Lapsus Gerontik

36
LAPORAN KASUS PREKLINIK KEPERAWATAN GERONTIK II HIPERTENSI PSTW KASIH SAYANG IBU, BATUSANGKAR PADANG, 17 DESEMBER 2007 OLEH : KELOMPOK V ROSARI AGUS 04121003 ARAAFI DIAN 04121017 WITA NOVIANTI 04121022 TRI NOFRIYATIK 04121027 ELVA ZULNAS 04121029 SYAFRISAR MERI A 04121032 SISKA ERA PUTRI 03121036 1

description

hgugjjjj

Transcript of Lapsus Gerontik

Page 1: Lapsus Gerontik

LAPORAN KASUS

PREKLINIK KEPERAWATAN GERONTIK II

HIPERTENSIPSTW KASIH SAYANG IBU, BATUSANGKAR

PADANG, 17 DESEMBER 2007

OLEH :

KELOMPOK V

ROSARI AGUS 04121003

ARAAFI DIAN 04121017

WITA NOVIANTI 04121022

TRI NOFRIYATIK 04121027

ELVA ZULNAS 04121029

SYAFRISAR MERI A 04121032

SISKA ERA PUTRI 03121036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, JANUARI 2008

1

Page 2: Lapsus Gerontik

TINJAUAN TEORITIS

I. Definisi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada populasi

lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan

diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan

gagal ginjal. Disebut sebagai “ pembunuh diam-diam “ karena orang dengan hipertensi

sering tidak menampakkan gejala. Begitu penyakit ini diderita tekanan darah harus

dipantau dengan interval teratur karena hipertensi adalah penyakit seumur hidup.

II. Etiologi

Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol berlebihan, konsumsi kopi dan tembakau

yang berlebihan serte obat – obat yang merangsang sangat berperan disini, tetapi penyakit

ini sangat dipengaruhi oleh factor keturunan.

Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria, tetapi, pria khusunya pria

amerika keturunan afrika lebih tidak mampu menoleransi penyakit ini. Insiden hipertensi

juga meningkat sesuai penambahan usia dan terjadi lebih banyak pada keturunan kulit

hitam dibandingkan dengan kulit putih.

III. Manifestasi klinis

Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun kecuali tekanan darah

yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan,

eksudat ( kumpulan cairan ), penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat, edema

pupil ( edema pada discus optikus ).

Individu yang menderita hipertensi, biasanya tidak menunjukkan gejala sampai bertahun-

tahun. Gejala, bila ada, biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler, dengan manifestasi

yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.

Penyakit arteri koroner dan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi.

2

Page 3: Lapsus Gerontik

Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat

dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat.

Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia ( peningkatan

urinary pada malam hari ), dan azotemia ( peningkatan nitrogen darah (BUN) dan

kreatinin ). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan stroke atau serangan

iskemik transient yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi

( hemiplegie ) atau gangguan tajam penglihatan.

Komplikasi

- perdarahan retina

- gagal jantung kongestif

- insuffisiensi ginjal

- cedera serebrovaskuler atau stroke

IV. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol vasokonstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di

pusat vasomotor pada medulla spinalis di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras

saraf simpatis, yang berlanjut je bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla

spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis

ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron, pregangglion melepaskan asetilkolin yang akan

merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor

seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap

rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap

noefineprin meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai

respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan

aktifitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi efineprin yang menyebabkan

3

Page 4: Lapsus Gerontik

vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kotisol dan steroid lainnya, yang dapat

memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan rennin. Rennin

merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian dirubah menjadi angiotensin II,

suatu vasokonstriktor kuat yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh

korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung

mencetuskan hipertensi.

Pertimbangan gerontologis

Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab

pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi

aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot

polos pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya

regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung

( volume sekuncup ) mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan

perifer.

V. Evaluasi diagnostic

Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting. Retina harus diperiksa

dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan

organ seperti ginjal dan jantung, yang dapat disebabkan oleh tingginya tekanan darah.

Hipertrofi ventrikel kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi, protein dalam urine dapat

dikaji dengan urinalisa. Dapat terjadi ketidakmampuan mengkonsentrasi urin dan

peningkatan nitrogen urea darah. Pemeriksaan khusus seperti renogram, pielogram

intravena, arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah, dan penentuan kadar

urin dapat juga dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit renovaskuler.

Adanya factor resiko lainnya harus dikaji dan di evaluasi.

4

Page 5: Lapsus Gerontik

VI. Penatalaksanaan

Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya

morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah

dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,

komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis, termasuk

penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium dan tembakau ; latihan dan relaksasi

merupakan interval wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila

penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok ) atau bila tekanan

darah diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai

139 mmHg maka perlu dimulai terapi obat-obatan.

5

Page 6: Lapsus Gerontik

PENGKAJIAN INDIVIDU

NAMA PANTI : PSTW Kasih Sayang Ibu

ALAMAT PANTI : Batu Sangkar

TANGGAL MASUK : 13 januari 2006

NO. REGISTER : -

I. IDENTITAS

a. Nama : Ny. R

b. Jenis kelamin : perempuan

c. Umur : 70 tahun

d. Agama : islam

e. Status perkawinan : janda

f. Pendidikan terakhir : -

g. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

h. Alamat rumah : Pitalah Batipuah 10 Koto

II. ALASAN DATANG KE PANTI

Mengikuti suami ( almarhum ).

III. RIWAYAT KESEHATAN

a. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini

1) Hipertensi

2) Saat tekanan darahnya meningkat beberapa waktu yang lalu, klien

mengatakan terjatuh karena kepalanya pusing dan penglihatannya tiba-tiba

menjadi gelap.

b. Masalah kesehatan keluarga/keturunan

Tidak memiliki penyakit keturunan

IV. KEBIASAAN SEHARI-HARI

a. Biologis

1) Pola makan : 3 x sehari ( pagi – siang – sore ), klien

menghabiskan porsi makan yang diberikan.

2) Pola minum : 7-9 gelas/hari

3) Pola tidur : tidur malam 7-9 jam, tidur siang 1-2 jam

6

Page 7: Lapsus Gerontik

4) Pola eliminasi ( Bak & bab ) : bak 6-7 kali/hari, bab 1 kali/hari

5) Aktifitas sehari-hari : menyapu, kadang mengepel, tidur siang

6) Rekreasi : nonton TV bersama, mengunjungi keluarga

b. Psikologis

1) Keadaan emosi : emosi stabil

c. Social

1) Dukungan keluarga : awalnya keluarga tidak mendukung klien

menetap di PSTW, tetapi setelah diberi

penjelasan akhirnya keluarga menerima

dan mengizinkan klien menetap di PSTW.

2) Hubungan antar keluarga : baik, jika klien rindu pada keluarga maka

klien akan pulang ke rumah.

3) Hubungan dengan orang lain : baik

d. Spiritual / cultural

1) Pelaksanaan ibadah :klien melaksanakan sholat secara

berjamaah di musholla yang terdapat di

PSTW tersebut.

2) Keyakinan tentang kesehatan : klien mengatakan kesehatan itu penting

dalam menjalankan aktifitas sehari-hari

e. Pemeriksaan fisik

1) Tanda vital

a) Kesadaran : compos mentis

b) Suhu : 37,1oC

c) Nadi : 72 x/menit

d) Tekanan darah : 160/110 mmHg

e) Pernafasan : 18 x/ menit

f) Tinggi badan : 152 cm

g) Berat badan : 63 Kg

7

Page 8: Lapsus Gerontik

2) Kebersihan perorangan

a) Kepala

Rambut : beruban, lurus, cukup bersih

Mata : rabun jauh, katarak, conjungtiva tidak

anemis

Hidung : bersih tidak ada sekret

Mulut : bersih, gigi tidak lengkap

Telinga : bersih, cerumen tidak ada, pendengaran

baik

b) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

c) Dada/thorak

dada : bentuk simetris

paru-paru : bunyi nafas vesikuler, tidak ada wheezing,

ronki

jantung : irama teratur

d) Abdomen : tidak ada distensi abdomen

e) Musculoskeletal : perasaan baal/kebas pada tangan kiri

f) Keadaan lingkungan :

Lingkungan rumah nyaman, aman, jauh dari kebisingan

Pergaulan dengan sesama penghuni wisma jambu cukup

baik, begitu pula dengan petugas dan penghuni PSTW

lainnya.

V. INFORMASI PENUNJANG

a. Diagnosa medis : hipertensi

b. Laboratorium : tidak dikaji

c. Terapi medis : obat-obatan hipertensi dari dokter

8

Page 9: Lapsus Gerontik

ANALISA DATA

No Data penunjang Masalah keperawatan

1 Data subjektif :

Klien mengatakan pusing dan penglihatannya

menjadi gelap saat tekanan darahnya

meningkat

Klien mengatakan saat tekanan darahnya

tinggi beberapa waktu yang lalu, ia hampir

terjatuh

Klien mengatakan penglihatannya kabur dan

rabun jauh

Klien mengatakan kadang menggunakan

tongkat untuk berjalan

Data objektif :

TD = 160/110 mmHg

Klien memperlihatkan tongkat yang

dipergunakan untuk menopang klien berjalan

saat pengkajian

Resiko cedera

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko cidera b. d perjalanan penyakit ( hipertensi )

9

Page 10: Lapsus Gerontik

INTERVENSI KEPERAWATAN

Resiko cidera berhubungan dengan perjalanan penyakit ( hipertensi )

Criteria hasil :

- tekanan darah dalam batas normal

- klien tidak mengalami gejala yang menunjukkan hipertensi

Intervensi Rasional

Mandiri

Monitor tanda – tanda vital secara

rutin

Kurangi konsumsi garam berlebihan

( seperti ikan asin )

Tingkatkan olahraga ringan dengan

teratur seperti jalan kaki

Berhenti merokok dan menghindari

minuman beralkohol

Istirahat cukup

Mengendalikan berat badan

Ajarkan klien membuat obat

tradisional yang dapat mengurangi

gejala hipertensi

Untuk melihat perkembangan penyakit.

Juga mempertimbangkan pengobatan apa

yang sebaiknya diberikan

( nonfarmakologis atau farmakologis )

Natrium akan menarik air, yang akan

berakibat menambah beban kerja jantung.

Untuk meningkatkan kebugaran tubuh

Untuk mengurangi hipertensi karena

substansi di dalam rokok dan alcohol

dapat menyebabkan aterosklerosis

Kurang istirahat dapat mempengaruhi

emosi. Gangguan emosi dapat menjadi

factor yang ada pada pasien hipertensi.

Obesitas dapat memicu terjadinya

hipertensi. Dengan mengendalikan berat

badan dalam rentang ideal berarti

mengurangi resiko kejadian hipertensi

Obat tradisional memiliki efek samping

yang minimal bahkan tidak ada

dibandingkan dengan obat medis.

Disamping itu biaya juga menjadi alas an

utama anjuran penggunaan obat

10

Page 11: Lapsus Gerontik

tradisional

Kolaborasi

Berikan obat anti hipertensi sesuai

dosis

Pada hipertensi berat obat anti hipertensi

lebih baik untuk digunakan. Karena efek

obat lebih cepat.

11

Page 12: Lapsus Gerontik

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa

keperawatan

Tujuan

utama

Tujuan khusus Criteria Standar Interevensi

1. Resiko cidera pada

Ny. R b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

dengan masalah

hipertensi

Keluarga

mampu

mengatasi

masalah

resiko

cidera pada

Ny. R

Setelah

dilakukan

intervensi

selama 2 x 45

menit keluarga

mampu :

1. mengenal

masalah

hipertensi

1.1

menyebutkan

pengertian

hipertensi

Respon

verbal

( RV )

( keluarga dapat

menyebutkan pengertian

hipertensi dengan

bahasanya sendiri atau

dengan bantuan leaflet )

Hipertensi adalah kondisi

dimana tekanan darah

seseorang 140/90 mmHg

1.1.1 kaji pengetahuan keluarga

tentang pengertian hipertensi

1.1.2 beri reinforcement positif atas

jawaban keluarga

1.1.3 diskusikan pengertian hipertensi

dengan keluarga

1.1.4 beri kesempatan kepada keluarga

untuk bertanya

1.1.5 minta keluarga untuk

12

Page 13: Lapsus Gerontik

1.2

menyebutkan

penyebab

hipertensi

1.3

menyebutkan

tanda dan gejala

hipertensi

Respon

verbal

( RV )

RV

Keluarga dapat

menyebutkan penyebab

hipertensi dengan bahasa

sendiri atau dengan bantuan

minimal dan leaflet.

- gangguan emosi

- obesitas

- konsumsi alcohol, rokok,

kopi dan the

- obat-obatan yang

merangsang

keluarga dapat meyebutkan

tanda dan gejala hipertensi

dengan bahasa sendiri atau

dengan bantuan minimal

dan leaflet

menyebutkan kembali

1.1.6 jawab pertanyaan keluarga

1.2.1 kaji pengetahuan keluarga

tentang penyebab hipertensi

1.2.2 beri reinforcement positif atas

jawaban keluarga

1.2.3 diskusikan penyebab hipertensi

dengan keluarga

1.2.4 motivasi keluarga untuk

mengulang kembali

1.2.5 beri reinforcement positif atas

keberhasilan keluarga

1.3.1 diskusikan tanda dan gejala

hipertensi dengan keluarga

1.3.2 beri kesempatan keluarga untuk

bertanya

1.3.3 jawab pertanyaan keluarga

1.3.4 motivasi keluarga untuk

13

Page 14: Lapsus Gerontik

1.4

mengidentifikasi

tanda dan gejala

hipertensi yang

dialami anggota

keluarga

Setelah

RV

-tekanan darah tinggi

140/90 mmHg

- perdarahan atau kumpulan

cairan pada retina

-pusing, berdebar-debar

Keluarga mampu

menyebutkan tanda dan

gejala hipertensi yang

dialami oleh anggota

keluarga

mengulang kembali

1.3.5 beri reinforcement positif atas

keberhasilan keluarga

1.4.1 tanyakan kepada anggota

keluarga tanda dan gejala

hipertensi yang dialami oleh

anggota keluarga

1.4.2 Beri reinforcement positif atas

identifikasi yang diberikan oleh

keluarga

14

Page 15: Lapsus Gerontik

dilakukan

intervensi

keperawatan

selama 1 x 45

menit

diharapkan

keluarga mampu

:

2. mengambil

keputusan yang

tepat untuk

merawat

anggota

keluarga dengan

masalah

hipertensi

2.1

menyebutkan

akibat lanjut

dari hipertensi

RV

Keluarga dapat

menyebutkan akibat lanjut

dari hipertensi dengan

bantuan minimal atau

bantuan leaflet

2.1.1 kaji pengetahuan keluarga

tentang akibat lanjut hipertensi

2.1.2 Beri reinforcement positif atas

jawaban keluarga

2.1.3 Diskusikan akibat lanjut dari

15

Page 16: Lapsus Gerontik

2.2 memutuskan

untuk merawat

anggota

keluarga dengan

masalah

hipertensi

Setelah

dilakukan

RV

- perdarahan retina

- gagal jantung kongestif

- gagal ginjal

- stroke

Keluarga memutuskan

untuk merawat anggota

keluarga dengan masalah

hipertensi

hipertensi

2.1.4 Beri kesempatan keluarga untuk

bertanya

2.2.1 beri kesempatan kepada keluarga

untuk mengambil keputusan

2.2.2 bimbing keluarga untuk

mengambil keputusan

2.2.3 beri reinforcement positif atas

keputusan keluarga

16

Page 17: Lapsus Gerontik

intervensi

keperawatan

selama 3 x 45

menit

pertemuan

diharapkan

keluarga mampu

:

3. merawat

anggota

keluarga dengan

hipertensi

3.1

menyebutkan

cara merawat

hipertensi

RV

Keluarga mampu

menyebutkan cara

perawatan hipertensi

dengan bahasa sendiri atau

dengan bantuan minimal :

3.1.1 kaji pengetahuan keluarga

tentang cara perawatan hipertensi

3.1.2 beri reinforcement positif atas

jawaban keluarga

3.1.3 diskusikan cara perawatan

17

Page 18: Lapsus Gerontik

3.2

menyebutkan

diet bagi

penderita

hipertensi

RV

- pengaturan makan

- olahraga ringan

- berhenti merokok

- istirahat cukup

- menghindari minuman

beralkohol

- mengendalikan berat

badan

Keluarga mampu

menyebutkan pengaturan

makanan yang sebaiknya

diberikan pada penderita

hipertensi :

- mengurangi makanan

yang bergaram tinggi

seperti ikan asin

- mengurangi makan

jeroan, hati, jantung, otak

serta makanan yang

bersantan.

hipertensi dengan keluarga

3.1.4 beri kesempatan keluarga untuk

bertanya

3.1.5 jawab pertanyaan keluarga

3.1.6 motivasi keluarga untuk

mengulang kembali

3.1.7 beri reinforcement positif atas

keberhasilan keluarga

3.2.1 kaji pengetahuan keluarga

tentang diet bagi penderita

hipertensi

3.2.2 beri reinforcement positif atas

jawaban keluarga

3.2.3 diskusikan tentang diet penderita

hipertensi dengan keluarga

3.2.4 beri kesempatan keluarga untuk

bertanya

3.2.5 jawab pertanyaan keluarga

3.2.6 motivasi keluarga untuk

18

Page 19: Lapsus Gerontik

3.3 membuat

obat tradisional

RV

Keluarga dapat

menyebutkan 3 dari 4 cara

membuat obat tradisional

dengan bantuan minimal

atau dengan bantuan

leaflet :

- rimpang kunyit, caranya :

kunyit dicuci bersih,

diparut dan campur dengan

satu gelas air putih hangat

lalu peras dan saring.

Campurkan saringan kunyit

dengan satu sendok makan

madu. Air perasan kunyit

diminum 2 kali sehari, pagi

dan sore.

mengulang kembali

3.2.7 beri reinforcement positif atas

keberhasilan keluarga

3.2.8 evaluasi pada kunjungan yang

tidak direncanakan

3.3.1 kaji pengetahuan keluarga

tentang obat tradisional pada

penderita hipertensi

3.3.2 beri reinforcement positif atas

jawaban keluarga

3.3.3 diskusikan tentang obat

tradisional dan jelaskan tentang

cara membuatnya serta

khasiatnya

3.3.4 beri kesempatan keluarga

bertanya

3.3.5 jawab pertanyaan keluarga

3.3.6 motivasi keluarga untuk

mengulang kembali

3.3.7 beri reinforcement positif atas

19

Page 20: Lapsus Gerontik

Setelah

dilakukan

intervensi

keperawatan

selama 1 x 45

menit

pertemuan

diharapkan

keluarga mampu

:

- daun tapak dara, caranya :

daun dicuci bersih, rebus

dengan 3 gelas air selama

10 menit. Biarkan rebusan

sampai dingin, peras dan

saring. Hasil saringan daun

tapak dara diminum

Pada kunjungan yang tidak

direncanakan keluarga telah

keberhasilan keluarga

3.3.8 evaluasi pada kunjungan yang

tidak direncanakan

4.1 jelaskan kepada keluarga tentang

20

Page 21: Lapsus Gerontik

4. memodifikasi

lingkungan bagi

penderita

hipertensi

melakukan cara

memmodifikasi lingkungan

yang baik bagi penderita

hipertensi :

- lingkungan yang tenang,

jauh dari keributan ( kamar

tersendiri )

- gunakan tempat tidur

yang tidak terlalu tinggi

- usahakan lantai bersih,

rata, tidak licin, dan tidak

basah

- pasang pegangan di kamar

mandi

- hindari lampu yang redup

dan menyilaukan

- gunakan sandal yang

beralas karet

cara memodifikasi lingkungna bagi

penderita hipertensi

4.2 motivasi keluarga untuk menerapkan

cara modifikasi lingkungan bagi

penderita hipertensi

4.3 evaluasi pada kunjungan yang tidak

direncanakan ke rumah keluarga

4.4 beri kesempatan keluarga

mengekspresikan perasaannya dan

mengajukan pertanyaan

4.5 jawab pertanyaan keluarga dan beri

reinforcement positif

21

Page 22: Lapsus Gerontik

Setelah

dilakukan

intervensi

keperawatan

selama 1 x 45

menit

pertemuan

diharapkan

keluarga mampu

:

5.

memanfaatkan

fasilitas

pelayanan

kesehatan

5.1 pelayanan

kesehatan yang

dimanfaatkan

Fasilitas kesehatan yang

dapat digunakan :

- rumah sakit / puskesmas

- perawat keluarga

- praktek dokter atau bidan

5.1.1 sebutkan pada keluarga beberapa

fasilitas kesehatan yang dapat

digunakan

5.1.2 diskusikan dengan keluarga

berbagai sarana pelayanan

22

Page 23: Lapsus Gerontik

5.2 memberikan

dukungan pada

keluarga untuk

menggunakan

pelayanan

kesehatan

RV

RV

Fasilitas yankes yang dapat

dikunjungi pada jam kerja,

yankes yang mudah

dijangkau akan mengurangi

biaya dan memudahkan

transportasi, biaya yang

diperlukan sesuai dengan

yankes yang diinginkan

Dukungan pada keluarga

untuk menggunakan yankes

dapat mendorong keluarga

mengurangi / mengatasi

hipertensi

Pada kunjungan yang tidak

direncanakan keluarga

mampu menunjukkan kartu

kesehatan yang tersedia yang

dapat digunakan

5.1.3 jelaskan akan pentingnya

fasilitas pelayanan kesehatan

tersebut

5.1.4 dorong keluarga untuk

mengunjungi fasilitas pelayanan

kesehatan

5.2.1 dukung keluarga untuk

memutuskan tindakan

5.2.2 evaluasi adanya penurunan sakit

setelah menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan

5.2.3 beri reinforcement positif

5.3.1 jelaskan pada keluarga manfaat

pelayanan kesehatan

5.3.2 dorong keluarga untuk

23

Page 24: Lapsus Gerontik

5.3

memanfaatkan

fasilitas

pelayanan

kesehatan

Afektif

berobat\ atau obat-obatan

yang diresepkan dari

yankes.

mengungkapkan persepsi

5.3.3 minta keluarga menunjukkan

kartu berobat atau obat-obatan

yang diresepkan dari pelayanan

kesehatan

5.3.4 beri reinforcement positif

24