perencanaan perkerasan kaku
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of perencanaan perkerasan kaku
PERKERASAN JALAN RAYA
EVALUASI 3
Untuk memenuhi tugas semester V mata kuliah Perkerasan JalanRaya
yang di bimbing oleh;
Ir. Puri Nurani.,MT
Disusun oleh :
Vinandita Hera Ambarwati
1231310014
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDY D-III TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 20141
GANJIL
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................ii
Daftar Isi...........................................................iii
Data Perencanaan...........................................1
Tahap Perhitungan..........................................2
PENYELESAIANI. Menentukan Nilai CBR.................................3
II. Perkerasan Beton Bersambung Tanpa Tulangan (BBTT)....6
A. Perhitungan Tebal Pelat...........................6
a) Analisa Lalu-Lintas.............................5
b) Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi.........8
c) Perhitungan tebal pelat beton...................9
III.....................................................P
erkerasan Beton Bersambung Dengan Tulangan (BBDT)....
23
B. Perhitungan Tulangan
..................................................
23
a) Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan
................................................
23
3
b) Perkerasan beton bersambung dengan tulangan
................................................
23
c) Perhitungan tulangan memanjang dan tulangan
melintang
................................................
23
IV. Perkerasan Beton Menerus Dengan Tulangan (BMDT)
.....................................................
24
a) Menghitung tulangan memanjang
................................................
24
V. Kesimpulan
.....................................................
25
Daftar TabelTabel 1 Perhitungan DCP....................................3Tabel 2 Urutan Data CBR....................................4Tabel 3 Persentase CBR (%).................................4Tabel 4 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya...................................................6Tabel 5 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (R).................7Tabel 6 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien Distribusi (V) Kendaraan Niaga Pada Jalur Rencana8Tabel 7 Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana.................8Tabel 8 Faktor Keamanan Beban (FKB)........................9Tabel 9 Analisa Fatik dan Erosi...........................................................13
4
Tabel 10 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk PerkerasanDengan Bahu Beton...........................................................14Tabel 11 Nilai Koefisiean Gesekan (µ)...........................................................23Tabel 12 Hubungan kuat tekan beton dan angka ekivalen baja dan beton (n)...........................................................24
Daftar GambarGambar 1 Grafik CBR Segmen.................................5Gambar 2 Grafik Tebal Pondasi Bawah Minimum untuk PerkerasanBetonSemen...........................................................10Gambar 3 Grafik CBR Tanah Dasar Efektif dan Tebal Pondasi Bawah...........................................................11Gambar 4 Grafik Taksiran Pelat Beton...........................................................12Gambar 5 Grafik Analisa Fatik dan Beban Repetisi Izin Berdasarkan Rasio Tegangan dengan / Tanpa Bahu Beton...........................................................15Gambar 6 Grafik Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Berdasarkan Faktor Erosi dengan Bahu Beton...........................................................15Gambar 7 Grafik Analisa dan Beban Repetisi Izin Berdasarkan Rasio Tegangan dengan / Tanpa Bahu Beton...........................................................16
5
Gambar 8 Grafik Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Berdasarkan Faktor Erosi dengan Bahu Beton...........................................................16Gambar 9 Grafik Analisa Fatik dan Beban Repetisi Izin Berdasarkan Rasio Tegangan dengan / Tanpa Bahu Beton...........................................................17Gambar 10 Grafik Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Berdasarkan Faktor Erosi dengan Bahu Beton...........................................................17Gambar 11 Grafik Analisa Fatik dan Beban Izin Berdasarkan Rasio Tegangan dengan / Tanpa Bahu Beton...........................................................18Gambar 12 Grafik Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Berdasarkan Faktor Erosi dengan Bahu Beton...........................................................18Gambar 13 Grafik Analisa Fatik dan Beban Repetisi Izin Berdasarkan Rasio Tegangan denga / Tanpa Bahu Beton...........................................................19Gambar 14 Grafik Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Berdasarkan Faktor Erosi dengan Bahu Beton...........................................................19Gambar 15 Grafik Analisa Fatik dan Beban Izin Berdasarkan Rasio Tegangan dengan / Tanpa Bahu Beton...........................................................20Gambar 16 Grafik Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Berdasarkan Faktor Erosi dengan Bahu Beton...........................................................20Gambar 17 Grafik Analisa Fatik dan Beban Repetisi Izin Berdasarkan Rasio Tegangan dengan / Tanpa Bahu Beton
6
...........................................................21Gambar 18 Grafik Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Berdasarkan Faktor Erosi dengan Bahu Beton...........................................................21Gambar 19 Grafik Analisa Fatik dan Beban Repetisi Izin Berdasarkan Rasio Tegangan dengan / Tanpa Bahu Beton...........................................................22Gambar 20 Grafik Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Berdasarkan Faktor Erosi dengan Bahu Beton...........................................................22
7
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
hanya dengan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah kami
dapat menyelesaikan tugas Perkerasan Jalan Raya Evaluasi 3
ini. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya
hingga akhir zaman.
Penyusunan tugas ini kami buat dalam rangka memenuhi
tugas Perkerasan Jalan Raya.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam mengerjakan
tugas ini. Namun, kami berharap semoga tugas ini dapat
memenuhi tugas Perkerasan Jalan Raya dan bermanfaat bagi
kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 12 Desember2014
Penulis
8
Diketahui :
1). Data Tanah:
Dari nilai pengujian DCP( Dynamic Cone Penetrometer),
dengan sudut puncak kerucut 30 derajat dan titik-titik
sebagai berikut :
Bacaan
Pukulan(n)
Kedalampenurunan (h)
0 0 99,01 1 94,32 1 89,03 1 81,34 1 72,75 1 63,06 1 53,47 1 44,38 1 38,89 1 34,210 1 30,211 1 27,212 1 24,313 1 21,414 1 18,815 1 16,116 1 13,817 1 11,318 1 8,7
2) MutuBeton : digunakan beton pada umur 28 hari dg kekuatan
tekan 350 kg/cm2
3) Jenis kendaraan yang lewat :
Mobil Penumpang : 1640 Kend/hari
Bus 8 ton : 300 kend/hari
Truck 2 As kecil : 650 knd/hr
Truck 2 As besar : 780 knd/hr
Truck 3 As : 300 knd/hr
9
Truck gandeng : 50 knd/hr
4) Peran jalan : arteri
5) Type jalan : 4 lajur 2 arah
6) Usia Rencana : 30 tahun dengan kenaikan
lalulintas : (i) = 7%
7) bahu jalan (beton), ruji : Ya
Ketentuan yang belum ditentukan boleh di tentukan sendiri.
Ditanya : Perencanaan tebal perkerasan kaku.
Tahap perhitungan secara garis besar dapat dilihat padabagan dibawah ini:
10
PENYELESAIAN
I. MENENTUKAN NILAI CBR
Tabel 1 perhitungan DCP
Bacaan n h
(cm)∆D(cm) D CBR
(1) (2) (3) (4) (5) (6)0 0 99 - - -1 1 94,3 4,7 4,7 3,942 1 89 5,3 5,3 3,453 1 81,3 7,7 7,7 2,264 1 72,7 8,6 8,6 2,005 1 63 9,7 9,7 1,756 1 53,4 9,6 9,6 1,777 1 44,3 9,1 9,1 1,888 1 38,8 5,5 5,5 3,309 1 34,2 4,6 4,6 4,0410 1 30,2 4,0 4,0 4,7311 1 27,2 3,0 3,0 6,5312 1 24,3 2,9 2,9 6,7913 1 21,4 2,9 2,9 6,7914 1 18,8 2,6 2,6 7,6815 1 16,1 2,7 2,7 7,3616 1 13,8 2,3 2,3 8,8117 1 11,3 2,5 2,5 8,0218 1 8,7 2,6 2,6 7,68
Penjelasan tabel :
Kolom (1) : bacaan
Kolom (2) : n ( jumlah pukulan )
Kolom (3) : h ( kedalaman penurunan ) satuan cm
11
Kolom (4) : ∆D ( beda kedalaman ) satuan cm = ( h awal
– h akhir )
Kolom (5) : D ( kedalam penetrasi untuk 1 tumbukan = ∆Dn
Kolom (6) : CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO) = 1.352 - 1.125
log (D) [untuk sudut puncak kerucut 30o]
Kolom (7) : ∆D. CBR0.33 = 3√CBR∆D
Kolom (8) : CBR rata-rata = [
h13
√CBR1+3√CBR2 + ......3√CBRn
h1 + h2 + .... + hn
]3
Perhitungan CBR segmen metode grafis untuk CBR ruas 1
12
Penjelasan tabel 2 :
Kolom (1) : nomor urutan CBR
Kolom (2) : CBR (%) -> mengambil CBR dari tabel 1 kolom (6) dan mengurutkan dari yang kecil ke besar.
Penjelasan tabel 3 :
13
Tabel 3 persentase CBR (%)
CBR
Jumlah yang
sama atau
lebih besar
Persentase yang
sama atau lebih
besar (%≥)
(1) (2) (3) (4)
1 181818
x100%
=100,00
2 151518
x100%
=83,33
3 131318
x100%
=72,22
4 8818
x100%
=44,44
5 8818
x100%
=44,44
6 5518
x100%
=27,78
7 2218
x100%
=11,11
Tabel 2 urutandata CBR
No. CBR (%)(1) (2)1 1,752 1,773 1,884 2,005 2,266 3,307 3,458 3,949 4,0410 4,7311 6,5312 6,7913 6,7914 7,3615 7,6816 7,6817 8,0218 8,81
Kolom (1) : CBR berisi kelompok angka CBR yang bulat.
Kolom (2) : jumlah yang sama atau lebih.
Kolom (3) : persentase yang sama atau lebih (%≥).kolom(2)jumlahCBR
x100%
1 2 3 4 5 6 70.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
110.00Gambar 1 CBR segmen
persentase yang sama atau lebih besar
(%≥)
1,7 CBR
Cara membaca gafik :
1. Memasukkan angka pada tabel 3 kolom (2) untuk di bawah grafik menyiku angka pada tabel 3 kolom (3) pada kiri grafik.
2. Hubungkan titik satu dengan yang lain hingga membentuk garis seperti diatas.
14
3. Karena nilai CBR segmen adalah nilai pada keadaaan 90%.4. Jadi tarik garis dari 90% (kiri grafik) ke arah kanan
sampai menyentuh garis yang sudah dihubungkan tadi lalutarik ke bawah, dan baca nilai CBR yang di dapat = 1,7 %
15
II. PERKERASAN BETON BERSAMBUNG TANPA TULANGAN (BBTT)
A. Perhitungan Tebal Pelat
a) Analisa lalu – lintas
Tabel 4 Perhitungan jumlah sumbu berdasarkan jenis dan
bebannya
Jenis
Kendara
an
konfigurasi
beban sumbu
(ton)
juml
ah
kend
.
(bh)
juml
ah
sumb
u
per
kend
(bh)
Jumla
h
sumbu
STRT STRG STdRG
RD RBRG
DRGB
BS
(to
n)
JS
(bh
)
BS
(to
n)
JS
(bh
)
BS
(to
n)
JS
(bh
)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)(10
)
(11
)MP 1 1 - - 1640 - - - - - - -
Bus 3 5 - - 300 2 600 3 300 5 300 - -Truk 2
as
kecil
2 4 - - 650 2 1300 2 650 - - - -
4 650 - - - -Truk 2
as
besar
5 8 - - 780 2 1560 5 780 8 780 - -
Truk 3
as6 14 - - 300 2 600 6 300 - - 14 300
Truck
gandeng6 14 5 5 50 4 200 6 50 - - 14 50
5 50 - - - -5 50 - - - -
Total 4260 283 108 350
16
0 0
Penjelasan tabel :
Kolom (1) : jenis kendaraan
Kolom (2) : konfigurasi beban sumbu (ton)
Kolom (3) : jumlah kendaraan (unit)
Kolom (4) : jumlah sumbu per kendaraan (buah)
Kolom (5) : jumlah sumbu (bh) = kolom (3) x kolom (4)
Kolom (6) : beban sumbu (ton) – STRT
Kolom (7) : jumlah sumbu (bh) – STRT
Kolom (8) : jumlah sumbu (ton) – STRG
Kolom (9) : jumlah sumbu (bh) – STRG
Kolom (10) : jumlah sumbu (ton) – STdRG
Kolom (11) : jumlah sumbu (bh) – STdRG
Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana 30
tahun.
JSKN = 365 x
JSKNH x R
= 365 x 4260 x
96,2
= 149581380
(R diambil dari Tabel 3)
Tabel 5 Faktor pertumbuhan lalu lintas (R)
UmurRencana(Tahun)
Laju Pertumbuhan (i) pertahun (%)
0 2 4 6 8 105 5 5,2 5,4 5,6 5,9 6,1
10 10 10,9 12 13,2 14,5 15,9
15 15 17,3 20 23,3 27,2 31,8
20 20 24, 29, 36,8 45,8 57,3
17
3 8
25 25 32 41,6 54,9 73,1 98,3
30 30 40,6
56,1 79,1 113,
3164,5
35 35 50 73,7
111,4
172,3 271
40 40 60,4 95 154,
8259,1
442,6
Diketahui : umur rencana 30 tahun dan (i)
= 7 %
Maka : lihat kolom umur rencana 30 tahun
lalu tarik kekanan. Karena untuk (i) = 7%
di antara 6% dan 8%, harus di hitung =6%+8%
2=79,1+113,3
2=96,2
JSKN rencana
= JSKN x
C
= 149581380 x
0,45
= 67311621
(C diambil dari Tabel 4)
Tabel 6 jumlah lajur bedasarkan lebar
perkerasan dan koefisien distibusi (C)
kendaraan niaga pada jalur rencana
Lebar perkerasan(Lp)
Jumlahlajur(nI)
Koefisiendistribusi1
Arah2
Arah
Lp < 5,50 m 1lajur 1 1
5,50 m ≤ Lp <8,25 m
2lajur 0,70 0,50
8,25 m ≤ Lp <11,25
3lajur 0,50 0,475
11,25≤ Lp <15,00m
4lajur - 0,45
15,00 m ≤ Lp <18,75 m
5lajur - 0,425
18,75 m ≤ Lp <22,00 m
6lajur - 0,40
18
Diketahui : tipe jalan (4 jalur ; 2 arah)
Maka : lihat kolom jumlah lajur (4 lajur)
dan kolom koefisien ditribusi yang 2 arah,
lalu tarik garis tegak lurus dan akan
bertemu di nominal 0,45b) Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi
Tabel 7 Perhitungan repetisi sumbu rencana
JenisSumbu
BebanSumbu(ton)
Jumlah
Sumbu
Proporsi
Beban
Proporsi
Sumbu
Lalu-lintasRencana
Repetisiyang
terjadi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
STRT 6 350 0,12 0,66 67311621 5530297,5
5 880 0,31 0,66 67311621 13904748,0
4 650 0,23 0,66 67311621 10270552,5
3 300 0,11 0,66 67311621 4740255,0
2 650 0,23 0,66 67311621 10270552,5
Total 2830 1STRG 8 780 0,72 0,25 67311621 12324663
5 300 0,28 0,25 67311621 4740255Total 1080 1
STdRG 14 350 1 0,08 67311621 5530297,5
Total 350 1Komulatif 67311621
Penjelasan Tabel :
Kolom (1) : jenis Sumbu ( STRT, total; STRG, total;
STdRG, total; komulatif)
19
Kolom (2) : beban sumbu (ton); berdasarkan tabel 2
‘beban sumbu (BS) (kolom 6, 8, 10) urutkan dari
besar ke kecil di setiap jenis sumbu.
Kolom (3) : jumlah sumbu; berdasarkan tabel 2 (kolom
7,9,10) masukkan sesui jenis sumbu dan beban sumbu.
Dijumlah masing – masing STRT, STRG, dan STdRG.
Kolom (4) : proposi beban = jumlahsumbutotaljumlahsumbu
Kolom (5) : proposi sumbu = totaljumlahsumbuJSKNrencana
Kolom (6) : lalu – lintas rencana = JSKN rencana
Kolom (7) : repetisi yang terjadi = lalu – lintas
harian x proposi sumbu x proposi beban.
c) Perhitungan tebal pelat beton
Sumber data beban : hasil survei
Jenis jalan : arteri
Jenis perkerasan : perkerasan beton
bersambung tanpa tulangan (BBTT) dengan Ruji
Jenis bahan : beton
Umur rencana : 30 tahun
JSK : 67311621
Faktor keamana beban : 1,1 (tabel 6)
Diketahui : type jalan = arteri
Tabel 8 faktor keamanan beban (FKB)
No Penggunaan Nilai
20
. FKB
1 Jalan bebas hambatan utama (major freeway) dan jalan berlajur banyak, yang aliran lalu lintasnya tidak terhambat serta volume kendaraanniaga yang tinggi.Bila menggunakan data lalu – lintas dari survei beban (weight-in-motion) dan adanya kemungkinan route alternatif, makan nilai faktor keamanan beban dapat dikurangi menjadi 1,15
1,2
2 Jalan bebas hambatan (freeway) dan jalan arteri dengan volume kencaraan niaga menengah.
1,1
3 Jalan dengan volume kendaraan niaga rendah 1,0Penjelasan :
Kolom (1) : nomor
Kolom (2) : penggunaan (dalam menggunakan tabel di atas
harus menyesuaikan dengan yang direncanakan / diketahui)
Kolom (3) : nilai FKB (faktor keamanan beban) yang akan
di gunakan dalam perhitungan.
Kuat tarik lentur beton(f’cf) umur 28 hari :
Diketahui : kuat tekan beton (f’c) = 350 kg/cm2 =
35MPa
Angregat batu pecah
f’cf = K x (f’c)0,50 ...... MPa
= 0,75 x (35 MPa) 0,50
= 4,4 Mpa
CBR tanah dasar : 1,7 %
Jenis dan tebal lapis pondasi : 15 cm
Diketahui : CBR Tanah dasar : 1,7 %
Jumlah repetisi sumbu : 67311621= 6,7x 107
21
Gambar 2 grafik tebal pondasi bawah minimum untuk
perkerasan beton semen
Cara membaca grafik :
o Lihat bagian bawah grafik (jumlah repetisi
sumbu) mencari letak 6,7 x 107. Tarik garis ke
atas.
o Lihat bagian kiri grafik (CBR tanah dasar
rencana) Tarik garis ke kanan sampai menemui
tegak lurus dengan garis sebelumnya.
o Karena CBR kurang dari 2% maka langsung
gunakan CBK, tebal minimum 15 cm
o Jadi tebal pondasi bawah minimum = 15 cm
CBR efektif : 5 %
Diketahui : CBR tanah dasar : 1,7%
tebal pondasi bawah minimum : 15 cm
Gambar 3 grafik CBR tanah dasar efektif dan tetal
pondasi bawah
22
Cara membaca grafik :
o Lihat bagian bawah grafik (CBR tanah dasar
rencana). Tarik garis ke atas sampai bertemu
garis Campuran Beron Kurus.
o Menarik garis tegak lurus ke kiri, lalu baca
CBR tanah efektif.
o Karena CBR tanah dasar kudari dari 2% maka
anggap mempunyai nilai CBR tanah dasar
efektif 5%
o Jadi CBR tanah dasar efektif = 5%
Tebal taksiran pelat beton : 196 mm = 19,6 cm
Diketahui : fcf : 4,4 Mpa
Arteri : lalu – lintas dalam kota
Dengan bahu beton
Dengan ruji
FKB : 1,1
CBR eff : 5%
23
Jumlah repetisi sumbu : 67311621= 6,7x 107
Gambar 4 grafik taksiran pelat beton
Cara membaca grafik :
o Lihat bagian bawah grafik (kelompok sumbu
kendaraan niaga) mencari letak 6,7x 107 .
Tarik garis ke atas sampai bertemu garis
.............
o Menarik garis tegak lurus ke kiri, lalu baca
tebal slab beton (mm)
o Jadi tebal slab beton = 196 mm
Tabel 9 Analisa Fatik dak Erosi
24
JenisSumbu
BebanSumbuton(kN)
BebanRencana Perroda(kN)
Repetisiyang
terjadi
faktortegangandan erosi
Analisafatik Analisa Erosi
RepetisiIjin
Persen
Rusak(%)
Repetisi Ijin
Persen
Rusak(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
STRT 6(60) 33,05530297,
5 TE = 0,91 TT 0 TT 0
5(50) 27,513904748
,0FRT
=0,2
1 TT 0 TT 0
4(40) 22,010270552
,5 FE = 1,8 TT 0 TT 0
3(30) 16,54740255,
0 TT 0 TT 0
2(20) 11,010270552
,5 TT 0 TT 0
STRG 8(80) 22,00 12324663 TE = 1,47 TT 0 TT 0
5(50) 13,75 4740255FRT
=0,3
3 TT 0 TT 0
FE = 2,4 0
STdRG 14(140) 19,25
5530297,5 TE = 1,2
7 TT 0 10000000 0,55
FRT=
0,29
FE = 2,52
total 0 <100% 0,55 <100%Karena rusak fatik (telah lebih kecil (mendekati) 100% maka
tebal pelat diambil 16,5 cm
Penjelasan tabel :
Kolom (1) : jenis sumbu (STRT, STRG, STdRG)
Kolom (2) : beban sumbu ton di ubah ke kN
Kolom (3) : beban rencana per roda (kN) =
bebansumbu (kN)xfaktorkeamananbebanjumlahsumburoda
Kolom (4) : repetisi yang terjadi (di ambil pada tabel
kolom 7)
25
Kolom (5) : fator tegangan dan erosi ( diambil pada
tabel 8)
TE = tegangan ekivalen
FRT = faktor rasio tegangan
FE = faktor erosi
Kolom (6) : analisa fatik repitisi ijin (ada pada
gambar 4,6,8,1012,14,16,18)
TT = tidak terbatas
Kolom (7) : persentasi ijin (%) = kolom4kolom6x100%
Kolom (8) : analisa erosi repetisi ijin (ada pada
gambar 5,7,9,11,13,15,17,19)
Kolom (9) : persentasi ijin (%) = kolom4kolom8x100%
TT = tidak terbatas
Tabel 8 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk
Perkerasan Dengan Bahu Beton
Diketahui : tebal slab = 196 mm = 200
mm
CBR eff tanah dasar = 5%
Dengan ruji
26
Penjelasan :
Melihat pada kolom (1) cari tebal slab 200 mm.
Melihat pada kolom (2) cari CBR eff tanah 5% pada baris
tebal slab 200 mm.
Tarik garis ke kanan (gunakan kolom tegangan setara dan
faktor erosi yang dengan ruji)
27
Gambar 5 Analisa fatik dan beban repitisi
ijin bersarkan rasio tegangan, dengan / tanpa
bahu beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 33;
FRT = 0,21
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor rasio
tegangan.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 6 Analisa erosi dan jumlah repetisi
beban berdasarkan faktor erosi, dengan bahu
beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 33;
FE = 1,8
28
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor erosi.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 7 Analisa fatik dan beban repitisi
ijin bersarkan rasio tegangan, dengan / tanpa
bahu beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 27,5;
FRT = 0,21
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
29
sumbu (kN) dengan faktor rasio
tegangan.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 8 Analisa erosi dan jumlah repetisi
beban berdasarkan faktor erosi, dengan bahu
beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 27,5;
FE = 1,8Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor erosi.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
30
Gambar 9 Analisa fatik dan beban repitisi
ijin bersarkan rasio tegangan, dengan / tanpa
bahu beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 22;
FRT = 0,21
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor rasio
tegangan.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 10 Analisa erosi dan jumlah repetisi
beban berdasarkan faktor erosi, dengan bahu
beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 22;
FE = 1,8
31
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor erosi.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 11 Analisa fatik dan beban repitisi
ijin bersarkan rasio tegangan, dengan / tanpa
bahu beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 16,5;
FRT = 0,21
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
32
sumbu (kN) dengan faktor rasio
tegangan.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 12 Analisa erosi dan jumlah repetisi
beban berdasarkan faktor erosi, dengan bahu
beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 16,5;
FE = 1,8Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor erosi.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
33
Gambar 13 Analisa fatik dan beban repitisi
ijin bersarkan rasio tegangan, dengan / tanpa
bahu beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 11;
FRT = 0,21
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor rasio
tegangan.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 14 Analisa erosi dan jumlah repetisi
beban berdasarkan faktor erosi, dengan bahu
beton
Diketahui : STRT; beban per roda = 11;
FE = 1,8
34
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor erosi.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 15 Analisa fatik dan beban repitisi
ijin bersarkan rasio tegangan, dengan / tanpa
bahu beton
Diketahui : STRG; beban per roda = 22;
FRT = 0,33
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
35
sumbu (kN) dengan faktor rasio
tegangan.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 16 Analisa erosi dan jumlah repetisi
beban berdasarkan faktor erosi, dengan bahu
beton
Diketahui : STRG; beban per roda = 22;
FE = 2,4Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor erosi.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
36
Gambar 17 Analisa fatik dan beban repitisi
ijin bersarkan rasio tegangan, dengan / tanpa
bahu beton
Diketahui : STRG; beban per roda = 13,75;
FRT = 0,33
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor rasio
tegangan.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 18 Analisa erosi dan jumlah repetisi
beban berdasarkan faktor erosi, dengan bahu
beton
Diketahui : STRG; beban per roda =
13,75; FE = 2,4
37
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor erosi.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 19 Analisa fatik dan beban repitisi
ijin bersarkan rasio tegangan, dengan / tanpa
bahu beton
Diketahui : STdRG; beban per roda = 19,25;
FRT = 0,29
Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
38
sumbu (kN) dengan faktor rasio
tegangan.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
Gambar 20 Analisa erosi dan jumlah repetisi
beban berdasarkan faktor erosi, dengan bahu
beton
Diketahui : STdRG; beban per roda = 19,25;
FE = 2,52Cara membaca grafik :
Tarik garis yang mempertemukan
nilai beban per roda pada kelompok
sumbu (kN) dengan faktor erosi.
Baca nilai pada repetisi sumbu ijin
jika garis itu menyentuh. Jika
tidak jadi pakai TT (tidak
terbatas)
39
III. PEKERASAN BETON BERSAMBUNG DENGAN TULANGAN (BBDT)
B. Perhitungan Tulangan
a) Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan
Tebal pelat = 16,5 cm
Lebar pelat = 2 x 350 cm
Panjang pelat = 500 cm
Sambungan susut dipasang setiap jarak 500 cm.
Ruji digunakan dengan diameter 28 mm, panjang 45 cm,
jarak 30 cm.
Batang pengikat digunakan baja ulir Ф 16 mm, panjang 70
cm, jarak 75 cm.
b) Perkerasan beton bersambung dengan tulangan
Tebal plat = 16,5 cm
Lebar pelat = 2 x 350 cm
Panjang pelat = 1500 cm
Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi bawah
(µ) = 1,0
Tabel 10 Nilai koefisien gesekan (µ)
No
.Lapis pemecah ikatan
Koefisien
gesekan
(µ)
1Lapis resap ikat di atas permukaan
pondasi bawah.1,0
2 Laburan parafin tipis pemecah ikat. 1,5
3Karet kompon (A chlorinated rubber curing
compound)2,0
Kuat tarik baja = 240 Mpa
40
Berat isi beton = 2400 kg/m3
Grafitasi = 9,81 m/dt2
c) Perhitungan tulangan memanjang dan tulangan melintang
Tulangan memanjang
As perlu = μLMgh2fs
= 1,0∗15∗2400∗9,81∗0,1652∗240 = 121,399
mm2/m’As min = 0,1 % x luas pelat
= 0,001 x 165 x 1000= 165 mm2/m’
As min > As perluMaka digunakan tulangan Ф12 = 225 mm
Tulangan melintang
As perlu = μLMgh2fs
= 1,0∗7∗2400∗9,81∗0,202∗240 = 68,67 mm2/m’
As min = 0,1 % x luas pelat= 0,001 x 165 x 1000= 165 mm2/m’
As min > As perluMaka digunakan tulangan Ф 12= 450mm
IV. PERKERASAN BETON MENERUS DENGAN TULANGAN (BMDT) tebal pelat = 16,5 cm lebar pelat = 2 x 350 cm kuat tekan beton (fc’) = 350kg/cm2 (silinder) tegangan leleh = 3900 kg/cm2
Es/Ec = 6Tabel 11 Hubungan kuat tekan beton dan angka ekivalen
baja dan beton (n)
41
Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasibawah () = 1fcf = 43,92 kg/cm2
Ambil fct = 0,5 fcf = 0,5 x 43,92 = 21,96 kg/cm2
fy = 3900 kg/cm2
Sambungan susut dipasang setiap jarak 75 cm Ruji digunakan untuk diameter 28 mm, panjang 45
cm, dan jarak 30 cm.a) Menghitung tulangan memanjang
Tulangan Memanjang
Ps = 100.fct. [1,3−(0,2.μ)]
fy−n.fct
= 100x21,96x[1,3−(0,2x1,0 )]3900−(6x21,96)
= 0,76 %
As perlu = 0,76 % x 100 x 16,5 = 12,54 cm2
As min = 0,6 % x luas pelat= 0,6 x 100 x 16,5= 19,9 cm2/m’
As min > As perluDicoba tulangan diameter 16 jarak 180 mm (As = 11,1 cm2/m`)
Pengecekan jarak teoritis antar retakan
Lcr = fct
2
np2ufb(εsEcfct)
u = 4/d = 4/1,6 = 2,5p = 12,57/(100 x 16,5) = 0,0067
42
Ambil fb = (1,97√f’c)/d = (1,97√350)/1,6 = 23,034 kg/cm2
Ambil εs = 400 x 10-6
Ec = 14850√f’c = 14850√350 = 277.818 kg/cm2
Dikontrol terhadap jarak teoritis antar retakan (Lcr)Lcr =
21,962
6x0,00672x2,5x23,043(0,0004x277818−21,96)
= 348,562 mm2/m’Lcr > Lcr maks (250 cm)
Dicoba ø 16 mm jarak 120 mm (As = 16,76 cm2/m`)p = 16,76/(100 x 20) = 0,0084u = 2,5fb = 24,625 kg/cm2
Lcr =21,962
6x0,00842x2,5x23,043(0,0004x277818−21,96)
= 221,754 mm2/m’Lcr < Lcr maks (250 cm)
Jadi tulangan memanjang digunakan diameter 16 mm, jarak 160 mm
V. KESIMPULANJadi dapat disimpulkan untuk perencanaan perkerasaan kaku :
Jenis Tulangan DiameterTulangan memanjang (BBTT) Diameter 12mm jarak 225mmTulangan melintang(BBTT) Diameter 12mm jarak 450mmTulangan memanjang(BMDT) Diameter 12mm jarak 450mmPengecekan jarak teoritis Diameter 16mm jarang
43