Dermatitis Numularis
-
Upload
hesty-mellissa -
Category
Documents
-
view
1.231 -
download
14
Transcript of Dermatitis Numularis
ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
Pembimbing : Dr. Arie Kusumawardhani, SpKK
Nama Mahasiswa : Hesty Mellissa
NIM : G0006199
DERMATITIS NUMULARIS
A. DEFINISI
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen, misalnya bahan kimia (contoh : detergen, asam, basa, oli, semen);
fisik( contoh : sinar, suhu); mikroorganisme (bakteri, jamur) , maupun faktor endogen (dari
dalam), menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul,
vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul
bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kronis.1
Penamaan pada penyakit dermatitis berdasarkan etiologi, morfologi, lokalisasi,
stadium penyakit, dan bentuk. Dermatitis numularis termasuk ke dalam pembagian dermatitis
berdasarkan bentuk. Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang
(coin) atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya
mudah pecah sehingga basah (oozing). 1
1
Dermatitis numularis juga dikenal dengan nama ekzem numular; ekzem discoid;
neurodermatitis numular. Istilah ekzem numular diperkenalkan oleh Devergie pada tahun
1857.ˡ
B. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi penyakit dermatitis numularis di dunia adalah 2 kasus per 1000 penduduk.
Prevalensi yang sama didapatkan di negara Amerika Serikat. Dermatitis numularis lebih
terjadi sering pada pria daripada wanita. Usia puncak awitan terbagi menjadi dua distribusi
usia, paling banyak terjadi pada dekade ke enam dan ke tujuh dan banyak terjadi pada pria.
Kebanyakan pada wanita dengan angka kejadian lebih kecil, terjadi pada dengan dekade
kedua dan ketiga dan sering berhubungan dengan dermatitis atopi.2 Dermatitis numularis
sangat jarang ditemukan pada anak-anak. Bila ada timbulnya jarang pada usia sebelum satu
tahun, umumnya kejadian meningkat seiring dengan meningkatnya usia.1
C. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, banyak faktor secara sendiri atau bersama-sama telah
dikemukakan sebagai agen penyebab :
:1. Trauma lokal, baik fisik maupun kimia
Patogenesisnya belum diketahui secara pasti. Dermatitis Numularis yang disebabkan
trauma lokal terutama terjadi pada tangan, misalnya gigitan serangga atau terkena bahan
kimia yang menyebabkan iritasi.1
2. Xerosis atau kekeringan kulit
Insiden Dermatitis Numularis meningkat pada musim kering dengan kelembaban
rendah. Lingkungan dengan kelembaban rendah menyebabkan peningkatan hilangnya
kandungan air dalam kulit, selanjutnya terjadi perubahan komposisi lipid sawar epidermis
sehingga kulit menjadi kering atau xerosis.1
2
3. Insufisiensi vena dan varises
Ditemukannya kasus dengan lesi Dermatitis Numularis di sepanjang vena tungkai
menimbulkan dugaan bahwa Dermatitis Numularis mungkin disebabkan oleh adanya varises
dan edema pada ekstremitas bawah, sehingga timbul istilah varicose eczema.1
4. Stres emosional /psikologis
60% kasus eksema dicetuskan oleh faktor stres, bahkan dikatakan bahwa stres
merupakan faktor pencetus utama pada dermatitis.1
5. Bakteri
Stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan ,mengingat jumlah koloninya meningkat
walaupun tanda infeksi secara klinis tak tampak; mungkin juga lewat mekanisme
hipersensitivitas. Eksaserbasi terjadi bila koloni bakteri meningkat diatas 10 juta kuman/cm².1
6. Alkohol
Minuman beralkohol dapat menyebabkan eksaserbasi.3
D. PATOGENESIS
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan
dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering
bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang
kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya
peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat
pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan
pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan
untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan yang mengandung metal.
Karena pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian
mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan
3
jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien
yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya
peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numular dan dermatitis
atopik dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan
mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan dermis dari pasien dengan
dermatitis numular. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan
mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-
fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal
antara mast cell dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada penderita
dermatitis numular. Substansi P dan kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada
daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida
ini dapat menstimulasi pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.2
Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis dari
pasien dermatitis numular menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan
menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi ini dapat
menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi.2
E. GAMBARAN KLINIS
Penyakit dermatitis numularis biasanya menunjukkan gambaran klinis :
- Lesi berbatas tegas.
- Plak (biasanya berukuran 1-3 cm)berbentuk coin yang merupakan penggabungan
dari papul dan papulovesikel yang eritematosa dan sedikit edematosa, dikelilingi kulit
normal atau terkadang xerotic.
- Basah (oozing) dan krusta biasanya menutupi seluruh permukaan lesi.
- Pruritus bervariasi dari ringan hingga berat.
4
- Penyembuhan dimulai dari tengah lesi.
- Lesi lama cenderung kering, dapat berupa likenifikasi dan skuama.4
- Cenderung kambuh-kambuhan, bila terjadi kekambuhan umumnya timbul pada
tempat semula dan dapat pula terjadi pada tempat yang mengalami trauma (fenomena
kobner).1
- Pada dewasa muda gambaran lesi cenderung simetris.5
Predileksi
Dermatitis numularis paling banyak ditemukan di punggung kaki, punggung tangan, bagian
ekstensor ekstremitas, bokong dan bahu.3
Tiga bentuk klinis dermatitis numular yaitu;
1. Dermatitis numular pada tangan dan lengan. Kelainannya terdapat pada punggung
tangan serta di bagian sisi atau punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai
plak tunggal yang terjadi pada sisi reaksi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang
meluas.2
2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan. Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih
sering dijumpai. Pada sebagian kasus, kelainan sering didahului oleh trauma lokal
ataupun gigitan serangga. Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif.
Dalam perkembangannya, kelainan dapat sangat edematous dan berkrusta, cepat
meluas disertai papul-papul dan vesikel yang tersebar. Pada Dermatitis numular juga
sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda
dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas
relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian
menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.2
3. Dermatitis numular bentuk kering. Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari
dermatitis numular umumnya karena di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan
5
dan multipel pada tungkai atas dan bawah serta beberapa papul dan vesikel kecil di
bagian tepinya di atas dasar eritematus pada telapak tangan dan telapak kaki. Gatal
minimal yang berbeda sekali dengan bentuk dermatitis numular lainnya. Menetap
bertahun-tahun dengan fluktuasi atau remisi yang sulit diobati.2
Gambaran klinis
Gambar 1. Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numularis pada lengan dari
penderita.4
Gambar 2. Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numularis pada tangan dari
penderita.2
6
Gambar 3. Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numularis pada tungkai
bawah penderita.4
Histopatologi
Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, sebukan sel radang limfosit dan
makrofag di sekitar pembuluh darah. Lesi kronis ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis
dan hiperkeratosis, mungkin juga spongiosis ringan. Dermis bagian atas fibrosis, sebukan
limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Limfosit di epidermis mayoritas terdiri atas
sel T-CD8+, sedangkan yang di dermis sel T-CD4+. Sebagian besar sel mast di dermis tipe
MCtc (mast cell tryptase), berisi triptase.1
Gambar 4. Gambaran histopatologi dari dermatitis numularis4
7
F. DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis. Sebagai diagnosis
banding antara lain ialah dermatitis kontak, dermatitis atopik, neurodermatitis sirkumskripta,
dan dermatomikosis.1
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes laboratorium
Patch test berguna untuk mengidentifikasi kasus kronis yang tidak kunjung sembuh
dan mengenyampingkan dermatitis kontak sebagai diagnosis banding. Pada dermatitis
numularis IgE cenderung normal.4
2. Kultur dan uji resistensi sekret
Untuk melihat mikroorganisme penyebab dan penyerta.3
3. Biopsi
Untuk melihat perubahan histopatologis sehingga dapat menentukan tahapan (akut
atau kronis) dari penyakit dermatitis numularis.4
H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari penyakit ini antara lain :
1. Liken simpleks kronikus (neurodermatitis).
Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dengan distribusi
tertentu.
8
Gambar 5. Bentuk lesi dari neurodermatitis pada daerah tengkuk leher, pergelangan
tangan dan punggung kaki.2
2. Dermatitis kontak alergi.
Morfologi klinis primer antara dermatitis kontak dan dermatitis numular sering
sulit untuk dibedakan. Pada dermatitis kontak biasanya lokal, dan ditemukan
riwayat kontak sebelumnya. Untuk membedakan dapat dilakukan pemeriksaan
patch test atau prick test.
Gambar 6. Bentuk lesi dari dermatitis kontak alergi yang lesinya muncul akibat
penggunaan plester dan reaksi sinar matahari.2
9
3. Dermatitis atopik
Umumnya pada pasien dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test dapat membantu jika terdapat riwayat dermatitis atopik.
Gambar 7. Bentuk lesi dermatitis atopik persisten pada daerah telapak tangan
dan daerah dada.5
4. Dermatomikosis
Dapat terlihat sebagai tinea dengan pinggir aktif, bagian tengah agak menyembuh.
tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada dermatitis numularis bagian
tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas dibandingkan tinea. Pada tinea
dapat dicari hifa dari sediaan langsung.
Gambar 8. Bentuk lesi tinea corporis.5
I. PENATALAKSANAAN
10
Pengobatan ditujukan untuk rehidrasi pada kulit dan perbaikan barrier lipid epidermal,
pengurangan peradangan dan pengobatan infeksi apapun. Berendam air hangat atau dingin
atau mandi untuk mengurangi gatal dan membantu rehidrasi kulit. Pasien harus diinstruksikan
untuk mandi setidaknya 1-2 kali sehari, diikuti oleh aplikasi pelembab atau preparat obat
topikal untuk menahan air di kulit. 2
Obat yang bisa digunakan :
1.Steroid
Steroid terapi yang paling umum digunakan untuk mengurangi peradangan. Steroid
topikal (misalnya pemberian triamcinolone 0,25-0,1%) efektif untuk mengurangi eritematosa.
Gatal dapat diobati dengan steroid potensi rendah (kelas III-VI). Lesi yang sangat meradang
dengan eritema intens, vesikel, dan pruritus membutuhkan steroid potensi tinggi (kelas I-II).
Steroid oral, intramuskular, atau parenteral mungkin diperlukan dalam kasus-kasus yang
parah, erupsi menyeluruh. Jika sangat berat diobati dengan suntikan kortikosteroid intralesi
seperti triamsinolon asetonida 0,1 mg/mg (0,1 ml/suntikan).(2, 3)
2. Ointment dan Emolien
Aplikasi obat pada kulit yang lembab memungkinkan penetrasi yang lebih efektif dan
penyembuhan lebih cepat. Ointment biasanya lebih efektif daripada krim karena mereka lebih
oklusif, membentuk penghalang antara kulit dan lingkungan, dan lebih efektif menahan air ke
dalam kulit. Emolien dan steroid topikal kelas I-III dapat digunakan jangka pendek. Contoh
emollients yang sering digunakan antara lain ; aqueous cream, gliserine dan cetomacrogol
cream, wool fat lotions.2
3. Antiinflamasi topikal lainnya
Penggunaan tar sangat membantu untuk mengurangi peradangan, terutama pada
orangtua, lesi tebal, plak berskuama.2
4. Immunomodulator
11
Immunomodulator topikal (tacrolimus dan pimecrolimus) juga mengurangi
peradangan. penggunaannya sering dimulai beberapa hari setelah steroid topikal untuk
mengurangi risiko sensasi terbakar yang mungkin terjadi bila diterapkan ke kulit yang sangat
teriritasi.2
5.Fototerapi
Ketika erupsi menyeluruh dan berkepanjangan, fototerapi (umumnya UVB) dapat
membantu. UVB spektrum luas dan sempit paling sering digunakan, meskipun PUVA
(Psoralen + UVA) dapat digunakan pada kasus yang berat.2
6.Antihistamin
Antihistamin oral atau sedatif dapat membantu mengurangi gatal dan membantu tidur.
Misalnya hydroxyzine (atarax, vistaril,vistazine) dengan dosis oral 25-100 mg 4 kali per hari.7
7. Antibiotik
Antibiotik oral, seperti dicloxacillin, cephalexin, atau erythromycin , dapat digunakan
dalam kasus-kasus infeksi sekunder. Kultur swab dapat menjadi panduan dalam pemilihan
antibiotik. Biasa digunakan dicloxacillin dosis oral 125-500 mg 4 kali per hari selama 7-10
hari.(2,3)
8.Pelembab lainnya
Setelah erupsi hilang, hidrasi agresif berkelanjutan dapat mengurangi eritem, terutama
di iklim kering. Pelembab yang berat (lebih) atau petroleum jelly yang diaplikasikan pada
kulit setelah mandi dapat membantu.2
9.Immunosupresif
Penyakit bisa bertambah berat dan tidak responsif dengan perawatan di atas. Obat
immunosupresif seperti metotreksat telah dijelaskan aman dan efektif pada pasien dengan lesi
yang lebih berat.2
10. Steroid sistemik
12
Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat, diberikan prednilson
dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan dosis yang diturunkan secara perlahan-
lahan. Hanya berguna dalam beberapa minggu, dermatitis yang belum sembuh sempurna,
dapat ditangani dengan pemberian krim steroid dan emolilients.2
J. PROGNOSIS
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval
sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk beberapa minggu
sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam pengobatan.1
K. KESIMPULAN
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan
gatal. Dermatitis numularis termasuk ke dalam pembagian dermatitis berdasarkan bentuk.
Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak
lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah
sehingga basah (oozing).
Bentuk dermatitis ini lebih sering mengenai pria daripada wanita dan sering mengenai
remaja, dewasa muda dan umur yang lebih tua serta jarang pada anak-anak dengan riwayat
dermatitis atopi. Penyebabnya tidak diketahui. Bentuk-bentuk infeksi lainnya pada dermatitis,
seperti adanya kolonisasi Staphylococcus aureus, yang mana dapat memperberat kondisi
penyakitnya walau tidak tampak pada gejala klinis. Pada satu studi menunjukkan dermatitis
numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua, terutama yang sangat sensitif
dengan aloealergi. Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik dan dapat sembuh
dengan pengobatan topikal.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
1. Sularsito, S. A., Djuanda, S. Dermatitis Numularis. Dalam : Adhi Juanda. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2007 : 148-150.
2. Miller JL. Nummular Dermatitis. Available at : http://www.emedicine.com. Accessed
on June 17, 2011.
3. Siregar, Dr. Prof. DTM & H. R.S. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit, Dermatitis
Numularis. Jakarta. EGC. 2005 : 120-121.
4. Janik MP, Heffernan MP. Yeast Infection : Nummular eczema. In : Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Fitzpatrick TB,eds.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Edition. New York : McGraw-
Hill. 2008 : 1828.
5. Handbook of skin diseases. Available at : http://search.4shared.com/search.html?
searchmode=2&searchName=Handbook%2520of%2520Skin%2520Diseases .
Accessed on June 17, 2011
6. Ardhie, A. M. Dermatitis dan Peran Steroid dalam Penanganannya. Dexa media.
2004 ; 4 (17) : 159.
7. Shimizu, H., MD., Phd. Nummular Eczema. Shimizu’s Textbook of Dermatology.
Japan : Hokkaido University Press. 2007 : 102-103.
STATUS PENDERITA
DEMATITIS NUMULARIS
15
A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS
Nama : Nn. P
Umur : 18 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Gendingan, Jebres, Surakarta
Pekerjaan : mahasiswa
Tanggal Periksa : 13 Juni 2011
2. KELUHAN UTAMA
Gatal pada kedua lengan bawah dan tungkai bawah
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Satu tahun SMRS pasien mengeluh gatal pada kedua tungkai dan lengan bawah yang
berbentuk bulat. Awal mula timbul ‘mlenthing’ kecil-kecil kemudian digaruk dan pecah.
Keluhan hilang timbul, terutama memberat saat pasien hendak ujian nasional dan
berkurang setelah ujian selesai. Pasien sudah berobat ke praktik pribadi dokter spesialis
kulit di Magelang, dan diberi obat minum berupa kapsul (pasien tidak tahu nama obatnya)
dan Lameson®. Pasien merasa keluhan membaik.
Satu minggu SMRS, muncul keluhan gatal disertai ‘mlenthing’ kembali ditempat
yang sama, namun belum memerah, tidak sakit dan tidak perih. Keluhan ini muncul
pertama pada tungkai kiri lalu tungkai kanan, lalu kedua tangan, saat gatal pasien
sering menggaruk. Pasien saat ini mengikuti ujian akhir semester. Keluhan dirasa 16
memberat saat pasien makan bumbu penyedap dan udang. Pasien belum mencoba
untuk diobati maupun diperiksakan ke dokter. Satu hari SMRS pasien merasa keluhan
gatal bertambah berat dan luka membasah. Pasien langsung memeriksakan diri ke poli
kulit dan kelamin RSDM.
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
R. alergi obat : disangkal
R. alergi makanan : (+) udang
R. alergi dingin : (+)
R. asma : (+)
R. DM : disangkal
5. RIWAYAT KELUARGA
R. sakit serupa : (+) nenek
R. DM : disangkal
R. alergi obat : disangkal
R. alergi makanan : (+) makanan laut
R. asma : (+) nenek
6. RIWAYAT KEBIASAAN
Penderita biasa mandi 2x sehari dengan air PDAM dan berganti pakaian 2x sehari
dengan bahan pakaian dari katun, berganti pakaian dalam 2x sehari. Penderita
mencuci handuk semingu sekali dan tidak menggunakan secara bersamaan dengan
anggota keluarga lainnya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
17
1. Status Generalis
Keadaan umum : baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Vital Sign : T : - mmHg Rr : 20 x/menit
N : 92 x/menit T : afebril
Kepala : dalam batas normal
Leher :dalam batas normal
Mata :dalam batas normal
Telinga :dalam batas normal
Thorax :dalam batas normal
Abdomen :dalam batas normal
Ekstremitas Atas :lihat status lokalis
Ekstremitas Bawah :lihat status lokalis
2. Status Lokalis
Regio volar antebrachii dextra et sinistra : tampak papul eritema, vesikel multipel konfluens,
membentuk plakat ukuran bervariasi, disertai erosi yang sebagian tertutup krusta.
18
Regio cruris dextra et sinistra : tampak papul eritema dan vesikel multipel konfluens,
membentuk plakat numular, dengan ukuran dextra 4x5cm dan sinistra 2x3cm disertai
erosi yang sebagian tertutup krusta.
19
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%. Hasil: (-)
Pemeriksaan Gram. Hasil : (+)
20
D. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes alergi (Skin Prick Test)
E. DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis numularis.
2. Tinea corporis
F. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis numularis
G. TERAPI
1. Medikamentosa
Sistemik : Amoxicillin 500 mg 3 x 1 tab
Loratadine 10mg 1x1 tab
Topikal : Kompres NaC l 0,9% 2x15’
Asam fusidat cream 2%
Betamethasone cream 0,1%
21
2. Non Medikamentosa
Mandi dengan sabun bayi agar kulit tidak kering
Kenakan pakaian dari bahan katun yang lembut agar tidak mengiritasi kulit.
Edukasi pasien supaya menghindari faktor pencetus seperti stress, konsumsi
bumbu penyedap dan udang.
H. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : dubia
Ad fungsionam : bonam
Ad cosmeticum : dubia
22