Tugas 1 PERENCANAAN STRATEGI

17
PERENCANAAN STRATEGI Perencanaan pendidikan jangka panjang dapat disebut juga dengan kebijakan umum pendidikan yang bertujuan merencanakan kebutuhan pendidikan yang ingin dicapai oleh perencana yaitu diawali dengan strategi yang kemudian dikembangkan lebih lanjut secara operasional, yaitu pertimbangan-pertimbangan, perbandingan dengan kegiatan lain, kebijakan yang perlu dilakukan, dan pendekatan yang terbaik agar tujuan yang diinginkan tepat dan bisa dicapai. TIPE-TIPE PERENCANAAN a. Ditinjau dari segi waktu No Perencanaa n Lama Program Kaitan Isi 1 Jangka panjang Minimum 10 tahun 5 – 6 Pelita Induk dari jangka menengah dan pendek Umum 2 Jangka menengah Berkisar 1 – 5 tahun 1 Pelita Sumber dari jangka pendek Menenga h 3 Jangka pendek Maksimum 1 tahun 1 tahun anggara n Perencanaa n Spesifi k Page | 1

Transcript of Tugas 1 PERENCANAAN STRATEGI

PERENCANAAN STRATEGI

Perencanaan pendidikan jangka panjang dapat disebut

juga dengan kebijakan umum pendidikan yang bertujuan

merencanakan kebutuhan pendidikan yang ingin dicapai oleh

perencana yaitu diawali dengan strategi yang kemudian

dikembangkan lebih lanjut secara operasional, yaitu

pertimbangan-pertimbangan, perbandingan dengan kegiatan

lain, kebijakan yang perlu dilakukan, dan pendekatan yang

terbaik agar tujuan yang diinginkan tepat dan bisa dicapai.

TIPE-TIPE PERENCANAAN

a. Ditinjau dari segi waktu

No Perencanaa

n

Lama Program Kaitan Isi

1 Jangka

panjang

Minimum

10 tahun

5 – 6

Pelita

Induk dari

jangka

menengah

dan pendek

Umum

2 Jangka

menengah

Berkisar

1 – 5

tahun

1

Pelita

Sumber

dari

jangka

pendek

Menenga

h

3 Jangka

pendek

Maksimum

1 tahun

1 tahun

anggara

n

Perencanaa

n

Spesifi

k

Page | 1

Tidak semua negara menganut perencanaan seperti diatas.

Bagi negara yang mempunyai paham pragmatisme lebih

memilih perencanaan jangka pendek atau menengah

tergantung pada tujuan sementara mereka, karena baik

menurut tahun ini belum tentu baik pada 5 tahun

mendatang, itulah sebabnya mereka lebih menggunakan

perencanaan jangka pendek.

b. Ditinjau dari segi ruang lingkupnya

1. Perencanaan makro perencanaan yang mencakup

pendidikan seluruh bangsa yang ditangani oleh

pemerintah pusat.

Contoh : penerimaan siswa / mahasiswa baru, kurikulum

baru

Struktur perencana tingkat pusat adalah :

No Struktur Tugas Terdiridari

a) Unit perencana

merencanakan. - Berbagaitenaga ahli

- Asisten tenaga ahli

b) Komisi 1.Menentukan apakah hasilkerja unit perencana dapat diterima atau tidak.

2.Menentukan kebijakan dalam pekerjaan mengadakan perencanaan secara umum

3.Memecahkan masalah dilapangan.

- Pegawai Negara

- Kelompokprofessional

- Gabungandari wakil masyarakat

c) Panitia studi

1. Mengidentifikasi masalah dilapangan

Page | 2

2. Mengumpulkan informasi yang relevan dengan masalah

3. Memecahkan dalam perencanaan

d) Konsultan Memberi layanan kepada panitia studi dan unit perencana yang membutuhkan. Seperti :- teknik pengumpulan dataatau informasi,

- menilai data, - membuat konklusi, rekomendasi

- membuat alternatif-alternatif

2. Perencanaan meso perencanaan yang mencakup

pendidikan pada wilayah tertentu misalnya satu

propinsi, ini akibat dari kondisi dan situasi daerah

yang berbeda-beda.

Struktur perencananya sama dengan perencaba pusat

hanya jumlah personalianya lebih sedikit, dan

diharapkan harus asli daerah tersebut agar lebih

mengetahui akan kebutuhan daerah dan paling banyak

merasakan hasilnya.

Tugas perencana pusat adalah sebagai pelindung,

konsultan, dan penilai.

3. Perencanaan mikro perencanaan yang mencakup pada

satu lembaga pendidikan atau sekelompok kecil lembaga.

Page | 3

Dasar kewenangan mengadakan perencanaan mikro adalah

hak seorang manajer pendidikan dalam mengendalikan

lembaganya, dan fleksibilitas peraturan dari

pemerintah pusat.

Fleksibilatas aturan ini didasarkan pada kenyataan

bahwa lembaga-lembaga pendidikan tidak persis sama

kondisi dan situasinya, mereka mempunyai aspirasi

sendiri.

Perencanaan mikro tidak boleh terlepas atau melanggar

dari perencanaan meso dan makro.

c. Ditinjau dari segi sifatnya

1. Perencanaan strategi berkaitan dengan kebijakan

yang diambil, pendekatan yang dipakai, kebutuhan,

misi, dan tujuan yang ingin dicapai (biasa dipakai

untuk perencanaan jangka panjang)

2. Perencanaan operasional berkaitan dengan usaha

yang digunakan untuk merealisasikan perencanaan

atau tujuan perencanaan tersebut. (biasa dipakai

untuk perencanaan jangka pendek).

Perencanaan lainnya :

3. Perencanaan memprogram atau mewujudkan tujuan

perantara (interim) kegiatan pengembangan misi

atau tujuan yang dihasilkan oleh perencana

strategi. Tapi pada hakekatnya perencanaan ini

adalah bagian dari perencanaan operasional, karena

hanya menganalisa tujuan perencanaan menjadi

program ideal sebelum menjadi spesifik.

Page | 4

4. Perencanaan pemecahan masalah perencanaan yang

lebih pendek dari perencanaan jangka pendek, dengan

tujuan memecahkan masalah yang muncul dalam

kegiatan sehari-hari agar menjadi normal dan

stabil. Pada dasarnya ini belum cukup dikategorikan

sebagai sebuah perencanaan karena hanya sekedar

mengembalikan perilaku sehari-hari yang menyimpang

agar kembali normal.

Kesimpulannya perencanaan operasional tidak boleh

keluar dari rambu yang telah digariskan dala

perencanaan strategis, dia hanya melaksanakan perintah

perancanaan strategi dan berusaha agar cita-citanya

tercapai.

d. Hubungan antar tipe-tipe perencanaan

Bagi Indonesia panjangnya perencanaan atas dasar

komitmen sangat diperlukan, walaupun tidak mudah

diukur, asal selalu mempunyai tujuan yang tetap. Untuk

Page | 5

dilaku

kan

Hampirsama

berk

aita

n berkaitan

itu komitmen selalu diutamakan jika menurun maka

perencanaan harus direvisi.

STRATEGI DALAM PERENCANAAN

Istilah ini dipakai dalam perencanaan strategi dan

analisa metode dan alat. Pengertian strategi disini

bagaimana menyelesaikan aktivitas yang dikembangkan dalam

analisa system yaitu mencari alternative pemecahan. Strategi

ini terjadi pada analisa / menentukan metode dan alat yang

dilibatkan.

Faktor pertimbangan dalam perencanaan

Faktor yang dapat mempengaruhi pendidikan yang perlu

diperhitungakan oleh para perencana pendidikan dapat disusun

dalam bagan berikut :

Page | 6

Filsafat negara Social

Perencanaanpendidikan

Demografi

Kebuda

yaa

n

Perananpemerintah. Hubdengan lembaga

PsikologiPeranan kel. profesiPe

rkembang

an

pend

uduk,

peny

ebaran pen

dudu

k,

kepada

tan

Ilmu

teknolog

i,

Keseni

nan,

Norma

Keenam macam faktor lingkungan yang mempengaruhi perencanaan

partisipatori di atas perlu diperhatikan agar pendidikan

yang telah direncanakan dapat berjalan lancar.

Masing-masing perencanaan adalah mengerjakan aspek tertentu

dalam suatu pendidikan yang diantisipasi atu dirasakan

sebagai masalah yang perlu dicarikan penyelesaiannya lewat

perencanaan.

Oleh sebab itu perhatian pada faktor lingkungan tidaklah

sama, karena sebuah masalah tidak akan menarik semua faktor

lingkungan.

PROSES BERFIKIR DALAM PERENCANAAN STRATEGI

Proses berikir harus mencakup analilsa intuisi yang kritis

dan mempertimbangkan semua factor untuk sampai pada

program/strategi yang tepat, tidak cukup hanya memakai

berfikir ilmiah saja, tapi juga harus secara intuitif, serta

juga melibatkan faktor lingkungan yang telah diuraikan

diatas.

Pendekatan yang dapat dipakai dalam proses berfikir yang

bersifat strategi :

Page | 7

Ekonomi Politik

IdeologiCita-citaSemangat

Keterampilan berfikir,tangan.

1. Pendekatan kerangka bimbingan (guideline)

Pendektan ini berdasarkan pada instrument yang

dibangun secara hati-hati untuk menganalisa keadaan

agar sampai kepada penyelesaian yang paling cocok.

Contoh : Sekolah menghadapi masalah keengganan belajar

yang bertambah meluas di kalangan para siswa, usaha

apa yang diambil untuk mengatasi hal ini.

Bila contoh diatas menggunakan pendekatan kerangka

bimbingan maka langkah yang ditempuh adalah :

1) Tentukan tujuan jangka panjang pemecahan masalah

ini, yaitu agar keengganan belajar dapat berangsur

berkurang dan tidak terulang lagi.

2) Identifikasi faktor lingkungan yang mempengaruh

timbulnya masalah. Keengganan belajar mungkin

disebabkan oleh faktor sosial, ekonomi dan

kebudayaan.

3) Perhatikan apakah program itu dapat dikaitkan

dengan program pembaharuan yang sudah ada, atau

dengan memperbaiki pembaharuan itu, atau mengadakan

inovasi yang baru sama sekali. Keengganan belajar

mungkin dapat ditangani oleh program bimbingan dan

konseling yang sudah diperbaharui atau dengan

memperluaskan inovasi yang melibatkan guru-guru dan

para orang tua siswa.

4) Analisa semua kemungkinan program dalam upaya

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam hal ini

semua program yang berhasil dikreasikan sebagai

Page | 8

cara untuk menghilangkan keengganan belajar dalam

jangka panjang atau selamanya.

5) Deskripsikan dengan jelas dan lengkap program

strategi yang paling baik.

6) Bandingkan program strategi yang terbaik ini dengan

perencanaan jangka panjang diatas, bila kurang pas,

salah satu dapat dimodifikasi. Misalnya kalau yang

dimodifikasi perencanaan jangka panjang yaitu

menghilangkan keengganan belajar 100% tidak dapat,

maka dapat ditargetkan 80% saja. Atau target

menghilangkan keengganan belajar dalam 3 tahun

dapat diubah menjadi 5 tahun.

7) Program strategi diimplementasikan. Perlu diketahui

bahwa dalam perencanaan strategi tidak ada

implementasi, hal itu hanya ada pada perencanaan

operasional. Oleh sebab itu berfikir strategi untuk

perencanaan strategi ini hanya cukup sampai

langkah keenam di atas, yaitu sampai kepada

menemukan program strategi yang terbaik.

2. Pendekatan Planajemen

Planajemen (planagement) adalah suatu prosesyang

mengintegrasikan seni dan ilmu (art dan science) untuk

memindahkan konsep kedalam realitas melalui metode

yang praktis.

Langkah-langkah pendekatan planajemen dalam upaya

mencapai sasaran adalah sebagai berikut :

Page | 9

1. Mengumpulkan semua informasi, fakta dan data yang

tepat tentang masalah yang dihadapi

2. Data tersebut diatas dianalisa secara alamiah,

dilengkapi dengan intuitif serata pertimbangan-

pertimbangan yang matang untuk melahirkan asumsi-

asumsi yang mendasari perencanaan

3. Ambil keputusan bagaimana usaha menyelesaikan

masalah itu untuk menyelesaikan untuk jangaka

panjang

4. Kembangkan program strategi

3. Pendekatan Swop

Pendekatan Swop adalah proses mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan suatu kondisi atau masalah dan

kesempatan baik yang ada pada kondisi itu untuk

mewujudkan program dalam upaya mencapi tujuan jangka

panjang.

Program ini mengambil dan memaksimalkan segi-segi

kekuatannya dan menghindari kelemahannya serta

mengarahkan masalah-maslah yang ada kedalam kesempatan

yang baik.

4. Pendekatan Investigasi

Pendekatan berfikir untuk menghasilkan program

strategi ini memanfaatkan jasa penelitian untuk

mendapatkan data tentang kegiatan, proses dan hasil-

hasil pendidikan suatu lembaga pendidikan serta data

lain di luar lembaga yang mempunyai pengaruh

Page | 10

terhadapnya. Data dapat diambil pada dokumentasi

lembaga pendidikan, surat kabar, majalah, perencanaan,

lewat diskusi, wawancara dan sebagainya

Langkah-langkah pendekatan investasi untuk mewujudkan

progam strategi adalah :

1. Meneliti hasil-hasil pendidikan yang lampau, termasuk

kegiatan dan prosesnya dan juga faktor-faktor lain

diluar pendidikan yang mempengaruhi pendidikan

2. Menilai sumber-sumber pendidikan yang tersedia

3. Merumuskan kembali strategi yang terbaik.

Inti Perencanaan Strategi

Perencanaan strategi pada hakekatnya adalah proses

melahirkan tujuan ideal, tujuan yang dapat dilaksanakan dan

kebijakan. Perencanaan strategi bertugas mendefinisikan

tujuan ideal dan tujuan yang bisa dilaksanakan itu.

Sementara itu perencanaan operasional bertugas

menterjemahkan kedua macam tujuan tadi berdasarkan

kebijakannya kedalam metode, prosedur dan koordinasi agar

tujuan-tujuan tdi dapat terealisasi. Menurut Cunningham

mengatakan perencanaan strategi sebagai “Doing the Right

Thing”, sedangkan perencanaan operasional dikatakan “Doing

Things Right”. Dalam perencanaan operasional kita dituntut

melakukan hal yang benar, sementara dalam perencanaan

operasional dituntut mengerjakan sesuatu dengan benar.

Perencanaan strategi bersifat menjangkau waktu yang

panjang untuk masa yang akan datang. Dan juga bersifat

Page | 11

mengantisipasi perubahan untuk memenuhi kebutuhan dan atau

melakukan penyesuaian terhadap lingkungan.

Perencanaan strategi dimulai dari mencari informasi,

menganalisa, menyeleksi, samapi dengan membentuk program

untuk jangka panjang yang sumber-sumbernya belum jelas

lebih sulit daripada membuat perencanaan operasional untuk

jangka pendek yang hanya bertugas melaksanakan program

dengan sumber-sumber yang lebih jelas.

Selain tujuan yang harus jelas dalam perencanaan

strategi, ia juga diminta memberi alasan atau rasioanal

mengapa program seperti dipilih untuk menyongsong perubahan

dan menyelesaikan masalah atau mengapa suatu misi harus

dipikul. Perencaan ini dengan misi nya harus juga

meyelesaikan kopndisi tempat perencanaan itu akan

dilaksanakan yaitu apa yang akan dikerjakan, siapa yang akan

dilibatkan dalam pekerjaan itu,bagaimana persyaratan

fasilitasnya dan kriteria hasil yang bagaimana yang

diinginkan.

Perencanaan stategi mempunyai dua sisi. Pada satu sisi

membentuk tujuan, misi dan program yang tepat dan pada sisi

lain usaha mengkreasikan organisasi yang hangat, kerjasama

yang harmonis dari segala pihak yang berkepentingan dan

semangat kerja yang optimal pada personalia pendidikan dalam

waktu yang relatif lama atau untuk selamanya.

PENILAIAN AKAN KEBUTUHAN

Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang ada

sekarang dengan bagaimana hal itu yang seharusnya.

Page | 12

Kebutuhan dalam bidang pendidikan menurut Kaufman adalah

kebutuhan input, kebutuhan proses, kebutuhan produksi,

kebutuhan output dan kebutuhan outcome.

Kebutuhan input misalnya meningkatkan kualitas calon

mahasiswa dari skor rata-rata hasil tes masuk 70 menjadi

80.

Kebutuhan proses misalnya memperbaiki proses belajar

mengajar, menertibkan ketatausahaan, menertibkan

frekuansi kuliah dan sebagainya.

Kebutuhan produksi mencakup peningkatan berbagai hasil

pendidikan secara kualitatif dan kuantitatif, misalnya

aspek keterampilan, afeksi, kesenian dan sebagainya.

Kebutuhan output yaitu kebutuhan yang menyangkut

peningkatan penyerahan berbagai produksi pendidikan ke

masyarakat, misalnya usaha meningkatkan jumlah pemuda

yang terampil yang dapat mencari nafkah sendiri.

Kebutuhan outcome menyangkut dampak output pendidikan

terhadap masyarakat, misalnya usaha menurunkan jumlah

pengangguran.

Untuk mengidentifikasikan kebutuhan yang kompleks maka

dikembangkan suatu alat yang dapat menampung segala macam

kebutuhan pada suatu lembaga pendidikan. Alat itu bersifat

multi dimensi.

Page | 13

Dimensi ini adalah :

1. Dimensi Layanan khusus (perilaku umum, afeksi, presepsi,

kognisi, hubungan antar pribadi dan jasmani).

2. Dimensi lembaga (sistem yang mencakup keuangan,

informasi, teknologi/pemprosesan dan personalia)

3. Dimensi unit organisasi (pendidikan dasar, menengah dan

pendidikan tinggi)

Dapat digambarkan seperti dibawah ini :

Bila data sudah diperoleh lewat instrument multi dimensi

ini, maka masalah-masalah akan nampak membentuk kerumunan

tertentu dalam kubus itu. Dari pola kerumunan itu diperoleh

gambaran bagian masalah mana yang paling akut, yang membuat

masalah menjadi rumit.

Page | 14

Unit Organisasi

Masalah yang akut perlu ditangani terlebih dahulu. Sambil

melihat perkembangan berikutnya, setelah ditangani perencana

melalui survainya akan mendapat gambaran baru yang tentunya

diharapkan sudah lebih cerah dna akhirnya dapat diatasi.

Beberapa metode yang digunakan perencana untuk menentukan

kebutuhan :

1. Secara individual menyatakan kebutuhan, orang yang

menaruh perhatian kepada pendidikan baik personalia

lembaga termasuk siswa/mahasiswa maupun anggota

masyarakat menyatakan kebutuhannya kepada suatu badan

yang telah disediakan oleh lembaga pendidikan atau

oleh para perencana.

2. Mendirikan layanan pada beberapa tempat. Akan

menampung kebutuhan para peminat pendidikan. Sudah

tentu tempat layanan ini bertujuan perlu diberitahukan

kepada warga lembaga dan warga masyarakat. Metode ini

dapat disederhanakan dengan cara membuat kotak

kebutuhan yang ditempatkan di lembaga pendidikan dan

disetiap desa dan RW dan disekitarnya.

3. Mengestimasi populasi. Metode ini tampaknya untuk

mencari kebutuhan pada daerah yang agak luas. Estimasi

ini dilakukan data yang bertalian dengan pendidikan.

4. Menghitung kepala. Metode ini dilakukan dengan menemui

orang yang membutuhkan perubahan pasa aspek tertentu

dalam pendidikan. Kebutuhan setiap orang itu dicatat

satu persatu, jika dirasakan sampelnya mencukupi

Page | 15

barulah dianalisa, untuk mengetahui apakah kebutuhan

itu berarti dan segera dipenuhi melalui perencanaan.

5. Mencari anak. Metode ini khusus untuk perencanaan

makro.

Contoh : Pemerintah ingin memberi layanan secara lebih

baik terhadap anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Pemerintahakan mengamati dan mencatat kelainan mereka.

Atas dasar data itu ditentukan bermacam kebutuhan

dalam upaya meningkatkan layanan tersebut.

6. Usaha terpadu. Metode ini menggabungkan usaha

menemukan kebutuhan dengan tempat melakukan

penyelesaiannya. Metode ini didesain terlebih dahulu,

sehingga dengan satu kali kegiatan sudah dapat

menemukan data tentang kebutuhan pendidikan dan lokasi

administrasi pemenuhan kebutuhan tersebut.

MISI, TUJUAN DAN PROGRAM PERENCANAAN

Kebutuhan yang diperoleh melalui metode atau beberapa

etode gabungan sesuadah dianalisa menunjukkankan suatu

kebutuhan yang harus dipenuhi, maka ia akan diangkat sebagai

tujuan perencanaan.

Kebutuhan yang ditemukan tidak selalu satu, kadang

jamak malahan kadang kompleks. Untuk kebutuhan kompleks

perlu disederhanakan dahulu melalui alat penilaian kebutuhan

yang kompleks. Pemenuhan kebutuhan harus menggunakan skala

proritas.

Perencanaan sebaiknya mempunyai satu tujuan. Tujuan

terbagi 2 macam :

Page | 16

1. Tujuan ideal ide yang dicita-citakan sebagai

sesuatu yang terbaik.

Contoh : membentuk para siswa sekolah tari dapat

menari jaipongan secara secara sempurna, serta

dengan angan-anagat dapat tamil diseluruh dunia.

2. Tujuan yang mungkin dapat dicapai gambaran ideal

yang sudah dibahas berdasarkan perkiraan kemampuan

sumber pendidikan yang tersedia ang diperkirakan

dapat diselesaikan.

Page | 17

program

misi

Manajemen personalia

Antisipasi atau

masalah

Kebutuhan

objektif

goal