Bahan Tutorial Skenario c Blok 4
-
Upload
agussusanto31 -
Category
Documents
-
view
10 -
download
2
Transcript of Bahan Tutorial Skenario c Blok 4
PENYEBAB IQ ANAK RENDAH
Ibu anak tersebut merokok saat hamil Pertama, asap rokok akan mengurangi
pasokan oksigen yang sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan sistem
saraf janin. Sebab, nikotin rokok akan membuat saluran utero-plasental
menyempit. Akibatnya, sel-sel otak bayi akan menderita hypoxia atau
kekurangan oksigen. Asap rokok tersebut akan memicu terjadinya proses
carbaxy hemoglobin, yaitu sel-sel darah yang semestinya mengikat oksigen
malah jadi rusak karena mengikat CO (karbon monoksida) yang berasal dari
asap rokok. Selain itu, asap rokok juga mengandung sekitar 2.000-4.000
senyawa kimia beracun yang secara langsung akan mengganggu dan merusak
berbagai proses tumbuh kembang sel-sel dan sistem saraf.(Mohammad Harli,
Sarjana Gizi dan Sumber Daya Keluarga IPB)
Senior, edisi No.203/ 30 Mei - 5 JUni 2003 Sumber: Tabloid Ibu
AnakAnak tidak diberi asi
Bayi yang tidak diberi air susu ibu (ASI) mempunyai intellectual quotient (IQ)
lebih rendah tujuh sampai delapan poin dibanding bayi yang diberi ASI.
Bayi yang tidak disusui juga memiliki kerentanan penyakit. Bahkan, setelah
tumbuh dewasa mudah terkena kanker, jantung, hipertensi dan diabetes.
“Karena itu, para ibu harus memberi susu eksklusif untuk bayinya,” pinta Staf
Departemen Kesehatan RI dr Utami Roesli SpA pada pertemuan Inisiasi
Menyusui Dini Bagi Petugas Kesehatan dan Lintas Sektoral di Aula Balatrans
Sleman kemarin.
Bayi sampai berusia enam belum membutuhkan minuman atau makanan selain
ASI. Bayi juga tidak membutuhkan makanan tambahan seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih, pisang, bubur atau makanan lain. “
Ini penting diperhatikan karena usus bayi usia tiga bulan belum siap mencerna
makanan selain air susu ibu. Kalau bisa sampai enam bulan,” jelasnya.
Banyak keuntungan memberi ASI. Yakni, mengandung nutrisi, taurin, laktosa dan
asam lemak. Sehingga bayi jadi tumbuh sehat, cerdas, sel otak optimal, terhindar
dari infeksi dan alegri, kekebalan tubuh. (Friday, 16 January 2009 10:31)
Kurang asupan gizi (SUMBER:http://www.kalbe.co.id/files/cdk
/files/05MekanismeAnemi95.pdf/05MekanismeAnemi95.html)
Tinggi normal anak umur 15 tahun adalah 155 cm (www.yahoo.com)
Penyebab tinggi badan tidak normal
Genetik, asupan gizi, lingkungan
Kenali Lebih Dekat Tinggi Badan AnakTuesday, S26 August 2008
Bayi pada umumnya memiliki berat badan normal antara 2500 hingga 3000 gram, dengan
panjang badan antara 48 hingga 50 cm. Selanjutnya, pertumbuhan tinggi dan berat badan bayi
tidak akan sama. Menurut seorang dokter dari divisi Endokrinologi, pertumbuhan terbagi menjadi
tiga tahap. Pertama, dimulai dari bayi lahir hingga ia berusia tiga tahun. Pada tahun pertama,
pertambahan tinggi badan mencapai 1, 5 kali panjang lahir. Usia dua tahun, rata-rata anak
tumbuh sebanyak 6 hingga 10 cm per tahunnya. Tahap kedua adalah tahap anak-anak yang
akan berakhir ketika anak memasuki pubertas (usia 6 hingga 12 tahun).
Pada tahap ini penambahan tinggi badan anak mencapai 5 hingga 7 cm per tahunnya. Di
tahap ini anak akan kelihatan memanjang, mengurus, dan perutnya tidak buncit lagi. Tahap
terakhir adalah tahap pubertas (12 hingga 18 tahun) yang ditandai dengan percepatan dalam
pertumbuhan karena pengaruh hormon seksual. Pertumbuhan tinggi badan anak remaja akan
melaju dengan cepat, dan kemudian secara perlahan akan terhenti.
Pada anak perempuan yang masa pubertasnya terjadi lebih awal, tinggi badannya akan
mencapai 8 cm per tahun.Sedangkan pada anak laki-laki akan mencapai 10 cm per tahun. Bila
tahap ini berakhir, maka berakhir pula proses pertumbuhan anak. Jika tinggi anak berada pada
atau melebihi 97 per seratus dari batas garis maksimal tinggi seseorang pada kurva
pertumbuhan yang berlaku pada populasi tertentu, maka anak dapat dikatakan memiliki
perawakan yang tinggi. Tinggi badan rata-rata anak Indonesia mulai dari ia lahir hingga berusia 5
tahun, adalah 48 hingga 120 cm. Faktor genetik adalah elemen dasar penenti tinggi seseorang.
Seorang anak akan mencapai tinggi badannya dengan gen penentu tinggi badan yang
diwarisinya.
Jika orang tuanya memiliki perawakan yang tinggi, maka secara genetis anak cenderung
memiliki perawakan yang tinggi pula. Namun sering kita jumpai, anak lebih tinggi dari orang
tuanya. Hal ini bisa saja terjadi karena dari kedua orang tua kita mengenal konsep Potensi Tingi
Genetik (seorang anak dilahirkan berpotensi atau akan mencapai tinggi dewasa tertentu yang
berada dalam rentang waktu tertentu).
Selain faktor genetik, faktor gizi juga harus diperhatikan, terutama sejak dalam
kandungan. Beberapa zat gizi yang penting, seperti protein, lemak, vitamin (vitamin A dan D),
mineral (zat besi, kalsium, seng, dan yodium) turut membantu dalam proses pertumbuhan anak.
Beberapa jenis hormon yang berperan penting dalam proses pertumbuhan tinggi dan
berat anak, antara lain hormone pertumbuhan, hormon tiroid, dan hormon seks.Hormon
pertumbuhan berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tulang. Hormon tiroid dibutuhkan untuk
membantu melancarkan proses metabolisme dalam tubuh. Sedangkan hormon seks terdiri dari
hormon estrogen, progesteron, dan androgen, bertugas dalam proses pematangan seksual.
Faktor lingkungan, seperti imunisasi, kasih sayang yang cukup, dan kebutuhan ekonomi
juga sangat mendukung pertumbuhan tinggi seseorang. Imunisasi sangat penting untuk
melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat menghambar pertumbuhan fisiknya. Kasih
sayang yang kurang akan memberi dampak kehilangan nafsu makan pada anak. Demikian pula
halnya dengan kekurangan dalam kebutuhan ekonomi akan berdampak pada ketersediaan
pangan yang mengandung gizi seimbang.(infosehat/lia) (http://www.indofamilyhealth.com
Powered by Joomla! Generated: 28 January, 2009, 15:45)