Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

24
Suleiman I (Turki Utsmaniyah : مان ي سلSuleymān, Turki Modern : Süleyman; 6 November 1494 – 5/6/7 September 1566) adalah sultan Turki Utsmaniyah ke-10 yang berkuasa dari tahun 1520 hingga 1566. Ia dikenal sebagai Suleiman yang Luar Biasa di Barat, danpemberi hukum (bahasa Turki : Kanuni; bahasa Arab : ى ن و ن ا ق لا, al‐Qānūnī) di Timur karena pencapaiannya dalam menyusun kembali sistem undang-undang Utsmaniyah. Ia merupakan tokoh penting pada Eropa abad ke-16. Suleiman memimpin tentara Utsmaniyah menaklukkan Belgrade , Rhodes , dan sebagian besar Hongaria sebelum berhasil dipukul mundur dalam Pengepungan Wina tahun 1529. Ia menganeksasi sebagian besar Timur Tengah dan Afrika Utara (hingga sejauh Aljazair di barat). Di bawah kekuasaannya, armada Utsmaniyah menguasai Laut Tengah , Merah , dan Teluk Persia . [3] Dalam upayanya untuk memperkuat Utsmaniyah, Suleiman melancarkan reformasi legislatif yang berhubungan dengan masyarakat, pendidikan, perpajakan, dan hukum kriminal. Hukum kanoniknya (atau Kanun) memperbaiki bentuk kekaisaran selama berabad-abad setelah kematiannya. Selain merupakan penyair dan tukang emas, ia juga menjadi pelindung budaya yang besar, hingga Utsmaniyah mencapai masa keemasan dalam bidang artistik, sastra, dan arsitektur. [4] Suleiman mampu menuturkan lima bahasa:Bahasa Turki Utsmaniyah , Arab , Serbia , Chagatai (dialek bahasa Turki dan berhubungan dengan Uighur ), dan Persia . Suleiman menikahi seorang perempuan harem yang bernama Hürrem Sultan , meskipun tindakan ini melanggar tradisi Utsmaniyah. Putra mereka, Selim II , menggantikan Suleiman setelah berkuasa selama 46 tahun.

description

kisah raja yang berjaya pada abad 15 di ottoman, turkey.

Transcript of Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Page 1: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Suleiman I (Turki Utsmaniyah: سليمان Suleymān, Turki Modern: Süleyman; 6

November 1494  – 5/6/7 September 1566) adalah sultan Turki Utsmaniyah  ke-

10 yang berkuasa dari tahun 1520 hingga 1566. Ia dikenal sebagai Suleiman yang Luar Biasa di Barat, danpemberi hukum (bahasa Turki: Kanuni; bahasa Arab: القانونى, al‐Qānūnī) di Timur karena

pencapaiannya dalam menyusun kembali sistem undang-undang Utsmaniyah.

Ia merupakan tokoh penting pada Eropa abad ke-16. Suleiman memimpin

tentara Utsmaniyah menaklukkan Belgrade, Rhodes, dan sebagian

besar Hongaria sebelum berhasil dipukul mundur dalam Pengepungan

Wina tahun 1529. Ia menganeksasi sebagian besar Timur Tengah dan Afrika

Utara (hingga sejauh Aljazair di barat). Di bawah kekuasaannya, armada

Utsmaniyah menguasai Laut Tengah, Merah, dan Teluk Persia.[3]

Dalam upayanya untuk memperkuat Utsmaniyah, Suleiman melancarkan

reformasi legislatif yang berhubungan dengan masyarakat, pendidikan,

perpajakan, dan hukum kriminal. Hukum kanoniknya (atau Kanun)

memperbaiki bentuk kekaisaran selama berabad-abad setelah kematiannya.

Selain merupakan penyair dan tukang emas, ia juga menjadi pelindung

budaya yang besar, hingga Utsmaniyah mencapai masa keemasan dalam

bidang artistik, sastra, dan arsitektur.[4] Suleiman mampu menuturkan lima

bahasa:Bahasa Turki Utsmaniyah, Arab, Serbia, Chagatai (dialek bahasa

Turki dan berhubungan dengan Uighur), dan Persia.

Suleiman menikahi seorang perempuan harem yang bernama Hürrem Sultan,

meskipun tindakan ini melanggar tradisi Utsmaniyah. Putra mereka, Selim II,

menggantikan Suleiman setelah berkuasa selama 46 tahun.

Daftar isi  [sembunyikan] 

1 Kehidupan awal 2 Kampanye militer

o 2.1 Penaklukan di Eropao 2.2 Perang Utsmaniyah-Safawiyaho 2.3 Kampanye di Samudra Hindia dan Indiao 2.4 Mediterania dan Afrika Utara

Page 2: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

3 Reformasi administratif 4 Pencapaian budaya 5 Kehidupan pribadi

o 5.1 Hürrem Sultano 5.2 Ibrahim Pasha

6 Penerus 7 Peninggalan 8 Bacaan lanjutan 9 Referensi 10 Pranala luar

Kehidupan awal[sunting | sunting sumber]

Suleiman lahir diperkirakan pada tanggal 6 November 1494 di Trabzon, di

daerah pantai Laut Hitam.[5] Ibunya adalah Valide Sultan Aishe Hafsa

Sultan atau Hafsa Hatun Sultan, yang wafat pada tahun 1534. Pada usia tujuh

tahun, ia dikirim untuk belajar sains, sejarah, sastra, teologi, dan taktik

militer di sekolah Istana Topkapı di Konstantinopel. Sebagai seorang pemuda,

ia berteman dengan Ibrahim, seorang budak yang di kemudian hari menjadi

penasihatnya yang paling dipercaya.[6] Pada usia 17 tahun, Suleiman ditunjuk

sebagai Gubernur Kaffa (Theodosia), kemudian ia juga ditunjuk menjadi

Gubernur Sarukhan (Manisa) setelah sebelumnya menjabat sebentar

di Edirne.[7] Saat ayahnya, Selim I(1465–1520), meninggal dunia, Suleiman

kembali ke Konstatinopel dan mengambil kekuasaan sebagai Sultan

Usmaniyah ke-10.

Catatan yang dibuat oleh seorang utusan Republik Venesia, Bartolomeo

Contarini, beberapa minggu setelah Suleiman naik takhta mendeskripsikan

Suleiman sebagai berikut: "Ia berusia 25 tahun, tinggi, namun lincah, dan

berkulit halus. Lehernya agak panjang, wajahnya pipih, dan hidungnya

bengkok. Ia memiliki kumis dan janggut; pembawaannya menyenangkan

meski kulitnya cenderung terlihat pucat. Konon ia adalah seorang tuan yang

baik, suka belajar, dan menjadi harapan masyarakat untuk menciptakan

kemakmuran dalam kekuasaannya."[8] Beberapa sejarawan menyatakan

bahwa pada masa mudanya Suleiman memiliki kekaguman yang besar

terhadap Alexander Agung.[9][10]Ia terpengaruh visi Alexander untuk

Page 3: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

membangun kekaisaran dunia yang menguasai daerah Timur dan Barat, dan

konon hal ini yang mendorongnya melakukan kampanye militer ke wilayah

Asia, Afrika, serta Eropa.

Kampanye militer[sunting | sunting sumber]

Penaklukan di Eropa[sunting | sunting sumber]

Setelah menggantikan ayahnya, Suleiman mengembangkan wilayah

kekuasaan melalui serangkaian kampanye militer. Langkah awal yang

dilakukannya adalah menekan pemberontakan yang dilakukan oleh

Gubernur Damaskus pada tahun 1521. Setelah itu, Suleiman melakukan

penyerangan ke wilayah Belgrade yang dikuasai oleh Kerajaan Hongaria.

Penyerangan itu sangat vital untuk menaklukkan Kerajaan Hongaria yang—

sejak kejatuhan Serbia, Bulgaria, Albania, dan Kekaisaran Romawi Timur—

menjadi satu-satunya penghalang kampanye militer Utsmaniyah ke Eropa.

Suleiman mengepung Belgrade dan mulai melakukan pengeboman besar-

besaran dari kepulauan di wilayahDonau. Dengan pasukan yang hanya

berjumlah sekitar 700 orang dan tanpa bantuan dari Hongaria, Belgrade jatuh

ke tangan Suleiman pada bulan Agustus 1521.[11]

Suleiman pada masa muda

Page 4: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Berita jatuhnya salah satu benteng terkuat umat Kristen menimbulkan

ketakutan dan kekhawatiran di seluruh Eropa. Sebagaimana yang dicatat oleh

seorang duta besar Kekaisaran Suci Romawi di Konstatinopel: "Penaklukan

Belgrade adalah awal dari peristiwa-peristiwa dramatis yang menimpa

Hongaria. Penaklukan itu berlanjut dengan kematian Raja Lajos,

penaklukan Buda, pendudukan Transilvania, dan hancurnya kerajaan yang

pernah berkembang serta timbulnya ketakutan di negara-negara tetangga

yang khawatir mereka akan mengalami nasib yang sama..."[12]

Jalan untuk menyerang langsung Hongaria dan Austria sudah terbuka, namun

Suleiman mengalihkan perhatiannya kepada

kepulauanRodos di Mediterania Timur, kota basis Ksatria Hospitaller. Ordo

ksatria itu dikenal memiliki unit bajak laut di wilayah Asia

Kecil dan Levantyang kegiatan operasinya mengganggu kepentingan

Utsmaniyah. Pada musim panas 1522, Suleiman mengirim armada

berkekuatan 400 kapal dan secara personal memimpin 100.000 tentara

menyeberangi Asia Kecil.[13] Meskipun mengalami perlawanan yang sangat

hebat dalam Pengepungan Rodos, kota tersebut berhasil dikuasai dan Ksatria

Rodos diusir dari sana.

Dengan memburuknya hubungan antara Hongaria dengan Kesultanan

Utsmaniyah, Suleiman melanjutkan kampanyenya di Eropa Timur pada 29

Agustus 1526 dengan mengalahkan Louis II dari Hongaria (1506–26)

dalam Pertempuran Mohács. Ketika menemukan mayat Raja Louis, Suleiman

konon berkata: "Aku memang datang membawa senjata untuk

menghadapinya; namun bukan keinginanku melihatnya tewas karena ia

belum banyak menikmati indahnya kehidupan dan kebangsawanan."[14]

[15] Sejak itu kerajaan Hongaria mengalami kemunduran dan Utsmaniyah

bangkit menjadi kekuatan utama di Eropa Timur.[16]

Di bawah kepemimpinan Karl V dan saudaranya Ferdinand I, Kaisar Romawi

Suci, Wangsa Habsburg menyerang dan menaklukkan kembali Buda serta

menguasai Hongaria. Pada tahun 1529, Suleiman sekali lagi mengerahkan

pasukan untuk menyerang Buda, dan berhasil merebutnya. Selain Buda, ia

juga menyerang Wina. Namun dengan 16.000 tentara yang menjaga, Austria

Page 5: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

berhasil mempertahankan Wina.[17] Usaha kedua untuk menaklukkan Wina

pada tahun 1532 juga gagal, Suleiman terpaksa mundur sebelum mencapai

kota. Kedua kekalahan ini terjadi akibat buruknya cuaca (yang memaksa

mereka meninggalkan peralatan-peralatan penting) dan terlalu panjangnya

rantai persediaan.[18] Penyerangan ini merupakan salah satu ekspedisi paling

ambisius Kesultanan Utsmaniyah.

Raja János Sigismund dariHongaria bersama Suleiman pada tahun 1556.

Pada tahun 1540-an, terjadi konflik di Hongaria. Beberapa bangsawan

Hongaria mengusulkan agar Ferdinand, Adipati Utama Austria(1519–64),

yang pernah menjadi pemimpin Austria dan masih satu keluarga dengan

Louis II, menjadi Raja Hongaria dengan mengutip sebuah perjanjian

bahwa wangsa Habsburg akan mendapatkan takhta Hungaria apabila Louis

tewas tanpa menunjuk putra mahkota,[19]namun beberapa bangsawan lebih

mendukung János Zápolya. Konflik ini memberikan peluang bagi Suleiman

untuk membalas kekalahannya di Wina.

Pengepungan Esztergom (1543).

Pada tahun 1541, wangsa Habsburgs sekali lagi terlibat konflik dengan

Utsmaniyah dengan menyerang Buda. Namun penyerangan itu gagal, bahkan

Page 6: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

beberapa benteng mereka balik direbut dalam serangan balasan Utsmaniyah.[20] Ferdinand dan saudaranya Karl V kalah dan dipaksa menandatangani

perjanjian yang memalukan di hadapan Suleiman. Ferdinand dipaksa

melepas klaimnya atas takhta Hongaria dan diwajibkan membayar upeti

dalam jumlah tetap setiap tahunnya kepada Sultan.[21]

Dengan hancurnya saingan-saingan utama, Kesultanan Utsmaniyah menjadi

kekaisaran terkuat dan memegang peranan paling penting di Eropa ketika itu.

Perang Utsmaniyah-Safawiyah[sunting | sunting sumber]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Utsmaniyah-Safawiyah (1532–1555)

Miniatur yang menggambarkan Suleiman mengerahkan tentara diNakhchivan, musim panas 1554

Setelah Suleiman menstabilisasi pasukannya di front Eropa, ia mengalihkan

perhatiannya untuk menyerang Dinasti Safawiyah dari Persia. Ada dua

peristiwa yang menyebabkan Suleiman memandang Dinasti Safawiyah

sebagai ancaman. Pertama, Gubernur Baghdad yang loyal kepada Suleiman

dibunuh oleh Shah Tahmasp dan digantikan dengan orang yang setia kepada

Shah. Kedua, Gubernur Bitlis yang dikuasai Suleiman berkhianat dan

menyatakan kesetiaan pada Dinasti Safawiyah.[22] Sebagai hasilnya, pada

tahun 1533, Suleiman memerintahkan Wazir Agung Ibrahim Pasha untuk

memimpin pasukan ke Asia. Ia kemudian berhasil merebut kembali Bitlis dan

Page 7: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

menguasai Tabriz tanpa perlawanan berarti. Suleiman menyusul dan

bergabung dengan pasukan Ibrahim pada 1534 dan melakukan penyerangan

langsung ke Persia. Shah lebih memilih mengorbankan teritorinya daripada

menghadapi Suleiman.[23] Pada tahun berikutnya Suleiman dan Ibrahim

berhasil memasuki Baghdad, komandannya menyerahkan kota dan mengakui

Suleiman sebagai pemimpin dunia Muslim dan pengganti

sah kekhalifahan Abbasiyah.[24]

Bermaksud menghancurkan Shah untuk selamanya, Suleiman berangkat

dalam kampanye kedua pada tahun 1548–1549. Seperti sebelumnya,

Tahmasp menghindari konfrontasi dengan pasukan Utsmaniyah dan memilih

untuk mundur sambil melancarkan taktik bumi hangus.[23] Setelah menguasai

Tabriz, Armenia, dan beberapa benteng di Georgia, Suleiman memilih untuk

menghentikan kampanyenya karena kerasnya musim dingin di Kaukasus.[25]

Pada tahun 1553 Suleiman memulai kampanye ketiga dan terakhirnya

melawan Shah. Sebelumnya pasukan Utsmaniyah mengalami kekalahan

di Erzurum dan kehilangan kekuasaan atas kota tersebut di tangan anak

Shah. Suleiman berniat kembali menguasai Erzurum dengan menyeberangi

Sungai Efrat. Pasukan Shah kembali menggunakan taktiknya menghindari

pasukan Utsmaniyah, yang berakibat terjadinya kebuntuan (stalemate). Pada

tahun 1554, sebuah perjanjian ditandatangani yang mengakhiri kampanye

militer Suleiman di Asia. Termasuk dalam perjanjian itu adalah Suleiman

mengembalikan Tabriz, namun sebagai gantinya mendapatkan Baghdad,

sebagianMesopotamia, mulut Sungai Efrat dan Tigris, serta sebagian Teluk

Persia.[26] Shah juga berjanji untuk tidak melakukan serangan apa pun ke

wilayah Utsmaniyah.[27]

Kampanye di Samudra Hindia dan India[sunting | sunting sumber]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perebutan Aden (1548), Ekspedisi Utsmaniyah ke Aceh, dan Kampanye Samudra Hindia

Di Samudra Hindia, Suleiman memimpin beberapa kampanye laut

terhadap Portugal dengan tujuan mengusir mereka dan mengamankan jalur

perdagangan dengan India. Adendi Yemen direbut oleh Utsmaniyah pada

tahun 1538 untuk dijadikan basis serangan terhadap jajahan Portugal di

Page 8: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

pantai Barat India.[28] Pada bulan September 1538, Utsmaniyah gagal

mengalahkan Portugal dalam Pengepungan Diu dan terpaksa kembali ke

Aden.[28][29] Dari Aden, tentara Utsmaniyah dipimpin Sulayman Pasha dapat

mengambil alih seluruh wilayah Yemen serta Sa'na.[28] Akan tetapi, Aden

memberontak dan meminta bantuan Portugal, sehingga Portugal menguasai

kembali kota tersebut, hingga direbut lagioleh pasukan Utsmaniyah di bawah

pimpinan Piri Reis pada tahun 1548.

Dengan kendali yang kuat atas Laut Merah, Suleiman berhasil mengamankan

jalur perdagangan India yang dahulu dikuasai Portugal, dan menjaga

perdagangan dengan India selama abad ke-16.[30]

Pada tahun 1564, Suleiman menerima utusan dari Kesultanan Aceh, yang

meminta bantuan melawan Portugis. Maka ekspedisi Utsmaniyah ke

Aceh diluncurkan dan berhasil memberikan dukungan militer terhadap Aceh.[31]

Mediterania dan Afrika Utara[sunting | sunting sumber]

Lihat pula: Aliansi Perancis-Utsmaniyah, Barbarossa Hayreddin Pasha, Perang Italia 1542–1546, dan Penyerangan Malta (1565)

Barbarossa Hayreddin Pashamengalahkan Liga Suci yang dipimpinAndrea Doria pada Pertempuran Preveza pada tahun 1538.

Setelah berhasil melakukan konsolidasi pada pasukan daratnya, Suleiman

mendapatkan kabar bahwa benteng Koroni di Morea telah direbut salah satu

admiral Karl V, Andrea Doria. Kehadiran pasukan Spanyol di Mediterania

Timur menimbulkan kekhawatiran Suleiman, yang melihat itu sebagai indikasi

bahwa Karl V mencoba mengganggu dominasi Utsmaniyah di kawasan.

Suleiman merasa perlu mempertegas kekuatannya di Mediterania sehingga ia

mengerahkan salah satu komandan laut terbaiknya Khair ad Din, yang oleh

orang Eropa dikenal dengan nama Barbarossa. Barbarossa ditugaskan untuk

Page 9: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

membangun kembali angkatan Utsmaniyah hingga Utsmaniyah memiliki

jumlah armada yang sama dengan total seluruh armada negara-negara lain di

Mediterania digabungkan.[32] Pada tahun 1535 Karl V mendapatkan

kemenangan atas Utsmaniyah di Tunis. Di saat yang sama, Suleiman sedang

berperang dengan Venesia. Hal ini memaksa Suleiman untuk menyetujui

proposal pembentukan aliansi dari François I dari Perancis untuk melawan

Karl.[22] Pada tahun 1538, armada Spanyol dikalahkan oleh Barbarossa

dalam Pertempuran Preveza, sehingga Utsmaniyah berkuasa di wilayah itu

selama 33 tahun hingga kekalahan mereka dalam Pertempuran Lepanto pada

tahun 1571.

François I (kiri) dan Suleiman (kanan) memulai aliansi Perancis-Utsmaniyah dari tahun 1530-an.

Bagian timur Maroko berhasil dikuasai. Wilayah

Berberia seperti Tripolitania, Tunisia, dan Algeria dikuasai dan diberi status

provinsi otonom serta dijadikan ujung tombak Suleiman dalam menghadapi

Karl V.[33] Dalam periode pendek ekspansi itu mampu mengamankan dominasi

laut Utsmaniyah di Mediterania. Angkatan laut Utsmaniyah juga

mengontrol Laut Merah, dan menguasai Teluk Persia hingga 1554, ketika

kapal-kapal mereka dihancurkan oleh angkatan laut Kekaisaran Portugis.

Portugis juga menguasai Ormus pada tahun 1515 dan bertempur dengan

tentara Suleiman untuk merebut Aden.

Pengepungan Malta pada tahun 1565: Kedatangan angkatan laut Utsmaniyah, oleh Matteo Perez d' Aleccio

Page 10: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Karena sedang menghadapi musuh yang sama, François I dan Suleiman

memperbaharui perjanjian aliansi mereka. Sebagai hasilnya, Suleiman

mengirimkan 100 kapal[34] di bawah pimpinan Barbarossa untuk membantu

pasukan Perancis di Mediterania Barat. Barbarossa berhasil menguasai

pantai Naples dan Sisilia sebelum sampai ke Perancis. Perancis kemudian

menjadikan Toulon sebagai markas besar angkatan laut Utsmaniyah. Dari

sana Barbarossa menyerang Nice pada tahun 1543. Pada tahun 1544,

François I dan Karl V mengadakan perjanjian perdamaian sehingga aliansi

antara Perancis dan Utsmaniyah berakhir sementara.

Di tempat lain, Ksatria Hospitaller yang pernah diusir Utsmaniyah membangun

kekuatan baru di Malta, membentuk ordo Ksatria Maltapada 1530. Mereka

melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal musim sehingga memancing

perhatian Utsmaniyah. Suleiman akhirnya mengirimkan tentara dalam jumlah

yang sangat besar untuk mengusir mereka. Pertempuran dimulai pada 18 Mei

dan berakhir pada 8 September. Awalnya pasukan Utsmaniyah berhasil

membantai Ksatria Malta dan menghancurkan beberapa kota, namun tentara

bantuan dari Spanyol datang dan membalikkan keadaan, menyebabkan

tewasnya 30.000 tentara Utsmaniyah.[35]

Reformasi administratif[sunting | sunting sumber]

Relief Suleiman I menghiasi interiorDewan Perwakilan Amerika Serikat. Relief tersebut merupakan salah satu dari 23 relief pemberi hukum terbesar sepanjang sejarah di Dewan Perwakilan AS.

Page 11: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Suleiman dikenal sebagai Kanuni Suleiman atau "pemberi hukum" di

Utsmaniyah. Sejarawan Lord Kinross mencatat bahwa "Ia tidak hanya

merupakan pemimpin kampanye militer yang besar, manusia dari pedang,

seperti ayah dan kakeknya. Ia berbeda dari mereka karena juga merupakan

manusia dari pena. Ia merupakan legislator ulung, berdiri di depan mata

rakyatnya sebagai penguasa berjiwa besar dan eksponen keadilan yang

murah hati".[36] Hukum utama kekaisaran adalah Shari'ah. Sultan tidak

berwenang mengubah hukumIslam tersebut. Hukum lain yang dikenal

sebagai Kanuns (undang-undang kanonik) bergantung pada kehendak

Suleiman sendiri, dan meliputi bidang kriminal, kepemilikan tanah, dan

perpajakan.[37] Ia mengumpulkan semua keputusan yang dikeluarkan oleh

sembilan sultan Utsmaniyah sebelumnya. Setelah menghilangkan duplikasi

dan memilih antara pernyataan yang bertentangan, Suleiman mengeluarkan

undang-undang, yang disusun secara hati-hati agar tidak melanggar hukum

dasar Islam.[38] Suleiman, didukung oleh Mufti Agung Ebussuud, berupaya

mereformasi undang-undang agar dapat disesuaikan dengan perubahan

cepat pada kekaisaran. Ketika hukum Kanun mencapai bentuk akhirnya,

undang-undang tersebut dikenal sebagai kanun‐i Osmani, atau "undang-

undang Utsmaniyah". Undang-undang Suleiman diterapkan selama lebih dari

tiga ratus tahun.[39]

Ia memberikan perhatian khusus pada keadaan rayah, orang Kristen yang

mengerjakan tanah kaum Sipahi. Kanune Raya, atau "Undang-undang Raya",

mengatur retribusi dan pajak untuk dibayarkan oleh raya, dan menaikkan

status mereka ke atas perhambaan sehingga hamba Kristen banyak pindah

ke wilayah Turki untuk mengambil keuntungan dari reformasi.[40] Sang sultan

juga memainkan peran penting dalam melindungi orang Yahudi di

kekaisarannya. Pada akhir 1553 atau 1554, atas usul dokter

favoritnya, Moses Hamon, Suleiman mendeklarasikan dekret yang secara

resmi melarang blood libel terhadap orang Yahudi.[41] Lebih jauh lagi, ia

menetapkan undang-undang kriminal dan polisi baru, dan juga menerapkan

denda atau hukuman. Dalam bidang perpajakan, pajak ditetapkan terhadap

berbagai barang, seperti hewan, tambang, dan barang ekspor-impor. Selain

Page 12: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

pajak, pejabat yang jatuh pada nama buruk akan disita tanah dan propertinya

oleh Sultan.

Pendidikan merupakan bidang lain yang penting bagi sultan. Sekolah

digabung dengan masjid dan dibiayai oleh yayasan religius, sehingga

memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak Muslim.[42] Di ibu kotanya,

Suleiman meningkatkan jumlah mektebs (sekolah dasar) menjadi empat

belas, serta mengajarkan anak-anak baca tulis, dan juga prinsip-prinsip Islam.

Anak yang ingin mengenyam pendidikan lebih lanjut dapat melanjutkan

pendidikannya ke salah satu dari delapan madrasah. Pembelajaran yang

tersedia adalah tata bahasa, metafisika, filsafat, astronomi, dan astrologi.[42] Madrasah tinggi memberikan pendidikan tingkat universitas, dan

lulusannya menjadi imam atau pengajar. Pusat-pusat pendidikan merupakan

salah satu dari bangunan yang mengelilingi lapangan masjid, dengan

bangunan lain adalah perpustakaan, ruang makan, air mancur, dapur sup,

dan rumah sakit untuk kepentingan umum.

Pencapaian budaya[sunting | sunting sumber]

Tughra Suleiman Agung.

Page 13: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Gerabah iznik berkembang pada masa kekuasaan Suleiman. Piring buatan tahun 1530-1540.

Di bawah kekuasaan Suleiman, Kesultanan Utsmaniyah memasuki masa

keemasan dalam halperkembangan budaya. Utsmaniyah memiliki ratusan

kelompok artistik Kesultanan (disebut sebagai Ehl-i Hiref, "komunitas bagi

mereka yang berbakat") yang dikelola langsung oleh istana. Proses magang

wajib dijalani bagi mereka yang ingin menjadi seniman dan pengrajin. Setelah

magang mereka bisa mendapatkan gaji dan jabatan yang lebih tinggi.

Dokumen-dokumen penggajian yang ditemukan menunjukkan betapa

Suleiman sangat menghargai dan mendukung pekerjaan seniman. Sebuah

dokumen yang dibuat tahun 1526 menunjukkan daftar 40 kelompok seniman

dengan lebih dari 600 anggota. Ehl-i Hiref mampu menarik sebagian besar

seniman berbakat, baik dari dunia Islam maupun dari wilayah jajahan di

Eropa, untuk bekerja di istana sultan. Hal ini memungkinkan terjadinya

pencampuran kebudayaan Islam, Turki, dan Eropa.[43]Seniman yang bekerja di

istana antara lain pelukis, penjilid buku, penjahit pakaian dari bulu, pengrajin

perhiasan, dan penempa emas. Bila penguasa sebelumnya lebih terpengaruh

oleh kebudayaan Persia (ayah Suleiman, sebagai contoh, senang menulis

puisi dalam bahasa Persia), Suleiman berhasil menciptakan gaya seni

berbeda yang menjadi warisan artistik yang khas.[44]

Suleiman sendiri adalah seorang penyair yang handal, karyanya ditulis dalam

bahasa Persia dan Turki dengan nama samaran Muhibbi (Pecinta). Beberapa

kalimat dalam puisi Suleiman dijadikan peribahasa Turki, salah satunya yang

terkenal adalah: "Semua orang ingin menyampaikan maksud yang sama,

tetapi ada banyak versi ceritanya." Ketika anak Suleiman, Mehmed,

meninggal pada tahun 1543, ia membuat sebuah kronogram untuk

memperingati kematiannya: Pangeran yang tiada taranya, Sultan Mehmed-ku[45][46]Selain Suleiman, banyak seniman lain yang juga memberikan

kontribusi besar terhadap perkembangan sastra Utsmaniyah, termasuk di

antaranya Fuzuli dan Baki. Sejarawan Sastra E. J. W. Gibb mengamati bahwa

"tidak pernah ada dalam sejarah dunia dorongan yang sedemikian besar

Page 14: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

terhadap perkembangan puisi kecuali pada masa kekuasaan Sultan yang satu

ini."[45]

Masjid Süleymaniye di Istanbul, dibangun oleh Mimar Sinan, arsitek kepala Suleiman.

Suleiman juga terkenal karena membiayai beberapa arsitektur monumental di

kesultanannya. Sang Sultan bercita-cita menjadikan Konstatinopel sebagai

pusat peradaban Islam melalui pembangunan berbagai objek termasuk

jembatan, masjid, istana, dan lainnya. Beberapa yang paling termahsyur

dibuat oleh arsitek kepala Utsmaniyah, Mimar Sinan. Sinan bertanggung

jawab membangun tiga ratus monumen di seluruh penjuru kesultanan,

termasuk dua mahakarya masjid Süleymaniye dan Selimiye—yang

disebutkan terakhir dibangun di Edirne pada masa kekuasaan anak

Suleiman, Selim II. Suleiman juga melakukan restorasi terhadap Kubah

Shakhrah dan tembok kota di Yerusalem (yang kini menjadi tembok Kota Tua

Yerusalem), merenovasi Ka'bah di Mekah, dan membuat sebuah kompleks di

Damaskus.[47]

Kehidupan pribadi[sunting | sunting sumber]

Hürrem Sultan[sunting | sunting sumber]

Page 15: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Hürrem Sultan (Roxelana)

Suleiman jatuh hati pada Hürrem Sultan, putri harem yang berasal

dari Rutenia. Kalangan diplomat barat menjuluki sang putri sebagai

"Russelazie" atau "Roxelana", mengacu pada asal usul Slavianya.[48] Hürrem

Sultan adalah putri dari pendeta Ortodoks Ukraina.[26] Ia diperbudak dan

bangkit hingga mencapai posisi Harem untuk menjadi kesukaan Suleiman.

Meskipun merupakan pelanggaran tradisi Utsmaniyah selama dua abad, sang

mantan selir menjadi istri resmi sultan, dan membuat banyak pengamat di

istana dan kota tercengang.[49] Hürrem Sultan diperbolehkan tinggal dengan

Suleiman di istana selama sisa hidupnya.[50] Tindakan ini lagi-lagi melanggar

tradisi, bahwa ketika ahli waris mencapai usianya, sang ahli waris akan dikirim

bersama dengan selir yang melahirkannya ke provinsi terpencil untuk

memerintah, dan tidak akan pernah kembali kecuali keturunan mereka

menjadi penerus takhta.[50]

Ibrahim Pasha[sunting | sunting sumber]

Pargalı İbrahim Pasha adalah teman masa kecil Suleiman. Ibrahim awalnya

memeluk agama Ortodoks Yunani, dan ketika muda disekolahkan di sekolah

istana di bawah sistem devshirme. Suleiman

menjadikannya falconer kerajaan, lalu mengangkatnya menjadi perwira

pertama ruang tidur kerajaan.[51] Ibrahim Pasha diangkat menjadi Wazir

Agung pada tahun 1523 dan kepala komando semua angkatan bersenjata.

Suleiman juga menganugerahkan kehormatan beylerbey Rumelia kepada

Ibrahim Pasha, yang memberinya kekuasaan terhadap seluruh wilayah Turki

di Eropa, dan juga komando tentara di tempat tersebut pada masa perang.

Menurut penulis kronik abad ke-17, Ibrahim telah meminta Suleiman untuk

tidak mengangkatnya ke posisi tinggi itu, karena takut akan keselamatannya.

Suleiman menjawab bahwa di bawah kekuasaannya apapun keadaannya,

Ibrahim tidak akan pernah dihukum mati.[52]

Akan tetapi hubungan Ibrahim dengan sultan memburuk. Pada tahun ke-13 ia

menjabat sebagai Wazir Agung, peningkatan kekuasaan dan kekayaannya

membuat Ibrahim menjadi musuh bagi banyak orang di istana sultan. Laporan

mengenai kelancangan Ibrahim mencapai telinga sultan pada masa

Page 16: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

peperangan melawan Safawiyah: terutama penetapan gelar sultan serasker oleh Ibrahim dianggap sebagai penghinaan oleh Suleiman.[53]

Kecurigaan Suleiman terhadap Ibrahim semakin menguat akibat pertentangan

dengan Menteri Keuangan Iskender Chelebi. Perselisihan berakhir dengan

memalukan bagi Chelebi (atas tuduhan intrik), dan Ibrahim meyakinkan

Suleiman untuk mengeksekusinya. Sebelum kematiannya, kata terakhir

Chelebi menuduh Ibrahim melakukan konspirasi terhadap sultan.[53] Pesan

kematian itu membuat Suleiman yakin akan ketidaksetiaan Ibrahim,[53] dan

pada 15 Maret 1536 mayat Ibrahim ditemukan di Istana Topkapi.

Penerus[sunting | sunting sumber]

Suleiman memiliki delapan anak dari dua istri, empat di antaranya hidup

hingga lebih dari tahun 1550-an. Mereka adalah Mustafa, Selim, Bayezid, dan

Jihangir. Dari keempatnya, hanya Mustafa yang bukan anak dari Hürrem

Sultan, melainkan anak dari Mahidevran Gülbahar Sultan dan karenanya ia

berada di urutan pertama dari empat anak yang akan menggantikan Sultan.

Hürrem khawatir bila Mustafa yang menjadi Sultan, anak-anaknya akan

terkucil. Mustafa diakui memiliki talenta lebih besar dibanding anak Sultan

lainnya, dan juga mendapat dukungan Pargalı İbrahim Pasha, yang ketika itu

masih menjadi Wazir Agung. Duta besar Austria Busbecq mencatat "Di antara

anak-anak Suleiman ada yang bernama Mustafa, yang sangat terdidik dan

bijaksana serta dalam usia yang matang, 24 atau 25 tahun; semoga Tuhan

tidak membiarkan barbar sepertinya datang mendekati kita", dan juga

menyebut "bakat alami yang luar biasa" yang dimiliki Mustafa.[54]

Page 17: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Potret Suleiman oleh Nigari, menjelang akhir kekuasaannya pada tahun 1560.

Dalam pergantian kekuasaannya, timbul intrik-intrik yang kemungkinan

didalangi oleh Hürrem. Meskipun ia adalah seorang istri Sultan, Hürrem tidak

memiliki peran resmi apa pun dalam pemerintahan, namun demikian ia tetap

memiliki pengaruh politik. Karena kesultanan tidak memiliki aturan formal,

pergantian kekuasaan biasanya diwarnai oleh pembunuhan di antara

pangeran-pangeran yang bersaing memperebutkan takhta untuk menghindari

terjadinya perang saudara atau pemberontakan. Agar anak-anaknya terhindar

dari hukuman mati atau pembunuhan, Hürrem menggunakan pengaruhnya

untuk menyingkirkan mereka yang mendukung Mustafa.[55]

Hürrem diduga mendalangi dan mendorong Suleiman untuk membunuh

Ibrahim dan menggantinya dengan menantu Hürrem, Rustem Pasha. Pada

tahun 1552, ketika kampanye melawan Persia dimulai dan Rustem ditunjuk

sebagai komandan ekspedisi, intrik melawan Mustafa dimulai. Rustem

mengirimkan salah satu orang kepercayaan Suleiman untuk melaporkan

bahwa karena Suleiman tidak lagi memimpin, pasukan berpikir bahwa inilah

saatnya seorang pangeran yang lebih muda untuk menggantikannya; pada

saat yang sama Rustem menyebar isu bahwa Mustafa mendukung ide itu.

Suleiman marah dan menuduh Mustafa hendak merebut kekuasaan.

Ketika Mustafa kembali dari kampanye di Persia, Suleiman memanggil

Mustafa untuk datang ke tendanya di Lembah Ereğli [56] , dan menyebutkan

Page 18: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

bahwa "Mustafa dapat datang dan menjelaskan semua permasalahan yang

dituduhkan kepadanya; tidak ada yang perlu ditakutan".[57] Mustafa hanya

memiliki dua pilihan: ia datang kepada ayahnya dengan risiko dibunuh; atau,

bila ia menolak datang, ia akan dituduh berkhianat. Mustafa akhirnya memilih

untuk menghadap ayahnya dengan keyakinan bahwa pasukannya akan

melindungi dia. Busbecq, yang mengklaim mendapatkan keterangan dari

beberapa saksi, menggambarkan momen terakhir Mustafa. Ketika Mustafa

memasuki tenda ayahnya, salah seorang kasim Suleiman menyerangnya.

Mustafa mencoba bertahan namun kewalahan dengan banyaknya penyerang

dan akhirnya tewas dicekik menggunakan tali.[58]

Jihangir meninggal beberapa bulan kemudian, konon disebabkan karena

kesedihan yang mendalam akibat kakak tirinya, Mustafa, tewas.[59] Dua

saudara yang tersisa, Bayezid dan Selim, diberikan wilayah kekuasaan

masing-masing. Namun, dalam beberapa tahun, perang saudara pecah,

keduanya didukung oleh pasukan-pasukannya masing-masing.[60] Dengan

bantuan dari pasukan ayahnya, Selim mengalahkan Beyezid di Konya pada

tahun 1559, menyebabkan Beyezid lari ke Persia bersama empat anaknya.

Dalam sebuah perjanjian, Suleiman meminta kepada Shah Persia untuk

mengekstradisi atau mengekeskusi Beyezid dengan imbalan sejumlah besar

emas. Shah akhirnya mengizinkan algojo dari Turki untuk mengeksekusi

Beyezid dan keempat anaknya pada tahun 1561,[59] memuluskan jalan Selim

ke tampuk kekuasaan. Pada tanggal 5 atau 6 September 1566,[61] Suleiman,

yang ketika itu hendak memimpin pasukan dalam ekspedisi ke Hongaria,

meninggal dunia.[62] Selim pun menggantikan ayahnya memimpin Kesultanan.

Peninggalan[sunting | sunting sumber]

Page 19: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Penaklukan yang dilancarkan Suleiman I, diikuti dengan perluasan wilayah yang berlanjut hingga puncaknya pada tahun 1683.

Peti mati dan mausoleum Suleiman yang terletak di Masjid Süleymaniye.

Saat Suleiman wafat, Kesultanan Utsmaniyah telah menjadi salah satu

kekuatan yang disegani di dunia.[63] Penaklukan yang dilakukan Suleiman

menyebabkan kesultanan menguasai kota-kota besar Islam

seperti Mekah, Madinah, Yerusalem, Damaskus, dan Baghdad; sebagian

besar provinsi di Balkan (hingga mencapai wilayah Kroasia dan Austria saat

ini); serta sebagian besar Afrika Utara. Tak pelak, Kesultanan Utsmaniyah

dipandang sebagai ancaman bagi negara-negara

Eropa, Busbecq menuliskan: "Di sisi bangsa Turki ada seseorang yang

menjadi sumber kejayaan kekaisaran, dengan kekuatan tak terkalahkan,

kemenangan yang terus berulang, tekun dalam bekerja keras, memiliki

semangat kesatuan, disiplin, kecermatan, dan ketelitian... Bisakah kita

meragukan hasilnya?...Ketika Turki selesai berurusan dengan Persia, mereka

Page 20: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

akan terbang ke tenggorokan kita dengan dukungan seluruh dunia Timur; dan

lihatlah betapa tidak siapnya kita."[64]

Türbe (makam) Sultan Süleyman diMasjid Süleymaniye.

Warisan Suleiman tidak terbatas pada bidang militer. Pengelana

Perancis Jean de Thévenot satu abad kemudian menyaksikan "basis

pertanian yang kuat, kesejahteraan menjadi petani, melimpahnya makanan

pokok, dan keunggulan organisasi pada pemerintahan Suleiman".[65] Reformasi administratif dan undang-undang yang memberinya gelar

pemberi hukum memastikan keselamatan Utsmaniyah berabad-abad setelah

kematiannya.[66]

Melalui perlindungan personalnya, Suleiman juga membawa masa keemasan

bagi Utsmaniyah, terutama dalam bidang arsitektur, sastra, seni, teologi, dan

filsafat.[4][67] Kini pemandangan Bosporus dan kota-kota lain di Turki modern

dan bekas provinsi Utsmaniyah masih dihiasi oleh karya arsitek Mimar

Sinan. Masjid Süleymaniye, tempat bersemayamnya Suleiman dan

Herenzaltan, merupakan salah satunya.

Page 21: Sejarah king suleiman raja ottoman ke 10

Masjid Sultan Suleiman di Mariupol,Ukraina.

Sebuah masjid juga didirikan di Mariupol, Ukraina dan dinamai dari Suleiman.

Masjid ini didirikan oleh pebisnis Turki Salih Cihan, yang juga lahir di Trabzon,

dan dibuka pada tahun 2005.