kajian proses perencanaan
Transcript of kajian proses perencanaan
Industri dan Pergudangan
• Kawasan pergudangan dan industri dengan kondisi yang kurang terawat, sehingga menimbulkan kesan kumuh dan angker.
• Munculnya PKL yang menempati bahu jalan dan trotoar.
• Keberadaan industri menimbulkan polusi.
Perdagangan dan jasa• Munculnya PKL di sekitar kawasan perdagangan dan jasa yang menempati bahu jalan dan trotoar
• Keberadaan pasar (seperti Pasar Pabean) yang berada di sekitar kawasan pergudangan dapat mengakibatkan tingkat kemacetan yang cukup tinggi
• Kawasan komersial (area perdagangan seperti Pasar Atum dan sekitarnya) tidak ditunjang dengan fasilitas parkir dan bongkar muat barang yang mencukupi
• Kawasan perdagangan kya-kya yang kini sudah tidak beroperasi kembali.
• Terdapat perdagangan di kawasan kota yang aktivitasnya hanya sampai 18.00, sehingga sore hingga malam terkesan seperti kota mati
RTH
– Adanya bozem morokrembangan yang kondisinya tidak terawat dan kotor sehingga berpeluang untuk menjadi media penyebaran penyakit bagi masyarakat sekitar.
– Keterbatasan RTH di Kecamatan Semampir.
Fasilitas Umum
• Adanya indikasi penggunaan tanah pemerintah di sekitar bozem Morokrembangan.
• Munculnya PKL dan rumah temporer di sekitar jalan tol Demak
• Potensi Monumen Jalesveva Jayamahe belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Transportasi• Terjadinya kemacetan pada beberapa jalan ruas utama pada jam-jam puncak
• Kurangnya lahan untuk bongkar maut.• Keadaan Jembatan Petekan perlu direnovasi untuk mendukung revitalisasi Kali Mas.
• Banyaknya ruas jalan yang rusak akibat muatan kontainer yang melebihi tonase jalan.
• Lokasi terminal angkutan dan bis kota yang kurang memadai, lahan kecil, dan tidak tertata dengan baik.
• Adanya jalan-jalan lingkungan yang sempit dan berpotensi rusak disekitar permukiman padat, perdagangan jasa.
Perm
ukim
an
• kawasan padat di sekitar bozem Monokrembangan dengan kondisi infrastruktur yang sangat terbatas.
• permukiman padat di Jl. Tambakasri yang juga berfungsi sebagai praktik lokalisasi yang menyatu dengan fungsi rumah tangga
• Keberadaan permukiman pada kawasan kota lama dan permukiman padat yang terkesan kusam dan kumuh.
Drainase• Banjir pada sekitar perumahan padat di sekitar bozem morokrembangan maupun di permukiman padat lainnya serta karena kondisi drainase yang kurang baik
• Banjir pada kawasan Jl. Kebalen Barat pada waktu hujan dan banjir akibat air pasang laut.
• Banyak terdapat saluran-saluran air yang sudah tua namun belum dapat diperbaiki karena padatnya penduduk.
Tujuan perencanaan
• Secara Umum : Mendapatkan Rencana Tata Ruang yang komprehensif, aplikatif dan konsisten yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Surabaya dalam bentuk Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) yang akan digunakan sebagai
pedoman pemanfaatan ruang dan pelaksanaan pembangunan di wilayah perencanaan UP.
Tanjung Perak
Tujuan pengembangan
Tanjung Perak sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala nasional dan internasional berkarakter kota
lama serta kawasan pertahanan keamanan yang didukung oleh industri
strategis
Sasaran perencanaan• Pedoman mengatur, mengawasi, mengarahkan dan mengendalikan pembangunan agar tertib penataan ruang, pemanfaatan lahan dan pelaksanaan pembangunan
• Pedoman dalam pemanfaatan lahan pelaksanaan pembangunan dan pengendalian pembangunan
• Pusat perkembangan dengan fungsi utama sebagai kawasan pelabuhan, kawasan khusus, kawasan industri strategis, perdagangan dan jasa secara terpadu dan berkelanjutan
Jenis JalanJalan Arteri
PrimerJl. DemakJl. GersikJl. Perak Barat dan Jl. Perak TimurJl. SisingamangarajaJl. SarwojalaJl. Hang TuahJl. Iskandar MudaJl. Sidorame
Sekunder
Jl. Prapat Kurung Utara dan Jl. Prapat Kurung SelatanJl. Kembang JepunJl. Stasiun Kota Jl. IndrapuraJl. Dukuh Jl. RajawaliJl. VeteranJl. NyamplunganJl. KH. Mas Mansyur
Jenis JalanJalan Lokal
Pada wilayah perencanaan terdiri dari kurang lebih 171 ruas jalan lokal, serta jalan lokal yang
juga telah ditetapkan oleh Dinas Bina Marga dan Pematusan Pemerintah KotaSurabaya.
Fasilitas Kesehatan• pelayanan skala regional antara lain – RS Mardi Sentosa di Jl. Demak– RS Kelamin di JL. Parang Barung – Jl. Indrapura
– RS. AL Puskopal di Jl. Ikan Dorang – RS. M Irsad di Jl. KH. Mansur – RS. Muhamaddiyah
Fasilitas peribadatan• Masjid atau musholla yang berada di lingkungan permukiman mempunyai skala pelayanan lokal dan lingkungan. – Skala Lokal : Masjid Kemayoran di Jl. Kemayoran.
– Skala regional :Masjid Ampel• Gereja berada di Jl. Kepanjen bernuansa arsitektur Gothic, Jl.Tanjung Sadari, Jl. Ikan Mungsing yang keduanya berada di komplek perumahan AL.
• Pura berada di Jl. Morokrembangan
Jaringan Listrik• Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan sistem kapasitas tegangan 150 kv, diantaranya berlokasi pada area persawahan Wonosari Baru Kelurahan Wonokusumo.
• Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan sistem kapasitas tegangan 20 KV yang terdistribusi mengikuti jalan arteri primer yang melalui kecamatan Krembangan, kecamatan Pabean Cantian dan Kecamatan Semampir.
• Salran Udara Tingkat Menengah (SUTM) dengan sistem kapasitas tegangan 220 V – 380 V saat ini melayani kebutuhan listrik 94.165 rumah tanggasecara merata diseluruh desa/ kelurahan mengikuti jalan lingkungan desa.
Jaringan TelekomunikasiTelepon dan alat komunikasi merupakan kebutuhan penting dalam proses pembangunan kota. Pada wilayah UP. Tanjung Perak distribusi jaringan telepon tersebar merata di seluruh desa pada masing-masing kecamatan.
Jaringan DrainaseSaluran Primer
-Sub Rayon Kali Mas-Sub Rayon Pelabuhan Barat-Sub Rayon Pelabuhan Timur-Sistem Pematusan Rayon Gubeng-Sub Rayon Tmbak Wedi saluran -Utama Pegirian/Tambak Wedi
Saluran Sekunder
-Saluran Sidotopo Wetan-Saluran Sidotopo Lor
Saluran Tersier
Adapun dua macanm saluran drainase tersier yaitu :Saluran drainase jalan utamaSaluran drainase jalan lokal
Kerapatan Bangunan
• Secara keseluruhan jumlah bangunan di wilayah perencanaan adalah sekitar 81.644 unit dengan luas lahan 2390,44 Ha. Maka kerapatan bangunan rata-rata di wilayah perencanaan adalah sebesar 51 unit/Ha
TB
5-10 m
10-20 m
>20 m
Permukiman, industri dan pergudangan
Perdagangan dan jasa
(Ruko dan kantor)
Perdagangan dan jasa
(Mall, kantor dan pasar)
KLB100% -200%• Permukiman
200% - 400%• Perdagangan dan jasa (ruko,kantor)
>400%• Perdagangandan jasa (mall, pasar)
Sosial budayaKampung Pecinan Kampung Arab Kampung Madura
Lokalisasi Kremil Masy. Rusun Dupak Bangunrejo
Ekonomi
Meningkat dari tahun sebelumnya, menunjukan
bahwa ada perubahan dalam tingkat kesejahteraan
masyarakat
Sosialisasi Sosialisasi dilakukan pada tanggal 10 Mei 2010 Tujuan : untuk mendapatkan informasi dari semua stakeholder terkait dengan potensi, permasalahan dan usulan penanganan di wilayah perencanaan.Mengundang :
AnalisaJenis-jenis analisa yang digunakan:
Analisa Daya Dukung Lahan Analisa Perekonomian Wilayah Analisa Struktur Ruang Analisa Keutuhan Fasilitas Umum Analisa Pola Ruang Analisa Penataan Bangunan dan Lingkungan Analisa Mitigasi Kawasan Rawan Bencana Analisa Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat
Rencana sistem perwilayahan
Unit Distrik Wilayah Pusat Dominasi Kegiatan
Luas Wilayah (Ha)
UD 1 Wonokusumo- Sidotopo
Kel. Wonokusumo, Kel. Pegirian, Kel. Sidotopo
Jl. Danakarya (Jl. Sultan Iskandar Muda)
Permukiman 273,47
UD 2 Kotalama
Sebagian Kel. Ujung, Kel. Ampel, Kel. Nyamplungan, Kel. Bongkaran, Kel. Perak Timur, Kel. Krembangan Utara, Kel. Krembangan Selatan, Kel. Kemayoran
JMP Perdagangan jasa dan permukiman
511,51
UD 3 Morokrembangan - Dupak
Kel. Dupak, Kel. Morokrembangan
Jl. Demak Permukiman 189,40
UD 4 Morokrembangan - Perak Barat
Wilayah kepemilikan TNI AL (sebagian Kelurahan Morokrembangan, Kel. Perak Barat)
Jl. Tanjung Perak Barat
Kegiatan Militer dan permukiman
490,32
UD 5 Pelindo Wilayah kepemilikan Pelindo (Kel. Perak Utara)
Jl. Tanjung Perak Barat dan Jl. Tanjung Perak Timur
Dominasi kegiatan pelabuhan
313,74
UD 6 DBAL Wilayah DBAL (sebagian Kel. Ujung)
Jl. Pati Unus Pergudangan dan kegiatan militer
515,96
Total 2294,40
Rencana Jaringan JalanHirarki jalan
Fungsi jalan
Status jalan
Kelas jalan
Rencana pengembangan Jalan• Jalan Tol Perak-Suramadu
kependudukan• Hasil perhitungan dengan Metode
Strugees diperoleh 3 kelas. Klasifikasi kepadatan penduduk tersebut, antara lain :
• Kepadatan Tinggi : > 436 Jiwa/Ha
• Kepadatan Sedang : 254 – 435 Jiwa/Ha
• Kepadatan Rendah : < 253 Jiwa/Ha
Berdasarkan acuan Perda No. 3 Tahun 2007 tentang RTRW Kota Surabaya, maka pada tahun 2020 sampai seterusnya, jumlah penduduk akan konstan, agar tidak melebihi dari jumlah penduduk yang direncanakan pada RTRW
Surabaya. Pada grafik dapat dilihat bahwa kelurahan Wonokusumo diperkirakan memiliki jumlah penduduk paling tinggi di tiap tahun dibandingkan
dengan kelurahan lain.
Utilitas listrik
• Peremajaan jaringan dan mengganti jaringan distribusi hantaran udara kawat terbuka menjadi jaringan distribusi kabel udara yang disesuaikan dengan kondisi lahan.
• Menambah jaringan distribusi baru khususnya saluran udara tegangan rendah untuk perumahan baru di semua blok perencanaan.
• Penambahan kapasitas gardu distribusi lama yang melayani beban lama dan juga untuk beban yang baru.
• Penambahan gardu yang baru disesuaikan dengan peningkatan kebutuhan daya listrik dan tumbuhya pusat beban yang baru.
• SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) melewati persawahan Wonosari Baru Kelurahan Wonokusumo. Oleh karena itu perlu arahan pengembangan untuk sempadan SUTT, yaitu dengan :
• - Untuk penyaluran tegangan listrik sempadan ditetapkan 10-15 meter dari titik tengah gawang menara.
• - Sepanjang kanan kiri lahan kosong ditanami dengan pepohonan difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau ( RTH) .
Telepon • Telepon: • 1. Pendistribusian jaringan sambungan telepon dari STO ke pelanggan adalah:
• Jaringan distribusi primer, jaringan kabel tanah yang menghubungkan STO dengan terminal utama pembagi Main Distribution Frame (MDF) dan RK, dan atar RK.
• Jaringan distribusi sekunder, merupakan kabel tanah atau udara yang menghubungkan RK dan DP.
• Jaringan distribusi tersier, merupakan jaringan kabel udara yang menghubungkan DP dengan masing – masing pelanggan.
• 2. Berdasarkan ketentuan PP No. 26 Tahun 1985 tentang ruang bebas di dalam batas Damija, maka pemasangan jaringan kabel telepon di wilayah perencanaan dilakukan di bawah jalur pejalan kaki/ trotoar diluar perkerasan jalan.
•
• Menara telekomunikasi:
• Penggunaan tanah sekitar tower difungsikan sebagai kawasan RTH, jauh dari permukiman.
• Pemagaran yang rapat pada sepanjang tower demi keamanan
• Pembangunan tower dijadikan menara telekomunikasi bersama (1 BTS untuk 4 provider) upaya meminimalkan menara dan penggunaan lahan
Air bersih• 1. Rencana pengembangan pengolahan air minum yang bersumber dari sungai dan sumur bor.
• 2. Pengembangan jaringan air bersih dilakukan di seluruh wilayah perencanaan.
• 3. Mengoptimalkan penyediaan air minum dari PDAM dan melakukan pembatasan penyediaan air bersih non PDAM yang memanfaatkan sumur dan pompa.
Drainase• Berdasarkan Surabaya Drainage Master Plan (SDMP), wilayah perencanaan UP. Tanjung Perak termasuk dalam sebagian Rayon Genteng dan sebagian Rayon Gubeng. Pada masa mendatang diarahkan untuk saluran primer yaitu optimalisasi Kali Mas, serta saluran sekunder Saluran Pegirian. Untuk melindungi daerah rendah di pesisir dari genangan air selama pasang tinggi dibangun tanggul laut dengan pintu laut pada saluran primer.
IPR (KDB)• Kegiatan permukiman yang sekarang berkembang berupa permukiman padat yang tersebar hamper di seluruh kelurahan tetap dipertahankan dengan KDB 90 - 100%, namun untuk mendukung penghawaan dan estetika diarahkan setiap bangunan harus menyediakan tanaman pot.
• Kegiatan permukiman yang sekarang berkembang berupa permukiman padat dan masuk dalam kategori kumuh di beberapa titik lokasi diarahkan relokasi ke rumah susun dengan KDB 70%
• Pemanfaatan lahan di dalam kawasan militer dan kawasan pelabuhan dengan KDB 50 – 70% tetap dipertahankan
• Fasilitas umum dan perumahan dengan KDB 70 – 90% tetap dipertahankan untuk penghawaan dan penyinaran yang optimal supaya kondisi lingkungan lebih sehat
• Fasilitas perdagangan dan jasa dengan KDB 50 – 70% tetap dipertahankan untuk sirkulasi parkir, bongkar muat barang, penghijauan dan penghawaan dan penyinaran seperti di Mall JMP, Pasar Atum, Ruko di Jalan Stasiun Kota.
• Penyediaan fasilitas umum pada masa mendatang juga diarahkan untuk dilengkapi dengan ruang terbuka yang dipergunakan untuk tempat parkir, penghawaan dan penyinaran alamiah, sirkulasi parkir, taman dan penghijauan, dengan KDB maksimum 50%.
• Lapangan olah raga dengan KDB 20% (sama sekali tidak diperbolehkan adanya bangunan permanen dan semi permanen di dalam areal jalur hijau).
• Makam dengan KDB 5%, untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas pemakaman
KLB
• Ketinggian bangunan industri sebenarnya sangat ditentukan oleh proses produksi industri yang bersangkutan serta peralatan dan perlengkapan bangunan yang dibutuhkan. Meskipun bangunan industri pada dasarnya adalah bangunan tidak bertingkat, tetapi bangunan peralatan dan perlengkapannya (mesin, silo, cerobong dan lainnya) menyebabkan bangunan tersebut tingginya melebihi bangunan satu lantai pada umumnya. Oleh karena itu diarahkan agar ketinggiannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
• Permukiman dengan KLB antara 100% - 200% ini tetap dipertahankan, kecuali apartemen yang bisa dikembangkan hingga 400 % (baik yang akan dikembangkan dalam kawasan permukiman maupun kawasan militer)
• Untuk fasilitas umum dan perdagangan dan jasa di koridor utama seperti jalan Perak Barat-Perak Timur, Jalan Kebonrojo, Jalan Jagalan, Jalan Pengampon, Jalan Rajawali, Jalan Veteran dan beberapa ruas jalan yang ada di kawasan kota lama diarahkan dengan KLB 200% - 400%, kecuali untuk beberapa titik diperbolehkan dengan KLB diatas 400% seperti Hotel Ibis, Mall JMP, Pasar Atum dan Hotel Quds Royal yang dapat difungsikan sebagai ikon pada masing-masing ruas jalan. Pengaturan ini dilakukan untuk menjaga keserasian dan keharmonisan skyline bangunan dalam satu koridor.
KDH
• Untuk kawasan perdagangan dan kawasan industri ditetapkan komposisi antara terbangun dan non terbangun adalah sebesar 60% : 40%
• Untuk kawasan permukiman padat ditetapkan minimal 1 rumah mempunyai 1 pohon
• Untuk kawasan militer dan pelabuhan juga tetap menggunakan komposisi 60% : 40% dengan ketentuan ruang terbuka dimanfaatkan untuk menunjang aktivitas masing – masing