Teori Imogene King Kmunitas
-
Upload
septi-asrini -
Category
Documents
-
view
141 -
download
7
Transcript of Teori Imogene King Kmunitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian
juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi keperawatan adalah
profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus
mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep
adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan
smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun
suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang
absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan
digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan
model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang
bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi,
persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu dan ruang (Marriner,
A. 1986).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang konsep dan teori keperawatan
Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang keperawatan nantinya.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar manusia sebagai calon
perawat.
b. Mahasiswa terbantu secara teori dalam memahami dunia keperawatan
c. Mahasiswa memahami konsep keperawatan yang penekanan perawatan sebagai ide
moral
d. Mahasiswa mampu menerapkan konsep dan teori keperawatan sedini mungkin
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini tersusun berdasarkan bahasa EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Makalah ini
terdiri atas 3 Bab yaitu : Bab I. Pendahuluan, Bab II. Isi, Bab III. Penutup. Referensi
makalah ini terdapat dalam dua sumber yaitu buku dan internet.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan
teoridan model keperawatan?
2. Bagaimanakah karakteristik teori Imogene King tentang keperawatan dan apa
sajakah faktor-faktor yangmempengaruhi teori keperawatan?
3. Bagaimanakah pandangan Imogene King tentang model konsep dan teori
keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG KEHIDUPAN DAN PRESTASI YANG DI RAIH IMOGENE
KING
Lahir 18 November 1908, di Philadelphia, PA, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra
pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis, Brady)
Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955); menikah Raja
Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri: dua anak, satu anak perempuan.
Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of Nursing
di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat karyawan, dan
perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in Nursing Education dari st.
Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikandari Teacher’s
College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. meraih gelarPh.D, dari Southern
Illinois University di tahun 1980.
Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di Universitas
Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a theory : general
concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai
asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen kesehatan,
pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat ssebagai kepal sekolah
keperawatan di TheOhio State University, Columbus.Manuskrip buku pertamanya“Toward
a Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit
dan di publikasikan 1972 menjabat pada tahun 1971.
Ia kembali ke Chicago tahun segai professor di program LoyolaUniversity. Tahun 1978-
1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical
Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense
Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia
pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For Nursing: System,
Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan tahun 1981.
Dia adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan
beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang berjudul
“Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.
B. SUMBER-SUMBER TEORITIS
King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan
dari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu
perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti dan
praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi-situasi
keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah
pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek
keperawatan profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep
yang melembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial
dalam keperawatan.
Dalam suatu konferensi para ahli teori ilmu keperawatan, ia menyatakan Sistem Teori dari
Ilmu tentang perilaku membawa pengembangan "dynamic interacting system" Ia
menjeleskan dalam sistem ini ada tiga level operasi yang berbeda yaitu:
1. Individu-individu
2. Kelompok-kelompok
3. Masyarakat
Dalam buku keduanya ia menyatakan jika tujuan perawatan adalah memperhatikan
kesehatan individu-individu dan penanganan kesehatan kelompok, dan jika seorang
menerima premis bahwa manusia merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan, maka kerangka kerja konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk
menghubungkan ide-ide ini.
Konsep-konsep dan definisi-definisi karyanya digali dari banyak sumber. Yaitu :
1. E. Erikson
2. A.L Gessel
3. Gibson
4. L. Hall
5. A.T. Jersild
6. J. Piaget
7. I. Orlando
8. H. Peplau
9. H. Selve
C. PENGGUNAAN BUKTI - BUKTI EMPIRIS
Berkaitan dengan "perception" King menguji penelitian F.H Allport, K.L Kelley
dan K.R Hammond, dan W.H Ittleson dan H. Cantril dan yang lainnya. Dalam
pengembangan definisinya mengenai "space", R. Sommer dan R. Ardrey's sering di
gunakan dan penelitian B.B Minkley's telah dicatat. Untuk "time" Pekerjaan D. Orem di
akui. Dalam memeriksa "communication", teori-teori dan model-model P. Watzlawick, J.H
Beavin dan D.D Jackson, dan D. Krieger dicatat. Hasil penelitian oleh J.F Whiting, I.
Orlando dan J.Bruner telah diperiksa untuk informasi"interaction " Dan" transact ion".
Teory pengetahuan J. Dewey, berkaitan denganself- action,dan interaksi dalam mengetahui
dan diketahui, dan penelitian A. Kuhn mengenai transaksi juga digunakan.
Dia membangun kerangka kerja konseptual yang terdiri sistem tebuka yang meliputi tiga
bagian "kesadaran dinamis kompleks tingkah laku manusia dalam tingkah laku
keperawatan yang membuat formulasi kerangka kerja konseptual yang mencerminkan
sistem personal, interpersonal, dan sosial sebagai domain keperawatan. Masing-masing dari
komponen tersebut menggunakan manusia sebagai elemen dasar karena sebagai individu,
manusia menukar materi, energi, dan informasi dengan individu lain dan lingkungan.
Individu-individu berada dalam sistem personal. Sistem-sistem intrepersonal, atau
kelompok, dibentuk ketika dua individu atau lebih berinteraksi. Sistem interaksi akhir berisi
kelompok dengan kepentingan dan kepedulian yang sama dalam masyarakat dan di sebut
sebagai sistem sosial.
D. KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI
Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1. Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan
orang dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di arahkan
untuk mencapai tujuan.
2. Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
3. Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya,
baik secara langsung atau tidak langsung.
4. Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan.
5. Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
posisi dalam system sosial,peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban.
6. Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7. Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri individu
secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif untuk menolong
individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
8. Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
9. Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu
merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap manusia.
E. BENTUK LOGIKA
King mmenunjukan dalam The second Nurse Educatoris bulan Desember 1978,
yang mana pengembangan teori di tampilkan dengan menggunakan logika induksi dan
deduksi.
1. Pribadi (Person)
Asumsi spesifik berhubungan dengan orang :
a. individu-individu makhluk social
b. individu-individu makhluk ber’sense’
c. individu-individu makhluk rasional
d. individu-individu makhluk perasa
e. individu-individu makhluk pengontrol
f. individu-individu makhluk bertujuan tertentu
g. individu-individu makhluk berorientasi tindakan
h. individu-individu makhluk berorientasi waktu
King menulis individu-individu memiliki hak mengetahui mengenai diri mereka,hak untuk
berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, kesehatan
mereka dan pelayanan masyarakat dan hak untuk menerim atau menolak perawatan
kesehatan.
2. Kesehatan (Health)
Kesehatan di pandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan. Kesehatan
mempengaruhi pengadaptasian terus-menerus terhadap stres. Didalam lingkungan internal
dan eksternal melalui kegunaan optimum sumber-sumber manusia untuk meraih potensi
maksimal bagi kehidupan keseharian.
Kesehatan merupakan fungsi bagi perawat, pasien, psikiater, keluarga dan interaksi-
interaksi lain.
3. Lingkungan (Environment)
King menyatakan ”pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi dengan lingkungan
mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi perawat”. Pencocokan
kehidupan dan kesehatan di pengaruhi oleh interaksi individu dengan masyarakat, setiap
manusia menerima dunia sebagai totalitas orang dalam membuat transaksi dengan individu
dan benda-benda di lingkungan.
F. PENERIMAAN OLEH KOMUNITAS ILMU PERAWATAN
1. Praktek
Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakan satu fungsi
interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori ”Karena ini abstrak,
tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan atau program-program
yang konkret dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris dapat teridentifikasi,
terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat diaplikasikan dalam
situasi-situasi yang nyata.Teori ini dan GORN (The Goal Oriented Nursing Record)
berguna dalam praktek perawat untuk menyediakan rencana-rencana individual dan
perawatan pada saat menyemangati partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat
keputusan. GORN merupakan satu pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan
keperawatan.
2. Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design kurikulum
progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston. Konsep-konsep
King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir. Berguna dalam
pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa bagi penelitian.
Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi perawat,Pengorganisasian
tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3. Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit,
diperawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang,
komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.
G. PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT
Ia menyatakan ”banyak profesi yang memiliki misi utama dalam menyampaikan
pelayanan sosial memasyarakatkan penelitian yang berkelanjutan untuk menemukan
pengetahuan baru yang akan di terapkan untuk memperbaiki praktek dasar bagi praktek
keperawatan adalah pengetahuan, aktivitasnya di jaga oleh keintelekan dan pengaplikasian
intektual yang di terakan dalam praktek nyata.
H. TINJAUAN KRITIS
1. Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas karena ia
menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikan contoh pengaruh
negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan overload sensor. King menyatakan
bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas dan diturunkan secara konseptual dari
identifikasi karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik, menyatakan contoh kegunaan
pengetahuan konsep-konsep keperawatan, namun contoh itu bukanlah definisi konsep. Ia
berpikir bahwa kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinya dari pembuat stres dan
mereka berbeda.
2. Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak dapat
berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi
yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai bahwa kritik
menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang, peristiwa, dan situasi
yang tidak mungkin.
3. Kesesuaian empiris
Masih dalam tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi
perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari tujuan
dan apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat diukur bersama
dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya relatif baru pengujian
empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan diantara konsep-konsep tersebut.
THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971)
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku
terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta
alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari
informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971.
King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai
sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King
mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia
seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi
dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi
manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu
dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting
Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan
social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan,
dll).
Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial,
perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari
keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut lebih
spesifik terhadap interaksi perawat dengan klien.
1.Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses
interaksi.
3.Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal
tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi
sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat
berbeda.
Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :
1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.
2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit.
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu
untuk membantu dirinya sendiri.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan,
bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk
memelihara kesehatannya.
Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang
human being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal
Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems,
dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di
organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan
status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya.Dalam interpersonal systems perawat-
klien berinteraksi dalam suatu area (space).
Menurut King intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan
dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas
yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling
berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan
komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan
lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai
tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan
dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang
pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang
kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam
pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari
interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam
sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika
terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan
keperawatan.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia
dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia
dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh
kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk
membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu
adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman
yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana
terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
A. Kerangka Konsep Imogene M. King
King mengemukakan dalam. kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh
perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.
Sistem Personal
Menurut king setiap individu adalh sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem personal
konsep yang relevan adalah sebagai berikut :
1. Persepsi
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian. Persepsi
berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa
lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal
atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal
2. Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri
adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang
dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan. Perturnbuhan dan perkembangan
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini
biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksikan walaupun individii itu
berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti clan memuaskan. Tumbuh
kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia
bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.
3. Citra Tubuh
King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-
reaksi lain untuk penampilanya.
Ruang
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif,
individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan
waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Defmisi
secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai
area fisik yang disebut territory dan pcrilaku orang yang menempatinya.
4. Waktu
King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian yang lain
merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan
kejadian yang lain.
Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interkasi antraa manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang
disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan sistem interpersonal adalah interkasi,
komunikasi, transaksi, peran dan stress.
5. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau
lebih didalam hubungan timbal balik.
6. Komunikasi
King mendefmisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari
satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon,
televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional,
perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan
dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan
ide-ide satu orang keorang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku
adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
7. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal
berdasarkan persepsi mereka. Dirnensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman
atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu
8. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai
pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi
set perilaku yang di harapkan pada orang yang meriducuki posisi di social sistem, set
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan
prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan
pada situasi khusus.
9. Stress
Definisi stress menurut king adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia
berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan,
perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informasi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus
terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-
spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lain, individual, personal, dan subyektif.
10. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosisal,
perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme
pengaturan antara praktek-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan
dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan
keputusan.
11. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan
pengaturan formal dan infonnal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal
atau organisasi.
12. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi
yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi
definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan
wewenang.
13. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam
organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada
tujuan.
Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan
pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terns
menerus, dan berorientasi pada tujuan.
14. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergartungan dapat diubah.
King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok
dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenai bahwa status
berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
B. Asumsi King
King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun
irnlisit. Asumsi eksplisit meliputi:
1. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya,
dengan tujuan untuk kesehatan manusia
2. Individu adalah sosial, mengirim. rasional, reaksi, penerimaan, kontrol,
berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta
perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,
berpartisipasi dalam membuat keputusan mempengaruhi kehidupannya, kesehatan, dan
pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan,
5. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambil keputusan.
6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak
sama.
Sedangkan asumsi implisit meliputi :
1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau
pengambilan keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak kesehatan.
C. Pandangan King Terhadap Keperawatan
Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis
sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu dalam
kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok mempunyai
ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat
Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling
berinteraksi dengan sistem lainya secara terbuka/ Lingkungan merupakan suatu sistem
terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan
penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan
eksternal.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara
berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan ekstemal melewati
rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh rsseorang atau
individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang maksimal.
Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan
perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada
gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat
transaksi.
D. Analisa Teori
Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsep
keperawatan menurut King adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dan
klien yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam
suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien
yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui
komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud
untuk mencapai tujuan.
Tahapan prosedur analisa teori :
1. Sumber Teori (Origins)
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang
dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia”
(General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui
penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul
“Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing).
Selanjutnya pada tahun 1968-1972. King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
a. Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk
mengembangkan keperawatan.
b. Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan
professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981
mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”. Pada
suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung
pengembangan interaksi yang dinamis”. King mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam
tiga sistem interaksi: personal sistem (individuals), interpersonal sistem (groups) dan sosial
sistem (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem elayanan kesehatan, dll) yang
disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa
jika tujuan keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan
kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem
yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual hams diorganisir untuk
menggabungkan ide-ide.
Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia
sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang
terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari
teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress,
tumbuh kembang, waktu dan uang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model leori
induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, discusi, penelitian dan
lain-lain.
2. Makna (Meaning)
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan
dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh
ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua metode:
a. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b. Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment
Manfaat dari teori ini adalah:
a. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
b. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan.
c. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi
untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik.
d. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan
dasar praktek keperawatan profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya :
a. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
b. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu
teori.
3. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)
Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan
iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup
adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.
4. Manfaat (Usefulness)
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan
klien dan sistem pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak
dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program
pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus
terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan.
Perawat-perawat yang in gin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus
mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal
Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu
sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini
merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini
masuk dalam desain kurikulum pendidikan keperawatan.
5. Generalisasi (Generalizability)
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian
besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mernpunyai keterbatasan
khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan
perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
6. Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat
dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.
BAB III
PENUTUP
Setelah menguraikan msalah dan semua teori-teori dari Imogene King di atas maka
dapat kami tarik kesimpulan bahwa banyak sekali konsekuensi-konsekuensi yang
bermanfaat dalam praktek keperawatan. Serta sosok seorang Imogene King yang selalu
aktif memberikan pemikiran-pemikiran untuk kemajuan para perawat, agar menjadi
perawat yang professional.
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka
kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being.
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada interpersonal systems.
Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia
sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang
terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu:
interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang.
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi
pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat
dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan
mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan
konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam
membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.
Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan
dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi
teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang
tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada
kasus-kasus psikiatri.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan,
harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan
(Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan
individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputus
A. KESIMPULAN
1. Agar teori bermanfaat dalam praktek keperawatan, teori tersbut harus fokus
minimalnya terhadap satu ospek proses perawatan.
2. Teori Imogene King memfokuskan kepada fase-fase perencanaan dan implementasi
dala proses perawatan.
3. Perawat dan pasien saling memikirkan pencapaian tujuan yaitu kesehatan yang di
inginkan.
4. Penelitian sarana-sarana untuk mencapai tujuan bertransaksi dan meraih tujuan yang
sempurna.
B. SARAN
1. Sebagai calon seoran perawat, hendaklah kita bisa mencontoh teori-teori dari para
pencetus teori keperawatan yang telah ada, khususnya teori Imogene King
2. Dalam penelitian hendaklah dibuat dan diadakan untuk di terapkan di unit rumah sakit,
di perawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang & masa yang akan dating,
komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.
3. Hubunag dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupan satu
fungsi interaksi antara individu, group dan lingkungan.