Case Etty Jiwa Terbaru

23
DISUSUN OLEH : Etty Farida Mustifah (110.2004.079) Pembimbing : Dr. Metta D S P, Sp.KJ RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER 0

description

case

Transcript of Case Etty Jiwa Terbaru

DISUSUN OLEH :

Etty Farida Mustifah (110.2004.079)Pembimbing :

Dr. Metta D S P, Sp.KJ

RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER

2009-2010

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. DJenis Kelamin

: Laki-lakiTempat/tgl lahir

: Jakarta, 7 September 1967Usia

: 43 tahunAgama

: IslamSuku Bangsa

: BetawiPendidikan

: SMAStatus

: Belum menikah

Pekerjaan

: Tidak bekerjaAlamat

: Cipinang Melayu, Jakarta Timur

Datang ke RS

: 9 Januari 2010 jam 14.45Riwayat Perawatan

a. Rawat jalan

: -

b. Rawat inap

:

Tahun 2005 pernah di rawat di RS jiwa di Bogor, pertama kalinya karena pasien sering marah-marah disebabkan karena tetanga-tetanga yang sering membicarakan tentang diri pasien. Dirawat selama 1 tahun. 9 Januari 2010 pasien di rawat di RSIJ karena suka membanting-banting pintu pada malam hari karena pasien sulit tidur.

II. RIWAYAT PSIKIATRIAuto Anamnesis: 23 Januari 2010

24 Januari 2010

25 Januari 2010Allo Anamnesis: 25 Januari 2010 dengan adik pasienKeluhan Utama :

Sering membanting-banting pintu pada malam hari sejak 7 hari SMRS.Keluhan Tambahan : Sulit tidur Gelisah Mendengar suara-suara aneh Suka melihat bayangan Bicara dan senyum-senyum sendiri Sering mondar-mandir Merasa ketakutan Mudah tersinggung dan marah Malas mandiRiwayat Gangguan Sekarang :Pasien datang ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender (RSJIK) dengan diantar oleh adiknya karena sering membanting-banting pintu pada malam hari sejak 7 hari SMRS. Menurut pengakuan adik pasien, pasien suka membanting-banting pintu karena mengalami kesulitan tidur sehingga pasien merasa gelisah. Sejak 1 bulan SMRS, pasien mengaku mendengar suara bisikan anak-anak perempuan tertawa dan mengajaknya bermain. Bisikan-bisikan tersebut masih didengar sampai saat ini tetapi sudah berkurang.

Pasien juga melihat adanya bayangan-bayangan yang wujudnya tidak jelas, tetapi bayangan tersebut tidak menganggu pasien serta tidak mengajak bicara pasien. Saat ini bayangan-bayangan tersebut sudah tidak dilihat lagi.Pasien juga menjadi malas untuk mandi dan beribadah. Pasien hanya suka mondar-mandir, gelisah, dan pasien juga sering sekali menggoyang-goyangkan tubuhnya tanpa sebab ang jelas. Menurut adik pasien, pasien hanya mau mandi apabila disuruh itupun pasien mandi tanpa menggunakan sabun dan hanya menyiram tubuhnya dengan air dan berlangsung sebentar.Selain itu terkadang menurut adik pasien, pasien suka berbicara dan tertawa sendiri seperti mempuyai teman khayalan tetapi saat di tanya oleh adik pasien sedang berbicara dengan siapa pasien selalu menyangkal dan menjawab tidak berbicara dengan siapa-siapa.Menurut pengakuan adik pasien, sesekali pasien suka keluar rumah dan nongkrong di pos satpam, tetapi pasien tidak melakukan apa-apa hanya duduk diam saja dan melamun. Lalu setelah itu pasien akan kembali lagi ke rumah. Bila pasien pulang ke rumah dengan marah-marah biasanya itu disebabkan karena pasien merasa risih dengan tetangga-tetangga yang suka membicarakan atau menegur pasien. Pasien juga merasa seperti ketakutan atau minder karena belum menikah dan belum bekerja.

Selama berada di RSJIK pasien mengaku pernah didatangi oleh Nabi Muhammad SAW. Pasien mengatakan mereka berbincang-bincang membicarakan masalah pengajian dan pasien diminta untuk menjadi pengganti Nabi Muhammad SAW untuk mengawasi dan mengatur pengajian tersebut. Pasien juga mengaku bahwa Nabi Muhammad SAW datang dengan membawa pedang dan tujuan Nabi Muhammad SAW membawa pedang tersebut adalah untuk membunuh orang-orang yang tidak mau masuk islam menurut pasien apabila tidak masuk islam itu adalah dosa. Menurut pengakuan pasien pertemuan pasien dengan Nabi Muhammad SAW terjadi sebelum Nabi Muhammad SAW meninggal dan saat ini pasien mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW sudah meninggal sehingga tidak dapat bertemu kembali.Saat di bawa ke RSIJK pasien merasa bahwa dirinya tidak mengalami gangguan jiwa namun pasien mengaku bahwa pasien kakinya sakit dan adik pasien hendak mengantar pasien ke RS. Umum namun malah dibawa ke RSJIK.Riwayat Gangguan Dahulu

1. Gangguan Psikiatri : Menurut adik pasien, pasien mempunyai sifat manja dan cenderung pendiam karena pasien terbiasa dimanja oleh kedua orangtuanya. Pasien mulai mengalami perubahan perilaku sejak 20 tahun yang lalu, di saat SMA. Adiknya mengatakan bahwa pasien sebelumnya pernah mempunyai hubungan dekat dengan seorang perempuan, perempuan tersebut adalah teman mainnya di dekat rumahnya sejak kecil. Saat SMP pasien berpacaran dengan teman perempuannya tersebut hingga SMA. Tetapi setelah lulus SMA perempuan tersebut di jodohkan dengan laki-laki lain. Setelah kejadian itu, pasien lebih sering menyendiri, jarang bergaul, dan lebih tertutup. Pasien juga pernah melihat sesuatu penampakan aneh berupa bayangan di rumahnya,tetapi tak seorangpun di rumahnya yang melihat hal tersebut. Menurut pasien wujud bayangannya tidak jelas.Adik pasien mengatakan bahwa sebenarnya pasien ingin sekali melanjutkan kuliah tetapi karena biaya yang terbatas sehingga pasien tidak dapat melanjutkan kuliah. Dari situ perubahan perilaku pasien bertambah nyata dan pasien lebih tampak menyendiri dan tidak mau berbagi dengan saudara-saudaranya. Bahkan pasien seperti kurang suka dengan adik-adiknya karena merasa penyebab pasien tidak dapat kuliah adalah adik-adiknya dan menjadi kurang diperhatikan oleh orang tuanya lagi. Pada tahun 2005 pasien pernah Di rawat di RS jiwa di bogor selama 1 tahun. Pasien di bawa ke RS di Bogor karena alasan sering marah-marah. Menurut pasien marah-marah tersebut dikarenakan pasien merasa terganggu oleh omongan-omongan tetangga di sekitar rumahnya yang membicarakan tentang diri pasien. Setelah keluar dari RS di Bogor pasien seharusnya melakukan rawat jalan tetapi pasien tidak melakukannya sehingga obat yang di minumnya pun tidak teratur.Pasien pernah bekerja sebagai buruh tralis di PT. Moradon selama 1 tahun tetapi setelah itu pasien mengundurkan diri karena merasa cape dan kurang nyaman dengan pekerjaannya serta merasa bahwa pekerjaan itu tidak pantasnya untuknya. Setelah itu dalam rentan waktu yang cukup lama pasien menganggur dan kemudian mencoba untuk melamar pekerjaan lagi di pabrik sepatu daerah Tangerang tetapi pasien tidak di terima bekerja di tempat tersebut. Hal itulah yang menyebabkan pasien malas untuk bekerja lagi. Menurut adik pasien, pasien memiliki keinginan untuk menjadi orang yang sukses dan ingin mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Pasien juga tidak tahan akan kritikan dan merasa dirinya mampu melakukan apa yang diinginkannya.

2. Gangguan Medis :Pasien tidak memiliki kelainan bawaan sejak lahir, pasien mempunyai riwayat penyakit OMSK sejak pasien berumur 25 tahun.3. Gangguan Zat Psikoaktif :

Pasien mengaku tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang seperti narkotika. Pasien juga tidak pernah minum minuman yang mengandung alkohol (bir) serta pasien juga mengatakan bahwa dirinya tidak merokok hingga saat ini.Riwayat Pribadi Sebelum Sakit

1. Riwayat Prenatal

Menurut adik pasien selama kehamilan cukup sehat dan tidak mengalami sakit atau hal-hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menggugurkan kandungan. Pasien dilahirkan cukup bulan dengan persalinan normal tanpa adanya trauma pada jalan lahir dan ditolong oleh bidan.

2. Masa Kanak-kanak Dini (0-3 tahun)

Pada masa ini, pasien diasuh oleh orang tuanya. Pasien tidak minum ASI melainkan di beri susu sapi segar hal ini dikarenakan pasien tidak mau minum ASI. Pasien tidak pernah mengalami trauma pada kepalanya. Pasien juga tidak pernah mengalami kesulitan makan dan tidak ada gangguan pada pola tidurnya. Pasien tumbuh normal seperti seusianya (belajar berdiri, berjalan, berbicara dan mengontrol BAK & BAB). Pasien cukup baik dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman seusianya. Pasien juga tidak mempunyai gangguan perilaku seperti sering ketakutan maupun mimpi buruk.

3. Masa Kanak-kanak Pertengahan (4-11 tahun)

Menurut adik pasien, secara fisik pasien tumbuh seperti anak seusianya. Pasien termasuk anak yang penurut & patuh pada orang tua, tetapi pasien termasuk anak yang manja. Di sekolah, pasien memiliki banyak teman & tidak pernah berkelahi dengan temannya. Pasien selama SD tidak pernah mengalami kesulitan dalam belajar. Selama usia ini, aktivitas pasien lebih sering digunakan untuk bermain dengan teman-temannya.

4. Masa Pubertas dan Dewasa

A. Hubungan Sosial

Hubungan sosial pasien cukup baik pada lingkungan yang sudah dikenal ataupun lingkungan baru. Pasien termasuk tipe orang yang mudah bergaul dan mempunyai banyak teman. Sewaktu SMA pasien aktif berorganisasi. Organisasi tersebut adalah OSIS.B. Perkembangan Motorik dan Kognitif

Dalam perkembangan kognitifnya, tidak ditemukan gangguan. Pasien tidak mengalami kesulitan dalam belajar, karena pada dasarnya intelegensi pasien cukup baik. Dalam perkembangan motoriknya juga dalam batas normal, tidak ada hambatan.

C. Gangguan Emosi dan Fisik

Menurut Adiknya, pasien termasuk orang yang mudah bergaul dengan lingkungan yang sudah ia kenal ataupun lingkungan baru. Tetapi cenderung tertutup terhadap masalah pribadinya. Dalam perkembangan fisik, pasien terlihat sesuai dengan usianya. Perkembangan emosi pasien pada masa dewasa cenderung stabil & jarang berselisih paham dengan anggota keluarga ataupun teman. Kalaupun terjadi perselisihan paham dengan anggota keluarga, itupun hanya sebatas omongan saja. D. Riwayat Psikoseksual

Dalam hubungan sosialnya dengan lawan jenis, pasien juga banyak memiliki teman wanita. Pasien pernah berpacaran sekali saat SMP hingga SMA dengan wanita yang merupakan teman mainnya sejak kecil. Hubungan pacaran tersebut berlangsung slama 6 tahun. Tetapi setelah lulus SMA hubungan itu pun berakhir karena pihak wanita di jodohkan dengan laki-laki lain. Setelah kejadian itu perilaku pasien berubah pasien menjadi pendiam, suka menyendiri di kamar, serta tidak mau mengobrol dengan saudara-saudaranya. E. Riwayat PendidikanSD: Lulus tepat waktu mempunyai prestasi yang baik, pergaulan sosial di lingkungan sekolah baik. Pasien menjalani SD selama 6 tahun.SMP : Lulus tepat waktu mempunyai prestasi yang baik, pergaulan sosial di lingkungan sekolah baik. Pasien menjalani SMP selama 3 tahun. SMA : Lulus tepat waktu mempunyai prestasi yang baik, pergaulan sosial di lingkungan sekolah baik. Pasien menjalani SMA selama 3 tahun.F. Riwayat Agama

Pasien kurang religi, jarang melakukan sholat 5 waktu. G. Riwayat Pekerjaan

Pasien pernah bekerja sebagai buruh tralis di PT. Moradon selama 1 tahun tetapi setelah itu pasien mengundurkan diri karena merasa cape dan kurang nyaman dengan pekerjaannya. Setelah itu dalam rentan waktu yang cukup lama pasien menganggur dan kemudian mencoba untuk melamar pekerjaan lagi di pabrik sepatu daerah Tangerang tetapi pasien tidak di terima bekerja di tempat tersebut. Hal itulah yang menyebabkan pasien malas untuk bekerja lagi.Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ke-1 dari 8 saudara, dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Pada tahun 2001 ayah pasien meninggal, semasa hidupnya ayah pasien bekerja sebagai buruh bangunan. Pada tahun 2007 ibu pasien meninggal, semasa hidupnya ibu pasien tidak bekerja hanya di rumah saja.Pasien adalah anak pertama. Adik pasien yang pertama adalah seorang laki-laki berumur 38 tahun, sudah menikah. Adik kedua pasien adalah seorang laki-laki berumur 35 tahun, sudah menikah. Adik ketiga pasien adalah perempuan berumur 33 tahun, sudah menikah. Adik keempat pasien adalah seorang laki-laki berumur 30 tahun, sudah menikah. Adik kelima pasien adalah seorang perempuan berumur 28 tahun, sudah menikah. Adik keenam pasien adalah seorang laki-laki berumur 26 tahun, sudah menikah. Adik ketujuh pasien adalah seorang perempuan berumur 23 tahun, belum menikah. Sesama anggota keluarga cukup harmonis dan jarang terjadi perselisihan paham.

Keterangan :

Laki-laki

Pasien

PerempuanSituasi Kehidupan Sekarang :Pasien tinggal bersama adik-adiknya di Cipinang, Jakarta Timur. Pasien beserta adik-adiknya tinggal di rumah warisan orangtua mereka, mreka tinggal bersama dalam satu rumah yang di sekat-sekat. Pada tahun 2001 ayah pasien meninggal, semasa hidupnya ayah pasien bekerja sebagai buruh bangunan. Pada tahun 2007 ibu pasien meninggal, semasa hidupnya ibu pasien tidak bekerja hanya di rumah saja.Pasien adalah anak pertama. Adik pasien yang pertama adalah seorang laki-laki bekerja sebagai buruh pabrik di PT. Moradon. Adik kedua pasien adalah seorang laki-laki mempunyai usaha cuci motor. Adik ketiga pasien adalah perempuan dan tidak bekerja. Adik keempat pasien adalah seorang laki-laki bekerja sebagai pegawai telkom. Adik kelima pasien adalah seorang perempuan dan tidak bekerja. Adik keenam pasien adalah seorang laki-laki bekerja sebagai jasa pengiriman barang. Adik ketujuh pasien adalah seorang perempuan bekerja sebagai pegawai di mobile FREN. Adik pasien mengaku bahwa biaya untuk pasien ditanggung bersama. Adik pasien juga mengakui bahwa keluarga kurang memberikan perhatian dikarenakan masing-masing sudah berkeluarga. Pasien sendiri tidak memiliki masalah dengan saudara-saudaranya, hubungan mereka terjalin cukup harmonis. Bila sesekali terdapat konflik dapat segera diatasi.III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM1. Penampilan

Pasien seorang laki-laki berperawakan tinggi sekitar 165 cm dengan berat badan kurang lebih 65 kg. Pasien memiliki kulit hitam, rambut pendek dan lurus serta tertata dengan rapi. Kuku tangan tampak pendek dan kotor. Pasien sedikit berbau. Dari penampilan pasien tampak berusia sekitar 43 tahun (sesuai dengan usia kronologis). Pasien memiliki kebiasaan suka menggoyang-goyangkan badannya. Pada saat wawancara, pakaian yang dikenakannya adalah kaos abu-abu dengan celana panjang berwarna biru serta mengenakan sandal jepit.2. Kesadaran

Compos mentis3. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Selama wawancara, pasien duduk di atas kursi bersebelahan dengan dokter muda, bersikap sopan tetapi kurang terbuka. Pasien juga kurang kooperatif untuk diajak wawancara dan dalam menjawab pertanyaan volume suara pasien hilang timbul.

4. Pembicaraan

Volume

: Hilang timbulIrama

: Teratur

Kelancaran

: Kurang LancarKecepatan

: LambatPasien kurang berkontak mata dengan pemeriksa.5. Sikap terhadap pemeriksa : Kurang Kooperatif

B. AFEK DAN EKSPRESI AFEKTIF

1. Mood

: Hipotim

2. Ekspresi Afektif

: Terbatas3. Keserasian

: InappropiateC. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi

:

Auditorik :

Pasien sering mendengar suara bisikan anak-anak perempuan tertawa yang mengajaknya bermain. Visual

: Pasien suka melihat adanya bayangan tapi wujud bayangan tidak jelas. Taktil

: (-) Penciuman : (-)

Pengecapan : (-)

2. Ilusi

: (-)

3. Depersonalisasi: (-)4. Derealisasi: (-)D. PIKIRAN

1. Proses / bentuk pikira. Produktivitas : Sedikit ide

b. Kontinuitas

Bloking : (-)

Asosiasi longgar : (-)

Inkoherensi : (-)

Flight of idea : (-)

Word salad : (-)

Neologisme : (-)

Hendaya berbahasa : (-)

E. ISI PIKIRAN

1. Preokupasi : tidak ada

2. Gangguan isi pikirana) Waham bizarre: Ada, Pasien merasa bahwa dirinya diberi kepercayaan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengawasi dan mengatur pengajiannya.

b) Waham kejar: (-)c) Waham paranoid :

Waham kebesaran: Pasien merasa bahwa dirinya diberi kepercayaan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengawasi dan mengatur pengajiannya. Waham referensi: (-) Waham persekutorik: (-) d.) Waham pengendalian :

Siar pikiran

: (-) Pengendalian pikiran: (-)F. FUNGSI KOGNITIF DAN PENDENGARAN

1. Kesadaran

: Compos mentis2. Orientasi

- Waktu : Baik (pasien mampu membedakan waktu, mana siang dan

malam)

- Tempat

: Baik (pasien sadar di RSIJ Klender)

- Orang

: Baik (pasien tahu nama dokter muda yang mewawancarainya)

Konsentrasi

: Kurang (pasien tidak mampu mengurangi 7 secara berurutan dari 100)Kemampuan visuospasial : Baik (Pasien dapat menggambarkan arah jarum jam 2) 3. Daya Ingat

- Segera (Immediate): Baik (pasien diajak ngobrol 10 menit yang lalu, pasien masih mengingat nama dokter muda yang mewawancarainya)

- Baru saja (Rescent) : Baik (pasien mampu mengingat menu makan siang kemarin)- Agak lama (Recent past): Baik (pasien mampu mengingat perayaan tahun baru)- Jauh (Remote) : Baik (pasien mampu mengingat tanggal lahirnya)

4. Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Baik (Pasien mengetahui nama Presiden RI dan Wakil Presiden RI yang pertama dan sekarang).

5. Pemikiran abstrak: Baik (pasien mampu menjelaskan arti dari istilah panjang tangan,ada udang di balik batu).

G. DAYA NILAI

1. Penilaian sosial

: Baik (pasien mampu bersosialisasi dengan pasien lainnya)

2. Uji Daya Nilai : Baik (pasien mengatakan bahwa bila menemukan dompet di tempat umum harus dikembalikan kepada pemiliknya karena bila mengambil dopet tersebut adalah dosa) .H. TILIKAN

: Derajat I. Pasien mengaku bahwa dirinya tidak sakit.III. TARAF DAPAT DIPERCAYA : Pasien dapat dipercaya.IV. STATUS FISIK

1. STATUS INTERNUS

Keadaan umum : Tampak sehat

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital

a. Tekanan Darah : 130/90 b. Nadi : 76 x/menit

c. Pernapasan: 20 x/menit

d. Suhu

: afebris (36,7 C)

Tinggi Badan: 165 cm

Berat badan: 65 kg

Sistem Kardiovaskuler : Tidak ditemukan kelainan.

Sistem Urogenital : Tidak ditemukan kelainan.

2. STATUS NEUROLOGIS

Gangguan Rangsang Meningeal : (-)

Mata

Gerakan

: Baik ke segala arah Bentuk pupil

: Bulat, isokor

Refleks cahaya: +/+ (Langsung & tidak langsung) Motorik

Tonus : Baik

Turgor : Baik

Kekuatan : Baik

Koordinator : Baik

Refleks : Baik

V. PEMERIKSAAN LAINNYA

Tidak dilakukan.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA1. RTA

: Terganggu

2. Kesadaran

: Compos mentis

3. Mood

: Hipotim

4. Ekspresi Afek

: Terbatas5. Gangguan Persepsi: Ada (halusinasi auditorik dan visual)

6. Gangguan Isi Pikir: Ada (waham kebesaran)

7. Tilikan

: Derajat I

VII. DIAGNOSIS

Berdasarkan Ikhtisar Penemuan Bermakna dari PPDGJ-III kasus ini digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa.

AKSIS I : Skizofrenia Hebefrenik, karena pasien menunjukkan gejala-gejala

halusinasi (auditorik dan visual) dan waham yang bersifat mengambang serta terputus-putus, perilaku ang tak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta umumnya mannerisme.AKSIS II

: Tidak ada.AKSIS III: Terdapat riwayat OMSK.AKSIS IV: Faktor stressor :

Dukungan dan perhatian dari keluarga yang kurang.AKSIS V

: GAF (Penilaian Fungsi Secara Global)Saat ini skala GAF 80-71 : Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan,sekolah,dll.

Fungsi Pekerjaan : Pasien mampu mengurus dirinya dan menjaga kebersihan dirinya.

Fungsi relasi dengan lingkungan : Pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungannya.VIII. DIAGNOSIS BANDING

Skizofrenia ParanoidIX. PROGNOSIS

Dubia ad malamFaktor yang mendukung ke arah buruk :

Onset timbul masih muda. Perilaku yang tidak bertanggung jawab, tak dapat diramalkan, dan tingkahnya yang tidak bisa diam. Keluarga pasien kurang tegas dalam merawat pasien selama pasien sakit. Pasien belum menikah. Pasien tidak teratur kontrol dan minum obat yang diberikan oleh dokter. Keinginan yang kurang dari pasien untuk segera mencari pekerjaan dan menikah jika telah sembuh. Pasien kurang terbuka dan mau bercerita tentang masalah yang dihadapinya pada orang lain.Faktor yang mendukung ke arah baik :

Respon terapi yang diberikan ke pasien baik. Pasien sudah mau bergaul dengan perawat, dokter muda dan pasien-pasien lain.

X. RENCANA TERAPI

1. Farmakoterapi

Haloperidol tab (5mg)

: 2x1 Clozapine tab (100 mg): 1x1

Trihexaphenidyl tab (2 mg) : (jika perlu) Ofloxacin

: 2x1 gtt (tetes telinga)2. Psikoterapi

Suportif

a. Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien jika menghadapi masalah.

b. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengungkapkan isi hatinya atau keluhannya.

b. Memotivasi pasien agar teratur minum obat dan sering kontrol setelah pulang dari perawatan di RSIJ.

c. Meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalahnya sendiri

d. Meyakinkan pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang.

Kognitif

a. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya.

b. Menerangkan tentang gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapi.

3. Terapi religious

Memotivasi pasien untuk selalu taat beribadah menurut Agama dan kepercayaannya. Mengikuti kegiatan-kegiatan agama yang diadakan menurut agamanya. 4. Terapi sosial

Terapi rekreasi : jalan-jalan, tenis meja, dan lain-lain.

Terapi kerja : memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan sosial seperti, gotong royong membersihkan sampah di lingkungan tempat pasien tinggal.

Tujuan dari terapi sosial adalah agar pasien mampu kembali berinteraksi dengan masyarakat sekitar, serta menanamkan kepercayaan bahwa pasien masih bisa diterima oleh masyarakat.5. Terapi keluarga

Menjelaskan pada saudara pasien mengenai kondisi pasien yang sebenarnya, sehingga mereka dapat membantu dan mendukung rencana terapi.

Memotivasi keluarga pasien untuk memperlakukan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga dan lebih memperhatikan pasien.6. Edukasi

Keteraturan meminum obat harus dipantau oleh keluarga

Dukungan dari keluarga sangat diperlukan

Mengetahui tanda-tanda kambuhnya gejala

Jika timbul gejala lagi pada pasien, keluarga harus kembali membawa pasien untuk berobat.11