KDK BGM

56
Kesehatan Kedokteran Keluarga Balita Dengan BGM

description

kdk bgm

Transcript of KDK BGM

Slide 1

Kesehatan Kedokteran KeluargaBalita Dengan BGM

PENDAHULUAN

Visi pembangunan kesehatan di Indonesia sekarang ini berdasarkan MDGs (Millenium Development Goals) yang berhubungan dengan gizi terdapat Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan yang termasuk Goal 1 dimana jika kemiskinan dan kelaparan diberantas diharapkan akan tercapai gizi rakyat Indonesia yang lebih baik. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal TINJAUAN PUSTAKABALITA BGMBalita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). KMS (KARTU MENUJU SEHAT)Berat badan yang berada pada pita warna hijau selalu saja dipresepsikan dengan gizi baikberat badan yang berada pada pita warna kuning merupakan warning (peringatan) kepada ibunya agar lebih berhati-hati jangan sampai masuk pada berat badan dibawah garis merah atau biasa disebut dengan BGM anak telah berada di bawah garis merah pada KMS maka anak balita tersebut bisa cenderung di vonis telah mengalami gizi buruk FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITAStatus sosial ekonomiHerediterMakananKualitas pengasuhan anak LingkunganStatus Gizi Penyakit infeksi Tumbuh kembang optimalFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITAFaktor eksternal :daya beli masyarakat, pendapatan, pendidikan, pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga dan kebersihan lingkunganfaktor internal : nilai cerna makanan, status kesehatan, status fisiologis, kegiatan, umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh.

KUALITAS TUMBUH KEMBANG BALITAmerupakan hasil pengaruh beragam gaya hidup dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :pendapatan keluarga, jenis pekerjaan, pendidikan, identitas suku, tempat tinggal di kota dan di pedesaan, agama dan kepercayaan, tingkat pengetahuan kesehatan dan gizi serta karakteristik psikologis Berat badan merupakan alat ukur terpenting dalam pemantauan pertumbuhan anakKERANGKA TEORI STATUS GIZI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZIPemerintah telah melakukan upaya perbaikan status gizi dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan melalui Program Jaring Pengamanan Sosial di Bidang Kesehatan (JPSBK). Salah satu sasaran PMT Pemulihan adalah bayi umur 6-12 bulan dan anak balita dibawah dua tahun (baduta) dari keluarga miskin. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya PMT pemulihan diberikan juga kepada anak balita gizi kurang dan atau buruk dari keluarga miskin mendapat prioritas untuk dirawat inap secara gratis di puskesmas atau di rumah sakit untuk mendapatkan tata laksana gizi buruk sesuai pedoman yang ada

LAPORAN KASUSIdentitas PROFIL KELUARGA YANG TINGGAL SERUMAH NoNamaKedudukan dalam KeluargaJKUmur (th)PendidikanPekerjaanKeterangan1Tn.MarsudiKKL43SMPBuruhSehat2Ny. Anifatun Istri KKP33SDIRTSehat3An.Sulistiya Anak IP10SDBuruh Sehat4An. RidwanAnak IIL2BGM, hidrocephalus 5Ny.SumiatiNenek P 60-IRTSehatPohon KeluargaKETERANGAN: : pasien : perempuan : meninggalAnamnesis Riwayat Penyakit Sekarang Pasien tidak naik berat badan sesuai umur sejak lahir. Menurut ibu balita , saat lahir berat badan pasien 2000 gram dan panjang badan 47 cm, setiap diperiksa ke posyandu berat badan pasien selalu di bawah garis merah. Pasien belum dapat berjalan, saat ini pasien hanya bisa duduk dan menyeretkan tubuhnya ( mengesot ), pasien juga belum dapat berbicara dengan lancar saat ini baru dapat berbicara kata-kata sepeti mama dan makan. Pasien setiap hari makan teratur 3 x sehari dengan porsi sekitar 5-10 sendok kecil, dengan nasi, sayur dan lauk, pasien sering makan ikan asin..

Pasien saat ini tidak suka minum susu SGM yang diberikan puskesmas, namun sering dipaksa minum susu oleh ibunya sekitar 2 botol 500 ml setiap harinya. BAB normal 1 x sehari, konsistensi lunak, tidak ada lendir atau darah dan BAK normal setiap harinya tidak nyeri dan tidak berdarah. Pasien mempunyai penyakit hidrocephalus yang dideritanya sejak lahir, namun sudah dipasang selang dari kepala pada tahun 2011. Pasien pernah kejang karena kepala terbentur sekitar 1 tahun yang lalu, pasien juga pernah kejang pada saat umur 6 bulan saat demam. Sejak saat itu tidak pernah kejang lagi. Pasien tidak pernah menderita penyakit lain semenjak lahir. Pasien tidak mendapatkan ASI ekslusif.

Pemeriksaan FisikKeadaan umum : Tampak sakit ringanKesadaran : Compos MentisTanda Vital: Nadi : 110x/mRR: 24 x/mSuhu: 36,7CTD: -Antropometri

Menurut KMS pasien berada di bawah garis merah

Interpretasi BB/TB : KurusGrafik BB/TBGrafik BB/U

Interpretasi BB/U : gizi kurangGrafik TB/U

Interpretasi : PendekStatus generalisKepala : hidrocephali ( D biparietal 45,5 cm)Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-)Telinga : Normotia, benjolan (-), oedem (-), nyeri tekan (-)Hidung : Normosepti, sekret (-), deviasi septum (-)Bibir: pucat (-), sianosis (-), bibir kering (+)Tenggorok : T1-T1, faring hiperemis (-), granulasi (-), nyeri telan (-)Leher : Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-)

Status generalisDIAGNOSIS KERJAGANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN E.C GIZI BURUKPENATALAKSANAAN resiko dan masalah kesehatanNo.Risiko & masalah kesehatanRencana pembinaanSasaran1. Gizi buruk Pemberian PMT, edukasi mengenai pemberian gizi seimbangPasien dan keluarga2.Gangguan perkembanganMemberi edukasi kepada ibu untuk melatih pasien berdiri dan berbicara, berinteraksiIbu paien dan keluarga3.Gangguan pertumbuhanPemberian PMT, edukasi mengenai gizi seimbangPasien dan keluarga4Tidak gizi seimbangEdukasi mengenai gizi seimbang, pemberian PMTPasien dan keluarg5Hidrocephalus ( sudah dipasang VP shunt)Pemeriksaan kesehatan anak secara berkala (kontrol)Ibu pasien dan keluargaIDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA3133DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA34DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA35POLA KONSUMSI PENDERITA Frekuensi makan rata-rata 3x sehari. Penderita biasanya makan di rumah. Jenis makanan dalam keluarga ini kurang bervariasi. Variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk (tahu, tempe), sayur hijau,dll, air minum biasanya air putih atau susu. Pasien mengkonsumsi ikan asin atau ayam , telur kira-kira seminggu/dua minggu sekali.

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATANIDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

Rumah pasien terletak di Dusun Selak, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, dengan ukuran rumah 15 x 15 m2, bentuk bangunan 1 lantai. terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga, 1 ruang makan kecil, 1 gudang tempat menyimpan bambu-bambu bahan perkakas, dan 1 dapur di bagian belakang rumah.

Gambar Denah Rumah DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA

Fungsi Biologis: Dari hasil wawancara.

Fungsi PsikologisHubungan pasien dengan keluarga terjalin baikHubungan sosial dengan tetangga dan kerabat baik

Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanMeskipun penghasilan per bulan kurang lebih hanya Rp 500.000,00 tetapi Os dan keluarga tidak merasa kekurangan, dapat memenuhi kebutuhan makan sehari-hari

Fungsi Religius dan Sosial BudayaOS dan keluarga menganut agama yang sama, taat beribadah, ikut aktif dalam kegiatan keagamaan di sekitar lingkungan rumahFaktor PerilakuPasien tinggal di rumah yang pencahayaannya kurang baik dan ventilasi udara di rumah kurang baik sehingga udara di dalam rumah terasa lembab. Lantai terbuat dari tanah yang tidak disemen sehingga tidak kedap air dan basah bila hujan

Faktor non perilakuSarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah sangat dekat. Jarak antara rumah pasien dengan puskesmas < 10 km.

PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATANTanggalKegiatan yang dilakukanKeluarga yang terlibatHasil Kegiatan22 Maret 2013Melakukan allo-anamnesis kepada ibu dan pemeriksaan kepada pasien.Pasien dan keluargaMendapatkan diagnosis kerja pasien 23 Maret 2013Memberikan penjelasan kepada ibu pasien mengenai kondisi anaknya. Memberikan edukasi tentang keadaan gizi yang dialami anak tersebut..Memberitahukan selalu meningkatkan asupan gizi dan selalu mengontrol anak tersebut ke puskesmas.Pasien dan keluarga

Pasien dan keluarga

Ibu pasien dapat memahami mengenai keadaan anaknya mengenai kondisi pertumbuhan dan perkembangan.Ibu pasien dapat mengetahui pemberian asupan gizi yang cukup.46KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA47KESIMPULAN

Masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang atau yang sering ditemukan secara mendadak adalah gizi buruk terutama pada anak balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh pemerintah, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sangat sederhana yaitu kurangnya intake (konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makan seseorang.Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat), hal ini dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan balita. Gangguan pertumbuhan dan kekurangan gizi pada balita selalu berhubungan dengan keterbelakangan dalam pembangunan sosial ekonomi.

SARANUpaya perbaikan gizi kurang dapat dilakukan antara lain melalui kebersihan dan kesehatan lingkungan dengan penyuluhan kesehatanIndikator perilaku yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cuci tangan dengan sabun sebelum makan; cuci tangan dengan sabun setelah BAB (Buang Air Besar); sayuran, buah dan bahan makanan harus dicuci, sebelum dimakan atau dimasak, selalu minum air yang telah direbus (air masak atau air matang), makanan yang tersedia bebas dari lalat dan kecoa atau makanan dalam keadaan tertutup, alat masak dan alat makan harus selalu bersih (dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air bersih)Buang Air Besar (BAB) di jamban, dalam kehidupan sehari-hari selalu menggunakan air bersih; tidak ada sampah yang berserakan; kuku selalu bersih. Pemerintah telah melakukan upaya perbaikan status gizi pada kelompok rawan termasuk balita dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan melalui Program Jaring Pengamanan Sosial di Bidang Kesehatan (JPSBK).DAFTAR PUSTAKA

www.dinkes jateng.go.id, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, diunduh tanggal 28 Januari 2012.Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Dasar, Depkes RI, 2005.www.litbang.kes.com, Prevalensi balita Bawah Garis Merah, Badan Litbang 2007,diunduh tanggal 28 Januari 2012.www.depkes.go.id, Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita bagi petugas kesehatan. Jakarta, 1996, diunduh tanggal 28 Januari 2012.www.depkes.go.id, Kartu Menuju Sehat (KMS). Jakarta, 1999, diunduh tanggal 28 Januari 2012.www.depkes.go.id, Penilaian Status Gizi.diunduh tanggal 28 Januari 2012.

7. www.who.co.id, World Health Organization;The Growth Chart, A tool for use in infant and child health care. Geneva, 1986, diunduh tanggal 28 Januari 2012.8. www.epidemiologi/Berat badan Balita BGM/gizi buruk.com, arali 2009, diunduh tanggal 28 Januari 2012.9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-undang RI tentang Kesehatan, 1992.