Indikator Mutu Kelompok 1

download Indikator Mutu Kelompok 1

of 28

Transcript of Indikator Mutu Kelompok 1

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Indikator Mutu

Disusun oleh:KELOMPOK 1Gadis Wulandari25010111120041Muflikhatun U25010111120067Riska Auliawati Q25010111120057Zulinar Firdaus25010111130113Khairun Nisa25010111130128M.Abdurrahman S25010111140261Ajeng Retno25010111140264Kurnia Wahyu U25010111140279Nikmah Putri 25010111140280Risnawati Valentina 25010111140315

BAGIAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATANFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan Makalah Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan dengan membahas mengenai Indikator Mutu.Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Semarang, Mei 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman JuduliKata PengantariiDaftar IsiiiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Tujuan2C. Manfaat 2BAB II ISIA. Pengertian3B. Macam-macam Indikator Mutu5C. Ukuran Indikator Mutu 10D. Kriteria Indikator Mutu 12E. Indikator Mutu di Rumah Sakit 13F. Indikator Mutu di Keperawatan 17BAB III PENUTUPA. Kesimpulan24B. Saran24Daftar Pustaka25

i

18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan manusia yang amat penting untuk segera diwujudkan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup dalam masyarakat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Di tengah krisis multidimensi yang melanda di beberapa daerah, terdapat banyak masalah terjadi yang membuat masyarakat kebingungan untuk memajukan bangsa ini. Satu per satu masalah muncul, mulai dari bencana alam sampai penyebaran wabah penyakit. Isu yang paling mengancam saat ini adalah masalah kesehatan nasional. Masalah kesehatan nasional yang dihadapi bangsa kita sekarang adalah penyebaran wabah penyakit, pelayanan kesehatan yang buruk, serta kurangnya biaya pengadaan fasilitas kesehatan padahal kesehatan nasional merupakan fondasi penting dalam memajukan bangsa ini dari keterpurukan. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah sistem pelayanan kesehatan Indonesia sudah memadai dalam menangani masalah kesehatan Indonesia.Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, sehingga diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan masyarakat yang padat modal, padat teknologi dan padat karya yang dalam pekerjaan sehari-harinya melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai keahlian. Jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan sangat bergantung pada kapasitas dan kualitas tenaga di institusi pelayanan kesehatan.Kualitas pelayanan rumah sakit dapat diketahui dari penampilan profesional personil rumah sakit, efisiensi dan efektivitas pelayanan serta kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh keseluruhan pelayanan seperti pelayanan admisi, dokter, perawat, makanan, obat-obatan, sarana dan peralatan, fasilitas dan lingkungan fisik rumah sakit. Untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan diperlukan suatu indikator tertentu yang perlu dipenuhi oleh setiap institusi pelayanan kesehatan agar dapat menjalankan pelayanan secara optimal.

B. Tujuan Berdasarkan latar belakang diatas makalah ini bertujuan untuk mengetahui secara umum tentang indikator mutu pelayanan kesehatan sehingga kita dapat melakukan tindakan sesuai protap dan ketentuan yg berlaku.

C. Manfaat Adapun manfaat penulisan dari makalah tentang indikator mutu pelayanan kesehatan adalah:1. Untuk mengetahui apa saja indikator pelayanan kesehatan yang ada di institusi kesehatan terutama rumah sakit.2. Dapat mengoptimalkan kinerja pelayan kesehatan.3. Mengetahui aspek apa saja yang berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan

BAB II ISI

A. Pengertian 1. Pengertian Mutu Mutu adalah keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat. Menurut beberapa pakar, definisi terhadap mutu adalah sebagai berikut: a. Mutu adalah Fitness for Use, atau kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya (J.M.Juran).b. Mutu adalah kesesuaian terhadap kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability dan cost effectiveness (Philip B. Crosby). c. Mutu harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan mendatang (Deming, 1982)

Dalam pelaksanaan konsep mutu, mutu dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang fundamental yang dikenal dengan 9M, yakni men, money, materials, machines and menchanization, modern information methods, markets, management, motivation dan Mounting Product Requirement.Berdasarkan penelitian Zeithaml, Berry dan Parasuraman dimensi mutu secara umum yang diterapkan pada perusahaan jasa dikelompokkan menjadi: a. Realibility (keandalan) yakni berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat dan konsisten dengan yang telah dijanjikan. b. Responsiveness (daya tanggap) yaitu kesediaan dan kemampuan karyawan untuk membantu pelanggan, merespon permintaan, dan menyediakan pelayanan yang cepat dan tepat. c. Assurance (jaminan) mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya. d. Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan dan masalah pelanggan. e. Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan alat-alat komunikasi.

Dimensi-dimensi mutu pelayanan harus diramu dengan baik, meskipun hal itu tidak semudah yang dibayangkan. Dapat saja terjadi kesenjangan antara organisasi dan pelanggan, karena perbedaan persepsi mereka tentang wujud pelayanan

2. Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata dan penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi. Menurut Kemenkes RI, mutu pelayanan kesehatan meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Adapun faktor-faktor yang menentukan mutu pelayanan kesehatan adalah kelayakan, kesiapan, kesinambungan, efektivitas, kemanjuran, efisiensi, penghormatan dan perhatian, keamanan dan ketepatan waktu.Pandangan terhadap mutu layanan kesehatan memiliki perspektif yang berbeda bagi setiap komponen, perbedan tersebut dapat terlihat sebagai berikut: a. Perspektif Pasien, adalah layanan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan dan diselenggarakan dengan sopan, tepat waktu dan tanggap. b. Perspektif Pemberi Layanan Kesehatan (provider), adalah ketersediaan peralatan, prosedur kerja, kebebasan profesi dalam setiap melakukan layanan kesehatan sesuai dengan teknologi kesehatan mutakhir dan bagaimana keluaran (outcome) atau hasil layanan kesehatan itu. c. Perspektif Penyandang Dana, adalah suatu layanan yang efisien dan efektif. d. Perspektif Pemilik Sarana Layanan Kesehatan, adalah layanan yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan dengan tarif pelayanan masih terjangkau. e. Perspektif Administrator Layanan Kesehatan, adalah layanan yang bermutu jika mampu menyusun prioritas dan dapat menyediakan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pasien/masyarakat.

3. Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu proses tertentu. Indikator dalam layanan kesehatan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien atau keluaran dari layanan kesehatan Indikator dibuat untuk memantau bagian kritis dari layanan kesehatan.Indikator mutu adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur terpenuhi atau tidaknya suatu standar yang telah ditetapkan. Indikator mutu dibuat mengikuti dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi, termasuk organisasi pelayanan kesehatan.

B. Macam-macam Indikator Mutu Indikator mutu pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa macam. Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu proses tertentu. Indikator mutu pelayanan kesehatan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien atau keluaran dari layanan kesehatan. Indikator dibuat untuk memantau bagian kritis dari layanan kesehatan.Indikator mutu pelayanan kesehatan secara umum dapat dibedakan atas 2 jenis, yakni:1. Indikator Persyaratan MinimalIndikator persyaratan minimal, menunjukkan pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan, lingkungan atau proses.Indikator ini dapat dibagi lagi menjadi 3, yaitu:a. Indikator Masukan, ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan seperti ukuran tenaga pelaksana, sarana serta dana yang tersedia di dalam suatu organisasi kesehatan.Apabila hasil penilaian terhadap ketiga unsur masukan ini tidak sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, maka pelayanan kesehatan yang bermutu akan sulit diselenggarakan. b. Indikator Lingkungan, ukuran terpenuhi atau tidaknya standar lingkungan seperti ukuran kebijakan, organisasi serta manajemen yang dianut oleh organisasi kesehatan.Apabila hasil penilaian terhadap ketiga unsur masukan ini tidak sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, maka pelayanan kesehatan yang bermutu akan sulit diselenggarakan. c. Indikator Proses, ukuran terpenuhi atau tidaknya standar proses yang merujuk pada tindakan medis dan tindakan non medis yang dilakukan oleh suatu institusi kesehatan. Apabila hasil penilaian terhadap kedua unsur masukan ini tidak sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, maka pelayanan kesehatan yang bermutu akan sulit diselenggarakan.

2. Indikator Penampilan MinimalIndikator Penampilan Minimal, menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar penampilan minimal pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Indikator penampilan minimal ini disebut dengan indikator keluaran (output/outcome).

Masing-masing indikator memiliki fungsi pengukuran yang berbeda, jika yang ingin diukur adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan (penyebab) maka yang dipergunakan adalah indikator persyaratan minimal. Tetapi jika yang diukur adalah mutu pelayanan kesehatan (akibat) maka yang dipergunakan adalah indikator keluaran (penampilan).Indikator mutu pelayanan kesehatan lazimnya dibedakan atas 2 macam, yaitu:1. Indikator yang Menunjuk pada Penerapan Aspek Medis Pelayanan KesehatanYaitu baik yang berkaitan dengan kode etik profesi ataupun yang telah diatur dalam standar pelayanan profesi. Sebagai contoh yaitu, pelayanan di rumah sakit. Berikut ini jenis-jenis indikator mutu pelayanan rumah sakit:a. Indikator Pelayanan Non Bedah, terdiri dari: 1) Angka Pasien dengan Dekubitus;2) Angka Kejadian Infeksi dengan jarum infus.3) Angka Kejadian penyulit/infeksi karena Transfusi Darah.4) Angka Ketidak Lengkapan Catatan Medis. 5) Angka Keterlambatan Pelayanan Pertama Gawat Darurat.b. Indikator Pelayanan, yang terdiri dari 1) Angka Infeksi Luka Operasi.2) Angka Komplikasi Pasca Bedah.3) Waktu tunggu sebelum operasi effektif.4) Angka Appendik normal.c. Indikator Ibu Bersalin dan Bayi, terdiri dari 1) Angka Kematian Ibu karena Eklampsia Kasus Rujukan dan Bukan Rujukan.2) Angka Kematian Ibu karena Perdarahan Kasus Rujukan dan Bukan Rujukan.3) Angka Kematian Ibu karena Sepsis Kasus Rujukan dan bukan Rujukan.4) Angka Kematian Bayi dengan BB Lahir 48 jam

Kejadian pulang Paksa

Kepuasan pelanggan

Rawat inap TB :a. Penegakan Dianogsis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB.b. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit

Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa

Tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri

Kejadian re-admission pasien gangguan jiwa dalam waktu 1 bulan

Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa

4Bedah Sentral (Bedah saja )Waktu tunggu operasi elektif

Kejadian Kematian di meja operasi

Tidak adanya kejadian operasi salah sisi

Tidak adanya kejadian operasi salah orang

Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi

Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing / lain pada tubuh pasien setelah operasi.

Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anastesi, dan salah penempatan endotracheal tube.

5Persalinan dan Perinatalogi (kecuali rumah sakit khusus diluar rumah sakit ibu dan Anak)Kejadian kematian ibu karena persalinan

Pemberi pelayanan persalinan normal

Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit

Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi

Kemampuan menangani BBLR 1500 gr - 2500 gr

Pertolongan Persalinan melalui seksio cesaria

Keluarga Berencana : Persentase KB (Vasektomi & tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga kompeten dr. Sp.OG, dr.Sp.B, dr.Sp.U, dokter umum terlatih. Persentase peserta KB mantap yang mendapatkan konseling KB mantap oleh bidan terlatih.

Kepuasan Pelanggan

6IntensifRata-rata Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam

Pemberi pelayanan Unit intensif

7RadiologiWaktu tunggu hasil pelayanan thorax foto.

Pelaksana ekspertisi

Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen

Kepuasan pelanggan.

8Laboratorium Patologi KlinikWaktu tunggu hasil pelayanan laboratorium.

Pelaksana ekspertisi

Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium.

Kepuasan pelanggan.

9Rehabilitasi MedikKejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan

Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik

Kepuasan pelanggan.

10FarmasiWaktu tunggu pelayanana. Obat jadib. Obat Racikan

Tidak adanya Kejadian kesalahan pemberian obat.

Kepuasan pelanggan.

Penulisan resep sesuai formularium

11GiziKetepatan waktu pemberian makanan kepada pasien

Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien.

Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet

12Tranfusi DarahKebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi

Kejadian reaksi tranfusi

13Pelayanan GAKINPelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan

14Rekam MedikKelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan

Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas.

Waktu penyediaan dokomen rekam medik pelayanan rawat jalan

Waktu penyediaan dokumen rekam medik rawat Inap

15Pengelolaan LimbahBuku mutu limbah cair

Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan.

16Administrasi dan manajemenTindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi

Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala

Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun.

Cost recovery

Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap

Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif ) sesuai kesepakatan waktu

17Ambulance/ Kereta JenazahWaktu pelayanan ambulance / kereta jenazah

Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit

Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan

18Pemulasaraan JenazahWaktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaraan jenazah

19Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakitKecepatan waktu menanggapi kerusakan alat

Ketepatan waktu pemeliharaan alat

Peralatan laboratorium dan alat ukur yang di gunakan yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi

20Pelayanan LaundryTidak adanya kejadian linen yang hilang

Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap

21Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI )Adanya anggota tim PPI yang terlatih

Tersedia APD disetiap instalasi / departement

Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial / HAI (health care associated infections) di rumah sakit (minimum 1 parameter)

F. Indikator Mutu di Keperawatan 1. Keselamatan pasienIndikator ini meliputi pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus, kesalahan pemberian obat dan cidera akibat restrain.a. DekubitusDekubitus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan integritas kulit. Hal ini terjadi akibat tekanan, gesekan dan atau kombinasi di daerah kulit dan jaringan di bawahnya. Komplikasi dekubitus dibagi menjadi empat tingkat, yaitu :1) Derajat ITekanan yang dapat diamati berkaitan dengan perubahan keutuhan kulit yang merupakan indikator sebagai pembanding daerah berkedakatan atau berseberangan pada tubuh meliputi perubahan satu atau lebih yaitu suhu kulit dingin atau hangat, konsistensi jaringan baik, sensasi nyeri, gatal, kemerahan serta luka tampak sebagai kemerahan menetap pada pigmen kulit terang sedangkan pada kulit yang gelap dekubitus terlihat berwarna menetap merah, biru atau keunguan.2) Derajat IISebagian ketebalan kulit hilang yang meliputi epidermis, dermis atau keduanya. Luka permukaan dan secara klinis sebagai suatu abrasi, blister atau lobang dangkal.3) Derajat IIIHilangnya secara penuh ketebalan kulit meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringan subkutan yang dapat meluas ke bagian bawah tetapi tidak melewati fasia. Adanya luka secara klinis sebagai lubang dalam dengan atau tanpa mengikis jaringan yang ada di sebelahnya.4) Derajat IVHilangnya secara penuh ketebalan kulit dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan atau kerusakan otot, tulang atau struktur pendukung (seperti tendon atau kapsul sendi). Rongga dan saluran sinus juga dapat dikaitkan dengan luka tekan derajat IV. Perhitungan angka dekubitus adalah sebagai berikut :

b. Kesalahan dalam pemberian obatKesalahan dalam pemberian obat oleh perawat terjadi jika perawat melakukan kesalahan dalam prinsip 6 benar dalam pemberian obat, yaitu benar pasien, benar obat, benar waktu pemberian, benar dosis obat, benar cara pemberian dan benar dokumentasi. Kejadian kesalahan pengobatan pasien yang dirawat inap dapat mengakibatkan keadaan fatal atau kematian. Kejadian nyaris cedera pada pasien. Kejadian ini sebagai tanda bahwa adanya kekurangan dalam sistem pengobatan pasien dan mengakibatkan kegagalan dalam keamanan pasien. Perhitungan angka kesalahan pemberian obat adalah sebagai berikut :

c. Pasien jatuhPasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit stroke, epilepsy, seizure, bahaya karena terlalu banyak aktivitas. Angka kejadian pasien jatuh adalah presentasi jumlah insidensi pasien jatuh dari tempat tidur yang terjadi di sarana kesehatan pada periode waktu tertentu setiap bulan. Perhitungan pasien jatuh adalah sebagai berikut :

d. RestrainRestrain adalah alat bantu yang digunakan untuk mobilisasi, terutama untuk pasien bingung atau disorientasi. Restrain hanya digunakan bila metode lain sudah tidak efektif. Perhitungan restrain adalah sebagai berikut :

2. Perawatan diriKebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan perawatan diri, misalnya kulit, rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih dan lain-lain. Kebutuhan kebersihan diri tidak selalu dapat dilakukan secara mandiri, penyebabnya antara lain keadaan sakit. Sakit adalah keadaan abnormal dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, perkembangan, sosial atau spiritual menurun atau berubah dibandingkan dengan keadaan individu sebelumnya. System keperawatan adalah system yang membantu pasien memenuhi kebutuhan kebersihan diri. Cara yang dilakukan perawat untuk membantu memenuhi kebersihan diri pasien meliputi melakukan tindakan kebersihan diri untuk pasien, membimbing pasien melakukan sebagian perawatan, memberikan informasi dan sumber-sumber di komunitas, memberikan dukungan dan anjuran, memberikan lingkungan yang kondusif dan mengajarkan pasien yaitu berupa pengetahuan dan keterampilan. Perhitungan untuk perawatan diri adalah sebagai berikut :

3. Kepuasan pasienTingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila terpenuhinya kebutuhan pasien atau keluarga terhadap pelayanan yang diharapkan. Pelayanan keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan sehingga kepuasan merupakan tujuan utama dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Kepuasan merupakan bagian yang penting dan hal tersebut akan terwujud bila ada komitmen, presistensi dan determinasi mulai dari top manajer perawatan dan staf. Tingkat kepuasan pasien berdasarkan skala dikaitkan dengan efisiensi, efektivitas, biaya dan perilaku terdiri dari :a. Kelengkapan dan ketepatan informasiInformasi dinyatakan lengkap bila pasien diberikan informasi tentang :1) Orientasi berupa petugas, ruangan dan fasilitas2) Hak dan kewajiban pasien3) Validasi, klarifikasi, fasilitas penyakit dan pengobatan4) Rencana tindakan keperawatan

b. Penurunan kecemasanMenurunya tingkat kecemasan setelah dilakukan intervensi keperawatan :1) Dapat tidur2) Tenang3) Mampu beraktivitas sesuai kondisi4) Mampu berkomunikasic. Perawat trampil professionalPerawat dalam melakukan praktik keperawatan :1) perawat terampil2) Cepat membuat keputusan3) Bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan4) Perawat mau memberikan penjelasan5) Cepat tanggapd. Pasien merasa nyamanSuatu kondisi dimana pasien terpenuhi kebersihan diri dan bebas dari rasa nyerie. Terhindar dari bahayaSuatu kondisi dimana pasien terhindar daru bahaya seperti dekubitus, kesalahan dari pemberian obat dan jatuh.f. Privacy terjagaSuatu keadaan dimana perawat dapat melakukan tindakan seperti melindungi pasien dan menjaga kerahasiaan pasien.g. Perawat ramah dan empatiSuatu keadaan dimana perawat peduli terhadap masalah pasien serta memberikan pelayanan dengan penampilan menarik, selalu siap menolong dan melayani pasien, mau mendengarkan keluhan pasien, berkomunikasi dengan baik, sopan dan menghargai. Perhitungan untuk kepuasan pasien adalah sebagai berikut :

4. KecemasanCemas adalah perasaan was-was atau tidak nyaman seakan-akan terjadi suatu yang dirasakan sebagai ancaman. Kejadian cemas dapat mempengaruhi status kesehatan pasien karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan, bertambahnya hari rawat dana pasien dapat mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Angka kejadian pasien cemas adalah presentasi jumah prevalensi pasien cemas yang dirawat di sarana kesehatan selama periode waktu tertentu setiap bulan. Perhitungan angka kecemasan adalah sebagai berikut:

5. KenyamananRasa nyaman adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol. Nyeri dapat disebabkan oleh satu atau lebih penyebab atau bahkan tidak diketahui penyebabnya. Pentingnya memahami bahwa nyeri akan ada ketika seseorang mengatakan nyeri itu dialaminya. Nyeri bisa mempengaruhi system tubuh manusia, psikososial, ekonomi dan spiritual, menyebabkan suatu kondisi bertambah parah. Perhitungan kenyamanan adalah sebagai berikut :

6. PengetahuanPengetahuan ini berkaitan dengan pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan discharge planning. Indikator ini menunjukkan kemungkinan masalah dalam pemberian informasi pengetahuan kepada pasien di ruang perawatan. Informasi yang diterima oleh pasien berkaitan dengan kondisi dan perawatan yang diterimanya. Perhitungan pengetahuan pasien adalah sebagai berikut :

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan sebelumya, maka dapat disimpulkan: 1. Indikator mutu adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur terpenuhi atau tidaknya suatu standar yang telah ditetapkan. Indikator mutu dibuat mengikuti dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi, termasuk organisasi pelayanan kesehatan. 2. Macam-macam indikator mutu terbagi menjadi 2, yaitu indikator persyaratan minimal yang terdiri dari indikator masukan, indikator lingkungan dan indikator proses; dan indikator penampilan minimal yang disebut juga dengan indikator keluaran. 3. Ukuran indikator mutu dapat dilihat dari 3 aspek yaitu, struktur, proses dan keluarannya. 4. Kriteria indikator mutu terdiri dari Achievable, Measurable, Observable, Understandabe dan Reasonable.5. Indikator mutu di pelayanan kesehatan seperti rumah sakit ataupun keperawatan memiliki kompleksitas yang mengikuti bentuk pelayanan yang diberikannya.

B. Saran 1. Dibutuhkan analisis standar terlebih dahulu ketika menentukan indikator apa yang akan digunakan. 2. Indikator mutu dapat dicapai jika terdapat sinergisitas tenaga kerjanya, sehingga perlu ada analisis lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Avedis Donabedian, M.D,MPH. Explorations in Quality Assesment and Monitoring. The definition of Quality and Approaches to its Assesment. Health Administration Press. Ann Arbor, Michigan,1980, halaman 79-90. Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar harapan. Jalal, Abdul. 2007. Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-abduljalal-223-1-abstrak.pdf (diakses pada tanggal 6 Mei 2014 pukul 15.30). Pohan, Imbalo S. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta : ECG.