Case Ujian Jiwa Shella

download Case Ujian Jiwa Shella

of 16

description

psikiatri

Transcript of Case Ujian Jiwa Shella

PRESENTASI KASUSSKIZOFRENIA PARANOIDPembimbing :

dr.Galianti, Sp.KJ

Disusun oleh :

Shella Pratiwi (030.09.248)

Kepaniteraan klinik

Departemen Ilmu Kesehatan JiwaRSJ Soeharto Heerdjan Periode 9 Februari 8 Maret 2015STATUS CASE PASIEN

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN, JAKARTANama Pasien

: Tn. MJNama Dokter yang Merawat

: Dr.Salikur, Sp.KJNama Dokter Muda

: Shella PratiwiNim

: 030.09.248Nama Dokter Pembimbing

: Dr. Galianti, Sp.KJMasuk RS pada Tanggal

: 21 Februari 2015Rujukan/datang sendiri/keluarga: Diantar KeluargaSTATUS PSIKIATRII. IDENTITASNama (inisial)

: Tn. MJJenis Kelamin

: Laki-LakiUmur

: 29 tahunTanggal Lahir

: 17 Januari 1983Agama

: IslamSuku Bangsa

: SundaStatus Pernikahan

: Belum MenikahPendidikan Terakhir: SMAPekerjaan

: Alamat

: KP muk RT 006/rw 04

Kel.kedaung kali angke, kec. cengkarengII. RIWAYAT PSIKIATRIAutoanamnesis dilakukan di ruang Perkutut, RSJSH pada :

26 Februari 2015 pukul 10.00 WIBAlloanamnesis dilakukan melalui wawancara via telefon kepada Kakak pasien pada:

27 Februari 2015 pukul 11.00 WIBA. Keluhan Utama

Pasien berbicara kacau, mengamuk, memukuli tetangga dengan palu, membakar isi rumahKeluhan Tambahan

Sulit tidur, sering berbicara sendiriB. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal 26 Februari 2015 diantar oleh keluarga pasien karena pasien berbicara kacau, mengamuk, memukuli tetangga dengan palu, membakar isi rumah. Menurut keluarga, pasien mulai memperlihatkan tindakan yang tidak biasa sejak awal tahun 2014. Saat itu (1 tahun yang lalu), pasien yang ramah berubah menjadi pemarah dan mudah tersinggung sehingga seringkali bertengkar dengan teman kerja dan tetangga sekitar rumah pasien. pasien juga memiliki masalah di pekerjaannya, yaitu pasien yakin sekali bahwa pasien diguna-guna oleh teman pasien di tempat kerja. Sejak saat itu, pasien sering curiga dan menyangka bahwa orang-orang di tempat kerjanya akan menyakitinya. Hal itu membuat pasien sering bertengkar dengan teman kerja, dan akhirnya di keluarkan dari tempat kerja.10 bulan yang lalu, pasien dikeluarkan dari band-nya. Pasien mengaku sebagai vokalis band tersebut. Pasien mengaku band nya diundang untuk pentas di Amerika Serikat. Karena dikeluarkan, pasien semakin yakin bahwa orang-orang di sekitar pasien berusaha untuk menyakiti pasien.

8 bulan yang lalu, pasien mengaku mendengar suara-suara yang membicarakan tidak baik tentang dirinya dan menjelek-jelekkan dirinya. Suara tersebut selalu datang sehingga pasien sulit tidur dan sulit konsentrasi. Pasien menjadi semakin aneh dan berkeyakinan bahwa tetangga nya akan membunuhnya. Kemudian pasien yakin bahwa tetangganya, Tn.S, telah mengguna-guna dirinya. Pasien mengaku keluar jarum dan paku dari kepala, leher, dan seluruh tubuhnya. Pasien yakin bahwa hal itu terjadi pada dirinya, dan dilakukan oleh tetangganya tersebut. Sejak saat itu, pasien menjadi sering mengamuk kepada tetangga dan membuat pasien semakin dijauhi warga sekitar.

6 bulan yang lalu, karena keluarga semakin risau melihat perilaku pasien yang mulai merisaukan lingkungan sekitar, maka keluarga membawa pasien ke pengobatan alternatif di pandegrang selama 5 bulan. Disana tidak diberikan obat-obatan, dan pasien memaksa pulang karena tidak betah. Tidak ada perubahan pada perilaku pasien setelah pulang dari pengobatan alternatif tersebut.1 bulan yang lalu, pasien semakin sering mendengar suara-suara yang berkomentar tentang apa yang dia lakukan, bisikan-bisikan yang menyuruh pasien untuk menyakiti orang-orang sekitar pasien. pasien semakin yakin bahwa tidak ada lagi yang menyukai dirinya, dan semua orang berencana untuk mengusirnya.

3 minggu yang lalu pasien memukul kepala kakak ketiga pasien dengan botol aqua, karena pasien yakin bahwa kakak pasien menjelek-jelekkan pasien.

1 minggu lalu perilaku pasien semakin kacau, mengamuk, berbicara sendiri, membakar isi rumah dan memukul tetangga di sekitar rumah pasien dengan palu. Karena tidak sanggup lagi meredam perilaku pasien, keluarga pasien membawanya ke IGD.C. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Riwayat Psikiatri SebelumnyaPasien belum pernah mengalami ini sebelumnya, pasien juga belum pernah mengkonsumsi obat-obatan dari dokter spesialis kesehatan jiwa. Riwayat Medis LainnyaPasien mengatakan tidak pernah ada sakit tertentu. Pasien tidak pernah mengalami kejang baik saat kecil maupun dewasa. Pasien juga tidak pernah melakukan operasi, dan tidak pernah mengalami kecelakaan hingga kepalanya terbentur.

Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien tidak merokok, tidak suka minum alkohol, dan tidak pernah menggunakan obat obatan terlarang.D. Riwayat Kehidupan Pribadi

a. Riwayat prenatal dan perinatalPada saat hami ibu pasien mengaku tidak ada masalah sama sekali. Selama kehamilan ibu pasien mengaku mengkonsumsi makanan seperti biasa, tidak minum susu dan periksa kehamilan saat hamil tua saja. Riwayat merokok, konsumsi alkohol, dan narkotika selama kehamilan disangkal. Orang tua pasien menganggap setiap anak adalah pemberian sehingga tidak ada rasa menolak kehamilan pasien.Pasien dilahirkan secara spontan, cukup bulan, ditolong oleh bidan, tidak ada komplikasi saat kelahiran, tidak ada trauma dan tidak ada cacat bawaan. Setelah dilahirkan pasien langsung menangis. b. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)

Ibu pasien mengatakan pasien mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti anak seusianya. Pasien jarang sakit. Imunisasi pasien tidak lengkap, ASI hanya sampai 6 bulan karena tidak keluar lagi dan dilanjutkan susu formula.c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

Nilai pasien selama sekolah cenderung bagus. Pasien banyak teman dan merupakan sosok yang mudah bergaul.d. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja

Hubungan sosial

Pasien pada saat SMP dan SMA banyak bergaul dengan teman sebaya, pasien mempunyai banyak teman, dan tidak pernah ada masalah pada pertemanannya. Riwayat pendidikan

Pendidikan terakhir ialah SMA kelas 3. Prestasi belajar di sekolah cukup bagus. Perkembangan kognitif dan motorik

Pasien bisa membaca, menulis, dan berhitung. Problem emosi atau fisik khusus remaja

Pasien memiliki emosi yang tidak mudah tersinggung. Pasien jarang sekali bertengkar atau mempunyai musuh di lingkungan sekitar. Pasien tidak suka melawan.e. Riwayat masa dewasa

Riwayat pekerjaan

Pekerjaan pasien tidak menetap, ia pernah bekerja di glodok pada tahun 2006 sampai 2008, namun kemudian keluar karena tidak betah. Lalu pasien bekerja sebagai cleaning service tahun 2009 sampai 2014, dipecat karena sering bertengkar dengan teman kerja. Riwayat psikoseksual / pernikahan

Pasien belum menikah. Hubungan sosial

Menurut keluarga pasien, dulu pasien termasuk orang yang mudah bercanda dengan orang, namun semenjak mengalami gangguan seperti saat ini ia mulai dijauhi oleh orang-orang karena sering melakukan hal-hal yang mengganggu warga. Latar belakang agama

Menurut pengakuan pasien ia rajin beribadah terutama sebelum adanya gangguan, setalh adanya gangguan pasien jarang beribadah. Riwayat pelanggaran hukumPasien tidak pernah melakukan pelanggaran yang berurusan dengan hukum.E. Riwayat Keluarga

Pasien anak kelima dari enam bersaudara, saat ini tinggal dengan ibu, ayah, kakak ketiga dan adiknya. Kakak pertama dan kedua pasien sudah menikah dan tidak tinggal serumah lagi. Orang tua dan keluarga pasien mendukung pengobatan pasien dan sabar mengurus pasien saat sakit.

Keterangan gambar:

F. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan kakak dan adiknya dalam rumah yang kl di daerah Cengkareng. Pasien makan 3x/sehari. Pasien termasuk tingkat ekonomi menengah kebawah.G.Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi SekarangPasien tinggal di rumah orang tua pasien, yang dihuni oleh 5 orang. Kesan kondisi sosial ekonomi keluarga adalah menengah kebawah dan pengobatan pasien menggunakan biaya sendiri (umum kelas III).III. STATUS MENTALWawancara dilakukan di Ruang Perkutut, RSJSH 27 Februari 2015 pukul 10.30 WIBDeskripsi Umum

1. Penampilan

Pasien seorang laki-laki berusia 29 tahun, penampilan fisik lebih tua dari usianya, bentuk tubuh pasien kurus, kesan gizi cukup, berambut pendek dan berwarna hitam, kulit kecoklatan. pada saat wawancara, pasien memakai kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana hitam, tanpa menggunakan alas kaki. Kebersihan dan kerapihan diri pasien cukup baik.

2. Kesadaran

Kesadaran Neurologis / biologis: Compos mentisKesadaran Psikologis

: Terganggu

Kesadaran Sosial

: Baik3. Perilaku dan aktivitas motorikSebelum wawancara: Pasien terlihat duduk tenang di ranjang Bangsal.Selama wawancara: Pasien duduk tenang dan menjawab semua

pertanyaan yang diajukan dengan lancer, spontan, dan cukup jelas.Sesudah wawancara: Pasien duduk tenang di ranjang Bangsal.4. Sikap terhadap pemeriksaCukup kooperatif, pasien menjawab semua pertanyaan pewawancara dengan jelas.5. Pembicaraan Cara berbicara

: Spontan, jelas dan singkat

Gangguan berbicara: Tidak ada gangguan

Pembicaraan

: Baik, maksud tiap kata jelas.

A. Alam Perasaan1. Keadaan perasaan (mood) : Eutim2. Ekspresi afektifAfek

: LuasKeserasian

: SerasiIV. Fungsi Intelektual (Sensorium dan Kognitif)1. Taraf pendidikan

: SMA kelas IIITaraf pengetahuan Umum : Baik (Pasien dapat menyebutkan nama presiden dengan benar dan nama gubernur DKI Jakarta) Taraf kecerdasan

: Baik, sesuai dengan pendidikannya (pasien mampu menjawab soal hitungan yang ditanyakan oleh pemeriksa)2. Daya konsentrasi

: Tidak baik (pasien tidak mampu mengeja namanya sendiri secara terbalik)3. Daya ingat jangka panjang : Baik (pasien ingat nama SD, SMP dan SMAnya ) Daya ingat jangka pendek : Baik (pasien ingat hari ini sarapan apa) Daya ingat sesaat : Baik (pasien dapat mengingat dan menyebutkan kembali 3 benda yang disebutkan oleh pewawancara)4. Daya orientasi waktu: Baik (pasien dapat mengetahui waktu wawancara pada siang hari)

Daya orientasi tempat: Baik (pasien sadar bahwa pasien sekarang sedang berada di RSJSH)Daya orientasi personal : Baik (pasien mengetahui sedang diwawancarai oleh dokter muda)

Daya orientasi situasi

: Baik5. Pikiran abstrak

: Baik (pasien mengetahui peribahasa sedia

payung sebelum hujan)6. Kemampuan menolong diri: Baik ( pasien dapat mandi, makan,

minum, memakai atau mengganti

pakaian sendiri )7. Kemampuan Visouspatial : Baik (pasien dapat menggambar jam dengan benar)8. Bakat dan Kreatif : Pasien mengaku tidak memiliki bakat4 Gangguan Persepsi

Halusinasi: Halusinasi auditorik (+)Ilusi

: Tidak ada

Depersonalisasi

: Tidak ada

Derealisasi

: Tidak ada

5 Proses Pikir1. Arus pikir

Produktivitas

: Cukup

Kontinuitas pikiran: Blocking Hendaya berbahasa: Tidak ada2. Isi pikir

Preokupasi

: Tidak adaWaham: waham presekutorik, waham curigaFobia: Tidak ada

6 Pengendalian Impuls

Kemampuan mengendalikan impuls baik.7 Daya Nilai

1. Daya nilai sosial: Baik2. Uji daya nilai

: Baik3. Daya nilai realita: Terganggu8 Tilikan

: Derajat II( pasien mengaku sakit sekaligus membantah)9 Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercayaV. STATUS FISIKPemeriksaan Fisik dilakukan di Ruang Elang, RSJSH 27 Januari 2015 pukul 11.00 WIB.

A. Status Internus

Keadaan umum: Baik

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Napas

: 18 x/menit

Nadi

: 84 x/menit

Suhu

: AfebrisStatus gizi

: BB: - kg, TB: - cm, IMT: -Kulit: tidak didapatkan luka sayat dan needle tract.

Kepala: Tidak ada deformitas

Rambut

: Hitam, cepak, tidak mudah dicabut

Mata

: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Telinga

: Normotia, sekret (-)

Gigi dan Mulut: Kalkulus (+) Karies (+)

Leher

: Pembesaran KGB (-)

Jantung

: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru: Pergerakan dinding dada simetris, suara napas vesikular, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen: Datar, supel, bising usus normal, tidak didapatkan pembesaran hepar dan lien

Ekstremitas

: Akral hangat (+), edema (-)B. Status NeurologisGCS

: 15 (E4V5M6)

Kaku kuduk

: (-)

Pupil

: Bulat, isokor

Kesan parese nervus kranialis: (-)

Motorik: Kekuatan 5, tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi

Sensorik

: Tidak ada gangguan sensibilitas

Refleks fisiologis: Normal

Refleks patologis: (-)

Gejala ekstrapiramidal: (-)

Stabilitas postur tubuh: Normal

Tremor di kedua tangan: (-)

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANGA. LABORATORIUM DARAH

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015, di laboratorium RSJSH

HematologiHasilNilai Normal

Hemoglobin13,814 16 g/dL

Leukosit9.5004.000-10.000 /mm3

Trombosit190.000150 400 ribu /mm3

Hematokrit3940 50 %

LED120-15

Kimia Darah

SGOT40< 42 U/I

SGPT40< 47 U/I

Ureum2210-50 mg/dL

Kreatinin0.70,7-1,4 mg/Dl

Glukosa Sewaktu86< 140 mg/dL

Elektrolit

Natrium135135-148 mmol/L

Kalium3,53,5 4,5 mmol/L

Klorida10098-107 mmol/L

VII. IKHITSAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien datang ke RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal 26 Februari 2015 diantar oleh keluarga pasien karena pasien berbicara kacau, mengamuk, memukuli tetangga dengan palu, membakar isi rumah. Menurut keluarga, pasien mulai memperlihatkan tindakan yang tidak biasa sejak awal tahun 2014. Saat itu (1 tahun yang lalu), pasien yang ramah berubah menjadi pemarah dan mudah tersinggung sehingga seringkali bertengkar dengan teman kerja dan tetangga sekitar rumah pasien. pasien juga memiliki masalah di pekerjaannya, yaitu pasien yakin sekali bahwa pasien diguna-guna oleh teman pasien di tempat kerja. Sejak saat itu, pasien sering curiga dan menyangka bahwa orang-orang di tempat kerjanya akan menyakitinya. Hal itu membuat pasien sering bertengkar dengan teman kerja, dan akhirnya di keluarkan dari tempat kerja.

10 bulan yang lalu, pasien dikeluarkan dari band-nya. Pasien mengaku sebagai vokalis band tersebut. Pasien mengaku band nya diundang untuk pentas di Amerika Serikat. Karena dikeluarkan, pasien semakin yakin bahwa orang-orang di sekitar pasien berusaha untuk menyakiti pasien.

8 bulan yang lalu, pasien mengaku mendengar suara-suara yang membicarakan tidak baik tentang dirinya dan menjelek-jelekkan dirinya. Suara tersebut selalu datang sehingga pasien sulit tidur dan sulit konsentrasi. Pasien menjadi semakin aneh dan berkeyakinan bahwa tetangga nya akan membunuhnya. Kemudian pasien yakin bahwa tetangganya, Tn.S, telah mengguna-guna dirinya. Pasien mengaku keluar jarum dan paku dari kepala, leher, dan seluruh tubuhnya. Pasien yakin bahwa hal itu terjadi pada dirinya, dan dilakukan oleh tetangganya tersebut. Sejak saat itu, pasien menjadi sering mengamuk kepada tetangga dan membuat pasien semakin dijauhi warga sekitar.

6 bulan yang lalu, karena keluarga semakin risau melihat perilaku pasien yang mulai merisaukan lingkungan sekitar, maka keluarga membawa pasien ke pengobatan alternatif di pandegrang selama 5 bulan. Disana tidak diberikan obat-obatan, dan pasien memaksa pulang karena tidak betah. Tidak ada perubahan pada perilaku pasien setelah pulang dari pengobatan alternatif tersebut.

1 bulan yang lalu, pasien semakin sering mendengar suara-suara yang berkomentar tentang apa yang dia lakukan, bisikan-bisikan yang menyuruh pasien untuk menyakiti orang-orang sekitar pasien. pasien semakin yakin bahwa tidak ada lagi yang menyukai dirinya, dan semua orang berencana untuk mengusirnya.

3 minggu yang lalu pasien memukul kepala kakak ketiga pasien dengan botol aqua, karena pasien yakin bahwa kakak pasien menjelek-jelekkan pasien.

1 minggu lalu perilaku pasien semakin kacau, mengamuk, berbicara sendiri, membakar isi rumah dan memukul tetangga di sekitar rumah pasien dengan palu. Karena tidak sanggup lagi meredam perilaku pasien, keluarga pasien membawanya ke IGD.

Pada status mental ditemukan penampilan lebih tua dari usia, rapi dan bersih serta kooperatif. Taraf kecerdasan rata-rata, daya konsentrasinya rendah, kontinuitas pikiran blocking, terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, terdapat waham presekutorik dan waham curiga, tilikan pasien derajat II.Pada status fisik didapatkan kalkulus dan karies dentis. VIII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Diagnosis Aksis I

Pada pasien terdapat pola psikologis dan perilaku yang secara bermakna menimbulkan hendaya/disfungsi dalam fungsi sehari-hari dan menimbulkan penderitan/distress yang dirasakan oleh pasien. Dengan demikian pasien mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.

Pada pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif dan tidak ditemukan tanda tanda penggunaan zat psikotik pada pemeriksaan fisik, Sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan halusinasi auditorik, waham presekutorik, dan waham curiga, perilaku kacau dan gajala tersebut telah berlangsung 1 bulan. Sehingga berdasarkan ikhitsar penemuan bermakna tersebut bila dihubungkan dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi III (PPDGJ III) maka kasus ini dapat digolongkan ke dalam : Skizofrenia paranoidDiagnosis banding dengan : Gangguan skizoafektif

Gangguan skizoafektif dipikirkan sebagai diagnosis karena didapatkan gejala definitif skizofrenia dan gangguan afektif yang terjadi bersamaan, dimana gangguan afektif yang terjadi tidak memenuhi kriteria PPDGJ III untuk episode manik atau depresif. Dijadikan sebagai diagnosis banding, karena gejala definitif yang terjadi memenuhi kriteria untuk skizofrenia, dan kemungkinan gejala afektif yang terjadi dipikirkan sebagai gejala positif dan negatif dari skizofrenia.

Diagnosis Aksis II

Tidak didapatkan diagnosis pada aksis II.Diagnosis Aksis IIIPada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kalkulus dan caries dentis.Diagnosis Aksis IV

Pasien memiliki niat mencederai orang di lingkungan sekitar, bermasalah dengan warga sekitar dijauhi dan dipukuli. Maka dari itu diagnosis aksis IV ialah masalah faktor masalah dengan keluarga, masalah dengan lingkungan sosial dan masalah dengan pekerjaan.Diagnosis Aksis V

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien dan observasi, maka skala Global Assesment of Functioning (GAF) ditentukan berikut ini.Saat ini (current): 70-61 (Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

HLPY

: 40-31 (Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)IX. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I

: F20.00 Skizofrenia paranoidAksis II: tidak didapatkan diagnosisAksis III: kalkulus dan karies dentisAksis IV: Masalah faktor masalah dengan keluarga Masalah dengan lingkungan sosial Masalah dengan pekerjaan.Aksis V: GAF : Current: 70-61

HLPY

: 40-31X. DAFTAR PROBLEMOrganobiologi

: tidak ada.Psikologis: Terdapat perilaku kacau, halusinasi auditorik, halusinasi visual, waham presekutorik.Sosiobudaya

: Hendaya dalam fungsi sosial

XI. DIAGNOSIS BANDING Gangguan Skizoafektif (F25)XII. PROGNOSISAd vitam

: Ad bonam

Ad fungsionam: DubiaAd sanationam: DubiaFaktor yang memperingan :

Masih ada dukungan keluarga pasien yang mau menerima pasien setelah keluar dari RSJ.Faktor yang memperberat :

Masih lajang

Riwayat melakukan tindakan penyerangan Adanya penolakan dari lingkungan di sekitar rumahXIII. PENATALAKSANAANA. Rawat inap

Kondisi pasien yang membahayakan orang sekitar dan keluarga tidak dapat mengatasinya.

B. Psikofarmaka

Lodomer mg i.m

Diazepam

Risperidon 2 x 2 mg

THP 2 x 2 mgC. Pemeriksaan AnjuranTes Narkoba

Pemeriksaan HbsAg, anti HAV, anti HCV

Pemeriksaan HIV

D. PsikoedukasiDilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang mungkin diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan, apabila gejala tersebut masih berlangsung pasien harus mencari pertolongan.E. Psikoterapi

Psikoterapi suportif dengan memberikan pasien kesempatan untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup menghadapi masalah yang ada Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali pulang ke rumah apabila menurut dokter yang merawat keadaan dirinya sudah membaik Memberikan pengetahuan tentang kehidupan beragama, berkeluarga, dan sosial yang baikF. Sosioterapi Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan RS agar dapat berinteraksi dengan baik dan pendalaman agama sesuai dengan kepercayaannya Memberikan kesempatan untuk ibadah rutin Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan pendidikannyaMeninggal

Laki-laki

Pasien

Perempuan

19