Cases pseudofakia keratitis
date post
05-Mar-2016Category
Documents
view
237download
0
Embed Size (px)
description
Transcript of Cases pseudofakia keratitis
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIENNama
: Ny. M
Umur
: 58 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: IslamPendidikan terakhir: SD
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Wilalong, Demak
Nomor CM
: 492.063
Tanggal pemeriksaan: 27 November 2014
II. ANAMNESISAutoanamnesis pada tanggal 27 November 2014 pukul 9.00 WIB di Poli Mata.
A. Keluhan UtamaMata kanan kabur dan kemengB. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan penglihatan mata kanan kabur dan kemeng sejak 1 minggu yang timbul mendadak. Disertai mata merah, perih, kemeng dan nerocos saat terkena sinar setelah menjalani operasi katarak.
Pasien telah menjalani operasi katarak OS 15 hari yang lalu sedangkan OD + 2 tahun yang lalu. Sebelum operasi pasien mengaku penglihatan mata kiri terasa kabur seperti ada kabut yang menghalangi, semakin lama semakin berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Mata merah (-), nyeri pada mata (-), gatal (-), silau (-).Riwayat luka pada mata, kelilipan dan terkena bahan kimia disangkal.C. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Operasi Katarak OD + 2 tahun yang lalu.
Riwayat Hipertensi (+) Riwayat Diabetes Mellitus (-)D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat menderita penyakit yang sama dalam keluarga (-) Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes melitus (-)
E. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
Biaya pengobatan ditanggung BPJS kelas III. Kesan ekonomi kurang.
III. PEMERIKSAAN A. Status Generalis
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Vital signTekanan darah: 140/80 mmHgNadi
: 72x/menit Suhu
: 37OC Pernafasan
: 20x/menit Status Gizi
: Cukup
B. Status Ophtalmologi
OD OS
Keterangan :
OD : 1. Infiltrate ; 2. Pseudophakia, 3. Arkus senilis; 4. Injeksi siliar OS : 2. Pseudophakia; 3. Arkus senilisOCULI DEXTRA (OD)PEMERIKSAANOCULI SINISTRA (OS)
1/60Visus5/60
-Koreksi-
Gerak bola mata normal, enoftalmus (-), eksoftalmus (-), strabismus (-)Bulbus okuliGerak bola mata normal,
enoftalmus (-), eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan (-), blefarospasme (-), lagoftalmus (-), ektropion (-), entropion (-)PalpebraEdema (-), hiperemis(-), nyeri tekan (-), blefarospasme (-), lagoftalmus (-)
ektropion (-),
entropion (-)
Edema (-), injeksi silier (+),
injeksi konjungtiva (-), infiltrat (-),
hiperemis (+) KonjungtivaEdema (-), injeksi cilier (-), injeksi konjungtiva (-),infiltrat (-),
hiperemis (-)
Putih SkleraPutih
Bulat, jernih, edema (+),arkus senilis (+) keratik presipitat (-), infiltrat (+), uji fluoresen (+), sikatriks (-)KorneaBulat, jernih edema (-),arkus senilis (+) keratik presipitat (-), infiltrat (-), sikatriks (-)
Jernih, kedalaman cukup, hipopion (-), hifema (-)Camera Oculi Anterior(COA)Jernih, kedalaman cukup, hipopion (-), hifema (-),
Kripta (+), atrofi (-) coklat, edema(-), synekia (-)IrisKripta (+), atrofi (-)coklat, edema(-),
synekia (-)
Bulat, Diameter 3mm
refleks pupil L/TL: +/+ PupilBulat, Diameter 3mm
refleks pupil L/TL: +/+
Jernih, tampak pantulan seperti kaca (pseudophakia)LensaJernih, tampak pantulan seperti kaca (pseudophakia)
Jernih VitreusJernih
Papil N. II bulat, batas tegas, pucat, CDR 0,3; ablatio (-), eksudat (-), excavation glaumatosa (-)RetinaPapil N.II bulat, batas tegas, pucat, CDR 0,3 ; ablatio (-), eksudat (-), excavation glaumatosa (-)
(+) cemerlangFundus Refleks(+) cemerlang
Lakrimasi (-)Sistem LakrimasiLakrimasi (-)
IV. RESUMEA. Subyektif Penglihatan mata kanan kabur dan kemeng 1 minggu yang timbul mendadak.
Disertai mata merah, perih, kemeng dan nerocos saat terkena sinar setelah menjalani operasi katarak.
Pasien telah menjalani operasi katarak OS 15 hari yang lalu sedangkan OD + 2 tahun yang lalu.
Sebelum operasi pasien mengaku penglihatan mata kiri terasa kabur seperti ada kabut yang menghalangi, semakin lama semakin berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Mata merah (-), nyeri pada mata (-), gatal (-), silau (-).
Riwayat luka pada mata, kelilipan dan terkena bahan kimia disangkal.
Riwayat Operasi Katarak OD + 2 tahun yang lalu.
Riwayat Hipertensi (+), Diabetes Mellitus (-)B. Objektif
OCULI DEXTRA (OD)PEMERIKSAANOCULI SINISTRA (OS)
1/60Visus5/60
Edema (-), injeksi silier (+),
injeksi konjungtiva (-), infiltrat (-),
hiperemis (+) KonjungtivaEdema (-), injeksi cilier (-), injeksi konjungtiva (-),infiltrat (-),
hiperemis (-)
Bulat, jernih, edema (+),arkus senilis (+) keratik presipitat (-), infiltrat (+), uji fluoresen (+), sikatriks (-)KorneaBulat, jernih edema (-),arkus senilis (+) keratik presipitat (-), infiltrat (-), sikatriks (-)
Jernih, tampak pantulan seperti kaca (pseudophakia)LensaJernih, tampak pantulan seperti kaca (pseudophakia)
V. DIAGNOSIS BANDINGOD Keratitis Bakterial
OD Keratitis Viral
OD Keratitis Fungal
ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Matur
ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Imatur
ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Hipermatur
VI. DIAGNOSA KERJA1. OD Keratitis Bakterial
2. ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Matur
VII. DASAR DIAGNOSA1. OD Keratitis Bakterial
a. Subjektif
Penglihatan mata kanan kabur dan kemeng 1 minggu yang timbul mendadak.
Disertai mata merah, perih, kemeng dan nerocos saat terkena sinar setelah menjalani operasi katarak.
Riwayat luka pada mata, kelilipan dan terkena bahan kimia disangkal.
b. Objektif
OCULI DEXTRA (OD)PEMERIKSAANOCULI SINISTRA (OS)
1/60Visus5/60
Edema (-), injeksi silier (+),
injeksi konjungtiva (-), infiltrat (-),
hiperemis (+) KonjungtivaEdema (-), injeksi cilier (-), injeksi konjungtiva (-),infiltrat (-),
hiperemis (-)
Bulat, jernih, edema (+),arkus senilis (+) keratik presipitat (-), infiltrat (+), uji fluoresen (+), sikatriks (-)KorneaBulat, jernih edema (-),arkus senilis (+) keratik presipitat (-), infiltrat (-), sikatriks (-)
2. ODS Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Matur
a. Subjektif
Pasien telah menjalani operasi katarak OS 15 hari yang lalu sedangkan OD + 2 tahun yang lalu.
Sebelum operasi pasien mengaku penglihatan mata kiri terasa kabur seperti ada kabut yang menghalangi, semakin lama semakin berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Mata merah (-), nyeri pada mata (-), gatal (-), silau (-).
b. Objektif
OCULI DEXTRA (OD)PEMERIKSAANOCULI SINISTRA (OS)
Jernih, tampak pantulan seperti kaca (pseudophakia)LensaJernih, tampak pantulan seperti kaca (pseudophakia)
VIII. TERAPI Inmatrol 5 ml 3 gtt 1 ODS (per ml : Dexamethasone 1 mg, polymyxin B sulfate 6000 iu, neomycin 3.5 mg) Levocin (Levofloxacin) 5 ml 3 gtt 1 ODSIX. PROGNOSISOCULI DEXTRA (OD)OCULI SINISTRA (OS)
Quo ad vitamDubia ad bonamAd bonam
Quo ad sanamDubia ad bonamAd bonam
Quo ad kosmetikamDubia ad bonamAd bonam
Quo ad functionamDubia ad bonamAd bonam
X. USUL DAN SARANUSUL
Pengerokan kornea yang dipulas dengan pewarnaan gram atau giemsa Kultur bakteri Kontrol mata secara teratur setelah operasi atau jika ada keluhan Konsul penyakit dalamSARAN Menggunakan obat tetes mata dengan teratur Menjaga kebersihan mata
Mengunakan pelindung/memakai kaca mata Tidak menggosok mata jika kelilipan atau gatal Mengunakan obat hipertensi secara teratur dan diet rendah garamANATOMI KORNEA
Kornea (Latin Comum = seperti tanduk) adalah aelaput bening mata, bagian matayang tembus cahaya, Komea disisipkan ke dalam sklera pada limbus, lekukan mellngkarpada sambungan ini disebut sulcus scleralis. Kornea dewasa rata - rata mempunyai tebal550 m dipusatnya ( terdapat variasi menurut ras); diameter horizontalnya sekitar11.75mm dan vetikalnya 10.6 mmMerupakan lanjutan dari sklera, ikut membentuk bola mata, bagian dari media refrakta ( diperiksa dengan fundus reflek). Bersifat transparan dan avaskuler.
Diinervasi oleh N V ( trigeminus ), merupakan organ yang paling banyak mempunyai serabut saraf sensibel terutama bagian sentralnya sehingga sentuhan sedikit pada kornea akan dirasakan sangat sakit.
Kornea memiliki 5 lapisan yaitu :
Epitel
Membran bowman
Stroma
Membran descement
Endotel
Permukaan mata secara regular terpajan lingkungan luar dan mudah mengalami trauma, infeksi, dan reaksi alergi yang merupakan sebagian besar penyakit pada jaringan ini. Kelainan kornea sering menjadi penyebab timbulnya gejala pada mata (Vaughan, 2009). KERATITIS
DEFINISI
Keratitis adalah kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh (PERDAMI, 2009).
KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrat sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh, biasanya diklasifikasikan dalam lapisan yang terkena seperti keratitis superficial, intertitisial dan profunda.
Keratitis dapat dibagi berdasarkan etiologi dan lokasi.Berdasarkan Lokasi:1. Keratitis Superficial, dapat dibagi menjadi:a. Keratitis epitelial, tes fluoresin (+), misalnya:
i. Keratitis pungtata superfisial padaa moluskum kontagiosum, konjungtivitis katar