Dermatitis Numularis

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap pengaruhfaktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupaefloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dankeluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Dermatitis numularis merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap, dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Lesi awal berupa papul disertai vesikel yang biasanya mudah pecah. 1.2.TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan refrat ini adalah: a.Mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,pemeriksaan, diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis Dermatitis Numularis. b.Sebagai syarat kelulusan ujian Stase Kulit dan kelamin. 1

Transcript of Dermatitis Numularis

Page 1: Dermatitis Numularis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap pengaruhfaktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupaefloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dankeluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.

Dermatitis numularis merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap, dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Lesi awal berupa papul disertai vesikel yang biasanya mudah pecah.

1.2.TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan refrat ini adalah:

a.Mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,pemeriksaan, diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis Dermatitis Numularis.

b.Sebagai syarat kelulusan ujian Stase Kulit dan kelamin.

1

Page 2: Dermatitis Numularis

BAB II

PENGETAHUAN DASAR

A.Anatomi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkunganhidup manusia. Kulit merupakan organ yang essensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Pembagian kulit secara garis besar terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu:

1.Lapisan epidermis

a.Stratum korneum (lapisan tanduk); terdiri dari sel-sel gepeng mati, tak berinti dan protoplasma menjadi keratin

b.Stratum lusidum; terdiri dari sel-sel gepeng mati, tak berinti dan protoplasma menjadi protein eleidin

c.Startum granulosum (lapisan keratohialin); sel-sel gepeng berbutir kasa dan berinti

d.Stratum spinosum; sel- sel yang mengalami mitosis, terdapat sel langerhans

e.Stratum basale; sel-sel yang mengalami mitosis, berfungsi reproduktif dan mengandung melanosit

2.Lapisan dermis

a.Pars papilare; bagian yang menonjol ke arah lapisan epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

b.Pars retikulare; bagian di bawahnya yang menonjol ke arah lapisan subkutan, berisi serabut-serabut penunjang seperti kolagen, elastin dan retikulin.

3.Lapisan subkutis; terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya,yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujungsaraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.

2

Page 3: Dermatitis Numularis

B.Faal Kulit

1.Proteksi; kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanisdengan bantalan lemak, melanosit (tanning), keratinisasi (barrier)

2.Absorpsi; permeable tehadap O2, CO2 dan uap air sehingga mengambil bagiandalam fungsi respirasi

3.Ekskresi; kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisametabolism dalam tubuh berupa NaCl, Urea, asam urat dan ammonia.

4.Persepsi; terdapat ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.

a.Badan Ruffini panas

b.Badan Krause dingin

c.Badan taktil Meissner rabaan

d.Badan Merkel Ranvier rabaan

e.Badan Veter Paccini tekanan

5.Pengaturan suhu tubuh; dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.

6.Pembentukan pigmen; melanosom yang dibentuk oleh melanosit tergantung pajanansinar matahari.

7.Keratinisasi; berlangsung selama 14-21 hari dan dapat membantu peranan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologis.

8.Pembentukan vitamin D; dengan bantuan sinar matahari memungkinkan perubahan7 dihidroksi kolesterol.

3

Page 4: Dermatitis Numularis

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1.DEFINISI

Dermatitits Numularis ditandai oleh bercak yang sangat gatal, bersisik,berbentuk bulat, berbatas tegas (berbeda dari dermatitis pada umumnya), dengan vesikel-vesikel kecil di bagian tepi lesi. Sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi(central clearing), tetapi secara klinis berbedadari bentuk lesi tinea. Pada kelainan inibagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Kata numular diambil dari bahasa Latin nummulus yang berarti koin kecil = diskoid. Dermatitis numularis lebih sering dijumpai pada usia dewasa dibanding pada anak-anak.

Terdapat berbagai variasi bentuk klinis, antara lain dermatitis numularis pada tangan dan lengan, dermatitis numularis pada tungkai dan badan, dan dermatitis numularis bentuk kering. dermatitis numularis merupakan kelainan yang kambuh-kambuhan.Pada setiap kekambuhan dapat muncul lesi tambahan, tetapi umumnya lesi awal selalu menjadi aktif kembali.

3.2.EPIDEMIOLOGI

Dermatitis numularis angka kejadiannya pada usia dewasa lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita, onsetnya pada usia antara 55 dan 65 tahun. Penyakit ini jarangpada anak-anak, jarang muncul dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466 anak yang menderita dermatitis numularis dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur.

3.3.ETIOLOGI

Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak factor predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telahdiketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan Micrococci diketahui sebagai penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. Namun demikian, perannya secara patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan kimia mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numularis, tetapi bukan merupakan penyebab utama. Penyakit ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga dihubungkan dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering dalam sehari akan memperburuk kondisi penyakit ini.

3.4.PATOFISIOLOGI

Dermatitis numularis merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit.

4

Page 5: Dermatitis Numularis

Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahanyang mengandung metal. Karena pada dermatitis numularis terdapat sensasi gatal,telah dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numularis dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptide pada epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numularis. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dansaraf, meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numularis. Substansi P dan kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada penderita dermatitis numularis. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numularis menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi inidapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi.

3.5.MANIFESTASI KLINIS

Gejala-gejala yang umum, antara lain:

a.Timbul rasa gatal

b.UKK kulit yang antara lain makula, papul, vesikel, atau tambalan :

i.Bentuk numular (seperti koin)

ii.Terutama pada tangan dan kaki

iii.Umumnya menyebar

iv.Lembab dengan permukaan yang keras

c.Kulit bersisik atau ekskoriasi

d.Kulit yang kemerahan atau inflamasi. Berdasarkan predileksinya dapat dibagi 3 bentuk klinis dermatitis numularis yaitu:

a.Dermatitis numularis pada tangan dan lengan

Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi reaksi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang meluas.

5

Page 6: Dermatitis Numularis

b.Dermatitis numularis pada tungkai dan badan

Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagiankasus, kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga.Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam perkembangannya, kelainan dapat sangat edematous dan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan vesikel yang tersebar. Pada Dermatitis numularis juga sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul ditungkai bawah kemudian menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering kebadan.

3.6.PEMERIKSAAN

Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik. Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numularis yang mempunyai gambaran penyembuhan di tengah. Jika ada kondisi lain yang sangat mirip dengan penyakit ini sehingga sulit untuk menentukan diagnosisnya (contohnya pada tinea, psoriasis) dapatdilakukan biopsi.

3.7.DIAGNOSIS

Dermatitis numularis dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan gejala klinis.Tingkat gatal dan terjadinya likenifikasi akan membedakannya dari neurodermatitis.Distribusi lesi biasanya pada kedua lutut, kedua siku dan kulit kepala. Pada psoriasis,lesinya kering, skuamanya lebih tebal dan iritasinya lebih ringan, patch test dan prick test akan membantu mengidentifikasikan penderita dengan dermatitis kontak.

3.8.DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding dari penyakit ini antara lain:

a.Liken simpleks kronikus (neurodermatitis).

Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dengan distribusitertentu.

b.Dermatitis kontak alergi.

Morfologi klinis primer antara dermatitis kontak dan dermatitis numularissering sulit untuk dibedakan. Pada dermatitis kontak biasanya lokal, danditemukan riwayat kontak sebelumnya. Untuk membedakan dapat dilakukanpemeriksaan patch test atau prick test.

c.Pitiriasis rosea

Merupakan peradangan yang ringan dengan penyebab yang belum diketahui.Banyak diderita oleh wanita yang berusia antara 15 dan 40 tahun terutamapada musim semi dan musim gugur. Gambaran klinisnya bisa menyerupaidermatitis numularis. Tetapi umumnya terdapat sebuah lesi yang besar yang mendahului terjadinya lesi yang lain. Lesi tambahan cenderung

6

Page 7: Dermatitis Numularis

mengikuti garis kulit dengan distribusi pohon cemara dan biasanya disertai dengan rasagatal yang ringan. Lesi-lesi tunggal berwarna merah muda terang denganskuama halus. Bisa juga lebih eritematus. Pitiriasis rosea berakhir antara 3-8minggu dengan penyembuhan spontan.

d.Dermatitis atopik

Umumnya pada pasien dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test dapatmembantu jika terdapat riwayat dermatitis atopik.

3.9.PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaanya difokuskan pada gejala yang mendasari.

a.Menghindari alergen.

Dermatitis numularis terutama pada anak sangat berkaitan erat dengan dermatitis atopik, menghindari alergen pada penderita atopik anak dapat menurunkan insidensi dermatitis numularis.

b.Melindungi kulit dari trauma.

Karena pada jenis ini biasanya berawal dari trauma kulit minor. Jika ada trauma pada tangan, gunakan sarung tangan supaya tidak teriritasi.

c.Pmberian Emollients.

Emollients merupakan pelembab. Digunakan untuk mengurangi kekeringan pada kulit. Contoh emollients yang sering digunakan antara lain: aqueous cream, gliserine dan cetomacrogol cream, wool fat lotions.

d.Steroid topical

Untuk menghilangkan peradangan pada kulit dan mengurangi iritasi kulit.Dapat diberikan steroid dengan kombinasi antibiotik untuk dermatitis numularis dengan infeksi sekunder

.e.Antibiotik oral maupun topikal.

Untuk mengatasi infeksi sekunder. Digunakan antibiotik golongan sefalosporin sebagai drug of choice untuk pioderma misalnya cefadroxil dengan dosis oral 125-500 mg selama 7-10 hari. Kadang-kadang dermatitis numularis dapat sembuh total, hanya timbul lagi jika pengobatan tidak diteruskan.

f.Antihistamin oral.

Mengurangi gatal dan sangat berguna pada malam hari. Yaitu antihistamin H1seperti Cetirizine dengan dosis oral 25-100 mg.

7

Page 8: Dermatitis Numularis

g.Steroid sistemik.Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numularis yang berat, diberikanprednilson dengan dosis oral 40-60 mg dengan dosis yang diturunkan secara perlahan-lahan. Hanya berguna dalam beberapa minggu, dermatitis yang belum sembuh sempurna, dapat ditangani dengan pemberian krim steroid danemolilients.

3.10.KOMPLIKASI

Infeksi sekunder. Dermatitis numularis pada anak seringkali dijumpai datang kerumah sakit dengan infeksi sekunder.

3.11.PROGNOSIS

Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit dari dermatitis numularis yang kronik dan cenderung sering berulang (residif). Mencegah atau menghindari dari faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung berulang dengan menggunakan pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah penyakit ini. Adapun prognosis bervariasi dalam setiapindividu. Dermatitis numularis cenderung residif pada sebagian besar kasus.Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik

8

Page 9: Dermatitis Numularis

BAB IV

KESIMPULAN

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupaefloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Bentuk dermatitis ini sering mengenai remaja, dewasa muda dan umur yang lebih tua serta jarang pada anak-anak dengan riwayat dermatitis atopi. Penyebabnya tidak diketahui.Bentuk-bentuk infeksi lainnya pada dermatitis, seperti adanya kolonisasi Staphylococcus aureus, yang mana dapat memperberat kondisi penyakitnya walau tidak tampak pada gejala klinis. Pada satu studi menunjukkan dermatitis numularisis meningkat pada pasien denganusia yang lebih tua, terutama yang sangat sensitif dengan aloe alergi. Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik dan dapat sembuh dengan pengobatan steroid (dengan atautanpa kombinasi antibiotik) topical

9

Page 10: Dermatitis Numularis

DAFTAR PUSTAKA

1.Anita, J et al. 2006. Mast Cells, Nerves and Neuropeptides in Atopic Dermatitis andNummular Eczema. Arch Dermatology Research 295 (1): 2-7.

2.Dermatitis Numularis. 2004 [cited 2011]. Available from:www.unhas.ac.id/tahir/BAHANKULIAH/BIOMEDICAL/BAHANUMUM/ECHOCARDIOGRAPHY%20(%20SALEH%20%20411%2002%20050%20)/REFERENSI/dermatitis.pdf

3.Djuanda, A dkk. 2005. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia: Jakarta.

4.IJ Kang, MK Shin. 2007. Patch Testing in Nummular Eczema: Comparison of PatchTest Results between Nummular Eczema and Atopic Dermatitis. Korean Journal Of Dermatology 45(9): 871-876.

5.Loren, E et al. 2010. Dermal Dendritic Cells In Psoriasis, Nummular Dermatitis, andNormal-Appearing Skin. Journal of the American Academy of Dermatology

6.Lange L, et al. 2008. Elevated Levels of Tryptase in Children with NummularEczema. Journal of Allergy Jul; 63(7):947-9.

7.Nummular dermatitis. 2006 [cited 2011]. Available from:www.skincarephysicians.com/eczemanet/nummulardermatitis

8.Nummular dermatitis. 2005 [cited 2011]. Available from:www.medicastore.com/infopenyakit/dermatitis_nummularNummular dermatitis. 2007 [cited 2011]. Available from:www.emedicine.com/nummular

9.dermatitisNummular eczema. 2007 [cited 2011]. Available from:www.aocd.org/skin/dermatologic_diseases/nummular_eczema

10.Nummular eczema. 2005 [cited 2011]. Available from:www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000870

11.Nummular eczema. 2005 [cited 2011]. Available from:http://www.whderm.com/dermatology_treatments/nummular-eczema

12.Shankar, K et al. 2005. Relevance of Patch Testing in Patients with NummularDermatitis. Indian Journal Dermatology Venereology Leprology 71(6):406-8.

13.Siregar, R dkk. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC: Jakarta.

10