Imogene King Pemicu 3

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan Zaman. Demikian juga perkembangan pelayanan kesehatan diIndonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi dibidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya perawat harus harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sydah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu pesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol- simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud teori keperawatan adalah 1

description

konsep teori keperawatan

Transcript of Imogene King Pemicu 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKeperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan Zaman. Demikian juga perkembangan pelayanan kesehatan diIndonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi dibidang kesehatan yang senantiasa berkembang.

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya perawat harus harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sydah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu pesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.

Teori model konseptual Imogene M. King merupakan salah satu teori keperawatan yang perlu diketahui oleh perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.

B. Tujuan

1. Mengetahui lebih lanjut latar belakang pengembangan teori model konseptual Imogene M. King

2. Mengetahui asumsi utama teori model konseptual Imogene M. King

3. Mengetahui pandangan ahli teori model konseptual Imogene M. King dilihat dari perpektif paradigma keperawatan

4. Memahami skema model teori model konseptual Imogene M. King

5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan teori model konseptual Imogene M. King

6. Memahami contoh aplikasi penerapan teori pada praktik pelayanan keperawatan

C. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Tujuan

C. Sistematika Penulisan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tinjauan pustaka secara umum tentang teori model konseptual imogene m. King

BAB III: PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi latar belakang pengembangan teori, asumsi dasar teori, pandangan ahli dilihat dari perspektif paradigma keperawatan, skema model teori, kekuatan dan kelemahan teori serta contoh aplikasi penerapan teori tersebut pada praktik pelayanan keperawatan.BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Biografi

Imogene M. King lahir 30 Januari 1923 di West Point, Iowa dan menerima diploma dari Rumah Sakit St Yohanes dari Sekolah Keperawatan di St Louis, MO pada tahun 1945.Dia memperoleh BSN di tahun 1948 dan MSN pada 1957 dari St Louis University dan Doctor of Education dari Teachers College, Columbia University, NY. Menjadi direktur di Ohio State University, School of Nursing (1968-1972).King adalah seorang Associate Professor (1961-1966) dan Profesor (1971-1980) di Universitas Loyola.Chicago.Raja pensiun pada tahun 1990 setelah sebelumnya menjabat sebagai Profesor, College of Nursing, University of South Florida. Seorang anggota aktif dari Distrik IV, Florida Nurses Association (FNA) (Presiden masa lalu dari Florida Perawat Foundation dan FNA Hall of Fame dilantik), American Nurses Association (ANA 1996 Jessie Scott Penghargaan dan Hall of Fame dilantik) dan Sigma Theta Tau Internasional (STTI 1989 Elizabeth Russell Pendiri Penghargaan dan Virginia Henderson Fellow) dan Fellow di American Academy of Keperawatan (2005 Hidup Legenda dilantik).

B. Diskripsi Teori dan ModelKing memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu: Informasi kesehatan, Pencegah penyakit, dan Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit. Sehingga dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen yaitu: Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn respons dari individu. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

C. Kerangka KonsepKing memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan. Kerangka kerja teori ini Proses keperawatan didefinisikan sebagai proses interpersonal yang dinamis antara perawat, klien dan sistem pelayanan kesehatan. Dari konsep utamanya (interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stres, pertumbuhan dan perkembangan) yang berasal teori pencapaian tujuan.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pengembangan Teori Imogene M. KingDalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang Konsep Umum dari Perilaku Manusia (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut: Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan.Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya sebagai suatu sistem, konsep dan proses.

B. Asumsi Imogene M. King1. Asumsi Eksplisit meliputi :

a. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkungannya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia b. Individu adalah mahluk sosial, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control, berorientasi pada kegiatan waktu.

c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai pasien serta perawat.

d. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupannya.

e. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka mengambil keputusan.

f. Tujuan pemberi dan penerima pelayanan kesehatan mungkin tidak sama.2. Asumsi Implicit meliputi :

a. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.b. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan.c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan. C. Pandangan Imogene M. King Dilihat dari Perspektif Paradigma Keperawatan1. Keperawatan (Nursing)

Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan yang ada di masyarakat. Tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu memelihara kesehatan mereka, sehingga mereka dapat menjalani peran-peran mereka. Keperawatan adalah suatu proses interpersonal yang meliputi tindakan/aksi, reaksi, interaksi dan transaksi. Persepsi perawat dan pasien juga mempengaruhi proses interpersonal.

2. Manusia (Person)King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga system interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai system personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.3. Kesehatan (Health)

Kesehatan berimplikasi pada penyesuaian berkelanjutan terhadap stres di dalam lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan yang optimal dari sumber dayanya untuk mencapai potensi maksimum untuk kegiatan sehari-hari (King, 1981, p. 5 dalam Tomey & Alligood, 2006).

4. Lingkungan (Environment)

King (1981 dalam Tomey & Alligood, 2006) percaya bahwa satu pemahaman tentang tatacara manusia berhubungan dengan lingkungan untuk memelihara kesehatan adalah hal yang essensial untuk perawat. Sistem terbuka berimplikasi pada interaksi yang terjadi antara sistim dan lingkungan yang mengalami perubahan secara terus menerus. Penyesuaian-penyesuaian dalam kehidupan dan kesehatan dipengaruhi oleh satu interaksi individu dengan lingkungan.

D. Skema Model Teori Imogene M. King

King mengemukakan beberapa asumsi tentang dasar kerangka konsepnya, yang meliputi asumsi tujuan keperawatan yaitu pelayanan kesehatan individu dan kelompok dan manusia sebagai sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya. Kerangka konseptual terdiri dari tiga sistem yang saling berinteraksi, yaitu sistem personal (individual), sistem interpersonal (kelompok) dan sistem sosial. Berikut diagram sistem interaksi menurut King :

Gambar : Dynamic interacting systems(King, 1981 dalam Tomey & Alligood, 2006)

1. Sistem Personal (individual)

Individu berada dalam sistem personal. Konsep yang perlu dipahami dalam sistem personal antara lain :

a. Gambaran diri (body image)

Adalah Persepsi tentang diri individu sendiri dan persepsi orang lain tentang dirinya.b. Pertumbuhan dan perkembangan ( growth & devolepment )

Perubahan yang terjadi pada individu secara terus menerus baik secara seluler, molekuler dan tingkatan-tingkatan aktivitas perilaku yang kondusif untuk menolong individu bergerak ke arah kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan dapat menggambarkan suatu proses dalam kehidupan dimana terjadi peningkatan potensinya untuk mencapai aktualisasi diri.

c. Persepsi (perception)Persepsi adalah menyalurkan energi dari lingkungan dan mengelompokkannya melalui informasi, penyimpanan informasi dan menyampaikannya dalam bentuk tingkah laku yang jelas.

Persepsi adalah proses organisasi, interpretasi dan transformasi data yang diingatnya melalui perasaan.

Persepsi: adalah representasi individu terhadap gambaran realita, seperti kesadaran diri terhadap object, orang-orang dan kejadian. (http://www.ignou.ac.in/edusat)

d. Diri sendiri (self)

Merupakan pemikiran dan perasaan yang berkaitan dengan personalitas seseorang yang berbeda dengan orang lain dan mempengaruhi pandangannya terhadap siapa jati dirinya.

Diri sendiri termasuk berbagai hal, sistim dari ide/ gagasan, sikap, nilai dan komitmen-komitmen. Diri sendiri adalah lingkungan subjektif seseorang secara keseluruhan. Hal ini merupakan pusat yang istimewa dari pengalaman dan signifikansi. Diri sendiri menunjukkan dunia seseorang pada bagian dalam yang dibedakan dari dunia luar yang terdiri dari orang lain dan berbagai hal. Diri sendiri adalah individu seperti yang dikenal sebagai individu, adalah ketika kita mengatakan "aku" (Jersild, 1952, p. 10 dalam Tomey & Alligood, 2006).

e. Ruang (space)

Ruang (space) ditandai dengan karakteristik universal. Semua orang mempunyai beberapa konsep personal yang bergantung pada hubungan dengan situasi, dimensi, area, jarak, waktu dan tanggapan yang berdasar pada persepsi masing-masing individu.

Ruang ( space) dapat juga diartikan sebagai batasan tegas dari fisik dan perilaku yang ditampakkannya.

f. Waktu

King menggambarkan waktu sebagai jangka waktu antar peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya dan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing individu, sehingga peristiwa yang satu dengan yang lain akan saling berhubungan.

2. Sistem Interpersonal

Sistem interpersonal dibentuk ketika dua atau lebih individu saling berhubungan, pembentukan oleh dua orang atau tiga orang. Interaksi perawat dan pasien adalah satu jenis dari sistim interpersonal. Keluarga, sebagai kelompok kecil, dapat dipertimbangkan sebagai sistem interpersonal. Dalam sistim interpersonal diperlukan satu pemahaman tentang konsep komunikasi, interaksi, peran, stres dan transaksi.

a. Komunikasi

Komunikasi didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari individu satu ke individu yang lain secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi merupakan komponen interaksi. Termasuk didalamnya perubahan tanda-tanda non verbal dan simbol-simbol antara perawat klien dengan lingkungan merupakan komunikasi.

b. Interaksi

Interaksi merupakan suatu proses persepsi dan komunikasi antara individu dengan lingkungan dan antara individu yang satu dengan individu yang lain, diwujudkan dengan perilaku verbal dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Setiap individu yang berinteraksi dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dalam pengetahuan, tujuan, pengalaman terdahulu dan persepsi.

c. Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari individu yang memiliki peraturan yang menjelaskan hak dan kewajiban. Jika harapan peran berbeda dan tidak sesuai dengan yang terjadi, dapat menimbulkan konflik. Dan hal ini berdampak pada penurunan keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat.

d. Stres

Stres adalah tingkatan yang dinamis dalam interaksi individu lingkungan. Stres melibatkan perpindahan energi dan informasi antara individu lingkungan untuk pengaturan dan pengendalian stressor. Peningkatan stres dalam interaksi individu dapat mempersempit bidang persepsi dan menurunkan kerasionalan. Peningkatan stres juga berpengaruh terhadap intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien.

e. Transaksi

Transaksi didefinisikan sebagai maksud dari interaksi untuk mencapai tujuan tertentu.3. Sistem Sosial

Sistem yang saling berinteraksi secara menyeluruh yang terdiri dari kelompok masyarakat, dikenal sebagai sistem sosial. Kegiatan keagamaan, bidang pendidikan dan sistem pelayanan kesehatan adalah contoh-contoh dari sistem sosial. Pengaruh perilaku terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu yang berada dalam keluarga ekstended di masyarakat adalah contoh lain dari pengaruh sistem sosial. Di dalam sistem sosial, penting untuk memahami otoritas konsep, pengambilan keputusan, organisasi, status. a. Otoritas (autority )

Merupakan proses transaksi yang aktif dalam pengalaman seseorang untuk memahami nilai yang berpengaruh, legitimasi dan menerimanya sebagai posisi dalam organisasi berkaitan dengan otoritasnya.

b. Pengambilan keputusan ( decision making)

Adalah perubahan dan proses yang disengaja melalui proses memilih sesuai dengan tujuan dengan mengidentifikasi aktivitas yang mungkin dilakukan oleh individu atau group untuk mencapai tujuan.

c. organisasi ( organization )

Dibentuk oleh individu yang memiliki peran yang diharapkan sesuai dengan posisinya. Orang tersebut akan menggunakan berbagai sumber untuk mencapai tujuan baik personal maupun organisasi.

d. Status

Status adalah hubungan seseorang di dalam grupnya dengan anggota lainnya dalam satu grup atau grup yang satu dengan grup yang lainnya.

Konsep-konsep di dalam kerangka tersebut merupakan dimensi pengaturan dan menunjukkan pengetahuan yang penting bagi pemahaman interaksi di antara ke tiga sistem. Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 19 dalam Tomey & Alligood, 2006).

Bagaimanapun King dengan jelas telah mengidentifikasi bahwa konsep-konsep yang berada di dalam kerangka itu tidak dibatasi hanya pada salah satu sistem yang saling berinteraksi secara dinamik tetapi juga yang berseberangan dengan ketiga sistem tersebut.

Menurut King, sistem personal merupakan sistem terbuka dimana di dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia sebagai indivudu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu, tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makluk sosial akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu : kebutuhan terhadap informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari kompenen yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :

1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak untuk pencapaian tujuan.

2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan merupakan respon individu

3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.

4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. (Murwani Arita, S.Kep. 2009)E. Kekuatan dan Kelemahan Teori Imogene M. King

Kekuatan :

Kerangka konseptual King pada dasarnya dapat diaplikasikan dalam setiap tatanan pelayanan keperawatan. Karena pada dasarnya dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat berinteraksi dengan klien dan dalam setiap interaksinya perawat berorientasi pada sebuah tujuan sehingga tercapai kondisi klien yang sehat.

Kelemahan :

1. Teori ini cukup spesifik tetapi batasannya kurang jelas. Misalnya bagaimana cara penetapan tujuan, batasan mengenai kriteria keberhasilan ketercapaian suatu tujuan

2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja

3. Fokus teori ini kurang membahas secara mendalam bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar manusia

4. Batasan lingkungan sebagai sistem di luar individu kurang dalam terbahas pada teori ini. Bagaimana lingkungan yang mendukung pencapaian hasil, dan sebagainya.

F. Fenomena Keperawatan dikaitkan dengan Teory Imogine King

Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri pelvic dan pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan menderita Ca Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan bilateral salpingo-oophorectomy.

Riwayat kesehatan masa lalu: jarang melakukan pemeriksaan fisik secara teratur. Ny D mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Tinggi badan 5 kaki 4 inci dan BB 89 pound. Biasanya dia memiliki BB 110 pound. Dia seorang perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan berlangsung selama 16 tahun. Dia sudah memiliki 2 orang anak. Kehamilan pertama ketika dia berusia 16 tahun dan kehamilan yang kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia menggunakan kontrasepsi oral secara teratur. Dia menikah dan tinggal dengan suaminya bersama 2 orang anaknya dirumah ibunya, dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Suaminya seorang pengangguran. Dia menggambarkan suaminya seorang yang emosional dan kasar.

Ny D telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi. Hal itu mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di rumah. Obat yang digunakan adalah antibiotic, analgetik untuk nyeri dan antiemetic untuk mualnya. Sebagai tambahan, dia akan mendapatkan terapi radiasi sebagai pengobatan rawat jalan.

Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa depannya dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah hukuman akibat masa lalunya.

1. Pengkajian dan analisa fenomena

Pada model konseptual system King, Ny D sebagai konsep personal system yang saling berinteraksi dengan system lain. Banyak hal yang saling mempengaruhi perilaku dan kesehatannya. Diagnosa dari servikal kanker kelas V dan pengobatan berikutnya, keduanya merupakan stressor utama juga berpengaruh untuk kesehatannya. Interaksi bersama Ny D dan perawat, komunikasi, bersama-sama menentukan tujuan dan membuat keputusan tentang maksud pencapaian tujuan.

Perawatan Ny D dimulai dengan pengkajian termasuk pengumpulan data, interpretasi dan verifikasi data. Sumber datanya dirinya sendiri dan persepsi utama tentang dirinya dan sikapnya dan pengalamannya kemudian pengetahuan sebagai konsep dalam kerangka kerjanya, ketrampilan berpikir kritis, kemampuan dalam menggunakan proses keperawatan, pengetahuan tentang pengobatan dan diagnosis, pengobatan dan prognosis cancer dengan stadium V. Perawatan pada Ny D sudah mencakup praktek keperawatan keseluruhan, yang mencakup promosi kesehatan, pemulihan kesehatan, merawat orang sakit dan perawatan pasien terminal (King, 1981).

Perawat dalam situasi ini, dimulai dengan interpersonal system dengan Ny.D. Proses transaksinya dimulai dengan persepsi, pertimbangan, mental action, dan reaksi kedua individu. Pengkajian perawat dan aplikasi pengetahuan tentang konsep dan proses. Meskipun semua konsep King dalam kerangka kerjanya sepertinya akan mengkontribusi dalam perawatan Ny D, konsep kritikal terdiri dari persepsi, diri sendiri, koping, interaksi, model, stress, power dan pengambilan keputusan.

Beberapa persepsi perawat didasarkan atas beberapa kumpulan dan interpretasi informasi. Persepsi Ny D yang lalu, sekarang dan yang akan datang mempengaruhi respon verbal dan nonverbal. Persepsi yang akurat penting dalam proses interaksi, validasi dengan persepsi Ny D dan interpretasi pada persepsi Ny D. Persepsi Ny.D mungkin mempengaruhi tingkat emosional, stress dan nyeri. Persepsi perawat dipengaruhi oleh budaya, status social ekonomi, usia dan pengetahuan (pengobatan dan diagnose Ny D) dan keterampilan yang professional.

Menurut King 1881, diri adalah konsep utamanya termasuk total subyektif, sifat, nilai, pengalaman, komitmen dan kesadaraan individu. Debby mengambil informasi penting tentang diri. Dia menangis dan mengekspresikan ketakutannya, concern, keraguan dan menyalahkan diri sendiri. Kesalahan masa lalu mempengaruhi kesehatannya dan perasaannya. Perasaan tentang diri dan situasinya yang tidak jelas merupakan penyebab stress. Debbie mengalami stress fisik dan interpersonal. Stressor fisik didapat dari penyakit dan tindakan pembedahan. Isi kandung kemih, gangguan dalam fungsi kandung kemih, nyeri dan mual adalah identifikasi masalahnya, dan pengobatan radiasi bisa menjadi masalah lain dari status fisiknya.

Dalam system interpersonal, debby diidentifikasi ada jarak dan sering mengalami kekerasan dengan suami, yang tentunya menjadi kelemahan utama dalam dukungan emosi selama melewati masa-masa yang sulit. Suaminya tidak bekerja ( pengangguran) dan debby tidak memiliki kemampuan untuk bekerja; inilah yang menyebabkan terjadinya masalah keuangan yang menjadi sumber stressor. Suaminya tidak mampu menyediakan dukungan emosional yang baik dan juga materi yang berkontribusi terhadap anak-anak mereka terutama yang akan mengubah tugas dari mereka. Situasi kehidupannya menjadi stressor lain serta Lingkungannya yang tidak kondusif dan bising. Penilaian keperawatan terletak pada situasi dalam keluarga debby dengan perawatan post operatif. Juga kemungkinan bahwa kelemahan seseorang dan kemungkinan keluarga berkontribusi cepat menyebabkan stress. Koping seseorang dan stress interpersonal keduanya dapat mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Debby membutuhkan sumber-sumber untuk menolong dirinya, situasi dan masa depannya.

Komunikasi adalah kunci kestabilan mutu dan kepercayaan antara Ny D dan perawat berarti memvalidasi persepsi, memprioritaskan kestabilan pasien dan bergerak pada proses untuk mencapai tujuan. Ny D mengharapkan partisipasi dalam pencapaian tujuan tersebut. Bagaimanapun Ny D membutuhkan perlindungan lebih dan memerlukan petunjuk dari perawat terutama dalam menyusun tujuan menengah. Perawat dapat menemukan petunjuk untuk membantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan berdasarkan asumsi Konseptual system menurut King. Sebagai contoh keseluruhan tujuan keperawatan adalah membantu fungsi dalam tugas mereka (King, 1981). Ungkapan Ny D yang terpenting adalah anak-anaknya. Ini mungkin mengenai tugas seorang ibu. Bagaimanapun Ny D berstatus sebagai pasien. salah satu dasar yang dapat mengubah pemulihan dari penyakit. Asumsi dasar yang lain adalah bahwa perawat membantu pasien untuk mengubah status kesehatan mereka. Keputusan tentang tujuan harus berdasarkan kemampuan, keterbatasan, prioritas psien dan situasi. Dalam situasi ini, tujuan prioritas adalah mengontrol rasa sakit dan rasa mual post operasi walaupun ini membutuhkan validasi dengan Ny D. Tujuan selanjutnya mempersiapkan Ny D untuk pemasangan kateter sementara.

Sangat penting untuk menentukan sejauhmana kekhawatiran dan kecamasan yang dialami Ny. D. Yang bertentangan dengan kemampuannya untuk berperan dalam menentukan tujuan dari keberhasilan pengobatan atau mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam rangka mencapai tujuan. Jika semua masalah ini bertentangan dimensi pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan konsultasi psikologis, tindakan penting lainnya mungkin lebih diarahkan pada pengarahan sumber daya yang dimiliki Ny. D khususnya dukungan keluarga meskipun Ny.D mungkin tidak akan menjadi Ibu rumah tangga yang baik. Ny. D bisa saja menjadi sumber dukungan emosional dan pertolongan / bantuan langsung seperti transportasi dari dan ke RS. Ketika Ny.D harus menjalani pengobatan rawat jalan. Sangat memungkinkan tujuan perawatan dan pasien tidak sejalan berlanjut sampai pada analisa sintesa, validasi pada situasi yang kritis.

Sebagai tambahan, perlu adanya diskusi tentang tujuan bersama, Ny.D mengharapkan untuk dilibatkan dalam diskusi tentang tindakan untuk mencapai tujuan. Melibatkan Ny.D dalam pengambilan keputusan mungkin akan membutuhkan tantangan yang besar karena merasa bahwa tidak berdaya, untuk menjalani penyakitnya, pengobatan, dan kemampuan untuk menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga. Namun usaha ny. D untuk meningkatkan percaya dirinya, yang pada gilirannya dapat mengurangi stress, meningkatkan mekanisme koping, merubah persepsi, yang semuanya dapat mendorong kearah perubahan status kesehatannya.

Pencapaian tujuan memerlukan evaluasi yang berkelanjutan. Follow up terhadap rasa nyeri, mual, gangguan perkemihan, segera setelah dilakukan tindakan sangat diperlukan. Satu cara untuk dapat melakukan ini mungkin dengan menyusun rencana perawatan dirumah yang akan mendasari tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan . dengan hadirnya seorang tenaga professional dirumah juga dapat memberikan kontribusi untuk melakukan penilaian lebih lanjut terhadap keluarga, validasi dari perkembangan pencapaian tujuan keperawatan dan memodifikasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan keperawatan.

Menurut king, jika kesepakatan telah dibuat, tujuan akan tercapai. Pencapaian tujuan dapat meningkatkan atau memelihara status kesehatan, control penyakit, atau membimbing untuk meninggal dengan tenang. Jika tujuan tidak tercapai, perawat perlu untuk melakukan pengkajian kembali, berfikir kritis, dan perjanjian antara perawat dan klien. Tidak tercapainya tujuan dapat diperoleh dari tidak sempurnanya data focus, persepsi yang salah, kurang pengetahuan , kurangnya interaksi dalam berhubungan, konflik dalam pencapaian tujuan, dan sejumlah penghalang lainnya yang biasa berasal dari perawat, pasien dan sistim penghambat lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Muwarni Arita, S.Kep, Ns. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Fitramaya : Yogyakarta

Tomey & Alligood. (2006). Nursing Theories and Their Work. 6th edition. St Louis : Mosby

(http://www.ignou.ac.in/edusat/BNS/BNS101-Blk2-3-4/Block1en/67-80color.pdf)

Interpersonal system (groups)

Social system (society)

Personal system (individual)

Feedback

Perawat

Aksi

Klien

Transaksi

Interaksi

Reaksi

Feedback

16