Bab 3 Kdk Nidatiwi

23
BAB III LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH 3.1 Identitas Pasien dan Keluarga I. Identitas Pasien Nama : Ny. Lukita Jenis kelamin: Perempuan Usia : 70 tahun Status Pernikahan : Menikah Alamat : RT 1 RW 1, Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Pendidikan : Tidak bersekolah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga II. Identitas Kepala Keluarga Nama : Tn.Wiyono Jenis Kelamin: Laki – laki Umur : 48 tahun Status Pernikahan : Menikah Alamat : RT 1 RW 1, Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa 9

description

KDK

Transcript of Bab 3 Kdk Nidatiwi

BAB IIILAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

3.1 Identitas Pasien dan KeluargaI. Identitas Pasien Nama : Ny. Lukita Jenis kelamin: Perempuan Usia: 70 tahun Status Pernikahan: Menikah Alamat: RT 1 RW 1, Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara Agama: Islam Suku Bangsa: Jawa Pendidikan: Tidak bersekolah Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

II. Identitas Kepala Keluarga Nama: Tn.Wiyono Jenis Kelamin: Laki laki Umur: 48 tahun Status Pernikahan: Menikah Alamat: RT 1 RW 1, Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara Agama: Islam Suku Bangsa: Jawa Pendidikan: STM Pekerjaan: Buruh lepas

3.2 Profil Keluarga yang Tinggal Satu RumahTabel 1. Profil Keluarga Yang Tinggal Satu RumahNoNamaKedudukan dalam KeluargaJKUmur (th)PendidikanPekerjaanKeterangan

1Tn WiyonoKKL52STMBuruh lepasSehat

2Ny SriIstriP42SDIRTSehat

3Ny LukitaIbuP70Tidak bersekolahIRT

4LiaAnakP24IKIPGuru SMPSehat

5RizkiAnakL22SMAMahasiswaSehat

6DewiAnakP20SMAMahasiswiSehat

7TantiAnakP18SMPPelajar SMASehat

8VikiAnakL16SDPelajar SMPSehat

9AdiAnakL10-Pelajar SDSehat

Gambar 1. Pohon Keluarga Keterangan :

: Perempuan: Laki- laki3.3 Resume Penyakit dan Penatalaksanaan yang Sudah Dilakukan I. AnamnesisAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal12 Mei 2014 pukul 14.00 WIB di rumah pasien di rumah pasien diRT 1 RW 1, Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jeparaa. Keluhan Utama:Nyeri kepalab. Riwayat Penyakit SekarangOnset dan kronologis: 20 tahun pasien mengeluh sering nyeri kepala dan rasa kencang di belakang leher. 5 tahun keluhan nyeri kepala dan rasa kencang di belakang leher dirasakan semakin sering.Kualitas: nyeri kepala hilang timbul, terkadang memberat tanpa sebab hingga pasien tidak dapat beraktivitas dan hanya terbaring di tempat tidur. Kuantitas : nyeri kepala (+), frekuensi 2-5 kali sebulan.Faktor memperbera: Stress, Kelelahan, makan ikan asin.Faktor memperingan : Beristirahat, minum obat yang didapat dari PKDGejala penyerta: Mudah lelah (-), lemas (-), mual (-), muntah (-),nyeri ulu hati (-), nyeri pinggang (-) frekuensi dan jumlah BAK tidak berkurang.

Riwayat Penyakit Dahulua. Riwayat kecelakaan lalu lintas dan dirawat di rumahsakit (+) 3 tahun yang lalu.b. Riwayat alergi disangkalc. Riwayat kencing manis disangkald. Riwayat penyakit jantung disangkale. Riwayat asma/sesak nafas disangkalf. Riwayat operasi disangkal

Riwayat Penyakit Keluargaa. Riwayathipertensi (+) padabapakdankeduasaudarakandungpasien.b. Riwayat stroke (+) padaadikpasienc. Riwayatkencingmanis (+) padaibupasiend. Riwayat alergi disangkal e. Riwayat penyakit jantung disangkalf. Riwayat asma/sesak napas disangkal

Riwayat Sosial ekonomiPasien menggunakan pembiayaan JKN

II. Hasil Pemeriksaaan FisikTanggal 12 Mei 2014, pukul 14.00 WIB di Rumah Pasien. Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda Vital: T: 150/90 mmHgN : 76x/menit, isi dan tegangan cukup RR : 18x/menitt: 36,7 C (aksiler) TB: 152 cmBB: 50 kgBMI:21,64Kepala: Mesosefal, nyerikepala (+) jejas (-)Mata: Conjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm / 3mm), refleks cahaya (+/+)Telinga: OAE edema (-/-), hypoacusis (+/-) discharge di telingakananpasien, berwarnakuningkehijauan. membran timpani perforasi di telingakanan, central, tunggal. Hidung : Nafas cuping hidung (-), disharge (-)Tenggorok: Arcus faring simetris, hiperemis (-)Leher: JVP tidak meningkat R+1,trakhea di tengah,pembesarannnll(-),pembesaran tiroid (-)Thoraks:Bentuk normal, retraksi intercostal dan supraclavicula(-), sela iga melebar (-).Cor: Ins : Ictus cordis tak tampak Pal: Ictus cordis teraba di SIC VI 2cm lateral linea midclavicula sinistra, pulsasi parasternal(-), pulsasi epigastrial(-), sternal lift (-) ,thrill (-).Per : Batas atas: SIC II linea parasternalis sinistra.Batas kanan : SIC V linea parasternalis dextra.Batas kiri : SIC VI 2cm lateral linea midclavicula sinistra.Au: Bunyi jantung I-II murni, bising (-), gallop (-), HR : 76 x/menit, iramaregulerPulmo depan:Ins:Simetris statis-dinamis.Pal:Stem fremitus kanan = kiri.Pe:Sonor seluruh lapangan parubaikkananmaupunkiriAu : Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-), Suaratambahan (-).

Pulmo belakang:Ins:Simetris statis-dinamis.Pal:Stem fremitus kanan = kiri.Pe:Sonor seluruh lapangan parubaikkananmaupunkiriAu: Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-), Suaratambahan (-).

SD=VesikulerST= (-)

SD=VesikulerST= (-)SD=VesikulerST= (-)

AbdomenIns : Datar, venektasi (-). Auskultasi : Bising usus (+) normal.Perkusi: Tympani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-), area traube timpaniPalpasi : Supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri ketok sudut kostovertebra(-), nyeri tekan suprapubik (-), nyeri tekan epigastrik (-)Ekstremitas:PemeriksaanSuperiorInferior

Edema -/--/-

Sianosis-/--/-

III. Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang (tidak ada)IV. Diagnosis KerjaHipertensi Grade IV. Rencana PenatalaksanaanTerapi definitif:Pemberian obat anti hipertensi.Terapi edukasi: Pasien dianjurkan memeriksakan tekanan darah teratur tiap minggu dan memiliki catatan berisi pengukuran tekanan darah tersebut sehingga pasien dapat mengontrol tekanan darahnya. Pasien dianjurkan untuk beristirahat cukup. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai komplikasi yang dapat disebabkan oleh hipertensi. Pasien dianjurkan untuk rutin berolah raga ringan, misalnya berjalan ringan. Dengan frekuensi 3 kali seminggu dan durasi setiap kali olah raga minimal 30 menit. Pasien dianjurkan untuk mengurangi asupan garam, makan-makanan yang berlemak, dan mengontrol berat badan.

VI. Hasil Penatalaksanaan MedisPada saat kunjungan (12 Mei 2014) pasien dalam keadaan baik, tidak ada keluhan apapun.Faktor pendukung:-Indikator keberhasilan :- Tabel 2. Permasalahan pada pasien dan keluarganyaNo.Risiko & masalah kesehatanRencana pembinaanSasaran

1Pasien menderita hipertensi tidak terkontrol sejak 20 tahun yang lalu Edukasi mengenai pola hidup dan diet yang sehat serta pengontrolan hipertensiPasien

2Pasien berisiko akan komplikasi dari hipertensinya Edukasi tentang komplikasi yang mungkin dialami dan penganganan yang dapat dilakukan segera. Pasien, Keluarga

3Keluarga pasien berisiko untuk menderita hipertensi Edukasi pola hidup dan diet yang sehat.Keluarga pasien

Genogram Keluarga Kandung

12345Gambar 2. Pohon Keluarga Kandung PasienKeterangan :

: Perempuan: Laki- laki: Hipertensi: DM: StrokeKeterangan : Ibu Penderita : Sudah meninggal, riwayat mempunyai penyakit diabetes Bapak Penderita: Sudah Meninggal, riwayat darah tinggi Penderita: Hipertensi grade I Suami Penderita: Sudah Meninggal Adik penderita I: Menderita hipertensi (tidak dilakukan pemeriksaan fisik) Adik Penderita II: Riwayat stroke (tidak dilakukan pemeriksaan fisik)

3.4 Identifikasi Fungsi Keluarga I. Fungsi BiologisPasien melahirkan dan membesarkan 5 orang anak. Saat ini pasien tinggal bersama anak laki-laki yang kedua. Keluarga anak laki-laki pasien memiliki 6 orang anak. Nutrisi keluarga tercukupi dengan baik, keluarga mengkonsumsi gizi seimbang setiap hari. Kondisi rumah termasuk kamar mandi dan pola hidup mendukung keluarga ini untuk menjadi sehat. Pasien dan keluarga jarang bepergian untuk rekreasi keterbatasan moda trasnportasi. Berdasarkan usia penderita diperoleh keterangan bahwa pasien telah lanjut usia. Pada umumnya terjadi penurunan fungsi biologis pada manula, akan tetapi selama pengamatan, fungsi pendengaran dan penglihatan pasien masih baik. Fungsi komunikasi masih baik. II. Fungsi PsikologisPasien adalah seorang ibu rumah tangga.Pasien tinggalbersamaanak, menantu, dan cucu-cucunya. Hubungan antar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah baik. Anggota keluarga memahami fungsi masing-masing dalam keluarga (Kepala keluarga mencari nafkah, Ibu bertugas mengurusi urusan rumah tangga, anak-anak bersekolah). Meskipun sudah lansia, tetapi pasien tidak pikun dan kekanak-kanakan, pasien masih membantu dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, misalnya mengarahkan untuk pendidikan cucu-cucunya. Hubungan pasien dan keluarga dengan tetangga sekitar baik. Pasien aktif di pengajian. III. Fungsi EkonomiPasien adalah ibu rumah tangga. Suami pasien sudah meinggal. Anak laki-laki pasien yang menjadi kepala keluarga adalahseorang buruh yang tidak mempunyai penghasilan tetap. Sebagai buruh lepas denganpenghasilantidaktetap, Rp 1.500.000 per bulan. Seorang cucu pasien sudah mandiri, bekerja sebagai guru SMP dengan penghasilan Rp 2.000.000 per bulanIV. Fungsi PendidikanPasien tidak pernah mengenyam pendidikan. Pasien tidak dapat baca-tulis.V. Fungsi ReligiusPasien danseluruhanggotakeluargaberagama Islam, menjalankanshalat 5 waktu. Pasien mengikuti kegiatan pengajian rutin dua kali seminggu setiap hari selasa dan jumat di lingkungan sekitar.VI. Fungsi Sosial dan BudayaPasien tinggal di rumah anaknya di kawasan pemukiman milik penduduk. Hubungan dengan tetangga dan masyarakat sekitar rumah baik. Pasien dianggap sebagai orang yang religius dari pandangan lingkungan sekitar dan sering diminta nasihat.

3.5 Pola Konsumsi Penderita Frekuensimakan 3x sehari. Penderita biasanya makan di rumah. Variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk (tahu, tempe, telur), sayur (sop, bayam, dll), air minum (air putih dan teh). Air minum berasal dari air ledengyang dimasak sendiri. Pasien mengaku sering makan buah-buahan. Yang memasak di rumah adalah menantu pasien. Menantu pasien masih menggunakan penyedap rasa untuk memasak dan tidak mengurangi garam pada masakannya. Ia juga tidak menyajikan menu tersendiri (yang rendah garam) untuk pasien.

3.6 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KesehatanI. Faktor PerilakuPasien telah rutin memeriksakan diri ke PKD. Pasien juga sering berolah raga berjalan kaki di lingkungan sekitar. Pasien sudah menghindari mengkonsumsi ikan asin pada makanannya. Akan tetapi pasien tidak rutin mengkosumsi obat, dan tidak tahu obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. II. Faktor Lingkungan Tinggal dalam rumah yang pencahayaanolehsinarmatahari kurang, serta sirkulas iudara dalam rumah kurang lancar. Jendela tidak dibuka setiap pagi. Dapur tidak mempunyaisaluranpembuanganasap. Sumber air dari air ledeng dandimasaksebelumdikonsumsi. Rumah dilengkapi dengan kamar mandi, terdapat sarana untuk buang air besar. Saluran pembuangan air limbah ke saluran terbuka dialirkan ke parit, pembuangan sampah dilakukan di halaman depan rumah yang dibakar bila sudah menumpuk. Akses jalan menuju rumah pasien mudah dicapai karena berada di pinggir jalan raya. III. Faktor Sarana pelayanan kesehatanPasien rutin memeriksakan diri ke Poliklinik Kesehatan Desa yang berjarak kurang dari 50 meter dari rumah pasien dengan berjalan kaki. Terkdang pasien memeriksakan kesehatannya di dokter praktik swasta yang berjarak 5km dari rumah pasien. Bila berobat ke dokter, pasien diantar menggunakan sepeda motor.IV. Faktor keturunanTerdapat risiko dalam keluaga, yaitu bapak pasien menderita hipertensi, ibu pasein menderita diabetes. Kedua adik pasien sama-sama menderita hipertensi dan salah satunya memiliki riwayat stroke.

3.7 Identifikasi Lingkungan RumahGambaran Lingkungan Rumah Rumah pasien terletak di RT 1 RW 1, Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara, dengan ukuran luas bangunan 7x11 m2, bentuk bangunan 1 lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 4 kamar tidur. Terdapat 1 kamar mandi, 1 dapur di bagian belakang rumah. Rumah beratapkan genteng, dinding darisemen, lantai berupa ubin. Penerangan dalam rumah dankamardinilai kurang, ditandai dengan pasien harus menyalakan lampu ruang tamu ketika dikunjungi. Ventilasi dan jendela