Keluarga Binaan Yanti Edit

42
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN KELUARGA BINAAN DIARE DAN ISPA-PNEUMONIA BERULANG Disusun Oleh: Nurfathanah H1A 006 033 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM/PUSKESMAS KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT

description

cool

Transcript of Keluarga Binaan Yanti Edit

Page 1: Keluarga Binaan Yanti Edit

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK MADYA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN

DIARE DAN ISPA-PNEUMONIA BERULANG

Disusun Oleh:

Nurfathanah

H1A 006 033

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM/PUSKESMAS KEDIRI

KABUPATEN LOMBOK BARAT

2012

Page 2: Keluarga Binaan Yanti Edit

PENDAHULUAN

Keadaan sehat merupakan dambaan bagi setiap keluarga, dan upaya-upaya pelayanan

kesehatan yang dilakukan baik secara perorangan, keluarga ataupun kelompok masyarakat

adalah bertujuan untuk meningkatkan keadaan kesehatan. Sehat yang dimaksud adalah kadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomis (UU No. 23 tahun 1992).

Khusus untuk kesehatan keluarga, sasaran dari upaya-upaya pelayanan kesehatan yang

dilakukan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998). Keluarga mempunyai arti dan

kedudukan tersendiri dalam masalah kesehatan, antara lain adalah :

1. Masalah kesehatan keluarga akan menentukan masalah kesehatan masyarakat, karena

keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat.

2. Keluarga mempunyai peranan yang amat penting dalam mengembangkan, mencegah,

mengadaptasi dan atau memperbaiki masalah kesehatan yang ada dalam keluarga.

3. Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait dengan berbagai masalah anggota

keluarga lainnya.

4. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang terpenting.

5. Keluarga adalah wadah dan saluran yang dinilai paling efektif untuk melaksanakan berbagai

upaya dan atau menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

Cabang kedokteran komunitas yang memberikan perhatian khusus kepada kesehatan

keluarga sebagai sebuah unit adalah kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga (family

medicine) adalah disiplin ilmu yang menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan

yang personal, primer, komprehensif, dan berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam

hubungannnya dengan keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Disiplin kedokteran keluarga

juga dikenal dengan nama lain, misalnya “praktik umum” (gerenal practice) atau “kedokteran

pelayanan primer” (primary care medicine). Keluarga merupakan sebab dan akibat kesehatan dan

penyakit pada individu. Masalah kesehatan pasien sering kali disebabkan oleh masalah yang

terdapat pada keluarga. Sebaliknya, masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan masalah

kesehatan keluarga (National University of Singapore, 2004).

1

Page 3: Keluarga Binaan Yanti Edit

Sistem dokter keluarga merupakan antisipasi perkiraan bergesernya status puskesmas

menjadi sarana umum. Tugas puskesmas akan mengatur sanitasi dan lingkungan atau yang

bersifat Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), sedangkan dokter keluarga menjadi private good,

dokter akan menjadi bagian dari keluarga. Diharapkan dokter keluarga sebagai “ujung tombak”

dalam pelayanan kedokteran tingkat pertama dapat berkolaborasi dengan pelayanan kedokteran

tingkat kedua dan yang bersinergi dengan sistem lain (Asmah, 2008).

Terdapat beberapa nilai-nilai utama yang dianut dalam kedokteran keluarga (National

University of Singapore, 2004):

1. Pelayanan berpusat pada pasien (patient-centered care) dan perhatian khusus kepada

hubungan dokter - pasien.

2. Pendekatan holistik kepada pasien dan masalahnya; masalah penyakit pasien tidak hanya

disebabkan oleh dimensi fisik tetapi juga sosial dan psikologi (model bio-pskio-sosial

penyakit) dari pasien, keluarga, dan komunitasnya. Memberikan perhatian kepada aspek

sosial dan psikologi pasien sering kali efektif dalam memecahkan masalah fisik pasien.

Pendekatan holistik pada pasien sangat penting pada zaman sekarang ketika teknologi tinggi

kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan fragmentasi pelayanan kesehatan.

3. Kedokteran pencegahan; memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih panjang

daripada kedokteran kuratif.

4. Semua usia; dokter keluarga melayani orang dari segala usia, sehingga dokter keluarga

disebut sebagai “specialist in breadth”, berbeda dengan spesialis di rumah sakit yang

“specialist in depth”.

5. Dokter keluarga bersedia memberikan pelayanan tidak hanya di ruang konsultasi klinik tetapi

juga di rumah dan seting pelayanan lainnya.

Peranan keluarga sangat penting dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan setiap

anggota keluarga dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, sehingga diperlukan pembinaan

terhadap keluarga dengan berbagai masalah kesehatan yang dimilikinya, agar keluarga tersebut

memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan keluarganya untuk

hidup sehat, serta dapat memanfaatkan fasilitas pelayanaan kesehatan secara optimal.

2

Page 4: Keluarga Binaan Yanti Edit

I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan

Tanggal 25 Maret 2012 diisi oleh Nama: Nurfathanah. NIM : H1A 006 033

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Kediri

Pasien Keterangan

Nama By. Didi Riadi Anak Ny. Muslihan

Umur / tgl. Lahir 9 bulan / 12-6-2011

Alamat Banyumulek Barat RT 8,

Kecamatan Kediri, Lombok

Barat

Jenis kelamin Laki-laki

Agama Islam

Pendidikan -

Pekerjaan -

Status perkawinan Belum menikah

Alergi obat -

II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga By. Didi Riadi, yang

merupakan anak pertama dari Ayah (Tn. Kamaludin) dan Ibu (Ny.Muslihan). Keluarga

inti dari By. Didi Riadi terdiri atas ayah, ibu, serta keluarga tambahan terdiri atas kakek,

nenek dan saudara perempuan dari Ny.Muslihan. Kepala keluarga dalam keluarga ini

adalah kakek pasien yaitu AQ.Sainah sebagai pemegang keputusan serta yang

bertanggung jawab terhadap keluarga ini. By. Didi Riadi tinggal dalam satu rumah di

wilayah Banyumulek Barat RT 8, Kecamatan Kediri, Lombok Barat sejak tahun 2000.

Jadi dalam keluarga binaan ini terdapat tiga orang anggota keluarga inti dan tiga orang

keluarga tambahan.

Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan

pertama (28 Maret 2012):

1

Page 5: Keluarga Binaan Yanti Edit

Data Anggota Keluarga:

Anggota Keluarga KeteranganNama Tn. Kamaludin Ayah By. Didi Riadi

Umur 27 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SMAPekerjaan BuruhStatus Menikah

Anggota Keluarga KeteranganNama Ny. Muslihan Ibu By. Didi Riadi

Umur 22 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SMA sederajatPekerjaan IRTStatus Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

Nama AQ. Sainah Ayah Ny. Muslihan

Umur 72 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SMPPekerjaan Penjual gerabahStatus Menikah

Anggota Keluarga KeteranganNama IQ. Sedah Ibu dari Ny. Muslihan

Umur 70 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SDPekerjaan IRTStatus Menikah

Anggota Keluarga KeteranganNama Nn. Murni Kakak dari Ny. Muslihan Umur 25 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SMPPekerjaan -Status Belum Menikah

2

Page 6: Keluarga Binaan Yanti Edit

Kelurga Tn. Kamaludin secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga /

ikhtisar keluarga sebagai berikut:

Ikhtisar Keluarga By. Didi:

Keterangan:

: anggota keluarga yang diperiksa

: keluarga inti

: keluarga tambahan

: laki-laki

: perempuan

: pasien

3

Anak I Anak III AnakIV

Tn.Sainah (kakek pasien) (72 thn)

Ny. Sedah (nenek pasien) (70 thn)

Ayah Tn. Kamaludin

(27 thn)

Anak II: Nn. Murni

(25 thn)

Anak V Ny. Muslihan

(22 thn)

By. Didi Riadi (9 bulan)

Page 7: Keluarga Binaan Yanti Edit

III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan.

Aspek

Pemeriksaan

Ayah

(Tn. K)

Ibu

(Ny. M)

Kakek

(Aq. S)

Nenek

(Iq. S)

Bibik

(Nn. M)By. Didi

TD (mmHg) 120/80 100/70 160/90 110/70 110/70 -

N 80x/mnt 72x/mnt 92x/mnt 88x/mnt 80x/mnt 138x/mnt

RR 16x/mnt 16x/mnt 20x/mnt 18x/mnt 18x/mnt 36x/mnt

T 36,8ºC 36,7ºC 36,9ºC 36,8ºC 36,8ºC 37,5ºC

IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

ANAMNESIS

(alloanamnesis dengan ibu pasien tanggal 25-27 Maret 2012 di puskesmas kediri)

Keluhan Utama:

Mencret sejak 3 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien umur 9 bulan dikeluhkan mencret sejak 3 hari yang lalu. Frekuensi BAB 5-6 kali

perhari berupa kotoran seperti bubur, lendir (-) dan darah (-). Muntah (+) sejak 2 hari

yang lalu sebanyak 2 kali. Pasien juga datang dengan keluhan batuk dan pilek sejak 7 hari

yang lalu, sesak disangkal. Demam (+) sejak 5 hari yang lalu. BAK (+) 4-6x/hari. Ibu

pasien pernah membawa pasien berobat pada dokter praktek swasta untuk batuk-pilek-

demam, namun keluhan tidak membaik. Sedangkan untuk mencretnya belum pernah

dilakukan pengobatan sebelumnya.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien sering mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat mencret (+) sebanyak 6 kali,

batuk-pilek 5 kali dan riwayat sesak napas 3 kali (pernah dirawat inap di PKM Kediri).

Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan

Tidak ditemukan adanya anggota keluarga yang mengalami keluhan yang serupa dengan

pasien. Tetangga pasien (balita disekitar rumah pasien) pernah mengalami keluhan serupa

dengan pasien, namun jarang terjadi.

4

Page 8: Keluarga Binaan Yanti Edit

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Ibu pasien mengandung selama 9 bulan, ini merupakan kehamilan pertama. Selama hamil

ibu melakukan ANC sebanyak 5 kali di Posyandu. Riwayat trauma (-), riwayat

perdarahan (-), riwayat sakit dan minum obat-obatan tertentu (-). Ibu melahirkan secara

normal di Polindes, dengan berat lahir 2.100 gr. Ibu pasien tidak mempunyai keluhan

setelah melahirkan.

Riwayat Nutrisi

Selama kehamilan ibu makan sebanyak 2-3x perhari. Pantangan makanan selama hamil

tidak ada. Ibu pasien memberikan ASI selama 4 bulan kepada pasien, saat ini pasien telah

diberikan makanan tambahan berupa susu formula dan bubur. Susu formula diberikan

dengan menggunakan dot, dot dicuci bersamaan dengan peralatan makan yang lainnya

dengan menggunakan air dari sumur. Semua anggota keluarga menggunakan air dari

sumur tersebut tanpa dimasak terlebih dahulu.

Pasien kadang-kadang bermain sendiri di lantai tanpa pengawasan orang tua pasien

terutama saat orang tua ibu pasien sedang melakukan pekerjaan rumah. Pasien sering

memegang apa yang ada di dekatnya. Pasien juga sering memasukkan tangan ke

mulutnya.

Riwayat Imunisasi

Pasien telah mendapat imunisasi sesuai jadwal di posyandu, saat ini ibu pasien menunggu

jadwal imunisasi selanjutnya (campak).

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum & tanda-tanda vital :

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Fungsi vital:

Nadi : 120 x/mnt

Respirasi : 56 x/menit

Suhu : 38,30 C

Status gizi:

Berat Badan : 7000 gr

5

Page 9: Keluarga Binaan Yanti Edit

Status Generalis

Kepala :bentuk dan ukuran normal, deformitas (-), ubun-ubun besar cekung (-).

Rambut :warna hitam, tidak mudah tercabut.

Mata :anemis (-/-),ikterus (-/-), edema palpebra (-), mata cowong (-/-).

THT :kesan normal, bentuk dan fungsi normal, serumen (-), pernafasan cuping

hidung (-), pembesaran KGB (-).

Thoraks

Inspeksi :kelainan bentuk (-), pergerakan simetris (+/+), retraksi dinding dada (-)

Auskultasi :Pulmo: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi(+/+)

Cor: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-).

Auskultasi : Peristaltik usus : (+) 16 kali/menit

Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), turgor kembali lambat (+)

Hepar, lien, dan ginjal : tidak teraba

Perkusi : Suara timpani

Ekstremitas :

Tungkai Atas Tungkai bawah

Kanan Kiri Kanan Kiri

Akral hangat + + + +

Edema - - - -

DIAGNOSIS KERJA

Diare akut dengan dehidrasi ringan/sedang

ISPA dengan Pneumonia

PENATALAKSANAAN

Terapi rawat inap:

Oralit 525 cc untuk 3 jam pertama gagal (pasien muntah)

IVFD RL 98 tetes mikro per menit selama 5 jam, maintenance: 20 tetes mikro per

menit

6

Page 10: Keluarga Binaan Yanti Edit

Injeksi Ampicillin 4 x 200mg

Injeksi Gentamisin 2 x 20mg

Ambroxol sirup 2 x 1/2cth

Parasetamol sirup 3 x 2/3cth

Tablet Zinc 1 X 20 mg (selama 10 hari)

PROGNOSIS PASIEN

Dubia ad Bonam

KONSELING

Konseling yang diberikan pada keluarga terutama pengasuh (ibu) pasien :

1. Memberikam ASI setiap bayi ingin menyusui atau setiap 2 jam sekali

2. Menjaga bayi tetap hangat

3. Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat

4. Menjaga kebersihan lingkungan

5. Mengganti pakaian bayi bila pakaian tersebut basah

6. Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan.

V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN

BUDAYA KELUARGA

1. Keadaan Lingkungan

Keluarga By.D tinggal di Desa Banyumulek barat RT 8, Kecamatan Kediri,

Lombok Barat. Tempat tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal bersama kakek dan

nenek dari pihak ibu yang ditempati sejak tahun 2000. Luas rumah By.D kira-kira 30 m2,

dimana panjangnya 6 m dan lebarnya 5 m, dan menghadap ke selatan. Rumah By.D

berlantai keramik, beratap genteng dan terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, dan 1

teras yang merangkap menjadi dapur dapur. Kamar mandi dan jamban umum terletak ± 5

meter dibelakang rumah pasien.

Jarak rumah pasien dengan rumah tetangga sebelah timur ± 0,5 meter, sebelah

barat ± 1 meter, dan sebelah utara ± 0,5 meter. Rumah pasien tidak memiliki halaman,

dimana bagian depan rumah langsung berhadapan dengan jalan umum.

7

Page 11: Keluarga Binaan Yanti Edit

Rumah tersebut memiliki 1 buah jendela di ruang tamu, 1 buah jendela di kamar

tidur I, dan 1 ventilasi kecil di kamar tidur II, namun semua jendela ini jarang dibuka,

sehingga kondisi di dalam rumah agak lembab. Kondisi di dalam rumah By.D agak gelap

pada siang hari karena sinar matahari lebih banyak terhalang oleh bangunan rumah

tetangganya.

Keluarga By.D memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari menggunakan air yang

diambil dari sumur bor di belakang rumahnya. Air tersebut digunakan sebagai air minum,

air untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Air yang digunakan untuk minum

seluruh anggota keluarganya tidak dimasak terlebih dahulu.

Denah Rumah By.D:

Keterangan:

- - : Pintu : kamar mandi dan jamban umum

: Jendela : sumur

: Dapur : Kamar tidur

8

5 m

6 m

teras

Ruang tamu

U

Page 12: Keluarga Binaan Yanti Edit

Dokumentasi Lingkungan Tempat Tinggal By. D

Ruang tamu Kamar tidur pasien

Sumur dan kamar mandi umum Dapur di teras rumah

Jamban umum Septik tank

9

Page 13: Keluarga Binaan Yanti Edit

2. Sosial Ekonomi

By.D adalah anak keempat dari keluarga Tn.K dan Ny.M. Penghasilan dalam

keluarga By.D diperoleh dari ayah dan kakeknya, dimana ayah pasien bekerja sebagai

buruh dengan penghasilan rata-rata perbulan sekitar Rp. 600.000, dan kakek pasien

bekerja sebagai penjual gerabah denga penghasilan sekitar Rp. 50.000 perhari.

3. Budaya

Ibu pasien mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggal mereka masih

terdapat beberapa budaya yang dianut oleh masyarakat sekitar. Seperti by.D yang

perutnya dilingkari dengan benang oleh dukun agar tidak mudah sakit. Benang tersebut

terpasang sejak by.D berusia 2 bulan yang diganti jika lingkar perutnya bertambah.

Masyarakat disekitar tempat tinggal pasien masih menggunakan sumur sebagai

sumber air untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk kebutuhan minum yang tidak

dimasak terlebih dahulu.

VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

1. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama terhadap

keluarga binaan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga

By.D tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

No.Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Kemungkinan Penyebab

Masalah KesehatanKeterangan

1. Anak

(By.D)

Diare dan

ISPA-

Pneumonia

Kurangnya pengetahuan cara

merawat bayi yang benar oleh

pengasuh.

Hygiene botol susu dan

kebiasaan ibu jarang mencuci

tangan dengan menggunakan

sabun.

Kebiasaan mengkonsumsi air

minum yang tidak dimasak.

Masalah diketahui

saat kunjungan

pertama Pembina ke

rumah pasien

tanggal 28 Maret

2012

10

Page 14: Keluarga Binaan Yanti Edit

Lingkungan fisik rumah yang

tidak mendukung, ventilasi

kurang sehingga udara dalam

rumah lembab.

Pasien dibiarkan bermain

tanpa menggunakan baju.

Dapur terletak diteras rumah,

sehingga asap saat memasak

dapat masuk ke dalam rumah.

Kebiasaan ayah dan kakek

pasien merokok di dalam

rumah.

2. Ayah

(Tn.K)

Perokok aktif Kebiasaan merokok setiap

hari.

Minum kopi setiap hari.

Masalah diketahui

saat kunjungan

pertama pembina ke

rumah pasien.

3. Ibu (Ny.M) - - Saat kunjungan ke

rumah tidak ada

masalah kesehatan

4. Kakek

(Aq.S)

Perokok aktif

Hipertensi

Kebiasaan merokok setiap

hari.

Minum kopi setiap hari.

Masalah diketahui

saat kunjungan

pertama pembina ke

rumah pasien.

5. Nenek

(Iq.S)

- - Saat kunjungan ke

rumah tidak ada

masalah kesehatan

6. Bibik

(Nn.M)

- - Saat kunjungan ke

rumah tidak ada

masalah kesehatan

11

Page 15: Keluarga Binaan Yanti Edit

Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama, masalah

kesehatan dialami oleh By.D, ayah (Tn.K) dan kakek (Aq.S). Dengan demikian 3 orang

dari 6 orang anggota keluarga masih memilki masalah kesehatan.

Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan

yang dialami oleh semua anggota keluarga By.D tersebut di atas terkait dengan

determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis, aspek lingkungan, aspek

perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pasien (By.D) Diare dan ISPA-Pneumonia

Berdasarkan determinan kesehatan, By.D memiliki masalah kesehatan yang terutama

terkait pada biologis, aspek lingkungan dan aspek perilaku dari pengasuh, serta aspek

pelayanan kesehatan.

2. Ayah (Tn.K) Perokok aktif

Berdasarkan determinan kesehatan, Tn.K memiliki masalah kesehatan yang terutama

terkait pada aspek perilaku/gaya hidup.

3. Kakek (Aq.S) Perokok aktif dan Hipertensi

Berdasarkan determinan kesehatan, Aq.S memiliki masalah kesehatan yang terutama

terkait pada aspek perilaku/gaya hidup.

Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi masalah kesehatan

keluarga By.D yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 28 Maret

2012. Dari kunjungan rumah pertama tersebut mulai diperoleh masalah kesehatan

masing-masing anggota keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan

dilakukan.

12

Page 16: Keluarga Binaan Yanti Edit

2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

NoAnggota

Keluarga

Masalah

KesehatanRencana Upaya Intervensi Keterangan

1. Anak (By.D) Diare dan

ISPA -

Pneumonia

Penyuluhan tentang cara merawat bayi dengan baik dan benar kepada

pengasuh

Menyarankan untuk pemberian ASI setiap bayi ingin menyusu atau 2

jam sekali.

Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum

memberi ASI dan memegang bayi .

Menyarankan untuk tidak memandikan By.D dengan menggunakan

air dingin, serta tidak memandikan saat menjelang malam.

Menyarankan untuk segera mengganti setiap pakaian yang basah

dengan pakaian yang bersih dan kering.

Menyarankan untuk mengikuti posyandu sesuai dengan jadwalnya.

Penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi.

Penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam

rumah tangga kepada pengasuh dan keluarga

Menyarankan untuk minum air yang sudah dimasak

Menyarankan untuk membuka jendela rumah agar sinar matahari

masuk dan rumah jadi tidak lembab.

Menyarankan agar ayah dan kakek pasien tidak merokok di dalam

rumah.

13

Page 17: Keluarga Binaan Yanti Edit

2. Ayah (Tn.K) Perokok aktif Penyuluhan mengenai bahaya merokok, menyarankan untuk

mengurangi kebiasaan merokok.

Menyarankan mengganti rokok dengan permen sampai kebiasaan

merokok hilang.

3. Kakek (Aq.S) Perokok aktif

Hipertensi

Penyuluhan mengenai bahaya merokok, menyarankan untuk

mengurangi kebiasaan merokok.

Menyarankan mengganti rokok dengan permen sampai kebiasaan

merokok hilang.

Penyuluhan mengenai HT, faktor resiko serta komplikasinya.

Menyarankan untuk mengontrol tekanan darah secara rutin ke

puskesmas.

Menyarankan untuk mengurangi konsumsi kopi dan garam.

3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga By.D bila terdapat anggota keluarga yang sakit adalah membawa

ke dokter peraktek umum atau langsung ke PKM Kediri.

14

Page 18: Keluarga Binaan Yanti Edit

VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

1. Kerangka Konsep Masalah Pasien

15

DIARE &ISPA-

Pneumonia

BIOLOGIS/PERSONAL

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

LINGKUNGANPERILAKU

PELAYANANKESEHATAN

Diare dan ISPA rentan terjadi pada usia Balita.

Riwayat BBLR.

Sumber air untuk masak

dan minum dari sumur,

air yang diminum tidak

dimasak.

Jamban tidak sehat.

Polusi udara dalam

rumah.

Kurangnya ventilasi

udara dalam rumah

lembab.

Membiarkan sampah

menumpuk dibelakang

rumah.

Sosial Ekonomi menengah kebawah

Tidak memberikan

ASI ekslusif sampai

usia 6 bulan.

Kebiasaan tidak

mencuci tangan

dengan sabun sebelum

menyusui dan

memegang bayi.

Membiarkan bayi

bermain tanpa

menggunakan baju.

Mencuci botol susu

bersamaan dengan

peralatan makan yang

lain.

Kebiasaan ayah dan

kakek merokok di

dalam rumah.

Kurangnya pemberdayaan

masyarakat mengenai tatalaksana

diare dan ISPA di rumah tangga,

serta kurangnya pemahaman

pengasuh tentang Pneumonia.

Masih terbatasnya jumlah oksigen

konsentrator di puskesmas.

Page 19: Keluarga Binaan Yanti Edit

2. Diagnostik Holistik

Aspek Personal

Pasien dikeluhkan mencret 5-6 kali perhari sejak 3 hari yang lalu. Muntah sejak 2

hari yang lalu sebanyak 2 kali. Pasien juga datang dengan keluhan batuk dan pilek

sejak 7 hari yang lalu. Demam sejak 5 hari yang lalu. Ibu pasien pernah membawa

pasien berobat pada dokter umum untuk batuk pileknya, namun tidak membaik.

Sedangkan untuk mencretnya belum mendapat pengobatan sebelumnya. Pasien sudah

sering mengalami keluhan serupa. Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar

pasien dapat segera sembuh dan penyakit tidak berulang kembali.

Aspek Klinik

Diare dan ISPA-Pneumonia berulang.

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan bayi laki-laki yang berumur 9 bulan (faktor imunitas yang belum

sempurna) dengan riwayat BBLR, sehingga rentan terkena berbagai penyakit.

Aspek Psikososial keluarga

Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai cara merawat bayi yang

baik dan benar; minum air yang tidak dimasak; kebiasaan ayah dan kakek merokok

dalam rumah; lingkungan yang tidak sehat; dan sosioekonomi menengah ke bawah.

Derajat fungsional : 1

16

Page 20: Keluarga Binaan Yanti Edit

3. Rencana Penatalaksanaan Pasien

No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

1. Aspek

personal

Evaluasi:

- Keluhan, harapan, dan kekhawatiran

keluarga pasien

Intervensi:

- Edukasi keluarga mengenai cara

merawat bayi dengan benar

keluarga

pasien

- Keluarga dan pengasuh dapat

mengetahui cara merawat

bayi dengan benar.

- Kekhawatiran ibu pasien

mengenai kondisi pasien

akan berkurang

2. Aspek klinik

Diare dan

ISPA-

Pneumonia

Evaluasi:

- Pemantauan perbaikan kondisi klinis

pasien

- Keteraturan dalam pemberian asupan

cairan dari pengasuh kepada pasien

- Keteraturan dalam pemberian obat

untuk mengatasi batuk, pilek dan

demam.

- Keteraturan dalam pemberian zinc

- Pemantauan pola pengasuhan ibu

kepada pasien.

keluarga

pasien

- Perbaikan gejala klinis

- Pemberian ASI lebih sering

- Cara merawat bayi dan pola

pengasuhan yang benar

- Dilakukan kontrol kesehatan

teratur

- Pengasuh dan keluarga

teratur dan selalu disiplin

dalam pemberian obat

kepada bayi

- Komplikasi dapat dicegah

17

Page 21: Keluarga Binaan Yanti Edit

Terapi:

- Non Farmakologis:

pemberian ASI setiap bayi ingin

menyusu atau tiap 2 jam sekali

segera mengganti pakaian pasien

bila pakaian tersebut basah

- Farmakologis :

paracetamol syr 3x2/3 sendok takar

kotrimoksazole syr 2x1sendok takar

ambroxol syr 2x1/2 sendok takar

tablet zinc 1x1

Edukasi:

- Menjelaskan tentang Diare dan ISPA

serta tanda bahaya, cara mencegah

dan penatalaksanaannya

- Kontrol terhadap keadaan kesehatan

bayi dan berat badan bayi

- Pentingnya terapi non farmakologis

3. Aspek Resiko

Internal

Edukasi:

- Mengenai keadaan kesehatan pada

usia tersebut

- Pentingnya status Gizi bayi dalam

keluarga

pasien

- keluarga pasien mengerti

bahwa usia pasien

merupakan usia rentan

terkena penyakit.

18

Page 22: Keluarga Binaan Yanti Edit

pertumbuhan dan perkembangannya

- Pentingnya posyandu sebagai sarana

awal dalam menilai kesehatan

- Keluarga pasien mengerti

berat badan rendah dapat

meningkatkan resiko terkena

penyakit

4. Aspek psikososial

Kurangnya

pengetahuan

mengenai

diare dan

ISPA

Edukasi:

Mengenai pencegahan diare dan ISPA

keluarga

pasien

- Pengasuh dan keluarga

pasien mengerti dan mampu

memahami mengenai diare

dan ISPA serta tanda

bahayanya.

Kurangnya

pengetahuan

tentang cara

merawat bayi

dengan benar.

Edukasi:

Memberikan pengetahuan tentang

bagaimana cara merawat bayi dengan

benar

keluarga

pasien

- keluarga mengetahui cara

merawat bayi dengan benar

Tidak

menerapkan

PHBS dalam

rumah tangga

Edukasi:Memberikan pengetahuan tentang PHBS dalam rumah tangga

Keluarga

pasien

- keluarga mengetahui tentang PHBS dalam rumah tangga dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

19

Page 23: Keluarga Binaan Yanti Edit

Lembar Follow Up Keluarga Binaan

Tanggal

kunjunganBy. D Tn. K Aq. S

28 Maret 2012 S : mencret (+) dan batuk pilek (+)

O :

KU: sedang Kes : CM

VS : HR :120x/mnt

RR : 40x/mnt

Tx : 37,5

BB : 7000 gr

A : Diare + Pneumonia

P : melanjutka terapi

S : Perokok aktif

O :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 120/80 mmHg

N :80x/mnt

RR : 18x/mnt

Tx : 36,8

A :

P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :

kurangi merokok, jangan merokok di

dalam rumah.

S : Perokok aktif dan Hipertensi

O :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 160/90 mmHg

N :92x/mnt

RR : 20x/mnt

Tx : 36,5

A : Hipertensi

P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :

kurangi merokok, jangan merokok

di dalam rumah, kurangi konsumsi

kopi dan garam.

30 Maret 2012 S : mencret (-) dan batuk pilek (+)

O :

KU: sedang Kes : CM

VS : HR :120x/mnt

S : Perokok aktif

O :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 120/80 mmHg

S : Perokok aktif dan Hipertensi

O :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 150/90 mmHg

20

Page 24: Keluarga Binaan Yanti Edit

RR : 36x/mnt

Tx : 37,3

BB : 7000 gr

A : ISPA-Pneumonia

P :melanjutak terapi

N :80x/mnt

RR : 18x/mnt

Tx : 36,8

A :

P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :

kurangi merokok

N :84x/mnt

RR : 20x/mnt

Tx : 36,5

A : Hipertensi

P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :

kurangi merokok

10 April 2012 S : tidak ada keluhan

O :

KU: sedang Kes : CM

VS : HR :120x/mnt

RR : 36x/mnt

Tx : 37,3

BB : 7000 gr

A :

P :

S : Perokok aktif

O :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 120/80 mmHg

N :80x/mnt

RR : 18x/mnt

Tx : 36,8

A :

P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :

kurangi merokok

S : Perokok aktif dan Hipertensi

O :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 140/80 mmHg

N :80x/mnt

RR : 20x/mnt

Tx : 36,5

A : Hipertensi

P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :

kurangi merokok

21

Page 25: Keluarga Binaan Yanti Edit

KESIMPULAN

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.

Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien.

Pasien merupakan anak pertama yang cukup mendapat perhatian dari seluruh anggota

keluarganya.

Pendidikan terakhir ibu SMA sehingga wawasan orang tua pasien juga memperbesar

keinginan keluarga untuk mendukung penyembuhan pasien.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:

Kebiasaan merokok ayah dan kakek pasien yang sulit dirubah.

Kondisi fisik rumah dan lingkungan yang tidak mendukung (kurangnya ventilasi

udara dalam rumah dan jarak antara jamban dengan sumber air < 10 meter)

Sosial ekonomi keluarga menengah kebawah.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:

Mengajak keluarga pasien untuk terus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Melanjutkan ASI sampai usia 2 tahun,

Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, terutama pelayanan kesehatan dari segi

promotif dan preventif seperti :

- Terus mengikuti posyandu untuk mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap

dan mengontrol kenaikan berat badan.

- Mengikuti kelas gizi, dan

- Mengikuti penyuluhan untuk mendapatkan informasi kesehatan.

22

Page 26: Keluarga Binaan Yanti Edit

DAFTAR PUSTAKA

Asmah. 2008. Dokter Keluarga. KMPK Universitas Gadjah Mada; Jogjakarta.

Depkes RI. 1998. Definisi Keluarga.

National University of Singapore. 2004. Family medicine posting. Family medicine primer 2004. Singapore: Department of Community, Occupation and Family Medicine. National University of Singapore.

UU No. 23 tahun 1992. Definisi Sehat.

23