Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

37
I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan Tanggal : 15 oktober 2012 diisi oleh Nama: Sri marlina ayu NIM : H1A 005046 Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada Pasien Keterangan Nama Ny. Ratnayu Istri Tn.T Umur / tgl. Lahir 56 tahun/31 Desember 1956 Alamat Dusun lembuak mekar indah, Narmada Jenis kelamin Perempuan Agama Islam Pendidikan SD Pekerjaan Pedagang Status perkawinan Menikah Kedatangan yang ke 1 Pasien datang sendiri Telah diobati Belum Diagnosis sebelumnya 1

Transcript of Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Page 1: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan

Tanggal : 15 oktober 2012 diisi oleh Nama: Sri marlina ayu NIM : H1A 005046

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada

Pasien Keterangan

Nama Ny. Ratnayu Istri Tn.T

Umur / tgl. Lahir 56 tahun/31 Desember 1956

Alamat Dusun lembuak mekar indah,

Narmada

Jenis kelamin Perempuan

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan Pedagang

Status perkawinan Menikah

Kedatangan yang ke 1 Pasien datang sendiri

Telah diobati sebelumnya Belum Diagnosis sebelumnya Diabetes Melitus

Alergi obat Tidak

Sistem pembayaran ASKES Suami pasien pensiunan pegawai negeri

1

Page 2: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn. T . Keluarga Tn.

T merupakan keluarga inti (nuclear family). Keluarga Tn. T terdiri atas suami dan istri

serta satu keluarga tambahan yakni cucunya. Tn. T merupakan kepala keluarga dalam

keluarga ini dan sebagai pemegang keputusan serta yang bertanggung jawab terhadap

keluarga ini. Tn. T tinggal dalam satu rumah di wilayah lembuak, narmada bersama

dengan istri dan cucunya. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh

pada saat kunjungan pertama:

Data Anggota Keluarga:

Anggota Keluarga Keterangan

Nama H. Teguh Wiriono Kepala Keluarga (Suami

Ny. Ratnayu)

Umur 60 tahun

Alamat Lembuak mekar indah, narmada

Agama Islam

Pendidikan SMA

Pekerjaan Pensiunan

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

Nama Huriatun Cucu

2

Page 3: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Umur 12 tahun

Alamat Lembuak mekar indah, narmada.

Agama Islam

Pendidikan -

Pekerjaan Tidak bekerja

Status -

Kelurga Tn. T secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar

keluarga sebagai berikut:

Ikhtisar Keluarga Tn. Taliah:

Keterangan:

: laki-laki

: perempuan

: pasien

3

Page 4: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

: anggota keluarga yang menderita DM.

: anggota keluarga yang diintervensi

III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan

Aspek Pemeriksaan

Ayah (Tn.T)

Ibu (Ny.R) Cucu

BB 60 kg 66,5 kg 45 kg

TB 168 cm 147cm 148 cm

TD 130/80 140/90 110/70

N 87x/mnt 90x/mnt 80x/mnt

RR 22x/mnt 18x/mnt 20x/mnt

IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Anamnesis

(dilakukan secara: autoanamnesis dengan pasien tanggal 15 oktober 2012 di Poli umum

Puskesmas Narmada)

Alasan kedatangan/keluhan utama

Pasien datang dengan keluhan utama kesemutan pada jari – jari kaki dan tangan. Pasien juga

merasakan panas pada kaki dan tangnnya. Keluhan dirasakan sejak ± 1,5 tahun yang lalu.

Pasien juga mengeluh selalu lemas. Pasien merasa terganggu untuk melakukan kegitan

sehari – harinya karena penyakitnya tersebut. Harapan pasien, ia dapat sembuh dari

penyakitnya tersebut dan beraktivitas seperti biasa

Keluhan lain /tambahan

4

Page 5: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu hatinya, keluhan dirasakan sejak 1 hari sebelum

meriksakan diri ke puskesmas. Sebelumnya pasien sering mengalami keluhan yang sama.

Riwayat perjalanan penyakit sekarang

Pasien mengeluh kesemutan pada jari – jari kaki dan tangan. Pasien juga merasakan panas

pada kaki dan tangnnya tersebut. Keluhan dirasakan sejak ± 1,5 tahun yang lalu. Pasien juga

mengeluh selalu lemas Pasien juga mengeluh banyak makan dan minum, namun berat badan

pasien tidak bertambah, sebaliknya dari berat yang 75 kg turun menjadi 66,5 kg. Pasien juga

mengeluhkan sering kencing dalam jumlah yang banyak, Pasien bahkan mengeluh sering

terbangun di malam hari untuk BAK. Hal tersebut menyebabkan pasien tidak pernah merasa

badannya segar dan selalu lemas serta sering merasa mengantuk.

Riwayat penyakit keluarga

Terdapat anggota keluarga lain yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien yakni

keponakannya (anak dari saudara laki – laki pasien) yang memilki usia yang hampir sama

dengan pasien. Ketika ditanyakan kemungkinan orang tua pasien juga menderita penyakit

yang sama, pasien mengatakan tidak mengetahuinya. Namun pasien mengatakan orang

tuanya pernah sangat gemuk kemudian mengalami penurunan berat badan yang sangat

drastis. Namun karena saat itu keluarga pasien tidak mengenal tentang pengobatan modern,

pasein tidak pernah mengetahui penyebab orang tuanya mengalami hal tersebut.

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit tekanan darah tinggi (-), asma (-), batuk lama (-), riwayat operasi (-),

riwayat dirawat di Rumah Sakit (-), sakit mag/gastritis (+)

b. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum & tanda-tanda vital :

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)

Tekanan Darah : 140/90 mmHg

5

Page 6: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Nadi : 90 x/mnt

RR : 18 x/menit

Tax : 36,90 C

Berat Badan : 66,5 kg

Status Generalis

Kepala :kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-)

Rambut : hitam lebat, merata diselingi uban

Mata :konjungtiva palpebrae :anemis (-/-), sclera ikterus (-/-), reflex pupil (+/+)

isokor, regular

Telinga : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,serumen (-)

Hidung : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,sekret (-)

Leher : pembesaran KGB (-)

Thoraks-Cardiovasculer

Paru:

Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-)

Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, fremitus raba dan fremitus vocal

simetris, nyeri tekan (-)

Perkusi : sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonkii(-/-)

Jantung

Inspeksi : iktus cordis tampak pada ICS 5 midclavicula line sinistra

Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula line sinistra

Perkusi :

6

Page 7: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Batas atas : ICS 2 midclavicula linea sinistra

Batas kanan : linea parasternal dextra

Batas bawah : ICS 4 midclavicula sinistra,

Batas kiri : ICS 5 midclavicula sinistra

Auskultasi : S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen-Pelvic-Inguinal

Inspeksi :distensi (-), kulit hiperemis (-)

Auskultasi : BU (+) normal

Palpasi :supel (+), defans muscular (-)

Perkusi :timpani (+)

Ekstremitas superior dan inferior:

Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, kulit kering, edema (-/-), sianosis (-/-)

V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN

BUDAYA KELUARGA

V.1 Keadaan Lingkungan

Keluarga Tn. T tinggal di lembuak mekar indah, Narmada. Tempat tinggalnya

tersebut merupakan tempat tinggal sendiri yang dibangun dan ditempati sejak tahun 1981.

Luas rumah Tn.T kira-kira 127,5 m2, dimana panjangnya ±15 m dan lebarnya ± 8,5 m,

dan menghadap ke timur. Rumah Tn.T berlantai keramik, beratap genteng, berflavon

bambu, dan terdiri dari teras, ruang tamu, ruang ekstra di depan dan memiliki lantai dua,

dengan kamar tidur di atasnya, ruang keluarga, lima kamar tidur, dapur dan kamar mandi.

Dapur terletak di belakang, berdekatan dengan kamar mandi dan halaman belakang

rumah. Terdapat beberapa kamar tidur yang kosong tidak dihuni dan diisi oleh perabot

rumah yang lain. Hanya dua kamar tidur yang digunakan. Kamar tidur yang di depan

rumah dan ruang ekstra disewakan. Dengan biaya sewa Rp. 3.500.000,00 / tahun.

7

Page 8: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Rumah Tn.T mempunyai halaman depan yang berukuran ± 4x4,5 m, yang di

tanami dengan bunga dan tanaman hias lainnya. Depan rumah pasien langsung

menghadap ke jalan depan gang rumah pasien. Batas sebelah selatan dan utara rumahnya

adalah rumah tetangga dengan jarak ± 2 m dan dipisahkan oleh tembok pagar rumah

pasien di antaranya. Di bagian belakang berbatasan dengan musola kampung dan terdapat

kebun yang ditanami dengan pohon buah – buahan.

Dinding rumah Tn. T bercat warna putih. Perabotan rumah tangga tertata dengan

rapi, hanya di bagian dapur penataannya masih sedikit berantakan. Pencahayaan bagus, di

setiap ruangan memiliki jendela dan pintu, pada malam hari lampu yang digunakan juga

terang. Di bagian depan dan halaman belakang terdapat lubang sampah yang terbuat

dengan menggali tanah yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Sampah –

sampah tersebut biasanya dibakar.

Tn. T mengatakan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari, ia dan keluarga

menggunakan air yang diambil dari sumur bor di belakang rumahnya.. Air tersebut

digunakan sebagai air minum, air untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Menurut Ny.R, air yang digunakan untuk minum tersebut dimasak terlebih dahulu. Jarak

sumur bor dengan jamban/WC di rumah Tn. T ini ± 5 m.

Ny.R selain sebagai ibu rumah tangga dia juga bekerja sebagai pedagang, beliau

menjual telur yang sudah dimasak, dengan penghasilan kira – kira Rp. 900.000/ bulan. Ny.R

rajin mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pengajian, arisan atau berkumpul

dengan ibu-ibu tetangga. Namun apabila ia sakit, ia jarang mengikuti pengajian. Di bawah ini

adalah denah secara skematis rumah keluarga Tn. T.

8

Page 9: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Denah Rumah Tn. T:

15 m

Keterangan:

a : teras

b : ruang tamu

c : ruang keluarga

d : ruang ekstra

e : kamar tidur I (berada diatas ruang ekstra/lantai dua)

f : kamar tidur II

g : kamar tidur III

h : kamar tidur IV

i : ruang makan

j : kamar tidur V

k : dapur + tempat meletakkan perabotan dapur

l : kamar mandi

9

8,5m

lj

i

d

f

g

h

b

a

c

e

k j

m j

Page 10: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

m : lanjutan dapur

: jendela

: pintu

: sumur bor

Dokumentasi Lingkungan Tempat Tinggal Tn. T:

Rumah Keluarga Tn. T Tampak Depan

10

Page 11: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Dapur

Jamban Keluarga + kamar mandi

11

Page 12: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

V.2. Sosial Ekonomi

Tn. T adalah kepala keluarga sekaligus sebagai tulang punggung keluarga. Tn. T

sudah tidak bekerja lagi, beliau adalah pensiunan pegawai negeri. Sekarang ini untuk

kebutuhan hidup sehari – hari Tn. T dan keluarga mengandalkan uang pensiunan yang

berjumlah Rp. 2.500.000,-/bulan. Selain dari uang pensiunan, keluarga ini juga mendapat

uang tambahan dari hasil jualan Ny. R di pasar, dengan rata – rata penghasilan perbulan

sebesar Rp. 900.000,-/bulan, serta dari uang menyewakan kamar depan sebesar Rp.

3.500.000,-/tahun.

V.3. Budaya

Budaya dan adat istiadat setempat masih mengikuti daerah-daerah di Lombok

pada umumnya. Biasanya kalau makan, nasinya lebih banyak dari pada lauknya, belum

makan kalau belum makan nasi, makan nasi lauknya mie dll.

12

Page 13: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

VI.1.Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama keluarga

binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam

keluarga Tn. T tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No. Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Kemungkinan Penyebab

Masalah Kesehatan

Keterangan

1. Tn. T - - Tidak

ditemukan

masalah

kesehatan

2. Ibu (Ny.Munirin)

Diabetes Melitus

Kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan berlemak tinggi dan dengan penyedap rasa serta makanan berpengawet.

Diet tidak teratur dan tidak seimbang

Jarang melakukan aktivitas fisik.

Riwayat DM dalam keluarga

Masalah

diketahui

saat

kunjungan

pasien ke

Puskesmas.

No. Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Kemungkinan Penyebab

Masalah Kesehatan

Keterangan

3 Cucu - - Saat

kunjungan

rumah tidak

ada masalah

kesehatan

13

Page 14: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama,

masalah kesehatan hanya dialami oleh Ny. R. Melalui wawancara, dapat diketahui

beberapa penyebab masalah yang dianggap menjadi kemungkinan penyebab masalah

tersebut.

Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah kesehatan yang

dialami oleh Ny. R tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan yang ada yaitu

aspek biologis/genetic, lingkungan, aspek perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan

kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut:

Ibu (Ny.M) à Diabetes Melitus

Dari 4 determinan kesehatan, Ny.R memiliki masalah kesehatan yang

terkait utama pada perilaku atau gaya hidup, pada aspek biologis (karena

penyakit DM adalah penyakit metabolik yg berkaitan dengan genetik)

serta sedikit dari aspek pelayanan kesehatan.

Masalah kesehatan yang teridentifikasi adalah berasal dari Ny.R. Ny.R dalam

hal ini yang merupakan istri Tn. T dalam keluarga inti datang ke puskesmas Narmada

pada tanggal 15 oktober 2012 untuk memeriksakan penyakit Diabetes Melitus yang

dideritanya sejak kurang lebih sejak ± 1,5 tahun. Pada kunjungan pertama diperikaran

rencana upaya intervensi terhadap masalah kesehatan Ny.R. Rencana upaya interfensi

tersebut antara lain seperti di bawah ini:

VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

Anggota

Keluarga

Masalah Kesehatan

Anggota Keluarga

Rencana Upaya

Intervensi

Ket

Ibu (Ny.M) Diabetes Melitus Penyuluhan mengenai

penyakit DM, faktor resiko

dan komplikasinya.

14

Page 15: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Penyuluhan mengenai pola

diet pasien DM, pentingnya

aktivitas fisik, dan mengurangi

kebiasaan makan-makanan

dengan penyedap rasa atau

yang berpengawet terlalu

banyak.

Konsultasi dengan ahli gizi.

Pengawasan minum obat

secara teratur serta kontrol

teratur.

Pengukuran kadar gula darah

secara berkala.

VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn. T bila terdapat anggota

keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan. Pengobatan yang dilakukan adalah

berobat ke puskesmas. Pasien dan keluarga juga menggunakan obat tradisonal berupa

ramuan – ramuan herbal. Biasanya pasien menggabungkan baik obat dari puskesmas dan

obat herbal tersebut. Untuk penyakit yang lebih serius pasien dan keluarga mencari

pengobatan ke rumah sakit.

15

Page 16: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

VII.1. Kerangka Konsep Masalah Pasien

16

USIA

Usia 56 tahun termasuk usia dengan resiko penyakit degenerative dan metabolic. Selain itu kegagalan organ pancreas memproduksi

insulin karena faktor usia

Anggapan masyarakat bahwa mengkonsumsi

makanan fast food akan memiliki status sosial

lebih tinggi (lebih bergengsi)

BIOLOGIS/PERSONAL

PERILAKU

Kebiasaan mengkonsumsi makanan- makanan dengan penyedap rasa dan makanan instant (berpengawet) serta

berlemak terlalu banyak

Anggapan Masyarakat yang Kurang Mengenai Hidup

Sehat (>> masyarakat mengangap gemuk itu sehat)

PELAYANAN

KESEHATAN

LINGKUNGAN

GENETIK

Faktor keturunan memiliki peran dalam penyakit

degenerative dan metabolik. pasien memiliki riwayat DM

Kebiasaan pola makan yang tidak teratur

DIABETES

MELITUSSosio Ekonomi

Pengetahuan Keluarga yang Kurang Mengenai

Penyakit Metabolik

Exercise/aktivitas fisik yang kurang

Penyuluhan tentang penyakit metabolic jarang

dilakukan

Page 17: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

VII.2. Diagnostik Holistik

Aspek Personal

Pasien datang dengan keluhan utama kaki dan tangannya merasa kesemutan dan terasa

panas serta merasa nyeri pada ulu hatinya.. Pasien mengeluhkan hal ini sejak ± 1,5 tahun

yang lalu, dan saat ini pasien telah mengaku selalu kontrol ke puskesmas karena ingin

sembuh dari penyakitnya. Harapan pasien saat ini adalah ia sangat ingin sembuh dan dapat

beraktivitas seperti biasa lagi..

Aspek Klinik

Diabetes Melitus

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan wanita yang berumur 56 tahun dimana pada usia ini rentan terkena

penyakit degeneratif dan metabolik seperti Diabetes Melitus, di samping terdapat riwayat

penyakit yang sama dalam keluarga, yaitu keponakannya, anak tertua dari saudara laki –

lakinya yang memilki usia yang sama dengan pasien juga menderita DM. Selain itu gaya

hidup yang dijalani oleh pasien menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat

ini.

Aspek Psikososial keluarga

Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit degeneratif dan metabolik seperti

Diabetes Melitus. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bahaya kebiasaan pola

makan yang tidak teratur dan sering mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap

rasa, berlemak serta berpengawet terlalu banyak,kurangnya latihan fisik serta anggapan

yang masih salah mengenai hidup sehat.

Derajat fungsional : 1 , 2 , 3, 4, 5

17

Page 18: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

VII.3. Rencana Penatalaksanaan Pasien

No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

1. Aspek personal Evaluasi:- Keluhan, harapan, dan

kekhawatiran pasienIntervensi:- Edukasi kepada ibu pasien

mengenai penyakit Diabetes Melitus dan tatalaksananya, serta hal yang perlu diperhatikan menyangkut komplikasinya.

Pasien 1 minggu - Kekhawatiran ibu pasien mengenai kondisi pasien akan berkurang

2. Aspek klinik

Diabetes Melitus

Evaluasi:- Pemantauan perbaikan

kondisi klinis pasien, kepatuhan terhadap diet, keteraturan untuk melakukan aktivitas fisik,termasuk perbaikan gejala DM

- Kontrol pengobatan DM setiap habis obat

- Keteraturan meminum obat- Pemantauan kadar gula darah

pasien, pemeriksaan proteinurin.- Pencegahan terhadap

komplikasi yang terjadi.

Terapi:- Non Farmakologis:

1. Mempertahankan kadar glukosa darah yang mendekati normal

2. Menjaga tekanan darah <130/80 mmHg

3. Menjaga berat badan senormal mungkin

Pasien dan keluarga pasien

1 minggu - Perbaikan gejala klinis

- Dilakukan kontrol kesehatan teratur setiap habis obat

- Pasien teratur dan selalu disiplin meminum obat

- Pasien mulai menjaga diet dan aktif melakukan aktivitas fisik

- Terjadinya Komplikasi dapat dicegah

18

Page 19: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

4. Menjaga diet: Karbohidrat tidak boleh

lebih dari 55-65 % dari total kebutuhan energi sehari

Protein: jumlah kebutuhan protein sekitar 10-15 % dari total kalori perhari.

Lemak:lemak jenuh maksimal 10 % dari total kebutuhan kalori per hari

5. Latihan jasmani Frekuensi: olahraga

perminggu, 3-5 x perminggu

Intensitas: ringan dan sedang

Durasi: 30-60 menit Jenis: jalan, jogging

- Farmakologis : Oral Anti Diabetikum;

Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid 2,5 mg/hari

1x1 Vitamin B complex

tablet: 2x1 perhari

Edukasi:- Menjelaskan tentang DM,

faktor resiko, serta tatalaksana pengobatannya termasuk pentingnya keteraturan berobat, serta menjaga gaya hidup sehat

- Pentingnya dilakukan kontrol gula darah dan proteinurin.

- Pentingnya terapi non farmakologis

19

Page 20: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

3. Aspek Resiko Internal

Genetika

Edukasi:- Mengenai keadaan kesehatan

pada usia tersebut- Mengenai resiko berat badan

pasien terdahulu yang melebihi berat normal (BB=75 kg).

- Gaya hidup memiliki peranan penting terhadap terjadinya DM

Edukasi:Mengenai faktor resiko penyakit DM dari aspek keturunan/faktor genetic

Pasien

Pasien

1 minggu

1 minggu

- Pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia rentan terkena penyakit degeratif dan penyakit metabolik

- Persepsi ibu pasien lebih tepat mengenai hidup sehat (tidak dari indikator gemuk atau kurusnya seseorang)

- Pasien mengerti bahwa penyakit DM juga merupakan penyakit keturunan. Orang tua pasien juga menderita DM.

20

Page 21: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

No. Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

4. Aspek psikososial

Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit metabolik seperti DM

Edukasi:- Mengenai penyakit DM,

termasuk bahaya dan komplikasinya

Pasien dan keluarga pasien

1 minggu - pasien mengerti dan mampu memahami mengenai penyakit DM

Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya mengkonsumsi makan-makanan instant (berpengawet), yang menggunakan penyedap rasa dan yang berlemak terlalu banyak.

Edukasi:- Pentingnya mengusahakan

memasak makanan sehat sendiri tanpa penyedap rasa.

Pasien dan keluarga pasien

1 minggu - Pasien dan keluarga pasien dapat mengurangi mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap rasa

Kecenderungan penyakit metabolik pada keluarga pasien.

Edukasi:- Mengenai kemungkinan

timbulnya diabetes melitus pada pasien dan keluarga pasien karena adanya faktor genetik.

- Pentingnya pengaturan gaya hidup sehat;mengurangi makanan berlemak, perbanyak konsumsi sayur dan buah, olahraga teratur.

- Anjuran untuk melakukan skrining tekanan darahgula darah secara teratur.

- Awasi munculnya gejala dan tanda DM secara dini pada anggota keluarga yang lain

Keluarga pasien

1 minggu - Ibu pasien mengerti mengenai kemungkinan diturunkannya penyakit metabolik (DM).

- Perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat.

21

Page 22: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

Kedatangan pertama

(16 oktober 2012)

Evaluasi:

- Pada kedatangan pertama ini, dievaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien, keteraturan meminum obat OAD (Obat Anti Diabetik), dan mengenai pola makan pasien.

Hasil :- Pasien minum obat yang telah diberikan secara teratur, dan didapatkan perbaikan gejala klinis.

Pola makan pasien yang kurang baik yaitu lebih suka makan-makanan yang berpengawet dan mengandung banyak lemak teramati pada evaluasi pertama ini.

- Pembina menambahkan data-data yang belum lengkap.Intervensi:

- Pada kedatangan pertama, intervensi yang dilakukan adalah edukasi mengenai penyakit DM (penyebab, faktor resiko, patofisiologi, pengobatan dan pentingnya pengobatan secara teratur dan disiplin serta pencegahannya) yang dilakukan terhadap pasien serta keluarga, serta anjuran untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara berkala.

- Menjelaskan bahwa penyakit DM adalah penyakit yang tidak lepas dari obat sehingga pasien harus selalu dan disiplin mengkonsumsi obat.

- Juga dilakukan edukasi untuk menjaga pola makan dan menerapkan hidup sehat.- Edukasi untuk memperbaiki pola makan pada pasien dan mengurangi makan-makanan

berpengawet, berlemak dan menggunakan penyedap rasa terlalu banyak. Menyarankan untuk lebih banyak makan sayur dan buah.

- Edukasi kepada pasien untuk menjaga agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari penyakitnya tersebut(misalnya dengan cara menyarankan agar terbiasa menggunakan sandal jepit agar tidak terjadi luka pada kaki)

TINDAK LANJUT I

(22 oktober 2012)

Evaluasi:

- Evaluasi dari intervensi sebelumnya Hasil:- Pasien minum obat secara teratur dan mulai dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Pemahaman

pasien mengenai penyakit DM serta faktor resikonya sudah lebih baik, namun pasien masih belum memeriksakan kadar gula darahnya.

- Frekuensi mengkonsumsi makan-makanan berlemak sudah berkurang, namun masih mengalami kesulitan makan karena masih belum terbiasa dengan makanan tanpa penyedap rasa. Pasien mulai mengurangi penggunaan penyedap rasa dalam masakannya.

Intervensi:Edukasi:- Aspek personal: Edukasi kepada pasien mengenai penyakit DM dan tatalaksananya, serta hal

yang perlu diperhatikan menyangkut komplikasinya.- Aspek klinik:

o Menjelaskan tentang DM, faktor resiko, penyebab, serta tatalaksana pengobatannya

termasuk pentingnya keteraturan berobat dan pengobatan yang akan dilakukan serta rajin mengontrol kadar gula darah serta menjaga hidup sehat.

22

Page 23: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

o Pentingnya gizi seimbang dan variasi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan

meningkatkan daya tahan tubuh, serta pentingnya mengurangi jumlah cemilan, makan-makanan berlemak serta yang menggunakan penyedap rasa agar berat badan tetap terjaga.

- Aspek risiko internal: o Edukasi mengenai keadaan pasien dengan penyakit DM tersebut memiliki faktor resiko

genetika dan usia dari pasien itu sendiri.- Menjelaskan pentingnya gizi seimbang, kegiatan aktivitas fisik, dan mengontrol makanan-

makanan yang berlemak dan dengan penyedap rasa. - Aspek sosial:

o Edukasi mengenai pengolahan dan penyusunan menu makanan untuk pasien dengan

DM(konsultasi dengan klinik gizi Puskesmas Narmada)o Edukasi mengenai adanya kecederungan genetik penyakit degeneratif dalam keluarga dan

anjuran untuk meningkatkan gaya hidup sehat (makanan, olahraga/aktivitas fisik), serta anjuran deteksi dini pada anggota keluarga lainnya dengan mempelajari gejala-gejala pada penyakit DM.

TINDAK LANJUT II

(29 oktober 2012)

Evaluasi:

- Obat OAD diminum secara teratur oleh pasien, namun pasien belum memeriksakan kadar gula darah pasien dengan alasan ada tetangganya yang meninggal sehingga pasien tidak sempat ke puskesmas.

- Pola makan pasien sudah agak membaik, frekuensi dan jumlah makannya mulai disesuaikan dengan diet pasien DM.

- Kebiasaan makan makanan berlemak serta penggunaan penyedap rasa oleh pasien sudah mulai dikurangi.

- Pasien belum melakukan olahraga teratur namun sudah mulai melakukan aktivitas fisik seperti biasa.

Edukasi:

- Agar meneruskan keteraturan meminum obat dan kontrol rutin ke puskesmas.- Menyarankan agar pasien mengecek gula darahnya di puskesmas secara teratur.- Promosi pentingnya gaya hidup sehat berupa makan makanan seimbang, rendah lemak,

tinggi serat, kaya buah dan sayuran serta berolahraga secara teratur minimal 3x/minggu selama 30 menit.

TINDAK LANJUT III (5 oktober 2012)

Evaluasi:

- Obat OAD diminum secara teratur oleh pasien, pasien rajin kontrol ke puskesmas- Pasien sudah mengecek kadar gula darahnya.- Pola makan pasien telah membaik, frekuensi dan jumlah makannya diatur sesuai

dengan diet pasien DM (konsultasi dengan klinik gizi Puskesmas Narmada).- Kebiasaan makan makanan berlemak serta penggunaan penyedap rasa oleh pasien

sudah dikurangi.- Pasien sudah mulai melakukan olahraga lebih sering (2x seminggu) dan melakukan

aktivitas fisik.

23

Page 24: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Edukasi:

- Agar meneruskan keteraturan meminum obat dan kontrol ke puskesmas- Menyarankan agar mengecek ulang gula darahnya di puskesmas secara teratur.- Promosi pentingnya gaya hidup sehat berupa makan makanan seimbang, rendah lemak,

tinggi serat, kaya buah dan sayuran.- Menyarankan agar mengurangi penggunaan penyedap rasa dalam masakannya.- Menyarankan untuk berolahraga secara teratur minimal 3x/minggu selama 30 menit.- Kebiasaan positif yang sudah dilakukan disarankan untuk terus dilakukan.- Meneruskan semua pola hidup sehat yang telah dianjurkan

VII.5. Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama

Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama

- Aspek personalPasien datang dengan keluhan utama kaki dan tangan terasa kesemutan dan panas. Pasien mengeluh hal ini sejak ± 1,5 tahun yang lalu, pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu hatinya. Saat ini pasien telah mengaku selalu kontrol ke Puskesmas karena ingin sembuh dari penyakitnya. Harapan pasien saat ini adalah ia sangat ingin sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi.

- Aspek klinik Diabetes Melitus

- Aspek risiko internal Pasien merupakan wanita yang berumur 56 tahun dimana pada usia ini rentan terkena penyakit metabolic seperti Diabetes Melitus, di samping terdapat riwayat penyakit yang sama dalam keluarga, yaitu keponakan pasien yang menderita DM. Di samping itu gaya hidup yang dialami oleh pasien menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.

- Aspek psikososial keluarga

àKurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit degeneratif dan metabolic seperti Diabetes Melitus.

à Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bahaya kebiasaan pola makan yang tidak teratur dan sering

mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap rasa, berlemak serta berpengawet,kurangnya latihan fisik

serta anggapan yang masih salah mengenai hidup sehat.

Kurangnya anggota keluarga yang bisa mengingatkan pasien untuk lebih bisa menaati pola hidup sehat

- Derajat fungsional : 1 , 2 , 3, 4, 5

24

Page 25: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

- Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.- Keadaan social ekonomi yang cukup, membantu pasien untuk mampu menerapkan pola makan yang sesuai

untuk pasien DM, serta untuk menerapkan pola hidup yang sehat.- Keinginan yang kuat dari pasien untuk bisa sembuh dari penyakitnya.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:

- Kesulitan merubah pola makan pasien yang kurang baik karena telah menjadi suatu kebiasaan sejak dulu.- Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang merangkap sebagai pedagang di pasar yang cenderung

kurang memiliki aktivitas fisik dan kurang memilki kesadaran untuk hidup sehat sehingga sulit untuk terbebas dari penyakit metabolik

- Pasien hanya tinggal dengan suami dan cucunya sehingga tidak banyak orang yang bisa membantu pasien untuk menerapkan segala hal berkaitan dengan kesehatannya.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:

- Edukasi untuk selalu meminum OAD (Obat Anti Diabetes) secara teratur dan terkontrol samapai dengan mencapai kadar gula darah yang diharapkan/kadar gula darah yang terkontrol.

- Terus menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah pada laboratorium pemerikssaan di pusat pelayanan kesehatan masyarakat terdekat.

- Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan, menambah kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani hidup sehat agar anggota keluarga lainnya tidak memiliki kecenderungan penyakit ini (mencegah terjadinya penyakit DM dengan mengurangi faktor resiko yang ada)

25

Page 26: Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN

DIABETES MELITUS (DM)

Oleh

SRI MARLINA AYU

H1A 005 046

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

PUSKESMAS NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

2012

26