III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu...
Transcript of III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu...
16
III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan dan Rekayasa
Proses Pangan dan Hasil Pertanian, Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan
dan Hasil Pertanian, dan Laboratorium Bioteknologi Universitas Brawijaya bulan
Juni – November 2014.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan untuk pembuatan bumbu tahu tek instan yaitu
timbangan digital, blender, wajan, saringan, kompor, cobek , pisau, wadah plastik
dan sendok.
Sedangkan alat yang digunakan untuk analisa yaitu stirrer
spektrofotometer, auto claf, LAF,alat soxhlet,tensile streng, oven listrik, kompor
listrik, brookfield viscometer,desikator, biuret, neraca analitik, labu ukur 100 ml,
corong 75 mm, spatula kaca, spatula besi, pipet volumetric, elenmeyer 150 ml,
petridish, beaker glass 250 ml, karet penghisap, Aw-meter dan color reader,
labu lemak, desikator dan krustang.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk pembuatan bumbu tahu tek instan yaitu
kacang tanah kualitas super varietas gajah, petis udang kualitas super, bawang
putih varietas cutting, garam (Garam cap Kapal) dan kecap (Kecap cap ABC)
yang diperoleh di pasar Merjosari, Malang. Plastik polipropilen dengan tebal 0.8
mm berukuran 10 x 20 diperoleh dari toko Avia, Malang.
Bahan untuk analisa antara lain aquades, PE (petrolium eter), kertas
saring, tali, ammonium tiosianat, alkohol, benzene, metanol dan FeCl diperoleh
dari toko Makmur Sejati dan agar PCA dari Laboratorium Mikrobiologi Pangan
Universitas Brawijaya.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini disusun secara faktorial yang dirancang dengan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor I terdiri atas 3 level, faktor II
terdiri atas 3 level sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan.
17
Faktor I Proporsi Kacang Tanah : Petis Udang
P1 = Perbandingan 180 g : 120 g (3:2 b/b)
P2 = Perbandingan 210 g : 90 g (7:3 b/b )
P3 = Perbandingan 240 g : 60 g (4:1 b/b)
Faktor II Penambahan Bawang Putih Goreng
B1 = Penambahan bawang putih goreng 9 g dalam 300 g (3% b/b)
B2= Penambahan bawang putih goreng 15 g dalam 300 g (5%b/b)
Kombinasi perlakuan :
Perlakuan B1 B2
P1 P1B1 P1B2
P2 P2B1 P2B2
P3 P3B1 P3B2
Keterangan :
P1B1 =Proporsi kacang tanah dan petis = 180 g : 120 g (b/b) serta penambahan
bawang putih 9 g (b/b)
P1B2 = Proporsi kacang tanah dan petis = 180 g : 120 g (b/b) serta penambahan
bawang putih 15 g (b/b)
P2B1 = Proporsi kacang tanah dan petis = 210 g : 90 g (b/b) serta penambahan
bawang putih 9 g (b/b)
P2B2 = Proporsi kacang tanah dan petis = 210 g : 90 g (b/b) serta penambahan
bawang putih 15 g (b/b)
P3B1 = Proporsi kacang tanah dan petis = 240 g : 60 g (b/b) serta penambahan
bawang putih 9 g (b/b)
P3B2 = Proporsi kacang tanah dan petis = 240 g : 60 g (b/b) serta penambahan
bawang putih 15 g (b/b)
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Tahapan pembuatan bumbu tahu tek sebagai berikut ini :
Membersihkan dan mencuci bahan yang akan digunakan untuk pembuatan
bumbu tahu tek.
Menimbang bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat bumbu tahu
tek
18
Kacang tanah : 180 g, 210 g, 240 g
Petis udang : 120 g, 90 g, 60 g
Bawang putih : 9 g, 15 g
Garam : 6 g
Kecap : 30 g
Menyangrai kacang tanah sampai matang (150 ± 5oC, 10 menit)
Menghilangkan kacang tanah sangrai kulitnya dengan cobek (diuleg) untuk
mengeluarkan miyak yang terkandung di kacang tanah sehingga dapat
diperoleh kacang tanah yang memiliki emulsi yang baik.
Mencampurkan kacang tanah sangarai yang sudah diuleg halus dengan bumbu
serta petis dan kecap.
Membungkus bumbu tahu tek pada plastik polipropilen yang sebanyak 300
gram.
3.5 Pengamatan dan Analisis
Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan bahan baku secara
visual yaitu kebersihan dan bagus/tidaknya bahan. Adapun yang dianalisa yaitu
kadar air (Apriyantono,dkk, 1989), Total Plate Count (Dewipadma, 1978)
bilangan peroksida (Sudarmadji, 1984), aktivitas air (Aw) (Yuwono dan Susanto,
1998), lemak (Darmasih,1997), viskositas (Bourne, 1982)dan analisa total warna
(Yuwono dan Susanto, 1998).
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan analisa varians
(ANOVA) dengan program EXCEL, sedangkan untuk uji beda digunakan uji beda
Duncan (DMRT) dan BNT.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan analisa
keragaman (ANOVA). Apabila terdapat beda nyata pada interaksi kedua
perlakuan dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) taraf 5%
dan bila tidak terdapat interaksi namun disalah satu perlakuan atau keduanya
terdapat beda nyata, maka dilakukan uji beda BNT dengan taraf nyata 5%
(Yitnosumarto, 1991). Pemilihan perlakuan terbaik dengan menggunakan
metode Zeleny (Zeleny, 1982) serta uji sensoris yang meliputi rasa, warna dan
bau (aroma) dengan metode hedonic scale scoring (Watt et al, 1989),
19
3.6 Diagram Alir Penelitian
Disangrai suhu 150oC ± 5oC Dihaluskan 20 detik
(10 menit) (diblender)
Dihaluskan 3 menit
(diblender)
Pencampuran
Dikemas
(300 g, plastik PP 0,8)
Perlakuan Terbaik
Disimpan 28 hari
Gambar 3.1. Diagram Alir Pembuatan Bumbu Tahu Tek
(Modifikasi Saptowati,2001)
Kacang tanah
(3; 7; 4b/b)
Kecap Manis 10% v/v
Garam 2% b/b
Petis
(2; 3; 1 b/b)
Bumbu Tahu Tek
Bawang putih
goreng suhu 150oC
± 5oC (3 menit)
(3%b/b,5%b/b)
Kadar air,
warna
(L,a*,b*)
dan lemak
Kadar air,
warna
(L,a*,b*)
dan lemak
Kadar air, warna
(L,a*,b*) dan
lemak
Kadar air, lemak,organoleptik
(rasa, bau dan warna), Aw,
viskositas, waktu
pencampuran, tekstur dan
warna (L,a*,b*)
TPC, bilangan peroksida