak terjadi luka pada kaki)
TINDAK LANJUT I
(14Februari 2013)
Evaluasi:
- Evaluasi dari intervensi sebelumnya Hasil:- Pasien minum obat secara teratur dan mulai dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Pemahaman
pasien mengenai penyakit DM serta faktor resikonya sudah lebih baik, namun pasien masih belum memeriksakan kadar gula darahnya.
- Frekuensi mengkonsumsi makan-makanan berlemak sudah berkurang, namun masih mengalami kesulitan makan karena masih belum terbiasa dengan makanan tanpa penyedap rasa. Pasien mulai mengurangi penggunaan penyedap rasa dalam masakannya.
Intervensi:Edukasi:- Aspek personal: Edukasi kepada pasien mengenai penyakit DM dan tatalaksananya, serta hal yang
perlu diperhatikan menyangkut komplikasinya.- Aspek klinik:
o Menjelaskan tentang DM, faktor resiko, penyebab, serta tatalaksana pengobatannya
termasuk pentingnya keteraturan berobat dan pengobatan yang akan dilakukan serta rajin mengontrol kadar gula darah serta menjaga hidup sehat.
o Pentingnya gizi seimbang dan variasi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan
meningkatkan daya tahan tubuh, serta pentingnya mengurangi jumlah cemilan, makan-makanan berlemak serta yang menggunakan penyedap rasa agar berat badan tetap terjaga.
- Aspek risiko internal: o Edukasi mengenai keadaan pasien dengan penyakit DM tersebut memiliki faktor resiko
genetika dan usia dari pasien itu sendiri.- Menjelaskan pentingnya gizi seimbang, kegiatan aktivitas fisik, dan mengontrol makanan-makanan
yang berlemak dan dengan penyedap rasa. - Aspek sosial:
o Edukasi mengenai pengolahan dan penyusunan menu makanan untuk pasien dengan
DM(konsultasi dengan klinik gizi Puskesmas Narmada)o Edukasi mengenai adanya kecederungan genetik penyakit degeneratif dalam keluarga dan
anjuran untuk meningkatkan gaya hidup sehat (makanan, olahraga/aktivitas fisik), serta anjuran deteksi dini pada anggota keluarga lainnya dengan mempelajari gejala-gejala pada penyakit DM.
TINDAK LANJUT II
(21Februari 2013)
Evaluasi:
- Obat OAD diminum secara teratur oleh pasien- Pola makan pasien sudah agak membaik, frekuensi dan jumlah makannya mulai
disesuaikan dengan diet pasien DM.- Kebiasaan makan makanan berlemak serta penggunaan penyedap rasa oleh pasien sudah
mulai dikurangi.- Pasien sering melakukan olahraga teratur seperti jalan-jalan setiap selesai shalat subuh
Edukasi:
- Agar meneruskan keteraturan meminum obat dan kontrol rutin ke puskesmas.- Menyarankan agar pasien mengecek gula darahnya di puskesmas secara teratur.- Promosi pentingnya gaya hidup sehat berupa makan makanan seimbang, rendah lemak,
tinggi serat, kaya buah dan sayuran serta berolahraga secara teratur minimal 3x/minggu selama 30 menit.
TINDAK LANJUT III (28 Februari 2013)
Evaluasi:
- Obat OAD diminum secara teratur oleh pasien, pasien rajin kontrol ke puskesmas- Pasien sudah mengecek kadar gula darahnya.- Pola makan pasien telah membaik, frekuensi dan jumlah makannya diatur sesuai dengan
diet pasien DM (konsultasi dengan klinik gizi Puskesmas Narmada).- Kebiasaan makan makanan berlemak serta penggunaan penyedap rasa oleh pasien sudah
dikurangi.- Pasien sudah mulai melakukan olahraga lebih sering (2x seminggu) dan melakukan
aktivitas fisik.
Edukasi:
- Agar meneruskan keteraturan meminum obat dan kontrol ke puskesmas- Menyarankan agar mengecek ulang gula darahnya di puskesmas secara teratur.- Promosi pentingnya gaya hidup sehat berupa makan makanan seimbang, rendah lemak,
tinggi serat, kaya buah dan sayuran.- Menyarankan agar mengurangi penggunaan penyedap rasa dalam masakannya.- Menyarankan untuk berolahraga secara teratur minimal 3x/minggu selama 30 menit.- Kebiasaan positif yang sudah dilakukan disarankan untuk terus dilakukan.- Meneruskan semua pola hidup sehat yang telah dianjurkan
VII.5. Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama
Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
- Aspek personal
pasien mengatakan sering makan dan minum. Namun walaupun seperti itu os mudah sekali lapar dan haus. Pasien juga mengaku sering kencing. Pasien mengaku berat badan pasien menurun walaupun pasien sering makan. Keluhan yang dirasakan berlangsung sejak 1 bulan yang lalu. Saat ini pasien telah mengaku selalu kontrol ke Puskesmas karena ingin sembuh dari penyakitnya. Harapan pasien saat ini adalah ia sangat ingin sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi.
- Aspek klinik Diabetes Melitus
- Aspek risiko internal Pasien merupakan Laki-laki yang berumur 58 tahun dimana pada usia ini rentan terkena penyakit metabolic seperti Diabetes Melitus, di samping terdapat riwayat penyakit yang sama dalam keluarga, yaitu adik dan kakak pasien yang menderita DM. Di samping itu gaya hidup yang dialami oleh pasien menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.
- Aspek psikososial keluarga
àKurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit degeneratif dan metabolic seperti Diabetes Melitus.
à Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bahaya kebiasaan pola makan yang tidak teratur dan sering
mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap rasa, berlemak serta berpengawet, serta anggapan yang
masih salah mengenai hidup sehat.
Kurangnya anggota keluarga yang bisa mengingatkan pasien untuk lebih bisa menaati pola hidup sehat
- Derajat fungsional : 1 , 2 , 3, 4, 5
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
- Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.- Keadaan social ekonomi yang cukup, membantu pasien untuk mampu menerapkan pola makan yang sesuai
untuk pasien DM, serta untuk menerapkan pola hidup yang sehat.- Keinginan yang kuat dari pasien untuk bisa sembuh dari penyakitnya.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:
- Kesulitan merubah pola makan pasien yang kurang baik karena telah menjadi suatu kebiasaan sejak dulu.- Pasien merupakan seorang kepala keluarga yang yang sejak menderita penyakit DM sudah tidak bisa bekerja
lagi, sehingga aktifitas fisik akan menjadi berkurang. - Pasien hanya tinggal dengan istri dan anaknya sehingga tidak banyak orang yang bisa membantu pasien untuk
menerapkan segala hal berkaitan dengan kesehatannya. Terlebih istri pasien lebih sering tinggal di rumah anaknya dari pagi hingga sore. Sehingga pasien hanya tinggal berdua di rumah pada saat pagi sampai sore hari.
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:
- Edukasi untuk selalu meminum OAD (Obat Anti Diabetes) secara teratur dan terkontrol samapai dengan mencapai kadar gula darah yang diharapkan/kadar gula darah yang terkontrol.
- Terus menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah pada laboratorium pemerikssaan di pusat pelayanan kesehatan masyarakat terdekat.
- Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan, menambah kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani hidup sehat agar anggota keluarga lainnya tidak memiliki kecenderungan penyakit ini (mencegah terjadinya penyakit DM dengan mengurangi faktor resiko yang ada)