KASUS GERONTIK'
-
Upload
irwina-devi-umaroh-riandani -
Category
Documents
-
view
50 -
download
3
Transcript of KASUS GERONTIK'
LAPORAN PENDAHULUAN
ULKUS DEKUBITUS
A. TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Ulkus dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan dari bawah
kulit bahkan menembus otot sampai mengenai tulang, akibat adanya penekanan pada
suatu area secara terus-menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah.
Ulkus dekubitus adalah ulkus yang ditimbulkan karena tekanan yang kuat oleh berat
badan pada tempat tidur (Saputra, 2010).
2. Etiologi
a. Tekanan
b. Kelembaban
c. Gesekan
3. Patofisiologi
Tekanan imobilisasi yang lama akan menutup kapiler jika tekanan tersebut melebihi
tekanan normal kapiler dengan rentang 16-32 mmHg. Penutupan kapiler akan
menyebabkan iskemik jaringan. Pucat akan terlihat kecuali pada klien berkulit gelap.
Setelah periode iskemik , kulit terang akan mengalami hiperemi . Hiperemi reaktif
normal(kemerahan) merupakan respon kompensasi dan hanya efektif jika tekanan di
kulit dihilangkan sebelum terjadi kerusakan atau nekrosis (Saputra, 2010).
4. Manifestasi klinis
a. Tanda cedera awal adalah kemerahan yang tidak menghilang apabila ditekan ibu
jari.
b. Pada cedera yang lebih berat dijumpai ulkus dikulit.
c. Dapat timbul rasa nyeri dan tanda-tanda sistemik peradangan, termasuk demam
dan peningkatan hitung sel darah putih.
d. Dapat terjadi infeksi sebagai akibat dari kelemahan dan perawatan di Rumah Sakit
yang berkepanjangan bahkan pada ulkus kecil (Saputra, 2010).
5. Pemeriksaan diagnostik
a. Kultur : pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel – sel jaringan.
Page | 1
b. Albumin serum : protein utama dalam plasma dan cairan serosa lain.
6. Penatalaksanaan medis
a. Merubah posisi pasien yang sedang tirah baring.
b.Menghilangkan tekanan pada kulit yang memerah dan penempatan pembalut yang
bersih dan tipis apabila telah berbentuk ulkus dekubitus.
c) Sistemik : antibiotic spectrum luas, seperti: amoxilin, siklosperm
Topical : salep antibiotic seperti kloramphenikol 2 gram.
7. Manajemen keperawatan
a. Pengkajian
1. Aktivitas/ istirahat
Tanda : penurunan kekuatan, ketahanan, keterbatasan rentang gerak.pada area
yang sakit
gangguannya misalnya otot perubahan tunas.
2. Sirkulasi
Tanda : hipoksia, penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cidera,
vasokontriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin, pembentukan
edema jaringan.
3. Eleminasi
Tanda : keluaran urin menurun adalah tidak adanya pada fase darurat, warna
mungkin hitam
kemerahan , bila terjadi, mengidentifiasi kerusakan otot.
4. Makanan/cairan
Tanda : edema jaringan umum, anoreksia, mual dan muntah.
5. Neurosensori
Gejala : area kebas/kesemutan
6. Pernapasan
Gejala :menurunnya fungsi medulla spinalis, edema medulla, kerusakan
neurology, paralysis
abdominal dan otot pernapasan.
7. Integritas ego
Page | 2
Gejala : masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, mmenarik diri, marah.
h) Keamanan
Tanda : adanya fraktur akibat dilokasi (jatuh, kecelakaan, kontraksi otot tetanik,
sampai dengan syok listrik) (Saputra,2010).
b. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan destruksi mekanis jaringan
sekunder terhadap tekanan, gesekan dan fraksi.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan gerak yang
diharuskan, status yang dikondisikan, kehilangan control motorik akibat
perubahan status mental.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukkan oral.
4. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemajanan dasar dekubitus,
penekanan respons inflamasi.
5. Risiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik
berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang etiologi,
pencegahan, tindakan dan perawatan dirumah (Dez, 2009).
8. Pathways
Terlampir
Page | 3
KASUS
Mbah R (80 th) tinggal di wisma suryakencana. Klien mengalami parsial paralise
akibat stroke sehingga harus bedrest. Selain itu klien juga mengalami inkontinensia urin dan
bowel. Hasil pemeriksaan fisik, perawat menemukan luka di bagian punggung dengan
kedalaman 0,3 cm dan luasnya 5x7 cm dan pantat klien.
Klien mengeluh tidak bisa menggerakkan anggota tubuh bagian kiri sejak 7 hari yang
lalu . segala aktivitas dilakukan di tempat tidur, kelemahan anggota gerak. Kekuatan otot:
ekstrimitas kiri: 1, ekstrimitas kanan: 4, Indeks Katz: G (6 aktivitas dibantu)
Klien mengeluh sedikit nyeri karena ada luka di punggung dan pantat namun nyeri
masih bisa ditolerir.Warna luka merah
Klien mengeluh tidak bisa mengontrol buang air kecil dan buang air besar (tidak
sadar kalau BAK atau BAB).Tekanan darah: 160/100 mmHg, Nadi: 90 x/menit; Irama:
teratur; Tegangan normal.Pernapasan: 20x/menit; reguler, lemah;Sesak nafas: (-); Cuping
hidung: (-); Sianosis: (- ); Batuk: (-);Auskultasi: wheezing (-), Ronkhi (-)Ekstremitas dingin:
(-); Sianosis (-); Edema (-); Distensi vena leher (-) Nyeri dada: (-), JVP = 2 cm.
1. Pemeriksaan darah lengkap:
Darah : Hb : 12g/dl
Leukosit : 11.200/mm3.
LED : 40 mm/jam I, 68 mm/jam II.
hitung jenis : Bas : 0, Eos : 0, Seg : 80, Limfo : 19, Mono : 0.
Kimia darah :
Gula darah puasa: 92 mg/dl.
Cholesterol : 200 mg/dl.
SGOT : 27 mg/dl.
SGPT : 31mg/dl.
Tryseligerida : 86 mg/dl
Urea : 29 mg/dl.
Urea nitrogen : 13 mg/dl.
Creatinin : 0,7 mg/dl. Asam urat : 4,0 mg/dl
Skor Norton: 11
Page | 4
PENYELESAIAN
A. PENGELOMPOKAN DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF1. Klien mengeluh tidak bisa
mengontrol buang air kecil dan buang air besar.
2. Klien mengeluh tidak bisa menggerakkan anggota tubuh bagian kiri
1. Klien menderita stroke ,bedrest, ulkus(+) di punggung dan pantat. Kedalaman luka 0,3 cm, luas 5x7 cm.
2. Ulkus dekubitus di epidermis, dermis,dan sebagian subkutan, warna luka merah, segala aktivitas di kasur.
3. Segala aktivitas dilakukan di tempat tidur, kelemahan anggota gerak. Kekuatan otot: ekstrimitas kiri: 1, ekstrimitas kanan: 4, Indeks Katz: G (6 aktivitas dibantu)
B. ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI1. DS : -
DO: klien menderita stroke ,bedrest, ulkus(+) di punggung dan pantat. Kedalaman luka 0,3 cm, luas 5x7 cm.
Kerusakan integritas kulit
Imobilisasi fisik: bedrest
2 DS : Klien mengeluh tidak bisa mengontrol buang air kecil dan buang air besarDO : ulkus dekubitus di epidermis, dermis,dan sebagian subkutan, warna luka merah, segala aktivitas di kasur.
Risiko infeksi Peningkatan paparan lingkungan terhadap pathogen: bakteri dari feses, urin, dan linen
3 DS : Klien mengeluh tidak bisa menggerakkan anggota tubuh bagian kiriDO : segala aktivitas dilakukan di tempat tidur, kelemahan anggota gerak. Kekuatan otot: ekstrimitas kiri: 1, ekstrimitas kanan: 4, Indeks Katz: G (6 aktivitas dibantu)
Kerusakan mobilitas fisik
Penurunan kekuatan otot, kontrol, dan massa: parsial paralisis.
Page | 5
Page | 6
NURSING CARE PLAN
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Imobilisasi fisik: bedrest ditandani dengan :DS : -
DO: klien menderita stroke ,bedrest, ulkus(+) di punggung dan pantat. Kedalaman luka 0,3 cm, luas 5x7 cm.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam integritas kulit membaik (menunjukkan kemajuan penyembuhan dekubitus) dengan kriteria hasil :1. Luka mengering 2. Area luka
mengecil dan kedalaman berkurang sampai lapisan dermis epidermis.
1. Observasi karakteristik dan derajat luka: warna, kedalaman, area.
2. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik dan antiseptic sesuai jadwal.
3. Anjurkan memakai air bed dan tambahan bantal sebagai pengganjal
4. Kolaborasi :a. Beri antibiotik oral,
topikal, dan intravena sesuai indikasi
1. Untuk mengetahui sirkulasi pada daerah luka. Pada klien dengan ulkus derajat II kerusakan mencapai epidermis, dermis, dan sebagian subkutan.
2. Mencegah terpajan dengan organisme infeksius, mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi. Kolaborasia. Mencegah atau
mengontrol infeksi.
2 Risiko infeksi berhubungan dengan Peningkatan paparan lingkungan terhadap pathogen: bakteri dari feses, urin, dan linen ditandai dengan : DS : Klien mengeluh tidak bisa mengontrol buang air kecil dan buang air besar
DO : ulkus dekubitus di epidermis, dermis,dan sebagian subkutan, warna luka
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam menunjukkan perbaikan penyembuhan / tidak ada infeksi dengan kriteria hasil:
1. Pantau tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kalor)
2. Observasi TTV3. Gunakan teknik aseptik
dalam penatalaksanaan luka.
4. Anjurkan klien mengkonsumsi asupan vit C dan protein.
1. Respon jaringan terhadap invasi patogen dengan peningkatan aliran darah dan aliran limfe (bengkak, edema, merah).
2. Patogen yang bersirkulasi merangsang hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh.
3. Mencegah invasi kuman
Page | 7
merah, segala aktivitas di kasur. 1. Luka bebas dari mikroorganisme
2. Luka tidak melebar
5. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene: mandi 2x/hari, gosok gigi sebelum dan bangun tidur, memotong kuku, keramas1x, vulva dan anal higiene.
6. Penggantian linen tempat tidur secara berkala(setiap hari) dan pembersihan tempat tidur secara berkala(2x/hari)
7. Pemberian lotion pada kulit yang sehat sesuai kebutuhan klien.
8. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik.
dan kontaminasi bakteri.4. Nutrisi dapat
meningkatkan imunitas.5. Klien mengalami parsial
paralisis sehingga perlu dibantu dalam semua kegiatan personal higienenya. Klien juga mengalami incontinensia urin dan alvi yang meningkatkan risiko pemajanan mikroorganisme pada luka khususnya di pantat.
6. Linen yang kotor menjadi media yang berkembangnya bakteri.
7. Pemberian lotion mencegah kekeringan kulit.
8. Antibiotik menghambat sirkulasi patogen.
3 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan Penurunan kekuatan otot, kontrol, dan massa: parsial paralisis ditandani dengan :DS : Klien mengeluh tidak bisa menggerakkan anggota tubuh bagian kiri
DO : segala aktivitas dilakukan di tempat tidur, kelemahan anggota gerak. Kekuatan otot: ekstrimitas kiri: 1, ekstrimitas kanan: 4, Indeks Katz: G (6 aktivitas dibantu)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 klien menunjukan peningkatan mobilisasi di tempat tidur jam dengan kriteria hasil :1. Kekuatan otot
tubuh sebelah
1. Lakukan tirah baring tiap 2 jam sekali pada klien.
2. Lakukan ROM pasif untuk anggota tubuh kiri, ROM aktif untuk anggota tubuh kanan.
3. Perhatikan sirkulasi, gerakan, dan sensasi sesering mungkin.
2. Dorong partisipasi klien
1. Penghilangan tekanan intermitten memungkinkan darah kembali ke kapiler daerah yang tertekan.
2. ROM dilakukan untuk latihan gerak meningkatkan kontraksi otot.
3. Sirkulasi yang terganggu dapat menyebabkan
Page | 8
kiri (ekstrimitas atas dan bawah): 2
dalam setiap aktivitas sesuai kemampuan.
3. Kolaborasi dengan fisioterapis.
edema.4. Pemeliharaan fungsi otot
dan sendi dan meningkatkan kemandirian dan harga diri.
5. Membantu melatih pergerakan.
Page | 9
DAFTAR PUSTAKA
Jaime L. 2002. Asuhan Keperawatan Gerontik Ed. 2. Jakarta: EGC.
Mickey;Patricia. 2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed. 2. Jakarta:EGC.
Wilkinson, Judith M. 2002. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta:EGC.
Administrator.2008. Teori-Teori Proses Menua-Penuaan. Diambil dari http://fkunhas.com/teori-teori-tentang-penuaan-20100731460.html
Diakses tanggal 6 Oktober 2010
Dez. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Stroke. Diambil dari http://dezlicious.blogspot.com/2009/02/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan_13.html. Diakses dari 6 Oktober 2010.
Fitriyani, Noor. 2009. Ppengaruh Posisi Lateral Inklin 300 terhadap Kejadian Dekubitus pada Pasien Stroke di Bangsal Anggrek I Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Diambilhttp://etd.eprints.ums.ac.id/4462/1/J210050012.pdf. Diakses tanggal 6 Oktober 2010
Pamela, Ruli. 2010. Diet Sehat Pasca Serangan Stroke. Diambil dari http://www.ruripamela.com/2010/04/diet-sehat-pasca-serangan-stroke.html. 06 April 2010. Diakses tanggal 6 Oktober 2010.
Putri, Nandya Titania. 2010. Kelumpuhan UMN. Diambil dari http://xa.yimg.com/kq/groups/20899393/1169848617/name/ltm1+SJ.doc. Diakses tanggal 6 Oktober 2010.
Saputra, Heri. 2010. Askep Stroke. Diambil dari http://hesa-andessa.blogspot.com/2010/04/askep-stroke.html. Diakses tanggal 6 Oktober 2010.
Widodo, Arif. Uji Kepekaan Instrumen Pengkajian Risiko Dekubitus dalam Mendeteksi Dini Risiko Kejadian Dekubitus di RSIS. Diambil dari http://eprints.ums.ac.id/1353/1/4._ARIF_WIDODO_SIAP.pdf. Diakses tanggal 6 Oktober 2010
Page | 10