BAB III kdk dns
-
Upload
debbi-anggraini -
Category
Documents
-
view
17 -
download
5
description
Transcript of BAB III kdk dns
BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
III.1. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
III.1.1. Identitas Pasien
Nama : Pak M
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 67 tahun
Alamat : Sandang sari RT 02/ RW 98 desa madyocondro
kecamatan secang kabupaten magelang
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : pensiunan
III.1.2. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Pak M
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 67 tahun
Alamat : Sandang sari RT 02/ RW 98 desa madyocondro
kecamatan secang kabupaten magelang
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Pensiunan
III.2. PROFIL KELUARGA YANG TINGGAL SATU RUMAH
Tabel 1. Daftar anggota keluarga kandung
No NamaKeduduka
nJenis
kelaminUsia
(tahun)Pendidikan Pekerjaan Ket
1 Bp. MKepala
keluargaL 67 SMP Pensiunan Sakit
2 Ibu J Isteri P 61 SMP Ibu rumah Sehat
tangga
3 Pak S Anak L 35 SMA Swasta Sehat
4 Bu Y Menantu P 24 SMA Swasta Sehat
5 Anak N Cucu P 3 - - Sehat
Diagram 1. Genografi keluarga
Keterangan :
Laki - laki
Perempuan
Perempuan meninggal
Laki-laki meninggal
Diagram 2. Family map
Istri (pasien)Suami
Anak
Kakak kandung
Istri
III.3. RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH
DILAKUKAN KEPADA PASIEN
III.3.1. Hasil rekam medis pasien :
a. Anamnesis : Anamnesis dilakukan secara
autoanamnesis pada tanggal 18 Juli 2012 pukul 16.00 WIB di rumah
Bp.M.
b. Keluhan Utama : tidak ada keluhan
c. Keluhan Tambahan : tidak ada keluhan
d. Riwayat Penyakit Sekarang : -
e. Riwayat Penyakit Dahulu : memiliki riwayat trauma pada tahun
1995 yang menyebabkan perdarahan pada otak bagian belakang.
Setelah mengalami trauma Bp.M. menderita hipertensi dan Pada tahun
2005 pasien kehilangan kemampuan untuk mendengar dan menghidu.
f. Riwayat Penyakit Keluarga : -
g. Pemeriksaan Fisik:
a) Keadaan umum : Sakit ringan
b) Kesadaran : Kompos mentis
c) Tanda Vital
Tensi : 200/100 mmHg
RR : 24x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,7 ºC
BB : 65 kg
TB : 163 cm
d) Pemeriksaan Thorax
Inspeksi : normochest
Palpasi : Taktil fremitus normal dikedua
lapang paru
Perkusi : Kedua lapang paru sonor
Auskultasi : suara vesikuler, tidak ada wheezing
a. Diagnosis Kerja : Hipertensi derajat 3 dengan riwayat
trauma kepala
b. Penatalaksanaan yang telah dilakukan dari puskesmas Secang1 pada
tanggal 18 Juni 2012
a) Koreksi penyebab sesak napas
Sesak timbul terutama saat cuaca dingin dan terlalu lelah
melakukan aktivitas. Pasien disarankan agar istirahat, sering
kontrol ke puskesmas.
b) Farmakologis
Salbutamol 3x1 X
Ambroxol 3x1 X
Paracetamol 3x1 X
Fe 1x1 XXX
Vitamin C 1x1 XXX
III.3.2.Hasil kunjungan rumah pasien :
1. Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18 Juli
2012 pukul 16.00 WIB di rumah pasien.
2. Keluhan Utama : tidak terdapat keluhan
3. Keluhan Tambahan: tidak terdapat keluhan
4. Riwayat Penyakit Sekarang: -
5. Riwayat Penyakit Dahulu : memiliki riwayat trauma pada tahun
1995 yang menyebabkan perdarahan pada otak bagian belakang.
Setelah mengalami trauma Bp.M. menderita hipertensi dan Pada
tahun 2005 pasien kehilangan kemampuan untuk mendengar dan
menghidu.
5. Riwayat Penyakit Keluarga : -
6. Gaya hidup
a. Kurang olahraga
b. Kurangnya konsumsi makanan dengan gizi seimbang
7. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan umum : sakit ringan
b. Kesadaran : kompos mentis
c. Tanda Vital
a) Tensi : 200/100 mmHg
b) RR : 20 x/menit
c) Nadi : 90 x/menit
d) Suhu : 37 ºC
e) BB : 29 kg
f) TB : 145 cm
8. Pembinaan
- edukasi tentang gizi seimbang
- edukasi untuk mengontrol hipertensi dengan mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung garam
- memotivasi pasien untuk menggunakan jamkesmas untuk
pengobatan di puskesmas
9. Faktor pendukung
- jarak rumah dengan puskesmas dekat
10. Faktor penghambat
- Pola makan tidak sesuai dengan gizi seimbang
- Kesadaran pasien untuk meminum obat kurang
- Kurangnya dukungan keluarga
11. Indikator keberhasilan
Pengetahuan meningkat, pola makan teratur, menigkatnya
kesadaran pasien untuk mengontrol hipertensinya, kepatuhan
dalam meminum obat, meningkatnya dukungan keluarga untuk
kesembuhan pasien, teratur untuk cek kesehatan ke puskesmas.
III.4. IDENTIFIKASI FUNGSI – FUNGSI KELUARGA
III.4.1. Fungsi Biologis
Keluarga tidak memiliki penyakit yang bersifat herediter, dan tidak
pernah menderita penyakit menular.
III.4.2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama suami, anak dan kakak kandungnya.
Komunikasi antar sesama anggota keluarga berjalan lancar. Menurut
pasien, ia tidak mengkhususkan kasih sayang kepada anak tertentu.
Sehingga, apabila pasien memiliki masalah, ia juga bercerita dengan suami
atau kakak kandungnya. Dalam menghadapi masalah di keluarga baik
masalah internal maupun eksternal, dibicarakan dulu bersama dan
keputusan akhir adalah kepala keluarga hasil dari musyawarah antar
anggota keluarga. Waktu berkumpul bersama keluarga lebih banyak pada
malam hari saat makan, berkumpul di keluarga dan shalat berjamaah.
III.4.3. Fungsi Ekonomi
Suami pasien adalah seorang buruh lepas, aktifitas kerja suami
biasanya dilakukan dari pagi hingga sore hari. Penghasilan perbulannya
tidak menentu, kurang lebih 150.000 rupiah per minggu. Pembiayaan
kebutuhan sehari – hari maupun biaya listrik berasal dari pendapatan suami.
Selama ini untuk biaya pelayanan kesehatan diperoleh dari dana pribadi.
III.4.4. Fungsi Pendidikan
Pasien dan suami memiliki pendidikan yang rendah, hanya sampai di
bangku Sekolah Dasar (SD). Hal ini dikarenakan faktor ekonomi sehingga
tidak bisa membayar uang sekolah. Rencana pendidikan untuk anaknya pun
tidak ada, pasien belum tahu apakah nanti dengan penghasilannya yang
sangat minim dapat menyekolahkan anaknya.
III.4.5. Fungsi Religius
Pasien dan keluarga memeluk agama Islam, menjalankan ibadah
agama secara rutin. Penerapan nilai agama dalam keluarga cukup baik.
Pasien juga sering mengikuti pengajian rutin di daerah sekitar rumahnya
yang biasanya diadakan setiap malam jumat.
III.4.6. Fungsi Sosial Budaya
Pasien dan keluarga dapat diterima dengan baik di lingkungan
rumahnya. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosial adalah warga
biasa, namun pasien pun cukup dikenal di kalangan lingkungan rumahnya
karena aktif dan sering berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat.
Komunikasi dengan tetangga baik.
III.5. POLA KONSUMSI PASIEN
Frekuensi makan rata–rata pasien setiap harinya 3x/hari dengan variasi
makanan sebagai berikut : nasi, lauk (tempe, tahu), sayur (bayam, kangkung,
dan sayuran lainnya). Dalam satu kali makan, hanya dengan menu nasi, satu
macam lauk dan satu macam sayur. Pasien jarang mengkonsumsi protein
hewani. Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan. Anaknya yang berusia 2
tahun juga tidak diberikan susu karena keterbatasan ekonomi. Pasien rutin
meminum Fe dan vitamin C yang diberikan oleh puskesmas.
III.6. IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
1. Faktor Perilaku
Pasien mengetahui tapi kurang bisa menghindari faktor pencetus yaitu
ketika terpapar oleh asap, debu, cuaca dingin dan kelelahan. Selain itu,
anggota keluarga jarang membersihkan rumah serta membuka ventilasi
sehingga memicu timbulnya serangan asma. Suami pasien merupakan
perokok aktif.
Pasien mengerti tentang kehamilan berisiko karena memiliki penyakit
asma. Perilaku pasien terhadap kesehatan adalah apabila dalam keluarga
ada yang sakit, usaha pertama yaitu mengobati sendiri penyakit tersebut
dengan menggunakan obat yang dibeli di warung. Apabila belum sembuh
juga, pilihan selanjutnya yaitu dibawa ke puskesmas.
Namun selama kehamilan, pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan
kesehatan, hanya saja pasien terkadang merasa sesak ketika melakukan
aktifitas yang berat dan udara dingin. Pasien memiliki buku KMS untuk
anak pertamanya dan kehamilannya saat ini. Pasien rutin mengikuti
kegiatan posyandu untuk memantau perkembangan anak ke-2 nya yang
baru berusia 18 minggu. Pasien juga rutin melakukan kegiatan ANC.
Pasien kurang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang karena
faktor ekonomi.
2. Faktor Non-Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah relatif mudah ditemui dan
dekat dengan rumah seperti posyandu dan bidan. Untuk lokasi Puskesmas
Kota Mungkid juga relatif dekat, sekitar 3-4 km. Akses transportasi juga
relatif mudah, pasien diantar oleh suaminya ke puskesmas dengan
mengendarai sepeda motor milik tetangga. Namun untuk masalah
pembiayaan kesehatan, pasien menggunakan Jamkesmas apabila sakit.
III.7. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
Pasien tinggal di rumah pribadinya. Rumah pasien terletak di
pemukiman umum di Dusun Wayuhrejo (Kwahyuwan). Luas bangunan 100
m2, berlantai 1, lantai rumah terbuat dari semen dan diplester pada kamar,
ruang tamu serta kamar mandi, namun untuk dapur masih berlantai tanah.
dinding rumah terbuat dari triplek, dan beratapkan genteng dengan banyak
bagian yang berlubang. Tidak terdapat langit-langit rumah. Hanya terdapat
jendela pada kamar saja dan tidak memiliki ventilasi di setiap ruangan.
Pencahayaan cukup memadai untuk membaca karena tiap ruangan memiliki
lampu. Listrik 450 watt yang didapatkan dari sumber listrik tetangga, sumber
air berasal dari sumur timba. Terdapat satu kamar mandi dengan luas 4 m2 dan
jamban leher angsa. Pembuangan limbah rumah tangga melalui got yang
mengalir disamping rumah, tidak memiliki tempat sampah dan membuang
sampah di kebun sekitar rumah dan kemudian dibakar.
Gambar 1. Denah rumah
Kandang
Gambar 2. Denah rumah dari Puskesmas Kota Mungkid
Puskesmas Kota Mungkid
Arah borobudur
sumur
Kamar Kamar Dapur
Kamar mandi
Ruang Tamu
PLKB
Pasar
Lapangan
SD
III.8. DIAGRAM REALITA PADA KELUARGA
Diagram 3. Diagram realita yang ada pada keluarga
Rumah bidan desa
Dusun Wayuhrejo (Kwahyuwan) Rumah pasien
Lingkungan
Genetik
Yankes
Perilaku
Status Kesehatan
Ada riwayat asma yaitu pada ayah kandung
III.9. TABEL PERMASALAHAN
Permasalahan Penyelesaian
- Tidak terdapat jendela dan
ventilasi rumah
- Anggota keluarga jarang
membersihkan rumah
- Menyarankan membuka pintu
rumah
- Memberikan pengetahuan
mengenai rumah sehat
Lantai rumah terbuat dari tanah - Memberikan pengetahuan cara
membersihkan rumah seperti
menggunakan lap basah
- Menggunakan masker saat
membersihkan rumah
- Memberikan pengetahuan tentang
PHBS
Tidak mencegah kekambuhan
asma jika cuaca dingin
Menggunakan jaket saat cuaca
dingin
Kurangnya makanan dengan
gizi seimbang
Memberi pengetahuan tentang
makanan gizi seimbang untuk ibu
hamil dan keluarga
Ada riwayat asma yaitu pada
ayah kandung
Memberikan pengetahuan tentang
asma
Suami pasien perokok aktif Menyarankan untuk berhenti
Bidan DesaPuskesmas
Tidak terdapat jendela dan ventilasi rumah
Lantai rumah terbuat dari tanah
Tidak mecegah kekambuhan asma jika cuaca dingin
Kurangnya makanan dengan gizi seimbang
Anggota keluarga jarang membersihkan rumah
merokok atau tidak merokok di
dekat pasien
III.10. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN
Tabel 2. Jadwal pembinaan dan hasil kegiatan
Tanggal Kegiatan yang dilakukan
Keluarga yang terlibat
Hasil kegiatan
18-06-2012 Perkenalan dan identifikasi masalah kesehatan pada keluarga
Pasien dan kakak Mengetahui masalah kesehatan yang ada pada keluarga
21-06-2012 Edukasi mengenai penyakit asma, kehamilan, gizi seimbang dan rumah sehat
Pasien, suami dan kakak
Pasien, suami dan kakak memahami penjelasan yang diberikan
26-06-2012 Menilai hasil pemberian edukasi
Pasien, suami dan kakak
Pengetahuan dan kesadaran pasien, suami dan kakak terhadap edukasi yang diberikan meningkat
III.11. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2012
pada pukul 15.00 WIB. Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil
sebagai berikut
a. Tingkat pemahaman
Pemahaman terhadap pemberian edukasi yang dilakukan cukup baik
b. Hasil Pemeriksaan
TD : 110/70 mmhg
Pernapasan : 18 x/menit
c. Faktor pendukung :
Pasien mengetahui dan sadar mengenai penyakitnya
Pasien mengetahui obat yang dikonsumsi untuk meringankan sesak
nafas serta mengetahui cara menghindari faktor pencetus
Keluarga dan suami membantu pengobatan dan memahami penjelasan
yang diberikan
Kesadaran pasien untuk dapat sembuh, sehingga pasien sangat
kooperatif untuk mengubah perilaku yang dapat mempengruhi kondisi
psikis
Pasien mengetahui mengenai resiko kehamilan dengan asma
d. Faktor penyulit
Keadaan ekonomi kurang
Pola makan tidak sesusai dengan gizi seimbang
Rumah tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat
Kurangnya perilaku hidup sehat
e. Indikator keberhasilan
Pengetahuan dan pemahaman pasien serta keluarga meningkat
mengenai penyakit dan penyebab asma meningkat
Pasien melakukan pencegahan serangan asma dengan menghindari
faktor pencetus
Pengetahuan pasien mengenai resiko penyakit asma dengan kehamilan
meningkat sehingga pasien mau memeriksa kehamilan jika terdapat
keluhan
Pengetahuan pasien mengenai KB meningkat
Kesadaran pasien untuk membuka dan membersihkan ventilasi kamar
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan Ibu F yaitu faktor genetik dan
cuaca. Kondisi kamar dengan ventilasi yang kurang juga mempengaruhi sirkulasi
udara yang buruk. Segi perilaku, ibu F tidak mengurangi serangan asma akibat cuaca
dingin dengan mengunakan jaket atau selimut. Kehamilan ibu F hingga saat ini masih
baik.
B. SARAN
1. Untuk pembinaan berikutnya
1) Agar dilakukan pemantauan dan pembinaan yang berkesinambungan
terhadap pasien baik pada penyakitnya maupun masalah-masalah dalam
keluarganya.
2) Meningkatkan peran dari seluruh anggota keluarga dalam menjaga kondisi
psikis dan emosional pasien.
3) Agar lebih memperhatikan kesehatan fisik dan psikis pasien agar sesak
tidak sering kambuh.
4) Memanfaatkan catatan medis dan catatan pembinaan yang telah dilakukan
sebelumnya untuk mengetahui apakah perkembangan kondisi pasien dan
keluarganya sudah membaik atau belum.
2. Untuk Puskesmas
1) Sistem penatalaksanaan pasien secara paripurna dengan pendekatan
kedokteran keluarga.
2) Tersedianya sarana yang memadai untuk pengelolaan pasien dengan
pendekatan kedokteran keluarga.
3) Sistem pemberian informasi yang jelas dan komprehensif yang ditujukan
pada pasien dan keluarganya.