Kehamilan Ektopik Terganggu 1

17
Kehamilan Ektopik Kehamilan Ektopik Terganggu Terganggu

description

tt

Transcript of Kehamilan Ektopik Terganggu 1

  • Kehamilan Ektopik Terganggu

  • Pengertian KehamilanKehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004).Terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir (Faisal, 2009).

  • A. Pengertian KETKehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba, jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus. (Sarwono Prawiroharjho, 2005).

  • B. EtiologiMenurut Mochtar (2002), faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut:Faktor tuba, yaitu salpingitis, perlekatan tuba, kelainan konginetal tuba, pembedahan sebelumnya, endometriosis, tumor yang mengubah bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasi.Faktor ovarium, yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.Penggunaan hormon eksogen.Faktor lain, antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD.

  • c. Tanda dan GejalaPada umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:AmenorhoeNyeri perut bagian bawahGejala kehamilan mudaLevel HCG rendahPerdarahan pervaginam berwarna coklat tuaDigoyangkan dan Cavum Douglas menonjol karena ada pembekuan darah (Mansjoer, 2005).

  • D. PatofisiologiMenurut Prawirohardjo (2005), sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6-10 minggu. Mengenai nasib kehamilan tuba terdapat beberapa kemungkinan, yaitu:Hasil konsepsi mati dan diresorbsi Abortus ke dalam lumen tubaRuptur dinding tuba

  • E. PenangananPenanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparatomi, dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itukeinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik terganggu, kondisi anatomic organ pelvic, kemampuan teknik bedah mikro, dokter operator dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat.

  • LanjutanHasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba, atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya dilakukan salpingostomi. Apabila keadaan penderita buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi.

  • LanjutanPada kasus kehamilan ektopik terganggu di pars ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan. Kriteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah:Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecahDiameter kantong gestasi 4 cm;Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 mlTanda vital baik dan stabil.

  • F. PencegahanKehamilan ektopik terganggu tidak dapat kita cegah, tetapi kita dapat mengurangi faktor-faktor risiko tertentu. Misalnya, membatasi jumlah pasangan seksual dan menggunakan kondom saat kita melakukan hubungan seks untuk membantu mencegah penyakit menular seksual dan mengurangi risiko penyakit radang panggul (Saifuddin, 2002).

  • G. PenatalaksanaanSetelah diagnosis ditegakkan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat.Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif, karena sumber perdarahan harus dihentikan.Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung).

  • LanjutanBila darah pengganti belum tersedia, berikan autotransfusion berikut ini:Pastikan darah yang dihisap dari rongga abdomen telah melalui alat penghisap dan wadah penampung yang steril. Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan ke dalam kantung darah (blood bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus (yang baru terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10 ml untuk setiap 90 ml darah.Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung tetesan.

  • Lanjutan..Tindakan dapat berupa: Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi.Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan salah satu yang masih ada), yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrolperdarahan yang kurang sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).Mengingat kehamilanektopik berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba yang disebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien diberi anti biotik kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luas.

  • LanjutanUntuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:Ketoprofen 100 mg supositoriaTramadol 200 mg IVPethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas).Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.Konseling pasca tindakan:Resiko hamil ektopik ulanganKontrasepsi yang sesuaiAsuhan mandiri selama di rumah.

  • H. Penatalaksanaan BedahTentu saja pada kehamilan ektopik terganggu, pembedahan harus dilakukan secepat mungkin, antara lain.SalpingostomiSalpingotomiSalpingektomi

  • I. Evakuasi Fimbrae dan Fimbraektomi

    Bila terjadi kehamilan di fimbrae, massa hasil konsepsi dapat dievakuasi dari fimbrae tanpa melakukan fimbraektomi. Dengan menyemburkan cairan di bawah tekanan dengan alat aquadisektor atau spuit, massa hasil konsepsi dapat terdorong dan lepas dari implantasinya. Fimbraektomi dikerjakan bila massa hasil konsepsi berdiameter cukup besar sehingga tidak dapat diekspulsi dengan cairan bertekanan.

  • Terima Kasih