Teori King New
-
Upload
atifah-zaky-ermianti -
Category
Documents
-
view
159 -
download
17
Transcript of Teori King New
IMPLEMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN DEMAM BERDARAH
MENGGUNAKAN MODEL KEPERAWATAN MENURUT IMOGENE M. KING
Tugas ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keluarga
DISUSUN OLEH :
ALISA SOLEKHA P. 17420611035
BULAN EVA NUGRAHINI P. 17420611042
FRANZESKA DEASY DWISANTA P. 17420611049
MEI WULAN ANINDITA P. 17420611055
NOVITA KURNIA W P.17420611061
PUTRI NUR HIDAYAH P. 174206110
SITI AYU HERNIDA R P. 174206110
PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan profesional telah berkembang menjadi disiplin ilmiahyang mendukung
integrasi teori, penelitian dan praktik keperawatan.Proseskeperawatan yang merupakan inti
dari praktik keperawatan, telah dilegitimasidalamstandard of clinical nursing practice(ANA,
1991 dalam ChristensenJ.p, 2009). Kelima komponen dari proses keperawatan adalah
pengkajian,diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Dengan
perkembanganmodel keperawatan, para perawat belajar untuk menetapkan model ini
dalam proses keperawatan (Christensen J.P, 2009).
Masa depan keperawatan adalah praktik keperawatan berdasar teori,yang menerapkan
keterampilan berfikir kritis dan model keperawatan untuk memandu praktik. Model
keperawatan memberikan pemahaman yang lebihluas tentang situasi klien yang kompleks
dan memandu pengumpulan,organisasi, dan interpretasi data tentang klien. Model tersebut
memberikan pemikiran logis untuk menjelaskan bagaimana perawat membantu klienkearah
kesehatan yang optimum. Sekarang ini para perawat profesionalmenggunakan keterampilan
berpikir kritis dan praktik berdasar teori untuk membenarkan masing-masing komponen
dalam proses keperawatan danuntuk memperlihatkan akuntabilitas kepada klien, tim
kesehatan, danlembaga tempat bekerja (Kenney W.J, 2009).
Sebelum suatu teori diterapkan pada praktik keperawatan tertentu dandipergunakan
peneliti sebagai kerangka kerja teori/ konsep dari suatu risetkeperawatan, sangat perlu
terlebih dahulu dilakukanTheory Analysis.Padadasarnya Theory Analysismempunyai
prosedur antara lainorigins, meaning,logical adequacy, usefulness, generalizability,
parsimony dan testabilityyang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan
manfaat dari teoritersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian
(Meleis,2007).
Dalam tulisan ini, kelompok mencoba untuk menyajikan hasil analisis Theory of Goal
Attainment ( Teori Pencapaian Tujuan) yang diperkenalkanoleh Imogene M. King pada
tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakanteori yang bersifat terbuka dan dinamis,
dengan sembilan konsep utama yangmeliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi,
peran, stress, tumbuhkembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).
B. Tujuan1. Tujuan Umum :
Menjelaskan Middle Range Theory of Goal Attaintment olehImogene M.King2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui riwayat hidup Imogene M. Kingb. Untuk mengetahui lebih lanjut latar belakang pengembangan teori model konseptual
Imogene M. Kingc. Untuk mengetahui konsep interaksi Imogene M. Kingd. Untuk mengetahui asumsi utama teori model konseptual Imogene M. Kinge. Untuk mengetahui penegasan teritis dan hubungan antar konsep Imogene M. Kingf. Untuk memahami aplikasi Teori Imogene M. King dalam proses keperawatang. Untuk memahami aplikasi Teori Imogene M. King dalam praktik keperawatan
C. Manfaat
1. Mengetahui riwayat hidup Imogene M. King2. Mengetahui lebih lanjut latar belakang pengembangan teori model konseptual Imogene
M. King3. Mengetahui konsep interaksi Imogene M. King4. Mengetahui asumsi utama teori model konseptual Imogene M. King5. Mengetahui penegasan teritis dan hubungan antar konsep Imogene M. King6. Memahami aplikasi Teori Imogene M. King dalam proses keperawatan7. Memahami aplikasi Teori Imogene M. King dalam praktik keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Riwayat Hidup Imogene M. King
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,Iowa. Karir
keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dariSt John's Hospital School of
Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagaistaf perawat medis bedah sambil kuliah
diBachelor of SciencedalamKeperawatan diSt Louis Universitypada tahun 1948. Dia
menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan diSt Louis University. Pada tahun1959
Dr. King melanjutkan pendidikan diColumbia University, New York,Dr. Montag sebagai
ketua, dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan padatahun 1961.Pada tahun 1972 ia
kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan
teori tentangkeperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981). Dr. King dikenal pada tahun2005,
dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan. Dr. Kingmemiliki artikel berjudul
Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr. Rogers.Buku-buku
karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981yaitu :Toward a theory for nursing:
General Concept of Human Behavior (1961-1966), A Theory for Nursing: System, Concept,
Process (1981),Curriculum and Instruction In Nursing (1986).
B. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King
Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yangterdiri atas tiga
sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga
sistem interaksi yang dinamis-personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada
perkembangan teori pencapaiantujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).
Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena merekaterutama berhubungan
dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkandalam sistim interpersonal karena
menekankan pada interaksi antara duaorang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam
sistem sosial karenamereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di
dalamsistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood,2006).
Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatuarea ( space). Menurut
King, intensitas dari interpersonal system sangatmenentukan dalam menetapkan pencapaian
tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen
&Kenney,1995) :
1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistemterbuka, mampu
berinteraksi, mengubah energi, dan informasi denganlingkungannya. Individu merupakan
anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak
danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal
dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri,
gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi
ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konseptentang peran, interaksi, komunikasi,
transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami
konsep organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
C. Konsep Interaksi Imogene M. King
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia
seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya (Human Being) meliputi
sosial, perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut
lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien :
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klienmempengaruhi interaksi
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilankeputusan.
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaraninformasi
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanankesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanankesehatan dapat
berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskansebagai sembilan
konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi
praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan
komunikasi antara individu dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan
lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam
mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan
dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang
pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dariseseorang kepada
orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian
tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi
manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam
sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia
dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia
dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh kembang
mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif untuk membantu
individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu
adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman
yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalaharea dimana
terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam memahami
atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui
hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak untuk pencapaian tujuan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan merupakan
respon individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat
dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan
dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan (Murwani A, 2009).
D. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King
1. KeperawatanKeperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien dan
perawatyang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan menjalankannya,
terjaditransaksi dan tujuan dicapai.
2. KlienKing mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal) ataukelompok
(sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan
ketika berinteraksi dengan lingkungan.
3. KesehatanMenurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk
melakukanaktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim;
suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian terus-menerusterhadap stresor
lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber yangoptimum.
4. LingkunganKing menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem sosial
dalammasyarakat ; sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku
sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas,
dan industri.
Asumsi-Asumsi Teori Imogene King(Meleis, 1997) :
1. Explicit:
a. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungandengan tujuan
kesehatan untuk manusia.
b. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan
kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyaimaksud-maksud
tertentu sesuai dengan hak dan respon yang dimilikinyaserta berorientasi pada
tindakan dan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,kebutuhan, dan
nilai-nilai antara perawat - klien.
d. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan,
dan pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk menolaknya.
e. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individumencakup semua
aspek termasuk dalam keputusan memberi informasi.
f. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima pelayanan
kesehatan.
2. Implicit :
a. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.
b. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam pengambilankeputusan.
E. Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan Proposisi berikut, yang
memperlihatkan dan menggambarkan hubungan konsep-konsepKing.
1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien makaakan terjadi
transaksi.
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan dicapai.
3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan.
4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif.
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuhkembang akan
meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat danklien sesuai,
maka akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh keduanya,maka akan
menimbulkan stress dalam interaksi perawat-klien.
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khususmengomunikasikan
informasi yang sesuai kepada klien, maka akan terjadi penyusunan tujuan dan pencapaian
tujuan bersama.
F. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan
1. Pengkajiana.
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawatmembawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klienmembawa pengetahuan tentang
diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah :
1) Tingkat tumbuh kembang
2) Pandangan tentang diri sendiri.
3) Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi dataterhadap status
kesehatan.
4) Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk
interaksi dan transaksi.
5) Sosialisasi
2. Diagnosa Keperawatana.
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengandiagnosa
keperawatan.
3. Perencanaan.
a. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalahtersebut
dilakukan.
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkantujuan dan
membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yangdianjurkan ikut
serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
4. Implementasi.
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan actual untuk mencapai
tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
5. Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas
tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan
(Perry & Potter, 2005).
G. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan
Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien denganpendekatan sistem. Kekuatan
pada model ini adalah partisipasi klien dalammenentukan tujuan yang akan dicapai,
mengambil keputusan, dan interaksidalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat
penting pada kolaborasiantara tenaga kesehatan professional.
Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, ataukelompok dengan
penekanan pada psikologi, social kultural, dan konsepinterpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah (Meleis,
1997) :
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungan kerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.
BAB III
KASUS DALAM KELUARGA
Sekeluarga Terjangkit, 1 Meninggal
Posted by admin on Sep 19, 2013 | Leave a Comment
KOBA – Temuan terhadap kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali terjadi di Kabupaten
Bangka Tengah (Bateng).
Kali ini terjadi di Kelurahan Padang Mulya Kecamatan Koba yang menimpa 3 orang korban
dalam satu keluarga. Dari 3 orang korban yang positif terjangkit DBD ini, 1 orang korban
meninggal dunia, yakni bocah berusia 6 tahun. Akan tetapi, temuan ini belum sampai mewabah,
sehingga pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bateng pun belum menetapkan temuan
kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Namun, sebagai upaya penanggulangannya agar temuan tersebut tidak mewabah menjadi KLB,
pihak Dinkes Kabupaten Bateng pun telah melakukan fogging dan berbagai upaya lainnya.
“Pada Selasa (10/09) pekan kemarin, korban mengalami panas tinggi dan dibawa orang tuanya
ke Puskesmas Koba. Namun, tidak ditemukan apa penyebab panas tingginya. Korban pun
diberikan obat penurun panas oleh dokter di Puskesmas Koba dan dikatakan jika tidak ada
perubahan setelah minum obat tersebut, diminta untuk datang kembali ke Puskesmas,” ujarnya
ketika dijumpai Babel Pos di ruang kerjanya, Kamis (19/09).
Namun, korban baru dibawa kembali ke Puskesmas Koba oleh orang tuanya pada Kamis (12/09)
pagi dan pada siangnya langsung dirujuk ke RSUD Bateng. Setelah sempat mendapat perawatan,
pada Jum’at (13/09) pagi korban dirujuk ke RSBT Pangkalpinang. Tapi, dalam perjalanan
menuju RSBT, korban menghembuskan nafas terakhir.
Setelah kasus tersebut, ada 2 orang penderita DBD lainnya. Ternyata dua orang yang terserang
DBD ini masih satu keluarga dan berada dalam satu rumah dengan korban yang meninggal dunia
tersebut. Akan tetapi, dua orang korban ini berhasil disembuhkan setelah mendapat perawatan
intensif di RSUD Bateng.
“Sebelum kasus DBD ini terjadi di Padang Mulya, memang pernah terjadi di Kampung
Keranggan Kelurahan Koba dimana ampong tersebut berbatasan langsung dengan lingkungan
yang terkena DBD di Kelurahan Padang Mulya,” terangnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PERMASALAHAN
Dari kasus diatas setelah kita melakukan pengkajian pada salah satu keluarga di
Kelurahan Padang Mulya Kecamatan Koba ditemukan bahwa keadaan rumah dari
keluarga tersebut memang berpotensi bersarangnya nyamuk. Karena disetiap kamar
ditemukan banyak baju yang bergantungan, bak mandi yang jarang dikuras sehingga
menimbulkan jentik-jentik nyamuk dan nyamuk mudah untuk berkembang biak. Kasus
ini hanya terjadi secara mengelompok di lingkungan rumah korban saja. Jadi, kita
simpulkan di lingkungan itu ada jentik dan sarang nyamuk di sekitar rumahnya, sehingga
harus dibasmi.
B. IMPLEMENTASI KASUS
1. AKSI
Setelah diketahui apa penyebabnya, kemudian kita bekerjasama dengan pihak
dinas untuk melakukan penanggulangan dengan melakukan tindakan fogging, dengan
maksud memungkinkan tercapainya tujuan yaitu untuk mematikan jentik nyamuk.
Selain itu, melakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat
agar bisa melakukan gerakan 3 M, yakni menguras, mengubur dan menutup. Dari
kasus ini kita lihat masa inkubasi virus dengue selama 7 hari semenjak terjadi gigitan
nyamuk. Nyamuk ini bisa terbang sejauh 3 km. Maka dari itu, dua orang korban
berikutnya digigit oleh nyamuk yang diindikasikan telah menggigit penderita DBD
sebelumnya.
Untuk itu kita mengimbau kepada masyarakat apabila memiliki tampungan air,
harus ada tutupnya dan tidak boleh dibiarkan terbuka, karena akan menyebabkan
nyamuk berkembang biak.
Selain itu, setiap tampungan air harus dikuras minimal seminggu sekali dan
diberikan Abate yang bisa diambil secara gratis di Puskesmas.
Dan juga mengingatkan jika suhu badan tinggi, nyeri ulu hati yang disertai bintik-
bintik merah di kulit, segera dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.
Dianjurkan juga mengadakan gotong royong. terutama di titik-titik yang kita nilai
rawan menjadi tempat bersarangnya nyamuk atau berpotensi menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk, terutama nyamuk Aedes Aegepty ini.
2. REAKSI
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan, reaksi yang muncul dari salah satu
keluarga sesuai dengan kasus diatas dalam waktu 1 minggu adalah sebagai berikut :
- Keluarga mengatakan telah melakukan tindakan 3M seperti , menguras bak mandi
2 hari yang lalu ,menutup tempat penampungan air ,namun keluarga belum
mengubur barang-barang bekas.
- Keluarga mengatakan selalu menjaga kebersihan lingkungan baik dirumah atau
dilingkungan masyarakat dan sekitarnya.
- Keluarga telah mengerti tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya apabila
ada anggota keluarga yang mengalami gejala demam berdarah.
3. INTERAKSI
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan demam berdarah, dengan
melakukan kegiatan 3M diperoleh hasil :
- Tidak ditemukan jentik-jentik nyamuk di bak mandi
- Tidak ditemukan baju yang bergelantungan di dalam rumah
- Tempat penampungan air telah tertutup
- Lingkungan rumah terlihat bersih dan rapi
C. IMPLEMENTASI MENURUT TEORI IMOGENE M. KING
1. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan actual untuk mencapai
tujuan.
Yang artinya : kita melakukan penyuluhan kesehatan tentang bahaya DBD seperti
pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah terjadinya DBD, menjelaskan gejala-
gejala DBD, penanganan saat timbul gejala DBD.
2. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi
Yang artinya : kita melakukan persetujuan dengan keluarga untuk melakukan
implementasi agar tujuan tercapai.
Jadi dapat disimpulkan ,penerapan teori king ini berfokus pada interaksi manusia
dan lingkungan dengan tujuan kesehatan untuk manusia. Serta adanya interaksi antara
perawat dengan klien akan menimbulkan transaksi, sehingga muncul persetujuan
keluarga untuk dilakukan tindakan sesuai dengan kasus diatas.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Immogene King dijelaskan mengenai konsep hubungan manusia terdiri
dari beberapa komponen diantaranya :
1. Aksi, merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilkaku untuk
mengenali dan memahami kondisi yang ada dalam keperawatan unuk mencdapai tujuan.
2. Reaksi, merupakan bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan merupakan
respon individu
3. Interaksi, merupakan bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi yang diwujudkan
dalam bentuk komunikasi antara perawat dan klien.
Konsep-konsep tersebut di atas dapat diimplementasikan pada kasus demam berdarah
yang terjadi pada suatu kelompok. Dimana setelah kita melakukan pengkajian kemudian
kita melakukan aksi sebagai kegiatan untuk mengurangi perkembangan jentik nyamuk
serta menambah pengetahuan pada keluarga cara pencegahan demam berdarah.
Kemudian keluarga diberi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan apabila tedapat
keluarga yang mengalami gejala demam berdarah dengan segera memeriksakan di
puskesmas terdekat.
B. SARAN
1. Untuk meminimalkan angka kematian karena demam berdarah diharapkan masyarakat
selalu memperhatikan kebersihan lingkungan dengan kegiatan gotong royong.
2. Setiap keluarga harus rutin melakukan kegiatan 3M.
3. Segera memeriksakan ke puskesmas terdekat apabila ditemukan keluarga yang
mengalami gejala demam berdarah.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, Martha Raile.(2006). Nursing Theory : Utilization and Application 3thedition.mosby
elseiver : United Stated of America
Christensen, Paula J. (2009): Nursing Process:Aplication of Conceptual Models, 4th ed.
St.Louis: Mosby-Year Book, Inc.
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, PenerbitSalemba Medika:
Jakarta.
Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth Edition,
California; Addison Wesley.
Marriner-Tomey &Alligood (2006).Nursing Theorist and Their Work.Seventhedition. St.Louis:
Mosby-Year Book, Inc.
Meleis Ibrahim A., (1997). Theoretical nursing: development and progress, 3rdedition,
Philadelphia: Lippincott.
Muwarni A.(2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Fitramaya :Yogyakarta.
Perry & Potter. 2005.Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice:Edisi 4,Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.