RESPON TANAMAN JATI (Tectona grandis) DENGAN ...

43
SKRIPSI RESPON TANAMAN JATI (Tectona grandis) DENGAN PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO Oleh: AULIA RAHMAN HASIBUAN 11482104491 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2020

Transcript of RESPON TANAMAN JATI (Tectona grandis) DENGAN ...

SKRIPSI

RESPON TANAMAN JATI (Tectona grandis) DENGAN

PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

Oleh:

AULIA RAHMAN HASIBUAN

11482104491

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2020

SKRIPSI

RESPON TANAMAN JATI (Tectona grandis) DENGAN

PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

Oleh:

AULIA RAHMAN HASIBUAN

11482104491

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2020

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Respon Tanaman Jati (Tectona grandis) dengan Pemberian

BAP dan NAA secara In Vitro

Nama : Aulia Rahman Hasibuan

NIM : 11482104491

Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui,

Setelah diuji pada tanggal 04 Agustus 2020

Mengetahui,

Ketua

Program Studi Agroteknologi

Dr. Syukria Ikhsan Zam

NIP. 19810107 200901 1 008

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rosmaina, S.P., M.Si. Penti Suryani, S.P., M.Si.

NIP. 19790712 200504 2 002 NIK. 130 208 071

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji ujian

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian dan Peternakan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

dan dinyatakan lulus pada tanggal 04 Agustus 2020

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1.

Dr. Irwan Taslapratama, M. Sc.

KETUA

1.

2.

Dr. Rosmaina, S.P., M. Si.

SEKRETARIS

2.

3.

Penti Suryani, S.P., M. Si.

ANGGOTA

3.

4.

Rita Elfianis, S.P., M. Sc.

ANGGOTA

4.

5.

Ir. Mokhamad Irfan, M. Sc

ANGGOTA

5.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis ilmiah ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik apapun (sarjana, tesis, disertasi dan

sebagainya), baik di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan dari pihak pembimbing dan hak publikasi

karya tulis ini pada penulis, pembimbing I dan pembimbing II.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang

dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang

berlaku di perguruan tinggi dan negara Republik Indonesia.

Pekanbaru, Desember 2020

Yang membuat pernyataan,

Aulia Rahman Hasibuan

NIM. 11482104491

KATA PERSEMBAHAN

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah

yang maha mulia

Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman

13)

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat

(QS : Al-Mujadilah 11)

Ya Allah,

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku

sejuta pengalaman bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,

Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai

Di penghujung awal perjuanganku

Segala Puji bagi Mu ya Allah,

Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku

merintih, menadahkan doa dalam syukur yang tiada

terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah

karya kecil ini untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, yang

tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa,

dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang

tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap

rintangan yang ada didepanku Ayah, Ibu terimalah bukti kecil

ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua

pengorbananmu dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas

mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam

lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya. Maafkan

anakmu Ayah, Ibu, masih saja ananda menyusahkanmu.

Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga

terbenam seraya tanganku menadah ya Allah ya Rahman ya

Rahim terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua

malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku mendidikku

membimbingku dengan baik ya Allah berikanlah balasan

setimpal surga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka

nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan

dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna,

hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai, mengalir tanpa tujuan. Teruslah

belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya.

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat

kupersembahkan kepada kalian semua, Terimakasih beribu

terimakasih kuucapkan.

Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku,

kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata

maaf tercurah.

Skripsi ini kupersembahkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, Puji dan syukur atas kehadirat Allah Subbhanahu Wa’taala yang

telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Respon Tanaman Jati (Tectona grandis) dengan Pemberian

BAP dan NAA secara In Vitro” Sebagai salah satu tugas akhir untuk memperoleh

gelar sarjana. Atas penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak yang telah membantu berupa doa, tenaga dan pikiran atas tersusunnya

skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtua ku tercinta Ayahanda Jamil Sakti Hasibuan dan Ibunda

Farida Rambe yang telah memberikan kasih sayang, dukungan moril dan

materil serta senantiasa memberikan semangat yang tiada hentinya.

2. Bapak Edi Erwan, S.Pt., M.Sc, Ph.D. selaku dekan Fakultas Pertanian dan

Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Bapak Dr. Irwan Taslapratama, M.Sc. selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Triani

Adelina, S.Pt., M.P. Selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. Arsyadi Ali, S.Pt.,

M.Agr.,Sc. selaku Wakil Dekan III Fakultas Pertanian dan Peternakan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau..

4. Bapak Dr. Syukria Ikhsan Zam selaku ketua Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negri Sultan Syarif

Kasim Riau.

5. Ibu Dr. Rosmaina, S.P., M.Si. dan Ibu Penti Suryani, S.P., M.Si. selaku dosen

pembimbing yang selalu sabar dalam membimbing penulis yang telah banyak

memberi arahan, masukan, nasihat serta motivasi, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

6. Ibu Rita Elfianis, S.P., M.Si. dan Bapak Ir. Mokhamad Irfan, M.Sc. selaku

dosen penguji, terimakasih atas kritik dan saran yang sangat membantu dalam

penyelesaian skripsi.

7. Ibu Robbana Saragih, S.Pd., M.P. yang telah menjadi pembimbing 1 skripsi

saya mulai Tahun 2018-2019 dan telah banyak mensupport juga membantu

penyelesaian skripsi.

8. Bapak Zulfahmi S.Hut. M.Si. selaku dosen pembimbing akademik saya mulai

tahun 2014-2019 yang telah banyak memberikan semangat, dukungan dan

masukan selama menjadi dosen penasehat akademik

9. Ibu Siti Zulaiha, M. Si. selaku dosen pembimbing akademik saya mulai tahun

2019-2020 yang banyak memberi masukan dan saran dalam menyelesaikan

tugas akhir.

10. Kepala Laboratorium Reproduksi Pemuliaan Ibu Dr. Hidayati, S.Pt., M.P.

yang telah memfasilitasi sarana dan prasarana selama penelitian

11. Seluruh Dosen, Karyawan dan civitas akademika Fakultas Pertanian dan

Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah

membantu penulis dalam mengikuti aktivitas perkuliahan.

12. Kepada Ibu Yurni, Kak Eri dan Kak Niar selaku CS yang telah banyak

membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

13. Kepada para teman-teman, senior dan junior seperjuangan di penelitian

Kultur jaringan Kabun Salim Rambe S.P., Ratih Purwasih S.P., Nadia

Rasyidah Pratama, Yana Sri Wahyuni, Kiki Herianto S.P., Okti Pratama S.P.,

Rezza Yulia Syamsi, Ririn Afriana S.P., Devi Nurfadila, Riri, Dwi Wulan dan

Ira Sundari S.P.

14. Sahabat-sahabatku di kelas C Agroteknologi 2014 Ali Yasir Siregar, Reski

Saputra, Zamharika Bimantara Tarigan, Putra Purnama, Aby Kurniawan S.P.,

Andika Saputra S.P., Dwiki Arnanda, Safaruddin S.P., Idris Abdu Revan,

Agus Saputra Tanjung, Hamsah S.P., Vanny Kurnia Budiman S.P., Anna

Putri Yusella S.P.

15. Senior Agroteknologi Parhajopan Pane, S.P., Arif Maulana Syuhada S.P.,

Ganding Sitepu S.P., Sevani Oktavia S.P., Armansyah, Darel Adli S.P.,

Ediardo S.P., M. Hamzah S.P, Gusrinaldi S.P, Nuhidayati S.P, Noohziah S.P,

Achsan Fadli, Ali Navia Hasibuan, Heri, Usman Siregar S.P., Annisa

Ramadhani Fianirai S.P., Maharani Tirtha Sari, Dwi Retno.

16. Junior Agroteknologi Dzulfadli Hasibuan, Anjas Arika, Amelia Manurung,

Rada Guspita, Insanul Rahman, Yena Indira, Rocky Sambora, Riki, Ilham,

Putut Ujang, Tubagus Fajri, M. Yandra, Angga, Bobby, Noni Widia, Endah,

Dinda Andani, Ika Rantika, Nadiatul Husna, Sigit Budiarto, Aditya, Demi,

Rafiq, Amar, Gilang, Jefri, Dina, Dini, Ranti.

17. Saudaraku di Paradongan Ibrahim Siregar S.T., Rahmad Yani Siregar S.Pt.,

Yonix Eka Setya Primananda S.Pt.

18. Keluarga besar HMI Komisariat SUPER Uin Suska Riau dan HMI Cabang

Pekanbaru, Tomi Pradana, Tri Fera, Fandi Ahmad, Ofika, Karina Kadir,

Winda, Yudi Utama Tarigan, Muhammad Nurdin.

19. Sahabatku di tempat PKL Kebun Raya Bogor Dedi Mulyadi S.P., Deni Fajri

Azandi S.P., Fatimah Az-Zuharoh S.P., Siti Nurjannah S.P.

20. Untuk teman teman KKN Kelurahan Harapan Tani, Indragiri Hilir, Esa,

Fatur, Ismail, Fadli, Dien, Rani, Maya, Puja, Endang, Lisa, Ummi, .

Akhir kata, semoga Allah Subbhanahu Wa’taala senantiasa melimpahkan

kasih sayangnya kepada kita semua, dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat

bagi agama, bangsa dan negara. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

RIWAYAT HIDUP

Aulia Rahman Hasibuan dilahirkan pada Tanggal 25

Desember 1996 di Jakarta Selatan, Provinsi D.K.I Jakarta.

Lahir dari pasangan Bapak Jamil Sakti Hasibuan dan Ibu

Farida Rambe. Tahun 2001 masuk Taman Kanak-kanak

Raudhlatul Uluum dan tamat pada tahun 2002. Tahun yang

sama melanjutkan pendidikan ke Madrasah Ibtidahiyyah

Raudhlatul Uluum Aek Nabara dan tamat pada tahun 2008.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke MTs Al-Ittihad Aek Nabara dan

tamat pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah

Atas Swasta Aek Nabara dan tamat pada tahun 2014.

Melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri diterima

menjadi Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan

Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penulis aktif

sebagai aktivis Organisasi, tahun 2015 diberikan amanah menjadi anggota

Himpunan Mahasiswa Agroteknologi bidang Minat dan Bakat. Tahun 2016

Penulis diberikan amanah menjadi Ketua Komisi I Bidang Legislasi Organisasi

Badan Legislatif Fakultas Pertanian dan Peternakan, kemudian Penulis

diamanahkan menjadi Sekretaris BPMW Wilayah 1 Sumatera ISMPI Periode

2016-2018. Tahun 2017 Penulis diamanahkan menjadi Wakil Sekretaris Umum

Bidang Pengembangan Profesi Himpunan Mahasiswa Islam HMI Komisariat

Syariah, Ushuluddin, Fapertapet dan tahun yang sama. Tahun 2020 Penulis

diamanahkan menjadi Kepala Bidang Partisipasi Pengembangan Daerah

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pekanbaru.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kebun Raya Bogor pada bulan Juli sampai Agustus

2016. Bulan Juli sampai dengan September 2017 melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Kelurahan Harapan Tani, Kabupaten Indragiri Hilir. Penulis

melaksanakan penelitian mulai bulan Juni sampai Agustus 2019 di Laboratorium

Reproduksi Pemuliaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subbhanahu Wa’taala yang telah memberikan

kesehatan dan keselamatan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi

dengan judul “Respon Tanaman Jati (Tectona grandis) dengan Pemberian

BAP dan NAA secara In Vitro”. Ini dapat diselesaikan.

Penulis mengucapkan Terima Kasih kepada Ibu Dr. Rosmaina S.P., M.Si

sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Penti Suryani, S.P., M.Si. sebagai dosen

pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi

sampai selesainya Skripsi ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah banyak

membantu penulis di dalam penyelesaian Skripsi ini, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga mendapatkan

balasan dari Allah Subbhanahu Wa’taala untuk kemajuan kita semua dalam

menghadapi masa depan nanti.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan proposal ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua baik

untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.

Pekanbaru, Desember 2020

Penulis

ii

RESPON TANAMAN JATI (Tectona grandis) DENGAN

PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

Aulia Rahman Hasibuan (11482104491)

Di bawah bimbingan Rosmaina dan Penti Suryani

INTISARI

Jati (Tectona grandis) merupakan salah satu jenis tanaman yang sudah banyak

dikembangkan oleh masyarakat luas dalam bentuk hutan tanaman industi maupun

hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi BAP dan NAA

terhadap induksi dan pertumbuhan kalus Jati pada media MS secara in vitro.

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Pemuliaan Fakultas

Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

pada bulan Juni sampai Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan

Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama

adalah konsentrasi BAP yaitu 0 ppm (kontrol), 0.5 ppm, 1.0 ppm, 1.5 ppm, faktor

kedua adalah NAA dengan empat konsentrasi yaitu 0 ppm (kontrol), 1.0 ppm, 2.0

ppm, 3.0 ppm. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 10 kali, sehingga

terdapat 160 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 0.5 ppm

BAP + 2 ppm NAA menghasilkan waktu muncul kalus tercepat (14.20 hari

setelah kultur).

Kata kunci : BAP, in vitro, Jati, Kalus, NAA

iii

THE RESPONSE OF TEAK (Tectona grandis)

BY BAP AND NAA IN VITRO

Aulia Rahman Hasibuan (11482104491)

Supervised by Rosmaina and Penti Suryani

ABSTRACT

Teak (Tectona grandis) is a type of plant that has been widely developed by the

wider community in the form of industrial plantations and community forests. This

study aims to determine the interaction between BAP and NAA on the induction

and growth of teak callus on MS media in vitro. This research was conducted at

the Breeding Reproduction Laboratory of the Faculty of Agriculture and Animal

Husbandry, State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau, from June to

August 2019. This study used a Factorial Completely Randomized Design (CRD)

which consisted of two factors. The first factor is the concentration of BAP,

namely 0 ppm (control), 0.5 ppm, 1.0 ppm, 1.5 ppm, the second factor is NAA with

four concentrations, namely 0 ppm (control), 1.0 ppm, 2.0 ppm, 3.0 ppm. Each

treatment was repeated 10 times, so that there were 160 experimental units. The

results showed that 0.5 ppm BAP + 2 ppm NAA resulted in the fastest callus

appearance time (14.20 days after culture).

Keywords: BAP, in vitro, Teak, callus, NAA

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

INTISARI ................................................................................................ ii

ABSTRACT ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 2

1.3. Manfaat Penelitian ............................................................................. 2

1.4. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

2.1. Tanaman Jati ..................................................................................... 4

2.2. Teknik Kultur Jaringan Tanaman ..................................................... 5

2.3. Kalus ................................................................................................ 5

2.4. Zat Pengatur Tumbuh ....................................................................... 6

2.5. Media Tanam .................................................................................... 8

III. MATERI DAN METODE ...................................................................... 10

3.1. Tempat dan Waktu ............................................................................. 10

3.2. Bahan dan Alat .................................................................................. 10

3.3. Metode Penelitian .............................................................................. 10

3.4. Prosedur Pelaksanaan......................................................................... 11

3.5. Analisis Data ...................................................................................... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 14

4.1. Waktu Muncul Kalus ......................................................................... 14

4.2. Waktu Muncul Akar .......................................................................... 15

4.3. Waktu Muncul Tunas ......................................................................... 17

4.4. Jumlah Tunas ..................................................................................... 19

4.5. Jumlah Daun ...................................................................................... 20

V. PENUTUP ................................................................................... ……… 22

4.1. Kesimpulan ........................................................................................ 22

4.2. Saran ............................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... ……… 23

v

LAMPIRAN ................................................................................... ……… 26

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Komponen Media Penyusun Media MS ................................................... 9

3.1. Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap ................................................... 13

4.1. Rata-Rata Waktu Muncul Kalus Tanaman Jati ........................................ 14

4.2. Rata-Rata Waktu Muncul Akar Tanaman Jati ......................................... 16

4.3. Rata-Rata Waktu Muncul Tunas Tanaman Jati ....................................... 17

4.4. Rata-Rata Jumlah Tunas Tanaman Jati ................................................... 19

4.5. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Jati ..................................................... 21

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Tanaman Jati ............................................................................................. 4

4.1. Pertumbuhan Kalus ................................................................................... 15

4.2. Pertumbuhan Akar .................................................................................... 17

4.3. Muncul Tunas ........................................................................................... 18

4.4. Jumlah Tunas ............................................................................................ 20

4.5. Jumlah Daun ............................................................................................. 21

viii

DAFTAR SINGKATAN

2,4-D 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid

BAP Benzylaminopurin

BUMN Badan Usaha Milik Negara

cm Centi meter

Ha Hektar

IAA Indoleacetic Acid

IBA Indole-3-acetic Acid

LAFC Laminar Air Flow Cabinet

m Meter

mdpl Meter di atas Permukaan Laut

mg/L Milli gram Per Liter

mm Milli meter

MS Murashige and Skoog

NAA Napthaleneacetic Acid

pH Potential of Hydrogen

ppm Parts Per Milion

PT Perusahaan Tinggi

RAL Rancangan Acak Lengkap

SH Schenk dan Nitsch

WPM Woody Plant Medium

ZPT Zat Pengatur Tumbuh

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Analisis Sidik Ragam ......................................................................... 26

2. Tabel Perlakuan ............................................................................................ 28

3. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 29

4. Alur Penelitian ............................................................................................. 31

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Jati (Tectona grandis Linn.f.) merupakan salah satu jenis tanaman yang

sudah banyak dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat luas dalam bentuk

hutan tanaman maupun hutan rakyat. Hal ini dikarenakan hingga saat ini Jati

merupakan komoditas kayu mewah, berkualitas tinggi, harga jualnya mahal, dan

bernilai ekonomis tinggi. Namun produksi jati di Indonesia menurun 36% pada

tahun 2016. Kendala utama yang dihadapi yaitu proses pembibitan jati yang

memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman lainnya

(Perhutani, 2016). Jati sering kali ditanam dengan menggunakan biji, namun

memiliki beberapa kelemahan beberapa diantaranya seperti rentan penyakit dan

tingkat keberhasilan yang rendah. Solusi utama dari permasalahan tersebut adalah

teknik kultur jaringan atau in vitro (Prameswari dkk, 2019).

Kultur jaringan adalah satu metode perbanyakan tanaman yang banyak

digunakan dalam perbanyakan tanaman, menurut Fauzi (2010) bahwa

perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan memiliki banyak kelebihan

diantaranya adalah perbanyakan dapat dilakukan setiap saat tanpa tergantung

musim serta dapat menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak dalam waktu

singkat. Regenarasi atau organogenesis melalui teknik kultur dapat dialakukan

melalui regenerasi secara langsung maupun regenerasi secara tidak langsung.

Regenerasi secara langsung eksplan meristematic akan langsung membentuk

tunas adventif, sedangkan regerasi secara tidak langsung, eksplan akan tumbuh

membentuk kalus terlebih dahulu sebelum membentuk tunas (Rosmaina, 2010).

Proses yang terjadi dalam organogenesis meliputi respon sel somatik terhadap zat

pengatur tumbuh, diikuti dengan inisiasi dan perkembangan tunas baru dari sel

yang respon (Purnamaningsih, 2006; Zhang dan Lemaux, 2004).

Masa proses organogenesis adalah masa yang sangat sensistif dan peka

selama masa perkembangan, dimana asupan nutrisi yang dikonsumsi sangat

mempengaruhi perkembangan dari pertumbuhan. Beberapa faktor yang penting

diperhatikan dalam keberhasilan regerasi tanaman melalui teknik in vitro yaitu

media yang digunakan, jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh, dan sumber

2

eksplan yang digunakan. Keseimbangan konsentrasi. Auksin dan Sitokinin sangat

mempengaruhi perkembangan dan regerasai tanaman secara in vitro. Jelaskan

peran auksin dan Sitokinin dalam hal ini.

Beberapa laporan tentang kultur in vitro pada tanaman Jati diantaranya

dilaporkan oleh Prameswari dkk (2019) menunjukkan bahwa waktu muncul kalus

lebih cepat terjadi pada media MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh BAP

1 ppm + Kinetin 0,75 ppm yaitu 13 hari. Hasil penelitan Nugroho (2004)

melaporkan pertumbuhan kalus eksplan daun Jati pada berbagai konsentrasi BAP

dan NAA, kombinasi NAA 2 ppm dan BAP 3 ppm dapat memacu pertumbuhan

untuk induksi kalus eksplan daun. Lina dkk (2013) melaporkan bahwa BAP 1

ppm dan kinetin 1 ppm dengan menggunakan eksplan ujung apikal menghasilkan

kalus dan tunas.

Dari uraian diatas, maka penulis telah melakukan penelitian mengenai

Respon Tanaman Jati (Tectona grandis) dengan Pemberian BAP dan NAA

secara in vitro dengan harapan agar nantinya bisa mendapat konsentrasi yang

optimal untuk pertumbuhan tanaman Jati.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh konsentrasi BAP terbaik terhadap induksi kalus Jati

(Tectona grandis) pada media MS secara in vitro.

2. Mengetahui pengaruh konsentrasi NAA terbaik terhadap induksi kalus Jati

(Tectona grandis) pada media MS secara in vitro.

3. Melihat interaksi BAP dan NAA terhadap induksi kalus Jati (Tectona

grandis) pada media MS secara in vitro.

1.3. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan evaluasi dalam

induksi kalus tanaman Jati (Tectona grandis) secara in vitro.

3

1.4. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat konsentrasi BAP terbaik dalam menginduksi kalus tanaman Jati

(Tectona grandis).

2. Terdapat konsentrasi NAA terbaik dalam menginduksi kalus tanaman Jati

(Tectona grandis).

3. Terdapat interaksi antara BAP dan NAA dalam menginduksi kalus

tanaman Jati (Tectona grandis).

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Jati

Tanaman Jati adalah jenis tanaman pohon tropis dengan distribusi yang

luas di Asia Tenggara seperti Thailand, Laos, Burma, dan Indonesia. Di

Indonesia, pulau Jawa adalah sentra penanaman Jati. Tanaman Jati juga tumbuh

dengan baik di Bali dan Sumbawa. Potensi pemanfaaatan Jati sangat besar di

Indonesia (Kembaren dkk, 2013). Taksonomi Tanaman Jati (Tectona grandis)

meliputi Kingdom: Plantae (Tumbuhan), Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan

berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi:

Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua /

dikotil), Sub Kelas: Asteridae, Ordo: Lamiales, Famili: Lamiaceae, Genus:

Tectona dan Spesies: Tectona grandis L.f.

Gambar 2.1. Tanaman Jati

Secara morfologis, tanaman Jati memiliki tinggi yang dapat mencapai 30 -

45 m. Akar tanaman Jati mempunyai dua jenis akar, akar tunggang dan serabut.

Batang yang bebas cabang dapat mencapai antara 15 – 20 m bila dilakukan proses

pemangkasan. Pohon Jati yang tumbuh baik diameter batang dapat mencapai 220

cm. Kulit kayu Jati berwarna kecoklatan atau abu abu dan sifatnya mudah

terkelupas. Pangkal batang berakar papan pendek dan dapat bercabang. Daun Jati

berbentuk opposite (bentuk jantung membulat dengan ujung daun meruncing)

berukuran panjang 20 – 50 cm dan lebar 15-40 cm. Permukaan daunnya berbulu

dan berwarna hijau tua (Batara, 2005). Tanaman Jati merupakan jenis kayu yang

paling banyak diminati terutama untuk furnitur karena didukung oleh sifat yang

baik. Pasokan kayu tersebut semakin lama semakin berkurang dan kalaupun

tersedia harganya tergolong tinggi (Basri, 2013).

5

Secara alami pohon Jati dapat tumbuh pada lahan-lahan yang berada di

sekitaran pantai hingga daerah tinggi (1000 mdpl), beriklim kering maupun basah

(curah hujan 1250-3000 mm/th), intensitas cahaya 75-100% dan suhu berkisar 22

oC –31

oC. Ketinggian tempat tumbuh yang baik untuk tanaman Jati adalah antara

0 – 700 mdpl dan pada tanah berjenis regusol grumusol. Tetapi untuk

mendapatkan tegakan Jati yang menghasilkan kayu berkualitas tinggi, lahan yang

dipilih harus memiliki kandungan kapur dan lempung liat cukup tinggi, memiliki

perbedaan musim kemarau dan musim penghujan yang nyata. Penanaman pada

tanah yang kurang sesuai (sebagai contoh pada tanah podsolik) umumnya

menunjukkan pertumbuhan yang kurang baik, seperti bentuk batang yang tidak

lurus. Tanah tempat tumbuh Jati yang baik adalah tanah sarang, mengandung

Kalsium (Ca) dan Phosphor (P) yang cukup. Jati termasuk jenis tanaman

calciolus artinya adalah jenis tanaman yang memerlukan unsur kalsium dalam

jumlah relatif besar untuk tumbuh dan berkembang. Hasil analisis abu kandungan

Jati terdiri dari Calcium (CaCO3) 31,3%, Phosphorus (P) 29,7%, Silika (SiO2)

25% (Pudjiono, 2014).

2.2. Teknik Kultur Jaringan Tanaman

Sejarah perkembangan teknik kultur jaringan dimulai pada tahun 1938

ketika Schwan dan Schleiden mengemukakan teori totipotensi yang menyatakan

bahwa sel sel berifat otonom, dan pada prinsipnya mampu beregenerasi menjadi

tanaman lengkap. Teori yang dikemukakan merupakan dasar spekulasi Haberlandt

pada awal abad ke-20 yang menyatakan bahwa jaringan tanaman dapat diisolasi

dan dikultur hingga berkembang menjadi tanaman normal dengan melakukan

manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan nutrisinya. Totipotensi sel

merupakan fenomena dimana sel mampu beregenerasi menjadi tanaman lengkap

dengan melakukan manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan nutrisinya

(Zulkarnain, 2009).

2.3. Kalus

Kalus merupakan sel-sel yang belum terdiferensiasi, terbentuk di seluruh

permukaan irisan eksplan sehingga semakin luas permukaan irisan eksplan,

6

semakin cepat dan banyak kalus yang terbentuk (Lina dkk, 2013). Indikator

pertumbuhan eksplan secara in vitro dapat dilihat dari warna dan stuktur kalus

yang menggambarkan penampilan visual sehingga, dapat diketahui apakah suatu

kalus masih memiliki sel-sel yang aktif membelah atau telah mati. Jaringan kalus

yang dihasilkan dari suatu eksplan biasanya memunculkan warna yang berbeda-

beda. Kualitas kalus yang baik memiliki warna yang hijau dan remah (friable)

(Andrayani, 2010).

Tekstur kalus yang remah dianggap baik karena memudahkan dalam

pemisahan menjadi sel-sel tunggal pada kultur suspensi, di samping itu akan

meningkatkan aerasi oksigen antar sel. Dalam teknik kultur jaringan ada salah

satu teknik perbanyak dengan cara menginduksi kalus untuk melakukan

perbanyakan. Kalus merupakan kumpulan sel yang tidak teratur dan tidak

berbentuk, terjadi karena pembelahan sel yang sangat aktif. Pada tanaman utuh

kalus dapat terbentuk akibat pelukaan atau adanya stres. Di dalam kultur jaringan,

kalus diinisiasi dengan meletakkan bagian yang terkecil dari tanaman utuh

(eksplan) di bawah kondisi aseptik. Dengan adanya ransangan dari ZPT endogen

atau eksogen, metabolisme sel yang tidak aktif menjadi aktif. Sel-sel penyusun

kalus adalah sel-sel parenkim yang mempunyai ikatan renggang dengan sel-sel

lain (Putri, 2008).

2.4. Zat Pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh adalah zat tumbuh buatan yang sangat

mempengaruhi pertumbuhan planlet dan biasanya ditambahkan ke dalam media

kultur (Suhartati, 2009). Ada dua golongan ZPT penting yaitu sitokinin dan

auksin. ZPT ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel,

jaringan, dan atau kultur organ. Perimbangan konsentrasi dan interaksi antara ZPT

yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen akan

menentukan arah perkembangan suatu kultur (Karjadi, 2007). BAP termasuk

dalam golongan sitokinin yang berperan dalam pertumbuhan kalus dan tunas

sedangkan NAA adalah senyawa kimia yang termasuk dalam golongan auksin

berperan dalam pertumbuhan akar. ZPT auksin dan sitokinin tidak bekerja sendiri-

sendiri, tetapi kedua ZPT tersebut bekerja secara berinteraksi dalam mengarahkan

7

pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Wareing dan Phillips (1970)

mengemukakan bahwa sitokinin merangsang pembelahan sel tanaman dan

berinteraksi dengan auksin dalam menentukan arah diferensiasi sel. Apabila

perbandingan konsentrasi sitokinin lebih besar dari auksin, maka pertumbuhan

kalus, tunas dan daun akan terstimulasi. Sebaliknya apabila sitokinin lebih rendah

dari auksin, maka mengakibatkan menstimulasi pada pertumbuhan akar. Apabila

perbandingan sitokinin dan auksin berimbang, maka pertumbuhan tunas, daun,

dan akar akan berimbang pula (Karjadi, 2007).

Dilihat dari segi fisiologi, auksin berpengaruh terhadap pengembangan sel

phototropisme, geotropisme, dominasi apikal, pertumbuhan akar pertumbuhan

batang, parthenocarpy, pertumbuhan buah dan absisi (Rosmaina, 2011). Auksin

yang banyak digunakan pada kultur in vitro adalah indole-3 acetic acid (IAA), α-

naphthalenacetic acid (α-NAA), dan 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D). IAA

merupakan auksin yang disintesis secara alamiah di dalam tubuh tanaman, namun

senyawa ini mudah mengalami degradasi akibat pengaruh cahaya dan oksidasi

enzimatik sehingga biasanya diberikan pada konsentrasi yang relatif tinggi (1-30

mgL-1

). Sementara itu, auksin sintetik tidak mengalami oksidasi sehingga auksin

sintetik diberikan konsentrasi yang lebih rendah (0,1-2,0 mgL-1

) pada medium

kultur (Zulkarnain, 2009).

Sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat meningkatkan

pembelahan sel pada jaringn tanaman serta mengatur pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Zulkarnain, 2009). ZPT golongan sitokinin seperti

kinetin, BAP atau BA berfungsi dalam pembelahan sel (Andrayani, 2010).

Rosmaina (2011) menambahkan peran sitokinin bagi tanaman adalah

memacu pembelahan sel dan pembentukan organ, menunda penuaan,

meningkatkan aktivitas wadah penampug hara, memacu perkembangan kuncup

samping tumbuhan dikotil, dan memacu perkembangan kloropas dan sintesis

klorofil. Auksin dan sitokinin sering diberikan secara bersamaan pada media

kultur. Kombinasi zat pengatur tumbuh tersebut dapat digunakan untuk

perbanyakan sel dan regenerasi (Yuwono, 2006).

8

2.5. Media Tanam

Keberhasilan dalam penggunaan metode kultur jaringan, sangat

bergantung pada media yang digunakan. Media kultur jaringan tanaman tidak

hanya menyediakan unsur-unsur hara makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat

yang pada umumnya berupa gula untuk menggantikan karbon yang biasanya

didapat dari atmosphere melalui fotosintesis. Hasil yang lebih baik akan dapat kita

jangkau/proleh bila kedalam media tersebut ditambahkan vitamin-vitamin, amino

acid dan zat pengatur tumbuh. Media kultur jaringan tanaman tersusun atas

beberapa komponen sebagai berikut: unsur hara makro (N, P, K,Ca, Mg dan S),

unsur mikro (Fe, Mn, Zn, B, Cu dan Co), vitamin, gula, asam amino, zat pengatur

tumbuh, persenyawaan-persenyawaan kompleks alamiah seperti air kelapa,

ekstrak ragi (Yeast extract), juice tomat, ekstrak kentang dan lain sebagainya,

serta bahan pemadat biasanya digunakan agar (Gunawan, 1992).

Media yang digunakan secara luas adalah media MS yang dikembangkan

pada tahun 1962 yang dikenal sebagai media MS (Murashige dan Skoog). MS

sering digunakan karena cocok untuk berbagai jenis tanaman. Berbagai komposisi

dasar ini kadang-kadang dibuat modifikasi, misalnya hanya menggunakan ½ dari

konsentrasi dari garam-garam makro yang digunakan (½ MS) (Karjadi, 2007).

Komponen penyusun media MS dapat dilihat pada Tabel 2.1.

9

Tabel 2.1. Komponen Penyusun Media MS (Murashige and Skoog) (Zulkarnain,

2009).

Stok Komponen Penyusun Konsentrasi

Larutan (mg/L)

Kebutuhan ml/L

media

a. Makro 1. NH4NO3

2. KNO3

3. KH2PO4

4. MgSO4. 7H2O

1650

1900

170

370

20

b. Mikro a. Mikro A

MnSO4.4H2O

H3BO3

ZnSO4.7H2O

b. Mikro B

KI

Na2MoO4.2H2O

CuSO4.5H2O

CoCl2.6H2O

22,3

6,2

8,6

0,83

0,25

0,025

0,025

5

c. Vitamin 1. Glysin

2. Thiamine. HCl

3. Pyridoxin. HCl

4. Nicotine acid

2

0,1

0,5

0,5

5

d. Myo-Inositol 100 10

e. CaCl2.2H2O 440 10

f. NaEDTA 37,3 5

g. FeSO4 27,8 5

h. Sukrosa 30000 30 gr/L

i. Agar 6500 6,5 gr/L

j. pH 5,8 – 6

10

III. MATERI DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Pemuliaan

Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau, pada bulan Juni 2019 sampai Agustus 2019.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan tanam yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah eksplan

steril hasil kultur in vitro tanaman Jati yang sebelumnya menggunakan perlakuan

dan telah dihomogenkan pada media MS selama 1 bulan, media MS, BAP, NAA,

HCl 0,1N, NaOH 0,1N, sukrosa, agar, alkohol 96%, akuades, plastik tahan panas,

kertas label, karet, plastik warp, aluminium foil dan spiritus.

Alat yang digunakan adalah alat-alat kultur jaringan seperti botol-botol

media, LAFC, gelas beker, petridish, autoclave, panci, timbangan analitik, rak

kultur, hot plate dengan magnetik stirer, erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur,

gunting, pinset, lampu bunsen, pH meter, mikropipet, pipet tetes, tisu, kamera

digital, dan alat tulis.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah BAP (Sitokinin),

yang terdiri dari 4 taraf yaitu faktor 1 : B0 : konsentrasi 0 ppm BAP (kontrol), B1 :

konsentrasi 0,5 ppm BAP, B2 : konsentrasi 1 ppm BAP, B3 : konsentrasi 1,5 ppm

BAP. Faktor kedua adalah NAA (Auksin), yang terdiri dari 4 taraf yaitu faktor 2 :

N0 : konsentrasi 0 ppm NAA (kontrol), N1 : konsentrasi 1 ppm NAA, N2 :

konsentrasi 2 ppm NAA, N3 : konsentrasi 3 ppm NAA. Terdapat 16 kombinasi

perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari 10 ulangan, sehingga 160 satuan

percobaan.

11

3.4. Prosedur Pelaksanaan

Alur pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada lampiran penelitian ini

terdiri dari bebereapa tahapan kegiatan, yaitu 1) Sterilisasi alat, 2) Pembuatan

media, 3) Sterilisasi eksplan, 4) Penanaman eksplan, 5) Pemeliharaan, 6)

Parameter pengamatan. Masing-masing tahapan akan diuraikan berikut ini :

3.4.1. Sterilisasi Alat

Peralatan meliputi botol kultur, scalpel, petridish, dan pinset dicuci dengan

menggunakan sabun cuci, dibilas, kemudian dikeringkan. Alat-alat yang sudah

kering dibungkus dengan kertas koran (kecuali botol kultur). Semua alat tersebut

disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121°C dan tekanan 1,5 Psi (kg/cm2)

selama 45 menit.

3.4.2. Pembuatan Media

Media yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah MS cair. Volume

media yang akan dibuat yakni sebanyak 200 ml untuk setiap perlakuan. Langkah-

langkah pembuatan media antara lain MS cair yang telah dilarutkan dengan

aquades, agar 1,3 gram dan gula 6 gram lalu masukkan kedalam gelas beker lalu

tambahkan ZPT sesuai volume yang dibutuhkan, kemudian aduk dengan

menggunakan magnetic stirrer hingga larutan homogen lalu tera pH menjadi 5,8.

Masak larutan hingga mendidih. Tuang larutan media yang telah masak tadi ke

dalam botol kultur yang telah disiapkan sebelumnya. Botol botol yang telah terisi

media ditutup dengan menggunakan plastik dan karet. Sterilisasi media dengan

menggunakan autoclave selama 1 jam 45 menit dengan menggunakan suhu 121°C

kemudian inkubasi media selama minimal 3 hari di dalam ruangan inkubasi.

3.4.3. Penanaman Eksplan

Eksplan yang digunakan adalah eksplan hasil kultur in vitro tanaman Jati

yang sebelumnya menggunakan perlakuan dan telah dihomogenkan pada media

MS selama 1 bulan dari Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. Sebelum

melakukan penanaman diusahakan agar ruangan dalam keadaan bersih dan steril.

Penanaman dilakukan LAFC yang telah di sterilisasi. Penanaman eksplan

dilakukan dengan cara mengambil tanaman dari botol dengan pinset lalu

meletakkannya pada petridish, tanaman siap dipotong dengan menggunakan

scalpel. Bagian mulut botol dipanaskan terlebih dahulu dengan lampu bunsen

12

untuk mencegah terjadinya kontaminasi lalu eksplan ditanam pada media

perlakuan dengan pinset steril.

Untuk menjaga sterilisasi dari alat, maka scalpel dan pinset selalu

dicelupkan ke alkohol 96% lalu dipanaskan sebelum digunakan. Sebelum ditutup,

mulut botol dipanaskan kembali. Setelah itu, botol ditutup dengan plastik tembus

cahaya dan diikat dengan karet dan diberi label sesuai perlakuan dan tanggal

penanamannya.

3.4.4. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan dengan cara menyemprotkan alkohol 96% pada

botol botol kultur setiap hari.

3.4.5. Parameter Pengamatan

a. Waktu Muncul Kalus

Pengamatan dilakukan setiap hari dengan mencatat saat kalus pertama kali

muncul. Munculnya kalus ditandai dengan adanya tonjolan-tonjolan berjejal

berwarna putih kompak pada permukaan eksplan.

b. Waktu Muncul Akar

Pengamatan dilakukan setiap hari dengan mencatat saat akar pertama kali

muncul. Munculnya akar ditandai dengan adanya serabut akar pada media tanam

eksplan.

c. Waktu Muncul Tunas

Pengamatan dilakukan setiap hari dengan mencatat saat tunas pertama kali

muncul. Munculnya tunas ditandai dengan adanya bakal tunas pada eksplan.

d. Jumlah Tunas

Pengamatan dilakukan setiap hari dengan mencatat saat kalus pertama kali

muncul. Munculnya kalus ditandai dengan adanya tonjolan-tonjolan berjejal

berwarna putih kompak pada permukaan eksplan.

e. Jumlah Daun

Ditentukan pada akhir penelitian dengan menghitung jumlah seluruh daun

yang terbentuk pada tanaman.

13

3.5. Analisis data

Data dianalisis dengan Análisis of Variance (ANOVA) dengan rumus atau

persamaan linier sebagai berikut: (Muttmajik dan Sumertajaya, 2006).

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + €ijk

Dimana :

Yijk = Pengamatan faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k

µ = Rataan umum

αi = Pengaruh faktor A taraf ke-i

βj = Pengaruh faktor B taraf ke-j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke-j

€ijk = Pengaruh acak/galat dari faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan

ulangan ke-k.

Tabel 3.1. Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap Faktorial

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat Tengah

(KT) F-hitung

F-

tabel

5%

Perlakuan:

A a-1 JK (A) JK (A)/a-1 KTA/KT

G

B b-1 JK (B) JK (B)/b-1 KTB/KT

G

AxB (a-1)(b-1) JK (AxB) JK (AxB)/(a-1)(b-1) KT(AxB

)/KTG

Galat ab(r-1) JK Galat JK Galat/ab (r-1)

Total (a.b.r)-1

Jika terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05), dilanjutkan dengan Duncan

Multiple Range Test (DMRT) menggunakan program SAS versi 9.0.

22

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian BAP pada media tidak memberikan pengaruh yang signifikan

pada waktu muncul kalus.

2. Perlakuan 2 ppm NAA merupakan perlakuan terbaik terhadap waktu

muncul kalus yaitu 16.15 hari setelah kultur.

3. Terdapat interaksi pada parameter waktu muncul kalus terbaik yaitu pada

konsentrasi 0.5 ppm BAP + 2 ppm NAA yakni 14 hari setelah kultur.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang di

rekomendasikan yaitu menggunakan perlakuan 0.5 ppm BAP + 2 ppm NAA

karena dapat memunculkan kalus dengan cepat yakni 14 hari setelah kultur dan

disarankan untuk mencari media dan konsentrasi BAP dan NAA yang lebih tepat

agar menghasilkan pertumbuhan kalus yang lebih baik.

23

DAFTAR PUSTAKA

Andrayani, S. 2010. Kajian Penggunaan Berbagai Konsentrasi BAP dan 2,4-D

terhadap Induksi Kalus Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) secara In Vitro.

Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Anwar, N. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Nenas terhadap Pembentukan Akar pada

Tunas In Vitro Nenas (Ananas comustusrq L.) cv. Smooth Cayenne di

Media Perakaran. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Basri, E dan I. Wahyudi. 2013. Sifat Dasar Kayu Jati Plus Perhutani dari Berbagai

Umur dan Kaitannya dengan Sifat dan Kualitas Perngeringan. Bogor

Batara. Edy Mulya Siregar. Potensi Budidaya Jati. 2005. Reporsitory Fakultas z,

L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Dapartemen Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar

Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bohjwani, S. S and M. K. Razdan. 1983. Plant Tissue Culture : Theory and

Practice. Elsevier Science. Ney York. 99 p.

Fauzi, R.A. 2010. Induksi Multiplikasi Tunas Ubi Kayu (Mannihot esculenta

Crantz.) Var. Adira 2 secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut

Pertanian Bogor. Bogor

Gunawan, L.W. 1988. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Bogor: Laboratorium

Kultur Jaringan Tumbuhan PAU Bioteknologi IPB.

Gunawan, L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Dapartemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat

Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 300 Hal.

Hariadi, H., Yusnita., M. Riniarti., D. Hapsoro. 2019. Pengaruh Arang Aktif,

Benziladenin, dan Kinetin terhadap Pertumbuhan Tunas Jati Solomon

(Tectona grandis Linn. f) In Vitro. Jurnal Biologi Eksperimen dan

Keanekaragaman Hayati, 5(2): 21-30. Fakultas Pertanian. Universitas

Lampung.

Hanifah, N. 2007. Pengaruh Konsentrasi NAA dan BAP terhadap Pertumbuhan

Eksplan Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) secara in vitro. Skripsi. Fakultas

pertanian UNS. Surakarta

Karjadi, A.K. dan Buchory. 2007. Pengaruh NAA dan BAP terhadap

Pertumbuhan Jaringan Meristem Bawang Putih pada Media B5. Lembang,

Bandung

Kembaren, Br R S. Putriliniar, N.N Maulana, K. Yulianto, R. Ikono, N.T.

Rochman, dan E, Mardliyati. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi Serbuk

Nan Pigmen dari Daun Tanaman Jati (Tectona grandis). Serpong

24

Lina, F.R., E. Ratnasari, dan R. Wahyono. 2013. Pengaruh 6-benzylamino purine

(BAP) dan 6-furfuryl amino purine (Kinetin) pada Media MS terhadap

Pertumbuhan Eksplan Ujung Apikal Tanaman Jati secara In Vitro. J.

Lentera Bio. 2(1): 57–61.

Maharia D dan Setiawan. 2013. Inisiasi Tunas Jabon (Anthocephalus cadamba

(Roxb.) secara In Vitro. Fakultas Pertanian Universitas Tompotika, Luwuk.

Murashige, T. dan F. Skoog. 1962. A Revised Medium for Rapid Growth and Bio

Assay with Tobacco Tissue Culture. Jurnal Department Botany.

University of Wisconsin.Wisconsin. 473-497p.

Nugroho, H. E. 2004. Induksi dan Pertumbuhan Kalus Eksplan Daun Jati

(Tectona grandis) pada Berbagai Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh NAA

dan BAP. Skripsi. Universitas Airlangga Surabaya.

Pierik, R.L.M. 1987. In Vitro Culture of Higher Plant. Martinus Nijhoff Publisher

Boston. 183-230.

Prameswari, M. A., Karno, dan S. Anwar. 2019. Efek BAP dan Konsentrasi

Kinetin untuk induksi kalus Jati secara in vitro. Journal Tropical Crop

Science and Technology. 1(2): 93-107. Fakultas Peternakan dan Pertanian.

Universitas Diponegoro Semarang.

Pudjiono, Sugeng. 2014. Produksi Bibit Jati Unggul (Tectona grandis L.F) dari

klon dan budidayanya. IPB Press. Bogor. 44 Hal.

Purnamaningsih, R dan M. Ashrina. 2011. Pengaruh BAP dan NAA terhadap

Induksi Kalus dan Kandungan Artemisinin dari Artemisia annuaL. Balai

Besar dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik

pertanian. Jurnal Berita Biologi. 10 (4).

Putri, Nuke Isnayanti. 2008. Kajian Berbagai Komposisi Media Serta Kondisi

Gelap Terang Terhadap Induksi Kalus Tanaman Jati Belanda (Guazuma

ulmifolia L). Skripsi. Fakultas Pertanian Universita Sebelas Maret

Rainiyati, Dede Martino, Gusniwati, dan Jasminarni. 2007. Perkembangan Pisang

Raja Nangka (Musa sp.) Secara Kultur Jaringan dari Eksplan Anakan dan

Meristem Bunga. Jurnal Agronomi 11 (1): 35–40.

Rajore, S. dan A. Batra, 2005. Efficien Plant Regeneration via Shoot tip Explant

in Jatropha curcas. J. Plant Biochem Biotech. 14:73-75.

Rosmaina. 2011. Modul-1 Kultur Jaringan Tanaman. Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru. 105 hal.

Rosmaina., Maisupratina., P. Sutejo., Ulfiatun dan Zulfahmi. 2015. Induksi Kalus

Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack.) melalui Eksplan Daun dan Petiol.

Jurnal Agroteknologi.

Samudin, S. 2009. Pengaruh Kombinasi Auksin–Sitokinin terhadap Pertumbuhan

Buah Naga. Media Litbang. Sulawesi Tenggara. 2(1): 62-66.

25

Santoso J., N. Toruan-Mathius., U. Sastraprawira., G. Suryatmana dan D. Saodah.

2004. Perbanyakan Tanaman Kina Cinchona Ledgeriana Moens dan C.

Succirubra Pavon Melalui Penggandaan Tunas Aksiler. Menara

Perkebunan, 72(1): 11-25.

Sudarmonowati, E., R. Hartati., T. Taryana. 2002. Produksi Tunas, Regenerasi

dan Evaluasi Hasil Ubi Kayu (Manihot esculenta) Indonesia Asal Kultur

Jaringan di Lapang. Jurnal Natur, 4(2).

Suhartati. 2009. Pembiakan Kultur Jaringan Pada Jenis Tanaman Kehutanan.

Mitra Hutan tanaman, 3(3): 141-148.

Sukmaja Deden dan Ika Mariska. 2003. Perbanyakan Bibit Jati Melalui Kultur

Jaringan. Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik

Pertanian. Bogor

Wareing, P. F. and I. D. J. Philips. 1970. The Control of Growth and

Differentiation in Plants. Pergamon Press. Ltd. England. 295 p.

Widyawati, G. 2010. Pengaruh Variasi Konsentrasi NAA dan BAP terhadap

Induksi Kalus Jarak Pagar (Jatropha curcas L). Tesis. Universitas Sebelas

Maret. Surakarta.

Yusnita. 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien.

Buku Agromedia Pustaka. Jakarta. 105 hal.

Yuwono T. 2006. Bioteknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

66 hal.

Zulfikar, B., et al. 2009. Effect of Explant Sources and DifferentCocentrations of

Plant, Growth Regulator on in vitro. Shoot Proliferation and Rooting of

Avocado (Persea americana Mill). Jurnal Botani. 41(5)

Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan: Solusi Perbanyakan Tanaman. Jakarta:

Agromedia Pustaka. 247 Hal

26

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil analisis sidik ragam

1. Waktu Muncul Akar

Sk Db Jk Kt Fhit Pr>F

NAA 3 1456.825 485.608 42.99** <.001

BAP 3 4263.725 1421.241 125.82** <.001

NAA*BAP 9 1129.825 125.536 11.11** <.001

Galat 144 1626.600 11.295

Total 159 8476.975

Ket: tn: tidak nyata, *: nyata, **: sangat nyata

2. Waktu Muncul Kalus

Sk Db Jk Kt Fhit Pr>F

NAA 3 606.968 202.322 8.21** <.001

BAP 3 12440.268 4146.756 168.32** <.001

NAA*BAP 9 3218.006 347.556 14.11** <.001

Galat 144 3547.700 347.556

Total 159 19722.943

Ket: tn: tidak nyata, *: nyata, **: sangat nyata

3. Waktu Muncul Tunas

Sk Db Jk Kt Fhit Pr>F

NAA 3 79.568 26.522 2.58* 0.05

BAP 3 19.818 6.606 0.64tn 0.58

NAA*BAP 9 173.606 19.289 1.87tn 0.06

Galat 144 1481.700 10.289

Total 159 1754.693

Ket: tn: tidak nyata, *: nyata, **: sangat nyata

4. Jumlah Tunas

Sk Db Jk Kt Fhit Pr>F

NAA 3 12.868 4.289 5.09** 0.0022

BAP 3 11.318 3.772 4.48** 0.004

NAA*BAP 9 16.706 1.856 2.20* 0.02

Galat 144 121.300 0.842

Total 159 162.193

Ket: tn: tidak nyata, *: nyata, **: sangat nyata

27

5. Jumlah Total Daun

Sk Db Jk Kt Fhit Pr>F

NAA 3 17.475 5.825 0.91tn 0.90

BAP 3 981.875 327.291 10.82** <.001

NAA*BAP 9 3190.025 354.447 11.72** <.001

Galat 144 4356.400 30.252

Total 159 8545.775

Ket: tn: tidak nyata, *: nyata, **: sangat nyata

28

Lampiran 2. Tabel perlakuan

Kombinasi perlakual dapat dilihat pada Tabel 3.1. maka didapatkan 16

kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari 10 ulangan, sehingga

didapat 160 unit percobaan.

Kombinasi perlakuan berbagai taraf konsentrasi BAP dan NAA

BAP (B) NAA (N)

N0 N1 N2 N3

B0 B0N0 B0N1 B0N2 B0N3

B1 B1N0 B1N1 B1N2 B1N3

B2 B2N0 B2N1 B2N2 B2N3

B3 B3N0 B3N1 B3N2 B3N3

29

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

1. Perendaman Botol 2. Alat dan Bahan Pembuatan Media

3. Media MS (murahige and skoog) 4. Penimbang agar-agar (6,5 gr)

5. Penimbang gula pasir (30 gr) 6. Penambahan akuades

30

7. Pengukuran pH meter 8. Proses homogenisasi media

9. Pemanasan media tanam 10. Inkubasi media

11. Persiapan alat tanam 12. Proses menanam

31

Lampiran 4

Alur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Sterilisasi Peralatan dan Botol

Pembuatan Media Tanam

Inkubasi Media

Persiapan tempat penanaman

(LAFC)

Penanaman

Pemeliharaan Eksplan Pegamatan

1. Waktu Muncul Kalus

2. Waktu Muncul Akar

3. Waktu Muncul Tunas

4. Jumlah Tunas

5. Jumlah Daun