TANAMAN PERKEBUNAN

9
IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan salah satu komoditas pertanian Indonesia. Kakao, kopi, teh, kelapa, kelapa sawit, dan karet. Semuanya merupakan sumber devisa negara. Wilayah Indonesia yang memiliki tanah subur dan kaya akan mineral sangat menunjang dalam proses pembudidayaan tanaman-tanaman perkebunan ini. Oleh karena itu, melalui mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi, akan dipelajari proses budidaya tanaman perkebunan ini. Praktikum Dasgron kali ini diselenggarakan di Kebun Percobaan Cikabayan Atas atau Cikatas, sebagai sarana dalam pengenalan jenis tanaman perkebunan sebagai pelengkap dan pendukung dalam pemahaman teori yang diberikan pada perkuliahan. 1.2 Tujuan Mengidentifikasi berbagai jenis tanaman perkebunan yang terdapat di Kebun Percobaan Cikabayan Atas. BAB II. ISI 2.1 Daftar Tanaman Perkebunan

Transcript of TANAMAN PERKEBUNAN

IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman perkebunan merupakan salah satu komoditas pertanian

Indonesia. Kakao, kopi, teh, kelapa, kelapa sawit, dan karet.

Semuanya merupakan sumber devisa negara. Wilayah Indonesia yang

memiliki tanah subur dan kaya akan mineral sangat menunjang dalam

proses pembudidayaan tanaman-tanaman perkebunan ini. Oleh karena

itu, melalui mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi, akan dipelajari

proses budidaya tanaman perkebunan ini.

Praktikum Dasgron kali ini diselenggarakan di Kebun Percobaan

Cikabayan Atas atau Cikatas, sebagai sarana dalam pengenalan

jenis tanaman perkebunan sebagai pelengkap dan pendukung dalam

pemahaman teori yang diberikan pada perkuliahan.

1.2 Tujuan

Mengidentifikasi berbagai jenis tanaman perkebunan yang

terdapat di Kebun Percobaan Cikabayan Atas.

BAB II.

ISI

2.1 Daftar Tanaman Perkebunan

a. Kopi (Coffea sp.)

Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM di

Afrika. Selanjutnya, kopi mulai berkembang di Arab dan barulah

pada tahun 1600-an biji kopi keluar dari Mekah lalu tumbuh di

berbagai daerah di luar Arab, seperti di Eropa, Amerika, dan

seluruh dunia. Terdapat dua jenis kopi, yaitu tipe Arabica

(dataran tinggi) dan tipe Robusta (dataran rendah) yang terdapat

di Kebun Percobaan Cikabayan.

Gambar 1. Kopi yang sudah masak

Kopi sudah dapat dipanen saat berumur dua tahun, jarak tanam

3 m x 3 m, dan terdapat tunas air di sebelah batang bawah yang

harus dipangkas. Buah kopi muda berwarna hijau, lalu menguning,

dan masak berwarna merah. Hasilnya adalah biji kopi, diolah

menjadi bahan minuman dan makanan.

Gambar 2. Kopi yang masih mentah

Di Kebun Percobaan Cikabayan Atas, buji kopi yang di

hasilkan belum diolah menjadi produk kopi maupun makanan. Kopi

yang di tanam di Kebun Percobaan Cikabayan Atas masih terbatas

hanya untuk praktikum.

b. Kakao (Theobroma cacao)

Berasal dari Amerika Selatan, dari biji tumbuhan ini

dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Kakao

merupakan tumbuhan tahunan (perennial), di alam bebas

ketinggiannya dapat mencapai 10 m, namun dalam pembudidayaan

tingginya tidak lebih dari 5 m dan memiliki tajuk menyamping

meluas untuk memperbanyak cabang produktif. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah proses panen dan memperbanyak hasil panen.

Gambar 3. Buah kakao

Terdapat dua tipe kakao yang ada di Kebun Percobaan

Cikabayan Atas, yaitu tipe Forestero var UAH (Upper Amazon Hibrid)

dan tipe Criollo. Jenis buah ketika belum masak atau masih muda

berwarna hijau atau merah, lalu dapat dipanen setelah warna buah

berubah menjadi kuning atau orange. Kakao membutuhkan naungan dan

jarak tanamnya adalah 3 m x 3 m. Hasil yang diambil adalah

bijinya, yang dapat dijadikan bahan makanan, minuman, dan

kosmetik.

Gambar 4. Buah kakao yang tidak tumbuh dengan baik

Kakao yang di tanam di Kebun Percobaan Cikabayan Atas juga

belum di produksi untuk menghasilkan produk, namun masih hanya

untuk percobaan praktikum.

c. Teh (Camelia sinensis)

Tinggi pohon teh tidak boleh lebih dari 65 cm. Tedapat 2

jenis pucuk daun teh, yaitu pucuk burung (pucuk yang tidak

berkembang) dan pucuk peko (pucuk yang berkembang). Terdapat 3

jenis teh, yaitu teh hitam, teh hijau, dan teh olong. Jarak tanam

teh adalah 1,2 m x 0,7 m. Pohon produktif selama 50–70 tahun,

namun setelah itu hasil produksinya menurun, yang berarti pohon

telah saatnya diganti oleh yang baru.

Gambar 5. Teh

Pemanenan teh membutuhkan tenaga kerja intensif dan prosedur

yang digunakan memerlukan keahlian khusus. Pemetik teh belajar

mengenali dengan tepat pucuk daun mana yang harus dipetik. Hal

ini penting untuk memastikan kelunakan daun yang dipetik agar

menghasilkan teh yang terbaik. Dalam memanen pucuk teh ada

sebutan peko tiga dan peko empat. Maksud dari peko tiga dan peko

empat adalah pucuk dipetik hingga daun ke tiga (disebut peko

tiga) atau daun ke empat (disebut peko empat)

Teh yang di tanam di Kebun Percobaan Cikabaya pun hanya

untuk praktikum, tidak untuk di produksi untuk menghasilkan

produk. Hanya saja tidak sedikit mahasiswa yang merawatnya serta

memanen untuk di konsumsi sendiri.

d. Kelapa (Cocos nucifera)

Termasuk salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan

atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos.

Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya sehingga

dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat

pesisir. Jarak tanam

kelapa adalah 8 m x 8 m atau 9 m x 9 m dengan membentuk segitiga

sama sisi.

Gambar 6. Kelapa

Terdapat 3 jenis kelapa, yaitu:

Kelapa dalam; menghasilkan setelah 7-8 tahun, pohon tinggi,

buah berjumlah sedikit, memiliki bole (gumpalan di batang dekat

akar).

Kelapa genjah; menghasilkan setelah 4-5 tahun, pohonnya

rendah, jumlah buah banyak, ukuran buah kecil, kandungan

minyak rendah.

Kelapa hibrida; cepat berbuah, pohonnya pendek, buahnya

banyak, ukuran buah besar, kadar minyak banyak.

Bagian kelapa dari luar ke dalam adalah sabut, ini merupakan

bagian luar dan bagian yang cukup tebal dari kelapa. Bagian ini

biasa digunakan untuk media tanam dan bahan untuk membakar. Lalu

ada batok kelapa, bagian yang cukup keras, biasa juga digunakan

untuk bahan membakar, dan tidak sedikit yang meggunakannya untuk

kesenian. Lalu ada daging buah, daging buah adalah bagian yang

digemari oleh manusia karena rasanya yang lezat untuk di konsumsi

langsung maupun dijadikan santan. Bagian terakhir dari kelapa

adalah ruang di dalam kelapa yang berisi air, ini juga digemari

manusia untuk di konsumsi.

e. Kelapa Sawit (Elaeis guineensi)

Mulai menghasilkan buah setelah berumur lebih dari 3 tahun,

kelapa sawit yang dibudidayakan di KP Cikabayan adalah varietas

Dura, Pisivera, dan Tenera. Hal ini dikarenakan Dura memiliki

cangkang tebal namun berdaging tipis, sedangkan Pasivera

kebalikannya. Tenera (persilangan) adalah keseimbangan dari

keduanya, dengan cangkang dan daging berasio seimbang. Pada

persilangan ini, yang menjadi jantan adalah varietas Pisivera

sedangkan betinanya adalah varietas Dura. Jarak tanam kelapa

sawit adalah 8 m x 8 m atau 9 m x 9 m dengan bentuk segtiga sama

sisi.

f. Karet (Havea brasiliensis)

Awalnya hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun

akhirnya karet berhasil dikembangkan di Asia Tenggara hingga

saat ini. Hasil utama pohon karet adalah lateks. Pohon karet

yang sudah siap disadap jika telah tercium bau asam semut.

Penyadapan adalah mengiris kulit batang dari kiri atas ke kanan

bawah dengan sudut 30°-40° dan pada ketinggian 45 cm. Waktu

penyadapan pagi, hasil diambil siang. Bisa dilakukan sehari,

dua hari, hingga tiga hari sekali. Utamanya, penyadapan

dilakukan tiga hari sekali, agar memberi peluang tanaman karet

berproduksi. Terdapat dua macam sadapan, yakni sadapan perawan

dan sadapan mati.

Gambar 7. Lateks

2.2 Kesimpulan

Tanaman Perkebunan merupakan tanaman tahunan atau tanaman

perennial. Perawatannya tergolong sederhana, hanya pemupukan dan

pemangkasan cabang yang tidak berguna. Hasil tanaman perkebunan

memiliki nilai jual yang cukup tinggi, karenanya termasuk

komoditas cukup penting bagi negara kita.