PEMICU 1 kel 3

78
PEMICU 1 KELOMPOK 3

Transcript of PEMICU 1 kel 3

Page 1: PEMICU 1 kel 3

PEMICU 1

KELOMPOK 3

Page 2: PEMICU 1 kel 3

Kelompok 3

Fasilitator : Dr. Hernita TaurustiaKetua : Imam Nafi Yana SaputraSekretaris : Bayu Budi Sukoco

Meri Oktika Sari Wily Arianto

Anggota : Anita Sari Putri Dora Pradesa Lia Windati Siti Nurjannah

Page 3: PEMICU 1 kel 3

Pemicu

B laki-laki usia 30 tahun, secara rutin lari pagi sejauh 5 km guna menjaga kebugaran tubuhnya. Pada suatu hari ia dikunjungi oleh saudara sepupunya dari luar kota, keesokan harinya ia mengajak saudara sepupunya M usia 22 tahun untuk ikut olahraga lari pagi, semula M menolak oleh karena tidak biasa tetapi akhirnya mau juga ikut olahraga. Sayangnya baru sejauh 0,5 km berlari M sudah merasa lelah dan nafasnya tersengal-sengal setiap kali M menarik nafas panjang terasa nyeri menusuk di sisi kanan bawah rongga dada, namun setelah berhenti berlari beberapa menit nyeri tersebut hilang.

Page 4: PEMICU 1 kel 3

Kata Kunci

• M usia 22 tahun• Tidak biasa lari pagi• Lelah dan nafas tersengal-sengal setelah lari

sejauh 0,5 km• Setiap kali menarik nafas panjang terasa nyeri

menusuk di sisi kanan bawah rongga dada• Nyeri hilang setelah beberapa menit berhenti

berlari

Page 5: PEMICU 1 kel 3

Permasalahan

Adaptasi sistem respirasi terhadap kerja fisik

Page 6: PEMICU 1 kel 3

Analisis Masalah

A. Sistem Respirasi ManusiaB. FisiologiC. Gas – gas pernafasanD. Hubungan exercise terhadap sistem respirasi

Page 7: PEMICU 1 kel 3

Hipotesis

Nafas terengah-engah pada Tn. M akibat adaptasi sistem respirasi yang tidak adekuat

Page 8: PEMICU 1 kel 3

PEMBAHASAN

Page 9: PEMICU 1 kel 3

ANATOMI SISTEM RESPIRASI

• SALURAN NAFAS ATAS

• HIDUNGHidung terdiri atas nasus externus (hidung luar) dan cavum nasi.

• Nasus externus• Mempunyai ujung bebas, yang dilekatkan ke dahi melalui

radix nasi atau jembatan hidung. Setiap lubang hidung / nares dibatasi di lateral oleh ala nasi dan di medial septum nasi.

• Rangka nasus externus dibentuk di atas oleh os. Nasale, prosesus frontalis os maxillaris dan pars nasalis os frontalis.

Page 10: PEMICU 1 kel 3

• Hidung bagian luar, terdiri dari :

– Puncak hidung (free tip)– Akar hidung, bagian hidung yang melekat pada kepala– Terdapat 2 lubang hidung (nares/nostril) yang memiliki

cuping hidung (alae) dan kedua lubang dipisahkan oleh septum nasi

• Rangaka hidung– Atas: os nasal, processus frontalis os maxilla, dan pars nasalis

os frontal– Bawah: lempeng-lempeng tulang rawan hyalin (cartilago

nasalis superior et inferior dan cartilago septalis)

Page 11: PEMICU 1 kel 3

• Rongga hidung: dimulai dari nostril di anterior hingga choanae di posterior

• Rongga hidung dipisahkan oleh septum nasi.

• Tiap rongga memiliki:– Lantai: proc. Palatinus os

maxilla dan pars horizontalis os palatinum

– Atap, dari posterior ke anterior:corpus os sphenoid, lamina cribriformis os ethmoid, os frontal, os nasal dan cartilago nasalis.

– Atap, dari posterior ke anterior:corpus os sphenoid, lamina cribriformis os ethmoid, os frontal, os nasal dan cartilago nasalis.

– Dinding lateral: chonchae superior et media et inferior, jalur udara di bawah tiap chonca adalah meatus.

– Dinding medial: septum nasi (cartilago dan os vomer)

• Struktur pada dinding lateral:– Chonchae– Meatus superior et media

et inferior

Page 12: PEMICU 1 kel 3
Page 13: PEMICU 1 kel 3

• Muara sinus-sinus paranasales:– Recessus spheno-ethmoidalis; superior dari choncha superior dan

merupakan muara dari sinus sphenoid– Meatus superior, muara sinus ethmoidalis posterior– Meatus media, muara sinus maxillaris dengan melalui Hiatus

semilunaris– Infundibulum, muara sinus frontalis dan sinus ethmoidalis anterior

• Pada bagian anterior cavum nasi terdapat:– Atrium nasi yang dibatasi oleh Agger nasi– Antara atrium dan nostril terdapat daerah vestibulum yang

merupakan bagian dalam cuping hidung yang dilapisi kulit bermodifikasi dan rambut-rambut hidung yang disebut vibrissae

• Meatus nasi inferior merupakn muara dari ductus nasolacrimalis

Page 14: PEMICU 1 kel 3

Pendarahan : Utamanya oleh arteri maxilaris dan cabang-cabangnya. Cabang penting A.maxilaris adalah A.sphenopalatina yang akan beranastomosis dengan ramus septalis A.labialis superior (cabang dari A. facialis) di daerah vestibulum membentuk epitaxis. Venanya membentuk plexus submucosal.

Aliran limfatik :Pembuluh limfe mengalirkan limfe dari vestibulum ke nodi submandibulares. Bagian lain dari cavum nasi mengalirkan limfenya ke nodi cervicales profundi superior.

Persarafan :– Sensorik umum : n.V1 dan n.V2– Sensorik khusus : n.olfactorius

Page 15: PEMICU 1 kel 3

SINUS-SINUS PARANASALES• Sinus maxillaris• Sinus sphenoidalis• Sinus frontalis • Sinus ethmoidalis

Page 16: PEMICU 1 kel 3

PHARYNX• Parynx terletak di belakang cavum nasi, mulut dan larynx. Bentuknya mirip

corong dengan bagian atasnya lebar terletak di bawah cranium dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai oesopagus setinggi vertebre cervicali enam.

• Parynx dibagi menjadi tiga bagian : nasopharynx, oroparynx dan laryngopharynx.

• Nasoparynx :– Atap dibentuk oleh corpus sphenoidalis dan pars basilaris os occipitalis,

terdapat tonsila pharyngea– Lantai dibentuk oleh palatum molle, terdapat isthmus faucium.– Dinding anterior dibentuk oleh choanae dan bagian posterior septum nasi– Dinding posteriordibentuk oleh permukaan posterior atap dan archus anterior

os Atlas– Dinding lateral dibentuk oleh terdapat tuba auditiva, plica

salphingopharyngea, recessus pharyngea dan tonsil tuba

Page 17: PEMICU 1 kel 3

Oropharynx :

– Atap dibentuk oleh palatum molle dan isthmus faucium– Lantai dibentuk oleh 1/3 posterior lidah, terdapat tonsila

lingualis, plica glosso-epiglottica medial et lateral dan vallecula.

– Dinding anterior dibentuk oleh isthmus oropharyngeal – Dinding posterior dibentuk oleh corpus vertebra C2-C3– Dinding lateral dibentuk oleh archus paltoglossal dan

archus palatopharyngeal, dan tonsila palatina terletak diantaranya.

Page 18: PEMICU 1 kel 3

Laryngopharynx:

– Dinding aterior dibentuk oleh glottis– Dinding posterior disokong oleh corpus vertebra C3—6– Dinding lateral disokong oleh cartilago thyroidea dan membran thyrohyoid

Pendarahan:

– A. pharingea ascendens, a. paltinus ascendens, a. facialis, a. maxillaris dan a. lingualis

– Vena membentuk plexus pharyngeal yang bermuara ke v. jugularis interna

Aliran Limfatik: nnll. Cervicalis profundus

Persarafan: – Motorik: n. X dan XII dan cabang-cabangnya– Sensorik: N. V

Page 19: PEMICU 1 kel 3

Otot-otot Pharynx

• Otot-otot pharynx terdiri atas m.contrictor pharyngis superior, medius, dan inferior yang serabut-serabutnya berjalan hampir melingkar dan m.stylopharyngeus serta m.salphingopharyngeus yang serabut-serabutnya berjalan dengan arah hampir longitudinal.

Page 20: PEMICU 1 kel 3

• Larynx – sering disebut voice box

• Terdiri atas: cartilago thyroidea, cricoidea, arytenoidea, corniculata, cuneiforme, tricea dan epiglottis

• Pintu masuk larynx glottis• Glottis:

– anterior dibatasi oleh epiglottis – Lateral dibatasi plica

aryepiglottica– Posterior dibatasi membran

mucosa yang membentang antara cartilago arytenoid

• Struktur di bagian dalam larynx:– Plica vestibulairis– Plica vocalis– Ventriculus laryngis Morgagnii– Rima Glottidis– Conus elaticus (ligament

cricothyroidea)

Page 21: PEMICU 1 kel 3
Page 22: PEMICU 1 kel 3

Otot-otot instrinsik larynx:

– M. cricothyroideus (pars oblique dan pars recta) menegangkan pita suara

– M. cricoarytenoideus lateral adduksi pita suara– M. cricoarytenoideus posterior abduksi pita suara– M. arytenoideus (pars oblique dan par stranversa)

mengecilkan rima glottidis dan menutup bagian posterior rima glottidis

– M. vocalis (thyroarytenoideus) relaxasasi pita suara

Page 23: PEMICU 1 kel 3
Page 24: PEMICU 1 kel 3

• SALURAN PERNAFASAN BAWAH

• Pleura • Pleura dan paru terletak pada kedua sisi mediastinum di

dalam cavitas toracis. Masing-masing pleura mempunyai dua bagian:– Lapisan parietalis– Lapisan visceralis

• Lapisan parietalis dan lapisan visceralis pleura dipisahkan satu dengan yang lain oleh suatu ruangan sempit, cavitas pleuralis atau sering disebut rongga pleura.

Page 25: PEMICU 1 kel 3

• Pleura parietalis dibagi menurut daerah pleura tersebut terletak atau permukaan yang diliputinya menjadi :– Pleura parietalis pars costalis – Pleura parietalis pars

diaphragmatica– Pleura parietalis pars

mediastinalis– Ressecus costodiapragmatica– Ressecus costomediastinalis

• Persarafannya:• Pleura parietalis peka terhadap

nyeri, suhu, raba dan tekanan dan dipersarafi sebagai berikut :

• pars costalis secarasegmental : nervi intercostales

• pars mediastinalis : nervus phrenicus

• pars diaphragmatica : nervus phrenicus dan disekitar pinggir oleh enam nervi costales bagian bawah.

• Pleura visceralis yang meliputi paru dipersarafi oleh saraf otonom dari pulmonalis

• pleura visceralis peka terhadap tarikan tetapi tidak peka terhadap sensasi umum seperi nyeri dan raba.

Page 26: PEMICU 1 kel 3

• Trachea

• Trachea adalah tabung yang dapat bergerak dengan panjang kurang lebih 5 inci (13 cm) dan berdiameter 1 inci (2,5 cm). Trachea mempunyai dinding fibroelastis yang tertanam di dalam balok-balik cartilago hialin yang berbentuk huruf U yang mempertahankan lumen trachea tetap terbuka. Ujung posterior cartilago yang bebas dihungkan oleh oto polos yang disebut otot trachealis.

• Percabangan trachea disebut carina atau bifucartio trachealis.

Page 27: PEMICU 1 kel 3

• Hubungan trachea dengan struktur lain di dalam mediastinum superius toraks adalah sebagai berikut :

– Anterior : sternum, thymus, vena brachiocepalica sinistra, pangkal truncus brachiocepalus, dan arteria carotis comunis sinistra dan arcus aortae.

– Posterior : esopagus, nervus laryngeus recurrens sinistra.– Dextra : vena azygos, nervus vagus dextra dan pleura.– Sinistra : arcus aorta, arteria carotis comunis sinistra dab arteria subclavia

sinistra, nervus sinister dan nervus phrecnicus sinistra dan pleura.

• Persarafan trachea :• Saraf-sarafnya adalah cabang-cabang nervus vagus, nervus laryngeus dan

truncus sympaticus; saraf-saraf ini mengurus otot trachea dan membrana mucosa yang melapisi trachea.

Page 28: PEMICU 1 kel 3
Page 29: PEMICU 1 kel 3

• Paru ; Pulmo• Masing-masing paru mempunyai apex pulmonalis yang tumpul,

yang menonjol ke atas ke dalam leher sekitar 1 inci (2,5 cm) di atas clavicula; basis pulmonalis yang konkaf tempat terdapat diaprhagma; facies costalis yang konveks yang disebabkan oleh dinding toraks yang konkaf; facies medistinalis yang konkaf yang merupakan cetakan pericardium dan struktur mediastinum lainnya.

• Paru Kanan ; Pulmo Dexter• Pulmo dexter sedikit lebih besar dari pulmo sinister dan

dibagi oleh incissura obliqua dan fissura horizontalis pulmonis dextri menjadi tiga lobus; – lobus superior– lobus medius– lobus inferior.

Page 30: PEMICU 1 kel 3

• Paru kiri ; Pulmo Sinister• Pulmo sinister dibagi oleh fissura obliqua dengan cara yang sama

menjadi dua lobus :– lobus superior– lobus inferior.

• Pada pulmo sinister tidak terdapat fissura horizontalis.

• Persarafan paru• Pada radix setiap paru terdapat plexus pulmonalis yang terdiri atas serabut

aferen dan eferen saraf otonom. Plexus dibentuk dari cabang-cabang truncus sympaticus dan menerima serabut-serabut parasimpatis dari nervus vagus.

• Serabut-serabut eferen simpatis mengakibatkan brochodilatasi dan vasokonstriksi. Serabut-serabut eferen parasimpatis mengakibatkan bronchokonstriksi, vasodilatasi dan peningkatan sekresi kelenjar.

Page 31: PEMICU 1 kel 3
Page 32: PEMICU 1 kel 3

Struktur mikroskopik Sistem Respirasi

• Sistem pernafasan dibagi menjadi 2 daerah utama:1. Bagian konduksi : Rongga hidung, nasofaring,

laring, trakea, bronki, bronkiolus, & bronkiolus terminalis

2. Bagian respirasi : Bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli.

Page 33: PEMICU 1 kel 3
Page 34: PEMICU 1 kel 3

Lanjutan...• Epitel respirasi

– Merupakan epitel bertingkat silindris bersilia yang mengandung banyak sel goblet, sebagian besar melapisi bagian konduksi.

– Terdiri atas 5 jenis sel:• Sel silindris bersilia• Sel goblet mukosa• Sel sikat (brush cells)• Sel basal (pendek)• Sel granul kecil

• Epitel olfaktorius– Merupakan tempat terletaknya kemoreseptor olfaktorius.– Terdiri atas 3 jenis sel

• Sel penyokong atau sel sustentakular• Sel-sel basal• Sel-sel olfaktorius, terdapat diantara sel-sel basal dan sel penyokong

Page 35: PEMICU 1 kel 3

• epitel respiratorik, berupa epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet

Page 36: PEMICU 1 kel 3

Lanjutan...Rongga hidung

• Terdiri atas 2 struktur:– Vestibulum

Bagian paling anterior dan paling lebar dari rongga hidung.Disekitar permukaan dalam nares(cuping hidung) banyak terdapat kelenjar sebasea & kelenjar keringat, dan juga rambut pendek tebal (Vibrisa)

– Fosa nasalis (Kavum Nasi)• Dipisahkan oleh septum nasi oseosa• Dari masing-masing dinding lateral, keluar 3 tonjolan bertulang

mirip rak disebut KONKA. 3 konka tsb adalah:Konka superior, media, dan inferior, dengan konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi. Konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius

Page 37: PEMICU 1 kel 3

• epitel olfaktori, khas pada konka superior

Page 38: PEMICU 1 kel 3

Sinus paranasalis• Adalah rongga tertutup dalam tulang frontal, maksila,

etmoid, dan sfenoid. Sinus-sinus ini dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan sedikit mengandung sel goblet. Lamina proprianya mengandung sedikit kelenjar kecil dan menyatu dengan periosteum dibawahnya.Faring

• Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng.

Page 39: PEMICU 1 kel 3

Lanjutan... Laring

• Didalam lamina proprianya terdapat sejumlah tulang rawan laring. Tulang rawan yang lebih besar (tiroid, krikoid, dan kebanyakan aritenoid) merupakan tulang rawan hialin, sementara tulang rawan yang lebih kecil (epiglotis, kuneiformis,kornikulatum,dan ujung aritenoid) merupakan tulang rawan elastis.

• Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.

Page 40: PEMICU 1 kel 3

• epitel epiglotis, pada pars lingual berupa epitel gepeng berlapis dan para pars laringeal berupa epitel respiratori

Page 41: PEMICU 1 kel 3

Trakea

• Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina propria dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya berada di bagian posterior trakea.

• Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong partikel asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen trakea tetap terbuka.

• Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan lumen dan mencegah distensi berlebihan.

Page 42: PEMICU 1 kel 3

epitel trakea dipotong memanjang epitel trakea, khas berupa adanya tulang rawan hialin yang berbentuk

tapal kuda ("c-shaped")

Page 43: PEMICU 1 kel 3

Bronkus

• Mukosa bronkus secara struktural mirip dengan mukosa trakea, dengan lamina propria yang mengandung kelenjar serosa , serat elastin, limfosit dan sel otot polos.

• Tulang rawan pada bronkus lebih tidak teratur dibandingkan pada trakea; pada bagian bronkus yang lebih besar, cincin tulang rawan mengelilingi seluruh lumen, dan sejalan dengan mengecilnya garis tengah bronkus, cincin tulang rawan digantikan oleh pulau-pulau tulang rawan hialin.

Page 44: PEMICU 1 kel 3
Page 45: PEMICU 1 kel 3

Bronkiolus

• Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan ataupun kelenjar dalam mukosanya, hanya terdapat sel goblet pada epitel segmen awal.

• Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya adalah epitel bertingkat silindris bersilia yang makin memendek dan semakin sederhana sampai menjadi epitel selapis kuboid pada bronkiolus yang lebih kecil.

• Epitel bronkiolus terminalis juga memiliki sel clara yang tidak bersilia, memiliki granul di apeksnya dan menyekskresikan protein yg melindungi lapisan bronkiolus terhadap polutan oksidatif dan inflamasi.

Page 46: PEMICU 1 kel 3

• epitel bronkiolus terminalis, tidak ditemukan adanya tulang rawan dan kelenjar campur pada lamina propria

Page 47: PEMICU 1 kel 3

Bronkiolus respiratory

• Bronkus respiratotius merupakan peralihan antara bagian konduksi dan bagian respirasi dari sistem pernafasan

• Bronkiolus respiratorius dilapisi oleh sel epitel koboid bersillia dan sel clara, tetapi pada tepi muara alveolus, epitel bronkiolus menyatu dengan sel-sel alveolus gepeng. Otot polos dan jaringan ikat elastis terdapat di bawah epitel bronkiolus respiratorius.

Page 48: PEMICU 1 kel 3

Duktus alveolaris

• Duktus alveolaris dan alveolus dilapisi oleh sel alveolus gepeng yang sangat halus.

• Dalam lamina propria yang mengelilingi tepian alveolus terdapat anyaman sel otot polos.

• Otot polos tidak dijumpai lagi pada ujung distal duktus alveolaris.

• Matriks serat-serat elastin dan kolagen merupakan satu-satunya penunjang duktus serta alveolinya.

Page 49: PEMICU 1 kel 3

• bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolaris dan alveoli

Page 50: PEMICU 1 kel 3

Alveolus• Dinding alveolus terletak di antara 2 alveolus yang bersebelahan

dan disebut sebagai septum interalveolar.• Satu septum terdiri atas 2 lapis epitel gepeng tipis, dengan kapiler,

fibroblas, serat elastin dan retikulin, matriks, dan sel jaringan ikat di antara kedua lapisan tsb.

• Membran basal dibentuk oleh penyatuan 2 lamina basal yang dproduksi oleh sel endotel dan sel epitel (alveolar) dinding alveolus

• Sel endotel kapiler sangat tipis dan sering disebut dengan sel epitel alveolus tipe I

• Sel tipe I atau sel alveolus gepeng, merupakan sel yang sangat tipis yg melapisi permukaan alveolus

• Sel tipe II, tersebar di antara sel-sel alveolus tipe I, menempati 3% dari permukaan alveolus.

Page 51: PEMICU 1 kel 3

alveoli

Page 52: PEMICU 1 kel 3

Lanjutan...

Pleura– Paru-paru terdapat didalam sebuah kantong yang

berdinding rangkap, masing-masing disebut pleura viscelaris dan pleura parietalis.

– Kedua pleura ini berhubungan didaerah hilus. Sebelah dalam dari tiap lapisan pleura, yaitu daerah diantara keduanya yang merupakan rongga pleura dilapisi oleh mesotel.

Page 53: PEMICU 1 kel 3

Mekanisme sistem respirasi

Respirasi abdominal dan Torakal

Page 54: PEMICU 1 kel 3

Mekanisme respirasi• Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh

diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada:1. Tekanan intra-pleural2. Compliance : Hubungan antara perubahan tekanan dengan

perubahan volume dan aliranAda dua bentuk compliance:- Static compliance, perubahan volum paru per satuan perubahan tekanan saluran nafas ( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O

- Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50 ml/cm H2O

3. Airway resistance (tahanan saluran nafas)Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas

Page 55: PEMICU 1 kel 3

Lanjutan...

• Jalannya Udara Pernapasan Udara masuk melalui lubang hidungMelewati nasofaring orofaring glotis Masuk ke trakea bronchus bronchiolus alveolus (jamak: alveoli)

• Pertukaran udara yang sebenarnya hanya terjadi di alveoli.

Page 56: PEMICU 1 kel 3

Mekanisme bernafas (lanjutan..)

• Mekanisme pernapasan dada 1. Fase Inspirasi pernapasan dada Otot antar tulang rusuk ( m.intercostalis eksternal ) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru

2. Fase ekspirasi pernapasan dada Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

Page 57: PEMICU 1 kel 3

• Mekanisme pernapasan perut 1. Fase inspirasi pernapasan perut Sekat rongga dada (diafragma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk

2. Fase ekspirasi pernapasan perut Otot diafragma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besar dibandingkan tekanan udara luar -->udara keluar dari paru-paru.

Page 58: PEMICU 1 kel 3

SISTEM VENTILASI

• Udara bergerak masuk dan keluar paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus karena kerja mekanik otot-otot

• Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar • Peningkatan volume ini menyebabkan penurunan

tekanan intrapleura, dari sekitar -4mmHg menjadi sekitar -8mmHg

• tekanan jalan napas menurun sampai sekitar – 2 mmHg dari 0 mmHg pada waktu mulai inspirasi

Page 59: PEMICU 1 kel 3

SISTEM VENTILASI

• Pengurangan volume toraks ini meningkatan tekanan intrapulmonal. Tekanan intrapulmonal meningkat dan mencapai sekitar 1 sampai 2 mmHg atas tekanan atmosfer.

• Udara mengalir keluar dari paru sampai tekana jalan napas dan tekanan atmosfer menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi.

Page 60: PEMICU 1 kel 3

Transportasi sistem respirasi1. DifusiPVO2 di kapiler paru-paru kira-kira 40 mmHg.PO2 kapiler lebih rendah daripada tekanan dalam alveolus (PAO2= 103 mmHg) sehingga O2 mudah berdifusi ke dalam darah.Perbedaan tekanan antara darah dan PACO2CO2 berdifusikedalam alveolus. Kemudian CO2 dikeluarkan ke atmosfer.Keadaan istirahat normal difusi dan keseimbangan O2 dikapiler darah paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detikdari total waktu kontak sela 0,5 detik.

Page 61: PEMICU 1 kel 3

2. Hubungan antara ventilasi-perfusiOrang normal (posisi tegak dan istirahat) ventilasidan perfusi seimbang kecuali pada apeks paru. Sirkulasipulmonar dgn tekanan dan resistensi rendah alirandarah dari basis paru lebih besar daripada bagianapeks.Nilai rata-rata rasio antara ventilaso terhadap perfusiadalah 0,8

Page 62: PEMICU 1 kel 3

Pertahanan sistem respirasi

• Mekanisme penyaringan udaraBulu hidung menyaring partikel (> 5 µm) agar tidak sampai ke alveolus

• Mekanisme pembersihan mukosiliariseskalator mukosiliaris (dibawah laring) menjebak partikel bakteri dan debu yg lebih kecil. Mukus dan silia secara kompak membawa terus keatas agar bisa di telan atau di batukkan.

Page 63: PEMICU 1 kel 3

• Refleks batukmembersihkan jalan nafas dengan tekanan tinggi udara mngalir dgn kec. Tinggi membantu membersihkan mukosiliaris.

• Mekanisme menelan atau muntah mencegah makanan atau cairan ke saluran

nafas

Page 64: PEMICU 1 kel 3

• Refleks bronkokonstriksirespon untuk mencegah iritan terinhalasi dalm jumlah besar

• Mekanisme makrofag alveolusmemfagosit partikel debu (pd tgkat alveolus)

• Mekanisme ventilasi kolateralmencegah atelataksis

Page 65: PEMICU 1 kel 3

Mekanisme batuk

Benda asing/penyebab iritasi bronkus, trakea impuls aferen melalui n.vagus ke medulla otak.

Berefek :1. ± 2,5 liter udara diinspirasi cepat2. Epiglotis & pita suara menutup menjerat udara di paru3. Otot-otot abdomen berkontraksi dengan kuat mendorong

diagfragma, otot interkosta berkontraksi dengan kuat tekanan paru meningkat cepat hingga ≥100 mmHg

4. Pita suara dan epiglotis sekonyong-konyong terbuka lebar udara bertekanan tinggi di paru meledak (75-100 mil/jam)

Catt: kompresi yg kuat pada paru menyebabkan bronkus dan trakea berinvaginasi pd bagian yg tidak berkartilagoudara yg meledak mengalir melalui celah-celah bronkus & trakea dan biasanya membawa benda asing di bronkus dan trakea.

Page 66: PEMICU 1 kel 3

Mekanisme nafas terengah-engah

Page 67: PEMICU 1 kel 3

Saat aktivitas fisik terjadi peningkatan ventilasi , konsumsi O2 dan produksi Co2. Tetapi ketika mencapai batas maksimum maka konsumsi O2 akan menetap dan asam laktat darah meningkat. Pada saat bernapas inspirasi dan ekpresi menggunakan otot bantu pernapasan. Kegagalan pompa dapat di sebabkan oleh kelelahan otot-otot pernapasan pada keadaan dengan peningkatan beban kerja pernapasan. Selain kelelahan otot-otot pernapasan juga dapat di induksi oleh berbagai macam neuro transmitter kimiawi untuk terjadinya nyeri seperti dengan peningkatan kadar asam laktat dan ion H+ di dalam darah maka akan mengaktifkan salah satu reseptor nyeri yang akan menginduksi kejadian nyeri.

Mekanisme nyeri di sisi kanan rongga dada

Page 68: PEMICU 1 kel 3

Pengaturan asam basa darah

• Asam ialah suatu substansi yang dapat memberikan H+ kepada substansi basa. Contohnya antara lain asam hidroklorik, asam nitrat, ion ammonium, asam laktat, asam asetat, dan asam karbonat (H2CO3).

• Basa ialah suatu substansi yang dapat menerima ataupun mengikat H+. Contohnya antara lain ammonia, laktat, asetat, dan bikarbonat (HCO3-).

Page 69: PEMICU 1 kel 3

Lanjutan...

• pH menunjukkan konsentrasi H+ secara keseluruhan dalam cairan tubuh. Jika jumlah H+ dalam darah lebih tinggi, pH akan menurun, dan jika jumlah H+ menurun maka pH akan meningkat.Suatu cairan yang mengandung lebih banyak basa daripada asam memiliki H+ yang lebih sedikit dan pH yang lebih tinggi. Suatu cairan yang mengandung lebih banyak asam daripada basa memiliki H+ yang lebih banyak dan pH yang lebih rendah. pH air (H2O) yaitu 7,4 yang dianggap sebagai pH netral.

• pH darah hampir alkali dan memiliki rentang normal 7,35 hingga 7,45. Untuk enzim yang normal dan fungsi sel serta metabolisme normal, pH darah harus berada dalam rentang tersebut. pH juga mencerminkan keseimbangan antara persentase H+ dan persentase HCO3-.

Page 70: PEMICU 1 kel 3

Volume Paru

• Volume tidal vol udara yg diinspirasi/ ekspirasi setiap kali bernafas normal (± 500 ml)

• Volume Cadangan inspirasi vol udara ekstra yg dpt diinspirasi setelah dan di atas vol tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat (3000 ml)

• Volume cadangan ekspirasi vol udara ekstra maksimal yg dpt diekspirasi melalui ekspirasi kuat pd akhir ekspirasi tidal normal (1100 ml)

• Volume Residu Vol udara yg masih teap berada dlm paru setelah ekspirasi paling kuat (1200 ml)

Page 71: PEMICU 1 kel 3

Kapasitas Paru

• Kapasitas inspirasi, = vol. tidal + vol. cadangan inspirasi

• Kapasitas Residu fungsional, = vol. cadangan ekspirasi + vol. residu

• Kapasitas Vital = vol. cadangan inspirasi + vol. tidal + vol cadangan ekspirasi

• Kapasitas Paru total = Kapasitas Vital + Volume Residu.

Page 72: PEMICU 1 kel 3

MEKANISME PENGHANTARAN OKSIGEN KE SELURUH TUBUH

• Gas bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan cara difusi

• Oksigen berdifusi dari alveoli ke dalam darah kapiler paru karena tekanan parsial oksigen (PO2) dalam alveoli lebih besar daripada PO2 dalam darah kapiler paru

• PO2 yang lebih tinggi dalam darah kapiler daripada dalam jaringan menyebabkan oksigen berdifusi ke dalam sel-sel disekitarnya.

Page 73: PEMICU 1 kel 3

Perbedaan respirasi pada orang yang rutin berolahraga dan yang tidah rutin ?

• Aktifitas fisik dalam waktu lama otot perlu energi yg lancar dan stabil secara berkesinambungan. Untuk memenuhi kebutuhan energi tsb :

• - pada orang tidak terlatih dengan cara meningkatkan frekuensi respirasi

• - pada orang terlatih dengan cara meningkatkan volume tidal

Page 74: PEMICU 1 kel 3

Perubahan respirasi pada keadaan khusus (asma)

• Suatu keadaan klinis dgn episode berulang karena penyempitan bronkus yang revversible

• tidak bisa mencapai nilai normal aliran udara selama repirasi

• Ditandai dgn volume udara ekspirasi paksa rendah.• Saluran udara menyempit pengosongan udara

tidak cepat nafas cepat• Penyempitan saluran turbulensi udara tinggi

mengi

Page 75: PEMICU 1 kel 3

Terapi oksigen

Diberikan dengan cara :1. Meletakkan pasien di suatu tenda(tempat

tertutup) berisi udara yg mengandung oksigen

2. masker3. selang intranasal

Page 76: PEMICU 1 kel 3

Bermanfaat pada : - hipoksia atmosferik (100% efektif)- hipoksia hipoventilasi (tapi tidak berguna pada

keadaan kelebihan Co2 dlm darah akibat hipoventilasi)- Hipoksia karena gangguan difusi membran alveolus

Kurang bermanfaat : - Penderita anemia, kelainan transport oksigen oleh Hb.

Tidak bermanfaat pada:- Hipoksia karena penggunaan oksigen jaringan yang

tidak adekuat

Page 77: PEMICU 1 kel 3

Pengaruh ketinggian tempat terhadap adaptasi sistem respirasi

Orang yang tinggal di tempat dengan PO2

teraklimatisasiPrinsip utama pada aklimatisasi :1. Peningkatan ventilasi paru2. Peningkatan jumlah sel darah merah3. Peningkatan kapasitas difusi paru4. Peningkatan vaskularisasi jaringan perifer5. Peningkatan kemampuan sel dalam

menggunakan oksigen sekalipun dengan PO2.

Page 78: PEMICU 1 kel 3

Bioenergetika dan Radikal Bebas

Bioenergetika adalah ilmu pengertahuan mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi kimia.