Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

download Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

of 27

Transcript of Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    1/27

    1

    STATUS PASIEN

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. MUmur : 58 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Pendidikan terakhir : SD

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Alamat : Wilalong, Demak

    Nomor CM : 492.063

    Tanggal pemeriksaan : 27 November 2014

    II. ANAMNESIS

    Autoanamnesis pada tanggal 27 November 2014 pukul 9.00 WIB di Poli Mata.

    A. Keluhan Utama

    Mata kanan kabur dan kemeng

    B. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang dengan keluhan penglihatan mata kanan kabur dan kemeng sejak 1

    minggu yang timbul mendadak. Disertai mata merah, perih, nganjel dan nerocos saat

    terkena sinar sehingga pasien mengucek matanya.

    Pasien telah menjalani operasi katarak OS 15 hari yang lalu sedangkan OD + 2 tahun

    yang lalu. Sebelum operasi pasien mengaku penglihatan mata kiri terasa kabur seperti ada

    kabut yang menghalangi, semakin lama semakin berat sampai tidak bisa mengenali wajah

    orang lain di depannya.

    Riwayat luka pada mata, kelilipan dan terkena bahan kimia disangkal.

    C. Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat Operasi Katarak OD + 2 tahun yang lalu.

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    2/27

    2

    Riwayat Hipertensi (+)

    Riwayat Diabetes Mellitus (-)

    D. Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat menderita penyakit yang sama dalam keluarga (-)

    Riwayat Hipertensi (-)

    Riwayat Diabetes melitus (-)

    E. Riwayat Sosial Ekonomi

    Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga

    Biaya pengobatan ditanggung BPJS kelas III.

    Kesan ekonomi kurang.

    III. PEMERIKSAAN

    A. Status Generalis

    Keadaan Umum : Baik

    Kesadaran : Compos mentis

    Vital sign

    Tekanan darah : 140/80 mmHg

    Nadi : 72 x/menit

    Suhu : 37OC

    Pernafasan : 20 x/menit

    Status Gizi : Cukup

    B. Status Ophtalmologi

    OD OS

    1

    43

    2

    32

    5

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    3/27

    3

    Keterangan :

    OD : 1. Infiltrate ; 2. Pseudophakia, 3. Arkus senilis; 4. Injeksi siliar

    OS : 2. Pseudophakia; 3. Arkus senilis; 5. Jahitan operasi katarak

    OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

    1/60 Visus 5/60

    - Koreksi -

    Gerak bola mata normal,

    enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

    strabismus (-)

    Bulbus okuli

    Gerak bola mata normal,

    enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

    strabismus (-)

    Edema (-), hiperemis (-), nyeri

    tekan (-),blefarospasme (+),

    lagoftalmus (-),

    ektropion (-), entropion (-)

    Palpebra

    Edema (-), hiperemis(-),

    nyeri tekan (-),

    blefarospasme (-), lagoftalmus

    (-), ektropion (-), entropion (-)

    Edema (-),

    injeksi silier (+),

    injeksi konjungtiva (-),

    hiperemis (+)

    Konjungtiva

    Edema (-),

    injeksi cilier (-),

    injeksi konjungtiva (-),

    hiperemis (-)

    Putih Sklera PutihBulat, jernih,

    edema (+),

    arkus senilis (+)

    keratik presipitat (-), uji

    fluoresen (+), sikatriks (+),

    infiltrat (+) berbentuk bulat

    pada daerah perifer, 1/3 infeior

    kornea, sebanyak 4 buah

    Kornea

    Bulat, jernih

    edema (-),

    arkus senilis (+)

    keratik presipitat (-), infiltrat

    (-), sikatriks (-)

    Jernih, kedalaman cukup,

    hipopion (-), hifema (-)

    Camera Oculi

    Anterior

    (COA)

    Jernih, kedalaman cukup,

    hipopion (-),hifema (-),

    Kripta (+), atrofi (-) coklat, Kripta (+), atrofi (-)

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    4/27

    4

    edema(-),

    synekia (-)

    Iris coklat, edema(-),

    synekia (-)

    Bulat,

    Diameter 3mm

    refleks pupil L/TL: +/+

    Pupil

    Bulat,

    Diameter 3mm

    refleks pupil L/TL: +/+

    Jernih, tampak pantulan

    seperti kaca (pseudophakia)

    Lensa Jernih, tampak pantulan

    seperti kaca (pseudophakia)

    Jernih Vitreus Jernih

    Papil N. II bulat, batas tegas,

    pucat, CDR 0,3; ablatio (-),

    eksudat (-), excavation

    glaumatosa (-)

    Retina Papil N.II bulat, batas tegas,

    pucat, CDR 0,3 ; ablatio (-),

    eksudat (-), excavation

    glaumatosa (-)

    (+) cemerlang Fundus Refleks (+) cemerlang

    Lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Lakrimasi (-)

    IV. RESUME

    A. Subyektif

    Penglihatan mata kanan kabur dan kemeng 1 minggu yang timbul mendadak.

    Disertai mata merah, perih, nganjel dan nerocos saat terkena sinar sehingga pasien

    mengucek matanya

    Pasien telah menjalani operasi katarak OS 15 hari yang lalu sedangkan OD + 2

    tahun yang lalu. Sebelum operasi pasien mengaku penglihatan mata kiri terasa

    kabur seperti ada kabut yang menghalangi, semakin lama semakin berat sampai

    tidak bisa mengenali wajah orang lain di depannya.

    Riwayat luka pada mata, kelilipan dan terkena bahan kimia disangkal.

    Riwayat Hipertensi (+), Diabetes Mellitus (-)

    B. Objektif

    OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

    1/60 Visus 5/60

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    5/27

    5

    Edema (-), hiperemis(-), nyeri

    tekan (-),blefarospasme (+),

    lagoftalmus (-),

    ektropion (-), entropion (-)

    Palpebra

    Edema (-), hiperemis(-),

    nyeri tekan (-),

    blefarospasme (-), lagoftalmus

    (-), ektropion (-), entropion (-)

    Edema (-), injeksi silier (+),

    injeksi konjungtiva (-),

    hiperemis (+)

    Konjungtiva Edema (-), injeksi cilier (-),

    injeksi konjungtiva (-),

    hiperemis (-)

    Bulat, jernih,

    edema (+),

    arkus senilis (+)

    keratik presipitat (-), uji

    fluoresen (+), sikatriks (+),

    infiltrat (+) berbentuk bulat

    pada daerah perifer, 1/3 infeior

    kornea, sebanyak 4 buah

    Kornea

    Bulat, jernih

    edema (-),

    arkus senilis (+)

    keratik presipitat (-), infiltrat

    (-), sikatriks (-)

    Jernih, tampak pantulan

    seperti kaca (pseudophakia)

    Lensa Jernih, tampak pantulan

    seperti kaca (pseudophakia)

    V.

    DIAGNOSIS BANDINGOD Keratitis Bakterial

    OD Keratitis Viral

    OD Keratitis Fungal

    ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Matur

    ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Imatur

    ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Hipermatur

    VI. DIAGNOSA KERJA

    1. OD Keratitis Bakterial

    2. ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Matur

    VII. DASAR DIAGNOSA

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    6/27

    6

    1. OD Keratitis Bakterial

    a. Subjektif

    Penglihatan mata kanan kabur dan kemeng 1 minggu yang timbul mendadak.

    Disertai mata merah, perih, kemeng, nganjel dan nerocos saat terkena sinar

    sehingga pasien mengucek matanya.

    Riwayat luka pada mata, kelilipan dan terkena bahan kimia disangkal.

    b. Objektif

    OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

    1/60 Visus 5/60

    Edema (-), hiperemis(-), nyeri

    tekan (-),blefarospasme (+),lagoftalmus (-),

    ektropion (-), entropion (-)

    Palpebra

    Edema (-), hiperemis(-),

    nyeri tekan (-),blefarospasme (-), lagoftalmus

    (-), ektropion (-), entropion (-)

    Edema (-), injeksi silier (+),

    injeksi konjungtiva (-),

    hiperemis (+)

    Konjungtiva Edema (-), injeksi cilier (-),

    injeksi konjungtiva (-),

    hiperemis (-)

    Bulat, jernih,

    edema (+),

    arkus senilis (+)

    keratik presipitat (-), uji

    fluoresen (+), sikatriks (+),

    infiltrat (+) berbentuk bulat

    pada daerah perifer, 1/3 infeior

    kornea, sebanyak 4 buah

    Kornea

    Bulat, jernih

    edema (-),

    arkus senilis (+)

    keratik presipitat (-), infiltrat

    (-), sikatriks (-)

    2.

    ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Matur

    a. Subjektif

    Pasien telah menjalani operasi katarak OS 15 hari yang lalu sedangkan OD +

    2 tahun yang lalu. Sebelum operasi pasien mengaku penglihatan mata kiri

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    7/27

    7

    terasa kabur seperti ada kabut yang menghalangi, semakin lama semakin berat

    sampai tidak bisa mengenali wajah orang lain di depannya.

    b. Objektif

    OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

    Jernih, tampak pantulan

    seperti kaca (pseudophakia)

    Lensa Jernih, tampak pantulan

    seperti kaca (pseudophakia)

    VIII. TERAPI

    Inmatrol 5 ml 3 gtt 1 OS (per ml : Dexamethasone 1 mg, polymyxin B sulfate 6000

    iu, neomycin 3.5 mg)

    Levocin (Levofloxacin) 5 ml 3 gtt 1 ODS

    IX. PROGNOSIS

    OCULI DEXTRA (OD) OCULI SINISTRA (OS)

    Quo ad vitam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

    Quo ad sanam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

    Quo ad kosmetikam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

    Quo ad functionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

    X. USUL DAN SARAN

    USUL

    Pengerokan kornea yang dipulas dengan pewarnaan gram atau giemsa

    Kultur bakteri

    Kontrol mata secara teratur setelah operasi atau jika ada keluhan

    Konsul penyakit dalam

    SARAN

    Menggunakan obat tetes mata dengan teratur

    Menjaga kebersihan mata dan mengunakan pelindung/memakai kaca mata

    Tidak menggosok mata jika kelilipan atau gatal

    Mengunakan obat hipertensi secara teratur dan diet rendah garam

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    8/27

    8

    ANATOMI KORNEA

    Kornea (Latin Comum = seperti tanduk) adalah aelaput bening mata, bagian mata

    yang tembus cahaya, Komea disisipkan ke dalam sklera pada limbus, lekukan mellngkarpada sambungan ini disebut sulcus scleralis. Kornea dewasa rata - rata mempunyai tebal

    550 m dipusatnya ( terdapat variasi menurut ras); diameter horizontalnya sekitar

    11.75mm dan vetikalnya 10.6 mm

    Merupakan lanjutan dari sklera, ikut membentuk bola mata, bagian dari media refrakta (

    diperiksa dengan fundus reflek). Bersifat transparan dan avaskuler.

    Diinervasi oleh N V ( trigeminus ), merupakan organ yang paling banyak mempunyai serabut

    saraf sensibel terutama bagian sentralnya sehingga sentuhan sedikit pada kornea akan dirasakan

    sangat sakit.

    Kornea memiliki 5 lapisan yaitu :

    Epitel

    Membran bowman

    Stroma

    Membran descement

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    9/27

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    10/27

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    11/27

    11

    adalah bentuk dendrit. Dapat terjadi pada wanita maupun pria. Dari

    usapan ulkus, virus herpes simpleks dapat dibiak dalam membran

    khorioalantoin dari embrio ayam yang sedang tumbuh. Yang termasuk

    dalam keratitis superfisial ulseratif adalah keratitis pungtata

    superfisial, liniaris, filamentosa, dendritika, dan geografika.

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    12/27

    12

    b. Herpes zoster

    Bila telah terdapat vesikel di ujung hidung, berarti N. Nasosiliaris

    terkena, maka biasanya timbul kelainan di kornea, di mana

    sensibilitasnya menurun tetapi penderita menderita sakit. Keadaan ini

    disebut anestesia dolorosa. Pada kornea tampak infiltrat yang bulat,

    letak subepitel, disertai injeksi perikornea. Infiltrat ini dapat

    mengalami ulserasi yang sukar sembuh. Kadang-kadang infiltrat ini

    dapat bersatu membentuk keratitis disiformis. Kadang juga tampak

    edema kornea disertai lipatan-lipatan dari membran Descemet.

    b. Keratitis subepitelial, tes fluoresin (-), misalnya:

    i. Keratitis numularis, dari Dimmer

    Keratitis ini diduga oleh virus. Klinis tanda-tanda radang tidak jelas, di kornea

    terdapt infiltrat bulat-bulat subepitelial, dimana ditengahnya lebih jernih,

    disebut halo. Keratitis ini bila sembuh akan meninggalkan sikatrik yang

    ringan.

    ii. Keratitis disiformis dari Westhoff

    Keratitis ini awalnya banyak ditemukan pada petani di pulau jawa.

    Penyebabnya adalah virus yang berasal dari sayuran dan binatang. Di kornea

    tampak infiltrat bulat-bulat, yang ditengahnya lebih padat dari pada dipinggir.

    Umumnya menyarang usia 15-30 tahun.

    c. Keratitis stromal, tes fluresin (+), misalnya:

    i. Keratitis neuroparalitik

    ii. Keratitis et lagoftalmus

    Terjadi akibat mata tidak menutup sempurna yang dapat terjadi pada

    ektropion palpebra, protrusio bola mata atau pada penderita koma dimana

    mata tidak terdapat reflek mengedip. Umumnya bagian yang terkena adalah

    kornea bagian bawah

    2. Keratitis profunda, tes fluoresin (-), misalnya:

    a. Keratitis interstisial

    b. Keratitis sklerotikans

    c. Keratitis disiformis

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    13/27

    13

    Klasifikasi lain:

    Keratokonjungtivis Flikten

    Terutama didapatkan pada anak-anak dengan kebersihan yang buruk. Biasanya

    didaptkan pembesaran kelenjar leher dan tonsil. Dikornea flikten merupakan benjolan

    dengan diameter 1-3 mm berwarna abu-abu dan menonjol di atas permukaan kornea.

    Keratokonjungtivis Sika

    Terjadi akibat kekeringan pada bagian permukaan kornea an konjungtiva. Kekeringan

    ini dapat disebabkan kurnagnya komponen lemak, kurangnya air mata, kurangnya

    komponen musin, penguapan berlebihan dll. Penderita akan mengeluh mata gatal,

    fotofobia, berpasir, dll.

    Keratitis Rosasea

    Keratitis yang didapat pada orang yang menderita acne rosasea, yaitu penyakit

    dengan kemerahan dikulit, disertai akne di atasnya.

    Keratitis filamentosa

    Keratitis yang disertai adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada

    permukaan kornea. Penyebabnya tidak diketahui. Dapat disertai penyakit lain seperti

    keratokonjungtivitis sika, sarkoidosis, trakoma, pemfigoid okular, pemakaian lensa

    kontak, edema kornea, keratokonjungtivitis limbik superior (SLK), diabetes melitus,trauma dasar otak, keratitis neutrofik, dan pemakaian antihistamin.

    Kelainan ini ditemukan pada gejala sindrom mata kering (dry eye syndrome),

    diabetes melitus, pascabedah katarak, dan keracunan kornea oleh obat tertentu.

    Filamin terdiri atas sel dan sisa mukoid, dengan dasar bentuk segitiga yang menarik

    epitel. Epitel yang terdapat pada filamen terdapat defek epitel disertai kekeruhan

    epitel berwarna abu-abu. Gejalanya berupa rasa kelilipan, sakit, silau, blefarospasme,

    dan epifora. Dapat berjalan akut maupun menahun. Mata merah dan terdapat defek

    epitel kornea.

    Pengobatan dilakukan dengan larutan hipertonik NaCl 5%, air mata hipertonik.

    Mengangkat filamen dan bila mungkin memasang lensa kontak lembek.

    (Ilyas, 2009)

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    14/27

    14

    PATOFISIOLOGI

    Kornea adalah selaput bening mata yang dapat menembus cahaya, dan merupakan

    jaringan penutup bola mata sebelah depan yang terdiri dari :

    a.

    Epitel

    Terdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih.

    b. Membrane bowman

    Merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma.

    c. Stroma

    Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan yang

    lainnya.

    d.

    Membrane descementMerupakan membrane aseluler, bersifat sangat elastic.

    e. Endotel

    Berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal.

    Kornea disarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus dan

    saraf nasosiliar. Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa

    endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Kornea merupakan

    bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan.

    http://inascrs.org/wiki/index.php?title=File:Anatomi_kornea.j
  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    15/27

    15

    Karena kornea avaskular, maka pertahanan sewaktu peradangan tak dapat segera datang.

    Maka badan kornea, sel-sel yang terdapt di dalam stroma segera bekerja sebagai makrofag baru

    kemudian disusul oleh pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak sebagi injeksi

    perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrat, yang tampak sebagi bercak berwarna kelabu, keruh,

    dan permukaan yang licin. Kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbul ulkus kornea

    yang dapat menyebar ke permukaan dalam stroma. Pada perdangan yang hebat, toksin dari

    kornea dapat menyebar ke iris dan badan siliar dengan melalui membran descement dan endotel

    kornea. Dengan demikian iris dan badan siliar meradang dan timbulah kekeruhan di cairan COA,

    disusul dnegan terbentuknya hipopion. Bila peradangan tersu mendalam, tetapi tidak mengenai

    membran descement dapat timbul tonjolan membran descement yang disebut mata lalat atau

    descementocele. Pada peradangan yg dipermukaan penyembuhan dapat berlangsung tanpa

    pembentukan jaringan parut. Pada peradangan yang dlaam penyembuhan berakhir dengan

    terbentuknya jaringan parut yang dpaat berupa nebula, makula, atau leukoma. Bila ulkusnya

    lebih mendalam lagi dapat timbul perforasi yang dapat mengakibatkan endophtalmitis,

    panophtalmitis, dan berakhir dengan ptisis bulbi (Wijana, 1993).

    GEJALA DAN TANDA

    Manifestasi yang menyertai pada penderita keratitis adalah :

    Inflamasi bola mata yang jelas

    Terasa ada benda asing di mata

    Cairan mukopurulen dengan kelopak mata saling melekat satu sama lain

    Rasa silau dimata dikarenakan pembuluh darah iris dilatasi, kontraksi iris yang

    meradang> tutupin pandangan sehingga berpendar jika kena cahaya

    Blefarospasme> Karena rasa sakit yg diperhebat oleh gesekan palpebra superior

    Epifora> rangsang nyeri sehingga reflek air mata meningkat.

    Kabur : karena kornea berfungsi sebagai jendela mata bila infiltrat di sentral

    (Ilyas, 2009)

    DIAGNOSIS

    ANAMNESA

    - Penurunan ketajaman penglihatan

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    16/27

    16

    - Mata merah

    - Silau

    - Mengeluarkan air mata terus menerus

    PEMERIKSAAN FISIK MATA

    - Pemeriksaan ketajaman penglihatan

    - Melihat lensa dengan penlight dan loop

    - Pemeriksaan opthalmoskop

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    - Tes Placido

    Yang diperhatikan gambaran sirkuler yang direfleksi pada permukaan kornea

    penderita. Bila bayangan di kornea gambaran sirkulernya teratur, disebut Placido

    (-), pertanda permukaan kornea baik. Kalau gambaran sirkulernya tidak teratur,

    Placido (+) berarti permukaan kornea tidak baik, mungkin ada infiltrat

    - Tes Fluoresin

    Untuk melihat adanya lebar dan dalamnya ulkus pada kornea, yaitu dengan

    memasukkan kertas yang mengandung fluoresin steril ke dalam sakus konjungtiva

    inferior setelah terlebih dahulu diberi anestesi lokal, kemudian penderita disuruh

    mengedip beberapa waktu dan kertas fluoresinnya dicabut. Pemeriksaan ini dapat

    juga menggunakan fluoresin tetes. Pada tempat ulkus tampak berwarna hijau.

    - Tes Fistel

    Pada pemeriksaan adanya fistel pada ulkus kornea, setelah pemberian fluoresin,

    bola mata harus ditekan sedikit untuk melepaskan fibrinnya dari fistel, sehingga

    cairan COA dapat mengalir keluar melalui fistel, seperti air mancur pada tempat

    ulkus dengan fistel tersebut.

    - Pemeriksaan visus

    - Bakteriologik, dari usapan pada ulkus kornea

    Harus dilakukan pemeriksaan hapusan langsung, pembiakan, dan tes resistensi.

    Dari pemeriksaan hapusan langsung dapat diketahui macam kuman penyebabnya.

    Bila tidak terdapat kumannya, dari macam-macam sel yang ditemukan, dapat

    diketahui kira-kira penyebab keratitisnya.

    Bila banyak monosit diduga akibat virus:

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    17/27

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    18/27

    18

    PENATALAKSANAAN

    Tergantung organisme penyebab.

    Antibiotik

    Anti jamur

    Anti virus

    Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secepatnya, tapi bila hasil laboratorium sudah

    menentukan organisme penyebab, pengobatan dapat diganti. Terkadang, diperlukan lebih dari

    satu macam pengobatan. Terapi bedah laser terkadang dilakukan untuk menghancurkan sel yang

    tidak sehat, dan infeksi berat membutuhkan transplantasi kornea.Obat tetes mata atau salep mata

    antibiotik, anti jamur dan antivirus biasanya diberikan untuk menyembuhkan keratitis, tapi obat-

    obat ini hanya boleh diberikan dengan resep dokter.

    Pasien dengan keratitis dapat menggunakan tutup mata untuk melindungi mata dari cahaya

    terang, benda asing dan bahan iritatif lainnya.

    Medikamentosa diberikan dengan tujuan mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh

    penyulit misalnya, silau maka pasien dapat menggunakan kacamata. Untuk megurangi inflamasi

    dapat diberikan steroid ringan. Dapat pula dianjurkan diet dengan gizi yang seimbang,

    suplementasi vitamin A,C,E, serta antioksidan lainnya (PERDAMI, 2009).

    PROGNOSIS

    Keratitis pungtata superficial penyembuhan biasanya berlangsung baik meskipun tanpa

    pengobatan. Imunitas tubuh merupakan hal yang penting dalam kasus ini karena diketahui reaksi

    imunologik tubuh pasien sendiri yang memberikan respon terhadap virus ataupun bakteri

    (Wijana, 1993).

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    19/27

    19

    LENSA

    ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA

    Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan transparan. Tebal

    sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Dibelakang iris lensa digantung oleh zonula ( zonula

    Zinnii) yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor

    aquaeus dan disebelah posterior terdapat viterus.

    Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit.

    Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada

    korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi,

    sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastik.

    Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa

    ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan

    jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.

    Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa.

    http://kumahasia.files.wordpress.com/2010/06/image002.gifhttp://kumahasia.files.wordpress.com/2010/06/image002.gif
  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    20/27

    20

    Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk memfokuskan

    cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula dan

    memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya refraksi lensa

    diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya

    dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa

    yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya

    biasnya.

    Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk memfokuskan benda

    dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan pertambahan usia.

    Selain itu juga terdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata untukmemfokuskan sinar ke bintik kuning, lensa menyumbang +18.0- Dioptri.

    METABOLISME LENSA NORMAL

    Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan kalium). Kedua

    kation berasal dari humour aqueous dan vitreous. Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih

    tinggi di bandingkan posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior lebih besar. Ion K bergerak

    ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar Ion Na masuk secara difusi dan

    bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa aktif Na-K

    ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam oleh Ca-ATPase

    Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur HMP shunt

    menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation

    http://kumahasia.files.wordpress.com/2010/06/2922683p.jpg
  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    21/27

    21

    reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah enzim yang merubah glukosa menjadi

    sorbitol, dan sorbitol dirubah.

    KATARAK

    DEFINISI

    Katarak berasal dari Yunani katarrhakies, Inggris cataract, dan Latin cataracta yang

    berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air

    terjun.katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada penurunan ketajaman visual

    dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien.

    GEJALA

    Keluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada lensa

    mata. Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat, sehingga gejalanya tidak muncul secara

    mendadak. Katarak terdiri dari 4 stadium, yaitu : stadium awal (insipien), stadium imatur,

    stadium matur, dan stadium hipermatur . Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan lensa

    mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada saat ini

    seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga

    cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan lensa terus berlangsung dan

    bertambah, sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita katarak pada saat ini

    adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas

    sehari-hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang dialami oleh penderita katarak,

    seperti :

    - Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.

    - Warna terlihat pudar.

    - Sulit melihat saat malam hari.

    - Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat katarak

    bertambah luas.

    STADIUM

    Katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu:

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    22/27

    22

    1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior

    dan posterior (katarak kortikal). Katarak subkapsular psoterior, kekeruhan mulai terlihat di

    anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi jaringan

    degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipient.

    Katarak intumesen.Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang

    degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan

    mencembung dan daya biasnya bertambah, yang akan memberikan miopisasi.

    2. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum mengenai

    seluruh lapis lensa.Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan

    degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil,

    sehingga terjadi glaukoma sekunder.

    3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini

    bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak dikeluarkan, maka

    cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa

    yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak matur. Bilik mata depan

    berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada shadow test,

    atau disebut negatif.

    4. Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat

    menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa,sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering.Pada pemeriksaan terlihat bilik mata

    dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa.Kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan

    dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berlajut disertai dengan penebalan

    kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan

    memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam didalam

    korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak morgagni.

    DIAGNOSIS

    Katarak biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan rutin mata.Sebagian besar katarak

    tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau hipermatur)

    dan menimbulkan kebutaan.Namun, katarak, pada stadium perkembangannya yang paling dini,

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    23/27

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    24/27

    24

    subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan

    tindakan pembedahan yang sangat lama populer.

    ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang

    masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular.

    Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis,

    dan perdarahan.

    2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)

    Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan

    memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar

    melalui robekan.

    Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,

    bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi

    sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan

    prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan

    kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah

    ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan

    kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

    3. Phakoemulsifikasi

    Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa.

    Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic

    akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot

    massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat

    dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan

    pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan

    aktivitas sehari-hari.

    Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak

    senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang

    kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering

    digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    25/27

    25

    4. SICS

    Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik

    pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan

    murah .

    PROGNOSIS

    Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang.

    Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil dan

    jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau

    fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis pada

    pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.

    AFAKIA

    DEFINISI

    Keadaan dimana lensa sudah dikeluarkan pada ekstraksi lensa, atau masa lensa sudah

    habis diabsorbsi seperti pada sisi lensa atau ekstraksi lensa, atau ekstraksi linier.

    GEJALA DAN TANDA

    Iris tremulans : akibat tidaka danya lensa di dalam bilik mata belakang, maka iris tida

    ada sandaran ke belakang sehingga terjadi iris tremulans dimana iris bergoyang pada

    setiap pergerakan mata.

    Hipermetropi : lensa yang tidak ada pada seorang emtropia akan memberikan

    kelainan refraksi. Hipermetropi kira- kira 10 dioptri yang berarti dia memerlukan

    lensa postif 10 untuk melihat jauh dan untuk melihat dekat adisi 3.00 dioptri karena

    tidak ada akomodasi.

    Bilik mata dalam

    Pupil tampak lebih hitam

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    26/27

    26

    PSEUDOAFAKIA

    Pseudoafakia adalah sebuah kondisi dimana mata aphakia telah dilengkapi dengan lensa

    intraocular untuk mengganti lensa kristal. Lensa intraocular adalah lensa buatan yang terbuat darisemacam plastic (polimetilmetakrilat) yang stabil, transparan dan ditoleransi oleh tubuh dengan

    baik. Lensa ini sangat kecil, lunak dengan diameter antara 5-7 mm dan tebal 1-2 mm sehingga

    dapat menggantikan posisi lensa mata manusia yang telah keruh/katarak. Karena dapat

    ditoleransi tubuh dengan baik maka lensa tanam ini dipasang untuk seumur hidup.

    Karena lensa tanam ini menggantikan posis lensa yang telah katarak maka tidak akan

    terjadi pembesaran benda yang dilihat, pandangan samping tetap jelas, tidak perlu buka pasang

    dan penglihatan terasa lebih nyaman.

    Lensa tanam ini juga dapat menjadi infeksi yang disebut infeksi intraokuler, dimana

    sebagian besar berasal dari :

    Cairan yang tercemar

    Konjungtivitis menahun atau infeksi pinggir kelopak mata menahun atau

    dacriocystitis menahun.

    Pembedahan yang memakan waktu terlalu lama.

  • 8/10/2019 Case 1 Dr RS Pseudofakia, Keratitis

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Ilyas, H.S., 2009, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia: Jakarta.PERDAMI, 2009,Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2, Sagung Seto: Jakarta.

    Vaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta

    Wijana, N., 1993,Ilmu Penyakit Mata, Jakarta