BAB III PROSES PERENCANAAN SITE LAYOUT

11
BAB III PROSES PERENCANAAN SITE LAYOUT 3.1 SURVEY PENDAHULUAN Sebelum merencanakan site harus diadakan survey pendahuiuan untuk mengetahui keadaan yang sesungguhnya dilapangan. Survey tersebut meliputi beberapa hal, yaitu : (Barrie dan Paulson , 1984) a. Deskripsi tempat proyek b. Daerah yang dicapai oleh jasa umum c. Departemen bangunan gedung d. Serikat buruh e. Kontraktor-kontraktor yang diusulkan f. Material dan metoda g. Peralatan yang disewa h. Data iklim i. Proyek-proyek lain j. Penilaian umum 3.2 PEDOMAN PERENCANAAN SITE LAYOUT Sebelum merencanakan site layout perencana harus mengadakan koordinasi terlebih dahulu dengan kontraktor dan subkontraktor yang ada mengenai ruang yang dibutuhkan kontraktor dan subkontraktor tersebut. 26

Transcript of BAB III PROSES PERENCANAAN SITE LAYOUT

BAB III

PROSES PERENCANAAN SITE LAYOUT

3.1 SURVEY PENDAHULUAN

Sebelum merencanakan site harus diadakan survey pendahuiuan untuk

mengetahui keadaan yang sesungguhnya dilapangan. Survey tersebut meliputi

beberapa hal, yaitu : (Barrie dan Paulson , 1984)

a. Deskripsi tempat proyek

b. Daerah yang dicapai oleh jasa umum

c. Departemen bangunan gedung

d. Serikat buruh

e. Kontraktor-kontraktor yang diusulkan

f. Material dan metoda

g. Peralatan yang disewa

h. Data iklim

i. Proyek-proyek lain

j . Penilaian umum

3.2 PEDOMAN PERENCANAAN SITE LAYOUT

Sebelum merencanakan site layout perencana harus mengadakan

koordinasi terlebih dahulu dengan kontraktor dan subkontraktor yang ada

mengenai ruang yang dibutuhkan kontraktor dan subkontraktor tersebut.

26

Neil J.M (1980) mendefinisikan prinsip-prinsip perencanaan site, dimana

ada 2 hal utama yang harus diperhatikan oleh perencana mengenai organisasi dari

site untuk konstruksi, yaitu:

1. Site harus direncanakan agar tercapai tingkat efisiensi operasional

yang maksimal dengan tujuan meningkatkan produktivitas pekerja,

mempersingkat waktu proyek dan mengurangi biaya.

2. Rencana final harus menghasilkan sebuah proyek yang memepunyai

tempat kerja yang bagus sebagai perbandingan dengan proyek saingan

dengan tujuan menarik dan meningkatkan semangat pekerja sehingga

kualitas dan produktivitas kerja meningkat.

Beberapa pedoman perencanaan site layout adalah :

1. Meminimalkan jarak tempuh dan waktu perpindahan dari pekerja dan

peralatan antara tempat parkir dan lokasi kerja, antara kantor lapangan

dan lokasi kerja, dan antara storage dan lokasi kerja.

2. Meminimalkan gangguan karena lalu lintas dalam proyek yang

bervariasi.

3. Memberikan ruang kepada aktivitas yang memiliki prioritas utama.

4. Meletakkan sedemikian rupa buangan dari sisa aktivitas sehingga

hanya menimbulkan efek yang sedikit sekali pada jalannya proyek di

site.

5. Merencanakan/mendesain drainase untuk konstniksi yang efektif.

6. Menstabilkan lokasi lalu lintas untuk kendaraan berat atau yang

mempunyai bban berat.

27

7. Master Plan dari konstruksi menunjang struktur dan fasilitas2 untuk

menghindari penempatan ulang, pemodelan ulang atau pengembangan

proyek yang tidak perlu.

8. Mendesain tasilitas untuk pekerja untuk perlindungan terhadap cuaca

dan keamanan terhadap milik pekerja.

9. Mendesain jalan masuk dan keluar pekerja yang aman dan cepat.

10. Mendesain sistem kontrol agar lebih efisien pada penerimaan, storage

dan informasi mengenai material.

11. Memelihara / menetapkan daerah dalam site sehingga hanya dapat

dimasuki atau dipergunakan oleh pekerja, peralatan dan material-

material yang dibutuhkan selama operasional.

Dalam merencanakan site layout harus memperhatikan hubungan antar

aktivitas, yang dapat ditinjau dari:

1. Urutan aktivitas.

Suatu aktivitas akan dilaksanakan mendahului aktivitas yang lain.

Sebelum aktivitas pertama selesai atau setengah selesai maka aktivitas

kedua belum dapat dikerjakaa'dilaksanakan. Urutan aktivitas juga

menentukan space yang dipakai dan space yang tersedia.

2. Aktivitas lain yang bekerja dalam satu area dalam waktu yang

bersamaan.

3. Apakah pelaksanaan suatu aktivitas akan mengganggu aktivitas

lainnya.

28

3.2.1 Pertimbangan Tata Letak Fasilitas

Nugraha (1985) mendefinisikan beberapa pertimbangan dalam tata letak

beberapa fasilitas, antara lain :

1. Tower Crane.

- Arah gerak keran (crane) sejajar dengan arah memanjang dari

bangunan dan diatur sedemikian rupa sehingga transportasi

material dari beton molen, tempat fabrikasi besi, tempat

pembuatan bekisting ke bangunan dapat dilakukan dengan

mudah.

- Jarak antara keran dan bangunan yang diperlukan ditentukan

oleh stabilitas tanah, dalamnya kedudukan untuk membuat

pondasi bangunan dan tipe dari keran.

- Daerah lintasan keran perlu diberi tanda didalam gambar site

layout dan disebutkan kapasitas keran dalam beberapa daerah

lintasan sehingga memudahkan dalam menentukan penempatan

dari sarana/fasilitas yang lain. Benda yang lebih berat

sebaiknya ditempatkan lebih dekat kepada poros keran daripada

yang lebih ringan.

2. Keran- Mixing Plant Beton.

- Letak agregat beton seyogyanya diluar daerah lintasan keran.

- Jalan untuk mensuplai agregat beton diatur sedemikian rupa

sehingga proses menuang agregat dengan dump-truck dapat

berjalan tanpa gangguan.

29

- Harus ada saluran pembuangan air kotor pada mixernya.

- Pengambilan beton dengan concrete bucket dari mixer oleh

operator keran supaya diatur sedemikian rupa sehingga tanpa

pertolongan dari orang Iain dapat terlaksana dengan Iancar.

- Jarak mixer ke rel keran diusahakan sedemikian rupa sehingga

sebagian besar kerja keran cukup berputar saja. Waktu keran

untuk berjalan lambat seyogyanya lebih kecil dari waktu untuk

berputar dan menarik beban ke atas. Tujuannya yaitu

menciptakan waktu transport yang minimum.

- Karena fungsi keran adalah untuk mengangkat maka harus

dihindarkan transport agregat arah horisontal.

- Jarak antara material ke keran harus sependek mungkin sehingga

diharapkan keran tanpa bergerak horisontal, tetapi dengan hanya

berputar saja dapat mencapai timbunan material dan bangunan

yang dikerjakan.

- Pengaturan jalanan dan penempatan keran dapat dibuat

sedemikian rupa sehingga barang-barang yang berat dapat

diturunkan oleh keran.

3. Tempat produksi peralatan konstruksi.

(bekisitng, pembesian, pracetak).

- Aliran kerja (flow of work) perlu disesuaikan dengan urutan-

urutan pekerjaan.

.10

- Penempatan hasil produksi peralatan konstruksi yang akan

ditempatkan diatas bangunan harus diletakkan, atau dirakit

dibawah daerah jangkauan keran.

Neil JM (1980) menganjurkan agar disediakan suatu jalur yang

mengelilingi area kerja.Jalur ini selebar 150 feet (= 4.5 m) mengelilingi seluruh

area kerja untuk digunakan oleh para pekerja dan peralatan selama operasional

berlangsung. Perawatan pada zone operasi ini akan memudahkan pergerakan/

perpindahan pekerja dan peralatan di area kerja.

Handa (1988) mendefinisikan beberapa pertimbangan dalam tata letak

kantor/direksi kit dan storage.

1. Penyediaan kantor untuk pelbagai subkontraktor harus direncanakan

berdasarkan :

• Lokasi dari struktur yang akan dibangun dan rute jalan masuk

yang sudah direncanakan.

• Lokasi dari peralatan konstruksi.

• Jarak dan lingkup kerja dari peralatan konstruksi.

Kantor-kantor harus terletak saling berdekatan, dekat dengan bangunan

yang akan didirikan dan berada pada lokasi yang aman. Untuk

menghindari kebingungan pada saat semua agen berada di site maka

sebaiknya sudah direncanakan pengadaan masing-masing kantor bagi

semua agen dari sejak awal.

31

2. Lift untuk material dan pekerja.

Lift untuk material dan pekerja dianjurkan dipakai untuk bangunan

tingkat tinggi. Mengantar para pekerja ke atas tidak saja menghemat

waktu tetapi juga energi mereka dan meningkatkan produktivitas

mereka.

3. Storage

- Storage Luar.

Penting untuk menyediakan tempat penerimaan material di site

untuk menerima suplai material dari berbagai agen sehingga

penanganan material yang berlebihan (bermacam2, karena agennya

banyak) dapat dihindarkan. Hal ini juga dapat menghindarkan dari

kepanikan setiap kali ada material datang. Area penyimpanan ini hams

seminimum mungkin dan tidak boleh menghalangi jalan masuk ke site

atau area kerja yang sedang berlangsung.

- Storage Dalam.

Tidak semua material harus dibongkar/disimpan di dekat pintu

masuk. Dapat juga disimpan di lokasi yang tepat di dalam site sesuai

dengan kemajuan proyek. Hal ini membutuhkan perencanaan yang

serius dari perencana sedemikian sehingga semua pihak mengetahui

dimana ruang yang tersedia yang dapat mereka gunakan, sehingga

semua pihak dapat merencanakan jumlah dan waktu kedatangan

material di site. Area penyimpanan ini harus tidak mengganggu

32

kemajuan kerja/proses kerja. Ukuran dari area/tempat penyimpanan

tergantung dari jumlah dan ukuran dari material yang datang.

3.3 PARAMETER DALAM PERENCANAAN SITE LAYOUT

Pada skripsi ini parameter yang digunakan untuk menghitung kebutuhan

ruang adalah :

1. Kebutuhan Ruang (KR)

Adalah ruang yang dibutuhkan oleh material, tenaga kerja dan

peralatan untuk melaksanakan tiap aktivitas.

2. Ruang yang Tersedia (RT)

Adalah ruang yang terbentuk setelah pekerjaan pelat selesai

dikerjakan dan mampu untuk menahan beban material, dan peralatan

diatasnya dan ditambah dengan luas tanah yang dapat digunakan untuk

penempatan fasilitas- fasilitas.

3. Faktor Pembanding (FB)

Adalah suatu nilai perbandingan antara kebutuhan ruang dan ruang

yang tersedia.

3.4 LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN SITE LAYOUT

Pada skripsi ini dibuat langkah-langkah perencanaan site layout:

33

1. Dari jadwal aktivitas yang ada dibagi menjadi beberapa pekerjaan,

contoh : pekerjaan tanah, pekerjaan struktur, pekerjaan M&E, dan

pekerjaan finishing.

2. Buat metode pelaksanaan dari tiap pekerjaan.

3. Buat daftar dari material, tenaga kerja dan peralatan yang dipakai.

4. Buat jadwal dari material, tenaga kerja dan peralatan yang dipakai.

5. Menghitung Ruang yang Tersedia (RT) menurut waktu.

6. Membuat grafik Ruang yang Tersedia menurut waktu (gambar 3.1).

7. Menghitung Kebutuhan Ruang (KR) yang dibutunkan untuk tiap

aktivitas

8. Membuat grafik Kebutuhan Ruang menurut waktu (gambar 3.2).

9. Membandingkan Kebutuhan Ruang dan Ruang yang Tersedia dengan

grafik Faktor Pembanding (gambar 3.3).

10.Buat perencanaan site layout terhadap masing-masing aktivitas dan

bandingkan terhadap waktu.

ll.Menggabungkan site layout dari semua aktivitas dengan

memperhatikan hubungan dan prioritas masing-masing aktivitas.

12.Buat final site layout

34

Akth t

Ruang yanj

'itas

Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Struktur

Tersedia (m2)

Lt.1

Lt.2

Lt.1

Finishing

Lt, 3

Lt. 2

Lt. 1

Waktu

Waktu

Gambar 3.1 Grafik Ruang Yang Tersedia

Akti

Kebutuhan

/itas i

Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Struktur

Ruang (m2) L

Pek. Tanah

Pek. Tanah

P. Strukt

ur

Finishing

Finishing

Pek. Struktur

Waktu

Fin.

Waktu

Gambar 3.2 Grafik Kebutuhan Ruang

35

K e b u t u h a n *

R u a n g y a n

Fak to r P«

1

R u a n g ( m 2 )

P e k . T a n a h

P e k . T a n a h

P. S t r u k t

ur

g T e r s e d i a ( m 2 )

Lt. 1

L t .2

Lt .1

>mband lng

S s \

F i n i s h i n g

P e k . S t r u k t u r

Lt. 3

Lt. 2

Lt. 1

F in .

W a k t u

W a k t u

N W a k t u

Gambar 3.3 Grafik Faktor Pembandins

Kegunaan dari grafik-grafik diatas adalah :

1. Mengetahui pemakaian ruang untuk masing-masing aktivitas

(material, peralatan, dan tenaga kerja).

2. Mengetahui lokasi dan besar ruang yang tersedia menurut vvaktu.

3. Mengetahui apakah ruang yang tersedia cukup atau tidak.

4. Memberikan gambaran kapan terjadinya kemacetan.

36