Beatrice Pemicu 3
-
Upload
reza-adrian -
Category
Documents
-
view
51 -
download
11
description
Transcript of Beatrice Pemicu 3
Beatrice
Pemicu 3
Kelompok 3
PEMERIKSAAN LABPemeriksaan Kasus Normal Keterangan
Tekanan darah 110/70 mmHg 110/70 mmHg normal
Nadi 100 x/menit 60-100 x/menit normal
Frekuensi pernapasan
32 x/menit 12-20 x/menit naik
Suhu 390 C 370 C naik
Hb 14 g/dL 12-15 g/dL normal
Leukosit* 75.000/µL 4.000-11.000/µL naik
Trombosit 625.000/µL 150.000-450.000/µL
naik
LED 40 mm/jam < 15 mm/jam naik
Ht 42 vol% 37-43 vol % normal
* Neutrofilia pergeseran ke kiri, ada granulasi toksik dan vakuolisasi
HEMATOPOESIS
TROMBOSIT
Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan
Pendarahan trombosit aktif bentuk sumbatan hentikan pendarahan
TROMBOSITOSISPenyebab trombositosis :
Sindrom Mieloproliferatif
Trombositemia esensial
Polisitemia vera
Mielofibrosis dengan metaplasia mieloid agnogenik
Leukemia granulositik kronis
Trombositosis Sekunder (reaktif)
Mobilisasi trombosit kompartemental
pasca spenektomi
setelah pemberian epinefrin
LEUKOSIT
LEUKOSIT
Sel heterogen yang bergerak (mobile) dalam sistem pertahanan tubuh
FUNGSI Fagositosis
Kemotaksis
Imunologis
PEMBENTUKAN LEUKOSIT
Stem sel mieloblast promielosit
Mielosit(eos, net, baso)
Metamielosit(eos,netro,baso)
Sel batang(eos,netro,baso
)
Sel segmen(eos,netro,baso)
LEUKOSIT
NEUTROFIL
Juga disebut granulosit
Membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur
Ada 2 jenis neutrofil, yaitu :- neutrofil berbentuk pita (imatur)- neutrofil bersegmen (matur)
LIMFOSIT
Limfosit memiliki 2 jenis utama :
- Limfosit T
sebagai perlindungan terhadap infeksi dan perlawanan terhadap sel kanker
- Limfosit B
membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma
MONOSIT
Fungsinya mencerna sel-sel yang mati atau rusak dan sebagai sistem imun terhadap berbagai organisme penyebab infeksi.
EOSINOFIL DAN BASOFIL
Eosinofil membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi
Basofil juga berperan dalam respon alergi
KELAINAN LEUKOSIT
Klasifikasi Penyakit LeukositNON-KLONAL Gangguan Fungsi Leukosit
Neutrofil Kemotaksis Fagositosis Dan
Pemusnahan Bakteri Granulomatosa Kronis Sindrom Chediak-Higashi Defisiensi
Mieloperoksidase Limfosit, Monosit Dan
Makrofag Gangguan Kuantitatif Non-neoplastik
Neutropenia Agranulositosis Reaksi Leukemoid Mononukleosis Infeksiosa
KLONAL Gangguan Mieloproliferatif
Akut Kronis Mielodisplastik
Gangguan Limfoproliferatif Leukemia # Akut
# Kronis Limfoma # Non-Hodgkin
# Hodgkin Gangguan Imunoproliferatif Dan
Diskrasia Sel Plasma Makroglobulinemia Waldenstrom Mieloma Multipel Gamopatimonoklonal Yang
Maknanya Tidak Diketahui Amiloidosis Primer Penyakit Rantai Berat
KELAINAN NON-KLONAL
GANGGUAN FUNGSI
Gangguan kemotaksisBerkurangnya jumlah neutrofil neutropenia
Penyakit granulomatosa kronismerupakan penyakit herediter x yang ditandai dengan infeksi rekuren berat disebabkan oleh stafilokokus dan bakteri gram negatif
Sindrom chediak-higasi
Menyerang sel yang bergranula, ditandai dengan munculnya granula lisosom raksasa
Defisiensi mieloperoksidase
Neutrofil dengan gangguan ini membentuk superoksida secara normal
GANGGUAN KUANTITATIFNON-NEOPLASTIK
LEUKOPENIA
Neutropenia jumlah neutrofil < 2500/µl darah
Limfopenia jumlah limfosit < 1000/µl darah
pada anak kurang dari 3000/µl darah
Eosinopenia jumlah eosinofil < 50/µl darah
LEUKOSITOSIS
Menurut jumlah sel :
1. leukositosis ringan : jumlah leukosit antara 11.000 – 15.000/µL darah
2. leukositosis sedang : jumlah leukosit antara 15.000 – 20.000/µL darah
3. leukositosis berat : jumlah leukosit antara 20.000 – 50.000/µL darah atau lebih
Menurut jenis sel : Neutrofilia jumlah neutrofil > 7500/µl darah
- pergeseran ke kiri : ditemukan sel yang lebih muda dari segmen
- pergeseran ke kanan : bentuk sel yang mempunyai inti berlobus >3 yang dominan
Eosinofilia jumlah eosinofil > 400/µl darah
Basofilia jumlah basofil > 100/µl darah
Monositosis jumlah monosit > 800/µl darah
Limfositosis jumlah limfosit > 3500/µl darah
KELAINAN MORFOLOGI LEUKOSIT
KELAINAN MORFOLOGI (inti & sitoplasma)
SITOPLASMA Granulasi toksik Agranulasi
polimorfonuklear Badan Dohle Batang Auer Limfositik plasma biru Smugde cell Vakuolisasi
INTI Hipersegmentasi Inti piknotik Anomali Pelger Huet
GRANULASI TOKSIK
GRANULASI TOKSIK
Berupa granula kasar, berwarna biru kehitaman, dijumpai : infeksi bakteri akut, luka bakar, intoksi
Hasil dari absorpsi agen toksik yang dihasilkan dalam formasi granula abnormal yang baru
Diproduksi karena inkubasi neutrofil in vitro Berdasarkan penemuan mikroskopik elektron dan
histokimia : Granula azurofilik yang peroksidasenya positif dan lebih
siap di stain dari pada granula dalam sel normal
Sebuah peningkatan pada nongranul, berhubungan dengan asam fosfat dalam sel yang berisi granulasi toksik yang mengingatkan pada pelepasan beberapa enzim granula azurofilik
Penemuan ini dan peningkatan berkaitan dengan infeksi yang secara tak langsung bahwa neutrofil toksik “distimulasi” mungkin dengan cara yang sama yang mana sel diliputi dalam fagositosis/ bereaksi terhadap pengobatan dengan endotoksin yang distimulasi
BADAN DÖHLE
BATANG AUER
LIMFOSIT PLASMA BIRU (PLASMACYTOID LYMPHOCYTE)
SMUDGE CELL
VAKUOLISASI
VAKUOLISASI
Lubang-lubang yang timbul pada sitoplasma (atau inti) akibat proses degenerasi. Dijumpai : infeksi berat, keracunan
Berkolerasi dengan bakteremia dan fungsi granulosit yang terganggu
KELAINAN KLONAL
GANGGUAN MIELOPROLIFERATIF AKUT
GANGGUAN MIELOPROLIFERATIF AKUT
PATOFISIOLOGI LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT
Blokade maturasi
Gangguan hematopoesis
Akumulasi blastDi sumsum tulang
Sel-sel mieloid
-tanda-tandapendarahan
Anemia
Sindrome kegagalan sumsum tulang
Trombositopenia Leukopenia
Ditandai
-rentan terhadap Infeksi flora Normal.
-Pasien mudah lelah-sesak nafas
Berimigrasi&berinfiltrasi
Ke organ-organtertentu
GANGGUAN MIELOPROLIFERATIF AKUT Gambaran klinik:
Anemia Leukopenia Trombositopenia Sindrom koagulasi intravaskular diseminata disertai
manifestasi perdarahan yang substansial(M3) Hipertrofi gusi (M4 dan M5) Kerusakan tubulus ginjal akibat peningkatan kalium dan
kalsium serum (M4 dan M5) Kadar asam urat serum tinggi LDH(laktat dehidrogenase) meningkat
Gambaran laboratorium: Sel blas pada SSTL:
kromatin inti sel difus Banyak nukleolus Membran inti halus reguler Sitoplasma dalam jumlah sedang Batas sel biasanya teratur Sering banyak promielosit Mieloperosidase + Inti sel memperlihatkan pelipatan Auer rod + Peroksidase + Sudan Black + Eritrosit berinti dan polikromatofilia difus
GANGGUAN MIELOPROLIFERATIF KRONIS
LMK = Leukemia Mielogenosa Kronis= Leukemia Mielositik/ Mieloid Kronis= Leukemia Granulositik Kronis
TE = Trombositemia esensialMMA = Metaplasia Mieloid Agnogenik= Mielofibrosis= Osteomielosklerosis
GANGGUAN LIMFOPROLIFERATIF
Leukemia Limfoblastik Akut
PAS + TdT + Anemia Sedikit retikulosit Trombositopenia Neutropenia LAP normal
Leukemia Limfositik Kronis
Hitung leukosit N/↑ Limfosit kecil dengan penampakan normal Granulosit absolut normal Eritropenia Trombositopenia Penurunan kadar imunoglobin (IgM) Test coomb +
Gangguan Limfoproliferatif
Gangguan Limfoproliferatif
MIELOMA MULTIPEL-Lesi litik pada tulang
-fraktur patologik-hiperkalsemia
-Plasmasitoma yang dapat diraba
Pansitopenia
Destruksi tulang
AnemiaInfeksi
pendarahan
Infiltrasi sumsum tulang
Proliferasi malignaSel-sel plasma
Protein abnormal(imunoglobulin)
PenurunanJumlah
Immunoglobulin normal
Urine : proteinuria bence-jonesGinjal mieloma
Darah : krioglobulinHiperviskositasGangguan pendarahan
Jaringan : amiloidosisOrganomegaliHilangnya fungsiInfeksi
DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis bergantung pada 3 hasil pemeriksaan utama
1. Protein monoklonal dalam urine atau serum.2. Jumlah sel plasma dalam sumsum tulang
meningkat (biasanya >20%) =, sering berbentuk abnormal.
3. Lesi tulang
Dua dari tiga gambaran diagnostik tersebut harus ada untuk menegakkan diagnostik.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Biasanya terdapat anemia normositik
normokrom atau makrositik. LED tinggi Peningkatan kalsium serum pada 45% pasien. Urea dan kreatinin serum meningkat pada 20%
kasus. Pada penyakit lanjut dijumpai kadar albumin
serum yang rendah. ß2-mikroglobulin serum adalah indikator
prognosis yang berguna.
TERAPI
Spesifik1. Kemoterapi
2. Transplantasi sel induk SCT menggunakan melfalan dosis tinggi dan sel induk autolog berperan pada pasien yang berusia lebih muda dan memperpanjang hidup.
3. Interferon alfa
4. Radioterapi
5. Thalidomid
Suportif1. Gagal ginjal
Rehidrasi dan obati penyebab yang mendasari.2. Penyakit tulang dan hiperkalsemia
Bisfosfonat seperti pamidronat dan klodronat efektif untuk menurunkan perkembangan penyakit tulang.
3. Kompresi ParaplegiaDilakukan laminektomi dekompresi atau radiasi. Terapi kortikosteroid dapat membantu
4. AnemiaDiberikan transfusi atau eritropoetin
5. Perdarahangangguan koagulasi diobati oleh paraprotein dan sindrom hiperviskositas dapat diobati dengan plasmaferesis berulang.
6. InfeksiPada infeksi berulang diberikan infus konsentrat imunoglobulin profilaktik bersama dengan antibiotik berspektrum luas dan anti jamur oral.
BEDAH KASUS
INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM
LED ↑ : artritis reumatoid, infark miokard akut, kanker (lambung, colon, payudara, hepar, dan ginjal) penyakit Hodgkin’s, mieloma multiple, limfosarkoma, infeksi bakteri, Gout, SLE, eritroblastosis Foetalis, kehamilan trimester II dan III, operasi, dan luka bakar
INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM
Trombosit ↑ : gangguan pembekuan dan keganasan darah
Leukosit ↑ : proses infeksi atau radang akut (pneumonia, meningitis, apendiksitis, tuberkulosis,tonsilitis, dll) miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukimia, penyakit kolagen, anemia hemolitik, anemia sel sabit, penyakit parasit dan obat-obatan (epinefrin,ampicilin)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil lab yang ada menunjukkan bahwa Oneng mengalami leukositosis neutrofilia dengan pergeseran ke kiri
SARAN
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang yang lebih lanjut agar dapat menegakkan diagnosa
DAFTAR PUSTAKA
Sacher, Ronald A.2004.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.ed.11.Jakarta: EGC
www.medicastore.com www.portalkalbe.com
Acute myelogenous leukemia (AML) – adult. 2002 [dikutip : 26 Oktober 2008]. Ada di : http://www.wvhcs.org/ency/article/000542trt.htm
Arnauld C Verschuur. Acute Myelomonocytic Leukemia. 2004 [dikutip: 26 Oktober 2008]. Ada di : http://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-AMLM4.pdf
www.lib.fkuii.org/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=172&Itemid=91
www.internafkunand.or.id/KOLEKSI%20MAKALAH.doc
Patrick Davey (2002) At a Glance Medicine, Erlangga.
Idrus Alwi (2007) Ilmu Penyakit Dalam (4th edn), Pusat Penerbitan FK UI.
www.prodia.com www.portalkalbe-files-cdk-files-
10_PenilaianHasilPemeriksaan_pdf
TERIMA KASIH