IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman perkebunan merupakan salah satu komoditas pertanian
Indonesia. Kakao, kopi, teh, kelapa, kelapa sawit, dan karet.
Semuanya merupakan sumber devisa negara. Wilayah Indonesia yang
memiliki tanah subur dan kaya akan mineral sangat menunjang dalam
proses pembudidayaan tanaman-tanaman perkebunan ini. Oleh karena
itu, melalui mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi, akan dipelajari
proses budidaya tanaman perkebunan ini.
Praktikum Dasgron kali ini diselenggarakan di Kebun Percobaan
Cikabayan Atas atau Cikatas, sebagai sarana dalam pengenalan
jenis tanaman perkebunan sebagai pelengkap dan pendukung dalam
pemahaman teori yang diberikan pada perkuliahan.
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi berbagai jenis tanaman perkebunan yang
terdapat di Kebun Percobaan Cikabayan Atas.
BAB II.
ISI
2.1 Daftar Tanaman Perkebunan
a. Kopi (Coffea sp.)
Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM di
Afrika. Selanjutnya, kopi mulai berkembang di Arab dan barulah
pada tahun 1600-an biji kopi keluar dari Mekah lalu tumbuh di
berbagai daerah di luar Arab, seperti di Eropa, Amerika, dan
seluruh dunia. Terdapat dua jenis kopi, yaitu tipe Arabica
(dataran tinggi) dan tipe Robusta (dataran rendah) yang terdapat
di Kebun Percobaan Cikabayan.
Gambar 1. Kopi yang sudah masak
Kopi sudah dapat dipanen saat berumur dua tahun, jarak tanam
3 m x 3 m, dan terdapat tunas air di sebelah batang bawah yang
harus dipangkas. Buah kopi muda berwarna hijau, lalu menguning,
dan masak berwarna merah. Hasilnya adalah biji kopi, diolah
menjadi bahan minuman dan makanan.
Gambar 2. Kopi yang masih mentah
Di Kebun Percobaan Cikabayan Atas, buji kopi yang di
hasilkan belum diolah menjadi produk kopi maupun makanan. Kopi
yang di tanam di Kebun Percobaan Cikabayan Atas masih terbatas
hanya untuk praktikum.
b. Kakao (Theobroma cacao)
Berasal dari Amerika Selatan, dari biji tumbuhan ini
dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Kakao
merupakan tumbuhan tahunan (perennial), di alam bebas
ketinggiannya dapat mencapai 10 m, namun dalam pembudidayaan
tingginya tidak lebih dari 5 m dan memiliki tajuk menyamping
meluas untuk memperbanyak cabang produktif. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah proses panen dan memperbanyak hasil panen.
Gambar 3. Buah kakao
Terdapat dua tipe kakao yang ada di Kebun Percobaan
Cikabayan Atas, yaitu tipe Forestero var UAH (Upper Amazon Hibrid)
dan tipe Criollo. Jenis buah ketika belum masak atau masih muda
berwarna hijau atau merah, lalu dapat dipanen setelah warna buah
berubah menjadi kuning atau orange. Kakao membutuhkan naungan dan
jarak tanamnya adalah 3 m x 3 m. Hasil yang diambil adalah
bijinya, yang dapat dijadikan bahan makanan, minuman, dan
kosmetik.
Gambar 4. Buah kakao yang tidak tumbuh dengan baik
Kakao yang di tanam di Kebun Percobaan Cikabayan Atas juga
belum di produksi untuk menghasilkan produk, namun masih hanya
untuk percobaan praktikum.
c. Teh (Camelia sinensis)
Tinggi pohon teh tidak boleh lebih dari 65 cm. Tedapat 2
jenis pucuk daun teh, yaitu pucuk burung (pucuk yang tidak
berkembang) dan pucuk peko (pucuk yang berkembang). Terdapat 3
jenis teh, yaitu teh hitam, teh hijau, dan teh olong. Jarak tanam
teh adalah 1,2 m x 0,7 m. Pohon produktif selama 50–70 tahun,
namun setelah itu hasil produksinya menurun, yang berarti pohon
telah saatnya diganti oleh yang baru.
Gambar 5. Teh
Pemanenan teh membutuhkan tenaga kerja intensif dan prosedur
yang digunakan memerlukan keahlian khusus. Pemetik teh belajar
mengenali dengan tepat pucuk daun mana yang harus dipetik. Hal
ini penting untuk memastikan kelunakan daun yang dipetik agar
menghasilkan teh yang terbaik. Dalam memanen pucuk teh ada
sebutan peko tiga dan peko empat. Maksud dari peko tiga dan peko
empat adalah pucuk dipetik hingga daun ke tiga (disebut peko
tiga) atau daun ke empat (disebut peko empat)
Teh yang di tanam di Kebun Percobaan Cikabaya pun hanya
untuk praktikum, tidak untuk di produksi untuk menghasilkan
produk. Hanya saja tidak sedikit mahasiswa yang merawatnya serta
memanen untuk di konsumsi sendiri.
d. Kelapa (Cocos nucifera)
Termasuk salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan
atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos.
Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya sehingga
dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat
pesisir. Jarak tanam
kelapa adalah 8 m x 8 m atau 9 m x 9 m dengan membentuk segitiga
sama sisi.
Gambar 6. Kelapa
Terdapat 3 jenis kelapa, yaitu:
Kelapa dalam; menghasilkan setelah 7-8 tahun, pohon tinggi,
buah berjumlah sedikit, memiliki bole (gumpalan di batang dekat
akar).
Kelapa genjah; menghasilkan setelah 4-5 tahun, pohonnya
rendah, jumlah buah banyak, ukuran buah kecil, kandungan
minyak rendah.
Kelapa hibrida; cepat berbuah, pohonnya pendek, buahnya
banyak, ukuran buah besar, kadar minyak banyak.
Bagian kelapa dari luar ke dalam adalah sabut, ini merupakan
bagian luar dan bagian yang cukup tebal dari kelapa. Bagian ini
biasa digunakan untuk media tanam dan bahan untuk membakar. Lalu
ada batok kelapa, bagian yang cukup keras, biasa juga digunakan
untuk bahan membakar, dan tidak sedikit yang meggunakannya untuk
kesenian. Lalu ada daging buah, daging buah adalah bagian yang
digemari oleh manusia karena rasanya yang lezat untuk di konsumsi
langsung maupun dijadikan santan. Bagian terakhir dari kelapa
adalah ruang di dalam kelapa yang berisi air, ini juga digemari
manusia untuk di konsumsi.
e. Kelapa Sawit (Elaeis guineensi)
Mulai menghasilkan buah setelah berumur lebih dari 3 tahun,
kelapa sawit yang dibudidayakan di KP Cikabayan adalah varietas
Dura, Pisivera, dan Tenera. Hal ini dikarenakan Dura memiliki
cangkang tebal namun berdaging tipis, sedangkan Pasivera
kebalikannya. Tenera (persilangan) adalah keseimbangan dari
keduanya, dengan cangkang dan daging berasio seimbang. Pada
persilangan ini, yang menjadi jantan adalah varietas Pisivera
sedangkan betinanya adalah varietas Dura. Jarak tanam kelapa
sawit adalah 8 m x 8 m atau 9 m x 9 m dengan bentuk segtiga sama
sisi.
f. Karet (Havea brasiliensis)
Awalnya hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun
akhirnya karet berhasil dikembangkan di Asia Tenggara hingga
saat ini. Hasil utama pohon karet adalah lateks. Pohon karet
yang sudah siap disadap jika telah tercium bau asam semut.
Penyadapan adalah mengiris kulit batang dari kiri atas ke kanan
bawah dengan sudut 30°-40° dan pada ketinggian 45 cm. Waktu
penyadapan pagi, hasil diambil siang. Bisa dilakukan sehari,
dua hari, hingga tiga hari sekali. Utamanya, penyadapan
dilakukan tiga hari sekali, agar memberi peluang tanaman karet
berproduksi. Terdapat dua macam sadapan, yakni sadapan perawan
dan sadapan mati.
Gambar 7. Lateks
2.2 Kesimpulan
Tanaman Perkebunan merupakan tanaman tahunan atau tanaman
perennial. Perawatannya tergolong sederhana, hanya pemupukan dan
pemangkasan cabang yang tidak berguna. Hasil tanaman perkebunan
memiliki nilai jual yang cukup tinggi, karenanya termasuk
komoditas cukup penting bagi negara kita.
Top Related