Keluarga Binaan

49
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA PNEUMONIA OLEH DIAN NURHANI SAFITRI H1A008005 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 1

description

keluarga binaan Kediri lobar

Transcript of Keluarga Binaan

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA

PNEUMONIA

OLEH

DIAN NURHANI SAFITRI

H1A008005

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYAILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAMPUSKESMAS KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT

2015

1

BAGIAN 1

LAPORAN KASUS

KASUS DALAM KEDOKTERAN KELUARGA

Tanggal 02-02-2015 diisi oleh:

Nama Dokter Muda : Dian Nurhani Safitri

Nomor Induk Mahasiswa : H1A 008 005

Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Puskesmas Kediri

1. Identitas pasien

Pasien Keterangan

Nama An. MKTanggal Lahir/Umur 12-07-2014 (6,5 bulan) Alamat Dusun Ombe Dese, Ds.Ombe BaruJenis Kelamin Laki-lakiAgama IslamPendidikan Terakhir -Pekerjaan -Status Perkawinan -Kedatangan yang ke Pertama Ini merupakan

kedatangan pasien yang pertama ke puskesmas Kediri dan langsung dirawat

Diagnosis masuk Pneumonia sedang

Alergi Obat TidakSistem Pembayaran Jamkesmas

2. Heteroanamnesis

Keluhan Utama

Sesak Napas

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dibawa oleh ibunya ke IGD Puskesmas Kediri dengan keluhan sesak sejak 1 hari

yang lalu. Menurut keterangan ibunya anaknya mengalami sesak yang disertai dengan dada

pasien tertarik ke dalam saat bernapas dan hidung pasien yang kembang kempis, namun tidak

2

disertai dengan bunyi “ngik” ataupun “grok”. Selama mengalami sesak nafsu makan dan

minum ASI pasien berkurang serta tidur pasien terganggu. Sebelum sesak menurut

keterangan ibunya anaknya mengalami batuk dan pilek sejak 5 hari yang lalu. Ibu pasien

menjelaskan sebelum anaknya mengalami batuk pilek, kakak pasien yang keempat terlebih

dahulu mengalami hal serupa dan sering mencium adiknya, namun saat ini keluhan yang

dialami kakak pasien sudah sembuh. Selain itu pasien juga sering diajak menggoreng kopi

menggunakan tungku yang bahan bakarnya dari kayu. Ibu pasien juga mengeluhkan anaknya

mengalami demam sejak 2 hari yang lalu namun tidak pernah disertai kejang, demam pada

pasien biasanya turun apabila dikompres dengan air dingin. Riwayat muntah (-), BAK 5-6

x/hari dan BAB 1-2 x/hari warna kuning, konsistensi lunak.

Riwayat penyakit dahulu

Ibu pasien mengaku anaknya tidak pernah mengalami keluhan sesak sebelumnya.

Riwayat batuk pilek (+), demam (+), kejang (-), riwayat rawat inap (-).

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa disangkal. Riwayat keluarga

dengan batuk lama (-), asma (-), penyakit jantung (-).

Riwayat Pengobatan

Pasien sebelumnya pernah dibawa berobat ke bidan desa saat masih mengalami batuk

pilek, namun menurut keterangan ibunya batuk pilek yang dialami oleh anaknya tidak

kunjung berkurang.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Pasien adalah anak kelima dari lima bersaudara. Ibu pasien melahirkan sebanyak lima

kali. Usia ibu saat hamil pertama adalah 26 tahun. Anak pertama meninggal saat usia 2,5

bulan dan anak kedua meninggal saat usia 5 bulan. Usia ibu saat hamil anak ke-5 ini adalah

39 tahun dan ayah berusia 43 tahun. Anak yang pertama hingga kelima lahir spontan dan di

tolong oleh bidan di polindes. Pasien lahir cukup bulan, langsung menangis, berat lahir 3000

gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 32 cm. Riwayat kejang, biru, atau kuning setelah

lahir disangkal.

3

Selama mengandung pasien, ibu pasien mengaku tidak pernah sakit berat selama masa

kehamilannya dan rutin memeriksakan kehamilannya di puskesmas sebanyak > 4 kali. Nafsu

makan ibu selama hamil baik dan muntah-muntah yang berlebih (-). Riwayat minun obat-

obatan maupun jamu-jamuan selama hamil disangkal.

Riwayat Nutrisi

Pasien mendapat ASI sejak lahir hingga sekarang. Saat berusia 6 bulan, pasien sudah

mulai diberikan bubur susu yang diberikan 7-8 x/hari, buah pisang dan pepaya. Pasien tidak

pernah diberikan susu formula.

Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Pasien tinggal pada sebuah rumah yang berukuran 8 x 8 meter dimana terdapat dua buah

kamar berukuran 2,5 x 2,5 meter dan satu ruang keluarga serta satu ruang tamu. Kedua kamar

yang berukuran 2,5 x 2,5 meter masing-masing ditempati oleh kedua kakaknya dan satu kamar

lagi ditempati oleh pasien beserta kedua orang tuanya. Pada rumah pasien terdapat satu buah

dapur dan satu kamar mandi. Pada rumah pasien terdapat dua buah jendela yang berukuran 1,5

meter x 60 cm dan dua buah ventilasi yang masing-masing berukuran 60 x 30 cm. Sedangkan

pada setiap kamar terdapat masing-masing satu buah jendela yang berukuran 60 x 60 cm.

Menurut keterangan pasien jendela yang ada di rumahnya jarang dibuka. Rumah pasien

beratapkan genteng dan menggunakan plavon dengan lantai rumah beralaskan semen. Pada

kamar mandi terdapat satu bak kamar mandi berukuran 50 x 50 cm. Menurut keterangan pasien

air pada bak kamar mandi selalu dibersihkan satu minggu sekali. Untuk MCK, keluarga pasien

menggunakan kamar mandi di rumahnya. Adapun sumber air yang digunakan oleh pasien dan

keluarganya berasal dari air PDAM. Sedangkan untuk minum dan memasak keluarga pasien

menggunakan air pompa dikarenakan rasa air pompa lebih baik dibanding air PDAM. Untuk

memasak ibu pasien sehari-hari menggunakan kompor gas, namun kurang lebih jarak 5 meter

dari rumah pasien terdapat bibi pasien yang sering menggoreng kopi menggunakan bahan bakar

kayu dan terkadang ibu pasien juga mengajak anaknya apabila menggoreng kopi. Ayah pasien

adalah seorang perokok aktif dan tetangga dekat pasien hampir semuanya merokok. Selain itu

terdapat tetangga pasien yang hampir 1 minggu sekali selalu membakar sampah rumah tangga

yang dimilikinya dimana asap dari hasil pembakaran sampah tersebut sampai ke rumah pasien.

4

Pasien merupakan anak kelima dari lima bersaudara dimana saudara pertama dan kedua

pasien yang berjenis kelamin laki-laki meninggal saat berusia 2,5 bulan dan 5 bulan dikarenakan

demam tinggi. Ibu pasien bekerja sebagai pedagang di rumahnya sedangkan ayah pasien bekerja

sebagai petani di sawah orang lain. Ibu pasien terkadang meninggalkan anaknya apabila ke pasar

yang kemudian mempercayakan pasien dijaga oleh bibi dan kakak-kakaknya. Ayah pasien

biasanya pergi bekerja dari pagi hingga sore hari. Penghasilan rata-rata kedua orang tua pasien

adalah perbulannya adalah 500.000 – 700.000 rupiah.

Vaksinasi

A. Dasar : B. Ulangan

BCG (1x)

Usia 2 bulan (tgl 12-09-2014)

DPT-HB (3x)

HB0 saat baru lahir (tgl 12-07-2014)

- DPT-Hb1 Usia 3 bulan (tgl 10-10-2014)

- DPT-Hb2 Usia 4 bulan (tgl 14-11-2014)

- DPT-Hb3 Usia 5 bulan (tgl 11-12-2014)

Polio 4x

Polio 1 usia 2 bulan (tgl 12-09-2014)

Polio 2 Usia 3 bulan (tgl 10-10-2014)

Polio 3 Usia 4 bulan (tgl 14-11-2014)

Polio 4 Usia 5 bulan (tgl 11-12-2014)

3. Pemeriksaan Fisik

Kesan umum : Sedang

Vital Sign

Nadi : 112 x/menit, isi dan tegangan kuat, irama teratur

Pernapasan : 62 x/menit, teratur tipe torakoabdominal

Temperature : 38,2 oC

CRT : < 2 detik

5

Status Gizi

Berat Badan : 6,8 kg

Panjang Badan : 67 cm

Umur : 6,5 bulan

Lingkar Kepala : 43 cm (normocephalic)

Grafik 1. “Head circumference” menurut Nell Haus

Kesimpulan status gizi berdasarkan Grafik WHO (2006)

BB/PB = -2 sampai dengan 2 SD normal

BB/U = -2 sampai dengan 2 SD Gizi baik

TB/U = -2 sampai dengan 2 SD normal

6

Tabel 3. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2011

7

8

Status Generalis :

a. Kepala dan Leher :

Bentuk : Bentuk kepala normocephali, simetris, ubun-ubun besar terbuka, dan

teraba datar

Mata : conjungtiva anemis (-)

b. THT

Telinga : Struktur dan ukuran telinga normal, otorhea (-)

Hidung : Simetris, deviasi septum (-/-), napas cuping hidung (+/+),

sekret (+/+).

Tenggorok : sde

Mulut : Pucat (-), mukosa bibir basah (+/+), sianosis sentral (-)

Leher : Massa (-), pembesaran KGB superficial leher bagian servikal, mastoideal dan

parotideal (-), pembesaran KGB supraklavikula (-).

c. Thorax :

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi subcostal (+/+), iga dan sela iga

tampak prominen.

Palpasi : sde

Perkusi : sde

Auskultasi :

Pulmo bronko vesikuler (+/+), ronkhi basah kasar di basal paru

Wh (+/+)

Cor S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)

d. Abdomen :

Inspeksi : distensi (-)

Auskultasi : Bisisng usus (+) normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : H/L/R tak teraba

e. Anggota Gerak:

9

_ _

+ +

+ +

Tungkai Atas Tungkai Bawah

Kanan Kiri Kanan Kiri

Akral hangat + + + +

Edema - - - -

RESUME

Pasien laki-laki usia 6,5 bulan dibawa ke IGD Puskesmas Kediri dengan keluhan sesak

sejak 1 hari yang lalu. Sebelum sesak menurut keterangan ibunya anaknya mengalami batuk

dan pilek sejak 5 hari yang lalu. Ibu pasien juga mengeluhkan anaknya mengalami demam

sejak 2 hari yang lalu namun tidak pernah disertai kejang. Riwayat muntah (-), BAK 5-6

x/hari dan BAB 1-2 x/hari warna kuning, konsistensi lunak. Pada TTV didapatkan RR :

62x/menit, T : 38,2, N : 112x/menit. Pada pemeriksaan K/L : napas cuping hidung (+/+) dan

Thoraks : retraksi subcostal (+/+), rhonki kasar (+/+), dan wh (+/+).

4. Pemeriksaan Penunjang

Rencana pemeriksaan penunjang:

Pemeriksaan Laboratorium: DL

5. Diagnosis Kerja

Pneumonia sedang

6. Terapi

Pneumonia

IVFD RL 10 tpm

Nebulisasi farbiven 1/2 Amp : 3 cc NaCl setiap 8 jam

Inj. Ampisilin 3 x 170 mg

Inj. Gentamisisn 2 x 15 mg

Ambroksol syr 2 x cth 1/3

Tab Parasetamol 100 mgTab CTM 0,7 mgm.f.la pulv.dtd no. XVs.p.r.n 3dd pulv I

10

7. Prognosis Pasien

Ad vitam : bonam

Ad functionam : bonam

8. Konseling

Konseling yang diberikan pada keluarga terutama pengasuh pasien :

Memberikan penjelasan kepada ibu pasien mengenai penyakit anaknya, penyebabnya,

faktor resiko, penanganannya dan pencegahannya.

Memberikan informasi mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat terutama di

rumah tangga seperti memberi ASI eksklusif, menimbang balita setiap posyandu,

menggunakan air bersih, memiliki jaminan pelayanan kesehatan, mencuci tangan pakai

sabun, menggunakan jamban sehat dan tidak merokok didalam rumah.

Memberitahukan ibu bahaya polusi udara seperti asap rokok, asap kompor, asap obat

nyamuk bakar dan semprot, asap yang berasal dari bahan pembakaran sampah sehingga

ibu dapat menjauhkan pasien dari polusi udara di lingkungan rumah.

Menjauhkan pasien atau menjaga jarak dari anggota keluarga atau tetangga yang

memiliki penyakit infeksi saluran pernafasan.

Memberi informasi mengenai pentingnya ventilasi di dalam rumah dan menyarankan

agar jendela yang ada dibuka setiap pagi.

Segera ke pusat pelayanan kesehatan jika pasien sakit.

BAGIAN II

11

DATA KELUARGA BINAAN

A. Data Anggota Keluarga Binaan

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga An. MK. Keluarga An. MK

merupakan bentuk keluarga inti (nuclear family) yakni keluarga yang terdiri dari suami dengan

istri beserta anak-anaknya. An. MK tinggal bersama ayah (Tn. R), ibu (Ny. A) dan kedua saudara

perempuannya. An. MK tinggal bersama dengan keluarganya dalam 1 rumah di wilayah Dusun

Ombe Dese, Desa Ombe Baru, Kec. Kediri, Kab. Lombok Barat. Dalam keluarga binaan ini

terdapat 5 orang anggota keluarga. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh

pada saat kunjungan pertama tanggal 25 Januari 2015.

Tabel 2. Data Anggota Keluarga

Anggota Keluarga Keterangan

Nama Tn. R Ayah Pasien (kepala keluarga

dan pemegang keputusan

keluarga)

Umur 43 tahun

Alamat Ombe Dese RT.04

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan Petani

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

Nama Ny. A Ibu Pasien

Umur 40

Alamat Ombe Dese RT.04

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan Pedagang nasi campur

12

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

Nama An. RJ Kakak perempuan pasien

Umur 13 tahun

Alamat Ombe Dese RT.04

Agama Islam

Pendidikan Kelas 1 MTS

Anggota Keluarga Keterangan

Nama An. ZA Kakak perempuan pasien

Umur 9 tahun

Alamat Ombe Dese RT.04

Agama Islam

Pendidikan Kelas 3 SD

Kelurga An. MK secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar

keluarga sebagai berikut:

13

Bagan 1. Ikhtisar Keluarga

Keterangan:

: laki-laki

: wanita

: meninggal

: pasien

1 ayah pasien

2 Ibu pasien

3 Kakak pasien meninggal saat usia 2,5 bulan

4 Kakak pasien meninggal saat usia 5 bulan

5 dan 6 Kakak pasien

7 Pasien

14

1 2

4 53 6 7

B. Data Status Kesehatan Keluarga

Status kesehatan pada laporan ini dinilai berdasarkan Berat Badan (BB), Tinggi Badan

(TB), Tekanan Darah (TD), Frekuensi Nadi (N), Respirasi (RR) dan Suhu (T). Data

kesehatan kedua diambil saat pertemuan kedua dengan masing-masing anggota keluarga

binaan.

Tabel 2. Data kesehatan keluarga An. MK

(diambil saat kunjungan kedua ke rumah keluarga binaan)

Aspek Pemeriksaan

Ayah(Tn.R)

Ibu(Ny.A)

Saudara Perempuan

(An.RJ)

Saudara Perempuan

(An.ZA)

An.MK

BB 68 kg 54 kg 36 kg 29 kg 6,8 kgTB/PB 171 cm 152 cm 148 cm 98 cm 67 cm

TD 140/70 mmHg 110/70 mmHg - - -N 80x/mnt 88x/mnt 90x/menit 90x/menit 100x/mnt

RR 20x/mnt 20x/mnt 18x/menit 18x/menit 42x/mntT 36,70C 36,50C 36.50C 36,30C 36,80C

Status Gizi BMI = 23,25(Normal)

BMI = 23,37(Normal)

Berdasarkan CDC BB/U =

Normal

Berdasarkan CDC BB/U =

Normal

Berdasarkan grafik WHO = -2 sampai dengan 2 SD(Gizi Baik)

C. Kondisi Faktor Resiko Lingkungan, Sosial, Ekonomi, Dan Budaya Keluarga

Keadaan Lingkungan

Pasien tinggal pada sebuah rumah yang berukuran 8 x 8 meter dimana terdapat dua buah

kamar berukuran 2,5 x 2,5 meter dan satu ruang keluarga serta satu ruang tamu. Kedua kamar

yang berukuran 2,5 x 2,5 meter masing-masing ditempati oleh kedua kakaknya dan satu kamar

lagi ditempati oleh pasien beserta kedua orang tuanya. Pada rumah pasien terdapat satu buah

dapur dan satu kamar mandi. Pada rumah pasien terdapat dua buah jendela yang berukuran 1,5

meter x 60 cm dan dua buah ventilasi yang masing-masing berukuran 60 x 30 cm. Sedangkan

pada setiap kamar terdapat masing-masing satu buah jendela yang berukuran 60 x 60 cm.

Menurut keterangan pasien jendela yang ada di rumahnya jarang dibuka. Rumah pasien

beratapkan genteng dan menggunakan plavon dengan lantai rumah beralaskan semen. Pada

kamar mandi terdapat satu bak kamar mandi berukuran 50 x 50 cm. Menurut keterangan pasien

15

air pada bak kamar mandi selalu dibersihkan satu minggu sekali. Untuk MCK, keluarga pasien

menggunakan kamar mandi di rumahnya. Adapun sumber air yang digunakan oleh pasien dan

keluarganya berasal dari air PDAM. Sedangkan untuk minum dan memasak keluarga pasien

menggunakan air pompa. Untuk memasak ibu pasien sehari-hari menggunakan kompor gas,

namun kurang lebih jarak 5 meter dari rumah pasien terdapat bibi pasien yang sering

menggoreng kopi menggunakan bahan bakar kayu dan terkadang ibu pasien juga mengajak

anaknya apabila menggoreng kopi. Ayah pasien seorang perokok aktif. Selain itu terdapat

tetangga pasien yang hampir 1 minggu sekali selalu membakar sampah rumah tangga yang

dimilikinya dimana asap dari hasil pembakaran sampah tersebut sampai ke rumah pasien.

Denah Rumah An.MK

16

Dokumentasi Lingkungan Tempat Tinggal An. MK

Rumah tampak depan

Kamar Tidur 1

Dapur Pasien Tungku yang digunakan untuk menggoreng

kopi

17

Sosial Ekonomi

Pasien merupakan anak kelima dari lima bersaudara dimana saudara pertama dan kedua

pasien yang berjenis kelamin laki-laki meninggal saat berusia 2,5 bulan dan 5 bulan dikarenakan

demam tinggi. Ibu pasien bekerja sebagai pedagang di rumahnya sedangkan ayah pasien bekerja

sebagai petani di sawah orang lain. Ibu pasien terkadang meninggalkan anaknya apabila ke pasar

yang kemudian mempercayakan pasien dijaga oleh kakak-kakaknya dan bibinya. Ayah pasien

biasanya pergi bekerja dari pagi hingga sore hari. Penghasilan rata-rata kedua orang tua pasien

adalah perbulannya adalah 500.000 – 700.000 rupiah.

Budaya

Keluarga An.MK bersuku kebangsaan Sasak. Saat anak sakit, biasanya ibu pasien langsung

membawa anaknya ke bidan desa jika dalam 1-2 hari sakit anaknya tidak membaik pasien

kemudian dibawa ke Puskesmas Kediri.

D. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan kedua terhadap

keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam

keluarga An. MK tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Masalah Kesehatan Keluarga An. IH

18

No. Anggota

Keluarga

Masalah Kesehatan Kemungkinan Penyebab

Masalah Kesehatan

Keterangan

1. Anak (An.MK)

Pneumonia Adanya kakak pasien yang terlebih dahulu mengalami batuk pilek dimana kakak pasien tersebut sering mencium adiknya yaitu An.MK

Adanya ayah pasien yang perokok aktif yang sering merokok di dalam rumah merupakan faktor resiko yang meningkatkan pasien menderita pneumonia.

Adanya bibi pasien yang sering menggoreng kopi menggunakan bahan bakar kayu dan pasien sendiri yang terkadang diajak ibunya apabila menggoreng kopi serta tetangga pasien yang hampir tiap minggu membakar sampah rumah tangga meningkatkan resiko pasien mengalami pneumonia.

Luas kamar pasien yang berukuran 2,5 x 2,5 meter tidak ideal untuk ditempati oleh pasien dan kedua orang tuanya.

Jendela rumah yang jarang dibuka, membuat sirkulasi udara kurang baik

Masalah diketahui saat kunjungan pasien ke Puskesmas.

2 Ayah (Tn.R)

Perokok aktifHipertensi

Kesadaran akan bahaya merokok bagi diri dan keluarga masih kurang

Pola makan yang kurang baik seperti harus tersedia garam saat makan meningkatkan resiko ayah pasien terhadap peningkatan tekanan darah.

Masalah kesehatan diketahui saat kunjungan pertama dan kedua kerumah pasien.

3 Ibu (Ny.A) Tidak ingin menggunakan KB permanen

Adanya paradigma yang diyakini oleh orang tua pasien, bahwa banyak anak akan membawa banyak rejeki.

Masalah kesehatan diketahui saat kunjungan

19

pertama kerumah pasien.

4 An.RJ - - -

5 An. ZA Batuk - Pilek Halaman pasien yang penuh dengan debu merupakan faktor resiko untuk terjadinya ISPA

PHBS yang masih kurang seperti jarang mencuci tangan sebelum makan

Senang mengkonsusmsi es baik di sekolah maupun di rumah

Kondisi rumah dengan pencahayaan yang kurang menyebabkan rumah menjadi lembab.

Masalah kesehatan diketahui saat kunjungan pertama kerumah pasien.

Dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang dialami

oleh anggota keluarga An. MK erat kaitannya dengan paradigma sehat yang dibuat oleh H.L

Bloom dimana kesehatan individu dipengaruhi oleh aspek genetik (biologis), lingkungan,

perilaku / gaya hidup, dan pelayanan kesehatan, dimana faktor lingkungan dan perilaku

merupakan 2 hal yang paling berperan terhadap kesehatan individu. Adapun permasalahan

kesehatan pada keluarga An. MK adalah sebagai berikut :

Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama disebabkan

oleh aspek biologis, aspek lingkungan, aspek perilaku dan aspek pelayanan kesehatan

Tabel 4. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

20

No. AnggotaKeluarga

Masalah Kesehatan Anggota Keluarga

Rencana UpayaIntervensi

Ket

1. Anak

(An.MK)

Pneumonia Memberikan KIE kepada

keluarga pasien terutama

kepada orangtua, mengenai

penyakit pneumonia meliputi

penyebab, faktor resiko, tanda

dan gejala, tanda bahaya,

pencegahan serta cara

penanggulangannya.

Memberikan KIE kepada

ayah pasien agar tidak

merokok di dekat pasien dan

di dalam rumah, tetangga

dekat pasien yang merokok

agar tidak merokok didekat

anak kecil dan memberikan

informasi tentang bahaya

merokok bagi kesehatan

Memberikan KIE kepada

kakak pasien apabila sedang

mengalami batuk-pilek agar

tidak mencium adiknya.

Menyarankan pengasuh untuk

menghindari pasien dari asap

rokok, asap kompor, dan asap

dari pembakaran sampah

Menyarankan pengasuh agar

segera membawa pasien ke

Puskesmas jika sakit atau

kondisinya bertambah buruk

Penyuluhan mengenai Pola

21

Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) khusunya yang ada di

rumah tangga.

Membuka jendela setiap pagi

hingga sore hari

Rutin membersihkan rumah

Rutin mencuci dan mengganti

seprei

Tetap memberikan ASI

sesering mungkin dan

meneruskan makanan

tambahan sesuai dengan umur

pasien dalam hal ini bubur

susu.

2. Tn. R Perokok Aktif

Hipertensi

Memberikan KIE mengenai

bahaya merokok.

Menyarankan untuk

mengurangi jumlah rokok per

batang setiap harinya.

Kurangi konsusmsi garam

dalam makanan sehari-hari

Tingkatkan konsumsi buah,

sayur, dan kurangi makanan

yang tinggi lemak

Usahakan untuk berolahraga

30 menit sehari jika tidak

bekerja di sawah

Luangkan waktu untuk

keluarga satu minggu sekali

untuk mengurangi faktor

stress selama bekerja

22

3. Ny. A Obstetri Memberikan edukasi tentang

bahaya hamil pada usia tua

Memberikan motivasi tentang

keluarga berencana khususnya

jenis KB yang permanen tidak

hanya kepada Ny. A

melainkan juga pada Tn.R

4. An. ZA ISPA Penyuluhan tentang PHBS

baik di rumah maupun sekolah

dan berusaha menerapkannya

Menyarankan untuk

mengurangi minuman es dan

mengganti dengan makanan

bergizi.

Menyarankan agar tidak

mencium adiknya apabila

sedang mengalami batuk-pilek

Menyarankan untuk rajin

membersihkan dan merapikan

kamar.

Istirahat yang cukup dan

mengurangi aktivitas yang

tidak perlu.

Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga An.MK adalah bila terdapat anggota

keluarga yang sakit, maka terlebih dahulu dibawa ke bidan desa, namun bila penyakit pada

keluarga tersebut tidak membaik selama lebih dari 2 hari, barulah kemudian mereka mencari

pengobatan ke puskesmas.

BAGIAN III

PEMBASAHAN

23

Kajian Kesehatan Keluarga Pasien

A. Genogram

Keluarga An. MK secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga/ genogram

atau ikhtisar keluarga sebagai berikut :

Pasien tinggal berlima dalam satu rumah, bersama ayah, ibu dan kedua kakak pasien.

Kedua kakak pasien yang pertama meninggal saat masing-masing berusia 2,5 bulan dan 5 bulan

dikarenakan demam tinggi dan telatnya orang tua pasien mencari pertolongan kesehatan. Saat ini

pasien memiliki dua orang kakak wanita yang tinggal di dalam satu kamar berukuran 2,5 x 2,5

meter dan pasien yang tinggal dengan satu kamar bersama kedua orang tuanya di kamar yang

berukuran sama dengan kamar kakak-kakanya. Hal ini merupakan tidak ideal dikarenakan luas

kamar yang disarankan oleh depkes yaitu 8m2 untuk maksimal 2 orang.

B. Nilai stress dalam keluarga

24

1 2

4 53 6 7

Melalui genogram dapat dilihat bahwa keluarga An. MK merupakan jenis nuclear family

dimana terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya. Ayah pasien yang bekerja sebagai

petani hingga sore hari dan ibu pasien yang bekerja sebagai pedagang menyebabkan

kurang maksimalnya orang tua dalam pola asuh anak-anaknya. Selain itu penghasilan

kedua orang tua yang dirasa kurang cukup sangat menentukan kebijkan orang tua dalam

memilih pelayanan kesehatan apabila salah satu anggota keluarga yang sakit.

C. Nilai fungsi dalam keluarga

Dalam pengambilan keputusan keluarga An. MK bersifat patriakal dimana setiap

keputusan didominasi oleh ayah.

D. Nilai lingkungan

Lingkungan kehidupan keluarga berisiko terhadap kesehatan An.MK karena masih

terdapat anggota keluarga yang menggunakan bahan bakar kayu, tetangga pasien yang

membakar sampah rumah tangga hampir tiap minggu, dan tetangga dekat pasien yang

hampir keseluruhannya perokok. Selain itu jendela rumah yang jarang dibuka sangat

mempengaruhi sirkulasi udara yang ke luar masuk.

E. Nilai kemampuan memecahkan masalah (Index Coping)

Ayah pasien sudah mengurangi jumlah rokok setiap harinnya dan tidak merokok di

dalam rumah.

Ayah pasien sudah meminta kepada tetangganya agar tidak lagi membakar sampah dan

menyarankan tetangga tersebut agar membuang sampah rumah tangga yang dimilikinya

ke tempat pembuangan sampah.

Ibu pasien sekarang selalu membawa anaknya masuk ke rumah apabila ada tetangga

dekat yang lagi merokok dan menyarankan agar tetangga dekat disekitarnya untuk tidak

merokok disekitar rumahnya.

Ibu pasien sudah tidak lagi membawa An.MK jika menggoreng kopi atau memasak di

dapur.

Ibu pasien sudah meminta anak-anaknya jika mengalami batuk pilek agar tidak mencium

adiknya.

Ibu pasien sudah mengajarkan anaknya agar rutin mencuci tangan sebelum makan, ibu

pasien sudah mulai rutin membuka jendela rumah.

25

F. Nilai sumber-sumber keluarga

Sumber-sumber yang dimiliki keluarga termasuk:

- Dukungan keluarga (informational, emotional, financial supports), rumah pasien

dekat dengan Posyandu Ombe Dese sehingga memudahkan ibu untuk memperoleh

informasi tentang masalah kesehatan pasien dan mengontrol status gizi pasien.

Dukungan finansial, pasien merupakan pemegang kartu Jamkesmas, sehingga dari

segi biaya pengobatan terbantu.

G. Nilai perilaku kesehatan keluarga

Perilaku PHBS dalam rumah tangga perlu diterapkan seperti pemberian ASI eksklusif,

rutin membawa pasien ke posyandu untuk menimbang BB, memiliki jaminan pelayanan

kesehatan, menggunakan air bersih sebagai sumber air untuk makan/minum, mencuci

tangan menggunakan sabun dan tidak merokok di dalam rumah.

BAGIAN IV

26

DETERMINAN KESEHATAN

A. Pengkajian Masalah Kesehatan Pasien

Kerangka Konsep Masalah Pasien

B. Diagnostik Holistik

Aspek Personal

27

PNEUMONIA

LINGKUNGAN

PERILAKU

PELAYANANKESEHATAN

Status gizi Imunitas Kuman penyebab (virus,

bakteri )

Polusi udara di luar rumah dan sirkulasi udara di dalam rumah

Kepadatan anggota keluarga

Anggota keluarga yang mengalami ISPA

PHBS masih kurang

Ayah pasien perokok aktif

Adanya tetangga dekat pasien yang hampir keseluruhannya adalah perokok

Adanya tetangga pasien yang membakar sampah rumah tangga

Kakak pasien yang suka mencium adiknya saat ia

Man : dokter, perawat (surveilans, promkes, kesling)

Money : biaya operasional

Material : obat-obatan, dan terkait alat pemeriksaan fisik khususnya pada anak

Method : tidak adanya SOP dan SPM Puskesmas terkait penatalaksanaan Pneumonia

Machine : peralatan laboratorium, peralatan penunjang

Teknologi : terkait kecanggihan dan kemutakhiran tekhnologi yang digunakan

Time : waktu yang digunakan untuk pelayanan

Informasi : poster, leaflet, pamflet

BIOLOGIS

Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 1 hari yang lalu. Selama mengalami sesak

nafsu makan dan minum ASI pasien berkurang serta tidur pasien terganggu. Sebelum sesak

menurut keterangan ibunya anaknya mengalami batuk dan pilek sejak 5 hari yang lalu. Ibu

pasien juga mengeluhkan anaknya mengalami demam sejak 2 hari yang lalu namun tidak pernah

disertai kejang, demam pada pasien biasanya turun apabila dikompres dengan air dingin.

Riwayat muntah (-), BAK 5-6 x/hari dan BAB 1-2 x/hari warna kuning, konsistensi lunak. .

Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat segera sembuh, serta tumbuh dan

berkembang seperti anak seusianya serta penyakit pada pasien tidak terulang kembali.

Aspek Klinik

Pneumonia sedang

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan anak laki-laki yang berumur 6 bulan dimana pada usia ini rentan

terkena berbagai penyakit karena system imun yang masih belum optimal. Selain itu adanya

aspek perilaku pengasuh, keluarga, dan tetangga serta aspek lingkungan menjadi faktor resiko

bagi penyakit yang dialaminya saat ini.

Aspek Psikososial keluarga

Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai pneumonia dan penyakit infeksi saluran

pernafasan lainnya, serta faktor resiko dan pencegahannya, serta kurangnya pengetahuan

keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Derajat fungsional : 2

BAGIAN V

FOLLOW UP

28

A. Rencana Penatalaksanaan Pasien

No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

1. Aspek personal Evaluasi:- Alasan kedatangan,

harapan, dan kekhawatiran pengasuh dan keluarga.

Intervensi:- KIE kepada pengasuh dan

keluarga mengenai pneumonia serta bahaya yang terjadi apabila penyakit tersebut tidak diobati

Pengasuh dan keluarga, serta tetangga dekat pasien

1 minggu

- Keluarga dan pengasuh dapat mengetahui mengenai pneumonia dan ISPA

- Keluarga dan pengasuh dapat segera mencari pengobatan apabila Pneumonia kambuh kembali

-2. Aspek klinik

Pneumonia sedang

Evaluasi: Pemantauan kadaan klinis

pasien baik tanda dan gejala yang ada

Keteraturan dalam pemberian nutrisi dari pengasuh kepada pasien

Pemantauan pola asuh orang tua kepada pasien.

Terapi:Non Farmakologis: Menghindari An.MK dari

asap rokok, asap kompor, dan asap pembakaran sampah

Menganjurkan agar jendela rumah sering dibuka

Menyarankan -membersihkan rumah tiap hari

Menghindari pasien dari

Pengasuh dan keluarga pasien

1 minggu

Perbaikan kondisi klinis pasien

Cara merawat anak dan pola pengasuhan yang benar

Melakukan pencegahan mengenai terjadinya pneumonia

Dilakukan kontrol kesehatan teratur

Setiap anggota keluarga menerapkan PHBS khususnya

29

anggota keluarga yang mengalami ISPA

Memberitahukan seluruh anggota keluarga mengenai PHBS di rumah tangga dan berusaha untuk menerapkannya

Tetap memberikan ASI sesering mungkin dan meneruskan makanan tambahan sesuai dengan umur pasien dalam hal ini bubur susu.

Terapi farmakologi :- IVFD RL Nebu farbiven

1/2 Amp : 3 cc NaCl setiap 8 jam

- Inj. Ampisilin 3 x 170 mg- Inj. Gentamisisn 2 x 15 mg- Ambroksol syr 2 x cth

1/3- Tab Parasetamol 100 mg Tab CTM 0,7 mg m.f.la pulv.dtd no. XV s.p.r.n 3dd pulv I

yang ada di rumah tangga

3. Aspek Resiko Internal

Edukasi: Mengenai keadaan

kesehatan pada bayi tersebut

Aspek perilaku pengasuh, anggota keluarga, dan tetangga serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakit yang dialami pasien

Pengasuh dan keluarga, serta tetangga dekat pasien

1 minggu

Pengasuh dan keluarga serta tetangga pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia rentan terkena penyakit.

4. Aspek psikososialKurangnya pengetahuan pengasuh dan anggota keluarga mengenai

Edukasi:- Mengenai pneumonia,

mulai dari penyebabnya, faktor resiko, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya pneumonia dan

Pengasuh dan keluarga, serta tetangga dekat

1 minggu

Pengasuh dan keluarga pasien mengerti mengenai pneumonia

30

Pneumonia, faktor resiko pencegahannya, dan penanganannya serta kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup sehat.

yang tidak tertangani- Mengenai PHBS- Melihat dari aspek biologis

dan ekonomi, maka keluarga An.MK khususnya kedua orang tuanya perlu diberikan KIE mengenai KB khususnya jenis yang permanen karena usia kedua orang tua An. MK beresiko terhadap proses kehamilan dan dilihat dari aspek ekonomi penghasilan kedua orang tua An. MK yang kurang dapat menyebabkan tidak tercapainya pendidikan yang maksimal bagi anak-anaknya.

-

pasien Seluruh anggota keluarga dapat menerapkan PHBS di rumah

VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

31

Kunjungan I(25-01-2015)

Tindakan:- Mencari tahu setiap permasalahan kesehatan pada setiap anggota keluarga- Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari pasien dan setiap anggota keluarga- Mengevaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien sepulang dari

puskesmas Hasil :- Keluhan klinis berupa sesak, batuk, dan pilek sudah membaik

- Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit Pneumonia, faktor

resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut pada bayi.

- Keluarga pasien yang hasil pemeriksaannya status kesehatannya abnormal adalah

ayah pasien yaitu Tn. R yang pada saat kunjungan pertama didapatkan tekanan

darahnya 140/70, namun ayah pasien tidak mengeluhkan gejala apapun.

- Selain itu terdapat masalah kesehatan lain yang dialami oleh keluarga pasien yaitu

An. ZA yang merupakan kakak pasien dimana ia sering mengalami batuk pilek

yang berulang

- Adanya tetangga pasien yang suka membakar sampah rumah tangga dimana asap

hasil dari pembakaran sampai ke rumah pasien

- Adanya tetangga pasien yang jarak rumahnya berdekatan dengan pasien yang sering

merokok di sekitar rumah pasien, dimana pasien sendiri sering ikut berdagang

bersama ibunya.

- Evaluasi pola asuh yang dilakukan oleh ibu dan keluarganya yaitu:

Pemberian ASI harus tetap diteruskan disamping pemberian makanan tambahan

seperti bubur susu.

Ibu sering membawa An.MK ke dapur saat memasak.

An.ZA sering menjaga adiknya An.MK apabila ibunya dalam keadaan sibuk

melayani pembeli ataupun saat ibunya lagi mencuci piring.

Selalu mengikuti posyandu sesuai dengan jadwalnya.

- Evaluasi mengenai PHBS

Keluarga pasien lebih memilih menggunakan air pompa sebagai air minum

dibandingkan air PDAM.

Keluarga pasien jarang membuka jendela setiap pagi dan jarang membersihkan

rumahnya.

32

Masih ada anggota keluarga pasien yang tidak mencuci tangan pakai sabun.

Intervensi: Menganjurkan antibiotik diminum teratur sampai habis, yakni syrup kotrimoksazol

yang dibekali dari puskesmas. Melakukan penyuluhan mengenai Pneumonia, faktor resiko, dan pencegahan serta

penanganannya. Menganjurkan pasien untuk datang ke Puskesmas untuk kontrol 3 hari kemudian. Menganjurkan pengasuh agar menjauhkan pasien An. MK dari asap rokok dan

asap kompor, dan asap hasil pembakaran sampah Menganjurkan pengasuh untuk menjauhkan anaknya dari anggota keluarga yang

mengalami ISPA. Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara personal

hygiene maupun lingkungan kepada pengasuh dan keluarga:- Pemberian ASI hingga usia 6 bulan- Mencuci tangan dengan sabun- Membuka jendela setiap hari

- Menjaga kebersihan rumah

TINDAK LANJUT II(26-01- 2015)

Evaluasi: Evaluasi dari intervensi sebelumnya Hasil: Antibiotik diminum dengan teratur Keluhan klinis membaik sesak (-), batuk (-), pilek (-), dan demam(-) Tetangga pasien sudah tidak lagi membakar sampah dan lebih memilih untuk

membuangnya Ibu pasien sudah tidak lagi mengajak anaknya apabila ia pergi memasak di dapur Kakak pasien sudah tidak lagi diberikan untuk menjaga adiknya terutama bila

kakaknya mengalami batuk pilek Orang tua pasien sudah memberitahukan kepada tetangga yang merokok agar tidak

merokok di dekat anaknya Perilaku PHBS personal hygiene maupun lingkungan kepada pengasuh dan

keluarga: Kakak pasien sudah mulai terbiasa mencuci tangan pakai sabun Orang tua pasien sudah rutin membuka jendela kamar Setiap anggota keluarga selalu menjaga kebersihan rumah

Intervensi: Melakukan penyuluhan mengenai Pneumonia faktor resiko, pencegahan, dan

penanganannya Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBS khususnya di rumah tangga

33

TINDAK LANJUT III (29-01-2015)

Evaluasi:- Evaluasi dan intervensi sebelumnya- Kondisi klinis An.MK telah membaik- Pengasuh mulai rutin membuka jendela rumah- Pengasuh masih jarang mencuci tangan memakai sabun- Pengasuh sudah tidak lagi membawa An.MK ke dapur dan menghindari kontak

dengan asap kompor maupun asap rokok.Intervensi: Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBS.

TINDAK LANJUT IV(01-02-2015)

Intervensi: Memberikan edukasi tentang bahaya hamil pada usia tua

Memberikan motivasi tentang keluarga berencana khususnya jenis KB yang

permanen tidak hanya kepada Ny. A melainkan juga pada Tn.R

34