Bahan Kuliah Gerontik Hengky d,

9
BAB 11 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Defenisi Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994) Penuaan adalah fenomena universal yang mengubah cadangan fisiologis individu dan kemampuan untuk mempertahankan homeostatis, khususnya pada stres (misalnya pada kondisi sakit) Sistem respirasi sudah mencapai kematangan pertumbuhan pada usian 20-25 tahun dan mengalami penurunanfungsi nya 2. Penuaan yang terjadi pada sistem pulmonal A. Perubahan Anatomi sistem pernapasan 1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal. 2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.

description

bahan kuliah gerontik

Transcript of Bahan Kuliah Gerontik Hengky d,

BAB 11 TINJAUAN TEORITIS

BAB 11 TINJAUAN TEORITIS

2.1. Defenisi

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994)

Penuaan adalah fenomena universal yang mengubah cadangan fisiologis individu dan kemampuan untuk mempertahankan homeostatis, khususnya pada stres (misalnya pada kondisi sakit)

Sistem respirasi sudah mencapai kematangan pertumbuhan pada usian 20-25 tahun dan mengalami penurunanfungsi nya

2. Penuaan yang terjadi pada sistem pulmonal

A. Perubahan Anatomi sistem pernapasan

1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.

2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.

3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.

4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m), menyebabkan terganggunya prose difusi.

5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.

6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.

7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi

8) dinding dada : tulang2 mengalami ostreoplorosis, tulang2 rawan mengalami osifikasi,terjadi perubahan bentuk dan tulang dada, sudut epigastrik relatif mengecil dan volume dada juga mengecil

B. Perubahan -perubahan fisiologi sistem pernapasan

1) Gerak pernapasan :

adanya perubahan bentuk, ukuran dada, maupun pun volume rongga dada akan berubah mekanika pernapasan,amplitudo pernapasan menjadi dangkal, timbul keluhan sesak nafas, kelemahan otot pernapasan menimbul kan penurunan kekuatan gerak nafas, lebih2 apabila terdapat deformitas rangka dada akibat penuaan, ( Bahar , 1990)

2) Distribusi gas

perubahan struktur anatomi saluran napas akan menimbul kan penumpukan udara dalam alveolus atau pun gangguan pendstribusian udara nafas dalam cabang- cabang bronkus

3) Volume dan kapasitas paru menurun

hal ini di sebab kan karna ada beberapa faktor

A, kelemahan otot napas

B, elastisitas jaringan perinkim paru menurun

C, resitensi saluran napas ,

D, pengurangan pentilasi paru

4) Gabguan transpor gas

pada usia lanjut penurunan pa02 secara bertahap, yang menyebab kan terutama karena adanya ketidak keseimbangan ventilasi dan pengambilan O2 oleh darah alveoli dan tranfusu o2 ke jaringan kurang , terutama saat melakukan olahraga,

5) Ganguan perubahan pentilasi paru

3. Penyakit yang menyertai orang usia lanjut

1. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah Infeksi saluran pernapasan bawah adalah infeksi paling sering kedua pada kelompok lansia, dan pneumonia merupakand penyebab kematian pertama oleh proses infeksi. Pembersihan jalan napas yang tidak efektif, peningkatan kolonisasi, dan gangguan respons sistem imun pada lansia dapat mencapai puncaknya dengan pneumonia. Lansia yang berada di institusi perawatan cenderung untuk mengalami pneumonia karena perubahan kesadaran (stroke dan sedasi) yang dapat meninggalkan jalan napas tanpa perlindungan. Mereka juga mengalami gangguan mobilitas, yang turut berperan terhadap ketidakefektifan respirasi. Lansia yang baru mengalami inveksi virus (yaitu influenza) berisiko tinggi karena infeksi virus meningkatkan penempelan mukosa pada infeksi bakteri dan virus. Infeksi virus juga dapat mengganggu transpor mukosilia.

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) PPOK adalah penyebab utama kematian kelima pada lansia. PPOK meliputi tiga kondisi yang terjadi dlam satu bentuk umum, yakni obstruksi aliran ekpirasi. Jika proses obstruksi dihubungkan dengan hipersekresi mukus hal itu disebut bronkitis kronis, dan jika terdapat kerusakan jarinagan alveolar, hal itu dikenal dengan efisema.

3. Emboli Paru Sekitar 10 sampai 30% lansia yang dirawat di rumah sakit atau di rumah perawaran ditemukan mengalami emboli paru setelah dilakukan autopsi. Faktor predisposisinya meliputi kondisi hiperkoagulasi, gagal jantung, disritmia, kanker, imobilitas, dan prosedur ortopedik, yang semuanya ini sering terjadi pada lansia.

Patogenesisnya adalah statis vena dan pembentukan trombus dan embolus. Ketika embolus memasuki sirkulasi pulmonal dan menyumbat sebuah pembuluh darah, vaskonstriksi hipoksik terjadi, yang menyebabkan hipertensi pulmonal dan hipotensi sistemik. Akhirnya penurunan surfaktan, edema paru, dan atelektasis terjadi. Hanya 10% emboli paru menimbulkan infark. Jika suatu infark terjadi, biasanya terjadi dengan gagal jantung kongesif, infeksi atau penyakit paru kronis. Jika emboli cukup besar, kematian dapat terjadi.

4. Faktor yang memperburuk pungsi paru

A. Faktor merokok

Merokok akan memperburuk fingsi paru memperburuk pungsi paru yaitu dapat trjadi penyempitan saluran napas,pada tingkat awal saluran napas akan mengalami obtruksi dan penurunan nilai vep, dan besar nya terjadi berat nya penyakit paru

B. Obesitas

Kelebihan berat badan dapat mempengaruhi fungsi paru seseorang pada obesitas biasa nya terjadi penimbunan lemak pada leher, dan dada, dan dinding perut. Akan menggangu compliance dinding dada.

C. Imobilitas

Imobilitas akan menimbul kan kekakuan atau keterbatasan gerak saat otot berkontarksi sehingga kapasitas vital paksa atau volume paru akan relatif betrkurang kelelehan otot pada usia dapat memperburuk pungsi paru

D. Operasi

Pembedahan yang mempengaruhi pungsi pari adalah pembedahan toraks, pembedahan perut bagian atas dan anestesis obat tertentu, meliputi perubahan proses vintilasi, distribusi gas, difungsi gas serta perfusi daarah ke kapiler

E. Infeksi paru

Infeksi paru yang berulang akan memperjelek fungsi paru

BAB 111 KESIMPULAN3.1 kesimoulan

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita

Penuaan pada sistem pulmonal otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal. Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan,

kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m), menyebabkan terganggunya prose difusi.Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.

3.2 Saran

Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia, untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, terutama dari segi perubahan fisiknya. Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana kondisi lansia secara umum, terutama perubahan fisiologisnya. Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensi, baik sebagai acuan dalam pembelajaran, ataupun sebagai pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan pada klien usia lanjut. DAFTAR PUSTAKA1. Bahar A (1990). Perubahan struktur dan pungsi paru manula

2. Buku ajarr boedhi-darmajo (edisi 4)

3. S. Tamer -noor kasiami

4. Dr. Hardywinto , skm dan Dr,. Tony setiabudhi, ph. D (Panduan gerontologi)