Laporan KDK- Dewi
-
Upload
dewi-purnamasari -
Category
Documents
-
view
64 -
download
3
description
Transcript of Laporan KDK- Dewi
LAPORAN KASUS PASIEN HIPERTENSI GRADE I
KLINIKITA PLN PEMUDA SEMARANG
Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga
di KLINIKITA PLN PEMUDA SEMARANG
Disusun Oleh :
DEWI PURNAMASARI
H2A009013
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013
UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Tn. R
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA
HIPERTENSI GRADE I
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
A. IDENTITAS KK& PASANGANNYA
Nama Kepala Keluarga : Tn. Romani Siregar ( 70 tahun)
Alamat Lengkap : JL. Sekayu Kramat Jati 308 Semarang
Bentuk keluarga : nuclear family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
N
o
Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan
1 Tn.
Romani
Siregar
Kepala
keluarga
L 70 th STM Pensiunan
PLN
_ _
2 Ny.
Djamini
Istri P 50 th SMP Ibu rumah
tangga
Pasien Hipertensi
grade 1
3 An. Dimas
Wahyu A.
Anak P 25th SD Karyawan
perusahaa
n
_ _
4 An. Sisca
Pramudita
Anak P 23th SMA Mahasiswi _ _
Kesimpulan tahap I :
Keluarga Tn. Romani Siregar berbentuk nuclear family, didapatkan pasien atas
nama Ny. Djamini usia 50 tahun, pendidikan SMA, seorang ibu rumah tangga
dengan penyakit hipertensi grade 1.
1
TAHAP II. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. Djamini
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Sekayu Kramat Jati 308
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Tanggal periksa : 27 Agustus 2013
B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Pasien datang ke Klinik dengan leher tegang
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluh leher tegang pada
bagian belakang. Keluhan dirasakan secara tiba-tiba dan terus
menerus, keluhan dirasakan semakin tegang saat melakukan aktivitas
dan keluhan berkurang ssaat istirahat. Keluhan dirasakan sangat
mengganggu aktivitas. Pasien memutuskan untuk memeriksakan diri
ke Klinikita Pemuda karena keluhan tidak mereda. Demam (-),
pusing / nyeri kepala (-), trauma kepala (-), mual muntah (-),
gangguan penglihatan dan pendengaran (-), gangguan BAK dan
BAB (-). Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/90. Pasien
didiagnosis oleh dokter Hipertensi, diberi obat, menyarankan untuk
pemeriksaan laboratorium dan dianjurkan untuk kontrol kembali 2
minggu
2
Sejak 1 bulan yang lalu pasien memeriksakan kembali ke
KLINIKITA PEMUDA SEMARANG dengan keluhan yang sama
dan mengontrol tekanan darah. Pasien tidak pergi ke laboratorium.
Tekanan darah pasien masih 160/90. Dokter hanya memberikan
nasehat karena pasien tidak meminum obat yang telah diberikan oleh
dokter.
Sejak hari selasa kemarin pasien memeriksakan kembali ke
KLINIKITA PEMUDA SEMARANG untuk mengontrol tekanan
darah, pasien mendapatkan 1 macam obat dari dokter yang di minum
rutin dan mendapatkan pesan agar pasien rajin kontrol bila obat
sudah habis dan jadwal kontrol rutin.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat Batuk berdarah : disangkal
Riwayat pengobatan jangka lama : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula :disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat Batuk berdarah : disangkal
Riwayat pengobatan jangka lama : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
3
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olah raga teratur : diakui (jarang, kalau ingin saja)
Riwayat makan berminyak (gorengan) : disangkal
Riwayat konsumsi garam : diakui
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah ibu rumah tangga.. Pasien tinggal bersama suami dan
kedua anaknya. Penghasilan dari pensiunan PLN sekitar Rp.
1.000.000,00 perbulan. Biaya pengobatan di PLN. Status ekonomi
cukup
7. Riwayat gizi
Pasien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk tahu tempe,
ayam, telur dan daging. Pasien sangat menggemari masakan asin
Kesan gizi cukup
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum : compos mentis (E4V5M6)
Tanda vital :
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 80x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas: 24x/menit, reguler
Suhu : 37°C
Status Gizi :
BB : 55 kg
TB : 160 cm
BMI :21,46 kg/m2 (normal)
Kepala : mesocefal
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut.
Kulit : anemis (-), sianosis (-), ikterik (-).
Mata : anemis (-), sklera ikterik (-),kelopak mata edema (-),
Hidung : nafas cuping (-), epistaksis (-)
Telinga : discharge (-)
4
Mulut : bibir kering (-), selaput lendir kering (-), sianosis (–).
Tenggorok : T2-2, faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran kelenjar limfe (-)
Toraks:
Paru-paru
Depan
Inspeksi : Simetris statis dinamis, retraksi (-), takipneu (-).
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler
Suara tambahan
Hantaran -/-
Ronki -/-
Belakang
Inspeksi : Simetris statis dinamis, retraksi (-), takipneu (-).
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler
Suara tambahan
Hantaran -/-
Ronki -/-
Jantung:
5
Depan Belakang
SD: vesikuler SD: vesikuler
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V, 2 cm medial linea
midklavikula sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar.
Perkusi : batas kiri : SIC V, 2 cm medial linea midklavikula sinistra
batas kanan : SIC IV linea parasternalis dekstra
batas atas : SIC II linea para sternal sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, gallop (-), bising (-),
M1>M2, A1<A2, P1<P2
Abdomen:
Inspeksi : datar, supel
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi :pekak sisi (-),pekak alih (-),undulasi (-)
Palpasi :turgor kembali cepat,
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Kelenjar getah bening : Pembesaran kelenjar limfe -/-
Genitalia: tidak diperiksa
Ekstermitas:
Superior Inferior
Akraldingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capilary refill <2” <2”
Status Lokalis
Makula hiperpigmentasi, edem
Diagnosis : Hipertensi grade 1
Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan
D. RESUME
6
Sejak tanggal 28 Mei 2013 pasien datang ke klinikita PEMUDA
dengan keluhan leher tegang pada bagian belakang. Keluhan dirasakan
secara tiba-tiba dan terus menerus, keluhan dirasakan semakin tegang
saat melakukan aktivitas dan keluhan berkurang ssaat istirahat. Keluhan
dirasakan sangat mengganggu aktivitas. Pasien baru mengetahui
memiliki Hipertensi. Pasien mulai kontrol rutin ke klinikita perihal
penyakitnya tersebut.
PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. DIAGNOSIS HOLISTIK
Pasien Ny.D usia 50 tahun, nuclear family, Hipertensi grade 1. Status gizi
cukup. Hubungan keluarga harmonis dan hubungan dengan masyarakat
sekitar baik. Status ekonomi cukup.
2. DAGNOSIS BIOLOGIS
Hipertensi Grade I
3. DIAGNOSIS PSIKOLOGIS
Pasien tidak memiliki beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan pasien
dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung.
4. DIAGNOSIS SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status ekonomi
cukup
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
- Edukasi kepada pasien untuk menjaga pola makan yang baik dan
bergizi, mengurangi konsumsi garam.
7
- Merencanakan diet hipertensi (Dietary Approaches to Stop
Hypertension)
Pola diet DASH adalah kaya akan buah- buahan, sayuran, ikan,
unggas, kacang- kacangan serta rendah produk- produk susu. Makanan
ini kaya akan nutrisi penting seperti kalium, magnesium, kalsium, serat
dan protein.
- Menganjurkan kepada pasien untuk berolahraga ringan secara teratur
- Edukasi kepada keluarga pasien untuk selalu memberi dukungan dan
semangat kepada pasien agar pasien bisa mengatur pola hidupnya
dengan baik, dan memberi saran kepada keluarga untuk selalu
membiasakan diri dalam menjaga pola makan yang baik supaya tidak
terjadi lagi penyakit seperti yang dialami pasien
2. Medikamentosa
- Amlodipin 5 mg 1x1
FOLLOW UP
Tangal 28 Agustus 2013
- Subjektif : -
- Objektif :
Tanda vital : TD ; 150/80 mmHg, HR :80 x/mnt, RR: 20x/mnt, T: 36ºC
- Assesment : Hipertensi I
- Planning :
Kontrol tekanan darah rutin bisa di puskesmas atau pelayanan
kesehatan terdekat.
Minum obat penurun tekanan darah teratur (diminum jika tekanan
darah naik sesuai petunjuk dokter)
Melakukan pemeriksaan laboratorium
FLOW SHEET
Nama : Ny. D (50 tahun)
Diagnosis : Hipertensi grade 1
8
Tabel 2. Flowsheet Pasien
Tanggal Tanda
vital
Keluhan Rencana terapi Target
28-8-13 TD ;
150/80
mmHg,
HR :80
x/mnt,
RR:
20x/mnt,
T: 36ºC
_ Medikamentosa
- Amlodipin 5 mg 1x1
Non medikamentosa :
- Edukasi penderita dan keluarga
untuk menjaga pola makan
- Diet DASH
- Olahraga rutin untuk menjaga
kesehatan tubuh
- Periksa rutin tekanan darah dan
mengkonsumsi obat hipertensi
secara rutin
Tekanan
darah
terkontrol.
9
TAHAP III
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI HOLISTIK
A. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien saat kunjungan, didapatkan
informasi bahwa Keluarga terdiri atas suami (Tn.R, 70 tahun), pasien
(Ny. D, 50 tahun), anak (D., 25 tahun) dan anak (S., 23 tahun) tinggal
bersama dalam satu rumah.
B. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal di rumah milik pribadi. Jumlah anggota keluarga ada 4
orang, yaitu pasien sebagai istri, kepala keluarga dan 2 anak laki-laki dan
perempuan. Hubungan antara pasien dengan keluarga baik. Keluarganya
harmonis. Dalam menghadapi masalah internal maupun eksternal
keluarga, pasien menyerahkan ke anggota keluarga dalam pengambilan
keputusan. Komunikasi dalam keluarga berjalan lancar. Pasien dan
istrinya memiliki pengetahuan mengenai kesehatan cukup baik, sehingga
saat diberikaan edukasi dapat dengan mudah diterima dan dimengerti
serta bersedia untuk melakukan apa yang telah disarankan.
C. Fungsi Sosial Budaya
Pasien dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan
dengan masyarakat sekitar baik dan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.
D. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Biaya kebutuhan sehari-hari didapat dari pensiunan PLN suami.
Pendapatan perbulan ± Rp. 1.000.000,00. Selain itu, keuangan juga
dibantu oleh anak yang masih tinggal serumah dengan pasien. Status
ekonomi cukup
10
E. Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adakah SMA dan pendidikan suami adalah
SMA. Semua anak di keluarga pasien disekolahkan oleh orang tuanya
hingga sarjana.
F. Fungsi Religius
Pasien memeluk agama Islam. Terkadang sholat di masjid dan tekadang
sholat berjamaah dirumah. Ada kegiatan untuk pendalaman agama. Saat
menghadapi suatu permasalahan setiap anggota keluarga selalu berusaha
memecahkan masalah dengan berlandaskan nilai-nilai keagamaan
sehingga tidak mudah menyerah jika menghadapi suatu permasalahan
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel .3. APGAR score keluarga Ny.D
KO
DE
APGAR Tn. R Ny. D
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya
bila saya mendapat masalah
2 2
P Saya puas dengan keluarga saya membahas dan
membagi masalah dengan saya
2 2
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru
2 2
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan
kasih sayingnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahann, perhatian, dll
2 2
R Saya puas denngan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama.
2 2
Total (konstribusi) 10 10
Rata – rata APGAR score keluarga Tn. R = 10+10
= 40/2
= 10
11
Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga Tn.B baik.
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis Tn.S
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial kurang, kurang aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan
-
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya
baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti
-
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap
ajaran agama, ketaatan, ibadah cukup baik
-
Economic Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi
kebutuhan
-
Education Tingkat pendidikan keluarga baik -
Medikal Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup
baik. Jika sakit pasien segera berobat ke dokter,
puskesmas, atau rumah sakit
-
4. GENOGRAM
Diagram 1. Gambaran Keluarga Kandung Pasien
12
Keterangan :
= laki - laki
= perempuan
= perempuan meningal
= pasien
= laki – laki meninggal
Kesimpulan : penyakit yang diderita pasien tidak ditemukan pada anggota
keluarganya. Dari genogram tersebut tidak terdapat penyakit yang diturunkan
5. POLA INTERAKSI KELUARGA
=Hubungan baik
= Hubungan tidak baik
Diagram 2. Pola interaksi keluarga Tn.R
Kesimpulan : pola interaksi dua arah antar keluarga berjalan baik dan
harmonis.
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluarga ini cukup, pasien berpendidikan SMA,
suami berpendidikan SMA dan semua anaknya berpendidikan
sarjana. Pengetahuan pasien tentang kesehatan dan pola hidup sehat
cukup baik.
13
Ny.D
Tn.R
.D S
b. Sikap
Pasien dan keluarganya memiliki kesadaran pentingnya kesehatan
dan sudah menerapkan pola hidup sehat dapat dilihat antara lain
dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dimasak sendiri dan
tidak makan makanan bergorengan maupun cepat saji
c. Tindakan
Pasien dan keluarga sering berobat ke klinik jika sakit.
7. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah tertata rapi, kebersihan cukup, ventilasi cukup dan
pencahayaan cukup. Saluran air limbah lancer. Sampah keluarga di
buang di tempat sampah depan rumah. Lingkungan sekitar bersih.
b. Keturunan
Tidak terdapat faktor keturunan yang memengaruhi penyakit pasien.
c. Pelayanan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika
sakit adalah klinik.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 9x12 m2.Rumah
menghadap ke utara dan memiliki pagar pembatas. Rumah terdiri atas
ruang tamu, tiga kamar tidur,dua kamar mandi + wc, ruang makan yang
menyatu dengan dapur, satu gudang dan satu taman di bagian depan
Pintu masuk dan keluar ada dua, di bagian depan dan belakang rumah.
Dinding terbuat dari tembok , lantai rumah berupa keramik. Ventilasi
cukup pencahayaan cukup. Atap rumah tersusun dari genting dan ditutup
langit-langit. Masing-masing tempat tidur dilengkapi dengan sebuah
ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk
kebutuhan sehari-hari menggunakan air PDAM. Sehari-hari keluarga
masak menggunakan kompor gas.
14
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Lingkungan sekitar rumah berupa perkampungan dengan kondisi
masyarakat yang akrab dan baik. Rumah satu dengan yang lain
berdempetan. Terdapat selokan untuk menyalurkan limbah rumah
tangga yang terdapat di belakang rumah dengan aliran lancar. Sampah
dibuang di tempat sampah . Rumah langsung berhadapan dengan jalan
dengan kondisi jalan yang berpaving.
5. Gambar Denah Rumah
15
L o r o n g
Wc + kamar mandi
Dapur Wc + kamar mandi
Ruang makan
Kamar
Kamar Ruang keluarga
Kamar
ruang tamu
Teras
Taman
Tempat jemuran
RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holostik : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi patologis (SCREEM) : baik
4. Fungsi Genogram Keluarga : tidak ada penyakit yang diturunkan
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku keluarga : baik
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik
DAFTAR MASALAH
1. MASALAH MEDIS
Hipertensi grade 1
2. MASALAH NON MEDIS
- Ketidakpatuhan pasien dalam memeriksakan ke laboratorium
- Sering mengkonsumsi garam / makanan asin
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No . Daftar masalah I T R JUMLAH
IxTxKxRP S SB Mn Mo Ma
1 Ketidakpatuhan pasien
dalam memeriksakan ke
laboratorium
5 5 5 3 2 3 1 2250
(II)
2 Sering mengkonsumsi
garam / makanan asin
5 5 5 3 5 5 5 46875
(I)
16
Keterangan :
I : importancy (pentingnya masalah)
P : Prevelence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (peralatan/bahan yang tersedia)
Dari indikator diatas ada beberapa kriteria antara lain:
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
Diagram 3. Diagram permasalahan pasien
17
ISering mengkonsumsi
garam / makanan asin
Ny.D 50th, Hipertensi
grade I
IIKetidakpatuhan
pasien dalam
memeriksakan ke
laboratorium
TAHAP 1V
HUBUNGAN ANTARA MENGKONSUMSI GARAM DENGAN
HIPERTENSI GRADE 1
Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah karena semakin meningkatnya
prevalensi hipertensi. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah > 140/90
mmHg. Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC
7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal,
prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2
Klasifikasi Tekanan
Darah
Tekanan Darah
Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah
Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 > 160 > 100
Gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada beberapa organ target.
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul
dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi berjalan tanpa gejala, dan baru
timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal,
mata, otak dan jantung . Gejala biasanya bersifat tidak spesifik, misalnya sakit
kepala atau pusing, epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di
tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang. Faktor risiko terjadinya
hipertensi antara lain diet dan asupan garam tinggi, stres, obesitas, merokok dan
faktor genetik. Ny. S memiliki pola hidup yang kurang baik, yaitu jarang
berolahraga dan gemar mengkonsumsi makanan asin. Pola makan yang tidak
sehat seperti asupan garam berlebih dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah dengan mekanisme melibatkan ginjal. Jika asupan garam berlebih terjadi
18
retensi natrium ginjal yang pada akhirnya akan meningkatkan volume cairan
kemudian meningkatkan preload sehingga tekanan darah meningkat.
Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi pada organ tubuh secara langsung
maupun tidak langsung. Hipertensi dapat menjadi faktor resiko penyakit
kardiovaskuler, menyebabkan kerusakan otak, mata, dan ginjal. Oleh karena itu
pasien hipertensi harus melakukan kontrol rutin dan patuh pada pengobatan serta
melakukan modifikasi gaya hidup menuju pola hidup sehat. Ny. D sekarang mulai
rutin memeriksakan dirinya ke puskesmas atau klinik untuk mengontrol tekanan
darahnya. Ny. D harus mendapatkan edukasi mengenai penyakit yang dideritanya.
Edukasi yang diberikan adalah latihan fisik, menurunkan asupan garam,
meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak, serta
mengendalikan stres.
19
TAHAP V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Dagnosis Biologis
Hipertensi grade I
2. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak memiliki beban pikiran terhadap penyakitnya.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling
mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat baik, kondisi lingkungan cukup baik,
status ekonomi cukup.
B. SARAN
Saran komprehensif
1. Promotif
Edukasi penderita dan keluarga mengenai pola makan yang baik untuk
kesehatan, olahraga rutin dan diet yang sesuai untuk hipertensi.
Edukasi penderita dan keluarga mengenai penyakit hipertensi dan
komplikasinya.
2. Preventif
Mengkonsumsi makanan yang sehat dan tidak merugikan bagi kondisi
penderita saat ini, mengurangi asupan garam.
3. Kuratif
Amlodipin 5 mg 1x1
4. Rehabilitatif
Berolahraga secara rutin dan teratur untuk mencegah terjadinya
komplikasi dari penyakit yang diderita serta menjaga kebugaran tubuh.
20
Daftar Pustaka
1. Sudoyo, Ary W dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : FKUI
2. Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Volume 1
edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
3. Kamran Riaz, MD. 2010. Hypertension.
http://emedicine.medscape.com/ article/241381-overview (24 April 2013)
4. Yogiantoro, Muhammad. 2010. Hipertensi Essensial: Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :FKUI., pp:1079
21
LAMPIRAN FOTO KUNJUNGAN
Tampak depan Tampak samping
Ruang keluarga
22
Kamar Dapur
23