PPT Gerontik
-
Upload
helena-winata -
Category
Documents
-
view
355 -
download
20
Embed Size (px)
Transcript of PPT Gerontik

PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI DAN
INTEGRITAS KULIT PADA LANSIA
Kelompok 5
Arie Puji Lestari
Helen Winata
Lulu Akilah
Ririn Septiani
Sopi Puji Astuti

1.Menjabarkan konsep kebersihan diri pada lansia.
2.Menjabarkan konsep penuaan terkait integritas kulit.
3.Menjabarkan konsep penuaan terkait sistem penglihatan.
4.Menjabarkan Asuhan Keperawatan terkait Kasus Nenek X.
Tujuan Presentasi

Kebersihan Diri
Penuaan Terkait Sistem Integumen
Penuaan Terkait Sistem Penglihatan
OUTLINE

Kebersihan Diri
Suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan mental
(Potter & Perry, 2005)
Tujuan : - Meningkatkan kenyamanan,
keamanan, dan kesehatan individu.- Meminimalkan risiko lansia terhadap
kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit.
- Mewujudkan kesehatan diri.- Berpenampilan menarik, rapi, wangi.

Jenis Kebersihan Diri
Kebersihan Mulut dan Gigi
Kebersihan Mata dan Telinga
Kebersihan Kulit
Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku
Kebersihan Rambut
Kebersihan Berpakaian

Kebersihan Mulut dan Gigi
Mayoritas lansia mengalami gigi tanggal yang menyebabkan banyak lansia kurang menjaga kebersihan mulut
Perkembangan fisiologi mulut pada lansia → Gigi yang menjadi rapuh, lebih kering, dan berwarna lebih gelap
Perkembangan fisiologi mulut pada lansia → Gigi yang menjadi rapuh, lebih kering, dan berwarna lebih gelap
Gigi menjadi patah setelah bertahun-tahun digosok, gusi kehilangan vaskularitas dan elastisitas jaringan → menyebabkan gigi palsu kurang pas
Kebiasaan makan sering berubah dan malnutrisi → masalah → terjadi penurunan sensitivitas rasa

Kebersihan Mulut dan Gigi
Kebersihan mulut dan gigi harus tetap dijaga dengan menyikat gigi dan kumur secaara teratur
Menyikat gigi bertujuan untuk menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang (caries) dan menyebabkan sakit gigi
Lansia sudah ompong bagi yang masih aktif dan masih masih mempunyai gigi agak lengkap dapat menyikat giginya → 2 kali dalam sehari, pagi bangun tidur dan malam sebelum tidur
Bagi lansia yang menggunakan gigi palsu dapat dipelihara seperti berikut:
• Gigi palsu dikeluarkan dari mulut mennggunakan kain bersih atau saputangan yang bersih.
• Gigi palsu kemudian disikat perlahan lahan dibawah air mengalir sampai bersih. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi.
• Pada waktu tidur, gigi palsu tidak perlu dipakai dan direndam di dalam air bersih

Kebersihan Mata dan Telinga
Terkait dengan kesehatan mata, gangguan yang paling sering dialami oleh lansia adalah katarak.
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang.
Kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi akibat kedua-duanya yang dapat
menyebabkan perubahan bayangan gambar dalam retina sehingga secara
berangsur-angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima
cahaya.
MATA
Katarak

• Cahaya yang terang ketika ingin membaca• Tidak dapat membedakan warna• Pandangan cenderung kabur dan gelap dan sensitif terhadap cahaya yang
terlalu terang (silau).
Manifestasi Klinis
Menjaga kebersihan mata sangatlah mudah tidak diperlukan perawatan yang khusus:• Pembersihan mata dapat dilakukan selama mandi dengan menggunakan
waslap pembersih yang dilembabkan kedalam air • Bersihkan mata dari arah ke luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang
menempel pada sudut kelopak mata

Kebersihan Mata dan Telinga
Proses penuaan seringkali membuat lansia mengalami gangguan pedengaran tuli
Telinga merupakan organ yang sangat berperan dalam ketajaman pendegaran
• Bersihakan telinga secara rutin yaitu satu kali setiap satu atau dua minggu dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan alat yang bersih dan aman.
• Daun telingan dibersihkan pada saat mandi kemundian dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih.
• Tidak diperbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga
TELINGA
Lansia sering mengalami terganggu telinga → Terdapat substansi lilin atau benda asing berkumpul di kanal telinga, yang mengakibatkan inflamasi lokal atau nyeri yang dapat mempengaruhi pendengaran lansia
Cara Pembersihan

Kebersihan Kulit
Perawatan kulit pada lansia bertujuan untuk mempertahankan kesehatan kulit, pemenuhan kebutuhan diri, dan menghindari terpapar sinar matahari secara langsung
Secara struktural, kulit adalah suatu organ kompleks yang terdiri dari epidermis, dermis, dan subkutan.
Hal yang dikaitkan dengan penuaaan adalah perubahan yang terlihat pada kulit seperti atropi, keriput, dan kulit yang kendur.

Perubahan ini terjadi karena hubungan antara penuaan intrinsik (alami) dan penuaan ekstrinsik (lingkungan).
Kulit mampu untuk melakukan sensasi, melindungi tubuh dari cedera dan serangan tiba-tiba yang ditimbulkan dari lingkungan.
Kulit berperan dalam termoregulasi dan adaptasi terhadap lingkungan, serta berperan sebagai organ ekskresi, sekresi, absorpsi, dan akumulasi.

Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku
Tangan, kaki, dan kuku perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan.
Lansia perlu membersihkan tangan dan kaki minimal dua kali dalam sehari atau setiap kotor.
Masalah yang terjadi pada kaki yang tidak dibersihkan:
• Infeksi jamur dan bakteri• Kallus atau kapalan yang disebabkan oleh iritasi kronis dan gesekan dari
alas kaki• corns → Disebabkan karena gesekan dan tekanan pada kulit dapat
mengakibatkan terganggunya kemampuan berjalan dan menggunakan alas kaki

Proses penuaan memberi perubahan pada kuku
Pertumbuhan kuku menjadi lebih lambat, permukaan tidak mengilat tetapi menjadi bergaris dan mudah pecah karena agak keropos.
Warnanya bisa berubahmenjadi kuning atau opaque.
Kuku bisa menjadi lembek terutama kuku kaki akan menjadi lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan kanan menusuk masuk ke jaringan disekitarnya (ungus incarnatus).
Pengguntingan dilakukansetelah kuku direndam dalam air hangat selama 5-10 menit karena pemanasanmembuat kuku menjadi lembek dan mudah digunting

Perawatannya:
Menjaga kebersihan kuku tangan
• Mencuci kaki setiap hari atau menggunakan air hangat untuk membantu melembabkan.
• Gunakan pelembab setelah direndam. • Usahakan untuk berjalan menggunakan alas kaki yang nymana, tertutup, tidak
sempit, dan meminimalkan risiko jatuh.
• Memotong kuku sekali dalam seminggu atau saat panjang menggunakan gunting kuku dan setelah itu dihaluskan atau dikikir
• Merendam tangan di dalam air hangat selama satu sampai dua menit• Menyikat kuku yang kotor dengan sikat tangan dan sabun• Bilas dengan air hangat dan mengeringkan dengan handuk
Menjaga kebersihan kuku kaki
• Memotong kuku kaki setelah mandi pada saat kuku lunak• Merendam kuku setelah dipotong selama 20 sampai 30 menit• Memijat kaki setelah kuku dipotong dengan lembut dan menggunakan lotion

Kebersihan Rambut
Rambut → Bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.
Rambut itu berlemak dan kotoran debu mudah melekat pada rambut. Lemak dan kotoran pada rambut membusuk dalam waktu 24 jam → Harus mencuci rambut dankulit kepala atau keramas setiap kali kita mandi
Kerontokan rambut sering terjadi pada lanjut usia
Pada lansia, rambut di permukaan badan dan ekstrimitas lambat laun menghilang.
Rambut membutuhkan perawatan yang baik dan teratur, terutama pada wanita.
Agar tidak mengalami banyak kerontokan, → kurangnya sanitasi atau adanya infeksi jamur yang lazim disebut ketombe
Rata-rata 50-100 helai rambut dapar rontok dalam masa sehari → rambut sebaik-baiknya perlu dicuci dengan shampoo yang mengandung anti-ketombe yang cocok & Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan minimal sekali seminggu

Kebersihan Berpakaian
Pakaian banyak menyerap keringat, lemak dan kotoran yang dikeluarkan badan → Akan berbau busuk dan memuakkan.
Pakaian yang rapi, bersih, dan cocok dengan lansia dapat memberikan kepercayaan diri bagi yang mengenakannya.
Saat tidur hendaknya lansia mengenakan pakaian yang khusus untuk tidur dan bukannya pakaian yang sudah dikenakan sehari-hari yang sudah kotor.

Faktor yang mempengaruhi praktik menjaga kebersihan diri
Citra Tubuh
Praktik Sosial
Status sosioekonomi
Pengetahuan
Pilihan pribadi
Variabel Kebudayaan

Gangguan yang sering terjadi pada lansia terkait
pemenuhan kebersihan diri
Banyaknya gigi yang tanggal pada lansia
Gangguan penglihatan berupa katarak
Adanya gangguan pendengaran
Penuaan pada kulit: atropi , keriput dan kulit yang kendur

Penuaan normal pada kulit lansia
Startum korneum
Epidermis
Dermis
Subkutis
Bagian tambahan kulit: rambut, kuku, korpus pacini, korpus Meissner, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea

Perubahan jaringan pada kulit
Perubahan Pada Epidermis
Perubahan Konsekuensi Kulit
Waktu penggantian sel meningkat Waktu penyembuhan luka lambat
Penurunan melanosit Perlindungan dari sinar ultraviolet kurang
Penurunan sel Langerhans Respons terhadap pemeriksaan kulit berkurang
Pendataran rete ridges Kulit mudah terpisah, mengalami kerusakan
Kerusakan nukleus keratinosit Kecenderungan ke arah pertumbuhan abnormal seperti keratosis seboroik dan lesi kulit papilomatosa (akrokordon)

Perubahan Pada Dermis
Perubahan Konsekuensi Klinis
Penurunan elastisitas Meningkatnya kekuatan, kurang melentur di bawah tekanan
Kolagen kurang terorganisir Kelemahan, hilangnya turgor
Vaskularitas berkurang Pucat, hilangnya termoregulasi
Penurunan unsur-unsur sel makrofag, fibroblast, dan sel batang
Respons imun yang lemah

Perubahan Pada Subkutan
Perubahan Konsekuensi Klinis
Resorpsi lemak tubuh Peningkatan risiko
hipertermia
Redistribusi kembali lemak
tubuh dan ekstremitas ke
abdomen
Peningkatan risiko cedera,
perubahan citra tubuh

Perubahan Dalam Bagian Tambahan Pada Kulit
Perubahan Konsekuensi Klinis
Hilangnya melanosit Rambut beruban
Hilangnya folikel rambut Penipisan rambut pada kepala
Perubahan jenis dan distribusi rambut
Pria: Rambut wajah berkurang tetapi rambut di dalam telinga dan hidung meningkatWanita: Rambut wajah pada bibir atas dan dagu
Pertumbuhan kuku berkurang Kuku yang lunak, rapuh, dan kurang berkilau
Penurunan korpus Meissner Penurunan sensasi raba
Penurunan korpus pacini Penurunan sensasi tekan
Penurunan kelenjar keringat Kulit kering, penurunan termoregulasi
Penurunan kelenjar apokrin Penurunan bau badan

Penurunan folikel rambut pada lansia

Perubahan Normal Sistem IntegumenAkibat Penuaan
Perubahan Normal Terkait Usia Implikasi Klinis
Waktu perbaikan sel epidermal lebih lambat
Kulit mudah rusak dan lecet
Penurunan area kontak antara epidermis dan dermis
Penyembuhan luka lebih lambat
Penipisan lapisan dermal Penutupan dan penyembuhan luka buruk
Penurunan vaskularitas Termoregulasi berkurang, penurunan absorpsi agens topical
Penurunan jumlah korpus Meissner dan korpus pacini
Penurunan sensasi sentuhan dan tekanan dengan peningkatan risiko terhadap cedera
Penurunan jumlah dan kemampuan fungsional kelenjar keringat
Penurunan termoregulasi

Faktor risiko terjadinya gangguan pada integritas
kulit (Miller, 2004),
Pengaruh genetik
Gaya hidup
Radiasi/ultraviolet
Kebiasaan kebersihan diri
Keterbatasan fisik

Jenis-jenis gangguan integritas kulit pada
lansia (Ebersole, 2005)
Photoaging / dhermatolisis
Pruritus
Neoplasia
Kulit kering
Keratosis
Ulkus dekubitus

Photoaging/ dhermatolisis
Kulit terpajan sinar ultraviolet
Peningkatan variabilitas pada
kepadatan melanosit
Penampilan berbintik-bintik pada wajah ,
leher, lengan dan tangan
Kerusakan kulit

Ulkus Dekubitus
Stadium 1Ulserasi terbatas pada epidermis & dermis dengan eritema pada kulit
Stadium 2Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan adiposa
terlihat eritema dan indurasi. Dapat sembuh dalam 10-15 hari.
Stadium 3Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkulit dan otot sudah mulai terganggudengan adanya edema dan inflamasi, infeksi akan
hilang struktur fibril. Biasanya sembuh dalam 3-8 minggu.
Stadium 4 Ulserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia,otot serta sendi.
Dapat sembuh dalam 3-6 bulan.

TahapanDekubitus

Sensasi kulit yang iritatif dan
menimbulkan rangsangan
untuk menggaruk.
Pruritus Neoplasia
Pembentukan jaringan baru yang
abnormal dan tidak dapat
terkontrol oleh tubuh.
Kulit Kering
Didefinisikan untuk menggambarkan hilangnya atau
berkurangnya kadar kelembapan stratum
corneum (SC)

Perubahan penglihatanterkait penuaan
Defisit sensoris (misalnya, perubahan penglihatan) dapat merupakan bagian dari penyesuaian berkesinambungan yang datang dalam kehidupan usia lanjut

Perubahan Sistem Sensoris
(Penglihatan) Terkait UsiaImplikasi Klinis
Penurunan kemampuan
akomodasi
Kesukaran dalam membaca
huruf-huruf yang kecil
Konstriksi pupil senilis Penyempitan lapang pandang
Peningkatan kekeruhan lensa
dengan perubahan warna
menjadi menguning
Penglihatan yang kabur
Sensitivitas terhadap cahaya
Penurunan penglihatan pada
malam hari
Kesukaran dengan persepsi
kedalaman
Perubahan Pada Indera Penglihatan

Katarak
Perubahan warna (misalnya: menguning) & meningkatnya kekeruhan lensa kristal yang
terjadi dari waktu ke waktu dapat menimbulkan katarak (Chylack, 1994 dalam Stanley, 2002).

Tanda dan gejala katarak
a. Penglihatan yang kabur seperti terdapat suatu selaputb. Kesukaran dalam memfokuskan penglihatan dan
membaca.c. Sensitivitas terhadap cahayad. Gangguan dalam persepsi kedalamane. Perubahan dalam persepsi warna

Referensi• Carpenito, L.J. (1998). Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktis klinis. Edisi 6. Jakarta : EGC,• Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta: EGC.
• Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T., Jett, K. (2005). Gerontological nursing & health aging. 2nd Ed. St. Louis: Mosby, Inc.
• Ham, J. Richard (2007). Primary care geriatrics: A case –based approach. USA: Mosby.• Meiner, Sue E. and A.G. Lueckenotte. (2006). Gerontologic nursing. 3rd ed. Missouri : Mosby
Elsevier.• Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in older adults: Theory and practice. 4th ed. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins.• Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice. 4th Ed.
St.Louis: Mosby Elsevier.• Roach, S. (2001). Introductory gerontological nursing. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.• Stanley, S. & Beare, P. G. (2002). Gerontological nursing: A health promotion/protection approach.
2nd Ed. Philadelpia: F.A. Davis Company.• Touhy, Thresis., Jett, Kathleen. (2010). Ebersole and Hess’Gerontological Nursing Healthy Aging. 3rd
Edition. St.Louis: Mosby Elsevier.• Wilkinson. (2006). Buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC.
Jakarta: EGC.

THANK YOU !