LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I PROSES FREIS (MILLING
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I PROSES FREIS (MILLING
LAPORAN PRAKTIKUMPROSES MANUFAKTUR I
PROSES FREIS (MILLING)
Disusun oleh :1. Dhesa Hidayatulloh 21121000092. Joko Ade Nugroho 21131000733. Yunico Rixy Setyawan 21131000924. Rico Abel Andreanto 21131001235. Aditya Haq 2113100146
Jurusan Teknik Mesin
Bab IPendahuluan
1.1 Latar BelakangDalam era pembangunan sekarang ini telah banyak
ditemukan teknik pembentukan dan pengerjaan logamdari yang konvensional sampai yang non konvensional.Praktikum permesinan adalah salah satu praktikumyang di dalamnya dilakukan proses permesinankonvensional. Proses pemesinan konvensional adalahproses menggunkan mesin-mesin konvensional yangmasih banyak di pakai sampai saat ini, meskipunsedikit demi sedikit akan berkurang sejalan denganpengembangan teknologi proses pemesinan.
Namun sebagai gambaran awal aktifitas inti dariindustri, pengenalan maupun praktek langsungmengoperasikan mesin-mesin ini sangatlah pentingagar mudah memahami mesin-mesin baru hasilpengembangan yang lama.
Praktikum permesinan merupakan proses pembentukanbenda kerja yang lebih sederhana di bandingkanpermesinan non konvensional. Sederhana dalam artianpemakaian peralataan-peralatan yang digunakan dalampermesinan dibandingkan peralatan yang digunakandalam permesinan non-konvensional. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam praktikum permesinanadalah Mesin Milling Horizontal. Walaupun saat inisudah banyak ditemukan teknik pembentukan logam yangmodern dan canggih tetapi kita tetap perlu untukmempraktekan teknik permesinan konvensional agarkita lebih mengetahui dan memahami permesinankonvensional.
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana proses pemesinan dalam proses freis?
Bagaimana cara menentukan RPM spindel dari proses freis?
Bagaimana cara menentukan kecepatan makan pada proses freis?
Bagaimana cara menghitung waktu pemotongan pada proses freis?
Bagaimana cara menghitung kecepatan penghasil geram pada proses freis?
1.3 Tujuan Mempelajari proses pemesinan dalam proses freis Mempelajari cara meneentukan RPM spindel freis Mempelajari cara menentukan kecepatan makan Mempelajari perhitungan waktu pemotongan Mempelajari perhitungan kecepatan penghasil geram
Bab IIDasar Teori
2.1. Mesin Frais
Mesin frais adalah jenis mesin perkakas untuk
mengerjakan peralatan mesin dari logam dengan gerakan
utama alat potongnya berputar. Jenis pekerjaan yang
dapat dikerjakan dengan mesin frais adalah :
1. membentuk permukaan rata dan datar
2. membentuk permukaan siku dan sejaajr
3. membentuk permukaan bersudut
4. memebuat alur
5. membuat roda gigi
6. membentuk benda persegi
Jenis mesin frais dibedakan berdasarkan posisi
poros putarnya ada horizontal vertical dan universal.
a. Mesin frais horizontal , adalah mesin frais yang
poros utamanya sebagai pemutar dan pemegang alat
potong pada posisi mendatar.
b. Mesin frais vertical, adalah mesin frais dengan
poros utama sebagai pemutar dan pemegang alat
potong dengan posisi tegak. Poros utama mesin frais
tegak dipasang pada kepala tegak (vertical head
spindle). Posisi kepala ini dapat dimiringkan
kearah kiri atau kanan maksimal 60o. Biasanya mesin
ini dapat mengerjakan permukaan bersudut, datar,
beralur, melobang dan dapat mengerjakan permukaan
melingkar atau bulat.
c. Mesin frais universal, Adalah mesin yang pada
dasarnya gabungan dari mesin frais horizontal dan
mesin frais vertical. Mesin ini dapat mengerjakan
pekerjaan pengefraisan muka, datar, spiral, roda
gigi, pengeboran dan reamer serta pembuatan alur
luar dan alur dalam. Untuk melaksanakan
pekerjaannya mesin frais dilengkapi dengan
peralatan yang mudah digeser, diganti dan
dipindahkan.Peralatan tambahan tersebut berupa meja
siku (fixed angular table), meja miring (inclinable
universal table), meja putar (rotary table) dan
kepala spindle tegak (vertical head spindle).
Gambar 2.1 Mesin frais vertikal
2.2. Milling
Milling adalah proses penyayatan benda kerja
menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang
berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang
banyak yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan
proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat
bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung.
Milling terdiri atas slab milling, face milling, dan
end milling.
Gambar 2.1 Macam-macam milling
Kecepatan potong (V) ditentukan oleh persamaan berikut:V=π D N
D: pahat [mm]
N: putaran pahat [rpm]
Perkiraan tebal geram sebelum terpotong (utk gigi
lurus):
tc=2f√dDf :gaya pemakanan / gigi [mm/gigi]
f=v /Nnv : kec. makan [mm/min], n= jml. gigi
d : kedalaman potong (depth of cut) [mm]
Waktu potong ditentukan oleh persamaan:t=(l+lc )/v
l: panjang benda kerja [mm]
lc: kelebihan panjang pahat [mm]
2.3. Drilling
Proses drilling adalah proses pembuatan lubang pada
suatu benda kerja dengan menggunakan mata pahat bor.
Gambar 2.3 Macam-macam drill
2.4. Elemen Dasar Proses Freis (Milling)
2.4.1 Kecepatan Potong
v=πdn1000 ; m/min
Dimana: d = diameter luar pahat freis ; mm n = putaran spindel mesin (rpm) ; (r)/min
2.4.2 Gerak Makan Pergigi
fz=vfzn ; mm/gigi
Dimana: z = jumlah gigi (mata potong) vf = kecepatan makan ; mm/min
2.4.3 Waktu Pemotongan
tc= ¿vf ; mm/ggi
Dimana: lt = lv+lw+ln ; mmlv = jarak pengawalan ; mm = ≥0 ; untuk
mengefreis tegaklw = panjang pemotongan ; mmln = jarak pengakhiran ; mm = d/2 ; untuk
mengefreis tegak
2.4.4 Gerak Makan Pergigi
z=vf.a.w1000 ; cm3/min
Dimana: a = kedalaman pemakanan ; mmw = lebar pemotongan ; mm
Bab IIIMetodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat
Holder Face Mill Pahat insert Pahat end mill 10 mm Kuncil drill chuck Jangka sorong Kaca mata pengaman
3.1.2 Bahan Besi St 42 (Dimensi: 50 mm x 50 mm x 10 mm)
3.2 Cara Kerja3.2.1 Sebelum Pengoperasian Mesin Freis
Identifikasi jenis material benda kerja danlakukan pengukuran dimensi benda kerja
Pemasangan holder pahat Pemasangan pahat karbida insert Pemasangan pahat endmill (HSS) Menghitung RPM spindel (n) untuk proses facing Menghitung RPM spindel (n) untuk proses pembuatan
pocket Menghitung kecepatan makan (Vf) untuk proses facing Menghitung kecepatan makan (Vf) untuk prosespembuatan pocket
3.2.2 Pengoperasian Mesin Freis Pakailah pakaian kerja dan kacamat pengaman Pemasangan benda kerja pada ragum mesin
Proses Facing
Atur handle pengaturan RPM, sesuai hasilperhitungan RPM spindel untuk proses facing
Tekan tombol start/on spindel maka spindelberputar CW
Atur titik nol benda kerja terhadap pahat,selanjutnya bebaskan benda kerja dari pahat
Atur kedalaman pemakanan (misal 0,5 mm) Tekan tombol start/on feeding maka pahatmelakukan proses pemotongan (facing), catat waktuyang diperlukan
Proses facing dilakukan beberapa kali sehinggapermukaan benda kerja menjadi rata
Tekan tombol start/off feeding, maka gerak mejafreis berhenti
Tekan tombol start/off spindel, maka spindelberhentu berputar
Proses facing selesai
Proses Pembuatan Pocket Atur handle pengaturan RPM, sesuai hasilperhitungan RPM spindel untuk proses pembuatanpocket
Atur handle pengaturan feeding, untuk kecepatanmakan (Vf) proses pembuatan pocket
Tekan tombol start/on spindel, maka spindelberputar CW
Posisikan pahat pada titik yang dibuat pocket Atur titik nol benda kerja terhadap pahat,selanjutnya dengan gerakan manual pahat dilakukanpemotongan ke arah bawah dengan kedalaman 2 mm
Tekan tombol start/om feeding, maka pahatmelakukan proses pemotongan, catat waktu yangdiperlukan
Proses pembuatan pocket dilakukan beberapa kalisampai kedalaman pocket 5 mm
Tekan tombol start/off feeding, maka meja freisberhentu bergerak
Tekan tombol start/off spindel, maka spindelberhenti berputar
Proses pembuatan pocket selesai Selanjutnya, benda kerja dilakukan prosesdrilling pada mesin drill
3.2.3 Sesudah Pengoperasian Mesin Freis Lepas benda kerja Bersihkan mesin freis dan lantai sekitar darikotoran/geram
Serahkan semua peralatan kepada petugaslaboratorium
Gambar dan ukur dimensi benda kerja yang telahdikerjakan
3.2.4 Pada benda kerja ketiga (pengerjaan ulir manual) Material yang akan di beri ulir di ukur panjang
dan diameternya Pahat yang akan digunakan untuk membentuk ulir
dipasang dan disesuaikan dengan ulir yang diinginkan.
Material diberi pelumas lalu di pasang ke alatmanual pembuat ulir. Pemasangan harus tegak dantidak boleh ada kemiringan pada material. Laluputar material searah jarum jam. Agar ulirnyahalus material perlu di putar berlawanan arahsetiap selesainya dibentuk 1 putaran ulir baru.
Saat pengerjaan perlu adanya waktu untuk diam bagimaterial agar tidak panas. Selain itu fluida perlu
ditambahkan secara berkala pada material agartidak timbul panas berlebih.
Gambar 3.1 Skema Proses Permesinan
Gambar 3.2 Hasil Proses Permesinan
Bab IVPembahasan
4.1 Waktu Pemotongan pada Proses Face Milling
Face milling pertama
Panjang pemotongan L = 15 mm
Kedalaman milling a = 0,5 mm
Diameter (d) = 10 mm
Kecepatan makan (vf) = 55 mm/menit
Putaran mesin n = 1751 rpm
Jumlah pengerjaan (i) = 2
Waktu potong yang diamati (sebenarnya) t =
1,76 menit
Waktu potong teoritis
Lv=√0,5 (10−0,5)=0,5mm
Lv=d2
=102
=5mmLt=15+0,5+5=20,5mm
T=Ltvf
=20,555
=0,37min❑
Face milling kedua
Panjang pemotongan L = 15 mm
Kedalaman milling a = 1 mm
Diameter (d) = 10 mm
Kecepatan makan (vf) = 98 mm/menit
Putaran mesin n = 3119 rpm
Jumlah pengerjaan (i) = 2
Waktu potong yang diamati (sebenarnya) t =
1,03 menit
Waktu potong teoritis
Lv=√1 (10−1)=3mm
Lv=d2
=102
=5mmLt=15+3+5=23mm
T=Ltvf
=2398
=0,235min❑
4.2 Perbandingan Waktu Potong Sebenarnya dengan WaktuPotong Teoritis
No ProsesWaktu Potong
Sebenarnya(menit)
Teoritis(menit)
1. Facemillingpertama
1,76 0,37
2. Facemillingkedua
1,03 0,235
Total 2,79 0,605Tabel 4.1 Tabel Perbandingan Waktu Potong Sebenarnya
dengan Waktu Potong Teoritis
4.2.1 Penyebab Perbedaan Waktu Permesinan Teoritisdan Aktual
Perbedaan waktu permesinan secara teoritis dan aktualdapat disebabkan karena :
Pembulatan putaran mesin hasil perhitungan denganangka-angka yang terdapat pada mesin milling.
Proses pengerjaan yang lebih perlahan-lahandaripada yang dihitung secara teoritis.
Ketidak telitian pengukuran dimensi awal dan akhirselama proses.
Ketidak telitian dalam pengukuran waktu. Adanya tambahan waktu yang dibutuhkan untuk
menentukan bidang referensi.
Bab VKesimpulan
1. Proses permesinan yang dilakukan terhadap benda padapraktikum proses milling antara lain :
Face milling Pembuatan ulir luar dan ulir dalam Drilling
2. Terjadi perbedaan waktu pada proses permesinan
secara teoritis dengan aktual. Secara umum waktu
secara teoritis lebih singkat daripada waktu secara
aktual untuk setiap proses permesinan.
3. Waktu total teoritis adalah 0,605 menit dan waktu
total sebenarnya adalah 2,79 menit.
4. Perbedaan antara waktu total teoritis dengan waktu
total sebenarnya dapat disebabkan karena pembulatan
angka perhitungan, pengukuran yang kurang tepat,
proses permesinan yangn tidak 100% sama dengan
teori, ketidak telitian dalam pengukuran waktu,
pengerjaan yang lebih lambat dari yang seharusnya,
penentuan bidang referensi terlebih dahulu.