178374098 Makalah Kehamilan Ektopik Terganggu

download 178374098 Makalah Kehamilan Ektopik Terganggu

of 23

Transcript of 178374098 Makalah Kehamilan Ektopik Terganggu

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang

    wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan

    gawat ini dapat menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik

    terganggu merupakan peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan

    gambaran klinik yang sangat beragam. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada

    setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang

    disertai dengan nyeri perut bagian bawah dapat mengalami kehamilan ektopik

    terganggu.

    Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita

    yang telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter

    saat ini bisa meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik

    diartikan sebagai kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim

    yang bukan pada tempat seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan

    ektopik, misalnya kehamilan yang terjadi pada cornu uteri. Jika dibiarkan, kehamilan

    ektopik dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berakhir dengan

    kematian.

    Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang

    sekarang masih banyak dipakai. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik, yang

    terbanyak terjadi di daerah tuba, khususnya di ampulla dan isthmus. Pada kasus yang

    jarang, kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur dari

    indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi seberangnya.

    1

  • 1.2. Rumusan Masalah

    1.3. Tujuan

    2

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. DEFENISI

    Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari

    bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan berada

    di luar tempat yang semestinya. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau

    pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini

    disebut kehamilan ektopik terganggu.

    Menurut Taber (1994), kehamilan ektopik adalah gestasi diluar kavum uteri.

    Kehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan

    ekstrauterin, karena istilah ini mencakup gestasi pada pars interstisialis tuba,

    kehamila kornu (gestasi pada kornu uteri yang rudimenter), dan kehamilan servikalis

    (gestasi dalam kanalis servikalis) dan juga kehamilan abdominal, kehamilan ovarial

    dan kehamilan tuba.

    Menurut Mansjoer (1999), kehamilan ektopik adalah implanttasi dan

    pertumbuhan hasil konsepsi diluar endometrium kavum uteri.

    Menurut Manuaba (1998), terdapat dua pengertian yang perlu mendapat

    perhatian, yaitu kehamilan ektopik adalah kehamilan yan berimplantasi diluar

    endometrium normal dan kehamilan ekstrauterin adalah kehamilan yang

    berimplantasi diluar uterus. Dengan pengertian ini maka kehamilan pada pars

    interstitial tuba dan kehamilan pada servikal termasuk kehamilan ekstrauterin, tetapi

    mempunyai sifat kehamilan ektopik yang sangat berbahaya.

    Menurut Winkjosastro (2002), kehamilan ektopik terjadi bila telur yang

    dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan

    ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik karena kehamilan pada pars

    interstisialis tuba dan kanalis servikalis masih termasuk dalam uterus, tetapi jelas

    bersifat ektopik.

    3

  • Menurut Saifuddin (2000), kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana

    setelah fertilisasi, implantasi terjadi diluar endometrium kavum uteri. Sedangkan

    kehamilan ektopik tergangguialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau

    rupture apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi

    (misalnya : Tuba).

    2.2. INSIDEN

    Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20

    40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Namun, frekuensi kehamilan ektopik

    yang sebenarnya sukar ditentukan. Gejala kehamilan ektopik terganggu yang dini

    tidak selalu jelas.

    2.3. ETIOLOGI

    Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari

    indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang

    diperkirakan sebagai penyebabnya adalah Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat

    menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur.

    a. Riwayat operasi tuba.

    b. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.

    c. Kehamilan ektopik sebelumnya.

    d. Aborsi tuba dan pemakaian IUD.

    e. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.

    f. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan

    pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum

    ke uterus terlambat.

    g. Operasi plastik pada tuba.

    h. Abortus buatan.

    4

  • 2.4. PATOFISIOLOGI

    Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang

    telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan

    embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba

    itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :

    1. Kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke

    ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi

    pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga

    peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari

    dinding tuba.

    2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai

    akibat dari distensi berlebihan tuba.

    3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila

    ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur

    dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan

    vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-

    kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.

    2.5. MANIFESTASI KLINIK

    Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda; dari

    perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala

    yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung

    pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya

    kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum

    hamil. Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan

    ektopik terganggu.

    Hal ini menunjukkan kematian janin. Kehamilan ektopik terganggu sangat

    bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut

    dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga

    sulit untuk membuat diagnosanya.

    5

  • 2.6. DIAGNOSIS

    Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara

    ditegakkan, antara lain dengan melihat :

    1. Anamnesis dan gejala klinis

    Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau

    tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat

    atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam

    peritoneum.

    2. Pemeriksaan fisis

    a) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah

    adneksa.

    b) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan

    ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang

    bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.

    c) Pemeriksaan ginekologis

    3. Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris

    kanan dan kiri.

    4. Pemeriksaan Penunjang

    a) Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun

    setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.

    b) b) USG : - Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri

    - Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri

    - Adanya massa komplek di rongga panggul

    5. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam

    kavum Douglas ada darah.

    6. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

    7. Ultrasonografi berguna pada 5 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di

    luar uterus.

    6

  • 2.7. PENANGANAN

    Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada

    laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari

    adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki

    dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan

    demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada

    saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik.

    Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba

    yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG

    (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih

    adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.

    Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus,

    oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi.

    Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan

    lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.

    2.8 KOMPLIKASI

    Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :

    Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah

    lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan

    indikasi operasi.

    Infeksi

    Sterilitas

    Pecahnya tuba falopii

    Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio

    2.9. PROGNOSIS

    Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan

    diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971)

    7

  • melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus.

    Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan

    Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus. Penderita

    mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik

    kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita

    yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun

    angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang

    dilaporkan berkisar antara 0 14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan

    adalah sekitar 50% (1,2,7).

    2.10. DIAGNOSA BANDING

    Diagnosa bandingnya adalah :

    Infeksi pelvic

    Kista folikel

    Abortus biasa

    Radang panggul,

    Torsi kita ovarium,

    Endometriosis

    8

  • BAB III

    TINJAUAN KASUS

    I. PENGUMPULAN DATA

    Tangga l : 8 Desember 2007

    Pukul : 10.00 WIB

    Tempat : RB Masdilawati

    A. Pengkajian

    1. Identitas

    Nama Istri : Ny Melati Nama Suami : Tn. Ari

    Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun

    Suku : Jawa Suku : Jawa

    Agama : Islam Agama : Islam

    Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

    Alamat : Jl. Budi Santoso Alamat : Jl. Budi Santoso No. 107 Kota Metro No. 107 Kota Metro

    2. Keluhan Utama

    Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 3 bulan datang untuk memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah sedikit (flek) pada celana

    9

  • 3. Riwayat Haid

    Menarche : 13 tahun

    Siklus : kurang lebih 28 hari

    Banyaknya : 2 x ganti pembalut

    Lamanya : 5-7 hari

    Sifat darah : encer bercampur gumpalan

    HPHT : 22 September 2007

    TP : 29 Januari 2008

    4. Riwayat Perkawinan

    Ibu menikah I kali, status perkawinan syah sebagai istri pertama, usia perkawinan 1 tahun, usia saat pernikahan 24 tahun. Ibu mengatakan pernikahannya cukup bahagia dan dalam keluarga tidak mengalami masalah.

    5. Riwayat hamil bersalin dan nifas yang lalu

    Ibu hamil anak pertama

    6. Riwayat kehamilan sekarang

    a. Tanda-tanda kehamilan (trimester I)

    PP tes 20 Oktober : hasil positif

    10

  • b. Pergerakan fetus belum dirasakan

    c. Keluhan yang di rasakan

    Mual dan muntah : yaNyeri perut : yaSakit kepala : tidak ada keluhanPenglihatan : tidak ada keluhan Rasa nyeri atau panas waktu BAK : tidak ada keluhanRasa gatal panas vagina dan sekitarnya : tidak ada keluhan Pengeluaran pervaginam : ibu mengatakan darah sedikit pada vagina Oedema : tidak ada oedema

    7. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga

    a. Kesehatan ibu

    Ibu tidak pernah di rawat di RS, penyakit keturunan tidak ada, penyakit menular tidak ada, dan penyakit menahun tidak ada.

    b. Kesehatan keluarga

    Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang menular dan penyakit menular dan penyakit keturunan.

    8. Pola kebiasaan sehari-hari

    a. Nutrisi

    1) Sebelum hamil : makan 2 x sehari dengan porsi nasi sedikit dan lauk yang sedikit, tidak di sertai dengan buah-buahan dan jarang mengkonsumsi sayuran, tidak minum susu, ibu minum kurang lebih 7-8 gelas/hari.

    11

  • 2) Saat hamil : ibu makan 2 x sehari, porsi nasi sedikit dan sayuran yang kurang, lauk kadang mau kadang tidak, minum susu tidak setiap hari dan buah-buahan yang kurang. Ibu minum kurang lebih 7-8 gelas/hari

    b. Eliminasi

    1) Sebelum hamil : BAB : 1-2 x/hari BAK : 5-6 x/hari

    2) Saat hamil : BAB : 1 x/hari BAK : 10-11x/hari

    c. Istirahat

    1) Sebelum hamil : ibu tidur malam kurang lebih 7-8 jam / hari, tidur siang 1-2 jam/hari

    2) Saat hamil : tidur malam 6 jam / hari , tidur siang 1-2 jam/hari

    d. Personal hygiene

    Sebelum hamil dan saat hamil ibu mandi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari

    e. Aktivitas atau olah raga

    Ibu hanya mengerjakan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga, ibu sering jalan-jalan pagi

    f. Seksualitas dan kontrasepsi

    Seksualitas antara ibu dan suami sedikit terganggu, sebelum hamil, ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

    g. Imunisasi

    Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan imunisasi TT

    B. Pemeriksaan

    1. Keadaan umum

    a. Keadaan umum : Baik

    12

  • b. Tanda-tanda vital

    TD : 110/90 mmHg RR : 20 x/menit

    Nadi : 80 x/menit Temp : 370C

    c. BB sebelum hamil : 43 kg

    BB saat hamil : 45 kg

    Kenaikan BB : 2 kg

    d. Tinggi badan : 157 cm

    e. LILA : 21 cm

    2. Pemeriksaan fisik

    1) Rambut : keriting, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan bersih

    2) Mata : kelopak mata: simetris, tidak ada oedema.

    3) Konjungtiva : pucat sklera: tidak ikterus

    4) Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, fungsi penciuman normal

    5) Mulut dan gigi: lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries

    6) Telinga : keadaan bersih, bentuk simetris, tidak ada kotoran dan pendengaran baik

    7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

    8) Dada : bentuk payudara simetris, nafas teratur, tidak ada benjolan abnormal

    9) Payudara : membesar simetris, puting susu menonjol, colostrum belum keluar.

    10) Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, perut bagian bawah sedikit menggembung dan nyeri tekan

    a) Palpasi :

    13

  • Leopold I : TFU 20 cm Leopold II : tidak di lakukan Leopold III : tidak di lakukan

    b) TBJ : TFU 12 x 155

    : 20 12 x 155 : 1240 gr

    c) Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin

    11) Punggung : keadaan lordosis, michealis simetris

    12) Genetalia : dilakukan pemeriksaan genetalia eksterna menggunakan spekulum terlihat adanya darah di kavum douglas dan terdapat sedikit pengeluaran darah atau flek-flek hitam ke coklatan

    13) Ekstremitas

    Atas : bentuk simetris, keadaan kuku bersih, keadaan kulit turgor kulit baik, dapat digerakan dengan baik, tidak ada kecacatan.

    Bawah : bentuk simetris, keadaan kuku bersih, keadaan kulit baik

    3. Pemeriksaan laboratorium

    HB : 9 gr%

    Protein uterus : tidak dilakukan

    USG : tidak terlihat kerangka janin dan ditemukan kantung gestasi yang

    terdapat di lumen tuba.

    PP tes : hasil positif 4. Pemerikasaan panggul luar

    Distantia cristarum : 27 cm

    Distantia spinarum : 26 cm

    14

  • Konjungtiva external : 20 cm

    Lingkar panggul : 89 cm

    II. INTERPRESTASI DATA DASAR

    1. Diagnosa

    Ibu G1 P0 A0 12 minggu dengan KET

    Dasar : ibu mengatakan hamil anak pertama

    HPHT : 22 September 2007

    TP : 29 Juni 2008

    a. Palpasi : tidak teraba adanya balotemen perut bagian bawah sedikit mengembung dan tegang.

    b. Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin

    c. Pembesaran uterus

    d. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

    e. Ibu mengatakan terjadi perdarahan sedikit

    f. Hasil pemeriksaan kuldosintesis, terdapat pengeluaran darah

    g. Kadar hemoglobin turun hingga 9 gr% karena perdarahan yang banyak di rongga perut

    h. Adanya amenorea : amenorea sering ditemukan walaupun hanya pendek saja sebelum di ikuti oleh perdarahan

    2. Masalah

    a. Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi

    Dasar : Ibu terlihat tampak lemah

    15

  • : Ibu terlihat tampak pucat

    : Ibu kurang dan makan dan minum atau tidak nafsu

    b. Gangguan Psikologi

    Dasar : Ibu mengatakan takut dan cemas dengan kehamilannya

    c. Keterbatasan beraktivitas

    Dasar : Ibu mengatakan cepat lemah bila beraktivitas

    : Ibu mengeluh dengan keluarnya darah

    : Ibu mengeluh dengan adanya pegal-pegal

    d. Kahamilan yang lemah

    Dasar : Ibu mengalami perdarahan di perut bagian bawah

    Ibu mengalami pengeluaran darah sedikit-sedikit tapi berlangsung terus-menerus.

    3. Kebutuhan

    a. Pemenuhan cairan dan nutrisi

    Dasar : Ibu tampak lemas dan pucat

    Ibu tidak nafsu makan

    b. Memberikan dukungan

    Dasar : ibu tampak cemas dan takut dengan kehamilannya

    c. Pemberian bedres total Dasar : ibu sulit beraktivitas dan terus mengeluarkan darah dari vagina

    d. Segera lakukan tindakan laparatomi

    Dasar : pada kehamilannya ibu kehilangan banyak darah karena mengalami perdarahan di rongga perut.

    16

  • III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

    a. Abortus iminens : terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan

    b. Abortus inkomplit : perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah di luar kavum uteri melalui kanalis servikalis

    c. Rupture tuba : robekan yang terjadi pada tuba

    IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN

    Rujuk dengan kolaborasi dokter.

    V. RENCANA

    1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini

    a. Menjelaskan kondisi ibu

    b. Jelaskan tentang kehamilan ibu saat ini

    c. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan

    2. Berikan konseling pada ibu saat ini

    a. Anjurkan ibu untuk segera rujuk

    b. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan laparatomi

    3. Anjurkan ibu untuk istirahat

    a. Beritahu ibu untuk istirahat cukup

    b. Beritahu ibu untuk makan secara rutin

    4. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi

    a. Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang bergizi

    b. Memberitahu ibu untuk makan secara rutin

    17

  • 5. Berikan konseling untuk pasca tindakan

    a. Kelanjutan fungsi produksi

    b. Resiko hamil ektopik ulangan

    c. Kontrasepsi yang sesuai

    VI. PELAKSANAAN

    1. Menjelaskan pada dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini, bahwa ketika dilakukan pemeriksaan Leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba balotemen. Tinggi fundus 20 cm kemudian pada saat USG ternyata kehamilan berimplantasi dan tumbuh di luar rahim yaitu di tuba.

    b. Jelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan di luar rahim, janin tumbuh di tuba kehamilan ini biasanya tidak bertahan berakhir dengan abortus.

    c. Anjurkan untuk keluarga, agar selalu memberi dukungan pada kehamilan ibu

    d. Ibu segera memeriksakan kehamilannya lebih lanjut ke dokter spesialis kandungan agar ibu dan keluarga lebih jelas dengan tindakan lebih lanjut untuk kehamilannya

    e. Beritahu ibu tentang tindakan laparatomi yaitu pembedahan di bagian perut dan segera lakukan tindakan laparatomi di rumah sakit oleh dokter untuk menghilangkan sumber perdarahan.

    f. Menganjurkan ibu untuk istirahat

    Istirahat tidur 8-9 jam / hari

    Melarang ibu untuk melakukan aktivitas yang berat karena dapat terjadi perdarahan yang berat.

    g. Jelaskan pada ibu tentang makan-makanan yang banyak mengandung gizi yaitu makanan yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral. Misalnya makanan sehari-hari; nasi, sayur, buah-buahan. Sayur misalnya; wortel, tomat,

    18

  • bayam, katu. Lauk misal; tempe, tahu, telur, hati, daging. Buah misalnya; jeruk, apel, melon, pepaya, dan di tambah minum susu.

    h. Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari, dan minum 7-8 gelas / hari

    i. Jelaskan pada ibu tentang kelanjutan fungsi reproduksinya kelenjar fungsi reproduksi ibu hanya 60% dari wanita yang pernah dapat KET menjadi hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi.

    j. Menjelaskan pada ibu tentang resiko kehamilan yang berulang itu dilaporkan berkisar antara 0-14,6% kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah 50%

    k. Memberitahu tentang kontrasepsi yang baik digunakan yaitu dengan menggunakan kondom atau dengan KB kalender.

    VII. EVALUASI

    a. Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini

    b. Ibu mengatakan cukup istirahat

    c. Melakukan kolaborasi dengan dokter

    d. Ibu dilakukan tindakan laparatomi oleh dokter di rumah sakit.

    e. Ibu mengatakan nyeri pada perut hilang

    f. Ibu mengerti tentang resiko kehamilan ulang

    g. Ibu tahu alat kontrasepsi yang baik digunakan

    h. Cemas ibu sudah berkurang

    19

  • BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi

    seorang wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita

    tersebut. Keadaan gawat ini dapat menyebabkan suatu kehamilan ektopik

    terganggu.

    Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita

    yang bersangkutan berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi

    keadaan yang gawat keadaan yang gawat ini dapat terjadi apabila

    kehamalan ektopik terganggu. macam-macam kehamilan ektopik

    berdasarkan tempat implantasinya antara lain :

    1. Kehamilan Abdominal

    Kehamilan/gestasi yang terjadi dalam kavum peritoneum

    (sinonim : kehamilan intraperitoneal)

    2. Kehamilan Ampula

    Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya

    berakhir sebagai abortus tuba.

    3. Kehamilan Servikal

    Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi

    berimplantasi dalam kanalis servikalis uteri.

    4. Kehamilan Heterotopik Kombinasi

    Kehamilan bersamaan intrauterine dan ekstrauterin.

    20

  • 5. Kehamilan Kornu

    Gestasi yang berkembang dalam kornu uteri.

    6. Kehmailan Interstisial

    Kehamilan pada pars interstisialis tuba fallopii.

    7. Kehamilan Intraligamenter

    Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum

    latum, setelah rupturnya kehamilan tuba melalui dasar dari tuba

    fallopii.

    8. Kehamilan Ismik

    Gestasi pada pars ismikus tuba fallopii.

    9. Kehamilan Ovarial

    Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis

    berimplantasi pada permukaan ovarium.

    10. Kehamilan Tuba

    Kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopii.

    B. Saran

    1. Mahasiswi diharapkan untuk mengetahui bagaimana kehamilan

    ektopik.

    2. Mahasiswi diharapkan untuk bisa mengatasi permasalahan pada

    kehamilan ektopik.

    3. Jika menemukan kasus kehamilan ektopik sebaiknya dilakukan

    rujukan.

    21

  • DAFTAR PUSTAKA

    Prof. dr. Hanifa W, dkk. 1992. IlmuKebidanan, Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka

    Sarwono Prawirohardjo : Jakarta. Hal. 323-334.

    www.medica store.com/kehamilan ektopik,kehamilan luar kandungan/page:1-4

    Prof. dr. Hanifa W. DSOG, dkk, Ilmu Kandungan,Edisi kedua, Yayasan Bina

    Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999, Hal 250-255.

    www.medica store.com/kehamilan ektopik/page:1-4

    M. Anthonius Budi. 2001. Kehamilan Ektopik, Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia : Jakarta,.

    Arif M. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia, Jakarta 2001. Hal. 267-271.

    Prof. Dr. Rustam. M, MPH, Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Penerbit Buku Kedokteran

    EGC. Hal.226-235.

    Dr. I. M. S. Murah Manoe, SpOG, dkk, Pedoman Diagnosa Dan Terapi Obstetri

    dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 1999. Hal.

    104-105.

    Cunningham, F. Gary, M.D.: Obstetri Williams E/18. Jakarta, EGC, 1995.

    Prawirohardjo, Sarwono. 1989. Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

    Sarwono Prawirohardjo.

    Prawirohardjo, Sarwono, 1976, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Binapustaka.

    Sujiyati,dkk,2009, Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta:Nuhamedika

    22

  • Supriyadi Teddy,2005, Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Buku

    Kedokteran EGC

    .

    23