tugas akhir perencanaan & pengendalian kebutuhan material ...

131
TUGAS AKHIR PERENCANAAN & PENGENDALIAN KEBUTUHAN MATERIAL FRAME CHASSIS HINO CAT 3 DENGAN METODE MRP DI PT GEMALA KEMPA DAYA Diajukan sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh: Nama : Feri Imam Prastiyo NIM : 41611120022 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

Transcript of tugas akhir perencanaan & pengendalian kebutuhan material ...

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN & PENGENDALIAN KEBUTUHAN

MATERIAL FRAME CHASSIS HINO CAT 3 DENGAN METODE

MRP DI PT GEMALA KEMPA DAYA

Diajukan sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Disusun Oleh:

Nama : Feri Imam Prastiyo

NIM : 41611120022

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2017

ii

iii

iv

ABSTRAK

PT Gemala Kempa Daya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

automotive underbody component dan press parts dalam hal ini merencanakan dan

menyediakan bahan bakunya mulai dari pemesanan sampai dengan proses penyiapan

bahan baku tersebut baik yang bekerjasama dengan beberapa supplier atau vendor-

vendor terkait yang menjadi supporting penyediaan. Dalam penyediaan bahan baku

material PT Gemala Kempa Daya belum menggunakan metode persediaan material

yang baik, metode yang dipakai masih menggunakan laporan kondisi stock dari

operator warehouse. Permasalahan yang sering terjadi yakni stock bahan baku yang

ada digudang menjadi tidak beraturan, hal ini dapat terlihat dengan ditemukannya

stock material yang menipis atau dibawah standard safety stock untuk beberapa item

material akan tetapi terjadi overstock di item material lainnya.

Perencanaan kebutuhan material yang baik merupakan salah satu faktor

penting yang mendukung kelancaran proses produksi dalam sebuah perusahaan

manufaktur. Penggunaan metode MRP yang baik dalam perencanaa pengendalian

kebutuhan material dianggap sangatlah penting, metode ini diharapkan dapat

mengontrol segala macam persediaan bahan baku material mulai dari kuantitas,

kualitas, jenis, waktu kedatangan sampai dengan model penempatan bahan baku

material tersebut bisa terencana dengan baik, sehingga dapat mengefisienkan cost

yang berkaitan dengan material serta dapat menghindari terganggunya proses

produksi yang disebabkan tidak adanya persediaan material.

Hasil evaluasi dan implementasi metode MRP dengan lot sizing Economic

Order Quantity (EOQ) yang terpilih untuk digunakan sebagai model persediaan yg

tepat karena memiliki biaya persediaan yang paling minimum yaitu didapatkan

sebesar Rp3.135.225,- sama dengan 30,17% diantara metode lainnya (Lot For Lot

dan Period Order Quantity).

Kata kunci : over stock, Metode MRP, Economic Order Quantity, Lot For Lot,

Period Order Quantity

v

ABSTRACT

PT. Gemala Kempa Daya is company engaded in automotive component and

press part in this case planning and providingraw material from ordering until

preperation process the raw material working with supliers or multiple vendors who

become supporting provides. In the supply of raw material PT Gemala Kempa Daya

not use a good material inventory control method, methode use is report of

condition stock from warehouseman. The problem is often the case that the stock

material in the warehouse is not appropriate, this can be seen by the discovery of

material stock are depleted or under standard safety stock for some item material,

but occurs overstock for other items.

Material needs good stats is one of the important factors that smooth

production process in a manufacture company. Use either method MRP material

requirements planning control is considered very important, this method is expected

to be able to control all kinds of raw material supplies from quantity, quality, item,

delivery time until model placement raw material such material could well planned,

so can cost efficien of material and to avoid of disturbed of production process

caused not available material stock.

The result of evaluation and implementation of MRP method with lot sizing

Economic Order Quantity (EOQ) chosen to be used as the right inventory model

because it has the minimum inventory cost is Rp3.135.225, - equal to 30,17% among

other method (Lot For Lot and Period Order Quantity).

Keywords : over stock, MRP method, Economic Order Quantit, Lot For Lot, Period

Order Quantity

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan pertolongan

dan ridhoNya yang senantiasa memberikan nikmat kesempatan dan kesehatan

serta keluasan berpikir kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan

Tugas Akhir yang berjudul

“PERENCANAAN & PENGENDALIAN KEBUTUHAN MATERIAL

FRAME CHASSIS HINO CAT 3 DENGAN METODE MRP DI PT

GEMALA KEMPA DAYA”

Adapun tujuan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk

mendapatkan gelar sarjana program studi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Universitas Mercu Buana Jakarta.

Banyak kendala dan kesulitan yang penulis hadapi dalam penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini, namun berkat dukungan dari berbagai pihak, segalanya

dapat teratasi dengan baik. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan atas

terselesaikannya laporan ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Kedua Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan

dan doa yang tidak ada habis-habisnya.

vii

2. Bapak Ir. Muhammad Kholil, MT sebagai Ketua Jurusan Teknik

Industri Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana sekaligus

pembimbing dalam penyelesaian Tugas Akhir.

3. Rekan-rekan karyawan PT GEMALA KEMPA DAYA.

4. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Industri Angkatan 20 Fakultas Teknik

Universitas Mercu Buana Jakarta serta semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari rekan-rekan pembaca dan

dosen sangat diharapkan demi penyempurnaan penulisan laporan berikutnya.

Semoga laporan ini dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan yang

bermanfaat untuk kita semua.

Jakarta, Juli 2017

Feri Imam Prastiyo

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .................................................................................................. i

Halaman Pernyataan......................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii

Abstrak ............................................................................................................. iv

Kata Pengantar ................................................................................................. vi

Daftar Isi........................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

1.4 Batasan Penelitian .......................................................................... 5

1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................... 6

BAB II STUDI PUSTAKA

2.1 Pengertian Persediaan .................................................................... 8

2.2 Fungsi Persediaan ........................................................................... 9

2.3 Jenis Persediaan .............................................................................. 10

2.4 Biaya Persediaan ........................................................................... 11

2.5 Model Persediaan ........................................................................... 14

2.5.1 Model Perseiaan Independen ............................................... 14

2.5.2 Model Perseiaan Dependen .................................................. 14

2.6 Material Requirement Planning (MRP) ......................................... 15

2.6.1 Maksud & Tujuan MRP ....................................................... 15

2.6.2 Syarat-syarat & Asumsi-asumsi MRP ................................. 18

2.6.3 Input-input MRP .................................................................. 19

2.6.4 Kelebihan & Kekurangan MRP ........................................... 27

2.6.5 Proses Perhitngan MRP ........................................................ 29

2.7 Metode Peramalan .......................................................................... 35

2.7.1 Pengertian & Kegunaan Peramalan...................................... 35

2.7.2 Jenis Metode Peramalan ....................................................... 37

viii

2.7.3 Metode Time Series ............................................................. 38

2.7.4 Pengukuran Akurasi Hasil Peramalan .................................. 45

2.8 Penelitian Sebelumnya ................................................................... 49

2.9 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian ....................................................................... 52

3.2 Sistematika Penulisan ..................................................................... 53

3.2.1 Penelitian Pendahuluan ........................................................ 53

3.2.2 Pengumpulan Data ............................................................... 53

3.2.3 Pengolahan Data ................................................................... 54

3.2.4 Analisis Data ........................................................................ 54

3.2.5 Kesimpulan Dan Saran ......................................................... 55

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data ......................................................................... 56

4.1.1 Data Permintaan ................................................................... 56

4.1.2 Lead Time ............................................................................ 57

4.1.3 Bill Of Material .................................................................... 61

4.1.4 Biaya Pesan & Biaya Simpan Material ................................ 61

4.1.5 Kapasitas Gudang Material .................................................. 65

4.2 Pengolahan Data ............................................................................. 65

4.2.1 Perhitungan Peramalan ......................................................... 65

4.2.2 Pengukuran Hasil Peeramalan .............................................. 81

4.2.3 Peramalan Periode Yang Akan Datang ................................ 83

4.2.4 Perhitungan MRP ................................................................. 84

4.2.4.1 Metode Lot For Lot (LFL) ....................................... 84

4.2.4.2 Metode Economic Order Quantity

(EOQ) ....................................................................... 86

4.2.4.3 Metode Period Order Quantity (POQ) ..................... 89

4.2.5 Perbandingan Hasil Perhitungan Lot Sizing ........................ 92

BAB V ANALISIS

5.1 Analisa Peramalaan Permintaan ..................................................... 93

ix

5.2 Analisa Hasil Verifikasi Peramalan ............................................... 94

5.3Analisa Hasil Peramalan Permintaan .............................................. 94

5.4 Analisa Perencanaan Kebutuhan Material Dengan

Metode MRP ................................................................................. 95

5.5 Analisa Metode Pemesanan Yang Paling Optimal

Berdasarkan Metode MRP ............................................................ 95

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................... 97

6.2 Saran .............................................................................................. 98

Daftar Pustaka .................................................................................................. x

Lampiran .......................................................................................................... xi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketatnya persaingan industri dibarengi dengan pesatnya perkembangan

teknologi dan informasi membawa dampak terhadap tatanan kehidupan dunia.

Perubahan yang tepat dan mendasar terjadi dalam kehidupan di segala bidang

yang menuntut kebebasan interaksi antara kehidupan yang ada di dunia tanpa

mengenal batas negara termasuk juga dalam kegiatan perdagangan dan bisnis.

Konsekuensi logis dari perubahan dunia kearah globalisasi adalah pergeseran cara

pandang dalam pelaksanaan perdagangan internasional yang mengarah pada

perdagangan global. Berawal dari hal itu muncul pasar bebas dunia yang

mengakibatkan peningkatan persaingan di pasar internasioanl dalam dunia bisnis

dan industri, sehingga memaksa perusahaan untuk menjalankan strategi bisnisnya

yang tepat agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang terjadi.

Salah satu strategi usaha yang ditawarkan oleh banyak perusahaan

adalah dengan memberikan penawaran harga yang kompetitif kepada konsumen,

sehingga bisa dikatakan persaingan harga dengan para kompetitor menjadi salah

satu strategi yang harus dijalankan untuk menarik konsumen disamping strategi

pendukung lainnya. Oleh karenanya effisiensi dan cost reduction disemua lini

menjadi sebuah kebijakan yang harus dijalankan oleh semua instansi dan

2

departemen yang terkait dalam sebuah perusahaan. Effisiensi dan cost reduction

bisa dimulai dari pemesanan bahan baku, penyediaan bahan baku, pergudangan

sampai dengan proses produksi maupun proses non produksi yang sifatnya

supporting, sampai dengan proses-proses selanjutnya. Planning system yang baik

menjadi faktor penentu jalan atau tidaknya kebijakan efisiensi disemua lini.

Dengan planning kebutuhan yang tepat baik jenis, jumlah maupun waktu

penyedian dan pemakaiannya akan membuat biaya-biaya yang tidak diperlukan

dapat dihilangkan.

PT Gemala Kempa Daya merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang automotive underbody component dan press parts dalam hal ini

merencanakan dan menyediakan bahan bakunya mulai dari pemesanan sampai

dengan proses penyiapan bahan baku tersebut baik yang bekerjasama dengan

beberapa supplier atau vendor-vendor terkait yang menjadi supporting penyediaan.

Sekitar 70% sampai dengan 80% aset keuangan perusahaan ada didalam

penyediaan bahan baku material, mulai dari yang berbentuk Coil, material sheets,

sampai dengan semi finish dan material pendukung lainnya. Dalam penyediaan

bahan baku material PT Gemala Kempa Daya belum menggunakan metode

persediaan material yang belum maksimal, metode yang dipakai masih

menggunakan laporan kondisi stock dari operator warehouse. Yaitu dengan

menggunakan metode pemesanan saat jumlah stock mulai menipis dan sistem

informasi tertulis dari staff gudang, tanpa adanya penjadwalan yang jelas kapan

material tersebut akan datang dan berapa jumlahnya. Permasalahan yang sering

terjadi yakni stock bahan baku yang ada digudang menjadi tidak beraturan, hal ini

dapat terlihat dengan ditemukannya stock material yang menipis atau dibawah

3

standard safety stock untuk beberapa item material akan tetapi terjadi overstock di

item material lainnya.

Berdasarkan masalah tersebut maka penggunaan metode MRP

(Material Requirement Planning) yang baik dalam perencanaa pengendalian

kebutuhan material dianggap sangatlah penting, metode ini diharapkan dapat

mengontrol segala macam persediaan bahan baku material mulai dari kuantitas,

kualitas, jenis, waktu kedatangan sampai dengan model penempatan bahan baku

material tersebut bisa terencana dengan baik. Perencanaan tersebut bertujuan

untuk mengefisiensikan segala hal yang berhubungan dengan biaya pengadaan

bahan baku material, biaya supply, penyimpanan, sampai dengan pemakaian

bahan baku yang tepat dengan kebutuhan pada saat itu dan mencegah terjadinya

minus stock ataupun overstock material.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis dalam kesempatan ini

akan mengangkat hal yang berhubungan dengan bagaimana membuat suatu

palnning kebutuhan material yang disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku

yang akan diproduksi baik secara jumlah, jenis, maupun waktu kedatangannya

serta mencegah terjadinya overstock material digudang dengan judul

“PERENCANAAN & PENGENDALIAN KEBUTUHAN MATERIAL

FRAME CHASSIS HINO FL 8 JTKA DENGAN METODE MRP (Material

Requirement Planning) DI PT GEMALA KEMPA DAYA”

4

Tabel 1.1 Data Historical Persediaan Periode Juli-Des 2016

Jul Agust Sept Okt Nov Des JUMLAH

Beg Stock 76 39 31 2 -6 -34 108

in 133 190 138 190 190 192 1033

total 209 229 169 192 184 158 1141

safety stock 20 0 0 0 20 20

End Stock 39 31 2 -6 -34 -29 3

Beg Stock 76 39 31 2 -6 -34 108

in 133 190 138 190 190 192 1033

total 209 229 169 192 184 158 1141

safety stock 20 0 0 0 20 20

End Stock 39 31 2 -6 -34 -29 3

Beg Stock 31 6 -90 -7 50 31 21

in 145 102 250 255 199 250 1201

total 176 108 160 248 249 281 1222

safety stock 20 0 0 0 20 20

End Stock 6 -90 -7 50 31 94 84

Beg Stock 31 6 -90 -7 50 31 21

in 145 102 250 255 199 250 1201

total 176 108 160 248 249 281 1222

safety stock 20 0 0 0 20 20

End Stock 6 -90 -7 50 31 94 84

Beg Stock 152 222 144 273 195 37 1023

in 300 120 296 120 120 296 1252

total 452 342 440 393 315 333 2275

safety stock 80 0 0 0 80 80

End Stock 222 144 273 195 37 86 957

Beg Stock 152 222 144 273 222 64 1077

in 300 120 296 120 120 296 1252

total 452 342 440 393 342 360 2329

safety stock 80 0 0 0 80 80

End Stock 222 144 273 195 64 113 1011

NUT

INNER CHANNEL

RH

INNER CHANNEL

LH

PLATE REAR RH

PLATE REAR LH

BOLT HEXAGON

DATA STOCK MATERIAL FRAME CHASSIS FL 8 JTKA GGTKOMPONEN

PO Cust 980167198150 139 154 172

5

1.2 Perumusan Masalah

Perencanaan kebutuhan material yang kurang baik menjadi salah satu

faktor penyebab tidak terkendalinya kondisi stock material yang dibutuhkan.

Adapun masalah yang sering timbul adalah bagaimana cara mengetahui lot sizing

yang menghasilkan biaya paling minimum dari persediaan material Frame

Chassis Hino FL8 JTKA dengan metode Material Requirement Planning (MRP)?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun dilakukannya penelitian di PT Gemala KempaDaya memiliki

tujuan yaitu membuat perencanaan kebutuhan material Frame Chassis Hino FL 8

JTKA dengan masing-masing metode lot sizing yang tepat dan sesuai dengan

sistem Material Requirement Planning (MRP) di PT Gemala Kempa Daya yang

menghasilkan biaya paling minimum.

1.4 Batasan Penelitian

Untuk memfokuskan masalah, penelitian dilakukan hanya mencakup

beberapa aspek penting yaitu :

1. Material Frame Chassis Hino FL 8 JTKA GGT di PT Gemala Kempa Daya.

2. Metode lot sizing yang digunakan adalah metode Lot For Lot (LFL)),

Economic Order Quantity (EOQ) dan Period Order Quantity (POQ).

3. Data yang diambil adalah data tahun 2015-2017.

4. Pengumpulan data dilakukan pada Material Planning Section PPIC

Departement PT Gemala Kempa Daya.

6

1.5 Sistematika Penulisan

Penyusanan laporan ini bertujuan untuk mempermudah pembahasan

dan penyampaian informasi yang ada dibagi atas bab per bab yang berkaitan satu

sama lain dan bertujuan agar mudah dipahami secara sistematis. Garis besar

sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang dilaksanakan penulisan

Laporan Tugas Akhir dan materi yang akan dibahas dalam laporan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang materi-materi yang telah diajarkan di

bangku kuliah serta teori referensi dari berbagai sumber yang

berkaitan dengan Laporan Tugas Akhir Ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan tentang bagaimana langkah-langkah

dan metode yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir.

BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini menguraikan tentang kapan dan bagaimana data diperoleh

serta bagaimana pengolahan yang sesuai dengan apa yang telah

digariskan pada metodologinya.

7

BAB V : ANALISIS

Bab ini berisikan tanggapan atau komentar atas data yang telah

disajikan pada bab IV dengan menggunakan teori-teori yang

dinyatakan pada bab II.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil analisis yang

telah dilakukan serta memberikan saran atau masukan dari data

yang telah dikumpulkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persediaan

Pada dasarnya, persediaan merupakan hal penting bagi perusahaan yang

melakukan proses produksi, baik meproduksi barang maupun jasa untuk menunjang

kelancaran proses produksinya. Menurut (Kieso), ”Persediaan ( inventory) adalah

pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis

normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat

kecermatan.investasi dalam persediaan biasanya merupakan aktiva lancar paling

besar dari perusahaan dagang (ritel) dan manufaktur”.

Menurut (Stice dan Skousen) kata persediaan secara umum ditunjukan untuk barang

–barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun

retil, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual.

8

9

1. Bahan Baku

2. Barang dalam proses

3. Barang jadi

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persediaan

merupakan barang yang berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi

yang disimpan untuk kontinuitas proses produksi dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan.

2.2 Fungsi Persediaan

Persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, yaitu:

a. Stok siklus (cycle stock), yakni jumlah persediaan yang tersedia setiap saat yang

dipesan dalam ukuran lot. Alasan pemesanan dalam lot adalah skala ekonomis,

adanya diskon kuantitas dalam pembelian produk atau transportasi, dan

keterbatasan teknologi.

b. Stok tersumbat (congestion stock), persediaan dari produk yang diproduksi

berkaitan dengan adanya batasan produksi, dimana banyak produk yang

10

diproduksi pada peralatan produksi yang sama, khususnya jika biaya setup

produksinya relatif tinggi.

c. Stok pengaman (safety stock), jumlah persediaan yang tersedia secara rata-rata

untuk memenuhi permintaan dan penyaluran yang tak tentu dalam jangka waktu

pendek.

d. Persediaan antisipasi (anticipation inventory), jumlah persediaan yang tersedia

untuk mengatasi fluktuasi permintaan yang cukup tinggi. Perbedaanya dengan

stok pengaman lebih ditekankan pada antisipasi musim dan perilaku pasar yang

dipicu kondisi tertentu yang telah diperkirakan perusahaan.

e. Persediaan pipeline, meliputi produk yang berada dalam perjalanan yakni produk

yang ada pada alat angkutan.

f. Stock decoupling, digunakan dalam sistem eselon majemuk untuk mengizinkan

setiap tingkat membuat keputusan masing-masing terhadap jumlah persediaan

yang tersedia.

2.3 Jenis Persediaan

Menurut Heizer dan Render, persediaan yang ada di perusahaan biasanya terdiri

dari empat jenis yaitu:

1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material Inventory) yang telah dibeli, tetapi

belum diproses. Pendekatan yang lebih banyak diterapkan adalah dengan

11

menghapus variabilitas pemasok dalam mutu, jumlah atau waktu pengiriman

sehingga tidak perlu pemisahan.

2. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work In Process Inventory) adalah

komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses

perubahan, tetapi belum selesai.

3. Persediaan MRO (Maintenance, Repairing, Operating Iventory) merupakan

persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan pemeliharaan, perbaikan,

operasi. Persediaan ini ada karena kebutuhan akan adanya pemeliharaan dan

perbaikan dari beberapa peralatan yang tidak diketahui sehingga persediaan ini

merupakan fungsi jadwal pemeliharaan dan perbaikan.

4. Persediaan Barang Jadi adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu

pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke persediaan karena permintaan

pelanggan dimasa mendatang tidak diketahui.

2.4 Biaya Persediaan

Perencanaan dan pengendalian persediaan bertujuan untuk mendapatkan tingkat

pelayanan dengan biaya yang minimum. Menurut Tampubolon, biaya-biaya yang

timbul dari adanya persediaan digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:

12

a. Biaya Pemesanan (Ordering Cost)

Biaya pemesanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan

pemesanan barang-barang atau bahan-bahan dari penjual sejak dari pemesanan

(order) dibuat dan dikirim sampai barang-barang atau bahan-bahan tersebut

dikirim dan diserahkan serta diinspeksi di gudang. Biaya pemesanan ini sifatnya

konstan. Besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau

banyaknya barang yang dipesan. Dalam ordering cost, yang termasuk dalam

biaya pemesanan ini adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka

mengadakan pemesanan barang tersebut, diantaranya biaya administrasi

pembelian dan penempatan order, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya

penerimaan dan biaya pemeriksaan.

b. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)

Inventory Carrying Cost adalah biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan

adanya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan

perusahaan sebagai akibat dari adanya sejumlah persediaan. Biaya ini

berhubungan dengan terjadinya persediaan dan disebut juga dengan biaya

mengadakan persediaan (stock holding cost). Biaya ini berhubungan dengan

tingkat rata-rata persediaan yang selalu terdapat di gudang, sehingga besarnya

biaya ini bervariasi tergantung dari besar kecilnya rata-rata persediaan yang

terdapat di gudang, yang termasuk ke dalam biaya ini adalah semua biaya yang

timbul karena barang disimpan yaitu biaya pergudangan yang terdiri dari biaya

13

sewa gudang, upah dan gaji pengawasan dan pelaksana pergudangan serta biaya

lainnya. Biaya pergudangan ini tidak akan ada apabila tidak ada persediaan.

c. Biaya Kehabisan Persediaan (Stockout Cost)

Biaya kehabisan persediaan adalah biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya

persediaan yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan, seperti kerugian

atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena seorang pelanggan meminta

atau memesan suatu barang sedangkan barang atau bahan yang diperlukan tidak

tersedia. Biaya ini juga dapat merupakan biaya-biaya yang timbul akibat

pengiriman kembali pesanan atau order tersebut.

d. Biaya Penyiapan (Setup Cost)

Set up cost adalah biaya-biaya yang timbul di dalam menyiapkan mesin dan

peralatan untuk dipergunakan dalam proses konversi. Biaya ini terdiri dari biaya

mesin yang menganggur (idle capasity), biaya penyiapan tenaga kerja, biaya

penjadwalan, biaya kerja lembur, biaya pelatihan, biaya pemberhentian kerja, dan

biaya-biaya pengangguran (idle time costs). Biaya-biaya ini terjadi karena adanya

pengurangan atau penambahan kapasitas yang digunakan pada suatu waktu

tertentu.

14

2.5 Model Persediaan

Menurut Kamarul, ada dua jenis model utama dalam manajemen

persediaan, yaitu model untuk persediaan independen dan model persediaan

dependent.

2.5.1 Model Persediaan Independen

Model persediaan independent adalah model penentuan jumlah pembelian

bahan/barang yang bersifat bebas, biasanya diaplikasikan untuk pembelian

persediaan dimana permintaannya bersifat kontinyu dari waktu kewaktu dan

bersifat konstan. Pemesanan pembelian dapat dilakukan tanpa

mempertimbangkan penggunaan produk akhirnya. Sampai saat ini ada empat

model persediaan yang popular, yaitu:

1) Economic Order Quantity (EOQ),

2) Economic Production Quantity (EPQ),

3) Back Order Inventory Model,

4) Quantity Discount Model. 2.5.2 Model persediaan Dependen

Yang dimaksud dengan model persediaan dependen adalah model penentuan

jumlah pembelian atau penyediaan bahan/barang yang sangat tergantung

15

kepada jumlah produk akhir yang harus dibuat dalam suatu periode produksi

tertentu. Jumlah produk akhir yang harus diproduksi tergantung kepada

permintaan konsumen. Jumlah permintaan konsumen bersifat independent,

tetapi suku cadang atau komponen produk bersifat dependent kepada jumlah

produk akhir yang harus diproduksi. Model penentuan jumlah pembelian atau

penyediaan suku cadang atau komponen produk ini dapat didekati dengan

Material Requirement Planning (MRP). MRP juga dapat diaplikasikan jika

jumlah permintaan produk akhir bersifat sporadis dan tidak teratur (irregular).

2.6 Material Requirement Planning (MRP)

2.6.1 Maksud dan Tujuan Material Requirement Planning (MRP)

Gon Lee, Namkyu, Jeong and Jinwoon, mengusulkan proses MRP kedalam

pendistribusian data dan menunjukkan performa hasil improvisasi dari pengajuan

proses MRP dengan melakukan simulasi studi dan membaginya ke dalam 5 bagian.

Tujuan utama dalam MRP ini adalah untuk memfasilitasi dan mengkalkulasi

kebutuhan material dalam jumlah dan waktu yang tepat.

Menurut para ahli MRP yang sukses dalam implementasinya akan membawa

manfaat yang signifikan didalam manufaktur, diantaranya : mengembangkan kualitas

produk, mengurangi leadtimes, mengurangi waktu pengerjaan berlebih, mengurangi

scrap, mengurangi safety stock, mengembangkan produktivitas, estimasi biaya yang

16

sangat baik, meminimalisasi WIP, dan Jadwal produksi yang baik.

MRP secara umum diaplikasikan dalam situasi yang memiliki berbagai produk

dengan BOM yang kompleks dan cocok digunakan untuk latar belakang manufaktur

yang memiliki demand yang banyak dan komponen lain berkaitan dengan komponen

lainnya atau sering disebut depend. Ketika permintaan untuk item akhir tidak

bergantung, sedangkan permintaan komponen bergantung karena diproduksi untuk

memenuhi item akhir. Perbedaan antara permintaan independent dan dependent

sangat penting dalam pengklasifikasian item persediaan dan pengembangan sistem

untuk mengatur item dalam pengklasifikasian permintaan.

Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu system pengendalian

persediaan dan perencanaan terkomputeriasasi yang digunakan untuk mengontrol

jadwal produksi atas permintaan, baik yang belum diketahui maupun permintaan

yang sudah diketahui (Pertama kali dikenalkan pada tahun 1960 oleh Orlicky, Plossl,

Wrightand dan America Production and Inventory Control System (Dictionary

(2008), Mabert (2007)). Konsep MRP menyiapkan jadwal pemesanan agar bahan

baku datang tepat waktunya, sehingga proses produksi dapat berjalan sesuai dengan

jadwalnya. MRP dapat menjawab pertanyaan kapan, berapa dan apa (When, How

much and What) suatu material yang dibutuhkan secara tepat dengan pengeluaran

biaya seminimal mungkin.

17

MRP disusun dengan maksud untuk merancang suatu merancang suatu sistem

yang mampu menghasilkan informasi untuk mendukung tindakan yang tepat, baik

berupa pembatalan informasi untuk mendukung tindakan yang tepat, baik berupa

pembatalan atau penjadwalan ulang, biasanya merupakan keputusan baru ataupun

perbaikan atas keputusan yang lalu dengan memperhatikan kapasitas yang ada.

Adapun tujuan utama dari Material Requirement Planning (MRP), yaitu :

1. Menjamin tersedianya bahan – bahan, komponen, mater ial dan produk untuk

produksi yang direncanakan dan dikirim pada konsumen.

2. Menjaga jumlah persediaan yang mungkin pada tingkat yang paling rendah.

3. Merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, jadwal-jadwal pengiriman dan

kegiatan pembelian.

Dengan demikian tujuan tersebut, maka diharapkan MRP dapat :

• Menurunkan biaya produksi

• Memenuhi permintaan akan produk jadi

• Meningkatkan keuntungan perusahaan

18

Langkah-langkah proses MRP :

1. Menetapkan kebutuhan gros

2. Menentukan kebutuhan net berdasarkan pengurangan jadwal penerimaan dan

persediaan on hand dari kebutuhan gros

3. Menentukan tahapan waktu untuk kebutuhan net

4. Menentukan rencana rilis pesanan 2.6.2 Syarat–syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi MRP

Dalam penerapan MRP diperlukan syarat-syarat pendahuluan dan asumsi-

asumsi dasar. Syarat-syarat pendahuluan MRP adalah :

1. Adanya Master Production Schedule atau Jadwal Induk Produksi

2. Barang persediaan mempunyai identifikasi khusus

3. Adanya Bill Of Material pada saat perencanaan

4. Adanya catatan persediaan untuk semua item

Asumsi-asumsi dasar MRP adalah :

1. Adanya data file yang terintegrasi dengan melibatkan data status persediaan dan

data struktur produk

19

2. Lead time untuk semua item diketahui

3. Semua item persediaan selalu dalam batas persediaan

4. Semua material dapat disediakan pada saat perencanaan

5. Proses pembuatan suatu item tidak tergantung pada proses pembuatan item yang

lainnya.

2.6.3 Input-input Material Requirement Planning (MRP)

Ada tiga input utama dalam MRP, yaitu jadwal induk produksi (Master

Production Schedule), catatan status persediaan (Inventory Status File) dan struktur

produk (Bill Of Material).

a. Master Production Schedule (MPS)

Master Production Schedule merupakan tulang punggung (backbone) dari sistem

MRP. MPS merupakan rencana tertulis yang memperhatikan produk apa yang hendak

diproduksi, kapan dan berapa jumlah masing-masing yang akan dibuat.

Ada dua cara dalam mendapatkan MPS (Jadwal induk Produksi), yaitu dari

pesanan konsumen (customer order) dan peramalan penjualan.

Ketika akan mendesain MPS, perlu diperhatikan beberapa factor utama yang

menentukan proses Penjadwalan Induk Produksi (MPS). Beberapa factor utama itu

adalah:

20

1. Lingkungan Manufakturing,

Lingkungan manufacturing menentukan proses penjadwalan induk produksi.

Lingkungan manufacturing yang umum dipertimbangkan ketika akan mendesain

MPS adalah: make-to-stock, make-to-order, assemble-to-order.

Produk-produk dari lingkungan make-to-stock biasanya dikirim secara langsung

dari gudang produk akhir, dan karena itu harus ada stok sebelum pesanan

pelanggan (customer order) tiba. Produk-produk dari lingkungan make-to-order

biasanya baru dikerjakan atau diselesaikan setelah menerima pesanan pelanggan.

Sering kali komponen- komponen yang mempunyai waktu tunggu panjang (long

lead time) direncanakan atau dibuat lebih awal guna mengurangi waktu

tunggupenyerahan kepada pelanggan, apabila pelanggan memesan produk. Pada

dasarnya produk-produk dari lingkungan assemble-to-order adalah make- to-

order product, dimana semua komponen (semifinished, intermediate,

subassemble, fabricated, purchased, dll) yang digunakan dalam assemble,

pengepakan, atau proses akhir, direncanakan atau dibuat lebih awal, kemudian

disimpan dalam stok guna mengantisipasi pesanan pelanggan.

2. Struktur Produk,

Struktur produk atau bill of materials (BOM) didefinisikan sebagai cara

komponen-komponen itu bergabung kedalam suatu produk selama proses

manufakturing.

21

3. Horizon Perencanaan, waktu tunggu produk (product lead time) dan production

time fences. Berikut adalah aspek yang berkaitan dengan manajemen waktu

dalam proses desain MPS:

a) Panjang horizon perencanaan,

Horizon perencanaan didefinisikan sebagai periode waktu mendatang terjauh

dari jadwal produksi. Biasanya ditetapkan dengan memperhatikan waktu

tunggu kumulatif (cumulative lead time) ditambah waktu untuk lot sizing.

b) Waktu tunggu produksi,

Waktu tunggu didefinisikan sebagai lama waktu menunggu sejak penempatan

pesanan sampai memperoleh pesanan itu. Dalam sistem produksi, waktu

tunggu berkaitan dengan waktu menunggu diproses, bergerak atau berpindah,

setup untuk setiap komponen yang diproduksi.

c) Time fences,

Perubahan-perubahan dalam MPS akan menjadi sulit dan mahal (costly)

apabila dibuat pada saat mendekati waktu penyelesaian produk. Untuk

menstabilkan jadwal dan memberikan keyakinan bahwa perubahan-perubahan

telah dipertimbangkan secara tepat sebelum perubahan-perubahan itu

disetujui. MPS dapat dibagi ke dalam beberapa zona waktu dengan

menetapkan prosedur berbeda dalam mengatur perubahan-perubahan jadwal

dalam setiap zona waktu (time zone), time fences memisahkan zona waktu itu.

22

Dengan demikian time fences dapat didefinisikan sebagai suatu kebijakan

atau petunjuk yang ditetapkan untuk mencatat dimana (dalam zona waktu)

terdapat berbagai keterbatasan atau perubahan dalam prosedur operasi

manufaktur. Perubahan-perubahan terhadap MPS dapat dilakukan dengan

relatif lebih mudah apabila mereka terjadi melewati waktu tunggu kumulatif.

Time fences yang paling umum dikenal adalah demand time fences (DTF) dan

planning time fences (PTF), dimana DTF diterapkan pada waktu final

assemble sedangkan PTF diterapkan pada waktu tunggu kumulatif.

Demand time fences (DTF) didefinisikan sebagai periode mendatang dari

MPS dimana dalam periode ini perubahan-perubahan terhadap MPS tidak

diijinkan atau tidak diterima karena akan menimbulkan kerugian biaya yang

besar akibat ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal. Sedangkan planning time

fences (PTF) didefinisikan sebagai periode mendatang dari MPS di mana

dalam periode ini perubahan-perubahan terhadap MPS dievaluasi guna

mencegah ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal yang akan menimbulkan

kerugian dalam biaya. Dalam bentuk yang lebih sederhana, MPS time fences

dapat diilustrasikan seperti gambar dibawah ini:

23

Gambar 2.1 MPS Time Fences

Bentuk umum dari Master Production Schedule (MPS) :

Tabel 2.1 Bentuk Umum MPS

Lead Time : Safetystock :

On hand : Demand Time Fence :

Lot Size : Planning Time Fence :

Time Periods (Weeks)

Bulan Januari Februari Maret

Qty

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Sales Forcast

Actual Order

PAB

ATP

MPS

Berikut ini akan dikemukakan penjelasan singkat berkaitan dengan informasi

yang ada dalam MPS seperti yang tampak dalam Tabel 2.1 :

a. Lead Time adalah waktu (banyaknya periode) yang dibutuhkan

untuk memproduksi atau membeli suatu item.

24

b. Order Quantity adalah banyaknya/jumlah pemesanan.

c. Safety Stock adalah stok tambahan dari item yang direncanakan untuk

berada dalam inventory yang dijadikan sebagai cadangan pengaman guna

mengatasi fluktuasi dalam ramalan penjualan, pesanan-pesanan pelanggan

dalam waktu singkat. Safety stock merupakan kebijaksanaan manajemen

berkaitan dengan stabilisasi dari sistem manufaktur, dimana apabila sistem

manufaktur semakin stabil kebijaksanaan stock pengaman ini dapat

diminimumkan.

d. Forecast

1. Berupa estimasi terhadap kuantitas end item yang akan terjual pada

setiap periodenya,

2. Informasi datang dari bagian pemasaran.

e. Actual Order, berupa pesanan konsumen yang sudah diterima sehingga

statusnya pasti.

f. Project Available Balance (proyeksi persediaan/ on hand).

1. Digunakan untuk merencanakan jumlah yang harus diproduksi,

2. Dihitung dengan anggapan bahwa penjualan akan sesuai dengan

ramalan.

25

g. Available to Promise (ATP).

1. Merupakan alat yang digunakan untuk menjanjikan jumlah yang bisa

dipesan konsumen,

2. Merupakan bagian dari persediaan yang belum dijanjikan,

3. Digunakan oleh bagian pemasaran untuk membuat janji penjualan di

masa yang akan datang.

h. Master Schedule (jadwal produksi).

1. Berupa keputusan tentang kuantitas yang akan diproduksi dan saat

produksi itu memasuki stock,

2. Ditentukan dengan memperhatikan ketersediaan material dan

kapasitas,

3. Total dari master schedule untuk setiap individual part harus sama

dengan total yang dinyatakan dalam rencana produksi.

i. DTF (Demand Time Fences) dan PTF (Planning Time Fences), time

fences merupakan perencanaan ke dalam beberapa zona dimana setiap

zona mempunyai aturan yang berbeda.

b. Inventory Status File

Inventory Status (keadaan persediaan) juga harus berisi tentang cacatan keadaan

persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan.

26

Setiap item persediaan harus didefinisikan untuk menjaga kekeliruan perencanaan.

Pencatatan-pencatatan itu harus dijaga agar tidak ketinggalan (up to date), dengan

selalu mengadakan pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi, seperti : peneriamaan-

pengeluaran, produk gagal, dan lain-lain sebagainya.

Inventory status juga harus berisi data tentang lead time, taktik ukuran lot,

persediaan cadangan dan catatan-catatan penting lainnya dari semua item.

c. Bill Of Material (BOM)

Bill Of Material (struktur produk) adalah daftar macam-macam kebutuhan

komponen dan material dalam proses produksi atau proses instalasi produk. Informasi

ini sangat penting dalam penentuan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Lebih

jauh lagi, BOM memberikan informasi tentang nama komponen, jumlah komponen,

detail deskripsi kompoenen, dan level komponen.

Dengan menggunakan BOM ini semua kebutuhan dalam membuat suatu

produk terlihat jelas dan akan mudah dalam membuat produk setengah jadi dan

produk jadi.

Output dari MRP dapat disebut sebagai suatu aksi yang merupakan tindakan

atas pengendalian persediaan. Rencana pemesanan merupakan output dari MRP yang

dibuat atas dasar waktu ancang-ancang (Lead-Time) dari setiap produk jadi. Lead

27

time untuk item yang dibuat di prabik sendiri merupakan periode antara perintah

produksi sampai dengan selesai diproses.

Secara umum output dari MRP adalah :

1. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan atau

direncanakan baik dari pabrik sendiri maupun supplier.

2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang.

3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan.

4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan. 2.6.4 Kelebihan dan Kekurangan MRP

a. Kelebihan MRP

• Kemampuan memberi harga lebih kompetitif

• Mengurangi harga penjualan

• Mengurangi Inventori

• Pelayanan pelanggan yang lebih baik

• Respon terhadap permintaan pasar lebih baik

• Kemampuan mengubah jadwal induk

28

• Mengurangi biaya setup

• Mengurangi waktu menganggur

• Memberi catatan kemajuan sehingga manager dapat merencanakan order

sebelum pesanan aktual dirilis

• Memberitahu kapan memperlambat akan sebaik mempercepat

• Menunda atau membatalkan pesanan

• Mengubah kuantitas pesanan

• Memajukan atau menunda batas waktu pesanan

• Membantu perencanaan kapasitas

b. Kelemahan MRP

Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat

data salah pada data persediaan, bill material data/master schedule kemudian

juga akan menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP

systems membutuhkan data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan

berbagai komponen dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua

variable). Desain sistem ini juga mengasumsikan bahwa "lead time" dalam

proses in manufacturing sama untuk setiap item produk yang dibuat.

29

2.6.5 Proses Perhitungan MRP

Pada proses ini dilakukan untuk perhitungan untuk setiap komponen pada

setiap periode waktu perencanaan. Berikut ini dijelaskan tentang istilah-istilah yang

biasa digunakan, yaitu:

1. Gross Requirement (Kebutuhan Kotor)

Gross Requirement adalah kebutuhan kotor pada masing-masing periode

waktu. Untuk produk akhir (independent demand), jumlah Gross Requirement

diperoleh dari Master Production Schedule, sedangkan untuk komponen-

komponen penyusun (dependent demand), jumlah Gross Requirement

ditentukan dari Planned Order Release item induk atau item yang memiliki

item di atasnya dikalikan dengan kelipatan tertentu sesuai dengan kebutuhan.

2. On Hand (Persediaan di tangan)

Menyatakan jumlah inventory yang tersedia pada periode tertentu. Nilai On

Hand pada awal periode diinputkan sesuai dengan jumlah persediaan saat itu.

Nilai On Hand pada periode berikutnya ditetapkan dengan rumus sebagai

berikut :

OHt = (OHt-1 + PORt-1 – GRt-

1) Dimana :

OHt = Persediaan awal paa perode t

30

OHt-1 = Persediaan awal pada periode t-1

PORt-1 = Rencana penerimaan pada periode t-1

GRt-1 = Kebutuhan kotor pada periode t-1

Untuk hasul perhitungan negatif pada OHt, OHt maka = 0

3. Net Requirement (Kebutuhan Bersih)

Merupakan jumlah kebutuhan sebenarnya yang dibutuhkan pada masing-

masing periode waktu untuk memenuhi kebutuhan item. Rumus yang

digunakan adalah:

NRt = (GRt - OHt)

Dimana :

NRt = Net Requirement pada periode t

GRt = Gross Requirement pada periode t

OHt = On Hand pada periode t

Jika hasil perhitungan negatif, maka NRt = 0

4. Planned Order Receipts (Rencana Penerimaan)

Merupakan jumlah dari pemesanan yang direncanakan yang telah ditetapkan.

Planned Order Receipts pada periode ini akan ada dengan sendirinya jika

31

terdapat net requirement suatu komponen pada periode tersebut (NRt tidak

bernilai nol).

5. Planned Order Release (Rencana Pemesanan)

Menunjukkan kapan sejumlah order tertentu harus dilakukan, sehingga dapat

memenuhi kebutuhan komponen induknya disesuaikan dengan lead time

masing-masing. Planned Order Release setiap komponen pada level tertentu

akan menentukan Gross Requirement material level di bawahnya. Nilai dari

Planned Order Release sama dengan Planned Order Receipts Lead Times.

2.6.6 Langkah Dasar MRP

Menurut Baroto, langkah-langkah dalam menganalisis data dengan prosedur

sistem MRP memiliki empat langkah utama, yang selanjutnya keempat langkah ini

diterapkan satu per satu pada periode perencanaan dan pada setiap item. Prosedur ini

dapat dilakukan secara manual, bila jumlah item yang terlihat dalam produksi relatif

sedikit. Namun, bisa dijalankan dengan suatu program (software) jika jumlah item

sangat banyak. Menurut Hendra ada empat langkah dasar sistem MRP, yaitu:

a. Proses Netting

Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih

yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan

32

persediaan (yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan). Masukan yang

diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini adalah:

1. Kebutuhan kotor (yaitu jumlah produk akhir yang akan dikonsumsi) untuk

tiap periode selama periode perencanaan;

2. Rencana penerimaan dari subkontraktor selama periode perencanaan; serta

3. Tingkat persediaan yang dimilki pada awal periode perencanaan.

b. Proses Lotting

Proses lotting ialah proses untuk menentukan besarnya pesanan yang optimal

untuk masing-masing item produk berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan

bersih. Proses lotting erat kaitannya dengan penentuan jumlah komponen/item

yang harus dipesan/disediakan. Proses lotting sendiri amat penting dalam rencana

kebutuhan bahan. Penggunaan dan pemilihan teknik yang tepat sangat

mempengaruhi keefektifan rencana kebutuhan bahan. Ukuran lot dikaitkan

dengan besarnya ongkos-ongkos persediaan, seperti ongkos pengadaan barang

(ongkos setup), ongkos simpan, biaya modal, serta harga barang itu sendiri.

c. Proses Offsetting

Proses ini ditujukan untuk menentukan saat yang tepat guna melakukan rencana

pemesanan dalam upaya memenuhi tingkat kebutuhan bersih. Rencana

pemesanan dilakukan pada saat material yang dibutuhkan dikurangi dengan

waktu ancang.

33

d. Proses Explosion

Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor item yang berada

pada tingkat yang lebih bawah, didasarkan atas rencana pemesanan yang telah

disusun pada proses offsetting. Dalam proses explosion ini data struktur produk

dan Bill of Materials memegang peranan penting karena menetukan arah

explosion item komponen.

2.6.7 Teknik Penentuan Ukuran Lot

Heizer dan Render menyatakan bahwa sistem MRP adalah cara yang sangat

baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih. Bagaimana pun,

ketika terdapat kebutuhan bersih, maka keputusan berapa banyak yang perlu dipesan

harus dibuat. Keputusan ini disebut keputusan penentuan ukuran lot (lot-sizing

decision). Beberapa teknik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

a. Lot for lot (LFL)

Lot for lot merupakan sebuah teknik penentuan ukuran lot yang menghasilkan apa

yang diperlukan untuk memenuhi rencana secara tepat. Menurut Purwanti metode

Lot for Lot (LFL), atau juga dikenal sabagai metode persediaan minimal,

berdasarkan pada ide menyediakan persediaan (atau memproduksi) sesuai dengan

yang diperlukan saja, jumlah persediaan diusahakan

34

seminimal mungkin. Jumlah pesanan sesuai dengan jumlah sesungguhnya yang

diperlukan (lot for lot) ini menghasilkan tidak adanya persediaan yang disimpan.

Sehingga, biaya yang timbul hanya berupa biaya pemesanan saja. Asumsi yang

ada di balik metode ini adalah bahwa pemasok (dari luar atau dari lantai pabrik)

tidak mensyaratkan ukuran lot tertentu, artinya berapapun ukuran lot yang dipilih

akan dapat dipenuhi.

b. Economic Order Quantity (EOQ)

Menurut Heizer dan Render, EOQ adalah sebuah teknik statistic yang

menggunakan rata-rata (seperti permintaan rataan satu tahun), sedangkan

prosedur MRP mengasumsikan permintaan (terikat) diketahui yang digambarkan

dalam sebuah jadwal produksi induk. Penentuan ukuran lot ini berdasarkan biaya

setup atau biaya pemesanan per pesanan, dengan formula sebagai berikut (Heizer

dan Render, 2005:178):

Dimana:

D = pemakaian tahunan

S = biaya setup atau biaya pemesanan per pesanan

H = biaya penyimpanan per unit per tahun

35

c. Period Order Quantity (POQ)

Metode Period Order Quantity (POQ) adalah metode penentuan lot dimana

penentuan lot size berdasarkan penentuan jumlah periode yang akan dimasukkan

ke dalam sekali pemesanan.

Dimana :

D = pemakaian tahunan

EOQ = hasil yang didapat dari perhitungan dengan lot sizing EOQ

2.7 Metode Peramalan

2.7.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan

Menurut Heizer dan Render, peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu

untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang

dengan suatu bentuk model matematis atau prediksi intuisi bersifat subyektif, atau

menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan

yang baik dari seorang manajer.

Pada dasarnya peramalan merupakan dugaan mengenai terjadinya suatu

peristiwa di masa yang akan dating, atau biasa diartikan penggunaan statistik dalam

36

membentuk gambaran masa depan berdasarkan pengolahan angka-angka historis.

Peramalan tergantung terhadap data-data historis yang cukup agar dapat diuraikan

secara statistik. Sedangkan ramalan penjualan adalah suatu perkiraan tingkat

permintaan dari suatu produk atau beberapa produk untuk beberapa periode waktu di

masa yang kan dating. Ramalan penjualan memberikan informasi tentang

perkembangan permintaan suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan di masa

yang akan datang.

Kebutuhan akan peramalan akan semakin meningkat sejalan dengan usaha

manajemen untuk mengurangi permintaan yang tidak pasti. Perkembanagn apsar

suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan menuntut suatu analisa untuk

kepentingan perencanaan dan pengendalian produksi. Analisa perkembangan pasar

suatu produk diwujudkan dalam bentuk peramalan penjualan. Adapun kebutuhan dan

kegunaan peramalan penjualan sebagai suatu bahan informasi yang penting dalam

suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

Sebagai pedoman dalam melakukan aktivitas pengendalian persediaan

sehingga persediaan bahan baku atau produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan

tidaklah terlalu besar yang kan mengakibatkan membesarnya biaya penyimpanan dan

manghambat kegiatan produksi. Membantu kegiatan perencanaan dan pengendalian

persediaan dengan peramalan permintaan perusahaan dapat menentukan tingkat

persediaan suatu bahan atau produk secara optimal. Membantu kegiatan perencanaan

dan pengendalian persediaan. dengan peramalan permintaan perusahaan dapat

37

menentukan tingkat persediaan suatu bahan atau produk secara optimal. Sebagai

pertimbangan dalam menentukan kebutuhan pengembanga perusahaan selanjutnya.

2.7.2 Jenis Metode Peramalan

Ada beberapa cara dan kriteria untuk membandingkan dan memilih suatu

metode peramalan. Salah satu alternatif dalam pemilihan metode peramalan adalah

tingkat ketepatannya. Hasil peramalan suatu metode tertentu akan berbeda dengan

metode peramalan lain, begitu juga tingkat kesalahannya (standar error). Dalam

menentukan metode peramalan perlu dipandang mempergunakan dua atau lebih

metode peramalan. Adapun metode peramalan bisa diklasifikasikan dalam 4 tipe

dasar yaitu :

a. Qualitative, ialah suatu metode peramalan dengan memanfaatkan pendapatan atau

pertimbangan seseorang (para ahli) sebagai dasar melakukan peramalan. Teknik

ini biasanya dipakai jika data masa lalu atau data yang ada tidak cukup untuk

meramalkan perkembangan yang akan datang. Metode ini banyak digunakan pada

peramalan jangka panjang, produk baru dan pengembangan produk, strategi

pasar, penetapan harga, dan perencanaan sarana fisik. Peramalan didasarkan pada

analisis dan perbandingan pertumbuhan serta pengembangan produk serupa.

Peramalan produk baru didasarkan pada kurva perintisan, pertumbuhan dan

kejenuhan pasar.

38

b. Time Series Analysis, ialah metode peramaln dengan menggunakan data-data

historis sebagai dasar peramalan. Metode ini digunakan untuk peramalan jangka

pendek bagi operasi sepeti persediaan, penjadwlan, pengendalian, penetapan

harga, dan penetapan waktu promosi khusus.

c. Causal Relationship, ialah metode peramalan menggunakan hubungan matematis

natara faktor-faktor kausal (prediksi faktor-faktor dinamik, gangguan-gangguan

seperti pemogokan, tindakan pesaing, kampanye promosi penjualan) dengan

permintaan akan produk yang akan diramalkan. Metode ini dipakai untuk

perecanaan jangka pendek hingga menengah (periode lebih pendek dari metode

kualitatif tetapi lebih panjang dari time series) dari produk atau jasa yang ada,

strategi pemasaran, perncanaan produksi dan sarana fisik.

d. Simulation, ialah peramalan dengan menggunakan komputer dengan

mengasumsikan ke dalam variabel tetap dan varibel tidak tetap dari peramalan

tersebut.

2.7.3 Metode Time Series

Metode time series adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis

serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan

beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola

dasarnya dapat diidentitikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu.

Dengan analisis deret waktu dapat ditunjukkan bagaimana permintaan terhadap suatu

39

produk tertentu bervariasi terhadap waktu. Sifat dari perubahan permintaan dari tahun

ke tahun dirumuskan untuk meramalkan penjualan pada masa yang akan datang. Ada

empat komponen utama yang mempengaruhi analisis ini, yaitu:

a. Pola Siklis (Cycle)

Penjualan produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik. Banyak

produk dipengaruhi pola pergerakan aktivitas ekonomi yang terkadang memiliki

kecenderungan periodik. Komponen siklis ini sangat berguna dalam peramalan

jangka menengah. Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk

naik atau turun terus-menerus. Pola data dalam bentuk trend ini digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.2 Pola Siklis

b. Pola Musiman (Seasonal)

Perkataan musim menggambarkan pola penjualan yang berulang setiap periode.

Komponen musim dapat dijabarkan ke dalam faktor cuaca, libur, atau

kecenderungan perdagangan. Pola musiman berguna dalam meramalkan

40

penjualan dalam jangka pendek. Pola data ini terjadi bila nilai data sangat

dipengaruhi oleh musim, misalnya permintaan bahan baku jagung untuk makanan

ternak ayam pada pabrik pakan ternak selama satu tahun. Selama musim panen

harga jagung akan menjadi turun karena jumlah jagung yang dibutuhkan tersedia

dalam jumlah yang besar. Pola data musiman dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Pola Musiman

c. Pola Horizontal

Pola data ini terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata. Pola

ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.4 Pola Horizontal

41

d. Pola Trend

Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun terus

menerus. Pola data dalam bentuk trend ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Pola Trend

Menurut Heizer dan Render, time series didasarkan pada urutan dari titik-titik data

yang berjarak sama dalam waktu (mingguan, bulanan, kuartalan, dan lainnya).

Metode peramalan time series terdiri dari:

1. Pendekatan Naif

Teknik peramalan yang mengasumsikan permintaan periode berikutnya sama

dengan permintaan pada periode terakhir. Pendekatan naif (naive approach) ini

merupakan model peramalan yang paling objektif dan efisien dari segi biaya.

Rumus :

42

2. Peramalan rata-rata bergerak (moving average)

Menggunakan sejumlah data aktual masa lalu untuk menghasilkan peramalan.

Secara matematis, rataan bergerak sederhana (merupakan prediksi permintaan

periode mendatang) dinyatakan sebagai berikut:

Dimana :

n = jumlah periode dalam rataan bergerak

Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk

menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini. Praktik ini membuat

teknik peramalan lebih tanggap terhadap perubahan karena periode yang lebih

dekat mendapatkan bobot yang lebih berat. Rataan bergerak dengan pembobotan

dapat digambarkan secara matematis berikut:

3. Metode penghalusan Exsponential (Exponential Smoothing).

Metode exponential smoothing adalah suatu prosedur yang mengulang

perhitungan secara terus menerus yang menggunakan data terbaru. Setiap data

diberi bobot, dimana bobot yang digunakan disimbolkan dengan α. Simbol α bisa

ditentukan secara bebas, yang mengurangi forecast error. Nilai konstanta

43

pemulusan,α, dapat dipilih diantara nilai 0 dan, karena berlaku: 0 < α < 1

(Garpersz, 2007 :97). Metode ini terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Single Exponential Smoothing

Metode ini juga dikenal sebagai simple exponential smoothing yang

digunakan pada peramalan jangka pendek, biasanya hanya satu bulan ke

depan. Metode ini banyak digunakan karena sederhana dan mudah digunakan

dengan hasil yang tidak kalah bila dibandingkan dengan model peramalan

yang lebih kompleks. Secara metematis, persamaan penulisan eksponential

adalah sebagai berikut :

Dimana :

Ft = nilai ramalan untuk periode waktu ke-t.

Ft -1 = nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu,t-1.

At = nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu, t -1.

α = konstanta pemulusan.

b. Double Exponential Smoothing

Pemulusan dua parameter dari Holt atau lebih dikenal dengan Holt

Exponential Smoothing pada dasarnya tidak menggunakan rumus pemulusan

berganda secara langsung. Sebagai gantinya, Holt memuluskan nilai trend

44

dengan parameter yang berbeda dari parameter yang digunakan pada deret

asli. Ramalan dari pemulusan dua parameter dari Holt didapat dengan

menggunakan dua konstanta pemulusan (dengan nilai antara 0 dan 1) dan

memiliki tiga persamaan, yaitu :

Nilai yang menghasilkan tingkat kesalahannya yang paling kecil adalah yang

dipilih dalam peramalan . Metode ini lebih cocok digunakan untuk meramal

hal-hal yang fluktuasinya secara random atau tidak teratur. Menurut Render

dan permasalahan umum yang dihadapi dalam metode ini adalah bagaimana

memilih yang tepat untuk meminimkan kesalahan peramalan. menggunakan

panduan barikut :

a) Apabila pola historis dari data aktual sangat bergejolak atau tidak stabil

dari waktu ke waktu maka pilih nilai yang mendekati satu.

b) Apabila pola historis dari data aktual permintaan tidak berfluktuasi atau

relative stabil maka pilih yang mendekati nol.

45

2.7.4 Pengukuran Akurasi Hasil Peramalan

Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan

merupakan ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil permintaan dengan

permintaan yang sebenarnya terjadi. Beberapa metode telah digunakan untuk

menunjukkan kesalahan yang disebabkan oleh suatu teknik peramalan tertentu.

Hampir semua ukuran tersebut menggunakan pengrata-rataan beberapa fungsi dari

perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai peramalannya. Perbedaan nilai

sebenarnya dengan nilai peramalan ini biasanya disebut sebagai residual Persamaan

menghitung nilai error asli atau residual dari setiap periode peramalan adalah sebagai

berikut :

Dimana : et = Kesalahan peramalan pada periode t. Xt = Data pada periode t. St = Nilai peramalan pada periode t.

Salah satu cara mengevaluasi teknik peramalan adalah menggunakan ukuran tentang

tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi.

Ada empat ukuran yang biasa digunakan, yaitu :

46

1. Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD)

MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa

memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan

kenyataannya. Secara metematis, MAD dirumuskan sebagai berikut (Nasution

dan Prasetyawan, 2008 : 34):

MAD =

Dimana :

At = Permintaan Aktual pada periode –t.

Ft = Peramalan Permintaan (Forecast) pada periode-t.

N = Jumlah periode peramalan yang terlibat.

2. Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE).

MSE merupakan metode alternatif dalam suatu metode peramalan. Pendekatan ini

penting karena tekhnik ini menghasilkan kesalahan yang moderat lebih di sukai

oleh suatu peramalan yang menghasilkan kesalahan yang sangat besar. MSE

dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap

periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.

Secara matematis, MSE dirumuskan sebagai berikut (Nasution dan Prasetyawan,

2008 : 34):

47

Dimana :

At = Permintaan Aktual pada periode –t.

Ft = Peramalan Permintaan (Forecast) pada periode-t.

N = Jumlah periode peramalan yang terlibat.

3. Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute Percentage Error =

MAPE).

MAPE merupakan ukuran kesalahan relativ. MAPE biasanya lebih berarti

dibandingakan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil

peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan

memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Secara matematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut (Nasution dan Prasetyawan,

2008 : 35):

At = Permintaan Aktual pada periode –t.

Ft = Peramalan Permintaan (Forecast) pada periode-

t. N = Jumlah periode peramalan yang terlibat.

48

4. Rata-rata Kesalahan Peramalan (Mean Forecast Error = MFE).

MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama

periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak bias,

maka nilai MFE akan mendekati not. MFE dihitung denagn menjumlahkan semua

kesalahan peramalan selam periode peramalan dan membaginya dengan jumlah

periode peramalan. Secara matematis, MFE dinyatakan sebagai berikut (Nasution

dan Prasetyawan, 2008 : 35):

Dimana :

At = Permintaan Aktual pada periode –t.

Ft = Peramalan Permintaan (Forecast) pada periode-t.

N = Jumlah periode peramalan yang terlibat.

5. Tracking Signal

Menurut Gaspersz (2004), suatu ukuran bagaimana baiknya suatu ramalan

memperkirakan nilai-nilai aktual suatu ramalan diperbaharui setiap minggu, bulan

atau triwulan, sehingga data permintaan yang baru dibandingkan terhadap nilai-

nilai ramalan. Tracking signal dihitung sebagai running sum of the forecast errors

dibagi dengan mean absolute deviation.

49

Dimana :

RSFE = Running sum of the forecast errors

MAD = Mean absolute deviation

Tracking signal yang positif menunjukkan bahwa nilai actual permintaan lebih

besar daripada ramalan, sedangkan apabila negatif berarti nilai aktual permintaan

lebih kecil daripada ramalan.

2.8 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya mengenai penerapan metode MRP sebagai upaya

untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi telah banyak dilakukan, seperti

yang dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Penelitian yang terdahulu

No. Judul Penelitian Sumber Penilitian Tahun Metode yg digunakan Kesimpulan

1

Analisis Perencanaan

Kebutuhan Material

Dengan Metode MRP

Dalam Usaha Minimasi

Biaya Persediaan Pada

Perusahaan Karoseri Bak

Truk Sumrabah Magelang

Deny Prasetyo,

Universitas Negeri

Semarang

2007 - Teknik Lot Sizing Metode Lot

For Lot (LFL), Economics

Order Quantity (EOQ), Period

Order Quantity (FOQ)

Kesimpulan bahwa dengan

menerapkan MRP dalam

pengendalian persediaannya,

perusahaan dapat melakukan

penghematan terhadap biaya-biaya

yang berhubungan dengan

persediaan bahan baku.

2

Analysis of an EOQ and

Reorder Point Inventory

Control Model for

Company XYZ

Jose L. Gonzalez,

California Polytechnic

State University

2010 - Forecasting yg saat ini

digunakan Perusahaan

menggunakan Moving Average

Deviation (MAD)

- Perhitungan EOQ

Model Peramalan di Perusahaan

tidak efektif. Sehingga ditambahkan

perhitungan EOQ dan Reorder point

dimana optimalisasi kuantitas

pemesanan setiap produk

mengurangi kerugian saham produk.

50

Tabel 2.2 Penelitian yang terdahulu

No. Judul Penelitian Sumber Penilitian Tahun Metode yg digunakan Kesimpulan

3

Implementation of

Inventory Management

System in a Furniture

Company

Sharfuddin A. Khan,

University of Sharjah,

Saudi Arabia

2012 - Current Inventory Model

- Forecasting menggunakan

Metode Exponential Smoothing

- Lot Sizing menggunakan

metode EOQ

Kesimpulannya Peramalan yang

diusulkan metode dapat

menghasilkan solusi optimal untuk

persediaan dalam hal dikurangi biaya

pemesanan dan biaya penahanan.

Teknik EOQ yang dihitung dan

MRP mengidentifikasi biaya efektif

dalam menghemat proses

peramalan.

4

Penerapan Material

Requirement Planning

(MRP) dalam

Pengendalian Persediaan

Bahan Baku pada CV.

Bayu Sakti Sukoharjo

Astuti, Universitas

Muhamdiyah Surakarta

2012 - Teknik Lot Sizing Metode Lot

For Lot (LFL), Economics

Order Quantity (EOQ), Period

Order Quantity (FOQ)

Hasil analisis perhitungan persediaan

bahan baku yang dilakukan

perusahaan selama ini dengan hasil

perhitungan persediaan bahan baku

dengan metode MRP menunjukkan

bahwa metode MRP lebih efektif

dan efisien diterapkan dalam

perusahaan.

5

Material Requirement

Planning for Automobile

Service Plant

E. Dinesh & Arun A.

P., Kumaraguru College

of Technology, India

2014 - Studi Bill of Materials

- Forecasting menggunakan

Regresi Linear

- Desain MRP

- Panned Order Release

Keuntungan dari Material

Perencanaan Kebutuhan (MRP)

disini memastikan bahan baku waktu

untuk layanan dan pengiriman ke

pelanggan. Serta mengurangi biaya

pemeliharaan dan biaya industri.

6

Fisibilitas Penggunaan

Metode Econmic Order

Quantity (EOQ) untuk

mencapai efisisen

persediaan BBM pada

PT.kereta api (persero)

DAOP IV Semarang

Eko Priyanto,

Universitas Negeri

Semarang

2015 - Teknik EOQ

- Metode Inventory

Konvensional

Disimpulkan bahwa Metode EOQ

membantu perusahaan dalam

melakukan pesanan untuk mencapai

efiensi perusahaan dibandingkan

menggunakan metode inventory

konvensional.

7

MRP using DOQ and

EOQ, Lot Sizing

Techniques

Vineet Gosrani, B.

Tech. Student, VJTI

Mumbai, India

2017 - Teknik Discrete Order

Quantity (DOQ)

- Teknik Economic Order

Quantity (DOQ)

DOQ dipilih sebagai teknik

pengukuran yg tepat karena

didapatkan biaya penahan bahan

baku yang rendah disaat permintaan

bervariasi. EOQ pun

dipertimbangkan untuk menahan

biaya simpan & pesan. Sehingga

keduanya dipilh perusahaan demi

analisa potensi biaya kerugiaan

persediaan bahan baku.

8

Effects of Stock

Management Strategies

on Supermarkets

Performance; a Case of

Nakumatt Supermarket

Ibrahim Maina Oira,

Jomo Kenyatta

University of Agriculture

and Technology, Kenya

2017 - Teknik Sampling

- Model Regresi

- Strategi JIT, EOQ, MRP, DRP

Kesimpulan, pertama dibuat bahwa

just-in-time strategy secara signifikan

mempengaruhi kinerja supermarket.

Kedua Strategi EOQ juga variabel

yang paling signifikan. Oleh karena

itu, studi ini menemukan bahwa

semua variabel dari penelitian ini

adalah semua signifikan terhadap

kinerja supermarket dan bahwa

mereka perlu ditangani dalam urutan

yang ditentukan dalam model regresi

berganda.

51

2.9 Kerangka Pemikiran

Untuk mengusulkan suatu sistem Perencanaan Kebutuhan Material

(Material Requirement Planning – MRP) yang merupakan sebuah teknik

permintaan terikat yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan,

penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk untuk menentukan

kebutuhan material, diperlukan sejumlah data sebagai masukan, terutama

Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule-MPS), dimana jadwal

induk produksi merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu

permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana suplai / penawaran,

persediaan akhir, dan kuantitas yang dijanjikan tersedia (available to promise,

ATP). Untuk menyusun Jadwal Produksi Induk(Master Production Schedule-

MPS) ini, memerlukan sejumlah data yang harus diolah dulu, seperti data

penjualan yang akan diplotkan untuk mengetahui polanya, lalu digunakan

untuk meramalkan permintaan pada periode 1 tahun mendatang dari akhir

periode penjualan yang diteliti, lalu dari data biaya (yang berisi besarnya biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan untuk bahan baku kertas carbon less baik

yang import maupun lokal), catatan persediaan (yang berisi jumlah persediaan

akhir masing-masing bahan baku pada periode penelitian berjalan, untuk

keperluan perbandingan jumlah persediaan antara persediaan dengan sistem

yang selama ini berjalan dalam perusahaan dengan jumlah persediaan yang

didapat melalui penerapan sistem MRP ), lalu Daftar Kebutuhan Bahan (Bill

OF Material – BOM) adalah sebuah pembuatan daftar komponen, komposisi,

dan jumlah dari setiap bagian yang diperlukan untuk membuat satu unit

produk. Setelah MRP disusun, total biaya persediaan (terutama yang terdiri

dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan) yang diperhitungkan dari

masing-masing metode MRP dibandingkan guna mendapatkan Total Biaya

Persediaan yang paling minimal. Setelah didapatkan suatu metode MRP yang

memberikan total biaya persediaan yang paling minimal, Lalu dianalisis

pengaruh penerapan metode MRP, jika hasilnya berdampak positif bagi

perusahaan maka dibuat rencana implementasi dan sebaliknya.

52

Data Daftar Data Biaya Data

Penjualan Kebutuhan Persediaan

Bahan /

Struktur

Produk dan

Peramalan Permintaan

Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule – MPS)

Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement Planning - MRP)

MRP Lot For MRP EOQ MRP POQ

Lot

Analisis Perbandingan Total Biaya Persediaan (yang terdiri dari biaya

penyimpanan dan biaya pemesanan ) yang dihasilkan antara metode berjalan

dengan metode MRP (dengan Total Biaya Persediaan yang paling kecil diantara ke-

3 metode)

Analisis Pengaruh Penerapan MRP Bagi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills

Positif

Usulan perbaikan melalui Rencana Implementasi

Gambar 2.6 Kerangka Penelitian

Tanpa rencana untuk

implementasi negatif

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penilitian

Perusahaan merupakan suatu basan hukum yang memiliki suatu tujuan

yang ingin dicapai salah satunya mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

tujuan tersebut maka perusahaan harus memiliki target tertentu sebagai sasaran

perusahaan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang semakin baik.

Target yang ingin dicapai tersebut dirumuskan dalam suatu perencanaan

berdasarkan kondisi perusahaan yang ada.

Mengetahui hubungan dan pengaruh antar setiap komoditi adalah salah

satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti selain mengetahui hasil

perencanaannya. Peramalan dengan melihat hubungan dan pengaruh dibutuhkan

bagi perusahaan untuk membentu perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan dan untuk merencanakan langkah-langkah

selanjutnyadalam rangka mereduksi biaya kerugian & memperoleh kuntungan.

Berikut adalah bagan alur pemikiran dapat dilihat pada Gambar 3.1.

52

Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian

Mulai

Studi Lapangan

Identifikasi

Mengetahui Data

Permintaaan Tahun 2015-

2016 & Bill Of Material

Frame Chassis HINO

Model FL8JTKA serta

lead time

Pengolahan Data : 1. Menentukan Peramalan

2. Uji Peramalan (Moving Range)

3. Jadwal Induk Produksi

4. Material Requirement Planning (MRP)

Analisa Hasil

Selesai

Identifikasi Masalah

Persediaan Bhan Baku Material

Frame Chassis Hino Model

FL8JTKA

SSS Studi Pustaka

Kesimpulan & Saran

53

3.2 Sistematika Penulisan

3.2.1 Penelitian Pendahuluan

Studi pustaka, latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan

sudah kita bahas pada bab sebelumnya, sehingga dapat langsung dibahas tentang

lain yang terdiri dari :

1. Observasi lapangan

Yaitu melakukan pengamatan langsung dilingkungan perusahaan

khususnya ditempat-tempat yang akan dilakukan pengambilan data,

sehingga dapat mengerti bagaimana kondisi dan keadaan tempatnya secara

real.

2. Wawancara

Yaitu melakukan penelitian langsung dengan cara bertanya kepada orang-

orang yang terkait mulai dari level operator sampai dengan level manajer

tentang kondisi perusahaan khususnya ditempat pengamatan.

3.2.2 Pengumpulan Data

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan

pengumpulan data-data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun

data yang dibutuhkan sebagai berikut:

1. Master Production Schedule (MPS)

2. Leadtime Material

54

3. Bill Of Material

4. Data permintaan material periode Januari 2015 – Desember 2016

5. Biaya pesan dan biaya simpan material

6. Data kapasitas gudang material

3.2.3 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data-data yang diperlukan

telah terkumpul. Adapun pengolahan data meliputi :

1. Menghitung dan menetukan model peramalan berdasarkan data permintaan

untuk dijadikan jadwal induk produksi.

2. Menghitung besarnya pemesanan material yang optimal berdasarkan forecast

costumer dengan metode Lot For Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ),

Periode Order Quantity (POQ).

3. Menghitung besarnya biaya penyediaan material yang paling optimal.

Adapun langkah yang dilakukan adalah dengan membandingkan ketiga metode

yang dipakai yaitu Lot For Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ),

Periode Order Quantity (POQ) sehingga ditemukan biaya pembelian dan

pengadaan material yang paling efisien.

3.2.4 Analisis Data

Setelah tahapan-tahapan pengolahan data selesai, langkah selanjutnya

adalah menganalisa data tersebut. Analisa yang dilakukan meliputi :

55

1. Menganalisa & menentukan forecast tahun 2017 berdasarkan data permintaan

tahun 2015 – 2016.

2. Menganalisa metode pemesanan yang paling optimal berdasarkan metode Lot

For Flot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ), Periode Order Quantity

(POQ).

3. Menganalisa biaya pesan dan biaya simpan material yang paling optimal dan

efisien berdasarkan metode penyediaan barang.

4. Menganalisa leadtime material yang tepat sesuai dengan metode MRP yang

telah diambil.

5. Menganalisa stock ideal berdasrkan metode MRP yang telah ada.

3.2.5 Kesimpulan Dan Saran

Langkah terakhir dalam penelitian adalah dengan membuat suatu

kesimpulan dari seluruh data yang telah diolah dengan menggunakan metode

MRP yang diusulkan dan memberikan saran sebagai bahan pertimbangan bagi

perusahaan untuk ditindak lanjuti.

56

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Sebelum masuk pada pengolahan data terlebih dahulu yang kita

lakuakan adalah mengumpulkan data-data yang akan diolah. Adapun data-data

tersebut adalah :

4.1.1 Data Permintaan

Data permintaan yang digunakan adalah data permintaan material FL8

JTKA GGT selama dua tahun, yaitu mulai bulan Januari 2015 - Desember 2016.

Data Permintaan ini digunakan untuk meramalkan permintaan untuk bulan Januari

– Desember 2017 sebagai Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule).

Berikut dibawah ini terdapat tabel & Grafik data jumlah permintaan

selama dua tahun, tahun 2016 - 2017.

57

Tabel 4.1 Data Permintaan material FL8 JTKA GGT

Bulan 2015

(unit)

2016

(unit)

Januari 305 187

Februari 258 281

Maret 328 164

April 141 211

Mei 117 211

Juni 141 187

Juli 164 211

Agustus 141 328

September 164 187

Oktober 94 211

November 258 328

Desember 234 422

4.1.2 Leadtime

Leadtime merupakan waktu tunggu material yang dimulai dari waktu pemesanan

sampai dengan material tersebut datang ke warehouse. Leadtime material frame

chassis hino Cat 3 di PT Gemala Kempa Daya idealnya dihitung berdasarkan

routing process material sebagai berikut :

1. Proses cutting material (vendor) = 1 hari kerja

Proses cutting material adalah proses pemotongan dari steel coil menjadi

sheet-sheet material dengan dimensi / ukuran yang disesuaikan dengan

kebutuhan produk.

2. Delivery material ke storage PT Gemala Kempa Daya = 1 hari kerja

Delivery sheet-sheet material ke PT GKD diangkut menggunakan trucking

dengan item dan quantity yang sesuai dengan pesanan PT GKD. Untuk

58

sekali pengiriman (1 rit delivery) bisa mengirim material dengan rata-rata

daya angkut per trucking 25- 30 Ton atau 95 – 110 sheet material.

3. Stock material storage PT Gemala Kempa Daya = 2 hari kerja

Stock material di PT GKD dihitung berdasarkan minimal safety stock

material untuk produksi sebagai antisipasi jika ada keterlambatan

pengiriman material yan dikarenakan masalah teknis ataupun non teknis.

4. Proses plasma cutiing material = 1 hari kerja

Proses plasma cutting adalah proses pembuatan profil pada material sheet

dengan menggunakan mesin plasma ataupun laser.

5. Proses press material 4.000 ton = 1 hari kerja

Setelah profil material terbentuk, material masuk ke proses press dengan

menggunakan mesin press 4.000 ton untuk membentuk web sisi material.

6. Proses assembling product Frame Chassis Hino Cat 3 FL 8 JTKA GGT =

1 hari kerja

7. Proses painting, PDC dan packing finish good = 1 hari kerja

Proses painting, PDC dan packing dikerjakan pada hari yang bersamaan

sampai dengan proses finish good produk.

8. Storage finish good = 2 Hari kerja

Ketersediaan finish good dalam storage diambil 2 hari sebagai langkah

antisipasi jika ada gangguan produksi atau keterlambatan pengiriman

bahan baku material.

9. Delivery material ke customers

59

Gambar 4.1 Routing Proses Material di PT Gemala Kempa Daya

Painting

Machine

Steel Coil Shearing Process

Steel Sheet Delivery Sheet

Plasma Cutting

Process Storage PT GKD

Press 4000 T Process

Assembilng Process

Delivery to Costumers

Finish Product

60

Tabel 4.2 Routing proses material PT Gemala Kempa Daya

(Sumber : PPIC Dept. PT GKD)

Berikut dibawah ini Perhitungan leadtime Material FL 8 JTKA GGT sebagai

berikut :

1. Proses cutting material (vendor) = 1 hari kerja

2. Delivery material ke storage PT Gemala Kempa Daya = 1 hari kerja

3. Stock material storage PT Gemala Kempa Daya = 2 hari kerja

4. Proses plasma cutiing material = 1 hari kerja

5. Proses press material 4.000 ton = 1 hari kerja

6. Proses assembling product = 1 hari kerja

7. Proses painting, PDC dan packing finish good = 1 hari kerja

8. Storage finish good = 2 Hari kerja

9. Delivery customers

Dengan data diatas maka kita harus sesuaikan leadtime kedatangan material

dengan rule produksi yaitu 10 hari kerja atau 14 hari jika dihitung waktu normal.

ROUTING MATERIAL PROCESS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

CUTTING MATERIAL

DELIVERY VENDOR TO PT GKD

STORAGE PT GKD

PLASMA CUTTING

PRESS 4000 T

ASSEMBLING PROCESS

PAINTING, PDC, PACKING

STORAGE FINISH GOOD

DELIVERY TO CUSTOMERS

61

4.1.3 Bill of Material

Bill of material untuk struktur material Frame Chassis FL 8 JTKA GGT per unit

terdiri dari:

Tabel 4.3 BOM Frame Chassis FL 8 JTKA GGT

NAMA BARANG SPESIFIKASI WEIGHT SATUAN LEVEL

BOM QTY

Frame Chassis Model FL 8 JTKA GGT - Unit 0 1

Side Member SAPH 5408 X 447 X 9542 MM 267,86 Kg 1 2

Reinforcement SANH 540 6 x 328 x 2000 MM 30,90 Kg 2 2

Inner Channel SANH 540 3,2 x 420 x 2105 MM 22,21 Kg 2 2

Plate Rear SAPH 440 6 x 81 x 324 MM 1,24 Kg 3 2

(Sumber : PPIC Dept. PT GKD)

Gambar 4.2 Struktur produk Frame Chassis FL 8 JTKA GGT

4.1.4 Biaya Pesan & Biaya Simpan Material

Sebelum kita membahas berapa besarnya biaya pesan dan biaya simpan material,

maka terlebih dahulu kita harus merinci ukuran dimensi dan berat material per

LEVEL 0

LEVEL 1

LEVEL 2

LEVEL 3

Frame Chassis FL 8 JTKA GGT

Side Member RH Side Member LH

SAPH 540 8x447x9542 SAPH 540 8x447x9542

Plate Rear RH Plate Rear LH

SAPH 440 SAPH 440

Reinforcement RH Inner Channel RH Inner Channel LH Reinforcement LH

SANH 540

6,0x328x2000SANH 540 3,2x420x2105 SANH 540 3,2x420x2105

SANH 540

6,0x328x2000

62

piece nya terlebih dahulu. Hal ini untuk mempermudah perhitungan biaya

sebagaimana yang dikenakan para vendor kepada PT Gemala Kempa Daya.

Karena untuk vendor yang menjadi supporting memakai perhitungan berat dan

ukuran dimensi material sebagai penentuntu harga jasa produksinya. Dimensi

material :

1. Side Member RH/LH berdimensi 8 mm x 447 mm x 9542 mm

2. Reinforcement RH/LH berdimensi 6 mm x 328 mm x 2000 mm

3. Inner Channel RH/LH berdimensi 3,2 mm x 420 mm x 2105 mm

4. Plate Rear RH/LH berdimensi 6 mm x 81 mm x 324 mm

berat material tersebut per piece nya dapat diketahui dengan rumus :

T x W x L x 0,00000785

T = Ketebalan Material

W = Lebar material

L = Panjang Material

0,00000785 = Berat Jenis Baja

Jadi berat material per piece nya adalah sebagai berikut.

1. Side Member RH/LH = 8mm x 447mm x 9542mm x 0,000000785 Kg =

267,86 Kg

2. Reinforcement RH/LH = 6mm x 328mm x 2000mm x 0,00000785 Kg =

30,90 Kg

63

3. Inner Channel RH/LH = 3,2mm x 420mm x 2105mm x 0,00000785 Kg =

22,21 Kg

4. Plate Rear RH/LH = 6 mm x 81 mm x 324 mm x 0,00000785 Kg = 1,24

Kg

Maka untuk harga biaya pesan dan simpan adalah :

Tabel 4.4 Biaya Pesan & Simpan Material

JASA HARGA

BIAYA

MATERIAL Harga Material Rp 10.379 / Kg

BIAYA PESAN

Jasa Cutting

Materia Rp 3850 / Kg

Transportasi Rp 200 / Kg

Total Rp 4050 / Kg

BIAYA SIMPAN 2% Dari Biaya Pesan

(Sumber : PPIC Dept. PT GKD)

Adapun tabel diatas dapat diberikan keterangan sebagai berikut :

1. Harga material dimana PT Gemala Kempa Daya membeli material tersebut

dalam bentuk steel coil yang kemudian disubcont kan ke vendor untuk

dicutting menjadi sheet-sheet sesuai dengan ukuran yang diminta.

2. Biaya pesan material adalah Jasa Cutting Material + Biaya Transportasi.

3. Jasa cutting adalah jasa pemotongan material dari bentuk steel coil menjadi

sheet-sheet sesuai dengan ukuran yang diminta yaitu Rp 385 / Kg.

4. Biaya transportasi dihitung berdasarkan biaya kendaraan dalam satuan rit,

dimana biaya transportasi untuk 1 rit adalah Rp 600.000; dengan kapasitas

64

trucking 30 ton atau 30.000 kg, sehingga jika dibagi dengan biaya per

kilogram material adalah Rp 20/Kg.

5. Biaya simpan yakni 2% dari harga pesan material / komponen / bulan

sehingga jika dikonversi kedalam satuan rupiah dan berat material yakni

• Biaya Pesan x 1% (material sheet)

Dari keterangan dan tabel 4.5 diatas didapat harga untuk biaya pesan dan simpan

material-material komponen untuk Frame Chassis FL 8 JTKA GGT sebagai

berikut :

Tabel 4.5 Biaya Pesan & Simpan komponen Frame Chassis FL 8 JTKA GGT

BIAYA MATERIAL SPEC &

DIMENSI W/Pcs

SATU

AN QTY

HARGA

PESAN

/KG

TOTAL

HARGA

BIAYA

PESAN

MATERIAL

Side Member

RH/LH

SAPH 8 x 447 x

9542 MM 267,86 Kg 1

Rp

405 Rp 108.483

Reinforcement

RH/LH

SANH 540 6,0 x

328 x 2000 MM 30,90 Kg 1

Rp

315 Rp 9.734

Inner Channel

RH/LH

SANH 540 3,2 x

420 x 2105 MM 22,21 Kg 1

Rp

315 Rp 6.996

Plate Rear RH/LH SAPH 440 6 x 81 x

324 1,24 Kg 1

Rp

405 Rp 502

BIAYA MATERIAL SPEC &

DIMENSI

% Charg

e

SATU

AN LT

BIAYA

SIMPAN

TOTAL

HARGA

BIAYA

SIMPAN

MATERIAL

Side Member

RH/LH

SAPH 8 x 447 x

9542 MM 1% pcs 0,5

Rp

108.483 Rp 271

Reinforcement

RH/LH

SANH 540 6,0 x

328 x 2000 MM 1% pcs 0,5

Rp

9.734 Rp 24

Inner Channel

RH/LH

SANH 540 3,2 x

420 x 2105 MM 1% pcs 0,5

Rp

6.996 Rp 17

Plate Rear RH/LH SAPH 440 6 x 81 x

324 1% pcs 0,5

Rp

502 Rp 1

TOTAL BIAYA Rp

126.029

65

4.1.5 Kapasitas Gudang Material

Kapasitas gudang material PT Gemala Kempa Daya untuk frame chassis cat 3

terdiri dari 3 block stacking dimana setiap block memiliki 10 stacking berkapasitas

80 pcs material tiap stackingnya material untuk semua variant. Sehingga total

kapasitas 80 x 10 x 3 = 2.400 pcs material untuk semua ukuran.

Gambar 4.3 Block storage Material PT GKD

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Perhitungan Peramalan

Sebelum melakukan perencanaan produksi untuk membuat gambaran kebutuhan

produksi di periode berikutnya dapat dilakukan dengan proses peramalan. Ada

beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan proses tahapan ini.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

BLOCK STORAGE CAT 2 & NON FRAME

STORAGE FRAME CAT 3

66

a. Identifikasi Pola Data Historis

Data historis permintaan dari tahun 2015 & 2016 yang telah dikumpulkan

kemudian dicari pola dari permintaan tersebut berdasarkan waktunya.

Gambar 4.4 Grafik Data Permintaan material Frame Chassis Model FL8 JTKA

GGT

Dari data permintaan yang ada, maka dapat dilihat bahwa ploting data yang

terbentuk adalah Trend. Dalam pengolahan data peramalan untuk produksi

Frame Chassis Model FL8 JTKA GGT dengan ploting data trend

menggunakan tiga metode, yaitu: metode konstan, trend linier, dan

eksponensial smoothing dengan konstanta (α) = 0.05, 0.10, 0.20, 0.30, 0.40,

dan 0.5. Setelah itu ditentukan nilai terkecil dari SEE, MAD, MSE, dan MAPE

dari masing-masing metode tersebut. Setelah terpilih satu metode yang terbaik

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Jan

uar

iFe

bru

ari

Mar

et

Ap

ril

Me

iJu

ni

Juli

Agu

stu

sSe

pte

mb

er

Okt

ob

erN

ove

mb

er

De

sem

be

rJa

nu

ari

Feb

ruar

iM

are

tA

pri

lM

ei

Jun

iJu

liA

gust

us

Sep

tem

be

rO

kto

ber

No

vem

be

rD

ese

mb

er

2015 2016

Unit

67

lalu dilakukan penghitungan Moving Average Chart untuk pengujian

keakuratan hasil peramalan yang terpilih.

b. Memilih Model peramalan sesuai dengan pola historis

1. Peramalan Metode Konstan

Dengan menggunakan persamaan y’ = y = ∑𝑦𝑥

𝑛=

5.273

24= 219,71

didapatkan hasil perhitungan peramalan yang disajikan pada tabel 4.6.

berikut ini :

Tabel 4.6. Hasil Peramalan Metode Konstan

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)

Forecast

(y') y-y' (y-y')2 Iy-y'I (Iy-y'I/y)x100

Januari 1 305 219,71 85,29 7274,67 85,29 28,0

Februari 2 258 219,71 38,29 1466,25 38,29 14,8

Maret 3 328 219,71 108,29 11727,09 108,29 33,0

April 4 141 219,71 -78,71 6195,00 78,71 55,8

Mei 5 117 219,71 -102,71 10549,00 102,71 87,8

Juni 6 141 219,71 -78,71 6195,00 78,71 55,8

Juli 7 164 219,71 -55,71 3103,42 55,71 34,0

Agustus 8 141 219,71 -78,71 6195,00 78,71 55,8

September 9 164 219,71 -55,71 3103,42 55,71 34,0

Oktober 10 94 219,71 -125,71 15802,59 125,71 133,7

November 11 258 219,71 38,29 1466,25 38,29 14,8

Desember 12 234 219,71 14,29 204,25 14,29 6,1

Januari 13 187 219,71 -32,71 1069,84 32,71 17,5

Februari 14 281 219,71 61,29 3756,67 61,29 21,8

Maret 15 164 219,71 -55,71 3103,42 55,71 34,0

April 16 211 219,71 -8,71 75,84 8,71 4,1

Mei 17 211 219,71 -8,71 75,84 8,71 4,1

Juni 18 187 219,71 -32,71 1069,84 32,71 17,5

Juli 19 211 219,71 -8,71 75,84 8,71 4,1

Agustus 20 328 219,71 108,29 11727,09 108,29 33,0

September 21 187 219,71 -32,71 1069,84 32,71 17,5

Oktober 22 211 219,71 -8,71 75,84 8,71 4,1

November 23 328 219,71 108,29 11727,09 108,29 33,0

Desember 24 422 219,71 202,29 40921,92 202,29 47,9

5.273 5273,00 0,00 148030,96 1529,25 792,42

2015

2016

TOTAL

68

(Sumber : Perhitungan)

Gambar 4.5. Grafik Hasil Peramalan Metoda Konstan

Dari tabel diatas, dilakukan perhitungan simpangan error berikut ini :

SEE = √∑(𝒚−𝒚′)𝟐

(𝒏−𝒇)=√

𝟒𝟑𝟕𝟔𝟔𝟏,𝟒𝟕

(𝟐𝟒−𝟏)=137,94

MAD =∑|𝑦−𝑦′|

𝑛 =

2636,55

24 = 111,18

MAPE = ∑|𝑦−

𝑦′

𝑦 𝑥 100|

𝑛 =

1070,07

24 = 22,29

2. Peramalan Metode Trend Linear

Untuk memudahkan dalam perhitungan nilai slope (b) dan nilai intersep

(a) untuk permintaan material Frame Chassis Model FL8 JTKA GGT,

maka dibuatlah tabel berikut ini :

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Un

it

Bulan

Demand (y)

Forecast (y')

69

Tabel 4.7. Peramalan Metode Trend Linier

Dari tabel sebelumnya, dapat kita gunakan untuk menghitung nilai slope

(b) dan intersep (a) permintaan material Frame Chassis Model FL8 JTKA

GGT dengan menggunakan rumus berikut ini :

y'= a + b.t

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)t.y t

2

Januari 1 305 305 1

Februari 2 258 516 4

Maret 3 328 984 9

April 4 141 564 16

Mei 5 117 585 25

Juni 6 141 846 36

Juli 7 164 1148 49

Agustus 8 141 1128 64

September 9 164 1476 81

Oktober 10 94 940 100

November 11 258 2838 121

Desember 12 234 2808 144

Januari 13 187 2431 169

Februari 14 281 3934 196

Maret 15 164 2460 225

April 16 211 3376 256

Mei 17 211 3587 289

Juni 18 187 3366 324

Juli 19 211 4009 361

Agustus 20 328 6560 400

September 21 187 3927 441

Oktober 22 211 4642 484

November 23 328 7544 529

Desember 24 422 10128 576

2015

2016

70

a. Menghitung nilai slope :

b = 𝑛 ∑ 𝑡𝑖𝑦𝑖−(∑ 𝑡1

𝑛𝑖=1 )(∑ 𝑦𝑖

𝑛𝑖=1 )𝑛

𝑖=1

𝑛 ∑ 𝑡𝑖2−(∑ 𝑡𝑖

𝑛𝑖=1 )𝑛

𝑖=12

b = (24 𝑥 70102)−(300 𝑥 5273)

(24 𝑥 4900) −(300)2

b = 3,64

b. Menghitung nilai intersep :

a = �̅� − 𝑏�̅�

a = 12,5 – (3,643 x 219,71)

a = 174,17

c. Persamaan peramalan linier : y’ = a +bt.

y’ = 174,17+ 3,64.t

d. Contoh perhitungan peramalan linier :

Jika t =1, maka y' = 174,17+ (3,64x 1) = 177,81

t = 2, maka y' = 174,17+ (3,64x 2) = 181,46

t = 3, maka y' = 174,17+ (3,64x 3) = 185,10

Hasil perhitungan peramalan metode linier selengkapnya dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut :

71

Tabel 4.8. Hasil Peramalan Metode Trend Linier

Gambar 4.6 Grafik Hasil Peramalan Metode Trend Linear

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)

Forecast

(y'=174,17+(3,6.t))y-y' (y-y')

2 Iy-y'I (Iy-y'I/y)x100

Januari 1 305,00 177,81 127,19 16176,45 127,19 41,70

Februari 2 258,00 181,46 76,54 5858,93 76,54 29,67

Maret 3 328,00 185,10 142,90 20420,58 142,90 43,57

April 4 141,00 188,74 -47,74 2279,34 47,74 33,86

Mei 5 117,00 192,39 -75,39 5682,97 75,39 64,43

Juni 6 141,00 196,03 -55,03 3028,14 55,03 39,03

Juli 7 164,00 199,67 -35,67 1272,46 35,67 21,75

Agustus 8 141,00 203,31 -62,31 3883,11 62,31 44,19

September 9 164,00 206,96 -42,96 1845,36 42,96 26,19

Oktober 10 94,00 210,60 -116,60 13595,73 116,60 124,04

November 11 258,00 214,24 43,76 1914,61 43,76 16,96

Desember 12 234,00 217,89 16,11 259,63 16,11 6,89

Januari 13 187,00 221,53 -34,53 1192,31 34,53 18,47

Februari 14 281,00 225,17 55,83 3116,67 55,83 19,87

Maret 15 164,00 228,82 -64,82 4201,11 64,82 39,52

April 16 211,00 232,46 -21,46 460,49 21,46 10,17

Mei 17 211,00 236,10 -25,10 630,11 25,10 11,90

Juni 18 187,00 239,75 -52,75 2782,04 52,75 28,21

Juli 19 211,00 243,39 -32,39 1048,99 32,39 15,35

Agustus 20 328,00 247,03 80,97 6555,95 80,97 24,69

September 21 187,00 250,67 -63,67 4054,40 63,67 34,05

Oktober 22 211,00 254,32 -43,32 1876,38 43,32 20,53

November 23 328,00 257,96 70,04 4905,56 70,04 21,35

Desember 24 422,00 261,60 160,40 25727,09 160,40 38,01

5273,00 5273,00 0,00 132768,43 1547,47 774,39

2015

2016

TOTAL

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

350,00

400,00

450,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Bulan

Demand (y) Forecast (y'=174,17+(3,6.t))

72

3. Peramalan Metode Eksponensial Smoothing

Untuk peramalan metode ini, dipilih konstanta (α) 0.05, 0.10, 0.30, dan 0.5.

Angka peramalan yang dipakai adalah angka rata-rata dari jumlah demand

(5.273/24 = 219,71). Dimana y’ = �̅� + (α x (ny − �̅�) seperti yang

disajikan dalam perhitungan berikut.

a. Perhitungan Peramalan Eksponensial Smoothing dengan α = 0.05

Hasil peramalan metode Eksponensial Smoothing dengan α = 0.05

ditunjukan melalui tabel 4.9. berikut ini :

Tabel 4.9 Hasil Peramalan Metode Eksponensial Smoothing α= 0.05

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)

Forecast (y')

α = 0.05y-y' (y-y')

2 Iy-y'I (Iy-y'I/y)x100

Januari 1 305 223,97 81,03 6565,39 81,03 26,57

Februari 2 258 223,97 34,03 1157,84 34,03 13,19

Maret 3 328 221,62 106,38 11316,08 106,38 32,43

April 4 141 225,12 -84,12 7076,67 84,12 59,66

Mei 5 117 215,77 -98,77 9756,09 98,77 84,42

Juni 6 141 214,57 -73,57 5412,97 73,57 52,18

Juli 7 164 215,77 -51,77 2680,43 51,77 31,57

Agustus 8 141 216,92 -75,92 5764,29 75,92 53,85

September 9 164 215,77 -51,77 2680,43 51,77 31,57

Oktober 10 94 216,92 -122,92 15110,04 122,92 130,77

November 11 258 213,42 44,58 1987,12 44,58 17,28

Desember 12 234 221,62 12,38 153,19 12,38 5,29

Januari 13 187 220,42 -33,42 1117,09 33,42 17,87

Februari 14 281 218,07 62,93 3959,82 62,93 22,39

Maret 15 164 222,77 -58,77 3454,26 58,77 35,84

April 16 211 216,92 -5,92 35,08 5,92 2,81

Mei 17 211 219,27 -8,27 68,44 8,27 3,92

Juni 18 187 219,27 -32,27 1041,54 32,27 17,26

Juli 19 211 218,07 -7,07 50,03 7,07 3,35

Agustus 20 328 219,27 108,73 11821,58 108,73 33,15

September 21 187 225,12 -38,12 1453,36 38,12 20,39

Oktober 22 211 218,07 -7,07 50,03 7,07 3,35

November 23 328 219,27 108,73 11821,58 108,73 33,15

Desember 24 422 225,12 196,88 38760,59 196,88 46,65

5273 5267,15 5,85 143293,93 1505,44 778,90

2015

2016

TOTAL

73

Gambar 4.7 Grafik Hasil Peramalan Metode Eksponensial

Smoothing dengan α = 0.05

Perhitungan simpangan error SEE, MAD dan MAPE sebagai

berikut :

SEE = √∑(𝒚−𝒚′)𝟐

(𝒏−𝒇) =√

𝟏𝟒𝟑𝟐𝟗𝟑,𝟗𝟑

(𝟐𝟒−𝟐) = 80,71

MAD = ∑|𝑦−𝑦′|

𝑛 =

51504,44

24 = 62,73

MAPE = ∑|𝑦−

𝑦′

𝑦 𝑥 100|

𝑛 =

778,9

24 = 32,45

b. Perhitungan Peramalan Eksponensial Smoothing dengan α = 0.1

Hasil peramalan metode Eksponensial Smoothing dengan α = 0.1

ditunjukan melalui tabel 4.10 berikut ini :

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Bulan

Demand (y) Forecast (y') α = 0.05

74

Tabel 4.10 Hasil Peramalan Metode Eksponensial Smoothing α= 0.1

Gambar 4.8 Grafik Hasil Peramalan Metode Eksponensial Smoothing

dengan α = 0.1

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)

Forecast

(y') α = 0.1y-y' (y-y')

2 Iy-y'I (Iy-y'I/y)x100

Januari 1 305 228,24 76,76 5892,48 76,76 25,17

Februari 2 258 228,24 29,76 885,81 29,76 11,54

Maret 3 328 223,54 104,46 10912,41 104,46 31,85

April 4 141 230,54 -89,54 8016,96 89,54 63,50

Mei 5 117 211,84 -94,84 8994,15 94,84 81,06

Juni 6 141 209,44 -68,44 4683,69 68,44 48,54

Juli 7 164 211,84 -47,84 2288,43 47,84 29,17

Agustus 8 141 214,14 -73,14 5349,09 73,14 51,87

September 9 164 211,84 -47,84 2288,43 47,84 29,17

Oktober 10 94 214,14 -120,14 14433,02 120,14 127,81

November 11 258 207,14 50,86 2586,99 50,86 19,71

Desember 12 234 223,54 10,46 109,46 10,46 4,47

Januari 13 187 221,14 -34,14 1165,37 34,14 18,26

Februari 14 281 216,44 64,56 4168,32 64,56 22,98

Maret 15 164 225,84 -61,84 3823,88 61,84 37,71

April 16 211 214,14 -3,14 9,84 3,14 1,49

Mei 17 211 218,84 -7,84 61,43 7,84 3,71

Juni 18 187 218,84 -31,84 1013,63 31,84 17,03

Juli 19 211 216,44 -5,44 29,57 5,44 2,58

Agustus 20 328 218,84 109,16 11916,45 109,16 33,28

September 21 187 230,54 -43,54 1895,51 43,54 23,28

Oktober 22 211 216,44 -5,44 29,57 5,44 2,58

November 23 328 218,84 109,16 11916,45 109,16 33,28

Desember 24 422 230,54 191,46 36657,89 191,46 45,37

5273 5261,30 11,70 139128,83 1481,63 765,38

2015

2016

TOTAL

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Un

it

Bulan

Demand (y) Forecast (y') α = 0.1

75

Perhitungan simpangan error SEE, MAD dan MAPE sebagai

berikut :

SEE = √∑(𝒚−𝒚′)𝟐

(𝒏−𝒇) =√

𝟏𝟑𝟗𝟏𝟐𝟖,𝟖𝟑

(𝟐𝟒−𝟐) = 79,52

MAD = ∑|𝑦−𝑦′|

𝑛 =

5261,3

24 = 61,73

MAPE = ∑|𝑦−

𝑦′

𝑦 𝑥 100|

𝑛 =

765,38

24 = 31,89

c. Perhitungan Peramalan Eksponensial Smoothing dengan α = 0.3

Hasil peramalan metode Eksponensial Smoothing dengan α = 0.3

ditunjukan melalui tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4.11 Hasil Peramalan Metode Eksponensial Smoothing α =

0.3

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)

Forecast (y')

α = 0.3 y-y' (y-y')2 Iy-y'I (Iy-y'I/y)x100

Januari 1 305 245,30 59,70 3564,59 59,70 19,58

Februari 2 258 245,30 12,70 161,40 12,70 4,92

Maret 3 328 231,20 96,80 9371,05 96,80 29,51

April 4 141 252,20 -111,20 12364,51 111,20 78,86

Mei 5 117 196,10 -79,10 6256,15 79,10 67,60

Juni 6 141 188,90 -47,90 2294,01 47,90 33,97

Juli 7 164 196,10 -32,10 1030,14 32,10 19,57

Agustus 8 141 203,00 -62,00 3843,48 62,00 43,97

September 9 164 196,10 -32,10 1030,14 32,10 19,57

Oktober 10 94 203,00 -109,00 11880,09 109,00 115,95

November 11 258 182,00 76,00 5776,63 76,00 29,46

Desember 12 234 231,20 2,80 7,86 2,80 1,20

20

15

76

Gambar 4.9 Grafik Hasil Peramalan Metode Eksponensial

Smoothing dengan α = 0.3

Perhitungan simpangan error SEE, MAD dan MAPE sebagai

berikut :

SEE = √∑(𝒚−𝒚′)𝟐

(𝒏−𝒇) =√

𝟏𝟐𝟖𝟏𝟖𝟕,𝟓𝟗

(𝟐𝟒−𝟐) = 76,33

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)

Forecast (y')

α = 0.3 y-y' (y-y')2 Iy-y'I (Iy-y'I/y)x100

Januari 13 187 224,00 -37,00 1368,69 37,00 19,78

Februari 14 281 209,90 71,10 5055,80 71,10 25,30

Maret 15 164 238,10 -74,10 5490,19 74,10 45,18

April 16 211 203,00 8,00 64,07 8,00 3,79

Mei 17 211 217,10 -6,10 37,16 6,10 2,89

Juni 18 187 217,10 -30,10 905,76 30,10 16,09

Juli 19 211 209,90 1,10 1,22 1,10 0,52

Agustus 20 328 217,10 110,90 12299,73 110,90 33,81

September 21 187 252,20 -65,20 4250,50 65,20 34,86

Oktober 22 211 209,90 1,10 1,22 1,10 0,52

November 23 328 217,10 110,90 12299,73 110,90 33,81

Desember 24 422 252,20 169,80 28833,46 169,80 40,24

5273 5237,90 35,10 128187,59 1406,80 720,99

20

16

TOTAL

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Un

it

Bulan

Demand (y) Forecast (y') α = 0.3

77

MAD = ∑|𝑦−𝑦′|

𝑛 =

5273,9

24 = 58,62

MAPE = ∑|𝑦−

𝑦′

𝑦 𝑥 100|

𝑛 =

720,99

24 = 30,04

c. Perhitungan Peramalan Eksponensial Smoothing dengan α = 0.5

Hasil peramalan metode Eksponensial Smoothing dengan α = 0.5

ditunjukan melalui tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Hasil Peramalan Metode Eksponensial Smoothing α =

0.5

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)

Forecast (y')

α = 0.5 y-y' (y-y')2 Iy-y'I (Iy-y'I/y)x100

Januari 1 305 262,35 42,65 1818,67 42,65 13,98

Februari 2 258 262,35 -4,35 18,96 4,35 1,69

Maret 3 328 238,85 89,15 7946,98 89,15 27,18

April 4 141 273,85 -132,85 17650,23 132,85 94,22

Mei 5 117 180,35 -63,35 4013,75 63,35 54,15

Juni 6 141 168,35 -27,35 748,25 27,35 19,40

Juli 7 164 180,35 -16,35 267,46 16,35 9,97

Agustus 8 141 191,85 -50,85 2586,15 50,85 36,07

September 9 164 180,35 -16,35 267,46 16,35 9,97

Oktober 10 94 191,85 -97,85 9575,44 97,85 104,10

November 11 258 156,85 101,15 10230,48 101,15 39,20

Desember 12 234 238,85 -4,85 23,56 4,85 2,07

20

15

78

Gambar 4.10 Grafik Hasil Peramalan Metode Eksponensial

Smoothing dengan α = 0.5

Perhitungan simpangan error SEE, MAD dan MAPE sebagai

berikut :

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)

Forecast (y')

α = 0.5 y-y' (y-y')2 Iy-y'I (Iy-y'I/y)x100

Januari 13 187 226,85 -39,85 1588,35 39,85 21,31

Februari 14 281 203,35 77,65 6028,88 77,65 27,63

Maret 15 164 250,35 -86,35 7457,04 86,35 52,65

April 16 211 191,85 19,15 366,56 19,15 9,07

Mei 17 211 215,35 -4,35 18,96 4,35 2,06

Juni 18 187 215,35 -28,35 803,96 28,35 15,16

Juli 19 211 203,35 7,65 58,46 7,65 3,62

Agustus 20 328 215,35 112,65 12689,08 112,65 34,34

September 21 187 273,85 -86,85 7543,65 86,85 46,45

Oktober 22 211 203,35 7,65 58,46 7,65 3,62

November 23 328 215,35 112,65 12689,08 112,65 34,34

Desember 24 422 273,85 148,15 21947,19 148,15 35,11

5273 5214,50 58,50 126397,05 1378,42 697,39

20

16

TOTAL

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Unit

Bulan

Demand (y) Forecast (y') α = 0.5

79

SEE = √∑(𝒚−𝒚′)𝟐

(𝒏−𝒇) =√

𝟏𝟐𝟔𝟑𝟗𝟕,𝟎𝟓

(𝟐𝟒−𝟐) = 75,80

MAD = ∑|𝑦−𝑦′|

𝑛 =

5214,5

24 = 57,43

MAPE = ∑|𝑦−

𝑦′

𝑦 𝑥 100|

𝑛 =

697,39

24 = 29,06

Perbandingan standart error masing-masing metode peramalan

eksponensial smoothing yang digunakan dalam perhitungan peramalan

diatas ditunjukan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.13 Perbandingan Nilai Standar Error Peramalan Eksponensial

Smoothing

Berdasarkan tabel diatas, maka dipilih peramalan eksponensial

smoothing dengan nilai konstanta α= 0.5 untuk dibandingkan dengan

metode peramalan yang lainnya, hal ini dikarenakan nilai MAD dan

MAPE-nya paling kecil.

4. Metode Peramalan Terbaik

Untuk mendapatkan jenis peramalan yang akurat, kemudian dilakukan

perhitungan Perkiraan Kesalahan Standard (SEE), Rata-rata Deviasi

Mutlak (MAD), dan Rata-rata persentase kesalahan absolut (MAPE).

Peramalan SEE MAD MAPE

ES (α=0.05) 80,71 62,73 32,45

ES (α=0.1) 79,52 61,73 31,89

ES (α=0.3) 76,33 58,62 30,04

ES (α=0.5) 75,80 57,43 29,06

80

Persamaan-persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai-nlai SEE,

MAD dan MAPE adalah sebagai berikut :

SEE = √∑(𝒚−𝒚′)𝟐

(𝒏−𝒇)

MAD = ∑|𝑦−𝑦′|

𝑛

MAPE =

∑|𝑦−𝑦′

𝑦 𝑥 100|

𝑛

Tabel 4.14 Perbandingan Nilai Standar Error Metode Peramalan

Peramalan SEE MAD MAPE

ES (α=0.5) 75,80 57,43 29,06

Metode Konstan 137,94 111,18 22,29

Metode Linear 77,68 64,48 32,27

Berdasarkan tabel diatas, maka untuk mengolah data selanjutnya

Peramalan Metode Eksponensial Smoothing (α = 0.5) yang akan kami

olah untuk meramalkan kebutuhan Material Frame Chassis Hino Cat

3 FL 8 JTKA GGT pada masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan

metode tersebut memilki nilai error yang lebih kecil daripada dua

metode pembanding lainnya yaitu Metode Konstan dan metode Trend

Linear.

81

4.2.2 Pengukuran Hasil Peramalan

Setelah metode peramalan dipilih, kemudian diperiksa dan dipastikan

apakah ramalan tersebut dapat mewakili data yang ada dan sistem

penyebab yang mendasari permintaan bagi produk yang

dipertanyakan. Nilai peramalan tersebut akann dimasukan kedalam

penghitungan Moving Range sehingga dapat diketahui peramalan

tersebut masih dalam batas kontrol atau tidak. Pada tabel 4.15 dapat

terlihat perhitungan untuk Moving Range.

82

Tabel 4.15 Perhitungan Moving Range

Dari table 4.15 diatas dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui

MR, batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) sebagai berikut :

𝑴𝑹̅̅ ̅̅ ̅ = ∑|𝑀𝑅|

𝑛−1 =

1979,5

24−1 = 86,07

Tahun Bulan Periode

(t)

Demand

(y)

Forecast

(y') α = 0.5 y-y' MR

MR

Absolut

Januari 1 305 262,35 42,65 - -

Februari 2 258 262,35 -4,35 -47,00 47,00

Maret 3 328 238,85 89,15 93,50 93,50

April 4 141 273,85 -132,85 -222,00 222,00

Mei 5 117 180,35 -63,35 69,50 69,50

Juni 6 141 168,35 -27,35 36,00 36,00

Juli 7 164 180,35 -16,35 11,00 11,00

Agustus 8 141 191,85 -50,85 -34,50 34,50

September 9 164 180,35 -16,35 34,50 34,50

Oktober 10 94 191,85 -97,85 -81,50 81,50

November 11 258 156,85 101,15 199,00 199,00

Desember 12 234 238,85 -4,85 -106,00 106,00

Januari 13 187 226,85 -39,85 -35,00 35,00

Februari 14 281 203,35 77,65 117,50 117,50

Maret 15 164 250,35 -86,35 -164,00 164,00

April 16 211 191,85 19,15 105,50 105,50

Mei 17 211 215,35 -4,35 -23,50 23,50

Juni 18 187 215,35 -28,35 -24,00 24,00

Juli 19 211 203,35 7,65 36,00 36,00

Agustus 20 328 215,35 112,65 105,00 105,00

September 21 187 273,85 -86,85 -199,50 199,50

Oktober 22 211 203,35 7,65 94,50 94,50

November 23 328 215,35 112,65 105,00 105,00

Desember 24 422 273,85 148,15 35,50 35,50

5273 5214,50 58,50 105,50 1979,50

2015

2016

TOTAL

83

UCL = +2,66 x 𝑴𝑹̅̅ ̅̅ ̅ = +2,66 x 86,07 = 228,93

LCL = -2,66 x 𝑴𝑹̅̅ ̅̅ ̅ = -2,66 x 86,07 = -228,93

Gambar 4.11 Grafik Moving Range

4.2.3 Peramalan Periode yang Akan Datang

Dengan peramalan Metode Eksponensial Smoothing (α = 0.50),

kemudian digunakan untuk melakukan peramalan permintaan untuk

tahun 2017 seperti pada tabel berikut ini :

-300,00

-200,00

-100,00

0,00

100,00

200,00

300,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24Unit

Bulan

MR UCL LCL

84

Tabel 4.16 Peramalan Permintaan Kebutuhan Material Frame Chassis

Hino Cat 3 FL 8 JTKA GGT untuk Tahun 2017

4.2.4 Perencanaan Kebutuhan Material Berdasarkan Material

Requirement Planning (MRP)

4.2.4.1 Metode Lot For Lot (LFL)

Pada metode ini unit yang diorder disesuaikan dengan jumlah

kebutuhanbersih dalam periode yang bersangkutan. Sehubungan

dengan itu, unit yang diorder dapat saja berbeda pada setiap waktu

melakukan pemesanan. Pada setiap akhir periode terkait, sediaan yang

ada sam adengan nol (tanpa sediaan).

LFL = (Kebutuhan total periode t) – (kebutuhan total periode

t+1)

Tahun Bulan Periode Periode Forecast

Januari 25 ? 244

Februari 26 ? 233

Maret 27 ? 245

April 28 ? 233

Mei 29 ? 198

Juni 30 ? 192

Juli 31 ? 192

Agustus 32 ? 204

September 33 ? 227

Oktober 34 ? 198

November 35 ? 186

Desember 36 ? 256

20

17

85

• Frame Chassis Hino Cat 3 FL 8 JTKA GGT

Tabel 4.17 Perhitungan Kebutuhan Material Frame Chassis Hino Cat 3 FL

8 JTKA GGT

• Side Member

Tabel 4.18 Perhitungan Kebutuhan Material Side Member

• Reinforcement

Tabel 4.19 Perhitungan Kebutuhan Material Reinforcement

Lead Time 1 Bulan Pesan 125.715Rp

on Hand 0 Simpan 314Rp

Buat

Lot Size 1 unit 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

Gross Requirement 244 233 245 233 198 192 192 204 227 198 186 256 2606

642 398 166 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 564 177.266Rp

-398 -166 79 233 198 192 192 204 227 198 186 256

0 0 79 233 198 192 192 204 227 198 186 256 1964

0 0 79 233 198 192 192 204 227 198 186 256 10 1.257.152Rp

LEVEL 0

Frame Chassis Model FL 8 JTKA GGT

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

Lead Time 1 Bulan Pesan 108.483Rp

on Hand 0 Simpan 271Rp

Buat

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

1511 1024 558 69 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1651 447.767Rp

-1024 -558 -69 397 396 384 384 407 454 395 372 513

0 0 0 397 396 384 384 407 454 395 372 513 3701

0 0 0 397 396 384 384 407 454 395 372 513 9 976.350Rp

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

LEVEL 1

Side Member SAPH 5408 X 447 X 9542 MM

Gross Requirement

On Hand

Lead Time 1 Bulan Pesan 9.734Rp

on Hand 0 Simpan 24Rp

Buat

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

1667 1180 714 225 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2119 51.563Rp

-1180 -714 -225 241 396 384 384 407 454 395 372 513

0 0 0 241 396 384 384 407 454 395 372 513 3545

0 0 0 241 396 384 384 407 454 395 372 513 11 107.069Rp

LEVEL 1

Gross Requirement

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

Reinforcement SANH 540 6 x 328 x 2000 MM

86

• Inner Channel

Tabel 4.20 Perhitungan Kebutuhan Material Inner Channel

• Plate Rear

Tabel 4.21 Perhitungan Kebutuhan Material Plate Rear

(Sumber : Perhitungan)

4.2.1.2 Metode Economic Order Quantity (EOQ)

EOQ = √2.D.S

H

S = Biaya pesan material

H = Biaya Simpan Material

D = Rata- rata kebutuhan

Lead Time 1 Bulan Pesan 6.996Rp

on Hand 0 Simpan 17Rp

Buat

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

1821 1334 868 379 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2581 45.143Rp

-1334 -868 -379 87 396 384 384 407 454 395 372 513

0 0 0 87 396 384 384 407 454 395 372 513 3391

0 0 0 87 396 384 384 407 454 395 372 513 9 62.965Rp

LEVEL 2

Plant Order Receipt

Plant Order Release

Inner Channel SANH 540 3,2 x 420 x 2105 MM

Gross Requirement

On Hand

Net Requirement

Lead Time 1 Bulan Pesan 502Rp

on Hand 0 Simpan 1Rp

Buat

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

2444 1957 1491 1002 536 141 0 0 0 0 0 0 0 5127 6.437Rp

-1957 -1491 -1002 -536 -141 243 384 407 454 395 372 513

0 0 0 0 0 243 384 407 454 395 372 513 2768

0 0 0 0 0 243 384 407 454 395 372 513 7 3.515Rp

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

LEVEL 2

Plate Rear SAPH 440 6 x 81 x 324 MM

Gross Requirement

87

• Frame Chassis Hino Cat 3 FL 8 JTKA GGT

D = 2.606/12 periode = 217 pcs

EOQ = √((2x217x125.715)/314) = 417 pcs

Tabel 4.22 Perhitungan Kebutuhan Material Frame Chassis Model FL 8

JTKA GGT

(Sumber : Perhitungan)

Biaya Pesan = Rp 125.715 x 5 = Rp 628.576

Biaya Simpan = Rp 314 x 2.963 = Rp 931.357

• Side Member

D = 5.212/12 periode = 434 pcs

EOQ = √((2x434x108.483)/271) = 589 pcs

Tabel 4.23 Perhitungan Kebutuhan Material Side Member

Lead Time 1 Bulan Pesan 125.715Rp

on Hand 0 Simpan 314Rp

EOQ 417

Lot Size 1 unit 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

Gross Requirement 244 233 245 233 198 192 192 204 227 198 186 256 2606

642 398 166 338 105 324 132 358 154 344 146 377 121 2963 931.357Rp

-398 -166 79 -105 93 -132 59 -154 73 -146 40 -121 -878

417 417 417 417 417 2085

0 0 417 0 417 0 417 0 417 0 417 0 0 5 628.576Rp

LEVEL 0

Frame Chassis Model FL 8 JTKA GGT

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

Lead Time 1 Bulan Pesan 108.483Rp

on Hand 0 Simpan 271Rp

EOQ 589

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

1511 1024 558 69 192 386 2 207 -200 -65 129 -244 -167 1890 512.523Rp

-1024 -558 -69 397 203 -2 382 200 654 460 244 756

589 589 589 589 589 589 3534

0 0 0 589 589 0 589 0 589 589 0 589 6 650.900Rp

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

On Hand

LEVEL 1

Side Member SAPH 5408 X 447 X 9542 MM

Gross Requirement

88

Biaya Pesan = Rp 108.483 x 6 = Rp 650.900

Biaya Simpan = Rp 217 x 1.890 = Rp 512.523

• Reinforcement

D = 5.212/12 periode = 434 pcs

EOQ = √((2x434x108.483)/24) = 546 pcs

Tabel 4.24 Perhitungan Kebutuhan Material Reinforcement

(Sumber : Perhitungan)

Biaya Pesan = Rp 9.734 x 7 = Rp 138.819

Biaya Simpan = Rp 24 x 575 = Rp 68.135

• Inner Channel

D = 5.212/12 periode = 434 pcs

EOQ = √((2x434x8.995)/17) = 511 pcs

Tabel 4.25 Perhitungan Kebutuhan Material Inner Channel

Lead Time 1 Bulan Pesan 9.734Rp

on Hand 0 Simpan 24Rp

EOQ 546

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

1667 1180 714 225 305 456 72 234 373 465 616 789 277 5705 138.819Rp

-1180 -714 -225 241 90 -72 312 173 81 -70 -243 -277

546 546 546 546 546 546 546 3822

0 0 0 546 546 0 546 546 546 546 546 0 7 68.135Rp

Reinforcement SANH 540 6 x 328 x 2000 MM

Gross Requirement

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

Lead Time 1 Bulan Pesan 6.996Rp

on Hand 0 Simpan 17Rp

EOQ 511

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

1821 1334 868 379 424 540 667 283 387 444 560 698 186 6769 118.388Rp

-1334 -868 -379 87 -29 -156 -283 124 67 -49 -187 -186

511 511 511 511 511 511 511 3577

0 0 0 511 511 511 0 511 511 511 511 0 7 48.973Rp

Gross Requirement

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

Inner Channel SANH 540 3,2 x 420 x 2105 MM

89

Biaya Pesan = Rp 6.995 x7 = Rp 48.975

Biaya Simpan = Rp 17 x 6.769 = Rp 118.383

• Plate Rear

D = 5.212/12 periode = 434 pcs

EOQ = √((2x434x8.995)/1) = 481 pcs

Tabel 4.26 Perhitungan Kebutuhan Material Plate Rear

(Sumber : Perhitungan)

Biaya Pesan = Rp 502 x6 = Rp 3.013

Biaya Simpan = Rp 1 x 6852 = Rp 8.602

4.2.1.3 Metode Periode Order Quantity (POQ)

S = Biaya pesan material

H = Biaya Simpan Material

D = Rata- rata kebutuhan

Lead Time 1 Bulan Pesan 502Rp

on Hand 0 Simpan 1Rp

EOQ 481

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

2444 1957 1491 1002 536 141 238 335 409 436 41 149 118 6852 8.602Rp

-1957 -1491 -1002 -536 -141 243 146 72 45 -41 332 363

481 481 481 481 481 481 2886

0 0 0 0 0 481 481 481 481 0 481 481 6 3.013Rp

Plate Rear SAPH 440 6 x 81 x 324 MM

Gross Requirement

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

POQ = √2.S

D.H

90

• Frame Chassis Hino Cat 3 FL 8 JTKA GGT

D = 2.606/12 periode = 217 pcs

POQ = √((2x125.715)/(217x314) = 2 kali

Tabel 4.27 Perhitungan Kebutuhan Material Frame Chassis Hino Cat 3 FL

8 JTKA GGT

(Sumber : Perhitungan)

Biaya Pesan = Rp 125.725 x 5 = Rp 1.101.072

Biaya Simpan = Rp 314 x 3.503 = Rp 628.576

• Side Member

D = 5.212/12 periode = 434 pcs

POQ = √((2x108.483)/(434x271) = 1 kali

Tabel 4.28 Perhitungan Kebutuhan Material Side Member

Biaya Pesan = Rp 108.483 x 9 = Rp 869.433

Biaya Simpan = Rp 271 x 3206 = Rp 976.350

Lead Time 1 Bulan Pesan 125.715Rp

on Hand 0 Simpan 314Rp

POQ 2

Lot Size 1 unit 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

Gross Requirement 244 233 245 233 198 192 192 204 227 198 186 256 2606

642 398 166 356 123 360 168 412 208 416 218 467 211 3503 1.101.072Rp

-398 -166 79 -123 75 -168 23 -208 19 -218 -32 -211 -1328

435 435 435 435 435 2175

0 0 435 0 435 0 435 0 435 0 435 0 0 5 628.576Rp

Frame Chassis Model FL 8 JTKA GGT

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

Lead Time 1 Bulan Pesan 108.483Rp

on Hand 0 Simpan 271Rp

POQ 1

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

1511 1024 558 69 38 78 129 180 208 189 229 291 214 3206 869.433Rp

-1024 -558 -69 397 357 306 255 227 246 206 144 221

435 435 435 435 435 435 435 435 435 3915

0 0 0 435 435 435 435 435 435 435 435 435 9 976.350Rp

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

On Hand

Side Member SAPH 5408 X 447 X 9542 MM

Gross Requirement

91

• Reinforcement

D = 5.212/12 periode = 434 pcs

POQ = √((2x9.734)/(434x24) = 3 kali

Tabel 4.29 Perhitungan Kebutuhan Material Reinforcement

(Sumber : Perhitungan)

Biaya Pesan = Rp 9.734 x 3 = Rp 29.201

Biaya Simpan = Rp 24 x 8.993 = Rp 218.828

• Inner Channel

D = 5.212/12 periode = 434 pcs

POQ = √((2x6.906)/(434x17) = 2 kali

Tabel 4.30 Perhitungan Kebutuhan Material Inner Channel

(Sumber : Perhitungan)

Biaya Pesan = Rp 6.906 x 2 = Rp 13.902

Biaya Simpan = Rp 17 x 11.711 = Rp 204.826

Lead Time 1 Bulan Pesan 9.734Rp

on Hand 0 Simpan 24Rp

POQ 3

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

1667 1180 714 225 1064 669 285 1206 799 345 1255 882 370 8993 218.828Rp

-1180 -714 -225 241 -669 -285 99 -799 -345 50 -882 -370

1305 1305 1305 3915

0 0 0 1305 0 0 1305 0 0 1305 0 0 3 29.201Rp

Reinforcement SANH 540 6 x 328 x 2000 MM

Gross Requirement

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

Lead Time 1 Bulan Pesan 6.996Rp

on Hand 0 Simpan 17Rp

POQ 4

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

1821 1334 868 379 1653 1258 874 490 1823 1369 974 601 89 11711 204.826Rp

-1334 -868 -379 87 -1258 -874 -490 -83 -1369 -974 -601 -89

1740 1740 3480

0 0 0 1740 0 0 0 1740 0 0 0 0 2 13.992Rp

Gross Requirement

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

Inner Channel SANH 540 3,2 x 420 x 2105 MM

92

• Plate Rear

D = 5.212/12 periode = 434 pcs

POQ = √((2x902)/(434x1) = 5 kali

Tabel 4.31 Perhitungan Kebutuhan Material Plate Rear

(Sumber : Perhitungan)

Biaya Pesan = Rp 502 x 2 = Rp 1.004

Biaya Simpan = Rp 1 x 14.357 = Rp 18.025

4.2.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Lot Sizing

Tabel 4.32 Perbandingan Hasil Perhitungan Lot Sizing

Lead Time 1 Bulan Pesan 502Rp

on Hand 0 Simpan 1Rp

POQ 5

Lot Size 2 pcs 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Biaya Total

487 466 489 466 396 384 384 407 454 395 372 513 5212

2444 1957 1491 1002 536 141 1927 1543 1136 682 287 2084 1572 14357 18.025Rp

-1957 -1491 -1002 -536 -141 243 -1543 -1136 -682 -287 86 -1572

2170 2170 4340

0 0 0 0 0 2170 0 0 0 0 2170 0 2 1.004Rp

Plate Rear SAPH 440 6 x 81 x 324 MM

Gross Requirement

On Hand

Net Requirement

Plant Order Receipt

Plant Order Release

LFL EOQ POQ LFL EOQ POQ LFL EOQ POQ

1 Frame Chassis Model FL 8 JTKA GGT 1.257.152Rp 628.576Rp 628.576Rp 177.266Rp 931.357Rp 1.101.072Rp 1.434.417Rp 1.559.933Rp 1.729.648Rp

2 Side Member SAPH 5408 X 447 X 9542 MM 976.350Rp 650.900Rp 976.350Rp 447.767Rp 512.523Rp 869.433Rp 1.424.116Rp 1.163.422Rp 1.845.782Rp

3 Reinforcement SANH 540 6 x 328 x 2000 MM 107.069Rp 68.135Rp 29.201Rp 51.563Rp 138.819Rp 218.828Rp 158.632Rp 206.953Rp 248.028Rp

4 Inner Channel SANH 540 3,2 x 420 x 2105 MM 62.965Rp 48.973Rp 13.992Rp 45.143Rp 118.388Rp 204.826Rp 108.108Rp 167.361Rp 218.818Rp

5 Plate Rear SAPH 440 6 x 81 x 324 MM 3.515Rp 3.013Rp 1.004Rp 6.437Rp 8.602Rp 18.025Rp 9.952Rp 11.616Rp 19.029Rp

2.407.050Rp 1.399.596Rp 1.649.123Rp 728.175Rp 1.709.689Rp 2.412.184Rp 3.135.225Rp 3.109.285Rp 4.061.306Rp

Total BiayaNo.

Total

Biaya Pesan Biaya SimpanNama Barang Spesifikasi

93

BAB V

ANALISA HASIL

Pada Bab IV telah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data untuk

perhitungan dalam pembuatan perencanaan kebutuhan material berdasarkan

metode MRP (Material Requirement Planning). Berdasarkan hasil dari

perhitungan tersebut, digunakan sebagai landasan untuk melakukan analisa

terhadap permasalahan yang ada agar mendapatkan keputusan yang tepat.

5.1. Analisa Peramalan Permintaan

Berdasarkan pada data yang diambil dari plot data kebutuhan material FL8

JTKA GGT selama dua tahun, yaitu mulai bulan Januari 2015 - Desember 2016,

maka metode peramalan yang dipakai yaitu :

a. Metode Konstan

b. Metode Trend Linier

c. Metode Eksponensial Smoothing (α = 0.05 sampai α = 0.5)

94

Dari pengolahan data dengan metode peramalan tersebut didapatkan bahwa

peramalan dengan Metode Eksponensial Smoothing (α = 0.5) adalah metode

peramalan yang paling akurat untuk diterapkan dalam melakukan peramalan

kebutuhan material FL8 JTKA GGT pada tahun yang akan datang (Tabel 4.13).

Hal ini dikarenakan metode peramalan tersebut memilki nilai error yang lebih

kecil dibandingkan dengan dua metode peramalan yang lainnya.

5.2. Analisa Verifikasi Hasil Peramalan

Dari peta Moving Range pada Grafik 4.15., terlihat bahwa nilai kesalahan

yang terjadi tidak melewati Batas Kendali Atas (UCL) dan Batas Kendali Bawah

(LCL). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem yang ada masih dalam

batas kendali dan tidak mempengaruhi permintaan.

5.3. Analisa Hasil Peramalan Permintaan

Dari metode peramalan yang terpilih yaitu Metode Eksponensial Smoothing

(α = 0.5), kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan perhitungan

peramalan permintaan material FL8 JTKA GGT di tahun 2017.

Hasil dari peramalan permintaan diatas digunakan untuk pembuatan data

Jadwal Induk Produksi. Adapun data Jadwal Induk Produksi yang didapatkan dari

hasil perhitungan peramalan yang telah dilakukan sebelumnya dengan

pembulatan keatas pada tiap-tiap jumlah kebutuhannya dapat dilihat pada tabel

4.16.

95

5.4. Analisa Perencanaan Kebutuhan Material dengan Metode MRP

Dari hasil perhitungan dengan metode MRP pada bab sebelumnya

didapatkan rencana kebutuhan material FL8 JTKA GGT di tahun 2017 sebagai

berikut :

Tabel 5.1. Hasil Rencana Kebutuhan Material FL8 JTKA GGT dengan Metode

MRP

5.5 Analisa Metode Pemesanan Yang Paling Optimal Berdasarkan Metode

MRP

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa bahwa jadwal

pemesanan material setiap metode lot size berbeda-beda quantity, stock, dan besar

nya harga pembelian yang dikeluarkannya. Untuk keterangan biaya pesan dan

simpan material untuk masing-masing metode dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 Frame Chassis Model FL 8 JTKA GGT 79 233 198 192 192 204 227 198 186 256 1964

2 Side Member SAPH 5408 X 447 X 9542 MM 397 396 384 384 407 454 395 372 513 3701

3 Reinforcement SANH 540 6 x 328 x 2000 MM 241 396 384 384 407 454 395 372 513 3545

4 Inner Channel SANH 540 3,2 x 420 x 2105 MM 87 396 384 384 407 454 395 372 513 3391

5 Plate Rear SAPH 440 6 x 81 x 324 MM 243 384 407 454 395 372 513 2768

1 Frame Chassis Model FL 8 JTKA GGT 79 93 59 73 40 344

2 Side Member SAPH 5408 X 447 X 9542 MM 397 203 382 200 654 460 244 756 3297

3 Reinforcement SANH 540 6 x 328 x 2000 MM 241 90 312 173 81 897

4 Inner Channel SANH 540 3,2 x 420 x 2105 MM 87 124 67 278

5 Plate Rear SAPH 440 6 x 81 x 324 MM 243 146 72 45 332 363 1202

1 Frame Chassis Model FL 8 JTKA GGT 79 93 59 73 40 344

2 Side Member SAPH 5408 X 447 X 9542 MM 397 203 382 200 654 460 244 756 3297

3 Reinforcement SANH 540 6 x 328 x 2000 MM 241 90 312 173 81 897

4 Inner Channel SANH 540 3,2 x 420 x 2105 MM 87 124 67 278

5 Plate Rear SAPH 440 6 x 81 x 324 MM 243 146 72 45 332 363 1202

Total

Lot For Lot (LFL)

Economic Order Quantity (EOQ)

Period Order Quantity (POQ)

No. Nama Barang SpesifikasiQty Persediaan (Th.2017)

Tabel 5.2. Perbandingan Biaya Total Persediaan Masing-masing Metode

LFL EOQ POQ LFL EOQ POQ LFL EOQ POQ

1 Frame Chassis Model FL 8 JTKA GGT 1.257.152Rp 628.576Rp 628.576Rp 177.266Rp 931.357Rp 1.101.072Rp 1.434.417Rp 1.559.933Rp 1.729.648Rp

2 Side Member SAPH 5408 X 447 X 9542 MM 976.350Rp 650.900Rp 976.350Rp 447.767Rp 512.523Rp 869.433Rp 1.424.116Rp 1.163.422Rp 1.845.782Rp

3 Reinforcement SANH 540 6 x 328 x 2000 MM 107.069Rp 68.135Rp 29.201Rp 51.563Rp 138.819Rp 218.828Rp 158.632Rp 206.953Rp 248.028Rp

4 Inner Channel SANH 540 3,2 x 420 x 2105 MM 62.965Rp 48.973Rp 13.992Rp 45.143Rp 118.388Rp 204.826Rp 108.108Rp 167.361Rp 218.818Rp

5 Plate Rear SAPH 440 6 x 81 x 324 MM 3.515Rp 3.013Rp 1.004Rp 6.437Rp 8.602Rp 18.025Rp 9.952Rp 11.616Rp 19.029Rp

2.407.050Rp 1.399.596Rp 1.649.123Rp 728.175Rp 1.709.689Rp 2.412.184Rp 3.135.225Rp 3.109.285Rp 4.061.306Rp

Total BiayaNo.

Total

Biaya Pesan Biaya SimpanNama Barang Spesifikasi

97

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini terdapat kesimpulan yang menggambarkan proses secara

keseluruhan mengenai hasil penelitian yang diperoleh. Berdasarkan kesimpulan

yang diperoleh dari hasil penelitian akan diberikan beberapa saran yang berkaitan

dengan penerapan MRP dengan metode persediaan yang ditelah di hitung pada

bab sebelumnya.

6.1 Kesimpulan

Perencanaan kebutuhan material Frame Chassis Hino Cat 3 FL 8 JTKA GGT

dihitung dengan metode yang paling ideal yaitu metode Economic Order Quantity

(EOQ) karena metode Economic Order Quantity memiliki biaya pesan dan

simpan material dengan rasio paling murah dengan stock material paling ideal jika

dibandingkan dengan 2 metode lainnya dalam metode persediaan material yaitu

Lot For Lot dan Period Order Quantity. Adapun perbandingan biaya simpan dan

pesan materialnya adalah :

1. Metode FOQ memerlukan total biaya pesan dan simpan sebesar

Rp3.135.225,-

98

2. Metode EOQ memerlukan total biaya pesan dan simpan sebesar

Rp3.109.285,-

3. Metode POQ memerlukan total biaya pesan dan simpan sebesar

Rp4.061.306,-

Gambar 6.1 Grafik Persentase Perbandingan

6.2 Saran

1. Pilih Lot Sizing terbaik pada metode MRP untuk perencanaan pengendalian

material yang sesuai dengan kondisi stock dan kebijakan perusahaan yang

berkaitan dengan pengadaan material.

2. Melihat hasil yang dicapai setelah menerapkan metode MRP dalam

perencanaan pengendalian material, diharapkan perusahaan dapat memakai

dan mengembangkan metode ini sehingga dapat mengurangi biaya yang

berhubungan dengan pengadaan material.

30,42%

30,17%

39,41% LFL

EOQ

POQ

99

3. Diperlukan konsistensi dari pihak - pihak terkait seperti man power

warehouse, material planning maupun supplier dalam menjalankan sistem

dengan metode yang telah ditetapkan.

4. Dibuatkan kontrol stock material di area warehouse sehingga stock

keseluruhan material dapat dilihat dan dikontrol bersama secara visual.

5. Dibuatkan standar kerja atau Work Instruction (WI) untuk terus meng

update stock material dan mutasinya.

6. Komunikasikan kondisi stock material melalui breafing sebelum ataupun

setelah jam kerja ataupun saat pergantian shift kerja.

x

DAFTAR PUSTAKA

Astuti. 2012. Penerapan Material Requirement Planning (MRP) dalam

Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Bayu Sakti Sukoharjo.

Tidak diterbitkan. Fakultas Teknologi Industri. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Dinesh E., dan Arun A.P.. 2014. Material Requirement Planning of Automobile

Service Plant, International Journal of Innovative in Research in Science,

Engineering and Technology, 3(3), 2-5.

Gaspersz, Vincent. 2009. Production Planning and Inventory Control,

berdasarkan pendekatan sistem terintegrasi MRP II dan JIT Menuju

Manufacturing 21. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gonzalez, Jose L.. 2010. Analysis of an EOQ and Reorder Point Inventory

Control Model for Company XYZ. Tidak diterbitkan. Faculty of Industrial

Engineering. California Polytechnic State University.

Gosrani, Vineet. 2017. MRP using DOQ and EOQ, Lot Sizing Techniques,

International Journal of Innovative in Research in Science, Engineering and

Technology, 6(3), 4110-4117.

Khan, Sharfuddin A.. 2012. Implementation of Inventory Management System in a

Furniture Company, International Journal of Engineering and Technology,

2(8), 1457-1474.

Kholil, M., dan Miftah Gufron N. Ihsan. 2016 Analisa Peramalan Permintaan

Produk Pipa PVC AW1/2” SC 4M pada PT. WDJ. Jurnal Teknik Industri.

Vol. 1 No.2. Hal. 65-72.

xii

Nasution, A. H., dan Prasetyawan. 2008. Perencanaan Dan Pengendalian

Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Oira, Ibrahim Maina. 2017. Effects of Stock Management Strategies on

Supermarkets Performance; a Case of Nakumatt Supermarket,

International Journal Of Business & Management, 5(9), 139-158.

Prasetyo, Deny. 2007. Analisis Perencanaan Kebutuhan Material Dengan Metode

Material Requirement Planning (MRP) Dalam Usaha Minimasi Biaya

Persediaan Pada Perusahaan Karoseri Bak Truk Sumrabah Magelang.

Tidak diterbitkan. Fakultas Teknologi Industri. Universitas Negeri

Semarang.

Priyanto, Eko. 2015. Fisibilitas Penggunaan Metode Econmic Order Quantity

(EOQ) untuk mencapai efisisen persediaan BBM pada PT.kereta api

(persero) DAOP IV Semarang. Fakultas Teknologi Industri. Universitas

Negeri Semarang.

Syukron, A., dan M. Kholil. 2014. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

LAMPIRAN 1

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan

PT Gemala Kempa Daya didirikan di Jakarta pada 7 Oktober 1980

yang berkedudukan di jalan Pegangsaan Dua Blok A 1 Km 1,6 Kelapa Gading

Jakarta Utara dan merupakan salah satu dari anak perusahaan Astra Otoparts,

dengan area seluas 45.353 m2 yang mempekerjakan sekitar 1.200 karyawan yang

ditempatkan diberbagai departemen. PT Gemala Kempa Daya sebagai perusahaan

otomotif under body component memproduksi frame Chassis dan press parts

sebagai produk utamanya dan memiliki tekad menjadi produsen frame chassis dan

press parts dengan daya saing terbaik di wilayah global.

PT Gemala Kempa Daya selalu berkomitmen untuk selalu melakukan

perbaikan berkesinambungan terhadap semua sumber daya dan menerapkan TQC

(QCC, QCP, CL dan SS) sebagai manajemen tempat kerja dalam rangka

mengedepankan kepuasan pelanggan serta pencegahan terhadap polusi,

kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kriminalitas pada setiap aktivitas

bisnis yang menjadi tanggung jawab perusahaan dengan cara :

1. Memenuhi peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang terkait

dengan lingkungan dan K 3 yang berdampak kepada karyawan dan

masyarakat.

2. Memberikan kepada pelanggan produk berkualitas dan pelayanan tepat

waktu yang mempunyai nilai terbaik dengan menggunakan metode efisien

dan komunikasi efektif.

3. Mengembangkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan

seluruh stakeholder ( pemerintah, pemasok, pelanggan, masyarakat

sekitar, karyawan dan pemegang saham ).

4. Menjamin hubungan indutrial yang dinamis untuk mencapai

keseimbangan di area kerja.

PT Gemala Kempa Daya memiliki visi dan misi serta tata nilai karyawan yaitu,

Visi : Menjadi pembuat komponen otomotif under body yang mampu

bersaing di ASEAN

Misi : Membuat komponen otomotif under body yang handal

Tata nilai karyawan

1. Terpercaya dan handal

2. Fokus pada pelanggan

3. Memiliki semangat keprimaan

4. Mengutamakan kerjasama

Sebagai perusahaan otomotif yang bertaraf internasional yang ingin

menjawab tantangan pasar, PT Gemala Kempa Daya melengkapi sarana

produksinya dengan berbagai mesin seperti press machine 2.000 T and 4.000 T,

Roll Forming Machine, Plasma Laser Machine, Robot Welding dan berbagai

mesin lainnya yang dapat menghasilkan produk terbaik demi menjamin kepuasan

pelanggan. PT Gemala Kempa Daya berusaha lebih memuaskan pelanggan

dengan meningkatkan kompetensi dalam bidang perancangan, pengembangan dan

perwatan dies serta kemampuan produksi. Sebagai sebuah perusahaan bertaraf

internasional PT Gemala Kempa Daya telah membuktikan diri dengan

mendapatkan sertifikat ISO 14001, OHSAS 18001, dan ISO/TS 16949. Berikut

beberapa Customers dari PT Gemala Kempa Daya :

1. PT Kramayudha Tiga Berlian Motors – Mitsubishi

2. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia – Toyota

3. PT Astra Nissan Diesel Indonesia – Nissan UD

4. PT Hino Manufacturing Indonesia - Hino

5. PT Inti Pantja Press Industri - Isuzu

6. PT Inti Ganda Perdana

7. PT Akebono Brake Astra Indonesia

2.1 Proses Produksi

Proses produksi PT Gemala Kempa Daya dimulai dari pemesanan

material oleh Purchasing Departement berdasarkan data Material Requarment

Planning atau kebutuhan material untuk produksi yang dibuat oleh team material

planning di PPIC Departement, dimana material yang dipesan berbentuk coil

yang diorder dari supplier lokal dan impor dari beberapa supplier luar negeri

(jepang dll). Coil dikirim dari supplier ke cutting center sebagai vendor yang

kemudian dipotong menjadi lembaran-lembaran dengan dimensi atau ukuran yang

disesuaikan dengan kebutuhan produksi baik frame chassis ataupun press parts

lainnya. Material yang sudah dipotong di cutting center kemudian dikirim ke

warehaouse PT Gemala Kempa Daya dalam bentuk lembaran dengan dimensi

yang berbeda-beda atau biasa dikenal dengan steel blank. Proses produksi di PT

Gemala Kempa Daya untuk material frame chassis mulai dari steel blank sampai

dengan finish good atau produk jadi melalui beberapa tahap proses produksi

sebagai berikut :

1. Proses plasma cutting, yaitu proses pembentukan profil pada material steel

blank dengan memanfaatkan panas api sehingga menghasilkan bentuk

yang sesuai.

2. Proses forming, yaitu proses penekukan material steel blank dengan mesin

press 4000 ton sehingga menjadi profil “U” atau lebih dikenal dengan

pembentukan web side rail.

3. Proses drilling, yaitu proses pembuatan lubang pada area permukaan side

rail atau pada permukaan web.

4. Proses assembling, yaitu proses penyatuan side rail dengan

menggabungkan komponen-komponen lainnya sehingga menjadi frame

chassis.

5. Prosess painting, yaitu proses pengecatan frame chassis dari assembling

process.

6. Proses ovening, yaitu sistem pengeringan cat dengan menggunakan panas

ruangan pada suhu tertentu.

7. Proses PDC, yaitu proses pengecekan terakhir finish good product

sebelum didelivery ke customers

8. Proses delivery finish good, yaitu proses pengiriman hasil produk PT

Gemala Kempa Daya ke customers baik lokal maupun ekspor.

Waktu kerja

Shift Hari Jam kerja Break Istirahat

Shift 1

Senin - Kamis 07.30 – 16.15

10.00 – 10.10

14.30 – 14.20

11.45 – 12.30

Jum’at 07.30 – 16.30 10.00 – 10.10

14.30 – 14.20

11.45 – 12.45

Shift 2 Senin - Jumat 16.15 – 24.00 18.00 – 18.15 20.00 – 20.30

Shift 3 Senin - Jumat 24.00 – 07.30 05.00 – 05.15 03.00 – 03.30

2.2 Struktur Organisasi

Sebagaimana umumnya sebuah perusahaan PT Gemala Kempa Daya

pun memiliki struktur organisasi yang mengidentifikasikan posisi, tugas dan

tanggung jawab dari komponen organisasi tersebut pada setiap pekerjaan dan

permasalahan di ruang lingkupnya. Struktur organisasi yang baik sangat

menentukan kelancaran jalan dan berkembangnya sebuah perusahaan. Kerjasama

antara komponen -komponen dalam organisasi yang saling bersinergi satu dengan

yang lainnya menjadikan perusahaan mampu menjalankan proses bisnisnya

dengan baik. Dalam setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang berbeda-

beda sesuai dengan proses operasi perusahaan tersebut.

Struktur organisasi di PT Gemala Kempa Daya merupakan struktur

organisasi fungsional dengan fungsi dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Dalam struktur organisasi PT Gemala Kempa Daya, kedudukan tertinggi dipegang

oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pemilik saham terbesar pada

perusahaan yaitu General Manager. Tugas Genaral Manager sendiri yaitu

mengawasi secara keseluruhan aktivitas bisnis, dan semua proses jalan dan

berkembangnya perusahaan. Ada 6 divisi pada struktur organisasi PT Gemala

Kempa Daya yang dipimpin langsung oleh seorang direktur dan saling berkaitan

satu sama lainnya. Divisi-divisi tersebut yaitu : General Affairs (GA) & Human

Resourcess (HRD) Manager, Engineering Manager, Plant Manager, Purchasing

Manager, Information and Technology (IT) and Finance & Accounting Manager,

dan Marketing Manager. Masing-masing divisi diatas terbagi atas beberapa

departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda tetapi

mempunyai tujuan yang saling berkaitan.

a. General Affairs (GA) & Human Human Resourcess (HRD) Manager,

memiliki tugas umum seperti mencatat daftar kehadiran, mengurus

permasalahan yang berkaitan dengan pekerja dan staff yang ada, pengadaan

semua keperluan administrasi, mencatat pengeluaran barang yang berkaitan

dengan administrasi, menginfentarisasi milik-milik perusahaan serta

mengurus perekrutan tenaga kerja. Departemen yang ada antara lain :

• General Affairs dengan sub departemen Utility, Transportasi, dan

building Maintenance

• Human Resourcess Departement

b. Engineering Manager, memiliki tugas umum yaitu bertanggung jawab

terhadap proyek-proyek baru yang berkaitan dengan masa depan

perusahaan, seperti menyiapkan desain-desain produk baru, perbaikan

sistem produksi dengan menggunakan teknologi terbaru, perancangan area

dan proses produksi, serta perencanaan biaya dan perhitungan harga suatu

proyek baru dari customers yang menawarkan order produk baru yang

berkaitan dengan produksi perusahaan. Departemen yang ada antara lain :

• Proses Engineering

• Product Engineering

c. Plant Manager, secara umum memiliki bertanggung jawab memeriksa dan

melakukan pengawasan seluruh kegiatan dilapangan, melakukan koordinasi

pada semua lini terkait tentang kelancaran proses produksi yang dimulai

dari perencanaan sampai dengan aktualisasinya, perencanaan terhadap

semua kebutuhan material, proses produksi sampai dengan pengiriman

barang kepada cutomers, koordinasi semua kelengkapan pendukung

produksi, perawatan alat dan penjaminan mutu produk yang telah

dihasilkan. Departemen yang ada yaitu :

• Production Departement

• Quality Control Departement

• Production Planning Inventory Control Departement

• Quality Assurance Departement

• Maintenance Departement

d. Purchasing Manager, memiliki tugas umum yaitu menerima order dari

bagian produksi atau proyek, pembelian bahan baku produksi, membuat

purchase order ke supplier, memeriksa pengadaan produk atau barang yang

telah diorder, mencari supplier baru serta koordinasi penawaran harga

barang dan jasa.

e. Information and Technology (IT) and Finance & Accounting Manager,

secara umum memiliki tugas membuat dan menyediakan informasi

teknologi dan aplikasi pendukung semua kegiatan perusahaan, penyediaan

uang tunai untuk operasional perusahaan, mengatur jadwal pembayaran

hutang-hutang perusahaan, memeriksa pembukuan keuangan perusahaan,

pengawasan pada semua pembiayaan dalam akitvitas perusahaan,

memberikan laporan keuangan pada General Manager, membuat tanda

terima kelengkapan faktur, mengusahakan pengadaan dana dari pihak extern

dan intern serta mencatat penerimaan dan pengeluaran keuangan

perusahaan. Departemen yang ada yaitu :

• IT Depatement

• Finance & Accounting Departement

f. Marketing Manager, secara umum memiliki tugas yaitu, memperkenalkan

product dan memasarkannya, meyakinkan customers tentang keunggulan

product perusahaan serta mencari proyek-proyek dan customers baru.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PPIC Dept PT Gemala Kempa Daya

( Sumber : Company profile PT. GKD)

Vendor Development

Section

P P I C Dept. Head

Warehouse SectionMaterial Planning

Section

Production Planning

SectionDelivery Section

2.3 Tata Letak Perusahaan

Gambar 2.3 General Lay Out PT Gemala Kempa Daya

( Sumber : Company profile PT. GKD)

PT Gemala Kempa Daya memiliki luas tanah 45.353 m² dan luas

bangunan 25.130 m² yang terdiri dari line-line produksi dan fasilitas pendukung

kegiatan lainnya yang berkaitan dengan produksi ataupun non produksi. Line-line

produksi tersebut terdiri dari plasma cutting, line press material, area

straightening, line assembling, line drilling, line painting, storage material,

warehouse, line pengecekan material dan lainnya. Adapun bangunan pendukung

kegiatan non produksi PT Gemala Kempa Daya dilengkapi dengan tempat

istirahat, kantin, loker karyawan, masjid, sarana olahraga dan sebagainya. Semua

tata letak fasilitas di PT Gemala Kempa Daya baik fasilitas produksi maupun non

produksi didesain seefisien dan seefektif mungkin dengan tujuan mengoptimalkan

produktivas kerja dan menjamin kenyamanan seluruh karyawan. Disamping

fasilitas diatas, PT Gemala Kempa Daya selalu berusaha mengoptimalkan adanya

lahan terbuka hijau dengan taman dan tumbuhan didalamnya. Hal ini

membuktikan kepedulian yang sangat tinggi PT Gemala Kempa Daya pada

gerakan go green dan pencegahan global warming.

LAMPIRAN 2

CONTOH SCHEDULE ORDER CUSTOMERS

Lam

pira

n 4

SCH

ED

ULE

DE

LIVE

RY

SID

ER

AIL

MA

Y' 1

2 H

MM

I PR

OD

UCT

ION

PT. H

INO

MO

TO

RS

MA

NU

FACT

UR

ING

IND

ON

ESI

A

Issu

e da

te

Prod

ucti

on M

onth

Fore

cast

bas

ed o

n

spec

3031

12

34

56

78

910

1112

1314

1516

1718

1920

2122

2324

2526

2728

2930

31TO

TAL

Nop

-13

####

###

###

####

###

###

1FG

8JK

KA

-GG

J8x

408x

7822

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2FG

8JK

KA

-GG

JP8x

408x

9427

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6

3FG

8JJK

B-G

GJ

8x40

8x73

32

-

6

6

6

-

-

-

6

6

6

6

-

-

-

-

6

6

-

-

-

3

9

6

6

6

-

-

-

4

2

-

9

0

78

54

7

8

60

6

6

4FG

8JJK

B-G

GJT

8x40

8x73

32

-

-

6

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6

-

-

6

-

-

-

7

5

1

1

1

42

36

3

6

36

3

0

36

5FG

8JK

KB

-GG

J8x

408x

7822

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

18

1

8

12

6

12

6FG

8JK

KB

-GG

JL8x

408x

8367

6

-

-

1

-

-

5

-

-

4

2

-

-

-

-

3

6

3

-

-

-

2

4

-

4

-

-

8

-

-

6

5

4

48

36

3

0

30

3

0

7FG

8JK

MB

-GG

J8x

408x

7822

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8FG

8JK

MB

-GG

JP8x

408x

9427

-

-

-

-

-

-

-

-

6

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6

-

-

-

-

6

9FG

8JK

KB

-GG

JP8x

408x

9427

8

5

7

3

-

-

1

1

12

7

6

9

-

-

-

-

3

6

11

-

-

1

6

4

2

6

-

-

-

-

6

-

113

144

1

32

156

1

20

156

10FG

8JM

LB-N

GJ

8x40

8x84

92

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11FG

8JSM

B-G

GJ

8x41

8x10

312

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12FG

8JSM

B-G

GJ2

8x41

8x10

312

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

13FL

8JN

KA

-GG

J8x

447x

8292

6

-

-

6

-

-

-

6

-

-

6

-

-

-

-

-

-

2

-

-

8

2

-

5

1

-

-

-

-

1

0

2

5

4

48

24

1

8

6

3

0

14FL

8JN

KA

-GG

JW8x

447x

1108

7

7

1

3

10

1

0

-

-

11

9

12

9

7

-

-

-

-

1

4

8

1

0

-

-

12

1

2

6

1

1

7

-

-

6

18

1

1

1

2

04

2

40

138

1

50

132

1

74

15FL

8JTL

A-M

GJ

8x44

7x95

42

-

6

-

6

-

-

-

6

-

6

-

-

-

-

-

-

6

-

-

-

-

-

6

-

-

-

-

6

-

-

-

4

2

36

54

5

4

42

5

4

16FL

8JTL

A-M

GJW

8x44

7x11

087

6

-

6

-

-

-

6

-

-

-

6

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4

8

36

54

102

72

7

8

84

17FM

8JN

KD

-MG

J8x

447x

8292

2

4

20

1

7

24

-

-

2

3

30

1

8

18

2

1

-

-

-

-

25

1

7

24

-

-

2

1

24

1

6

20

2

6

-

-

16

2

4

18

2

4 4

50

3

90

324

4

32

396

4

38

18FM

8JN

KD

-MG

J48x

447x

8292

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

19FM

8JN

MD

-MG

J8x

447x

8292

3

3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6

6

1

2

12

1

2

18

20FM

8JN

MD

-MG

JW8x

447x

1108

7

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3

3

-

6

-

6

-

6

-

21FM

8JN

KD

-MG

JW8x

447x

1108

7

1

6

5

1

-

-

-

6

5

1

6

-

-

-

-

3

9

2

-

-

6

4

1

2

6

-

-

-

12

-

-

-

85

72

5

4

42

3

6

42

22FM

8JK

KM

-MG

J8x

447x

7142

9

10

1

2

12

-

-

1

2

12

1

3

14

3

-

-

-

-

6

6

6

-

-

3

20

7

6

6

-

-

10

7

1

6

181

120

1

26

132

1

14

126

23FM

2PK

KA

-ZG

J9x

445x

6522

-

3

6

6

-

-

5

8

6

5

6

-

-

-

-

6

6

6

-

-

3

11

3

9

3

-

-

7

3

11

1

114

66

48

5

4

42

4

2

24FM

2PN

KD

-ZG

J9x

445x

8292

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6

6

-

25FM

2PN

KD

-ZG

J29x

445x

8292

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

26FM

2PN

KD

-ZG

J49x

445x

8292

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

27SG

8JD

KA

-SG

J7,

5x41

8x52

22

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

28SG

8JD

KA

-LG

J7,

5x41

8x52

22

12

9

6

8

-

-

7

9

6

3

4

-

-

-

-

8

6

9

-

-

6

6

6

6

6

-

-

7

5

3

-

132

204

1

74

108

1

20

114

29SG

8JD

MA

-LG

J7,

5x41

8x52

22

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3

3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6

-

-

6

6

6

30A

K8J

RK

A-F

CJ

6x34

4x10

925

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

31R

K8J

SKA

-NH

J8x

434/

436x

1138

5

2

1

-

-

-

-

4

2

-

2

4

-

-

-

-

-

1

5

-

-

-

4

2

-

1

-

-

3

2

-

-

33

-

-

-

-

-

32R

K8J

SKA

-MH

J8x

434/

436x

1138

5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

33FB

2WG

LZ-E

N4,

5x29

2x69

10

-

2

3

1

-

-

-

2

3

1

1

-

-

-

-

4

1

-

-

-

3

3

1

3

2

-

-

-

1

4

1

36

-

-

-

-

-

34FG

8JK

KA

-GG

JP8x

408x

9427

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

35

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

36FL

8JN

MA

-GG

JW8x

447x

1108

7

-

-

-

-

-

-

-

4

2

6

-

-

-

-

-

6

6

6

-

-

6

9

5

4

10

-

-

2

6

-

-

7

2

18

6

1

2

6

1

2

37

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

38FG

8JSK

B-G

GJ

8X41

8X10

312

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

24

1

8

24

1

8

24

39FM

8JK

KA

-MG

J8X

447X

6522

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6

-

-

-

6

-

-

-

6

-

-

18

-

2

4

30

3

6

36

40FM

2PLK

D-Z

GJ

9x44

5x73

17

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6

-

-

-

-

-

-

-

-

6

-

-

-

-

6

41FM

2PK

MA

-ZG

J9x

445x

6522

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

42FM

2PN

KD

-ZG

J29x

445x

8292

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

43FG

JS

215

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Tota

l-

-

84

84

84

84

-

-

84

112

84

84

84

-

-

-

-

84

84

84

-

-

84

11

2

84

84

84

-

-

84

84

84

50

1.78

6

1602

1386

1464

1302

1518

NoM

OD

EL

OKT 2

013 (

DAILY

).REV

.1

PREP

ARED

TAUF IK

CHEC

KED

AGUS

TINU

APPR

OVED

JUAN

DA. UCO

NFIR

ME

D

LAMPIRAN 3

CONTOH PRODUK FRAME CHASSIS PT GKD

LAMPIRAN 4

Mesin dan Line Produksi PT Gemala Kempa Daya

Press Machine 4.000 T

Assembling Line

Small Press Line

LAMPIRAN 5

OPC Aliran Proses Material FL 8 JTKA GGT

Nama Komponen : Raw Material Frame Chassis Hino Cat.3 FL 8 JTKA GGT

Uraian Proses : Aliran Proses Raw Material

Departemen : PPIC

Perusahaan : PT Gemala Kempa Daya

Dicatat Oleh : Tohir

Delivery Material Ke PT GKD

Storage After Cutting

Storage Material PT GKD

Plasma Cutting

Press 4000 t

Painting

PDC

Packaging

Storage FG

Delivery Customer

Proses Waktu

Operasi 5 3

Pemeriksaan 1 1

Storage 3 5

Delivery 2 1

Total 11 10

PETA ALIRAN PROSES

Kegiatan

Ringkasan

cutting material