Jawaban Pemicu 3 Ika
-
Upload
frans-michael-oscar-marpaung -
Category
Documents
-
view
33 -
download
1
description
Transcript of Jawaban Pemicu 3 Ika
Jawaban Pemicu 3
2. a) Anatomi Telinga
Membran Timfani
Tulang Pendengaran
Vestibulocochlear
4. c) Biokimia Penciuman
• Pengikatan bau tertentu pada reseptor olfaktorius, mengaktifkan protein G. Memicu jenjang reaksi intrasel dependen –cAMP.
• Terjadilah potensial aksi di serat aferen• Serat-serat ini bersinaps di bulbus olfaktorius.
Didalamnya terdapat glomerulus yang kemudian bersinaps dengan sel mitral di jalur olfaktrius.
• Sel mitral memnacarkan sinyal bau ke otak untuk pemrosesan lebih lanjut.
6. c) Komplikasi, Pemeriksaan, Faktor Risiko Polipnasi
A. Komplikasi• Apnea tidur obstruktif. Dalam kondisi yang cukup serius ini, anda sering
berhenti dan mulai bernapas pada saat tidur. ·• Infeksi sinus. Polip hidung dapat membuat anda lebih rentan terhadap
infeksi sinus yang seringkali menyebabkan kondisi lebih kronis. · • Penyebaran infeksi ke rongga mata anda. jika infeksi menyebar ke rongga
mata, hal ini dapat menyebabkan pembengkakan atau benjolan pada mata, ketidakmampuan untuk menggerakkan mata, pengurangan visi, atau bahkan kebutaan yang dapat menjadi permanen.
• Meningitis. Infeksi dapat juga menyebar ke selaput dan cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang ·
• Aneurisma atau gumpalan darah. Infeksi dapat menyebabkan masalah pada pembuluh darah di sekitar sinus, bercampur dengan suplai darah ke otak, dan menempatkan anda pada risiko stroke.
B. PemeriksaanPemeriksaan Fisik• Polip nasi yang masif dapat meyebabkan
deformitas hidung luar sehingga hidung tampak mekar karena pelebaran batang hidung.
• Pada pemeriksaan rinoskopi anterior terlihat sebagai massa yang berwarna pucat yang berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan.
Pemeriksaan Penunjang• Naso-endoskopi
Polip stadium 1 dan 2 kadang tidak terlihat pada peeriksaan rinoskopi anterior tetapi tampak dengan pemeriksaan nasoendoskopi;
• Pemeriksaan RadiologiFoto polos sinus paranasal (posisi Waters, AP, Caldwell dan lateral) dapat memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara-cairan didalam sinus.Pemeriksaan tomografi computer (TK, CT scan) sangat bermanfaat untuk melihat dengan jelas keadaan di hidung dan sinus paranasal apakah ada proses radang, kelainan anatomi, polip, atau sumbatan pada kompleks ostiomeatal. TK terutama diindikasikan pada kasus polip yang gagal dengan terapi medikamentosa.
C. Faktor Risiko
Asma • Asma merupakan penyakit yang menyebabkan peradangan
saluran napas secara keseluruhan dan penyempitan• Asma yang dimulai pada saat usia dewasa , dimana sekitar 20-
40% orang dengan polip hidung juga memiliki asma.Rhinitis alergi• Rhinitis alergi adalah pilek yang disebabkan oleh reaksi alergi
dimana merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya telah tersensitasi dengan alergen yang sama.
Cystic fibrosis • Cystic fibrosis merupakan suatu kelainan genetik
yang diturunkan secara autosomal resesif yang menyebabkan produksi dan sekresi dari mukus dan lendir yang abnormal, lengket, cair dan tebal dari membran mukosa hidung dan sinus.
• Produksi mukus yang abnormal ini akan menyebabkan mudahnya terjadinya infeksi oleh bakteri sehingga dapat menimbulkan peradangan atau inflamasi.
Rhinosinusitis Kronis • Rhinosinusitis Kronis merupakan suatu proses
peradangan yang melibatkan satu atau lebih sinus paranasal yang biasanya terjadi setelah reaksi alergi atau infeksi virus pernapasan atas. Dalam beberapa kasus, rhinosinusitis dapat terjadi karena adanya peningkatan produksi bakteri pada permukaan rongga sinus.
Diskinesia cilia primer• Diskinesia cilia primer merupakan kelainan
genetik langka yang diturunkan secara autosomal resesif, dimana pada kelainan ini dijumpai ketidaknormalan fungsi silia sehingga timbul penumpukan lendir yang berlebih yang dapat mempermudah terjadinya infeksi oleh bakteri sehingga terjadi reaksi peradangan atau inflamasi.
14. Skrining Ca Nasofaring
• RadiologiComputed Tomografi (CT)Magnetic Resonance Imaging (MRI)• Serologi• Biopsi
Daftar Pustaka
• Lauralee S. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. ECG: Jakarta. 2011. Hal-717-718
• Bahan Kuliah Departemen Anatomi. Modul Indera. Palangka Raya : FK UNLAM. 2015
• Waschke J, Paulsen F. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jilid 2. 23rd Ed. Jakarta : ECG. P 138-155.
• Soepardi S. E, Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti D. R., editors. Polip Hidung. Buku Ajar Kesehatan Teling Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7. Jakarta : FKUI, 2014; 101