Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

download Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

of 18

Transcript of Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    1/18

    1

    Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu pada Wanita

    Lili Susanti

    102011091

    Universitas Kedokteran Kristen Krida Wacana

    Jalan Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat 11470

    Email:[email protected]

    Pendahuluan

    Kehamilan ektopik adalah salah satu komplikasi kehamilan di mana ovum yang sudah

    dibuahi menempel di jaringan yang bukan dinding rahim. Kehamilan ektopik terganggu

    (KET) adalah kegawatdaruratan obstetrik yang mengancam nyawa ibu dan kelangsungan

    hidup janin, serta merupakan salah satu penyebab utama mortalitas ibu, khususnya pada

    trimester pertama. Karena manifestasinya yang cukup dramatis, sering kali KET dijumpai

    terlebih dahulu bukan oleh dokter-dokter ahli kebidanan, melainkan dokter-dokter yang

    bekerja di unit gawat darurat, sehingga entitas ini perlu diketahui oleh setiap dokter. Di masa

    lampau KET hampir selalu fatal, namun berkat perkembangan alat diagnostik yang canggih

    morbiditas maupun mortalitas akibat KET jauh berkurang. Meskipun demikian, kehamilan

    ektopik masih merupakan salah satu masalah utama dalam bidang obstetri. Perkembangan

    teknologi fertilitas dan kontrasepsi memang di satu sisi menyelesaikan masalah infertilitas

    maupun KB, namun di sisi lain menciptakan masalah baru. Kehamilan ektopik dapat terjadi

    sebagai akibat usaha fertilisasi in vitro pada seorang ibu, dan kehamilan ektopik tersebut

    dapat menurunkan kesempatan pasangan infertil yang bersangkutan untuk mendapatkan anak

    pada usaha berikutnya. Masalah yang lain ialah masalah diagnosis. Tidak semua pusat

    kesehatan di negara ini mempunyai fasilitas pencitraan, dan dalam menghadapi pasien yang

    datang dengan keluhan maupun tanda KET, tidak semua dokter, terutama primary-care

    physician, segera memikirkan KET sebagai salah satu diagnosis banding. Hal ini

    mengakibatkan keterlambatan diagnosis dan terapi yang adekuat. Kehamilan ektopik yang

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    2/18

    2

    belum terganggu juga menjadi masalah tersendiri, karena seolah-olah menjadi bom waktu

    dalam tubuh pasien. Hal ini terjadi bila tidak ada fasilitas diagnostik yang menunjang, seperti

    yang terjadi di berbagai daerah rural di Indonesia. Dengan diagnosis yang tepat dan cepat

    kesejahteraan ibu, bahkan janin, dapat ditingkatkan.

    Definisi

    Pada kehamilan normal, telur yang sudah dibuahi akan melalui tuba falopi(saluran

    tuba) menuju ke uterus (rahim). Telur tersebut akanberimplantasi(melekat) pada rahim dan

    mulai tumbuh menjadi janin. Pada kehamilan ektopik, telur yang sudah dibuahi berimplantasi

    dan tumbuh di tempat yang tidak semestinya. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang

    terjadi di luar kavum uteri.Sering disebut juga kehamilan ekstrauterin. Kurang tepat, karena

    kehamilan pada cornu uteri atau serviks uteri (intrauterin) juga masih termasuk sebagaikehamilan ektopik.1

    Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi,

    tumbuh dan berkembang di luar endometrium kavum uteri. Bila kehamilan tersebut

    mengalami proses pengakhiran (abortus) maka disebut kehamilan ektopik terganggu.

    Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus

    atau pecah dan hal ini berbahaya bagi wanita tersebut.2

    Lokasi Kehamilan Ektopik1,2

    Kehamilan ektopik paling sering terjadi di daerah tuba falopi (98%)

    1. Ujung fimbriae tuba falopii (17%)

    2. Ampula tubae ( 55%)

    3.

    Isthmus tuba falopii (25%)

    4. Pars interstitsialis tuba falopii (2%)

    ovarium (indung telur),

    rongga abdomen (perut),

    serviks (leher rahim)

    Epidemiologi

    Insidens kehamilan ektopik yang sesungguhnya sulit ditetapkan. Meskipun secara

    kuantitatif mortalitas akibat KET berhasil ditekan, persentase insidens dan prevalensi KET

    cenderung meningkat dalam dua dekade mi. Dengan berkembangan alat diagnostik canggih,semakin banyak kehamilan ektopik yang terdiagnosis sehingga semakin tinggi pula insidens

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    3/18

    3

    dan prevalensinya. Keberhasilan kontrasepsi pula meningkatkan persentase kehamilan

    ektopik, karena keberhasilan kontrasepsi hanya menurunkan angka terjadinya kehamilan

    uterin, bukan kehamilan ektopik. Meningkatnya prevalensi infeksi tuba juga meningkatkan

    keterjadian kehamilan ektopik. Selain itu, perkembangan teknologi di bidang reproduksi,

    seperti fertilisasi in vitro, ikut berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi kehamilan

    ektopik. Di Amerika Serikat, kehamilan ektopik terjadi pada 1 dan 64 hingga 1 dan 241

    kehamilan, dan 85-90% kasus kehamilan ektopik didapatkan pada multigravida.1

    Etiologi

    Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi masih belum diketahui

    secara jelas. Beberapa faktor yang berisiko untuk terjadinya kehamilan ektopik:1,2

    1.

    Faktor mekanis

    Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam

    kavum uteri, antara lain:

    Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi silia lipatan

    mukosa tuba dengan penyempitan saluran atau pembentukan kantong-kantong buntu.

    Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi juga menyebabkan implantasi

    hasil zigot pada tuba falopiii. Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas, apendisitis, atau

    endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen.

    Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius dan hipoplasi.

    Namun ini jarang terjadi.

    Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang kegagalan usaha untuk

    memperbaiki patensi tuba pada sterilisasi.

    Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan pada

    adneksa.

    Penggunaan IUD (Intra Utery Device).

    2. Faktor Fungsional2

    Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri yang

    abnormal.

    Refluks menstruasi.

    Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron.

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    4/18

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    5/18

    5

    1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi

    Pada implantasi secara kolumna, ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi

    yang kurang dan dengan mudah diresobsi total.

    2.

    Abortus ke dalam lumen tuba

    Perdarahan yang terjadi karena terbukanya dinding pembuluh darah oleh vili korialis

    pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut

    bersamasama dengan robeknya pseudokapsularis.

    Segera setelah perdarahan, hubungan antara plasenta serta membran terhadap dinding tuba

    terpisah bila pemisahan sempurna, seluruh hasil konsepsi dikeluarkan rneiaiui ujung firnbrae

    tuba ke dalarn kavum peritonium. Dalam keadaan tersebut perdarahan berhenti dan gejala-

    gejala menghilang.2

    3. Ruptur dinding tuba

    Penyebab utama dan ruptur tuba adalah penembusan dinding viii korialis ke dalam

    lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum. Ruptur tuba sering terjadi bila ovum yang

    dibuahi berimplantasi pada isthmus dan biasanya terjadi pada kehamilan muda. Sebaliknya

    ruptur yang terjadi pada parsi ntersisialis pada kehamilan lebih lanjut. Ruptur dapat terjadisecara spontan, atau yang disebabkan trauma ringan seperti pada koitus dan pemeriksaan

    vagina.

    Faktor Resiko

    Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Namun

    perlu diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko. Faktor

    risiko kehamilan ektopik adalah:

    4

    1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya

    Risiko paling besar untuk kehamilan ektopik. Angka kekambuhan sebesar 15% setelah

    kehamilan ektopik pertama dan meningkat sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik kedua.

    2. Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron

    Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih menggunakan kontrasepsi spiral (3

    4%). Pil yang mengandung hormon progesteron juga meningkatkan kehamilan ektopik

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    6/18

    6

    karena pil progesteron dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di saluran tuba yang

    membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam rahim.

    3. Kerusakan dari saluran tuba

    Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran tersebut sehingga

    menyebabkan telur melekat dan tumbuh di dalam saluran tuba. Beberapa faktor risiko yang

    dapat menyebabkan gangguan saluran tuba diantaranya adalah:2

    Merokok : kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 3,5 kali dibandingkan wanita

    yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan penundaan masa

    ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan sel rambut silia di

    saluran tuba, dan penurunan kekebalan tubuh

    Penyakit Radang Panggul : menyebabkan perlekatan di dalam saluran tuba, gangguan

    pergerakan sel rambut silia yang dapat terjadi karena infeksi kuman TBC, klamidia,

    gonorea

    Endometriosis : dapat menyebabkan jaringan parut di sekitar saluran tuba

    Tindakan medis : seperti operasi saluran tuba atau operasi daerah panggul, pengobatan

    infertilitas seperti bayi tabung> menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba.

    Klasifikasi KET

    Menurut lokasinya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa golongan:2

    a. Tuba fallopii

    1.

    Pars interstisialis

    Karena dinding agak tebal, dapat menahan kehamilan sampai 4 bulan atau lebih,

    kadang kala sampai aterm. Kalau pecah dapat menyebabkan perdarahan yang banyak

    dan keluarnya janin dalam rongga perut.

    2. Isthmus

    Dinding tuba di sini lebih tipis, biasanya pada kehamilan 2-3 bulan sudah pecah.

    3. Ampulla

    Dapat terjadi abortus atau ruptur pada kehamilan 1-2 bulan.

    4.

    Infundibulum

    5. Fimbriae

    Dapat terjadi abortus atau ruptur pada kehamilan 1-2 bulan.

    b. Uterus

    1. Kanalis servikalis

    2.

    Divertikulum

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    7/18

    7

    3.

    Kornu

    4. Tanduk rudimenter

    c. Ovarium

    d.

    Intraligamenter

    e. Abdominal

    1. Primer

    2.

    Sekunder

    f. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.

    Gejala Klinis

    Pada minggu-minggu awal, kehamilan ektopik memiliki tanda-tanda seperti

    kehamilan pada umumnya, yaitu terlambat haid, mual dan muntah, mudah lelah, dan

    perabaan keras pada payudara.1-4

    a. Gejala

    NyeriNyeri panggul atau abdomen hampir selalu terdapat.

    Nyeri dapat bersifat unilateral atau bilateral ; terlokalisir atau menyebar.

    Nyeri subdiafragma atau nyeri bahu tergantung ada atau tidaknya perdarahan intra-

    abdominal.

    PerdarahanPerdarahan uterus abnormal (biasanya berupa bercak perdarahan ) terjadi pada

    75% kasus yang merupakan akibat dari lepasnya sebagian desidua.

    AmenoreaAmenorea sekunder tidak selalu terdapat dan 50% penderita KE mengeluhkan

    adanya spotting pada saat haid yang dinanti sehingga tak jarang dugaan kehamilan hampir

    tidak ada.

    SinkopePusing, pandangan berkunang-kunang dan atau sinkope terjadi pada 1/3 sampai

    kasus KET.

    Desidual cast5 10% kasus kehamilan ektopikmengeluarkandesidual castyang

    sangat menyerupai hasil konsepsi.

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    8/18

    8

    b.Tanda2

    Ketegangan abdomen

    Rasa tegang abdomen yang menyeluruh atau terlokalisir terdapat pada 80% kasuskehamilan ektopik terganggu

    Nyeri goyang servik (dan ketegangan pada adneksa) terdapat pada 75% kasus kehamilan

    ektopik.

    Masa adneksaMassa unilateral pada adneksa dapat diraba pada sampai kasus KE.

    Kadang-kadang dapat ditemukan adanya masa pada cavum Douglassi (hematocele)

    Perubahan pada uterusTerdapat perubahan-perubahan yang umumnya terjadi pada

    kehamilan normal seperti ada riwayat terlambat haid dan gejala kehamilan muda

    Apabila seorang wanita dengan kehamilan ektopik mengalami gejala diatas, maka dikatakan

    bahwa wanita tersebut mengalami Kehamilan Ektopik Terganggu. Apabila anda merasa

    hamil dan mengalami gejala-gejala seperti ini maka segera temui dokter anda. Hal ini sangat

    penting karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa apabila ruptur (pecah) dan

    menyebabkan perdarahan di dalam.

    Diagnosis Kerja

    Diagnosis kehamilan ektopik ditegakkan melalui:1

    1. Anamnesis1,2

    Dari anamnesis diketahui adanya :

    Amenorrhea, yaitu haid terlambat mulai beberapa hari sampai beberapa bulan atau

    hanya haid yang tidak teratur. Kadang-kadang dijumpai keluhan hamil muda dan

    gejala hamil lainnya.

    Bila terjadi kehamilan ektopik terganggu (KET): Pada abortus keluhan dan gejala

    kemungkinan tidak begitu berat, hanya rasa sakit di perut dan perdarahan pervaginam.

    Hal ini dapat dikacaukan dengan abortus biasa. Pada ruptur tuba, maka gejala akan

    lebih hebat dan dapat membahayakan jiwa si ibu.

    Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut, seperti diiris dengan pisau disertai

    muntah dan bisa jatuh pingsan.

    Nyeri bahu. Hal ini karena perangsangan diafragma.

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    9/18

    9

    2.

    Pemeriksaan Fisik1,2,4

    Tanda-tanda akut abdomen

    Nyeri tekan yang hebat (defance musculair), muntah, gelisah, pucat, anemis, nadi

    kecil dan halus, tensi rendah atau tidak terukur (syok).

    Tanda Cullen

    Sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam.

    Pada pemeriksaan ginekologik terdapat :

    o Adanya nyeri ayun. Dengan menggerakkan porsio dan serviks ibu akan

    merasa sangat nyeri.

    o Douglas crise, yaitu rasa nyeri hebat pada penekanan kavum Douglasi

    o Kavum Douglasi teraba menonjol. Hal ini terjadi karena terkumpulnya darah.

    o Teraba massa retrouterina (massa pelvis).

    o

    Pervaginam keluar decidual cast.

    o Pada palpasi perut dan pada perkusi : ada tanda-tanda perdarahan intra

    abdominal (shifting dullness).

    3. Pemeriksaan laboratorium:5

    Pemeriksaan Hb seri tiap 1 jam menunjukkan penurunan kadar Hb

    Adanya leukositosis

    4.

    Pemeriksaan penunjang lainnya:5

    a. Tes kehamilan

    Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan -hCG positif. Pada

    kehamilan intrauterin, peningkatan kadar -hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua

    hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG

    yang abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang

    normal. Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti

    kehamilan ektopik.

    b. Dialatasi dan kerokan

    Kerokan tidak mempunyai tempat untuk diagnosis kehamilan ektopik. Biasanya

    kerokan dilakukan, apabila sesudah amenorrhea terjadi perdarahan yang cukup lama

    tanpa ditemukan kelainan nyata di samping uterus, sehingga dipikirkan abortus

    inkompletus, perdarahan disfungsional, dan lain-lain.Ditemukan desidua tanpa villus

    korialis dari sediaan yang diperoleh dari kerokan, dapat membawa pikiran ke arah

    kehamilan ektopik.

    c. Laparoskopi

    Laparoskopi merupakan cara pemeriksaan yang sangat penting untuk diagnosis

    kehamilan ektopik pada umumnya dan kehamilan ektopik yang tidak terganggu.

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    10/18

    10

    Dengan cara pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata sendiri perubahan-perubahan

    pada tuba.

    d. Ultrasonografi

    Keunggulan cara pemeriksaan ini terhadap laparoskopi adalah tidak invasif, artinya

    tidak perlu memasukkan alat dalam rongga perut. Akan tetapi pemeriksaan ini

    memerlukan orang yang berpengalaman dalam menginterpretasikan hasilnya. Dapat

    dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal endometrium, adanya massa di kanan

    atau kiri uterus, apakah kavum Douglasi berisi cairan.

    e.

    Kuldosintesis

    Kuldosintesis dilakukan dengan memasukkan jarum dengan lumen yang agak besar di

    Kavum Douglasi di garis tengah di belakang serviks uteri, serviks ditarik ke atas dan

    keluar. Bila keluar darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku atau

    hanya berupa bekuan-bekuan kecil di atas kain kasa, maka hal ini dikatakan positif

    (fibrinasi) dan menunjukkan adanya hematoma retrouterina. Bila darah segar

    berwarna merah dan dalam beberapa menit membeku, hasil negatif karena darah ini

    berasal dari arteri atau vena yang tertusuk. Jika hasil kuldosintesis positif, sebaiknya

    segera dilakukan laparotomi, oleh karena dengan tindakan itu dapat dibawa kuman

    dari luar ke dalam darah yang terkumpul di kavum Douglasi, dan dapat terjadi infeksi.

    f.

    Histerosalpingografi dan tes pitosin \

    Memberikan gambaran kavum uteri kosong dan lebih besar dari biasa, dengan janin di

    luar uterus. Pemeriksaan ini dilakukan jika diagnosis kehamilan ektopik terganggusudah dipastikan dengan USG dan MRI.

    Diagnosis Banding

    Diagnosa diferensial dari kehamilan ektopik yaitu:1,5

    1) Infeksi pelvik

    Gejala yang menyertai infeksi pelvik biasanya timbul waktu haid dan jarang setelah

    mengenai amenorrhea. Nyeri perut bagian bawah dan tahanan yang dapat diraba padapemeriksaaan vaginal pada umumnya bilateral. Pada infeksi pelvik perbedaan suhu

    rektal dan ketiak melebihi 0,50C, selain itu leukositosis lebih tinggi daripada

    kehamilan ektopik terganggu dan tes kehamilan menunjukkan hasil negatif.

    2)

    Abortus imminens/ inkomplit

    Dibandingkan dengan kehamilan ektopik terganggu perdarahan lebih merah sesudah

    amenorrhea, rasa nyeri yang sering berlokasi di daerah median dan adanya perasaan

    subjektif penderita yang merasakan rasa tidak enak di perut lebih menunjukkan ke

    arah abortus imminens atau permulaan abortus insipiens. Pada abortus tidak dapat

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    11/18

    11

    diraba tahanan di samping atau di belakang uterus, dan gerakan serviks uteri tidak

    menimbulkan rasa nyeri.

    3) Tumor ovarium

    Gejala dan tanda kehamilan muda, amenorrhea, dan perdarahan pervaginam biasanya

    tidak ada. Tumor pada kista ovarium lebih besar dan lebih bulat dibanding kehamilan

    ektopik terganggu.

    4) Ruptur korpus luteum

    Ruptur korpus luteum merupakan fenomena umum dengan presentasi mulai dari tanpa

    gejala sampai gejala meniru abdomen akut dan sekuele bervariasi. Resolusi mungkin

    spontan (paling sering); perdarahan intraperitoneal dan kematian dapat terjadi.

    Meskipun kebanyakan pasien hanya membutuhkan observasi, beberapa membutuhkan

    laparoskopi atau laparotomi untuk mencapai hemostasis.

    5)

    Salpingitis akut

    Salpingitis adalah inflamasi pada tuba fallopi.

    Salpingitis (biasanya bilateral) menjalar

    ke ovarium hingga juga terjadi oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama

    adnexitis. Salpingitis akut, tuba menjadi merah dan bengkak dan sekretnya banyak

    hingga dinding dalam tuba dapat menempel jadi satu. Paling sering disebabkan oleh

    gonococcus, disamping itu oleh staphylococus, streptococus dan bakteri TBC. Kasus

    salpingitis yang ringan mungkin tidak ada gejala. Saat gejala muncul, biasanya

    muncul setelah periode menstruasi. Gejala yang biasa muncul adalah:

    Suhu tubuh tinggi Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan

    Mual dan muntah, ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsangan

    peritoneum

    Toucher: nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan dari uterus,

    kadang-kadang ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat tidak dapat diraba.

    Nyeri saat menstruasi

    Nyeri saat coitus

    Secret purulen di ostium serviks pada pemeriksaan inspekulo

    Infeksi dapat menyebar ke bagian lain lewat kelenjar limfe. Organisme penyebab

    infeksi ini diperkirakan mencapai tuba falopii dan ovarium yang sebelumnya sudah

    cidera tersebut lewat cairan limfe atau darah. Pada salah satu dari dua kasus tubo-

    ovarium yang menjadi komplikasi dalam pertengahan kehamilan dan dirawat di RS

    dilakukan histerektomi di samping salpingo-ooforektomi bilateral. Pasien yang

    menderita salpingitis periodik akan timbul kerusakan tuba yang irreversible sehingga

    menyebabkan hidrosalping, piosalping atau abses tubo ovarium. Waktu yang terbaik

    untuk pembedahan adalah saat proses inflamasi menghilang secara maksimal diantara

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    12/18

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    13/18

    13

    kehamilan ektopik yang belum terganggu dari kehamilan ektopik terganggu. Tentunya

    penatalaksanaan pasien dengan kehamilan ektopik yang belum terganggu berbeda dengan

    penatalaksanaan pasien dengan kehamilan ektopik terganggu yang menyebabkan syok.

    Seorang pasien yang terdiagnosis dengan kehamilan tuba dan masih dalam kondisi

    baik dan tenang, memiliki 3 pilihan, yaitu penatalaksanaan ekspektasi (expectant

    management), penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah.6

    Penatalaksanaan Ekspektasi

    Penatalaksanaan ekspektasi didasarkan pada fakta bahwa sekitar 75% pasien pada

    kehamilan ektopik akan mengalami penurunan kadar -hCG. Penurunan kadar -hCG

    diobservasi ketat dengan penatalaksanaan ekspektasi, kehamilan ektopik dini dengan kadar

    stabil atau cenderung turun. Oleh sebab itu, tidak semua pasien dengan kehamilan ektopik

    dapat menjalani penatalaksanaan seperti ini. Penatalaksanaan ekspektasi dibatasi pada

    keadaan-keadaan berikut: 1) kehamilan ektopik dengan kadar -hCG yang menurun, 2)

    kehamilan tuba, 3) tidak ada perdarahan intraabdominal atau ruptur, dan 4) diameter massa

    ektopik tidak melebihi 3.5 cm. Sumber lain menyebutkan bahwa kadar -hCG awal harus

    kurang dari 1000 mIU/mL, dan diameter massa ektopik tidak melebihi 3.0 cm. Dikatakan

    bahwa penatalaksanaan ekspektasi ini efektif pada 47-82% kehamilan tuba.1,6

    Penatalaksanaan Medis

    Pada penatalaksanaan medis digunakan zat-zat yang dapat merusak integritas jaringan

    dan sel hasil konsepsi. Kandidat-kandidat penerima tatalaksana medis harus memiliki syarat-

    syarat berikut ini: keadaan hemodinamik yang stabil, bebas nyeri perut bawah, tidak ada

    aktivitas jantung janin, tidak ada cairan bebas dalam rongga abdomen dan kavum Douglas,

    harus teratur menjalani terapi, harus menggunakan kontrasepsi yang efektif selama 3-4 bulan

    pascaterapi, tidak memiliki penyakit-penyakit penyerta, sedang tidak menyusui, tidak ada

    kehamilan intrauterin yang koeksis, memiliki fungsi ginjal, hepar dan profil darah yang

    normal, serta tidak memiliki kontraindikasi terhadap pemberian methotrexate. Berikut ini

    akan dibahas beberapa metode terminasi kehamilan ektopik secara medis.1,6

    1. Methotrexate

    Methotrexate adalah obat sitotoksik yang sering digunakan untuk terapi keganasan,

    termasuk penyakit trofoblastik ganas. Pada penyakit trofoblastik, methotrexate akan merusak

    sel-sel trofoblas, dan bila diberikan pada pasien dengan kehamilan ektopik, methotrexate

    diharapkan dapat merusak sel-sel trofoblas sehingga menyebabkan terminasi kehamilantersebut. Seperti halnya dengan penatalaksanaan medis untuk kehamilan ektopik pada

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    14/18

    14

    umumnya, kandidat-kandidat untuk terapi methotrexate harus stabil secara hemodinamis

    dengan fungsi ginjal, hepar dan profil darah yang normal. Harus diketahui pula bahwa terapi

    methotrexate maupun medis secara umum mempunyai angka kegagalan sebesar 5-10%, dan

    angka kegagalan meningkat pada usia gestasi di atas 6 minggu atau bila massa hasil konsepsi

    berdiameter lebih dari 4 cm. Pasien harus diinformasikan bahwa bila terjadi kegagalan terapi

    medis, pengulangan terapi diperlukan, dan pasien harus dipersiapkan untuk kemungkinan

    menjalani pembedahan. Selain itu, tanda-tanda kehamilan ektopik terganggu harus selalu

    diwaspadai. Bila hal tersebut terjadi, pasien harus sesegera mungkin menjalani pembedahan.

    Senggama dan konsumsi asam folat juga dilarang. Tentunya methotrexate menyebabkan

    beberapa efek samping yang harus diantisipasi, antara lain gangguan fungsi hepar, stomatitis,

    gastroenteritis dan depresi sumsum tulang. Beberapa prediktor keberhasilan terapi dengan

    methotrexate yang disebutkan dalam literatur antara lain kadar -hCG, progesteron, aktivitas

    jantung janin, ukuran massa hasil konsepsi dan ada/tidaknya cairan bebas dalam rongga

    peritoneum. Namun disebutkan dalam sumber lain bahwa hanya kadar -hCG-lah yang

    bermakna secara statistik. Untuk memantau keberhasilan terapi, pemeriksaan -hCG serial

    dibutuhkan. Pada hari-hari pertama setelah dimulainya pemberian methotrexate, 65-75%

    pasien akan mengalami nyeri abdomenyang diakibatkan pemisahan hasil konsepsi dari

    tempat implantasinya (separation pain), dan hematoma yang meregangkan dinding tuba.

    Nyeri ini dapat diatasi dengan analgetik nonsteroidal. Pada hari-hari pertama pula massa hasil

    konsepsi akan tampak membesar pada pencitraan ultrasonografi akibat edema dan hematoma,

    sehingga jangan dianggap sebagai kegagalan terapi. Kadar -hCG umumnya tidak berhasilterdeteksi lagi dalam 14-21 hari setelah pemberian methotrexate. Setelah terapi -hCG masih

    perlu diawasi setiap minggunya hingga kadarnya dibawah 5 mIU/mL.5

    Methotrexate dapat diberikan dalam dosis tunggal maupun dosis multipel. Dosis

    tunggal yang diberikan adalah 50 mg/m2 (intramuskular), sedangkan dosis multipel yang

    diberikan adalah sebesar 1 mg/kg (intramuskular) pada hari pertama, ke-3, 5, dan hari ke-7.

    Pada terapi dengan dosis multipel leukovorin ditambahkan ke dalam regimen pengobatan

    dengan dosis 0.1 mg/kg (intramuskular), dan diberikan pada hari ke-2, 4, 6 dan 8. Terapi

    methotrexate dosis multipel tampaknya memberikan efek negatif pada patensi tuba

    dibandingkan dengan terapi methotrexate dosis tunggal 9. Methotrexate dapat pula diberikan

    melalui injeksi per laparoskopi tepat ke dalam massa hasil konsepsi. Terapi methotrexate

    dosis tunggal adalah modalitas terapeutik paling ekonomis untuk kehamilan ektopik yang

    belum terganggu.6

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    15/18

    15

    2.

    Actinomycin

    Neary dan Rose melaporkan bahwa pemberian actinomycin intravena selama 5 hari

    berhasil menterminasi kehamilan ektopik pada pasien-pasien dengan kegagalan terapi

    methotrexate sebelumnya.6

    3. Larutan Glukosa Hiperosmolar

    Injeksi larutan glukosa hiperosmolar per laparoskopi juga merupakan alternatif terapi

    medis kehamilan tuba yang belum terganggu. Yeko dan kawan-kawan melaporkan

    keberhasilan injeksi larutan glukosa hiperosmolar dalam menterminasi kehamilan tuba.

    Namun pada umumnya injeksi methotrexate tetap lebih unggul. Selain itu, angka kegagalan

    dengan terapi injeksi larutan glukosa tersebut cukup tinggi, sehingga alternatif ini jarang

    digunakan.6

    Penatalaksanaan Bedah

    Penatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada pasien-pasien dengan kehamilan tuba

    yang belum terganggu maupun yang sudah terganggu. Tentu saja pada kehamilan ektopik

    terganggu, pembedahan harus dilakukan secepat mungkin. Pada dasarnya ada 2 macam

    pembedahan untuk menterminasi kehamilan tuba, yaitu pembedahan konservatif, di mana

    integritas tuba dipertahankan, dan pembedahan radikal, di mana salpingektomi dilakukan.Pembedahan konservatif mencakup 2 teknik yang kita kenal sebagai salpingostomi dan

    salpingotomi. Selain itu, macam-macam pembedahan tersebut di atas dapat dilakukan melalui

    laparotomi maupun laparoskopi. Namun bila pasien jatuh ke dalam syok atau tidak stabil,

    maka tidak ada tempat bagi pembedahan per laparoskopi.1,6

    1. Salpingostomi

    Salpingostomi adalah suatu prosedur untuk mengangkat hasil konsepsi yang

    berdiameter kurang dari 2 cm dan berlokasi di sepertiga distal tuba fallopii. Pada prosedur ini

    dibuat insisi linear sepanjang 10-15 mm pada tuba tepat di atas hasil konsepsi, di perbatasan

    antimesenterik. Setelah insisi hasil konsepsi segera terekspos dan kemudian dikeluarkan

    dengan hati-hati. Perdarahan yang terjadi umumnya sedikit dan dapat dikendalikan dengan

    elektrokauter. Insisi kemudian dibiarkan terbuka (tidak dijahit kembali) untuk sembuh per

    sekundam. Prosedur ini dapat dilakukan dengan laparotomi maupun laparoskopi. Metode per

    laparoskopi saat ini menjadi gold standard untuk kehamilan tuba yang belum terganggu.

    Sebuah penelitian di Israel membandingkan salpingostomi per laparoskopi dengan injeksi

    methotrexate per laparoskopi. Durasi pembedahan pada grup salpingostomi lebih lamadaripada durasi pembedahan pada grup methotrexate, namun grup salpingostomi menjalani

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    16/18

    16

    masa rawat inap yang lebih singkat dan insidens aktivitas trofoblastik persisten pada grup ini

    lebih rendah. Meskipun demikian angka keberhasilan terminasi kehamilan tuba dan angka

    kehamilan intrauterine setelah kehamilan tuba pada kedua grup tidak berbeda secara

    bermakna.1,6

    2. Salpingotomi

    Pada dasarnya prosedur ini sama dengan salpingostomi, kecuali bahwa pada

    salpingotomi insisi dijahit kembali. Beberapa literatur menyebutkan bahwa tidak ada

    perbedaan bermakna dalam hal prognosis, patensi dan perlekatan tuba pascaoperatif antara

    salpingostomi dan salpingotomi.6

    3.

    Salpingektomi

    Reseksi tuba dapat dikerjakan baik pada kehamilan tuba yang belum maupun yang

    sudah terganggu, dan dapat dilakukan melalui laparotomi maupun laparoskopi.

    Salpingektomi diindikasikan pada keadaan-keadaan berikut ini: 1) kehamilan ektopik

    mengalami ruptur (terganggu), 2) pasien tidak menginginkan fertilitas pascaoperatif, 3)

    terjadi kegagalan sterilisasi, 4) telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya,

    5) pasien meminta dilakukan sterilisasi, 6) perdarahan berlanjut pasca salpingotomi, 7)

    kehamilan tuba berulang, 8) kehamilan heterotopik, dan 9) massa gestasi berdiameter lebih

    dari 5 cm. Reseksi massa hasil konsepsi dan anastomosis tuba kadang-kadang dilakukan pada

    kehamilan pars ismika yang belum terganggu. Metode ini lebih dipilih daripada

    salpingostomi, sebab salpingostomi dapat menyebabkan jaringan parut dan penyempitan

    lumen pars ismika yang sebenarnya sudah sempit. Pada kehamilan pars interstitialis, sering

    kali dilakukan pula histerektomi untuk menghentikan perdarahan masif yang terjadi. Pada

    salpingektomi, bagian tuba antara uterus dan massa hasil konsepsi diklem, digunting, dan

    kemudian sisanya (stump) diikat dengan jahitan ligasi. Arteria tuboovarika diligasi,

    sedangkan arteria uteroovarika dipertahankan. Tuba yang direseksi dipisahkan dari

    mesosalping.

    1

    4. Evakuasi Fimbrae dan Fimbraektomi

    Bila terjadi kehamilan di fimbrae, massa hasil konsepsi dapat dievakuasi dari fimbrae

    tanpa melakukan fimbraektomi. Dengan menyemburkan cairan di bawah tekanan dengan alat

    aquadisektor atau spuit, massa hasil konsepsi dapat terdorong dan lepas dari implantasinya.

    Fimbraektomi dikerjakan bila massa hasil konsepsi berdiameter cukup besar sehingga tidak

    dapat diekspulsi dengan cairan bertekanan.2

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    17/18

    17

    Pencegahan

    Berhenti merokok akan menurunkan risiko kehamilan ektopik. Wanita yang merokok

    memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik. Berhubungan

    seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko kehamilan

    ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang dari penyakit

    menular seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang

    panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan risiko

    terjadinya kehamilan ektopik.5

    Kita tidak dapat menghindari 100% risiko kehamilan ektopik, namun kita dapat

    mengurangi komplikasi yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana secepat

    mungkin. Jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, maka kerjasama antaradokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk mencegah komplikasi kehamilan ektopik.

    Prognosis

    Umumnya penyebab kehamilan ektopik (misalnya penyempitan tuba atau pasca

    penyakit radang panggul) bersifat bilateral. Sehingga setelah pernah mengalami kehamilan

    ektopik pada tuba satu sisi, kemungkinan pasien akan mengalami kehamilan ektopik lagi

    pada tuba sisi yang lain.2

    Apabila saluran tuba ruptur (pecah) akibat kehamilan ektopik dan diangkat melalui

    operasi, seorang wanita akan tetap menghasilkan ovum (sel telur) melalui saluran tuba

    sebelahnya namun kemungkinan hamil berkurang sebesar 50 %. Apabila salah satu saluran

    tuba terganggu (contoh karena perlekatan) maka terdapat kemungkinan saluran tuba yang di

    sebelahnya mengalami gangguan juga. Hal ini dapat menurunkan angka kehamilan

    berikutnya dan meningkatkan angka kehamilan ektopik selanjutnya. Pada kasus yang

    berkaitan dengan pemakaian spiral, tidak ada peningkatan risiko kehamilan ektopik apabila

    spiral diangkat.6

  • 8/11/2019 Kehamilan Ektopik Terganggu Pada Wanita

    18/18

    18

    Daftar Pustaka

    1. Cunningham FG. Ectopic Pregnancy. Williams Obstetrics. 21st ed. New York:

    McGraw-Hills. 2001.p.883-910.

    2. Anthonius BM. Kehamilan Ektopik. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia.2001.324-67.

    3. Rustam MPH. Sinopsis Obstetri. Jilid 1. Jakarta: EGC.2003.h.226-35.

    4. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Kehamilan Ektopik. Ilmu Kebidanan.

    Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2002.h. 323-338.

    5. Bader TJ. Ectopic Pregnancy. Ob/Gyn Secrets. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier-

    Mosby.2005.p.109.

    6.

    Lozeau AM, Potter B. Diagnosis and Management of Ectopic Pregnancy. American

    Academy of Family Physician.2005.p.1707-14